Sikap Dan Perasaan ELITIS Anggota KULTUS

Sikap Elite Saksi Yehuwa
SETIAP ANGGOTA kultus berkedok agama Kristen merasa dirinya sebagai kelompok yang spesial atau elite yaitu sebagai umat pilihan Allah, merasa memiliki pengetahuan atau kemampuan lebih atau superior dibandingkan dengan orang-orang di luar grupnya. Demikian juga dengan Saksi-Saksi Yehuwa sebagai anggota dari grup kultus organisasi Menara Pengawal. Mitos yang sedemikian rupa dibangun dalam publikasi-publikasi Menara Pengawal dan diinternalisasikan di dalam hati dan pikiran para Saksi Yehuwa. Kita perhatikan komentar seorang apologet Saksi Yehuwa bernama Firman Yehuwah sebagai bukti bahwa kelompoknya, seperti juga nabi Yehezkiel yang diutus, secara khusus dipilih dan ditugaskan oleh Allah Yehuwa untuk mengingatkan Firman Allah kepada publik. Demikian juga dalam artikel Hamba Setia dan Badan Pimpinan  telah dijelaskan bahwa pada tahun 1918/1919 grup ini telah dipilih secara ilahi karena “katanya” organisasi ini setia memberikan makanan rohani pada waktunya. Padahal klaim ini hanyalah sebuah dusta yang diyakini oleh para Saksi Yehuwa. Silahkan baca artikel Membedakan Agama Kristen Palsu Dengan Sejati untuk membuktikan bualan sebuah grup kultus.
Saksi-Saksi Yehuwa yang diurapi ditugaskan Yehuwa mengingatkan firman Allah kepada publik. Seperti Yehezkiel ditugaskan Yehuwa ; ”Baik mereka mendengarkan atau tidak—sebab mereka adalah kaum pemberontak—mereka akan mengetahui bahwa seorang nabi ada di tengah-tengah mereka.” (Yehezkiel 2:5) (bold dari saya, di sini)
Ya, tidak dapat dipungkiri bahwa para Saksi Yehuwa merasakan dirinya sangat spesial; sebagai umat pilihan Allah dan pengikut Kristus yang sejati.  Kita dengar kesaksian seorang mantan Saksi, Mas Handoko berikut ini; bagaimana dirinya merasa spesial waktu menjadi seorang Saksi:
AKU DULU MERASA ORANG YANG SPECIAL karena MERASA MENJADI PENGIKUT dan MURID YESUS YANG SEJATI dan HAL INI LAH YANG SELALU DITANAMKAN KEDALAM JIWA PARA ANGGOTA SSY... TAPI BILA SEKARANG MENGINGAT MASA LALU SEPERTI ITU MERASA MENYESAL dan BERSALAH...AMIT~AMIT JABANG BAYI,, TIDAK AKAN MUNGKIN MENGULANGI KESALAHAN ITU. (di sini)
Dan tentunya bagi orang-orang di luar grup Saksi Yehuwa, dinilai sebagai orang lemah, hidup dalam dosa, dibodohi pendeta, bodoh, tidak memahami kebenaran Alkitab, di bawah kuasa iblis, percaya takhyul dan hal-hal  negatif lainnya.

Sekarang perhatikan kutipan Steve Hassan, seorang pakar kultus berikut ini tentang sikap dan perasaan elitis anggota kultus.
Para anggota dibuat merasa menjadi bagian dari korps elite bagi umat manusia. Perasaan menjadi spesial ini, atau berpartisipasi dalam tindakan yang paling penting dalam sejarah manusia dalam sebuah barisan depan orang yang percaya, adalah lem emosional yang kuat untuk membuat seseorang berkorban dan bekerja keras.

Sebagai bagian dari sebuah komunitas, mereka merasa dipilih (oleh Allah, sejarah, atau sesuatu kekuatan supernatural) untuk memimpin manusia keluar dari kegelapan menuju kepada dunia pencerahan yang baru. Anggota kultus memiliki perasaan yang besar tidak hanya terhadap misinya tetapi juga tempat yang spesial dalam sejarah – mereka akan diakui untuk kebesarannya untuk generasi mendatang.

