Para Nabi Dan Rasul: Manusia Yang Dapat SALAH

Argumen Menara Pengawal: Nabi dan Rasul pun Dapat Salah
Rasionalisasi: Nabi & Rasul Juga Salah
Apakah definisi dari kata 'rasionalisasi'? Menurut kamus bahasa Indonesia adalah 'proses, cara, perbuatan menjadikan bersifat rasional; proses, cara, perbuatan merasionalkan (sesuatu yg mungkin semula tidak rasional)'[1] dengan kata lain suatu proses, cara, atau perbuatan sesuatu yang mungkin semula tidak rasional (masuk akal) menjadi rasional atau masuk akal. Dan jika pikiran kita dipenuhi oleh pemikiran-pemikiran dari hasil rasionalisasi, akibatnya sangat berbahaya. Mengapa? Karena kita dapat mengambil sebuah keputusan yang keliru tanpa kita sadari.

Dan uniknya, Lembaga Menara Pengawal yang mengklaim dirinya sebagai satu-satunya organisasi Allah di bumi ini, memberikan begitu banyak makanan rohani yang bersifat 'rasionalisasi' kepada para pengikutnya, Saksi-Saksi Yehuwa dalam upaya untuk menutupi kegagalan nubuatan palsunya. Tujuannya? Jelas agar kegagalannya tersebut tidak dianggap sebagai nabi palsu yang jelas-jelas melanggar kitab Ul. 18:20-22 yang berbunyi:
”’Tetapi seorang nabi yang dengan lancang menyampaikan dengan namaku perkataan yang tidak kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berbicara dengan nama allah-allah lain, nabi itu harus mati. 21Apabila engkau mengatakan dalam hatimu, ”Bagaimanakah kami akan mengetahui firman yang tidak diucapkan Yehuwa?” 22apabila nabi itu berbicara dengan nama Yehuwa dan perkataan itu tidak terjadi atau tidak menjadi kenyataan, itulah perkataan yang tidak diucapkan Yehuwa. Dengan lancang nabi itu mengucapkannya. Jangan takut kepadanya.’ (TDB)
Dan artikel ini merupakan kelanjutan dari artikel rasionalisasi sebelumnya yaitu Rasionalisasi: Janji Yehuwa Dan Karunia Bernubuat yang sengaja saya buat untuk membuktikan bahwa rasionalisasi Menara Pengawal tersebut tidaklah berdasarkan Alkitab dan tidaklah masuk akal sehat jika kita tinjau klaim-klaim yang dimuat dari publikasi-publikasi Menara Pengawal sendiri.

Sekarang saya ingin pembaca memperhatikan kutipan seorang Saksi Yehuwa yang bernama Dylan P ketika saya tanya "Bernubuat palsu. Rutherford jelas-jelas telah bernubuat palsu atas nama Allah. Jelas hal ini melanggar Ulangan 18:20-22. Apakah ini tidak melanggar prinsip-prinsip dasar Alkitab?" Dan jawaban beliau adalah:

Mengenai 3 Point yang lain, yang Sdr Awi tanyakan, dapat saya katakan sebelumnya, Sdr Awi jangan menganggap, bahwa kalau sudah diberi wewenang/dilantik Yeuhuwa untuk menyalurkan makan rohani maka, mereka tidak mungkin membuat kekeliruan lagi. Mereka tetap manusia-manusia yang tidak sempurna, selama mereka masih hidup di bumi. Contoh-contoh di alkitab, seperti Musa, Harun, Saul, Salomo dsb misalnya, mereka telah dengan resmi dilantik oleh Yehuwa, tetapi mereka masih dapat membuat kekeliruan.

Yesus berdoa semalaman untuk memilih rasul-rasulnya, tetapi ternyata Yudas mengkhianati Dia. Padahal PILIHAN Yesus sendiri
Dan sesaat sebelum Yesus diangkat ke sorga murid-muridNYa masih bertanya kepadaNya: Tuan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Isreal? [Lukas 6:12-14; Kisah 1 : 6]

Mereka masih betengkar, siapa diantara mereka yang paling besar. Padahal, mungkin saja selama setiap hari mereka berada dengan Yesus, tetapi mereka masih dapat membuat kekliruan dengan mengajukan petanyaan-peanyaan yang kita sekarang dapat menganggapnya sebagai pertanyaan-pertanyaan yang bodoh. Apakah Yesus kurang pandai mengajar? Tentu tidak,tetapi rasul-rasulnya masih merupakan orang-orang yang tidak sempurna dan bisa saja mempunyai pikiran-pikian yang keliru.

Apakah Roh Kudus tidak menyertai mereka? Kalaupun menyertai, tetapi kalau orang yang memiliki kebebasan untuk berkehendak mementingkan apa yang ada dalam benaknya maka,kekeliruan-kekeliruan dapat dihasilkan. (lihat aslinya di sini)
Perhatikan inti kutipan tersebut, yaitu para nabi dan rasul adalah manusia-manusia yang tidak sempurna sehingga mereka dapat membuat kekeliruan. Namun demikian, Roh Kudus tetap menyertainya.

Sekarang saya ingin pembaca melihat kutipan Menara Pengawal sebagai otoritas tertinggi yang merupakan sumber rasionalisasi Saksi Yehuwa tersebut.

Saksi-Saksi Yehuwa tidak mengaku sebagai nabi-nabi yang terilham. Mereka membuat kesalahan-kesalahan. Seperti rasul-rasul Yesus Kristus, mereka kadang-kadang mempunyai pengharapan yang salah.—Luk. 19:11; Kis. 1:6. (Bertukar Pikiran, hlm. 277)
Jadi rasionalisasi tersebut adalah meskipun benar Menara Pengawal telah bernubuat palsu, tetapi tidak pernah mengaku sebagai nabi yang terilham. Mereka membuat kesalahan manusiawi seperti juga para nabi dan rasul adalah manusia yang tidak sempurna dan pernah memiliki pengharapan yang salah. Dan perhatikan ada ayat yang dikaitkan sebagai pembenaran yaitu Lukas 19:11 dan Kis. 1:6. Nah, apakah rasionalisasi demikian dibenarkan berdasarkan Alkitab?

Rasionalisai 1: Nabi Dan Rasul Adalah Manusia Yang Tidak Sempurna

Ya, benar saya yakin 100% bahwa para nabi dan Rasul merupakan manusia-manusia yang tidak sempurna. Mereka banyak melakukan kesalahan. Daud yang jelas dilantik sebagai nabi dan raja jatuh ke dalam perzinahan, Petrus pernah menyangkal Kristus sebanyak 3 kali bahkan pernah bersikap munafik sehingga mendapatkan teguran Paulus (Gal. 2:11-14), dan Paulus sebelum bertobat menganiaya jemaat Kristen mula-mula dan begitu banyak kesalahan-kesalahan manusiawi para nabi dan rasul tersebut yang saya tidak dapat sebutkan satu per satu. Namun demikian, apakah kelemahan mereka itu dapat menjadi pembenaran bagi Menara Pengawal akan nubuatan palsunya?

Jawabannya adalah TIDAK! Mengapa? kualitas dosanya berbeda! Meskipun para nabi dan rasul berbuat salah secara manusiawi, tetapi faktanya tidak satupun para nabi dan rasul tersebut bernubuat palsu atas nama Allah seperti yang telah dilakukan oleh Menara Pengawal. Bisakah pembaca blog ini menyebutkan satu saja — baik nabi ataupun rasul — yang pernah bernubuat atas nama Allah dan terbukti tidak terjadi? Maaf, saya belum pernah membaca satupun nabi dan rasul yang bernubuat atas nama Allah dan faktanya tidak terjadi! Jika ada seorang nabi dan rasul yang terlalu lancang bernubuat atas nama Allah padahal Allah tidak menyatakannya, nabi atau rasul itu sudah mati sesuai dengan apa yang dikatakan oleh kitab Ul. 18:20-22. Bahkan rasul Petrus dan Paulus bersama-sama menyatakan tentang hari itu datangnya seperti pencuri (1 Tes. 5:2-3, 2 Pet. 3:10). Tidak seperti Menara Pengawal telah menyatakan tanggal-tanggal tertentu atas nama Allah secara terbuka di dalam publikasi-publikasinya, dan terbukti salah.


