Manusia Patuh Dan Taat Absolut Adalah Budak Manusia |
Jika David Copperfield menggunakan magic trick untuk menipu penglihatan penontonnya maka pemimpin kultus memanfaatkan mind control atau cuci otak untuk mempersuasi, memanipulasi dan mengontrol pola pikir, emosi dan perilaku anggotanya agar patuh dan taat kepadanya. Karena kepatuhan dan ketaatan yang membabi buta ini, artikel Manipulatif Kultus: Hubungan Menjadi Budak Manusia dan Bebas Berpikir juga membuktikan bahwa para Saksi Yehuwa adalah budak-budak dari badan pimpinan (disebut juga hamba setia bijaksana) sebagai pemimpin tertinggi dalam organisasi Lembaga Menara Pengawal. Tentunya para Saksi Yehuwa tidak menyadari dirinya sebagai budak-budak manusia, melainkan Allah. Oleh karena itu, majalah Menara Pengawal 15/3/1998, hlm. 15-17 membuktikan dan menjelaskan bahwa Saksi Yehuwa adalah budak Allah, bukan budak manusia. Berikut kutipannya:
Majalah Menara Pengawal tersebut menyatakan: “Orang-orang Kristen tidak memandang ketaatan kepada Allah sebagai sesuatu yang menghalangi kebebasan pribadi. Dengan sukarela mereka menjalankan kebebasan sebagaimana yang dilakukan Teladan mereka, Yesus Kristus, menyelaraskan keinginan dan prioritas pribadinya dengan kehendak Allah. . . . ”. Ya memang orang Kristen tidak memandang ketaatan kepada Allah sebagai sesuatu yang menghalangi kebebasan pribadinya. Ini dibuktikan oleh para rasul dan para martir Kristen menjalankan perintah Kristus untuk menjadikan segala bangsa murid-Nya dan mereka bersedia mati karena keyakinannya itu (Mat. 28:18-20). Sepanjang sejarahnya, orang Kristen adalah budak Allah. Namun demikian, apakah para Saksi Yehuwa juga begitu? Ataukah hanya sebuah ilusi sebagai budak Allah, padahal budak manusia?Memilih untuk Menjadi Budak Siapa?
14 Tidak seorang manusia pun bebas total. Kebebasan tiap-tiap orang dibatasi oleh hukum-hukum fisik, seperti hukum gravitasi, yang tidak dapat diabaikan tanpa terkena akibatnya. Juga dalam arti rohani, tidak seorang pun bebas total. Paulus memberikan alasannya, ”Tidak tahukah kamu bahwa jika kamu terus menyerahkan dirimu kepada siapa pun sebagai budak untuk menaati dia, kamu adalah budaknya karena kamu menaati dia, baik dari dosa dengan kematian sebagai tujuan ataupun dari ketaatan dengan keadilbenaran sebagai tujuan?”—Roma 6:16.
15 Menjadi budak untuk orang lain merupakan gagasan yang tidak menyenangkan bagi kebanyakan orang. Namun, dalam dunia dewasa ini, kenyataannya adalah bahwa orang-orang sering kali membiarkan diri dimanipulasi dan dipengaruhi dengan begitu banyak cara yang tidak kentara sehingga mereka akhirnya tanpa sengaja melakukan apa yang didiktekan orang-orang lain. Misalnya, industri periklanan dan dunia hiburan berupaya membuat orang-orang mengikuti trend mode, menciptakan standar untuk mereka ikuti. Organisasi-organisasi politik dan agama menarik orang-orang untuk mendukung gagasan dan tujuan mereka, tidak selalu melalui argumen yang meyakinkan, namun sering kali dengan menggugah rasa solidaritas atau loyalitas. Karena Paulus menyatakan bahwa ’kita adalah budak orang-orang yang kita taati’, kita masing-masing sebaiknya bertanya kepada diri sendiri, ’Saya menjadi budak siapa? Siapa yang memberikan pengaruh terbesar atas keputusan-keputusan dan jalan hidup saya? Apakah para pemimpin agama, para pemimpin politik, para konglomerat bisnis, atau tokoh-tokoh hiburan? Siapa yang saya taati—Allah atau manusia?’