Ironisnya, para anggota kultus memandang rendah siapapun yang terlibat dengan grup kultus lainnya. Mereka sangat cepat menyatakan bahwa  “Orang-orang itu berada dalam sebuah kultus” atau “Merekalah yang dicuci otaknya”. Mereka tidak mampu keluar dari situasi mereka sendiri dan melihat diri mereka sendiri secara objektif.

Bagaimanapun juga, perasaan elitisme dan telah ditakdirkan, membawa sebuah tanggung jawab yang berat. Para anggota diberitahu bahwa jika mereka tidak sepenuhnya melaksanakan tugasnya, mereka menggagalkan seluruh umat manusia.

Para anggota biasa rendah hati di hadapan atasan dan calon potensial anggota namun arogan kepada pihak luar . . .

Meskipun demikian, mereka menganggap diri mereka lebih baik, lebih berpengetahuan, dan lebih kuat dari siapa pun juga di dunia. Akibatnya, anggota kultus sering merasa lebih bertanggung jawab daripada yang pernah mereka rasakan dalam hidupnya. Mereka berjalan merasa seolah-olah dunia berada di atas pundak mereka. . . .

Members are made to feel part of an elite corps of mankind. This feeling of being spesial, or participating in the most important acts in human history with a vanguard of committed believers, is strong emotional glue to keep people sacrificing and working hard.

As a community, they feel they have been chosen (by God, history, or some other supernatural force) to lead mankind out of darkness into a new age of enlightenment. Cults members have a great sense not only of mission but of their special place in history – they will be recognized for their greatness for generation to come.

Ironically, members of cults look down on anyone involved in any other cult groups. They are very quicky to acknowledge that “Those people are in a cult” or “They are the one who are brainwashed.” They are unable to step out of their own situations and look at themselves objectively.

The feeling of elitism and destiny, however, carries a heavy burden of responsibility. Members told that if they do not fully perform their duties, they are failing all of mankind.

The rank-and-file member is humble before superiors and potential recruits but arrogant to outsiders. . . .

Nevertheless, they consider themselves better, more knowledgeable, and more powerful than anyone else in the world. As a result, cult members often feel more responsible than they have ever felt in their lives. They walk around feeling as though the world sits on their shoulders. Cults members don’t know what outsider mean when they say you shouldn’t try to escape reality and responsibility by joing a cult. (Combatting Mind Control, hlm. 80, Steve Hassan)
Ya, sebagai bagian dari muslihat dan taktik pemimpin kultus menjadikan anggotanya merasa bagian dari sebuah grup elite yang akan menyelamatkan dunia, merubah sejarah, diselamatkan oleh Allah dari hukuman dan lain-lain misi atau tujuan. Memiliki satu misi dan tujuanlah yang mengikat-erat para anggota kultus bersama dalam sebuah grup sehingga dengan demikian mereka rela bekerja keras dan berkorban diri untuk menyelesaikan misi dan tujuan yang dicanangkan pemimpinnya secara konsisten dan terus-menerus. Misalnya ketika organisasi Saksi Yehuwa menubuatkan kiamat akan terjadi tahun 1975 setiap Saksi Yehuwa rela bekerja keras dengan mengorbankan diri seperti menjual rumah dan berhenti kuliah/sekolah untuk merekrut anggota baru dengan mengabar injil palsunya dari rumah ke rumah agar orang selamat melalui armagedon. Silahkan baca artikel Ajaran Saksi Yehuwa: Pengaruh Dan Akibatnya 197 untuk contohnya. Sebenarnya jika seseorang memang membaktikan segenap hidupnya untuk menyembah Allah yang sejati tidaklah keliru. Tetapi masalahnya para Saksi Yehuwa membaktikan hidupnya dan menyembah kepada sebuah organisasi yang mengklaim dirinya mewakili Allah. Silahkan klik Apakah Saksi Yehuwa Percaya Yesus, Allah dan Alkitab?.

