MEMBEDAKAN AGAMA KRISTEN PALSU DENGAN SEJATI? Bagaimana

SAKSI YEHUWA AGAMA PALSU
Apakah Menara Pengawal Agama Sejati Atau Suatu Kultus?
SAKSI-SAKSI YEHUWA selalu mengklaim memiliki agama yang sejati. Bahkan dalam salah satu artikel Menara Pengawal dengan begitu sombongnya membual:  
Hanya ada satu organisasi agama di bumi ini yang memiliki semua tanda kekristenan sejati ini—Saksi-Saksi Yehuwa! (Menara Pengawal, 15/1/1997, hlm. 22)

Tentunya, kesombongan ini bukanlah satu-satunya bualan Menara Pengawal. Dalam artikel Saksi Yehuwa: Membual, Sombong Dan Munafik saya telah bahas dengan detail sikap sombong dan kemunafikan Menara Pengawal lainnya.

Untuk artikel kali ini, saya ingin membahas satu aspek dari Menara Pengawal yaitu apakah benar klaim Menara Pengawal bahwa agama Saksi-Saksi Yehuwa sungguh-sungguh agama yang sejati. Bagaimana kita mengujinya? Sederhana, saya ingin mengalihkan perhatian pembaca kepada artikel bersambung Menara Pengawal dengan judulnya ”Apakah Agama Apa pun Cukup Baik?” Artikel ini membahas bagaimana sih caranya agar kita dapat memilih agama yang benar. Kita lihat kutipan berikut di bawah ini:
Apa yang akan membimbing kita dalam memilih agama yang benar? Encyclopedia Universalis terbukti tepat dalam hal menyorot pentingnya kebenaran. Suatu agama yang mengajarkan dusta tidak dapat dikatakan benar. Nabi terbesar yang pernah hidup di bumi menyatakan, ”Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus meyembahnya dalam roh dan kebenaran.”—Yohanes 4:24.

Nabi tersebut adalah Kristus Yesus, dan ia juga mengumumkan, ”Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. . . . Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.” (Matius 7:15-17) Dengan melihat buah-buah yang tidak baik dari agama-agama ”besar” dunia, dan bahkan berbagai sekte dan aliran yang bermunculan, banyak orang berhati tulus mulai memandang mereka sebagai ’pohon yang busuk’, yang tidak cukup baik. Akan tetapi, bagaimana mereka dapat menemukan agama yang sejati? (Menara Pengawal, 1/12/91 hlm. 7)
Sebetulnya, jika Anda perhatikan seluruh artikel itu dibuat untuk mencela denominasi-denominasi Kristen yang dituding secara sepihak tidak menghasilkan buah-buah yang baik karena ’pohonnya busuk’. Dan tentunya dikontraskan dengan Menara Pengawal yang ’katanya’ memiliki ’pohon yang baik’.

Namun demikian, apakah benar agama Saksi-Saksi Yehuwa merupakan agama yang sejati seperti yang diklaimnya? Atau sebenarnya suatu agama kultus dan apakah cirinya? Steve Hassan — seorang pakar kultus — menulis tentang ciri-ciri grup kultus destruktif, salah satunya yaitu:
Sebuah grup tidak dapat dipertimbangkan sebuah “kultus” hanya karena keyakinannya yang tidak ortodoks atau praktek-prakteknya. Sebaliknya, destruktif kultus dicirikan dengan penggunaan penipuan . . .

A group should not be considered a “cult” merely because of its unorthodox beliefs or practices. Instead, destructive cults are distinguished by their use of deception . . .
[1]
Ya, benar. Hanya organisasi kultus menggunakan penipuan dan dusta untuk membuktikan dan mendukung doktrinnya sebagai sebuah kebenaran. Seperti yang dikatakan Menara Pengawal ”Suatu agama yang mengajarkan dusta tidak dapat dikatakan benar”.  Saya sependapat dalam hal ini. Mungkinkah agama yang benar dan sejati berdusta kepada pembacanya? Pasti, tidak. Tentunya, seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dari ”buahnyalah kamu akan mengenal mereka. . . . Setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik”. Jadi pohon apakah Menara Pengawal ini? Marilah kita uji bersama di bawah ini.