16 Orang-orang Kristen tidak memandang ketaatan kepada Allah sebagai sesuatu yang menghalangi kebebasan pribadi. Dengan sukarela mereka menjalankan kebebasan sebagaimana yang dilakukan Teladan mereka, Yesus Kristus, menyelaraskan keinginan dan prioritas pribadinya dengan kehendak Allah. (Yohanes 5:30; 6:38) Mereka memperkembangkan ”pikiran Kristus”, menundukkan diri kepadanya sebagai Kepala sidang. (1 Korintus 2:14-16; Kolose 1:15-18) Hal ini bisa dibandingkan dengan seorang wanita yang menikah dan dengan rela bekerja sama dengan pria yang dicintainya. Sesungguhnya, kaum terurap Kristen disebut sebagai seorang perawan murni yang dijanjikan untuk dinikahkan dengan Kristus.—2 Korintus 11:2; Efesus 5:23, 24; Penyingkapan (Wahyu) 19:7, 8.
17 Setiap orang dari antara Saksi-Saksi Yehuwa, tidak soal memiliki harapan hidup di surga atau di bumi, telah membuat pembaktian pribadi kepada Allah untuk melakukan kehendak-Nya dan untuk menaati Dia sebagai Penguasa. Bagi setiap Saksi, pembaktian merupakan pilihan pribadi untuk menjadi budak Allah sebaliknya daripada terus menjadi budak manusia. Hal ini selaras dengan nasihat rasul Paulus, ”Kamu dibeli dengan suatu harga; berhentilah menjadi budak manusia.”—1 Korintus 7:23. Belajar untuk Mendatangkan Manfaat atas Diri Kita
18 Sebelum seseorang dapat memenuhi syarat untuk menjadi salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa, ia harus memenuhi persyaratan Alkitab. Para penatua harus berhati-hati dalam menentukan apakah seorang calon Saksi benar-benar telah memahami hal-hal yang tersangkut dalam pembaktian Kristen. Apakah ia benar-benar ingin menjadi salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa? Apakah ia bersedia hidup selaras dengan apa yang dituntut hal ini? Jika tidak, ia tidak memenuhi syarat untuk pembaptisan.
19 Akan tetapi, jika seseorang memenuhi semua persyaratan, mengapa ia harus dikritik karena dengan sukarela membuat keputusan pribadi untuk membiarkan dirinya dipengaruhi oleh Allah dan Firman-Nya yang terilham? Apakah kurang pantas untuk membiarkan diri dipengaruhi Allah daripada manusia? Atau apakah ini kurang manfaatnya? Saksi-Saksi Yehuwa tidak berpikir demikian. Mereka dengan sepenuh hati setuju dengan kata-kata Allah yang ditulis oleh Yesaya, ”Akulah TUHAN, Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh.”—Yesaya 48:17.
20 Kebenaran Alkitab membebaskan orang-orang dari kepercayaan pada doktrin-doktrin agama palsu, seperti siksaan kekal dalam neraka yang bernyala-nyala. (Pengkhotbah 9:5, 10) Sebaliknya, kebenaran memenuhi hati mereka dengan rasa syukur atas harapan yang sejati bagi orang-orang mati—kebangkitan dimungkinkan atas dasar korban tebusan Kristus. (Matius 20:28; Kisah 24:15; Roma 6:23) Kebenaran Alkitab membebaskan orang-orang dari frustrasi karena bersandar pada janji-janji politik yang terus gagal. Sebaliknya, kebenaran Alkitab menyebabkan hati mereka meluap dengan sukacita karena tahu bahwa Kerajaan Yehuwa telah memerintah di surga dan akan segera memerintah atas seluruh bumi. Kebenaran Alkitab membebaskan orang-orang dari praktek-praktek yang, meskipun menarik bagi tubuh yang berdosa, namun menghina Allah dan dapat mendatangkan pengaruh buruk dalam bentuk kegagalan hubungan antarmanusia, penyakit, dan kematian sebelum waktunya. Singkatnya, menjadi budak Allah jauh lebih bermanfaat daripada menjadi budak manusia. Sesungguhnya, pembaktian kepada Allah menjanjikan manfaat-manfaat ”dalam jangka waktu ini . . . dan dalam sistem perkara yang akan datang kehidupan abadi”.—Markus 10:29, 30.
21 Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini tidak terlahir sebagai suatu bangsa yang berbakti seperti Israel zaman purba. Saksi-Saksi adalah bagian dari suatu sidang orang-orang Kristen yang berbakti. Setiap Saksi yang dibaptis menjadi seperti itu dengan secara individu menjalankan kebebasan memilih untuk membuat suatu pembaktian. Memang, bagi Saksi-Saksi Yehuwa, pembaktian menghasilkan suatu hubungan pribadi yang hangat dengan Allah yang ditandai oleh dinas yang sukarela kepada-Nya. Mereka ingin mempertahankan hubungan yang penuh sukacita ini dengan sepenuh hati, untuk selama-lamanya berpaut erat pada kemerdekaan yang untuknya Yesus Kristus telah membebaskan mereka.
