Takut Kiamat, Kehendak Bebas & Motivasi Organisasi Yehuwa

Rasa Takut & Peningkatan Penjualan
MENGAPA ORGANISASI ALLAH yaitu Lembaga Menara Pengawal gemar bernubuat palsu kapan waktunya kiamat? Bahkan organisasi ini bernubuat palsu atas nama Allah tidak hanya sekali, tetapi berulang kali yaitu sejak zaman Charles Russell sebagai pendiri organisasi, Judge Rutherford, dan N. H. Knorr Dan Frederick Franz. Berikut pengakuannya:
Saksi-Saksi Yehuwa pernah salah memprediksi kapan akhir itu datang. Seperti murid-murid Yesus abad pertama, kadang-kadang kami mengharapkan sebuah nubuat digenapi lebih cepat daripada jadwal Allah. (Lukas 19:11; Kisah 1:6; 2 Tesalonika 2:1, 2) Kami setuju dengan pandangan seorang Saksi kawakan A. H. Macmillan, yang mengatakan, ”Saya belajar bahwa kita harus mengakui kesalahan kita dan terus meneliti Firman Allah untuk mendapat lebih banyak penerangan.”

Lalu, mengapa kami terus memberitakan bahwa akhir itu sudah dekat? Karena kami menganggap serius kata-kata Yesus, ”Tetaplah melihat, tetaplah sadar.” Sebaliknya, jika Yesus mendapati kita sedang ”tidur”, ia akan menahan perkenannya. . . .

Demikian pula, kami pernah salah memperkirakan akhir dunia. Namun bagi kami, menaati Yesus dan menyelamatkan kehidupan lebih penting daripada menghindari kritik. Perintah Yesus untuk ”memberikan kesaksian yang saksama” mendesak kami untuk memperingatkan orang-orang tentang akhir itu.(Menara Pengawal, 1/1/2013, hlm. 8)

Nah, artikel kali ini akan mencermati kalimat-kalimat di atas — sengaja saya garis bawahi — dengan seksama dengan menyanggahnya dan kemudian saya akan informasikan apa sih sebenarnya motivasi utama organisasi Yehuwa secara konsisten ”terus memberitakan bahwa akhir itu sudah dekat” dalam hubungannya dengan mind control (kontrol pikiran)

Rasionalisasi: Salah Memprediksi Akhir Dunia

Organisasi Saksi Yehuwa mengakui pernah salah memprediksi. Harap diingat bahwa organisasi ini bukan sembarangan memprediksi seperti BMKG memprediksi tentang cuaca, melainkan organisasi ini telah memprediksi (lebih tepatnya bernubuat) atas nama Allah kapan waktu kiamat. Lihat Perbedaan Antara Istilah Bernubuat vs. Memprediksi dan bukti Organisasi Ini Berseru: Kiamat! Kiamat!!

Perhatikan pula rasionalisasi organisasi Saksi Yehuwa yaitu dengan menyamakan kesalahan nubuatnya dengan pernyataan ”seperti murid-murid Yesus abad pertama” (para rasul). Benarkah para rasul pernah salah? Silahkan klik Para Nabi Dan Rasul: Manusia Yang Dapat Salah untuk melihat sanggahan saya.

Rasionalisasi: Menganggap Serius Perkataan Dan Menaati Perintah Kristus

Kembali kita lihat pernyataan organisasi Saksi Yehuwa yaitu ”terus memberitakan bahwa akhir itu sudah dekat yaitu karena menganggap serius kata-kata dan menaati perintah Yesus”. Apakah ini adalah suatu pernyataan yang tulus dan benar? Maaf, sama sekali tidak! Mengapa? Sudah jelas Tuhan Yesus berkata kepada para murid-Nya yang bertanya-tanya tentang pemulihan kerajaan itu dengan berkata, ”Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya” (Kis. 1:7). Tetapi organisasi ini sudah terlalu lancang melanggar perintah Yesus tersebut dengan bernubuat kiamat. Bukan satu kali tetapi berulang kali. Apakah organisasi Allah ini menganggap serius pernyataan dan taat akan perintah Yesus Kristus? Tentu tidak!

Bahkan di Perubahan Ajaran (Ams. 4:18) Dan Mempermalukan YESUS telah dibuktikan bagaimana organisasi ini telah mempermalukan nama Kristus, bahkan menginjak-injak-Nya. Jika demikian, apakah motivasi organisasi Saksi Yehuwa ”terus memberitakan bahwa akhir itu sudah dekat

Motivasi Utama Terus Memberitakan Akhir Sudah Dekat

Saya ingin pembaca merenungkan suatu skenario berikut ini: Bayangkan jika Saudara diberi tahu oleh seseorang yang Saudara sangat percayai bahwa 3 bulan dari sekarang dunia akan berakhir. Dan Saudara menjadi begitu yakin bahwa kiamat benar-benar akan terjadi 3 bulan lalu. Apakah yang akan Saudara lakukan? Apakah yang Saudara lakukan saat ini —seperti pekerjaan duniawi, uang dan lain-lainnya — menjadi penting dan utama?  Bukankah segala sesuatu yang Saudara miliki tidak memiliki nilai yang berarti? Lalu apakah yang akan Saudara lakukan? Ya, benar. Saya akan sungguh-sungguh mengerjakan apa yang Allah perintahkan karena toh semua yang ada dan miliki akan menjadi tidak berarti, bukan? 

Demikian juga dengan organisasi Menara Pengawal. Organisasi ini ingin agar anggotanya memfokuskan dirinya di seputar pengrekrutan anggota baru dan menaikkan penjualan bukunya dengan mengabaikan kepentingan sendiri. Loh, bagaimana bisa? Begini, publikasi Menara Pengawal dengan sengaja mengindoktrinisasi secara terus-menerus tentang kapan akhir dunia sehingga pesan ini begitu menakutkan di dalam hati dan pikiran anggotanya seperti kesaksian mantan Saksi Yehuwa ini yaitu:
Kehidupan didalamnya tidak seindah yang Bapak Satria Dharma lihat, bahkan jauh dari bahagia, yang ada adalah beban dan pola pikir yg dikejar2 hari armagedon (klik di sini)
Maka ketika seorang Saksi dikejar-kejar phobia armagedon — tentunya tanpa disadarinya — maka secara otomatis segala sesuatunya menjadi tidak bernilai kecuali menyenangkan hati Allah Yehuwa yang diwakilkan oleh organisasi Saksi Yehuwa agar selamat melalui kiamat. Saksi-Saksi Yehuwa akan bekerja lebih giat lagi berkeliling dari rumah ke rumah untuk merekrut anggota baru di mana secara otomatis  menaikkan penjualan buku yang dicetak oleh Menara Pengawal dengan mengabaikan kepentingannya sendiri karena mengira kiamat sudah dekat. Toh bagaimanapun juga, semua yang dimiliki tidaklah berarti ketika kiamat tiba, bukan? Yang utama adalah selamat. Masuk akalkah? Pasti, karena hal ini sudah terbukti di dalam Pengaruh Dan Akibatnya Prediksi Kiamat 1975 di mana Saksi-Saksi Yehuwa mendapatkan pujian karena menjual rumahnya, berhenti sekolah dan memfokuskan dirinya pada nubuatan palsu tersebut sehingga meningkatnya pengrekrutan dan pengabaran. Inilah yang selalu organisasi Menara Pengawal inginkan. Kita lihat bukti kesaksian dari mantan Saksi Yehuwa yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk sebuah kesia-siaan:
Saya bekas ssy selama 20 tahun, sampai pada posisi saya jika semua yang telah saya perjuangkan hanyalah omong kosong belaka, kita seperti sapi perahan saja di gebuk dan di sengat untuk menyiarkan dan menjadikan sebanyak mungkin orang pengikut ssy. Saya memimpin ajaran Alkitab dan termasuk gencar menyebarkannya sampai merintis extra dan biasa, betapa sia2 hidup saya selama 20 tahun. Saya lihat hidup saya seperti robot dan tak terurus, senang tapi semu, tidak ada kebahagian sejati sebagai manusia, kita di pacu dan di pacu untuk menjadi speaker berjalan, tidak ada yang peduli secara pribadi, bohong jika perduli, sampai anda makan garam dan hidup sengsara pun tak akan ada yang peduli, yg penting anda bisa menjadikan orang lain pengikut, itu yang penting!! Pemimpin hanya peduli dengan mereka yang menghasilkan pengikut. (Klik di sini)
Ya, Menara Pengawal telah berhasil memperbudak anggotanya bekerja bagi dirinya secara totalitas — tanpa disadarinya — dengan mengabaikan kepentingannya sendiri dengan teknik mind control.

Bagaimana Cara Kontrol Pikiran Bekerja: Phobia 

Tentunya seorang Saksi Yehuwa membaca hal ini protes dengan berkata, ”Saya berdinas tanpa paksaan dan suka cita!”. Ya, tidak dapat disangkal kontradiksi ini selalu terjadi. Setiap Saksi Yehuwa selalu mengatakan sesuatu tetapi faktanya apa yang dikatakannya itu tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Seperti juga ketika seorang Saksi Yehuwa menganjurkan saya agar membaca Alkitab setiap hari tetapi faktanya, bukan Alkitab yang saya akan baca melainkan publikasi Menara Pengawal karena toh saya tidak mengerti Alkitab tanpa bantuan publikasi Menara Pengawal (Klik Membaca Alkitab Atau Publikasi Menara Pengawal untuk detailnya). Atau ketika Saksi Yehuwa berkata bahwa ia percaya kepada Allah, Yesus dan Alkitab tetapi faktanya organisasi Allah berkata bahwa tidak cukup percaya kepada Allah, Yesus dan Alkitab tetapi juga harus percaya kepada setiap tafsiran organisasi agar dapat menjadi seorang Kristen sejati yaitu Saksi-Saksi Yehuwa (klik Percaya Allah, Yesus Dan Alkitab untuk bahasannya). Selalu ada perintah yang bersifat double standard di dalam sebuah organisasi kultus. Menurut Singer, kunci sukses mind control adalah membuat korbannya tidak sadar bahwa mereka sedang dimanipulasi dan dikontrol untuk melakukan kepentingan pemimpinnya.
Kunci sukses reformasi pikiran (kontrol pikiran) adalah membuat korbannya tidak sadar bahwa mereka sedang dimanipulasi dan dikontrol — terutama membuat mereka tidak sadar bahwa mereka diarahkan ke sebuah perubahan yang membawa mereka melakukan kepentingan-kepentingan yang sebenarnya bukanlah kepentingan mereka.

The key to successfull thought reform is to keep the subjects unaware that they are being manipulated an controlled — and especially to keep them unaware that they are being moved a long a path of change that will lead them to serve interensts that are to their disadvantage.
[1]
Agar kita memahami bagaimana teknik salah satu mind control bekerja yaitu kontrol emosi; phobia, saya contohnya Saudara diperhadapkan dengan dua buah gang kecil, yaitu gang A yang memiliki jalan menanjak, berbatu-batu, licin dan becek oleh tanah merah; potensi terpeleset sangat besar. Satunya lagi adalah gang B yang beraspal baik dan lain-lain; pokoknya kondisinya kebalikkan dari gang A. Namun demikian, di gang B itu terlihat ada 5 ekor cacing kecil yang nampaknya tidak membahayakan. Sayangnya Anda phobia akan cacing. Jangankan 5 ekor, satu pun Anda takut menghadapinya. Nah, pertanyaannya adalah jalan manakah yang akan Saudara pilih untuk dilalui? Ya, benar. Meskipun gang A kondisinya tidak baik dan berpotensi membahayakan, bagaimanapun juga, Saudara dengan suka rela akan pilih A dari pada B karena phobia akan cacing menghalangi Anda melalui jalan B. Anda memilih berdasarkan hati nurani sendiri, tanpa paksaan. Tetapi apakah benar berdasarkan hati nurani, tanpa paksaan? Tidak, sebenarnya Saudara terpaksa mengambilnya. Phobia akan cacing lah yang menghalangi Anda mengambil jalan A meskipun berbahaya.

Demikian cara pemimpin kultus bekerja, yaitu dengan menanamkan dan menggunakan begitu banyak rasa takut di dalam hati para pengikutnya untuk dimanipulasi dan dikontrol maka mereka seolah-olah mengambil keputusan berdasarkan hati nurani dan pilihannya sendiri. Faktanya, tidak! Pengikutnya memilih karena memang diarahkan untuk memilih jalan yang sesuai dengan keinginan pemimpinnya. Steve Hassan mengatakan bahwa untuk membuat korbannya melakukan apa yang diinginkan oleh pemimpin kultus, ia tidak perlu menodongkan pistol di kepala korbannya agar tunduk, taat dan menjalankan perintahnya. Cukup dengan memanipulasi rasa takutnya maka ia dengan suka rela dan secara sadar melakukan apa yang diinginkan pemimpin kultus dan ironisnya, ia merasa mengambil keputusaan berdasarkan kehendaknya, tanpa paksaan.

Demikian juga organisasi Menara Pengawal bekerja. Dengan memanfaatkan rasa takut akan armagedon karena keselamatan kekal Saksi Yehuwa melewati kiamat tergantung kepadanya dengan demikian tidak ada tempat lain yang memberikan keselamatan, maka para Saksi Yehuwa dengan suka rela melakukan apa yang diinginkan organisasi Saksi Yehuwa seperti yang saya uraikan di atas. Jadi sebenarnya, pilihan Saksi Yehuwa bukanlah suka rela seperti yang dikira atau dipikirkannya, tetapi sudah diprogram sedemikian rupa untuk melakukan apa yang diinginkan organisasi ini. Memang kejam, tetapi begitulah organisasi kultus bekerja. Selalu membuat anggotanya berpikir melakukan sesuatu berdasarkan hati nurani dan pilihannya sendiri, padahal ia melakukan tepat apa yang diinginkan organisasi tanpa ia sadari.

Pemahaman Yang Berimbang

Saya tidak sangkal bahwa Yesus Kristus dan para rasul mengingatkan dalam Alkitab agar kita berjaga-jaga akan waktu itu. Dan saya percaya bahwa kita hidup di hari-hari terakhir (2 Tim. 3:1). Namun demikian, menghadapi hari itu tidak ada rasa takut sama sekali, apalagi merasa dikejar-kejar armagedon. Mengapa? Karena percaya kepada Kristus pasti selamat sehingga tidak perlu takut akan hari kiamat. Saya mempercayai dan menggantungkan keselamatan kekal saya kepada Tuhan Yesus. Sebaliknya, Saksi Yehuwa mempercayai bergabung dengan organisasi Saksi Yehuwa — hanyalah organisasi buatan manusia — dapat menyelamatkannya.

Saya percaya bahwa setiap orang Kristen meyakini bahwa hari itu akan tiba seperti yang dinyatakan Alkitab. Meskipun demikian, tidak tahu kapan waktunya. Dan sebagai orang Kristen yang baik tentunya sambil menunggu waktu itu, kita juga wajib melakukan dan menjalankan kehendak Yehuwa seperti menginjil dan menjadi terang dan garam dunia sambil menikmati persekutuan dengan Yesus Kristus sehingga buah-buah Roh diperoleh. Sebaliknya, menjadi pengikut Menara Pengawal menjadikan Saksi-Saksi Yehuwa phobia dan rasa takut/phobia dan tentunya hal ini bukanlah bagian dari hasil buah-buah Roh Kudus seperti yang dijelaskan Gal. 5:22-23. 

Bagaimana pendapat Saudara?

Artikel Terkait:
1. Ajaran Saksi Yehuwa: Bidat Atau Sejati?
2. Saksi Yehuwa: Rohaniwan Allah Atau Suatu Kultus?


”Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan berbaju domba, tetapi di dalamnya, mereka adalah serigala-serigala yang rakus. Dari buah-buahnya kamu akan mengenali mereka. Tidak pernah orang mengumpulkan buah anggur dari tanaman berduri atau buah ara dari rumput duri, bukan? Demikian pula setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, tetapi setiap pohon yang busuk menghasilkan buah yang tidak berguna" (Mat. 7:15-17)

[1] http://www.uky.edu/~aubel2/eng104/paranoia/pdf/singer.pdf

4 comments :

  1. Ada kiamat kecil & kiamat besar. Kiamat kecil adl saat dimana kita masing2 harus mati. Kiamat besar semua tahu adl akhir jaman.

    Penggambaran visual kimat besar dlm publikasi MP diluar konteks berjaga-jaga alias lebay. Tidak cuma sekali, tapi diulang2 berdasarkan prediksi waktu yg keliru.

    Jika diilustrasikan: ada 10 orang jaga malam di gudang. Ada 1 orang yg scr berkala bertindak spt pencuri sesungguhnya. 9 orang temannya menegur kenapa dia bertindak demikian. Dan dijawab olehnya: supaya kalian berjaga2, maka gue menguji kalian apakah siaga dgn mensetting seolah2 sdh terjadi pencurian.

    Dimana posisi anda sekalian para pembaca? Termasuk ke dalam kelompok 9 orang diatas, atau termasuk 1orang aneh yg berjaga2 dgn lebay?

    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Lanjutan di atas

      Apa jadinya jika 9 orang penjaga 'waras' ikut2an bertingkah spt penjaga lebay? Maka akan ada berbagai versi modus pencurian. Penjaga A berlagak sbg pencuri sadis, penjaga B berlagak sbg pencuri intelek berdasi, penjaga C berlagak sbg pencuri bertopeng, dst...

      Apakah 1 orang aneh diatas bisa disebut 'berjaga-jaga sejati' dan diperkenan pemilik barang di gudang? No way!!!

      Ingatlah ini: kakek Russell, pencetus kedatangan 'yesus' di bumi tidak berjaga-jaga di hari dan tempat yg dia prediksi sendiri, eee...kok malah nongkrong dirumah.

      Berjaga-jaga versi ssy: memprediksi saat kiamat, memvisualkannya melalui publikasi, menjual rumah, berhenti menanam bibit, berhenti sekolah, memutuskan tidak berencana utk memiliki anak. Dapat dipastikan itu semua bukan berjaga-jaga sejati dan tidak diperkenan Allah ataupun Yesus ataupun para rasul.

      Berjaga-jaga yg benar: bertobat meninggalkan ajaran sesat dari nabi/guru palsu.

      Salam
      AS

      Delete
  2. Akhir jaman memang mengerikan. Orang yg selamat menonton orang yg dihukum di depan mata adl pemandangan yg mengerikan. Membayangkan melihat malaikat yg bersiap menghukum, ada juga perasaan was2, jangan2 saya ikut kena. Membayangkan langit berwarna merah darah sungguh bisa membuat pingsan. Membayangkan hewan beracun yg bertebaran dalam jumlah masif sungguh membuat merinding.

    Tapi itukah maksud ditulisnya kitab wahyu untuk menakut-nakuti manusia? Jelas tidak

    Kitab wahyu adl kesaksian rasul Yohanes sbg murid yg dikasihi Yesus. Yohanes diperlihatkan pd surga dan neraka. Akhir jaman yg coba divisualisasikan adl lancang dan sudah pasti beda dg kesaksian wahyu, sudah dibumbui yg membuat visualisasi.

    Yang dilakukan ssy lebih dari sekedar lancang. Menakut-nakuti dengan motif mencari keuntungan adl amoral. Segala umur ditakut2i. Seharusnya jika kita memiliki anak yg masih kecil jangan dibacakan dulu bagian yg mengerikan. Anak2 ssy usia SD sudah wajib belajar wahyu sbg menu utama. Anak itu akan merasa elit ketika dewasa teman2 sebayanya bahkan belum baca wahyu.

    Perasaan ngeri otomatis muncul karena kita semua pernah berdosa dalam hidup kita, dan kita tidak pernah tahu seberapa jauh akumulasi dosa kita. Semakin banyak dosa kita semakin mudah kita ditakut2i. Mengenai keuntungan membuat fobia sudah dijelaskan oleh bp AWI dan benar adanya.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pengajaran alkitab bagi usia SD yg wajar/umum, harusnya segmen kejadian dan dikenalkan tokoh2 PL. Usia SMP-SMA diajarkan nilai2 moral yg terkandung dalam agama. Semakin usianya matang pada akhirnya akan membaca kitab wahyu juga.

      Bagi manusia hidup wajar jika rada takut pada peristiwa akhir jaman.
      Bagi orangtua yg renta, dan sakit2an, peristiwa kiamat tidak terlalu menakutkan, biasa2 saja.
      Bagi orang yg baru saja meninggal, kiamat besar sama sekali tidak menakutkan.
      Jadi: orang2 yg sudah melewati kiamat kecil dan dibangkitkan pada akhir jaman justru tidak ada rasa ngeri sama sekali pada suasana yg dideskripsikan pada kesaksian Yohanes.
      Begitulah kira2. Moga2 bisa mengobati fobia pd armagedon, akibat ulah ssy si jahat itu.

      Salam
      AS

      Delete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.