Berulang kali saya nyatakan bahwa untuk memahami teologi Saksi-Saksi Yehuwa, kita wajib memahami peranan dari ”kaum terurap” yaitu sekelompok orang yang berjumlah 144.000 orang yang berhak menafsirkan Alkitab bagi seluruh rumah tangga iman Saksi-Saksi Yehuwa dan perlakuan terhadapnya menentukan keselamatan kekal setiap Saksi Yehuwa. Di dalam artikel Hamba Setia Dan Badan Pimpinan telah dibahas bagaimana Yesus Kristus menginspeksi Menara Pengawal pada tahun 1918 dan terbukti sekelompok kaum terurap dengan setia memberikan makan kepada hamba-hambanya tepat pada waktunya. Dan pada tahun 1919, Yesus sendiri telah memilih hamba yang setia dan bijaksana (Menara Pengawal sebagai organisasi Allah) untuk mengurus segala kepentingan-Nya di bumi. Tentunya kita bertanya-tanya, apa sih kriteria pemilihan itu? Berikut klaim sepihak Menara Pengawal:
Jadi, ketika datang untuk memeriksa hamba-hambanya pada tahun 1918, siapakah yang didapati sang Majikan, Yesus Kristus, sedang memberikan kepada semua hambanya ’makanan mereka pada waktunya’? Nah, pada waktu itu, siapakah yang telah memberikan kepada para pencari kebenaran yang tulus pengertian yang benar mengenai korban tebusan, nama ilahi, kehadiran Kristus yang tidak kelihatan, dan pentingnya tahun 1914? . . . ? Fakta menunjukkan bahwa yang melakukan semua itu adalah kelompok orang Kristiani terurap yang bergabung dengan para penerbit majalah Zion’s Watch Tower and Herald of Christ’s Presence (Menara Pengawal Sion dan Pemberita Kehadiran Kristus), yang sekarang disebut The Watchtower Announcing Jehovah’s Kingdom (Menara Pengawal Mengumumkan Kerajaan Yehuwa). (Menara Pengawal, 15/3/1990, hlm. 13)
Jadi menurut Menara Pengawal ada 4 hal (kriteria lainnya tidak akan dibahas [2]) yang membuat Tuhan Yesus memilihnya pada tahun 1919 yaitu didapatkannya ”hamba-hamba” yaitu kelompok orang Kristiani terurap yang memiliki pengertian yang benar:
  • Korban Tebusan
  • Nama Ilahi
  • Kehadiran Kristus yang tidak kelihatan
  • Pentingnya tahun 1914
Benarkah ketika Kristus menginspeksi saat itu Menara Pengawal memiliki pengertian yang benar akan keempat hal tersebut? Saya akan mengujinya berdasarkan perspektif sejarah Menara Pengawal yang diungkapkan oleh Menara Pengawal sendiri.

Sebelum membahas detailnya, yang pertama perlu saya tekankan adalah sebenarnya tidak ada ”hamba-hamba” — baik istilah kaum terurap atau badan pimpinan pada masa itu — yang diinspeksi oleh Tuhan Yesus pada tahun 1918 karena Charles Russell yang merupakan ”satu-satunya hamba yang setia dan bijaksana” telah meninggal pada tahun 1916. Dan Peneguhannya kembali hamba yang setia baru diteguhkan pada tahun 1927 oleh Rutherford. (Lihat bahasan detailnya di Bukti Klaim Palsu Saksi Yehuwa). Klaim adanya hamba-hamba (baik kaum terurap ataupun badan pimpinan) merupakan bualan dan dusta Menara Pengawal karena pembagian kaum terurap sebagai ”kawanan kecil” dan ”kawanan besar” baru terjadi secara resmi pada tahun 1935 (lihat bahasannya di Rutherford Dan Saksi Yehuwa)

Klaim Pertama: Korban Tebusan

Jika kita hanya memahami secara hurufiah arti kata ”korban tebusan” maka pada masa Russell dulu dan kini pun menggunakan istilah yang sama yaitu ”korban tebusan”. Tetapi apakah pengertian manfaat ”korban tebusan” tahun 1918 sama dengan masa kini? Jawabannya adalah tidak!

Pertama, Russell mengajarkan bahwa manfaat korban Kristus sebagai ”tebusan bagi semua” dalam 1 Timotius 2:5 akan diterapkan untuk seluruh umat manusia, termasuk Adam dan Hawa. Bahkan pengertian ini masih diyakini di dalam The Watch Tower of October 1, 1918 (Reprints, page 6337)[3] yang menyatakan bahwa Adam dan semua keturunannya akan dibenarkan dari hukuman karena ketidak-taatan Adam :
As in the one man Jesus Christ both Adam and all his children will be justified from the original condemnation, that which came upon the human race because of Adam’s disobedience
Bahkan pengertian ini masih diyakini kebenarannya di dalam buku ”Reconciliation” yang diterbitkan 1928 hlm. 323-329. Tetapi sungguh ironisnya, pemahaman ini tidak lagi dianggap sebagai sebuah ”kebenaran” karena dirubah yaitu Adam dan Hawa tidak mendapatkan manfaat dari korban tebusan tersebut
Akan tetapi, baik Adam maupun Hawa, tidak mendapat manfaat dari tebusan ini. Taurat Musa memuat prinsip ini, ”Janganlah kamu menerima uang tebusan karena nyawa seorang pembunuh yang kesalahannya setimpal dengan hukuman mati.” (Bilangan 35:31) Adam tidak tertipu, maka ia melakukan dosa dengan sukarela, dengan sengaja. (1 Timotius 2:14) Ini sebenarnya sama dengan membunuh keturunannya, karena mereka sekarang mewarisi ketidaksempurnaannya, dengan demikian harus menanggung hukuman mati. Jelaslah, Adam patut mati, karena sebagai manusia yang sempurna, ia dengan sukarela memilih untuk tidak menaati hukum Allah. (Menara Pengawal, 15/2/1991, hlm. 13)
Kedua, pemahaman Russell akan manfaat ”korban tebusan” Kristus sebagai satu-satunya ”pengantara” diyakini benar-benar untuk semua manusia ”tanpa ada pengantara manusia” manapun. Tetapi dengan diperkenalkannya konsep 2 golongan pada tahun 1930-an yaitu ”kawanan kecil” (kaum terurap) [akan memerintah bersama Kristus di surga] dan sisa dari Saksi-Saksi Yehuwa sebagai ”kawanan besar” [dijanjikan hidup di bumi firdaus] merubah total konsep Kristus sebagai satu-satunya ”pengantara” antara manusia dan Allah.

