Mengapa Konsep "Hamba" Begitu Penting Bagi Saksi Yehuwa, Bahkan Mengultuskannya?

Struktur Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal
MENGAPA KONSEP 'hamba yang setia dan bijaksana' begitu penting di dalam ajaran atau doktrin Lembaga Menara Pengawal sehingga SSY bahkan tanpa menyadari mengultuskannya? Jawabannya sederhana. Dan hal ini telah disampaikan oleh seorang mantan penatua dari Saksi-Saksi Yehuwa yaitu David A. Reed di dalam bukunya Answering Jehovah's Witnesses: Subject by Subject, hlm. 102 mengatakan:
Mengapa mengidentifikasi dengan benar "budak yang setia dan bijaksana" begitu krusial untuk Saksi-Saksi Yehuwa? Karena mereka percaya bahwa hubungan mereka dengan "budak" ini yang menentukan apakah atau tidak mereka sebenarnya orang-orang Kristen, apakah atau tidak mereka dapat memahami Alkitab, dan apakah atau tidak mereka akan menerima hidup yang kekal.

Why is correctly identifying the “faithful and discreet slave” so crusial to Jehovah’s Witnesses? Because they believe it is their relationship to this “slave” that determines whether or not they are actually Christians, whether or not they can understand the Bible, and whether or not they will receive everlasting life
Pertama, 'hamba' ini merupakan sumber tafsiran dari seluruh ajaran Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal.  Dan hamba ini mengklaim bahwa Yesus Kristus memberikan tafsirannya langsung kepada kelompok 'hamba' ini dan tugas hamba ini hanya  mempublikasikan apa yang Yesus Kristus ungkapkan kepadanya. Berikut lampiran majalah Menara Pengawal 1 Juli 1943, hlm. 203


Dia [maksudnya, Yesus] hanya menggunakan kelas "hamba"  untuk menerbitkan penafsiran setelah Mahkamah Agung oleh Kristus Yesus mengungkapkan hal itu.

He merely uses the “servant” class to publish the interpretation after the Supreme Court by Christ Jesus reveals it.
Perhatikan kutipan majalah Menara Pengawal 1 Juli 1973, hlm. 402 yang menyatakan bahwa Alkitab bukanlah sebuah buku yang dimeteraikan [maksudnya dapat dimengerti] bagi organisasi ini karena Yehuwa mengungkapkannya kepada Siswa-Siswa Alkitab mula-mula jauh hari sebelumnya: 
Hanya Menara Pengawal berhak mentafsirkan AlkitabPertimbangkan, juga, fakta bahwa hanya organisasi Yehuwa ini, di seluruh bumi ini, yang diarahkan oleh roh kudus atau daya aktif Allah. (Zech. 4:6) Hanya organisasi ini berfungsi bagi tujuan Yehuwa dan untuk pujian-Nya. Hanya kepadanya saja firman Allah yang suci, Alkitab, bukan sebuah buku yang dimeteraikan....Hanya Allah dengan roh kudus-Nya bisa mengungkapkan ini kepada para siswa-siswa Alkitab awal hingga jauh sebelumya.

Consider, too, the fact that Jehovah’s organization alone, in all the earth, is directed by God’s holy spirit or active force. (Zech. 4:6) Only this organization function for Jehovah’s purpose and to his praise. To it alone God’s sacred word, the bible, is not a sealed book. ...

Only God by his holy spirit could have revealed this to those early bible students so far in advance.
Karena klaim yang sedemikian maka setiap Saksi-Saksi Yehuwa sebagai individu tidak dapat mentafsirkan ataupun memahami Alkitab -- karena Alkitab milik organisasi, bukan untuk individu -- tak soal bagaimana tulusnya mereka percaya bahwa mereka dapat mentafsirkan Alkitab tanpa bantuan dari 'hamba' ini yang berada di balik organisasi Yehuwa. Berikut kutipan dari majalah Menara Pengawal 1 Okt 1976, hlm. 587:


