Saksi Yehuwa vs Kristen Sejati: Akal Sehat dan Phobia

Saksi Yehuwa dan Wewenang Pemimpin kultus
Phobia Yang Menjadi Momok Saksi Yehuwa
SAKSI-SAKSI YEHUWA memiliki phobia-phobia atau rasa ketakutan yang kuat secara berlebihan atau irrasional terhadap suatu benda, situasi, dan kejadian atau keadaan tertentu yang dapat menghambat kehidupan penderitanya. Phobia-phobia ini yang berlebihan atau irrasional sengaja ditanamkan ke dalam proses internalisasi doktrin untuk tujuan-tujuan tertentu. Baca artikel Saksi Yehuwa: Rasa Takut Dan Phobia yang membahas bagaimana organisasi Yehuwa, Lembaga Menara Pengawal dengan sengaja menanamkan rasa takut atau phobia ke dalam hati Saksi-Saksi Yehuwa untuk tujuan-tujuan tertentu; salah satunya adalah agar anggotanya tetap terperangkap atau terpenjara dan setia tetap bergabung dengan organisasi Lembaga Menara Pengawal.

Masalah phobia sangatlah kompleks dan tidak dapat dianggap ringan. Bentuk atau jenis-jenis phobia dapat berbagai ragam, misalnya ada yang phobia berada di dalam ruang gelap (achluophobia), phobia terhadap pria berjenggot (pognophobia), phobia berada di ketinggian tertentu (acrophobia) dan lain-lain phobia.


Memang terdengar lucu jika kita mendengar ada orang yang phobia terhadap ketinggian tertentu. Tetapi faktanya ada orang yang memang demikian. Bagi orang lain mungkin berada di gedung tinggi tidaklah masalah, tetapi bagi penderita acrophobia bisa berbeda. Penderita acrophobia akan menghindari gedung-gedung tinggi dan jika terpaksa berada di lantai tinggi, ia akan merasakan ketegangan yang luar biasa dengan reaksi seperti mual, pusing, berkeringat dingin serta ritme jantung yang tidak beraturan.

Nah, kali ini saya akan membahas phobia atau rasa takut apa yang ditanamkan ke dalam hati Saksi-Saksi Yehuwa dengan memperhatikan kutipan dari buku Steve Hassan berikut ini disertai buktinya:


Phobia indoktrinisasi: memupuk rasa takut yang tidak rasional sehubungan dengan mempertanyakan/meragukan wewenang/otoritas pemimpin atau bahkan meninggalkan grupnya. Seseorang yang berada di bawah kontrol pikiran tidak dapat menvisualisasikan masa depan yang memuaskan tanpa berada di dalam grupnya.

Phobia indoctrination: inculcating irrational fears about ever leaving the group or even questioning the leader’s authority. The person under mind control cannot visualize a positive, fulfilled future without being in the group. [1]
Ya, menurut Hassan, seorang anggota kultus pasti takut mempertanyakan, mengkritisi atau meragukan kewewenangan (otoritas) pemimpinnya. Bahkan untuk keluar dari grupnya sekalipun; ia takut. Demikian juga dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Jangankan mempertanyakan, mengunjingkan atau berbicara hal yang negatif akan kewewenangan organisasi Yehuwa yang dikendalikan oleh badan pimpinan secara langsung dan terbuka, bahkan berbicara atau mengunjingkannya di antara para Saksi pun takut. Lebih ajaib lagi, seorang Saksi Yehuwa yang berkeinginan untuk melepaskan dirinya dari keanggotaan sebagai seorang Saksi Yehuwa; ia pun takut. Saya akui hal ini terdengar aneh dan mengherankan. Tetapi ini adalah sebuah fakta.