Setiap Saksi Yehuwa sebagai ”kawanan besar” diajarkan bahwa ”Kristus bukanlah pengantara” mereka. Kristus hanya menjadi perantara bagi kaum terurap saja. Konsep ini membiarkan setiap Saksi Yehuwa tanpa pengantara, kecuali berharap kepada ”kaum terurap”.
Bangsa Israel purba berada dalam hubungan perjanjian dengan Allah Yehuwa melalui Musa sebagai perantara, demikian pula bangsa Israel rohani, ”Israel Allah”, mempunyai hubungan perjanjian melalui seorang perantara. (Galatia 6:16) Seperti ditulis rasul Paulus kepada rekan-rekan sekerja Kristennya: ”Allah itu Esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.” (1 Timotius 2:5) Apakah Musa perantara dari Allah Yehuwa dengan umat manusia pada umumnya? Tidak, ia adalah perantara dari Allah Abraham, Ishak dan Yakub dengan bangsa keturunan jasmani mereka. Demikian pula, Musa Yang Lebih Besar, Yesus Kristus, bukan Perantara dari Allah Yehuwa dengan seluruh umat manusia. Ia adalah Perantara dari Bapa surgawinya, Allah Yehuwa, dengan bangsa Israel rohani, yang terbatas pada 144.000 anggota saja. Bangsa rohani ini seperti suatu kawanan kecil dari orang-orang yang bersifat domba milik Yehuwa.—Roma 9:6; Penyingkapan 7:4. (Keamanan Seluas Dunia di Bawah ”Raja Damai”, hlm. 10-11)

Jadi, jelas, perjanjian baru bukan penyelenggaraan yang terbuka untuk seluruh umat manusia. Ini adalah persediaan hukum yang diselenggarakan dengan saksama yang melibatkan Allah dan orang Kristen terurap. . . . Setelah itu orang-orang Kristen terurap dalam Kerajaan itu akan bekerja bersama Yesus dari surga untuk memberi berkat bagi ”semua bangsa di bumi.” . . . (Menara Pengawal, 15/8/1989 hlm. 30-31)
Dengan pemahaman yang demikian maka tidak aneh jika keselamatan kekal Saksi-Saksi Yehuwa bergantung kepada kaum terurap, bukan? Padahal Alkitab memperingatkan tentang upaya mencari keselamatan pada manusia, ”Janganlah percaya kepada para bangsawan, ataupun kepada putra manusia, yang padanya tidak ada keselamatan.” (Maz. 146:3).

Jadi dari uraian di atas jelas bahwa ”pengertian yang benar” akan korban tebusan saat inspeksi dan pemilihan oleh Yesus Kristus bukanlah merupakan ”pengertian yang benar” karena dirubah kemudian. 

Klaim Kedua: Nama Ilahi

Sebetulnya nama asli Allah (tetragrammaton dari bahasa Yunani ”τετραγράμματον”, berarti ”empat huruf”) bukanlah hal yang aneh bagi orang Kristen yang belajar doktrin dari buku-buku yaitu YHWH (Yahweh atau Jehovah [Yehuwa]). Saya pribadi mengetahuinya jauh sebelum berjumpa dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Demikian juga Charles Russell dalam beberapa tulisannya mengungkapkan nama Allah adalah Jehovah (Yehuwa) tetapi satu hal perlu diingat, yaitu Russell sama sekali tidak menyadari pentingnya nama ilahi itu seperti pada masa Rutherford. Lalu kapankah, Siswa-Siswa Alkitab menyadari pentingnya nama itu? Berikut kutipannya:
”’Kamulah saksi-saksiKu,’ demikianlah firman [Yehuwa], ’dan Akulah Allah.’” (Yes. 43:12) Mulai tahun 1920-an, Siswa-Siswa Alkitab semakin menyadari betapa pentingnya kata-kata nabi Yesaya ini. Melalui halaman-halaman The Watch Tower, berulang kali perhatian ditarik kepada tanggung jawab kita untuk memberi kesaksian akan nama Yehuwa dan Kerajaan-Nya. Namun, suatu tonggak bersejarah, dicapai pada kebaktian yang diadakan di Columbus, Ohio, pada tahun 1931. (Saksi-Saksi Yehuwa, Pemberita Kerajaan Allah, hlm. 79)
Jadi jelas, kutipan itu menyatakan ”mulai tahun 1920-an”, Siswa-Siswa Alkitab semakin menyadari betapa pentingnya nama ilahi, bukan pada tahun 1918 saat inspeksi ataupun 1919 saat pemilihan. Pemahaman tahun 1918 tentang nama ilahi tidak lebih baik dari pemahaman orang Kristen. Dan pemahaman nama ilahi itu mencapai puncaknya pada tahun 1931 di Columbus, Ohio, di mana Rutherford mengganti nama Siswa-Siswa Alkitab menjadi Saksi-Saksi Yehuwa. 