Tafsiran kaum terurap dan Menara Pengawal
Jadi, Alkitab adalah buku organisasi dan milik sidang jemaat Kristiani sebagai sebuah organisasi, tidak untuk individu-individu, tak soal bagaimana tulusnya mereka mungkin percaya bahwa mereka dapat mentafsirkan Alkitab. Untuk alasan ini Alkitab tidak dapat dengan tepat dimengerti tanpa organisasi Allah yang kelihatan di dalam pikiran.
Begitu juga buku "Bersatu Dalam Ibadah", hlm. 26-27 menanyakan “Siapakah yang diantara kita yang dapat memiliki pengertian yang jelas dan benar atas usaha sendiri? Lebih lanjut LMP mengatakan  bahwa “perlu dan tetap membutuhkan bantuan... yang disediakan oleh Yehuwa melalui organisasi-Nya untuk memiliki pengertian yang jelas dan benar tentang maksud-tujuan Yehuwa. Berikut kutipannya:
Demikian pula dewasa ini, siapakah di antara kita yang dapat memiliki pengertian yang jelas dan benar tentang maksud-tujuan Yehuwa atas usaha sendiri? Sebaliknya, kita perlu, dan tetap membutuhkan bantuan yang dengan pengasih disediakan oleh Yehuwa melalui organisasiNya yang kelihatan. Untuk membantu kita menggunakan dan mengerti Alkitab, organisasi Yehuwa menyediakan bahan-bahan yang sangat baik berdasarkan Alkitab dalam Menara Pengawal dan publikasi-publikasi yang berhubungan dengannya. Guna membantu kita memahami Alkitab, organisasi Yehuwa menyediakan bahan berdasarkan Alkitab yang sangat bagus dalam beragam publikasi...
Bagaimana jika Saksi-Saksi Yehuwa memiliki pikiran yang berbeda dan harus memutuskan sendiri apa yang percayainya? Maka Lembaga Menara Pengawal mengatakan bahwa pemikiran demikian disebut sebagai 'pemikiran bebas dan ini berbahaya'. Organisasi Saksi Yehuwa menilai individu yang 'berpikiran bebas' sebagai sebagai individu yang ‘angkuh’ terlepas dari cara-cara yang terorganisir. Lebih lanjut, Lembaga Menara Pengawal (LMP) menyatakan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa tidak akan mengetahui jalan kebenaran tanpa bimbingan dari organisasi. Bahkan organisasi menantang: "Sebenarnya, dapatkah kita maju tanpa petunjuk organisasi Allah?” dan jawabannya adalah "tidak, kita tidak dapat!" Berikut kutipannya:
Berjuang Melawan Cara Berpikir Bebas

Seraya kita mempelajari Alkitab kita belajar bahwa Yehuwa selalu membimbing hamba-hambaNya dengan suatu cara yang terorganisir. Dan sama seperti pada abad pertama hanya ada satu organisasi Kristen yang benar, demikian pula dewasa ini Yehuwa menggunakan hanya satu organisasi. (Efesus 4:4, 5; Matius 24:45-47) Namun ada orang-orang yang menyatakan bahwa organisasi pernah harus membuat perubahan-perubahan, dan karena itu mereka berdalih, ”Ini memperlihatkan bahwa kita harus memutuskan sendiri apa akan kita percayai.” Hal ini adalah cara berpikir bebas. Mengapa ini demikian berbahaya?

Cara berpikir demikian merupakan bukti dari keangkuhan. Dan Alkitab mengatakan, ”Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan.” (Amsal 16:18) Jika kita mulai berpikir bahwa kita mengetahui lebih baik dari pada organisasi, hendaknya kita bertanya pada diri sendiri, ”Pertama-tama, di mana kita belajar kebenaran Alkitab? Apakah kita akan tahu jalan kebenaran jika kita tidak mendapat bimbingan dari organisasi? Sebenarnya, dapatkah kita maju tanpa petunjuk organisasi Allah?” Tidak, kita tidak dapat!—Bandingkan Kisah 15:2, 28, 29; 16:4, 5. (Watchtower 1983 Jan. 15 p.27)
Kedua, tidak saja 'hamba' ini memiliki hak untuk mentafsirkan Alkitab dan pentafsirannya harus diikuti oleh seluruh SSY tetapi juga setiap Saksi-Saksi Yehuwa menggantungkan harapan hidup kekekalan mereka kepada golongan hamba ini