Kondisi Saksi Yehuwa sangat berbeda dengan orang Kristen sejati; mereka bisa membicarakan keburukkan pendetanya jika memang terbukti salah atau bahkan berdebat dan mempertanyakan wewenang pemimpin/pendetanya. Orang Kristen bisa pergi ke gereja A minggu ini dan ke gereja B minggu depan tanpa disertai rasa takut. Dan bahkan ketika ia ingin keluar keanggotaan dari gereja A menjadi anggota gereja B dengan mudah dilakukan tanpa ada suatu konsekuensi dalam bentuk apapun dan takut apapun juga. Salah satu kondisi inilah yang membedakan antara orang Kristen sejati dengan Saksi Yehuwa. Saksi Yehuwa adalah anggota kelompok kultus, sedangkan orang Kristen bukan. Saksi Yehuwa adalah budak manusia, sedangkan orang Kristen budak Yesus. Saya katakan para Saksi Yehuwa budak kultus karena ia hanya boleh menyantap, mencerna dan menyerap makan rohani yang disediakan oleh golongan budak (badan pimpinan sebagai pemimpin tertinggi) tanpa boleh mempertanyakan ataupun mengkritisinya, baca Manipulatif Kultus: Hubungan Menjadi Budak Manusia dan Kebebasan Berpikir.


Berikut kesaksian dari mantan Saksi Yehuwa berinitial Truth Servant dan WhiteAngleCries yang berkomentar di blog ini:

saya menyadari bahwa mungkin ada rekan saya Saksi-Saksi Yehuwa yang menganggap saya bukan Saksi, karena memang membicarakan hal yang 'negatif' sehubungan organisasi [sekalipun hal yang 'negatif' itu benar dan bertujuan untuk perbaikan kedepan] adalah hal yang tabu di organisasi kami. (Truth Servant di sini)

Semua saudara/i di sidang pikirannya sudah diracunin ajaran doktrin dan serentetan peraturan kaku bikinan WTS. Tidak ada yang bisa diajak diskusi. Karena itu sama saja bunuh diri, jika berbicara dengan mereka hal2 yang menyerang organisasi sama saja dengan mengajarkan kemurtadan. Kami semua diajar untuk melaporkan orang yg demikian ke penatua agar mereka bisa bertobat dan diluruskan. (WhiteAngleCries di sini)
Aspek perbedaan lainnya adalah orang Kristen sejati memiliki kebebasan untuk berpikir, berpendapat dan melakukan apa yang dipandangnya terbaik bagi dirinya tanpa disertai rasa takut. Sebaliknya, seorang Saksi Yehuwa tidak memilikinya karena ia adalah jongos atau budak manusia[2], milik sebuah kelompok kultus berkedok agama Kristen. Ketika saya katakan Saksi Yehuwa adalah jongos atau budak manusia bukanlah dalam bahasa kiasan melainkan benar-benar jongos dalam arti yang sebenarnya. Bahkan Jongos-jongos ini dengan suka rela bersedia melakukan bunuh diri atau membiarkan anak-anaknya mati demi mengikuti arahan sang masternya. Baca Badan Pimpinan Puji Anak Yang Menolak Transfusi Darah untuk buktinya.


Pertanyaannya adalah mengapa ada orang yang mau menjadi budak manusia lainnya? Karena para Saksi Yehuwa tersebut tidak sadar dirinya sedang diperbudak oleh badan pimpinan. Para Saksi Yehuwa mengira mereka itu sedang menjalankan perintah Allah. Padahal bukan perintah Allah melainkan sekelompok orang yang mencatut nama Allah dan Yesus demi kepentingannya yaitu bisnis sumbangan sukarela, baca di sini. Ini seperti para teroris bersedia membunuh orang lain bahkan bunuh diri karena mengira mereka itu menjalankan perintah allahnya.

Bagaimana dengan para Saksi Yehuwa yang tersadarkan telah ditololin dan diperbudak selama ini? Sulit keluar karena ada faktor lainnya yaitu aturan pengucilan yang diberlakukan oleh pemimpin kultus, badan pimpinan. Ini seperti orang yang naik pohon kelapa lebih mudah naiknya tetapi ada rasa takut untuk turun. Hal ini dikatakan oleh Steve Hassan, pakar kultus:

Shunning of those who leave; fear of being rejected by friends, peers, and family[1]

Pengucilan bagi yang meninggalkan kelompoknya; takut ditolak oleh sahabat, kerabat dan keluarga
Ya, ada praktek sistem pengucilan di dalam kelompok kultus. Jika ada Saksi Yehuwa yang sadar telah ditololin dan diperbudak selama ini, ia tidak mudah keluar atau pindah tempat ibadah seperti layaknya orang Kristen pindah gereja atau keanggotaannya. Ia memiliki rasa takut untuk keluar karena jika ia keluar maka ia akan dikucilkan oleh sahabat, kerabat bahkan keluarganya, baca Mengucilkan atau Ekskomunikasi Mantan Anggota: Praktek Kultus untuk detailnya.

Bukti konkret selanjutnya yang saya ingin jadikan contoh adalah kasus Sdr. Maxi-Sam, saya percaya seorang penatua, pengunjung reguler blog ini ketika diperhadapkan dengan pertanyaan tentang validitas klaim pemilihan oleh Yesus Kristus pada tahun 1918/1919 atas golongan hamba setia (organisasi Yehuwa) seperti yang saya pertanyakan di sini berikut ini:

  • Ada pemilihan oleh Yesus pada tahun 1918/1919 karena golongan hamba ini tidak mencemari diri mereka dengan kepercayaan serta praktek dari ”Babilon Besar”, imperium agama palsu sedunia. (Pny. 17:5) Doktrin palsu tidak ”didapati dalam mulut mereka”, dan mereka tetap ’tidak memiliki cacat’ dunia Setan. (Yoh. 15:19)
  • Tetapi faktanya sampai tahun 1926 organisasi Yehuwa ini masih mempraktekkan kepercayaan Babilon Besar seperti Natal.

  • Pertanyaan sederhana yang saya ajukan kepada Sdr. Maxi-Sam adalah bagaimana mungkin Yesus Kristus memilih golongan hamba setia pada tahun 1918/1919 jika faktanya golongan ini masih merayakan Natal sampai tahun 1926?
Tentunya orang normal dengan akal dan logika sehatnya akan menjawab bahwa mustahillah Yesus Kristus telah memilih golongan ini dan organisasi ini telah berdusta kepada seluruh anggotanya tentang klaim pemilihan yang diperolehnya. Sayangnya, karena Sdr. Maxi-Sam memiliki phobia terhadap otoritas badan pimpinannya maka pertanyaan sederhana tersebut tidak bisa dijawab oleh Sdr. Maxi-Sam kecuali keyakinan seyakin-yakinnya; ngolor-ngidul bahwa ada pemilihan tersebut (baca di sini untuk jawabannya).

Tentunya kita bertanya-tanya apakah Sdr. Maxi-Sam bodoh dan dungu (maaf) sehingga tidak dapat menyimpulkan sebuah pertanyaan saya itu? Saya percaya tidak! Saya percaya bahwa Sdr. Maxi-Sam tidaklah demikian.  Ia tahu secara nalar bahwa ia telah tertipu oleh klaim-klaim sepihak organisasi Saksi Yehuwa tetapi ia tidak dapat keluar dari jeratan pengaruh phobia yang ditanamkan organisasi Saksi Yehuwa di dalam hatinya. Phobia apakah? Pertama, rasa takut mempertanyakan langsung kepada pemimpinnya tentang validitas pemilihan tersebut. Karena begitu takutnya, bahkan Sdr. Maxi-Sam menyimpannya sendiri; bahkan tidak berani membagi pengetahuan yang diperolehnya melalui blog ini kepada jemaat lainnya secara terbuka. Membagi kebusukan dusta badan pimpinan adalah tindakan bunuh diri. 

Kedua, Sdr. Maxi-Sam phobia terhadap peraturan pengucilan yang akan diterapkan kepadanya jika ia keluar dari organisasi kultusnya. Baca peraturan Mengucilkan atau Ekskomunikasi Mantan Anggota Kultus: Praktek Kultus. Akibatnya? Seluruh sahabat, kerabat bahkan jika ia beristri dan anak-anaknya akan menghindari berinteraksi dan berkomuniksi dengannya. Sdr. Maxi-Sam tahu hal ini bahkan ia telah banyak memberikan sanksi kepada jemaat sidangnya peraturan dan praktek pengucilan yang biasa diterapkan kelompok kultus. 

Ke-3, Sdr. Maxi-Sam phobia tentang masa depannya jika keluar dari grupnya karena ada rasa takut akan kiamat yang akan memusnahkan dirinya jika ia keluar dari organisasi Saksi Yehuwa, baca Takut Kiamat, Kehendak Bebas dan Motivasi dan Karakteristik Ajaran Keselamatan Kultus: Bersifat Eksklusif untuk detailnya.  

Tentunya mungkin ada pembaca blog ini protes kepada saya yaitu: semua hanyalah spekulasi saya saja! Ya, memang ini adalah spekulasi saya saja. Tetapi semuanya didasarkan pada analisa dari ahli kultus dan pemanfaatan daya nalar yang sehat. Bagaimana analisanya?  

Pertama, apa yang saya sampaikan didasarkan informasi dari ahli kultus. Jadi saya tidak menulis berdasarkan spekulasi asal-asalan atau pendapat saya pribadi. Ada bukti otentik dari ahli kultus yang bisa pembaca blog ini check validitasnya.

Kedua, saya percaya tidak ada satu manusia normal yang mau ditololin dan diperbudak oleh siapapun. Ini fakta. Nah, jika Sdr. Maxi-Sam memang yakin, seyakin-yakinnya Allah Yehuwa pasti punya 1 organisasi di bumi dan ini berdasarkan Alkitab seperti yang dikatakannya: 


Saya pribadi sangat-sangat yakin berdasarkan pola dan ayat-ayat Alkitab bahwa Allah Yehuwa PASTI punya SATU organisasi yg kelihatan sekarang sbgmn dulu dg bangsa Israel dan sidang Kristen masa awal. Bagi saya pribadi, ITU ADALAH FAKTA yang DIDUKUNG oleh BUKTI-BUKTI BERDASARKAN ALKITAB (baca di sini)
Maka jika Sdr. Maxi-Sam percaya 100% Alkitab mengajarkan konsep adanya organisasi Allah di bumi ini maka ia harus mencari organisasi tersebut. Mengapa? Karena jika ia yakin, seyakin-yakinnya Alkitab mengajarkannya demikian, pasti Alkitab akan menunjuk suatu organisasi yang demikian untuk ditemukan oleh Sdr. Maxi-Sam karena pastinya organisasi Saksi Yehuwa yaitu Lembaga Menara Pengawal bukan organisasi Allah. Mengapa bukan? Tidak mungkin ada suatu organisasi yang dikendalikan dan dimiliki oleh Allah sendiri melakukan dusta fatal yaitu berdusta tentang pemilihan ilahi yang saya uraikan di atas.

Doktrin Saksi Yehuwa tidaklah unik. Di Indonesia ada gereja yang memiliki kemiripan doktrin dengan Saksi Yehuwa, misalnya menolak keilahian Kristus (anti-Tritunggal) dan lain-lain doktrin, yaitu denominasi Christadelphians (Kristadelfian), sudah berdiri setua organisasi Lembaga Menara Pengawal, ada di Indonesia bisa di check di sini. Nah, saya usul Sdr. Maxi-Sam bisa tuh pindah ke gereja tersebut karena memiliki kemiripan doktrin 95% dengan doktrin Saksi Yehuwa. Saya usulkan hal ini karena sebagai orang Kristen dengan daya nalar yang baik, tidak ada satu manusia pun yang mau ditololin dan diperbudak oleh orang lainnya. Jika  Sdr. Maxi-Sam sadar telah ditololin tetapi masih saja bersikukuh bergabung dengan organisasi Saksi Yehuwa, maka ada sesuatu hal yang salah di dalam diri Sdr. Maxi. 