Klaim Ketiga: Kehadiran Kristus yang tidak kelihatan

Jika Anda bertanya kepada Saksi Yehuwa; kapankah tahun kehadiran Kristus yang tidak kelihatan? Maka jawabannya adalah 1914. Tetapi sungguhkah tahun 1914 merupakan kepercayaan Siswa-Siswa Alkitab waktu itu? Maaf, tidak! Keyakinan Russell akan kedatangan Kristus pada tahun 1874, sedangkan tahun 1914 merupakan prediksi kiamatnya. Lihat buku Pemberita Kerajaan Allah hlm. 133 mencatat:
Russell juga mulai yakin bahwa kehadiran Kristus yang tidak kelihatan telah dimulai pada tahun 1874
Tentunya pandangan kehadiran Kristus 1874 pada akhirnya dianggap keliru sehingga perlu direvisi. Lalu kapan pemahaman kehadiran Kristus pada tahun 1914 secara pasti dan resmi diumumkan? Buku yang sama mengatakan:
Pengertian yang lebih jelas tentang kronologi Alkitab diterbitkan pada tahun 1943, dalam buku ”The Truth Shall Make You Free”, (ibid, hlm. 133)
Jadi jelas bahwa perubahan tahun ”kehadiran” Kristus ditetapkan secara resmi dan jelas jauh sebelum tahun 1918/1919. Jika Menara Pengawal mengatakan ada ”sekelompok orang Kristiani terurap” memiliki pengertian yang benar tentang ”kehadiran Kristus yang tidak kelihatan” merupakan dusta besar kepada pembacanya karena pemahaman waktu itu adalah tahun 1874, bukan 1914. Perubahan tahun membuktikan bahwa pemahaman pada tahun 1918/1919 bukanlah pengertian yang benar, melainkan keliru karena pada akhirnya diganti. Jika memang pemahaman tahun 1874 sudah dianggap benar, mengapa harus diganti menjadi  tahun 1914? Karena dianggap salah maka diganti, bukan? Lalu jika salah, logika sehatnya adalah bagaimana mungkin Kristus tetap memilih jika Menara Pengawal memiliki pengertian yang salah waktu itu?

Jawabannya logisnya adalah pemilihan ilahi itu sebenarnya bualan dan dusta Menara Pengawal karena tidak mungkin Kristus menginspeksi dan memilihnya pada tahun 1919 jika pengertian waktu itu ternyata terbukti keliru. 

Hal lainnya adalah bagaimana mungkin Kristus tetap memilih jika pada tahun 1914 terbukti Russell telah bernubuat palsu atas nama Allah akan hari kiamat? Apakah Kristus tidak mengetahui nubuatan kiamat Russell?

Klaim Keempat: Pentingnya tahun 1914

Bagaimana dengan klaim terakhir yaitu pentingnya tahun 1914? Apakah keyakinan Siswa-Siswa Alkitab waktu itu? Tidak seperti keyakinan Saksi-Saksi Yehuwa masa kini, yaitu tahun 1914 merupakan kehadiran Kristus yang kedua secara tidak kelihatan dan Kristus memerintah sebagai raja. Tidak. Waktu itu keyakinan Russell adalah tahun kiamat. Menara Pengawal telah berdusta besar kepada para pengikutnya — Saksi-Saksi Yehuwa yang tidak mengetahui sejarahnya dengan baik — seolah-olah keyakinan akan tahun 1914 masa kini sama dengan keyakinan di tahun saat Tuhan Yesus menginspeksi dan memilih kaum terurap. 

Kesimpulan

Jadi apakah yang dapat kita simpulkan untuk artikel ini, apakah masuk akal sehat Tuhan Yesus meluluskan Menara Pengawal menjadi ”hamba yang setia dan bijaksana” jika kita kaji berdasarkan sejarah dan doktrin Menara Pengawal waktu itu (tahun 1918/1919 sebagai tahun inspeksi dan pemilihan) yang ”diklaim” memiliki pengertian yang benar padahal beberapa tahun kemudian yang ”katanya” pengertian yang benar itu akhirnya dirubah? Dirubah tentunya karena dinilai salah, bukan? Dengan demikian, sebenarnya tahun 1818/1919 saat Kristus menginspeksi dan memilih, Menara Pengawal memiliki ”pengertian yang salah, bukan yang benar”. Mungkinkah Kristus memilih Menara Pengawal? Silahkan pembaca menilai sendiri.

Menara Pengawal sendiri mengatakan ”suatu agama yang mengajarkan dusta tidak dapat dikatakan benar”, jika demikian, organisasi apakah Lembaga Menara Pengawal ini? Apakah Saksi Yehuwa pemberita agama sejati ataukah palsu? Silahkan pembaca menilainya juga.

Sehubungan dengan kehadiran Kristus tahun 1874 yang dirubah menjadi 1914 sesungguhnya seperti peringatan Tuhan Yesus berkenaan dengan peristiwa-peristiwa penting yang akan terjadi pada akhir zaman sebelum Kedatangan Kristus yang kedua kali yaitu akan bangkit Kristus-Kristus palsu yang akan menyamar sebagai Mesias,  Matius 24:23-26:
”Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu. Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya”.
Ya, tidak terbantahkan sebenarnya Russell adalah nabi palsu yang berseru kepada orang-orang: ”Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana” seperti yang diperingati oleh Kristus sendiri karena Russell meyakini kehadiran Kristus pada tahun 1874 dan ini dipandang keliru oleh organisasinya sendiri sehingga dirubah menjadi 1914. Perubahan ini membuat Russell seorang nabi palsu, tidak saja berdasarkan Alkitab tetapi juga berdasarkan pemahaman Menara Pengawal sendiri. Lalu apakah hasilnya dari pengikut nabi palsu? Apakah mungkin nabi palsu dapat menghasilkan doktrin yang berdasarkan Alkitab? Di manakah nasib pengikut-pengikut nabi palsu akan berakhir? 

Dan sebenarnya Rutherford sebagai pendiri Saksi-Saksi Yehuwa juga adalah seorang nabi palsu karena pada tahun 1918 mulai menceramahkan tentang ide ”Dunia Telah Berakhir—Jutaan Orang yang Sekarang Hidup Mungkin Tidak Pernah Mati” di Los Angeles, California, yaitu nubuatan kebangkitan nabi-nabi Perjanjian Lama pada tahun 1925. Untuk bahasan detailnya klik Prediksi Palsu Rutherford: Jutaan Orang Tidak Akan Pernah Mati.

Jadi jelas bahwa inspeksi dan pemilihan 1918/1919 sangat tidak mungkin terjadi karena pemimpin tertinggi Menara Pengawal sedang mempromosikan nubuatan palsunya pada saat yang sama terjadinya inspeksi dan pemilihan. Jika demikian, apa yang sebenarnya terjadi? Sekali lagi Menara Pengawal telah berdusta kepada pengikutnya tentang inspeksi dan pemilihan itu karena memang tidak pernah terjadi. Ya, hanya sebuah bualan kosong belaka. Bualan sebuah organisasi kultus berkedok agama Kristen. Jika demikian, pohon yang bagaimanakah Menara Pengawal itu?

Bagaimana pendapat Saudara?

Artikel terkait:
1. Apakah Saksi Yehuwa Nabi Sejati Atau Palsu?
2. Saksi Yehuwa: Suatu Kultus Atau Rohaniwan Allah?
3. Nabi Palsu Berseru: Kiamat!, Kiamat!
4. Menguji Kebenaran Sebuah Kesaksian Suatu Klaim, Bagaimana?


Saksi yang setia tidak akan berdusta, tetapi saksi palsu melontarkan dusta semata. (Amsal 14:5, NW)

[1] http://softwarecybernetics.com/Media/books/rtbChap1.php
[2] lihat Hamba Setia Dan Badan Pimpinan untuk detail klaim lainnya yang juga palsu
[3] http://www.reslight.net/?p=592

12 comments :

  1. Salam bung AWI....
    Well, saya sebenarnya tidak ingin mengomentari artikel anda. Artikel anda sudah bagus, runut, singkat dan jelas. Saya cuma ingin mengomentari pembaca blog ini yg menurut saya aneh bin lucu.

    Entah kenapa, di setiap artikel yg membahas mengenai sisi kultus dari LMP, jarang sekali ada SY yg memberi comment. Bahkan sering kolom komentarnya kosong. Sedangkan bila artikel tsb membahas mengenai teologi, comment yg ada luar biasa, luar biasa panjangnya maksud saya. Sampai-sampai saya sendiri suntuk dan pusing membacanya. Entah itu saya yg terlalu bebal atau komentarnya yg memang luar biasa panjang sekaligus muter-muter. Menurut bung AWI, hal ini disebabkan oleh apa?? Rasa takutkah??

    Sekalian, saya juga ingin mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru kepada semuanya, tentu dengan catatan mereka mau menerima XD. Memang masih terlalu awal, tapi sekedar berjaga-jaga saja jika saya lupa atau tidak sempat :)

    ReplyDelete
  2. Shaloom Pa AWI

    Saya sangat setuju dng kesimpulannya, yaitu :

    "Jadi jelas bahwa inspeksi dan pemilihan 1918/1919 sangat tidak mungkin terjadi karena pemimpin tertinggi Menara Pengawal sedang mempromosikan nubuatan palsunya pada saat yang sama terjadinya inspeksi dan pemilihan."

    Saya sangat heran kalau masalah yg sangat jelas dan sederhana spt artikel diatas tidak dapat dipahami dan di mengerti oleh setiap SSY, ya mau bgmna lagi...??

    Dan Puji nama Tuhan kita Yesus Kristus bahwa segala sesuatunya secara progresif diungkapkan, semoga semakin lama semakin banyak jiwa2 SSY diselamatkan, Amin

    Salam Kasih Tuhan Yesus Kristus, Yehuwa kita.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Sdr Silver_surfer & Pa Binsar

      Izinkan saya mengutip seorang psikologist Leon Festinger dlm bukunya "when the prophecy failed" hlm. 3 yg khusus mempelajari perilaku pengikut kultus dng keyakinannya yg kuat terlepas dari kemustahilan doktrin yg dianutnya:

      A MAN with a conviction is a hard man to change. Tell him you disagree and he turns away. Show him facts or figures and he questions your sources. Appeal to logic and he fails to see your point. We have all experienced the futility of trying to change astrong conviction, especially if the convinced person has some investment in his belief.

      Saya adalah salah satu dari orang yg tidak terlalu yakin berdiskusi teologi dng seorang Saksi Yehuwa membuatnya bertobat. Betapa tidak, saya ungkapkan fakta kemustahilan teologi MP saja tidak cukup meyakinkan SSY akan kepalsuan MP. Apalagi bicara masalah teologi yg berupa tafsiran? Sebetulnya SSY bukannya tidak yakin sih tetap membebalkan dirinya dng rasionalisasi-2 yg dibuatnya untuk menghibur diri bhw agama yg dianutnya benar dan sejati.

      Ya, 'fear' adalah salah satu alasan SSY masih terperangkap di dlm organisasi MP. Jangan anggap ringan phobia. Effeknya sangat dahsyat. Bayangkan Sdr phobia akan naik pesawat terbang, bersediakan naik? Dipaksa pun tidak akan bersedia, bukan?

      Dibutuhkan Roh Kudus untuk membebaskan setiap SSY dari pengaruh MP. Ya semonga saja semakin banyak SSY yg bertobat dan bagi orang Kristen yg baru belajar dng SSY menjadi sadar apa itu organisasi MP sesungguhnya.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
  3. Shalom Pak Awi, Saksi Yehuwa mengamuk akibat dibikin babak belur di FB

    Suria Pontianak Bersinar
    PERMOHONAN PEMBLOKIR SITUS & FORUM pencemaran Organisai saksi Yehuwa :

    Saya sangat mendukung Bpk. Firdaus Bakry untuk memproses beberapa situs dan Forum yang selalu mendiskreditkan Organisai Saksi Saksi Yehuwa HINGGA kepihak Berwajib ( BAP Polisi ) karena semua forum dan situs tersebut bersifat PENCEMARAN nama Baik suatu Organisai berbdan hukum Watchtower:

    Situs & Forum tersebut sepert:
    1. Blogspot ---> http://www.saksi-saksi-yehuwa.blogspot.com/
    2. Situs Web ----> Saksyyehuwa.org
    3. Forum Facebook -----? Counter Saksi Yehuwa
    ( yang dipelopori oleh Reincarnated DuasatuDua & Yenny Djie)

    Sementara Situs & Forum ini dahulu MOHON diproses secara hukum dahulu oleh Kantor Cabang Saksi Saksi Yehuwa, Bidang Hukum Saksi Saksi Yehuwa - Indonesia , Jakarta.

    Saya sebagai members di group ini dan sekaligus SIMPATISAN SSY menaruh harapan agar MASALAH INI TIDAK BERHENTI HINGGA DISINI, Namun tetap di Proses secara Hukum apabila WARNING secara kekeluargaan tidak dihiraukan alias dianggap GERTAK SAMBAL TOMAS ( Saya kutip dari Penguasa Alam )

    Salam,
    Suria, SE - Sidang Saksi Saksi Yehuwa Pontianak Timur

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Sdr Anonim

      Terima kasih atas inputnya. Ya saya sudah tahu akan hal ini dr teman.