Sebagai buktinya kita bisa lihat di majalah Menara Pengawal tahun 1982 berikut ini:
“Bagaimana saudara menanggapi penggenapan dari perumpamaan tentang ”gandum” dan ”lalang”? Fakta bahwa ”waktu menuai” dari ”anak-anak kerajaan” sudah jauh sekali membuktikan bahwa ”kesudahan [synte′leia] dari susunan perkara” telah mendekati akhirnya (telos). Sikap saudara terhadap ’saudara-saudara’ Kristus yang terurap yang seperti gandum dan perlakuan yang saudara berikan kepada mereka akan menjadi faktor yang menentukan apakah saudara akan masuk ke dalam ”hukuman yang kekal” atau menerima ”hidup yang kekal”. (Matius 25:34-46, BIS) Buktikanlah diri saudara sebagai rekan yang loyal dari golongan ”gandum” yang terurap, ”hamba yang setia dan bijaksana”, yang dilantik oleh Kristus untuk menyediakan ”makanan” rohani ”pada waktunya”. (Matius 24:45) Tetaplah giat dalam pekerjaan pengumpulan, karena ingatlah ”Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya [telos]”, dan ”orang yang bertahan sampai pada kesudahannya [telos] akan selamat.”—Matius 24:13, 14.” (w82_no. 47, hlm. 30)
Perhatikan dan renungkan kalimat yang saya bold tersebut. Jika Anda bertanya kepada Saksi-Saksi Yehuwa, apakah benar bahwa sikap mereka kepada 'hamba' ini merupakan faktor yang menentukan apakah mereka "masuk ke dalam ”hukuman yang kekal” atau menerima ”hidup yang kekal”? Maka Saksi-Saksi Yehuwa akan menjawab: 'tidak'. 

Demikian juga, jika Anda bertanya kepada Saksi-Saksi Yehuwa, apakah mereka mengultuskan "hamba yang setia dan bijaksana", maka jawabannya adalah 'tidak'. Jawaban klisenya adalah Saksi-Saksi Yehuwa menyembah Allah Yehuwa dan mengikuti petunjuk Yesus Kristus. Saksi-Saksi Yehuwa tidak mengikuti organisasi manusia manapun. Mengapa Saksi-Saksi Yehuwa menjawabnya demikian?

Hal ini karena Saksi-Saksi Yehuwa selalu berpikir bahwa yang mereka coba layani dan senangkan adalah Allah Yehuwa. Tetapi ironisnya, tanpa mereka sadari di balik Allah Yehuwa ini ada sekolompok orang yang mengklaim sebagai "hamba" yang dilantik oleh Yesus sendiri pada tahun 1919. Melalui kacamata "sekelompok orang ini" setiap Saksi-Saksi Yehuwa mengerti Allah Yehuwa. Tanpa 'kacamata' ini, Saksi-Saksi Yehuwa tidak dapat mengerti apapun tentang Allah Yehuwa. Jadi apapun juga yang ditulis oleh organisasi Saksi Yehuwa atau Lembaga Menara Pengawal dipercaya semuanya merupakan kehendak Allah sendiri, bersumber ilahi dan patut dipatuhi. Jadi berlomba-lombalah Saksi-Saksi Yehuwa menyenangkan hati 'allah yehuwa' ciptaan organisasi Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal. Sungguh ironis, bukan?

Ya, bagi seorang Saksi Yehuwa golongan budak atau hamba ini mutlak diperlukan karena dipercaya merupakan satu-satunya saluran yang digunakan oleh Yesus sendiri untuk memberikan makanan rohani yang menyehatkan kepada para Saksi dan tanpa mengakui eksistensi golongan budak ini seorang Saksi Yehuwa tidak dapat memiliki hubungan yang baik dengan Allah. Dengan demikian eksistensi seorang Saksi Yehuwa ditentukan oleh ketundukkan dan ketaatan kepada golongan budak ini. Kehendak golongan budak merupakan kehendak Yehuwa. Melawannya berarti melawan Allah. Berikut kutipannya dan perhatikan kalimat yang berwarna merah dari saya:
Budak yang setia itu adalah saluran yang Yesus gunakan untuk memberi makan para pengikutnya yang sejati pada zaman akhir ini. Maka, kita perlu mengenali budak yang setia itu. Saluran ini mutlak diperlukan agar kita tetap sehat secara rohani dan memiliki hubungan baik dengan Allah.—Mat. 4:4; Yoh. 17:3. (Menara Pengawal, 15/7/2013 hlm. 20)

Karena “budak yang setia dan bijaksana” telah dipercayakan dengan seluruh milik Tuan, maka marilah kita melihat dengan persepsi mental yang tepat bahwa apa pun 'budak yang setia' lakukan adalah untuk kebaikan kita. Budak ini dengan demikian memenuhi kewajiban sendiri di hadapan TUHAN untuk mendapatkan pekerjaan-Nya terselesaikan. Oleh karena itu kehendak budak adalah kehendak Yehuwa. Pemberontakan terhadap budak adalah pemberontakan terhadap Allah. Sikap mental yang tepat terhadap arahan budak merupakan bagian dari menjaga kecepatan dengan masyarakat Dunia Baru.

Since the “faithful and discreet slave” has been entrusted with all the Master’s goods, then let us view with proper mental perception that whatever the ‘faithful slave’ does is for our good. The slave is thereby fulfilling its own obligation before Jehovah in getting His work done. Therefore the slave’s will is Jehovah’s will. Rebellion against the slave is rebellion against God. A proper mental attitude toward the slave’s direction is a part of keeping pace with the New World society. (Menara Pengawal, 1/6/1956, hlm 346 par. 11, merah dari saya)

Alasan mendasar untuk memperlihatkan respek yang sepatutnya kepada golongan budak yang setia adalah karena dengan melakukannya, kita sebenarnya merespek sang Majikan, Yesus Kristus. Paulus menulis tentang kaum terurap, ”Ia yang adalah orang merdeka ketika dipanggil adalah budak Kristus. Kamu dibeli dengan harga tertentu.” (1 Korintus 7:22, 23; Efesus 6:6) Jadi, apabila kita dengan loyal tunduk kepada arahan budak yang setia dan Badan Pimpinannya, kita sebenarnya tunduk kepada Kristus, Majikan budak itu. Memperlihatkan respek yang sepatutnya kepada sarana yang Kristus gunakan untuk mengelola harta miliknya di bumi merupakan salah satu cara kita ”mengakui secara terbuka bahwa Yesus Kristus adalah Tuan bagi kemuliaan Allah, sang Bapak”.—Filipi 2:11. (Menara Pengawal, 1/4/2007, hlm. 24)
Apakah kesimpulan kita? Tepat seperti yang dikatakan oleh mantan Saksi Yehuwa, David Reed di atas, jika kita berhubungan dengan Saksi Yehuwa kita harus mengetahui peranan dari golongan budak atau hamba ini. Golongan inilah yang menentukan apa yang dipercayai oleh Saksi Yehuwa. Bahkan kepatuhan dan ketaatan kepada golongan ini menentukan hidup kekal Saksi Yehuwa. Baca juga artikel Penyembahan Berhala modern yang membuktikan para Saksi Yehuwa melakukan penyembahan berhala modern kepada golongan ini.

Artikel Terkait:
1. Bukti Klaim Palsu Pemilihan Budak Setia
2. Nabi Palsu Berseru: Kiamat! Kiamat!!
3. Fakta Saksi Yehuwa Suatu Kultus
4. Ajaran Saksi Yehuwa: Bidat Atau Sejati?



--Sola Christos--

Revisi 002:07/05/2012

No comments :

Post a Comment

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.