Jadi jelas, rasionalisasi yang dibuat Menara Pengawal tidaklah masuk akal dan tidak berdasarkan Alkitab. Menara Pengawal telah membuat sebuah rasionalisasi yang sama sekali tidak mengikuti pola-pola seperti yang Alkitab nyatakan.

Para Rasul Memiliki Pengharapan Yang Salah: Luk. 19:11; Kis. 1:6-7

Dalam upaya membuat rasionalisasi atas kepalsuan nubuatannya, Menara Pengawal memberikan pembenarannya, yaitu 2 buah ayat yang sering dipakai untuk membuktikan ‘kesalahan’ rasul-rasul, yaitu Kisah 1:6-7 dan Lukas 19:11.

Dalam Kis. 1:6-7

Menara Pengawal mengatakan bahwa mereka seperti juga murid Yesus pernah ‘salah duga’, dengan demikian juga Menara Pengawal pernah salah menduga.

6Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" 7Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.”
Apakah rasionalisasi Menara Pengawal sah dan didasarkan kepada Alkitab? Point yang sangat penting yang membedakan kasus murid-murid Yesus dengan Menara Pengawal adalah fakta bahwa murid-murid tersebut memang langsung dipilih oleh Yesus sebagai murid dan mereka bertanya langsung pada Yesus untuk mengklarifikasi dugaan mereka dan para murid tidak pernah sekalipun menubuatkan sesuatu yang tidak benar. Sebaliknya, Menara Pengawal mengaku-ngaku diangkat oleh Roh Kudus langsung di bawah bimbingan Allah Yehuwa dan Yesus Kristus dan langsung mendistribusikan publikasi yang berisi nubuatan yang salah itu sehingga menyesatkan pengikutnya. Selain itu, mengapa Menara Pengawal tidak mau menerapkan ayat 7 kepada dirinya sendiri? Bukankah Yesus sudah menjawab: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.”

Lalu mengapa Menara Pengawal terus saja mencari tahu dan menebak-nebak secara salah berulang kali?

Dalam Lukas 19:11

Kita kaji ayat berikutnya yang dijadikan bukti dan pembenaran oleh Menara Pengawal yaitu:
Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan. (Luk. 19:11)
Saya mengakui bahwa pada awalnya, seluruh murid-murid Kristus memiliki pengharapan yang salah. Mereka mengira bahwa Yesus akan mendirikan kerajaan-Nya di bumi. Namun dalam bagian ini jelas murid-murid ‘hanya menyangka’, tidak menyebarkan sangkaan mereka yang salah kepada publik atau orang lain, apalagi menulis nubuatan yang salah. Dalam proses belajar adalah hal yang wajar jika kita melakukan kesalahan namun masalahnya menjadi berbeda ketika ajaran yang salah dan tidak pasti itu diajarkan kepada orang lain, apalagi dengan mengajarkannya atas nama Yehuwa sehingga dapat menyesatkan banyak orang.

Para rasul pernah salah tetapi tidak pernah menubuatkan kapan kiamat. Sebaliknya, Menara Pengawal telah berulang kali menubuatkan tanggal waktu kiamat dan tidak terbukti, bahkan mencoba untuk memanipulasi sejarah kegagalannya agar para anggotanya tidak mengetahuinya dengan jelas, bahkan melakukan pembelaan diri dengan menggunakan ayat-ayat Alkitab.


Hal yang terpenting lainnya adalah ketika para murid masih bersama-sama dengan Yesus, mereka memang banyak melakukan kesalahan; seperti Petrus menyangkal Yesus, pengetahuan merekapun sangat dangkal sehingga mengira bahwa kerajaan Allah segera datang. Pada saat itu mereka dapat langsung menanyakan kepada Yesus dan Yesus memperbaikinya. Ketika mereka melihat Yesus terangkat ke sorga, merekapun masih menanyakan hal kerajaan Allah kapan dipulihkannya, namun Kristus menjawab bahwa mereka tidak perlu mengetahuinya (Kis. 1:6-7). Setelah hari Pentakosta yaitu pencurahan Roh Kudus maka mereka memiliki pemahaman yang baru. Sebagai buktinya dalam tulisan Petrus, Yokobus dan Yohanes tidak ada sama sekali nubuatan seperti yang ditulis oleh Menara Pengawal akan tanggal-tanggal tertentu. Petrus menulis ‘hari Tuhan akan tiba seperti pencuri’ (2 Pet 3:10) yang berarti kita tidak akan tahu kapan pencuri akan datang, yang dapat kita lakukan adalah berjaga-jaga dan waspada. Jika Menara Pengawal dapat menulis nubuatan-nubuatan dengan mencantum tahun maka sesungguhnya Menara Pengawal telah melanggar perkataan Kristus sendiri yaitu kita tidak perlu tahu kapan Kerajaan Allah akan datang dan tidak seorangpun tahu kapan kedatangannya. Dan mustahil pula jika Yesus tetap mengangkat Menara Pengawal sebagai hamba yang setia dan bijaksana. Mengapa? Karena Menara Pengawal mengklaim bahwa Kristus memilih Menara Pengawal pada tahun 1919, padahal pada masa pemilihan itu Rutherford sedang mengumumkan nubuatan palsunya yaitu kebangkitan nabi-nabi Perjanjian Lama dan bumi akan menjadi firdaus. Lihat Bukti Klaim Palsu Saksi Yehuwa.

Secara pribadi saya sangat sedih jika seorang Saksi Yehuwa tidak dapat melihat dan memahami apa yang saya tulis di sini yaitu sesungguhnya Menara Pengawal bukanlah sebuah organisasi seperti apa yang diklaimnya. Melainkan sebuah organisasi kultus yang gemar melakukan penipuan karena jika kita rangkai setiap klaim-klaim yang dibuatnya tidak masuk akal, saling bertentangan dan bersifat membodohi pengikutnya yang tidak memahami sejarah Menara Pengawal.

Bukan Nabi Yang Terilham

Salah satu rasionalisasi lagi adalah "Saksi-Saksi Yehuwa tidak mengaku sebagai nabi-nabi yang terilham". Lalu jika tidak terilham mengapa Menara Pengawal mengaku sebagai nabi? Bahkan Rutherford mengklaim bahwa publikasi-publikasi yang diterbitkan bukanlah bersumber dari manusia, melainkan Allah. Jika Menara Pengawal mengklaim sebagai nabi dan publikasinya bersumber dari Allah sendiri, tetapi kemudian mengatakan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa tidak mengaku sebagai nabi-nabi terilham. Lalu nabi model yang bagaimanakah? Satu jawaban bagi saya yaitu nabi palsu!

Merindukan Kedatangan Kristus Yang Kedua

Rasionalisasi terakhir yang sering kita dengan Menara Pengawal "merindukan kedatangan Kristus yang kedua" sehingga mereka telah menetapkan tanggal-tanggal tertentu yang terbukti tidak benar. Hal ini disampaikan oleh seorang Saksi Yehuwa yaitu Truthseeker sebagai berikut:

Sekali lagi saya tekankan di thread ini, bahwa adalah benar seperti yang anda katakan bahwa SSY berulang kali melakukan kesalahan prediksi (perkiraan) tentang akhir zaman dan armagedon, dan berulang kali pula direvisi. Tetapi perspektif saya mengatakan bahwa hal itu terjadi karena orang2 di Saksi-Saksi Yehuwa sangat merindukan kedatangan Kristus yang kedua, akibat dari itu maka mereka khususnya para tokoh pimpinan SSY telah menunjuk kepada suatu waktu ttg prediksi akhir zaman yang ternyata belakangan tidak benar. SSY berasal dari orang-orang dari berbagai agama (Katolik, Protestan, Islam, Hindu, Budha, Animisme, dll) yang awalnya sangat berkeluh-kesah dengan situasi dunia yang semakin kacau balau dan semakin jahat, mereka kecewa terhadap agama-agama yang munafik di dunia ini, mereka mengalami kepahitan hidup di dalam agama yg mereka anut sebelumnya, mereka mendambakan penggenapan dari Kerajaan Allah yang akan memerintah atas bumi - Seperti doa yang diajarkan Yesus (doa Bapa Kami - Matius 6:9-10). Lihat di sini untuk detailnya.
Nah, apakah alasan tersebut sesuai dengan standar dan pernyataan Alkitab? Apakah kita lalu mengencerkan dan mengkompromikan Firman Allah dengan rasionalisasi yang tidak masuk akal itu dan bersifat kedagingan? Saya bersimpati mengenai hal ini. Tetapi standar kita adalah Alkitab sebagai patokan tertinggi. Seperti yang saya telah uraikan sebelumnya yaitu para rasul pun merindukannya dan saya yakin semua orang Kristen merindukannya (karena saya juga demikian). Tetapi apakah karena terlalu rindunya maka para rasul melanggar larangan Alkitab yaitu bernubuat palsu? Tidak, bukan? Jelas tidak ada pola-pola di dalam Alkitab yang membenarkan bahwa karena begitu rindunya seorang nabi atau rasul akan janji Tuhannya maka mereka dengan lancang dan terlalu berani menyebut tanggal tertentu yang terbukti tidak benar, kemudian nabi dan rasul itu dimaafkan dosanya. Maaf, Alkitab tidak memberi peluang sedikit pun bagi seseorang ataupun suatu organisasi yang mengklaim berbicara atas nama Allah, bernubuat dan tidak terjadi maka dimaafkan. Alkitab mengatakan [bukan saya] orang itu atau organisasi tersebut adalah nabi palsu. Hukumannya? Mati!

Kesimpulan

Saya sudah jelaskan panjang lebar akan rasionalisasi Menara Pengawal yang disampaikan kepada Saksi-Saksi Yehuwa sebagai pembenaran atas kekeliruannya yaitu telah bernubuat palsu berulang kali. Dan setiap Saksi Yehuwa hidup di dalam pola pikir rasionalisasi-rasionalisasi yang demikian sehingga menghambat setiap Saksi Yehuwa untuk melihat kebenaran yang diajarkan Alkitab. Dan saya kaji rasionalisasi-rasionalisasi Menara Pengawal, terbukti; rasionalisasi Menara Pengawal tidaklah masuk akal dan tidak memiliki dasar Alkitabnya. Kita sebagai orang Kristen haruslah menjunjung kedaulatan Firman Allah sebagai yang tertinggi, bukan sebaliknya; mengencerkan dan mengkompromikan standar Alkitab tentang nabi sejati dan nabi palsu. Mengapa Alkitab begitu tegas dan tanpa kompromi mengenai hal ini? Karena tujuan dari nabi palsu adalah mengalihkan penyembahan yang benar; yaitu di mana manusia seharusnya menyembah dan memuliakan Allah Yehuwa, tetapi sebaliknya nabi palsu itu mengalihkannya dan menciptakan ibadat yang palsu. Oleh karena itu, Allah Yehuwa membenci nabi palsu dan memberikan hukum mati tanpa pengampunan.

Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.” (Matius 7:15)

[1]http://kamusbahasaindonesia.org/rasio

5 comments :

  1. Kesalahan watchtower latar belakangnya ingin tampil beda. Yang beda selalu ada marketnya.

    TDB beda dengan LAI dengan mencolok per kalimat dari halaman depan sampai belakang.

    Umumnya ibadat di gereja, ssy tampil beda memperkenalkan balai kerajaan.

    Gambar2 artis wt sangat khas dan beda. Yesusnya rambutnya pendek dan beda-beda.

    Baptisan sengaja beda

    Dan tampil bedanya mendongkrak pede secara berlebihan shg sampai2 berspekulasi tiang siksa.

    Tampil beda bisa juga diartikan memberontak, menyerongkan, mengacak-acak, mencari sensasi, spekulator/spekulan, pembuat onar, penghasut, dan bila dikaitkan dg uang adl bandit franchise.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tampil bedanya ssy marak dg ciri: spekulatif, manipulatif, illusif, agresif, kontraproduktif, negatif, masif, destruktif, degradatif, derogatif, otoriter, propaganda, tidak berkesadaran, egosentris, buas (anak belia pun diterkam).

      Diborong abis segala yg jahat

      Salam
      AS

      Delete
    2. Tambahan sifat yg lain:
      Kontradiktif, fitnah, sulap, mistik, hipokrit, absurd, vulgar, artifisial, congkak, bebal, usang.

      Semua adalah parameter yg sah untuk menyatakan ssy adl fasik dan munafik kelas berat.
      Betul??

      Salam
      AS

      Delete
  2. Teori evolusi Charles Darwin lebih banyak benarnya karena bermetode keilmuan dan didukung fosil. Darwin bisa salah pada kasus manusia kera berjalan tegak, tapi yg perlu digarisbawahi Darwin tidak mengatasnamakan Allah dan tidak memaksa orang untuk mengakui kesimpulannya. Beda dengan ssy yg bermetode togel/mistik/nujum/lamunan russell dan memaksa saksi untuk mencontek.

    Teori evolusi Darwin bermanfaat dan menjawab banyak pertanyaan atas keragaman flora fauna. Misalnya hewan ayam jika dicari dalam kitab suci kayaknya belum ada jaman dulu (adanya merpati ), sbg hasil evolusi unggas yg bisa terbang, didomestikasi mjd unggas yg kehilangan kemampuan terbang tinggi. Hewan anjing sbg evolusi serigala yg dipelihara manusia. Jasa Darwin harus diapresiasi meskipun bisa salah.

    Fosil manusia keranya bagi seorang ilmuwan harus dipaparkan ke publik. Teks kejadian sudah pasti valid nenekmoyang manusia adl Adam dan Hawa dan wajahnya secitra dengan Allah. Agama2 tidak perlu se-lebay ssy dalam menanggapi kesalahan Darwin.

    Kebiasaan ssy melihat separoh yg bisa dimanfaatkan untuk mengharumkan namanya sendiri. Separohnya lagi dicuekin krn tidak bisa mengharumkan namanya. Begitulah kira-kira

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ralat: ada ayat ayam jantan berkokok tiga kali, lalu Petrus sadar. Berarti jaman Petrus sudah ada ayam ternyata.

      Tambahan: inyong baru inget sekarang, pelajaran sekolah dulu, Darwin sudah jujur bahwa ada faktor "missing link" antara manusia kera paling tegak dengan manusia normal, tidak pernah terjembatani alias fosil spesies missing link tidak pernah ditemukan. Makanya disebut missing link dan publikasi wt tidak jujur alias memanipulasi missing link dalam artikelnya shg dilenyapkan dan Darwin tampak spt pecundang.

      Terbongkar lagi sulapnya wt.

      Kalau sudah ada " missing link" berarti nama Darwin putih bersih dan tidak ada kesalahannya. Inyong pun minta maaf telah kejebak permainan sulap ssy.

      Salam
      AS

      Delete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.