      Saya pernah juga konsultasi hukum dng lembaga bantuan hukum sebuah denominasi Kristen mengenai hal ini. Dan ini pendapatnya yaitu: Jika saya bisa membuktikan bhw memang MP adalah sesat dan organisasi kultus, maka tidak perlu takut. Pencemaran nama baik ataupun fitnah yang dituduhkan pada saya harus dibuktikan oleh MP.

      Kecuali jika saya katakan MP adalah bidat/sesat dan kultus tanpa bisa membuktikan, ini namanya pencemaran nama baik/fitnah. Tetapi jika saya katakan bhw MP sesat krn mengklaim dirinya dipilih oleh Yesus 1919 dan bisa saya buktikan. Ini tidak sesat krn memang MP mengklaim demikian. Sebaliknya di pengadilan, MP harus bisa membuktikan mekanisme bagaimana caranya Yesus memilih MP. Tentunya kita ingin tahu bagaimana mekanismenya, bukan? Jangan asal klaim.

      Demikian juga dng kultus. Jika saya bisa buktikan apa kriteria kultus berdasarkan apa pendapat ahli dan mengapplikasikannya kepada ajaran MP; terbukti benar. Maka ini bukan fitnah, tetapi fakta.

      Jika SSY panik dan marah ya wajar, tetapi SSY lupa bhw MP jelas-2 mencemarkan dan fitnah gereja-2 sebagai sesat, kafir, pemerintahan dikendalikan oleh setan, bahkan seluruh agama dinilai sesat= babilon besar. Padahal MP melabel sesat hanyalah berupa tafsiran; bisa salah. Nah, jika saya bisa buktikan ajaran MP penghinaan terhadap gereja-2 bahkan seluruh agama (termasuk Islam) maka kasusnya bisa jadi besar. Pemerintah Indonesia pun perlu tahu bgmn MP melabel pemerintahan RI.

      Jika ini diangkat kepermukaan, kasusnya menjadi nasional. Saya menjadi terkenal dan akan sibuk diundang ke gereja-2 utk memberi seminar, bukan? Akhirnya semua orang tahu ajaran MP, hmm kita lihat jika menjadi berita nasional shg semua orang Kristen tahu? Apa jadinya? Wah, semakin sulit SSY merekrut orang Kristen, bukan?

      Sudah menjadi rahasia umum bgmn SSY menjelek-2an gereja-2 ketika orang berdiskusi dngnya, apa orang Kristen protes? Gak tuh. Saya tahu MP menjelek-jeleknya ajaran gereja; apa saya protes? Tidak. Sebaliknya, saya buat blog utk mengungkapkan; justru MP yang sesat ajarannya.

      Plus MP sudah menfitnah ajaran Tritunggal dng mengutip ahli bahasa secara keliru. Ini pun akan dibuktikan di pengadilan oleh ahlinya bgmn MP telah berdusta.

      Jadi sebetulnya, MP harus mempertimbangkan baik-baik langkahnya krn saya yakin gereja-2 akan mendukung saya. Dan sudah ada, koq.

      Oh ya, saya sedang mempersiapkan detail mengenai kasus ini. Minggu depan akan tayang bgmn saya menyikapinya.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
  4. Sebuah agama pastilah mengajarkan moral dan etika sbg turunannya. MP menuntut moral yg tinggi tapi tidak memberi teladan.Saksi begitu bangga diri, padahal moral dan etika saksi adalah bawaan dari pendidikan formal dan agama sebelum terjerumus ssy, yang justru terdegradasi setelah bergabung dg guru palsu. Yang semula jujur jadi suka bohong, yang dulunya rendah hati jadi menyombong tahu seluk beluk kitab suci. Yang dulunya ramah jadi tertutup, yang dulunya open minded jadi bebal dan menyebalkan. Etika berdiskusi tendensinya menyela dan memonopoli, jika kalah standar etikanya menyetan-nyetankan lawan diskusi atau langsung cabut. Ssy yg butuh kita untuk didengar tapi kita tidak dihargai sama sekali. Bagaimana ini ssy???

    Tidak merokok, bebas alkohol, dll tidak lantas mendongkrak moral saksi. Namun dipandang sbg nilai lebih yg selalu ditonjolkan. Puskesmas dan lembaga sekolah juga bebas tembakau dan alkohol tapi biasa2 aja tuh.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  5. Pak awi numpang komen untuk baptisan orang mati LDS, ya

    Yohanes pembaptis tidak bakal mau membaptis orang hidup yg mewakili orang mati. Para rasul pasti menolak utk membaptis orang mati. Sebab membaptis ada sesi tanyajawabnya dan orang mati tidak bisa menjawab.

    Nanti keturunannya raja herodes bisa membaptis herodes. Pembaptisnya mustahil tahu perangai hidup si orang mati satu demi satu. Ajaran ini jahat dan kontraproduktif. Orang yg sekarang masih hidup bisa serampangan cara hidupnya, toh nanti masih ada kesempatan kedua, dibaptis setelah mati.
    Waspadalah

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kristus tidak mengajarkan pembaptisan orang mati. Tidak ada satupun perumpamaan yg mengesahkan ajaran mormon.

      Tolong bedakan dg mendoakan orang yg mati. Doakanlah para korban bom atom hiroshima nagasaki, korban runtuhnya gedung WTC, korban tsunami jepang, dll, silahkan tidak apa2, mereka butuh didoakan, tidak butuh dibaptis.

      Salam
      AS

      Delete
  6. Pola baku dalam alkitab: malaikat tidak menyebutkan namanya sendiri. Identitas malaikat diketahui dari narasi. Misal: Gabriel datang menemui Maria tidak memperkenalkan diri sbg Aku Gabriel diutus......dst

    Pola baru dan patut dicurigai adl malaikat moroni yg memberi identitas dg jelas. Nanti sembarangan orang bisa mengklaim ditemui malaikat xyz. Nama Moroni akan tenar melebihi tugas yg diemban ( jika ceritanya benar dikemudian hari) dan ini tidak sesuai dg alkitab. Tugasnya cuman menunjukkan lokasi di suatu bukit plus meminjamkan urim tumim tapi menyebut nama, tidakkah itu cari nama?

    Urim dan tumim dikenakan berpasangan dg tutup dada (sifatnya asesoris). Apa hubungannya dengan kemampuan menerjemahkan. Paulus tahu seluruh ajaran Yesus tanpa alat bantu sedikitpun. Rasul Yohanes dapat melihat surga tanpa dibantu kacamata khusus. Dan sudah ada Roh Kudus yg dapat membimbing kemampuan seseorang. Kenapa harus sepasang batu dari era yg purba bukan era perjanjian baru?. Sikap kritis harus kita ajarkan agar tidak terus menerus dibodohi guru2 palsu. Waspada dan bentengi diri dari upaya penipuan.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  7. Pertama, Russell mengajarkan bahwa manfaat korban Kristus sebagai ”tebusan bagi semua” dalam 1 Timotius 2:5 akan diterapkan untuk seluruh umat manusia, termasuk Adam dan Hawa

    Kutipan diatas menurut saya telah berubah lagi soal tebusan itu bagi siapa saja ternyata tidak(saya lupa edisi majalahnya)majalah Mp itu mengatakan bahwa tidak semua orang akan mendapatkan manfaat itu...Adam dan Hawa mereka tidak dibangkitkan lagi begitu juga yudas iskariot dan mereka yg mati pada zamannya Nuh....bagaimana saudara awi ttg hal itu...Terimakasih saudara awi...salam sukses

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Sdr Anomin

      Banyak perdebatan sehubungan dng kalimat “semua manusia” oleh para ahli teolog antara Calvinisme dan Arminianisme di 1 Tim 2:6 (Anda menyebutnya 5 tapi mungkin maksudnya ayat 6).

      yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia

      Saya pribadi meyakini kalimat “semua manusia” bukanlah berarti benar-2 ‘semua dan setiap orang di seluruh dunia’, karena bisa berarti juga ‘semua orang pilihan dalam dunia’. Misalnya:

      Roma 5:18: “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup”.

      2 Kor 5:14-15: “Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”.

      Ayat-ayat tsb kata ‘semua manusia’ tidak mungkin diartikan betul-betul menunjuk kepada ‘semua manusia dalam dunia ini’, karena itu akan menjadi ajaran Universalisme, yaitu paham yang percaya bahwa semua manusia pada akhirnya akan mendapat bagian dalam keselamatan oleh Yesus Kristus. Padahal faktanya tidak semua manusia pada akhirnya mendapatkannya, bukan?

      Ilustrasinya adalah ketika saya berkata, ‘Jika semua orang sudah hadir di pertemuan ini, marilah rapat dimulai’. Tentunya maksud saya bukanlah semua manusia secara individu tetapi ‘semua peserta rapat’ hadir maka rapat bisa dimulai.

      Saya percaya Kristus tidak menebus/memberikan nyawa-Nya bagi “semua orang” krn pernyataan-Nya sendiri:

      “Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.” (Yoh. 10:14-15)

      Jelas bhw Yesus hanya memberikan nyawa-Nya atau tebusan bagi domba-domba-Nya. Tentunya domba-domba-Nya tsb dikenal dan mengenal Yesus. Dan tidak “semua orang” mengenal dan dikenal oleh Yesus, bukan? Jika tidak, maka tentunya mereka tidak mendapatkan tebusan.

      Mudah-mudahan ini menjawab pertanyaan Anda. Bolehkah Anda menyebutkan nama initial Anda ketika berkomentar lagi sehingga memudahkan pembaca blog ini mengidentifikasikan Anda?

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
  8. Terimakasih banyak atas jawabannya....Gbu

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.