Perasaan elite ini menjadikan para anggota kultus memiliki perasaan lebih penting atau superior dibandingkan dengan orang-orang di luar grupnya sehingga mereka patuh dan rendah hati kepada pemimpinnya tetapi sombong rohani terhadap orang luar. Silahkan klik Organisasi Menara Pengawal: Membual, Sombong dan Munafik yang menguraikan sikap organisasi ini menilai dirinya sendiri. Sekarang perhatikan pernyataan mantan Saksi Yehuwa, Mas Handoko mengatakan bahwa Saksi Yehuwa menganggap organisasinya ditunjuk langsung oleh Allah sehingga sombong dan seorang apologet Saksi Yehuwa bernama Kerup Serafim memandang rendah orang Kristen (susunan Kristen disingkat sunkris) yang dinilainya tidak banyak yang mengerti Alkitab.
ORGANISASI SSY MENGANGGAP DIRI NYA LAH ORGANISASI YG DITUNJUK LANGSUNG OLEH ALLAH MAKA SOMBONG NYA BILA TIDAK BERGABUNG MENJADI ANGGOTA SSY MAKA AKAN BINASA (Mas Handoko, di sini)

DARI RIBUAN ORANG PENGIKUT SUNKRIS,PALING YG NGERTI ALKITAB CUMA SATU DUA ORANG,................................ITU SUDAH TEPAT DAN COCOK BAGI SETAN SI IBLIS,SEBAB SETAN AKAN SULIT MENGENDALIKAN PENGIKUTNYA KALAU SEMUA NGERTI ALKITAB. NAH KARENA NGGAK MENGERTI ALKITAB ,AKIBATNYA TIDAK MENGETAHUI TANDA2 JAMAN,.......YG AKHIRNYA MUSNA (Kerup Serafim, di sini)
Semangat elitisme dicampur dengan pola pikir ekstrem hitam putih yang diinternalisasikan ke dalam hati dan pikiran para anggota kultus menciptakan suatu beban tanggung jawab yang besar di pundak mereka karena mereka merasa bertanggung jawab untuk menyelamatkan umat manusia atau dunia. Pada akhirnya, perasaan tanggung jawab ini dimanipulasi oleh pemimpin kultus lebih jauh dengan cara membuat anggotanya berdosa atau rasa bersalah jika mereka tidak menjalankan atau menyelesaikan misi dan tujuannya dengan baik. Kembali kita lihat kesaksian Mas Handoko yang menganggap agama lain sesat sehingga ia terbeban untuk menyelamatkannya untuk masuk ke dalam dunia baru.
DALAM BENAK HATI KU MENGANGGAP ORANG YG BERAGAMA LAIN ITU ORANG YG TIDAK BENAR / SESAT MAKA DENGAN BEGITU DALAM BENAK AKU HANYA TERPIKIRKAN BAGAIMANA CARA NYA KITA MENYELAMATKAN MEREKA YG BERAGAMA LAIN AGAR SELAMAT MEMASUKI DUNIA BARU / BUMI FIRDAUS DG CARA MENJADI MEREKA ANGGOTA SSY. (di sini)
Artikel berikutnya akan membahas tentang contoh bagaimana organisasi Saksi Yehuwa menanamkan semangat elitis seolah-olah agama Kristen Saksi Yehuwa adalah sejati dan benar. Klik di Pemahaman Elitisme: Agama Dan Kristen Sejati

Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan berbaju domba, tetapi di dalamnya, mereka adalah serigala-serigala yang rakus. (Mat. 7:15, NW)
Artikel Terkait:
1. Ajaran Saksi Yehuwa: Bidat Atau Sejati?
2. Apakah Tujuan Saksi Yehuwa Menginjil Dari Rumah Ke Rumah
3. Bukti Klaim PALSU Saksi Yehuwa: Pemilihan Ilahi
4. Nabi Palsu Berseru: Kiamat! Kiamat!! Kiamat!!!

.