Mungkin Sdr. Maxi-Sam berdalih bahwa gereja Christadelphians belum menggunakan nama ilahi yaitu Yehuwa dan sedikit ketidak-sesuaian lainnya. Saya juga memiliki solusi atas hal ini yaitu Sdr. Maxi-Sam juga percaya seyakin-yakinnya bahwa Allah memberikan terang baru-Nya kepada organisasi-Nya sesuai dengan Amsal 4:18 (baca Perubahan Ajaran). Oleh karena itu, Allah pasti tuh akan memberikan dan mengarahkan gereja tersebut untuk melakukan perubahan ajaran sesuai dengan Amsal 4:18 yang diyakini kebenarannya oleh Sdr. Maxi-Sam. Bahkan dengan bergabungnya Sdr. Maxi-Sam ke gereja tersebut akan mempercepat penyesuaian perubahan ajaran, bukan? Bagaimana Sdr. Maxi-Sam? Tolong direnungkan ya. 😄

Tetapi saya pribadi percaya Sdr. Maxi-Sam tidak akan bergabung dengan gereja mana pun karena Sdr. Maxi-Sam tidak akan pindah melainkan akan tetap setia mengabdi dan bergabung dengan organisasi Yehuwa! Loh mengapa? Masa sih ditololin dan diperbudak mau saja? Apa ada manusia yang demikian? Bagi anggota kultus, masalah sebenarnya bukanlah tentang keyakinan kepada Alkitab. Faktanya, seperti yang saya katakan di blog ini berulang kali yaitu sebenarnya Sdr Maxi-Sam tidak percaya Alkitab, apalagi kepada Yesus atau pun Allah Bapa (baca di sini). Ia hanya mengira percaya. Jika Sdr. Maxi-Sam percaya Alkitab dan yakin Alkitab mengajarkan konsep satu-satunya organisasi Allah di bumi maka pasti Sdr. Maxi-Sam akan bergabung [paling tidak mencari-cari] dengan suatu gereja yang benar-benar merepresentasikan organisasi Yehuwa yang sebenarnya. Faktanya, Sdr. Maxi-Sam tidak mau bergabung membuktikan bahwa sebenarnya ia tidak percaya apa yang diyakininya. Dan masih tetap mau ditololin dan diperbudak (baca di sini untuk bukti Saksi Yehuwa adalah jongos manusia)! 😅Mengapa?

Yah itu, jawabannya seperti yang para ahli kultus katakan yaitu setiap anggota kultus ditanamkan phobia-phobia tertentu agar anggotanya tetap setia bergabung dengannya. Hanya orang yang memiliki phobia-phobia tertentu akan melakukan sesuatu di luar akal dan daya nalar yang sehat. Hanya phobia yang dapat mengalahkan akal sehat dan melumpuhkan daya nalar! Misalnya saja istri saya phobia terhadap cacing. Cacing begitu kecil dan tidak akan melawan ketika digecek pun mati tetapi menjadi seekor naga yang sedang menyemburkan api panas bagi istri saya. Melihat cacing, istri saya langsung teriak dan lari kabur, tidak mau melewati jalan yang ada cacingnya dan meminta orang lain menyingkirnya cacing tersebut secepatnya. Aneh ya koq bisa yah istri saya takut dengan cacing yang kecil dan tak berdaya, tidak masuk akal ya? Tetapi ini fakta. Demikian juga kasusnya dengan Sdr. Maxi-Sam.  

Sebaliknya, orang Kristen sejati tidak memiliki phobia-phobia tertentu sehingga bisa dan mampu menggunakan daya nalar dan akal sehatnya. Jika saya sadar dan tahu telah ditipu dan ditololin oleh organisasi suatu gereja atau pendeta maka saya akan pindah gereja tanpa beban dan konsekuensi apapun yang akan menimpa saya. Beda jauh dengan kondisi anggota kultus Saksi Yehuwa, bukan?

Kita lihat kesaksian seorang Saksi Yehuwa yang telah sadar berkomentar di blog ini bahwa Saksi Yehuwa sebenarnya lebih percaya kepada badan pimpinan daripada apa yang Alkitab katakan:


ketika Badan Pimpinan mengatakan A mereka akan percaya A, ketika Badan Pimpinan merubahnya menjadi B, mereka akan percaya B; tanpa ada kemampuan untuk menolak ketika mereka melihat B itu tidak benar. Jadi iman Saksi bukan kepada Alkitab, iman Saksi kepada Badan Pimpinan. Yang terpenting bagi Saksi bukan apa yang Alkitab katakan, tetapi apa yang Badan Pimpinan katakan, sebab ketika mereka melihat yang Alkitab katakan berbeda dengan yang Badan Pimpinan katakan, mereka lebih percaya kepada Badan Pimpinan. (Truth Servant, di sini)
Bagaimana pendapat Saudara artikel Saksi Yehuwa vs Kristen Sejati: Akal Sehat dan Phobia?

Soli Deo Gloria

Untuk mengetahui siapa dan apa di balik organisasi dan ajaran Saksi Yehuwa lebih detail, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat atau Kultus? dan buktinya sendiri apakah organisasi Saksi Yehuwa sebuah gerakan Kristen sejati ataukah grup kultus berkedok agama Kristen berdasarkan publikasi dan praktek yang diterapkan dan diajarkan di dalam organisasi tersebut.



Ada orang yang menilai suatu hari lebih penting daripada hari yang lain; orang lain menilai semua hari sama; hendaklah setiap orang yakin sepenuhnya dalam pikirannya sendiri. Ia yang berpegang pada suatu hari, melakukannya untuk menghormati Yehuwa (Roma 14:5-6, TDB)


[1] http://truthrundown.net/think-about-it/cult-expert-steven-hassan/
[2] Mohon maaf jika saya menggunakan kata-kata kasar karena di jaman now ini sudah tidak ada sistem perbudakan. Tetapi jika Anda membaca link yang saya berikan maka apa yang saya sampaikan merupakan sebuah fakta.
[3] Note: Saya juga minta maaf jika menggunakan kata-kata yang kelihatannya kasar seperti ditololin atau dungu dan lain-lain karena memang tidak ada kosa kata lainnya untuk menggambarkan suatu kebodohan seperti yang saya uraikan dalam artikel ini.

4 comments :

  1. Ketika saksi memutuskan meninggalkan organisasi tergores Trauma telah ditipu. Kalo puluhan tahun ditipu gimana nggak trauma. Sebut aja mantan penatua David dan Tracey, pasti trauma.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  2. Seperti kata seorang penatua kepada saya dalam suatu diskusi...

    Penatua tsb mengatakan saya sungguh salut dengan teladan dari Abraham, dimana Abraham tidak pernah sekalipun mempertanyakan kepada Allah, mengapa Allah menyuruhnya untuk pergi dari tanahnya dinegeri Urkasdim?
    Allah menyuruh Abraham untuk mempersembahkan putra satu-satunya untuk menjadi korban.

    Ini sungguh luar biasa dan tidak ada tokoh didalam Alkitab yang seperti Abraham, tidak pernah mempertanyakan "MENGAPA"?

    Jadi kita harus juga meniru teladan Abraham, kalau kita sudah yakin kepada Allah dan Organisasinya, mengapa masih juga mempertanyakan keabsahan Organisasi Allah?

    Ini kata penatua tsb.

    Komentar saya hanya singkat saja mengatakan Konteks Allah dengan Abraham sungguh berbeda dengan keadaan kita sekarang.

    Salam,

    Fransiscus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Sdr Fransiscus

      Inilah ironisnya setiap anggota kultus percaya dng membabi buta setiap klaim-klaim sepihak dari pemimpin kultus. Kepercayaan yang membabi-buta ini menyebabkan mereka rela mati demi Allah yang direpresentasikan oleh pemimpin kultus melalui ayat-ayat Alkitab sebagai pembenaran.

      Tiap Saksi-Saksi Yehuwa lupa bahwa Abraham berbicara langsung dng Allah secara personal. Abraham tahu benar berdasarkan akal sehat tentang janji-jani Allah karena memang Allah berbicara langsung.

      Sebaliknya, yg SSY percaya adalah kepada sekelompok orang yang mengaku wakil atau pengganti bagi Kristus atau representasi Allah sendiri. Jadi jika mau membandingkan dng Abraham ya tidak bisa dan tidak setara kasusnya.

      Konsep percaya kepada organisasi inilah yg membuat Sdr. Maxi-Sam terjerat dan terperangkap ke dalam sebuah organisasi kultus berkedok agama Kristen. Sdr. Maxi-Sam pikir dan kira ia percaya kepada Alkitab, Yesus ataupun Allah. Bahkan ia pikir dan kira percaya kepada konsep adanya organisasi. Padahal tanpa disadarinya, ia pun sebenarnya tidak percaya karena ia tidak mampu mencari apa yang diyakininya ada, yaitu organisasi Allah.

      Saya berdoa semoga Sdr. Maxi-Sam sudah dicerahkan (meskipun sedikit) bahwa organisasi yg diyakini dikendalikan oleh Allah sendiri ternyata merupakan organisasi Setan berkedok organisasi Allah.

      Saya juga berharap Sdr. Fransiscus bisa mereferensikan blog ini kepada saudara/i seiman ataupun kerabat dan keluarga tentang bahaya ajaran Lembaga Menara Pengawal agar supaya setiap orang tidak terjerat dan tertipu organisasi Setan ini.

      Jika ada orang yg kita kenal telah terjerat dan terpenjara maka ia sulit keluar karena bukan lagi faktor agama yg berperan tetapi psikologi. Contohnya ya Sdr. Maxi-Sam ini. Meskipun ia tahu telah ditipu tetapi tidak mudah keluar dari penjara psikologi grup kultus.

      Salam kasih Tuhan Yesus.

      Delete
    2. Terus Fransiscus bilang apa sama penatua itu?

      Kalo aku , mau bilang gini, nggak gitu juga kalee pak penatua. Kan ada ayatnya ujilah segala sesuatu dan berpeganglah pada yg baik saja. Jadi Abraham menguji sumber suara dg tengok kanan kiri belakang dimana sumber suara berasal, ....maksudnya Abraham mau bertatap muka dg Allah (kan nggak sopan bicara dg Allah dg membelakangi muka). Itu sudah suatu bentuk menguji. Jika Allah tdk kasat mata, Abraham pun menguji dari suara Allah sebelumnya yg pernah ia dengar dicocokkan sama atau nggak. Diuji itu suara Allah sendiri atau suara malaikat utusan. Dan itu nggak usah tertulis di kitab suci. Kalok suara Allah beda, Abraham pun rasanya bakal nanya. Ya Allah kenapa suaraMu kok beda kali ini?.

      Jadi Paulus dan Abraham tdk saling bertentangan. Abraham akan membenarkan nasihat Paulus untuk menguji segala sesuatu.

      Ya gitulah bro, abis nyerang susunan Kristen, majalahnya giat mengusung tema Loyal & mewaspadai setan. Tokoh suci diambil cuma dr sisi loyalnya saja. Versi inggrisnya Steadfast to Jehovah...padahal loyal ke bplmp & society.

      Salam
      AS

      Delete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.