Majalah tersebut melanjutkan: “. . . . Mereka [Saksi Yehuwa] memperkembangkan ”pikiran Kristus”, menundukkan diri kepadanya sebagai Kepala sidang. . . . Setiap orang dari antara Saksi-Saksi Yehuwa, tidak soal memiliki harapan hidup di surga atau di bumi, telah membuat pembaktian pribadi kepada Allah untuk melakukan kehendak-Nya dan untuk menaati Dia sebagai Penguasa. Bagi setiap Saksi, pembaktian merupakan pilihan pribadi untuk menjadi budak Allah sebaliknya daripada terus menjadi budak manusia. . . ” Pertanyaannya adalah apakah para Saksi Yehuwa menundukkan diri kepada Kristus seperti para rasul atau para orang Kristen sepanjang sejarah? Dan apakah para Saksi membaktikan diri kepada Allah? Saya jawab tidak! Mengapa?
Nah, sekarang waktunya kita membuktikan betapa manipulatifnya pengajaran Saksi Yehuwa dengan menganalisa berbagai kutipan majalah Menara Pengawal sehingga tanpa disadari oleh para anggotanya, sebenarnya mereka membaktikan diri kepada golongan hamba setia, bukan Allah. Dan para Saksi Yehuwa juga tunduk dan taat kepada golongan ini, bukan Kristus. Buktinya? Baca link di bawah sebagai salah satu bukti:
Dalam kutipan di bawah ini, badan pimpinan atau golongan hamba/budak mencatut nama Yehuwa karena mengklaim telah diberi otoritas untuk mengarahkan para penyembah-Nya di bumi yang diberikan melalui publikasi terbitan Lembaga Menara Pengawal:
Badan pimpinan yang kelihatan dari organisasi Yehuwa juga telah diberi wewenang oleh Dia [Jehovah] untuk mengarahkan pekerjaan penyembah-Nya di bumi saat ini. (Matius 24: 45-47) Sidang jemaat dan pengawasnya menunjukkan pandangan yang benar tentang wewenang tersebut dengan menerima nasihatnya secara suka rela yang diberikan melalui halaman publikasi tercetak, surat atau wakil-wakil keliling.Jika Saudara membaca artikel Saksi Yehuwa: Suatu Kultus atau Rohaniwan Allah menjelaskan otoritas klaim-klaim sepihak organisasi Saksi Yehuwa telah dipilih Yesus dengan detail.
The visible governing body of Jehovah’s organization has also been given authority by Him to direct the work of His worshipers on earth at this time. (Matt. 24:45-47) The congregation and its overseers show their proper view of authority by accepting willingly its counsel provided through the printed page, letters or its traveling representatives. . . . (Menara Pengawal, 1/5/1972, hlm. 272)
Perhatikan kutipan ini organisasi mencatut nama Yesus dengan mengaku Yesus memberikan petunjuk kepada golongan hamba setia:
Kita harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Kepala sidang Kristen, Kristus Yesus, melalui ”hamba yang setia dan bijaksana”, saluran dari organisasi Allah yang ditetapkan di atas bumi. (Menara Pengawal, 1/10/1990 hlm. 30)Dalam kutipan ini, para Saksi diminta tunduk atau patuh kepada hamba/budak karena berarti tunduk kepada Yesus Kristus:
Dengan tunduk kepada golongan budak, umat Allah [Saksi Yehuwa] juga memperlihatkan ketundukan mereka kepada sang Majikan, Yesus Kristus. (Menara Pengawal, 1/10/2002, hlm. 19)Lebih lanjut, berikut kutipan pengajaran Saksi Yehuwa lengkap dan mbulet yaitu pencatutan nama Yehuwa dan Yesus di mana suara Yehuwa berarti suara Yesus dan Yesus mengajar para Saksi untuk percaya golongan budak:
. . . . Menaati suara Yehuwa juga berarti menaati suara Yesus, karena Yehuwa sendiri menyuruh kita melakukannya. (Matius 17:5) Apa perintah Yesus, sang Gembala yang Baik, kepada kita? Ia mengajar kita untuk membuat orang menjadi murid dan mempercayai ”budak yang setia dan bijaksana”. (Matius 24:45; 28:18-20) Dengan menaati suaranya [budak], kita dapat memperoleh kehidupan kekal.—Kisah 3:23. (Menara Pengawal, 1/9/2004, hlm. 17-18, online di sini)Dalam kutipan terakhir ini menjadi pemungkas bagaimana pada akhirnya golongan budak ini adalah wakil atau pengganti bagi Kristus. Renungkan ya. Golongan budak tidak saja mengklaim mendapatkan otoritas dari Kristus melainkan menjadi wakil atau pengganti Kristus:
. . . Yesus memberi tahu mereka bahwa pada masa itu, ”budak yang setia dan bijaksana” akan mewakili dia di bumi dan memberikan makanan rohani yang tepat waktu kepada para pengikutnya.—Mat. 24:45-47. (Menara Pengawal, 15/2015, hlm. 12-13)Marilah kita simpulkan kutipan-kutipan di atas menjadi:
dan
Kristus memberi kaum terurap di bumi ”tugas pelayanan untuk merukunkan”. Paulus memberi tahu mereka, ”Segala sesuatu adalah dari Allah, yang merukunkan kita dengan dirinya melalui Kristus dan memberi kami tugas pelayanan untuk merukunkan, yakni bahwa Allah dengan perantaraan Kristus merukunkan dunia dengan dirinya, tidak memperhitungkan kepada mereka pelanggaran-pelanggaran mereka, dan ia mempercayakan kepada kami firman untuk merukunkan. Karena itu kami adalah duta-duta yang menggantikan Kristus, seolah-olah Allah membuat permohonan melalui kami. Sebagai pengganti bagi Kristus kami minta dengan sangat, ’Hendaklah kamu menjadi rukun dengan Allah.’”—2 Kor. 5:18-20. (Menara Pengawal, Juli 2016, hlm. 28, online di sini)
- Golongan hamba setia mengaku sepihak beroleh otoritas dari Yehuwa atau Allah untuk mengarahkan para umatnya melalui publikasi terbitan Lembaga Menara Pengawal.
- Saksi Yehuwa harus mengikuti petunjuk Yesus melalui golongan hamba.
- Tunduk kepada golongan budak berarti tunduk kepada Yesus.
- Suara Yehuwa sama dengan suara Yesus dan Yesus meminta para murid-Nya percaya golongan hamba.
- Golongan hamba setia mengklaim sepihak sebagai wakil dan pengganti Kristus.
Mengapa disebut mencatut? Karena semua hanya mengatas-namakan Allah dan Kristus hanya bersumber dari satu pihak yaitu golongan hamba sendiri! Pencatutan nama sepihak melanggar prinsip Alkitab yang mengatakan hanya berdasarkan keterangan dua atau tiga orang suatu kesaksian itu barulah sah (2 Kor. 13:1). Jika kita percaya dengan klaim-klaim sepihak sekelompok orang dan kita menundukkan diri dan taat kepadanya, saya percaya Saksi Yehuwa adalah orang yang paling malang di dunia ini karena di zaman penuh penipuan ini tidak ada satupun Saksi Yehuwa yang mempertanyakan atau meminta bukti sah klaim-klaim yang saya sebutkan di atas. Baca juga Bernubuat Palsu: Nama Yehuwa untuk bukti pencatutan nama Yehuwa lainnya.
Dan ini ironisnya, yaitu jika kita menguji dan menganalisa klaim-klaim yang dibuat organisasi Saksi Yehuwa di Bukti Klaim Palsu dan Natal Dan Saksi Yehuwa tentang validitas pemilihan dan otoritas yang diberikan oleh Allah dan Yesus Kristus kepada golongan budak merupakan sebuah kepalsuan dan penipuan. Klaim-klaim sepihak yang demikian tidak lebih seperti Joseph Smith mengklaim bertemu dengan Yesus dan Allah Bapa langsung, Jim Jones mengaku inkarnasi Budha dan Yesus Kristus, seorang nabi mendapatkan petunjuk Gabriel dari gua Hira dan lain-lainnya kesaksian sepihak pemimpin kultus.
Mengakhiri artikel Organisasi Saksi Yehuwa Mencatut Nama Allah dan Yesus Kristus! izinkan saya menyimpulkan: Manusia patuh dan taat mengikuti manusia secara absolut yang mencatut sebagai wakil Allah atau Kristus adalah budak manusia, bukan Allah
Soli Deo Gloria
Untuk mengetahui siapa dan apa di balik organisasi dan ajaran Saksi Yehuwa, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat atau Kultus? dan buktinya sendiri apakah organisasi Saksi Yehuwa sebuah gerakan Kristen sejati ataukah grup kultus berkedok agama Kristen berdasarkan publikasi dan praktek yang diterapkan dan diajarkan di dalam organisasi tersebut.
Karena Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu akan tampil dan akan memberikan tanda-tanda yang hebat dan keajaiban-keajaiban untuk menyesatkan, jika mungkin, bahkan orang-orang pilihan. (Mat. 24:24, TDB)
No comments :
Post a Comment
Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.
Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.
Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU