Pilar Ke-2 KULTUS: MONOPOLI Kekristenan & Kemurtadan Universal

<<<<: Baca Artikel Sebelumnya                           Baca Artikel Berikutnya: >>>>

Pilar Kriteria Utama Kultus Menggunakan Penipuan dan Dusta
Pilar Ke-2: Penipuan Dan Dusta
MENURUT STEVE HASSAN, persamaan pilar utama ke-2 yang dimiliki oleh setiap grup kultus adalah penggunaan penipuan (dusta) dan teknik mind control atau kontrol pikiran (pengendalian pikiran)

Mengapa pemimpin kultus menggunakan dusta dan penipuan serta kontrol pikiran? Kembali Steve Hassan berkata “People do NOT join Cults - They are Recruited! = Orang TIDAK bergabung dengan kultus tetapi mereka direkrut!” Artinya tidak ada orang yang mau bergabung dengan grup kultus kecuali adanya upaya sebuah pengrekrutan yang disertai dengan penipuan dan dusta dan kontrol pikiran agar seseorang mau menjadi anggotanya. Dan setelah mendapatkannya berusaha semaksimal mungkin — tentunya dengan teknik kontrol pikiran — membuat anggotanya tetap berada di dalam pengaruh kontrolnya agar tetap dapat dieksploitasi dan dimanipulasi secara psikologi, tenaga dan harta demi kepentingan atau obyektifitas pemimpin kultus.

Pertanyaannya: dusta dan penipuan apa yang dilakukan pemimpin kultus sehingga ia mampu merekrut orang untuk menjadi anggotanya?

Penggunaan Penipuan

Steve Hassan mengatakan sebuah kelompok dapat dipertimbangkan sebagai grup kultus yang berbahaya bukan karena praktek atau keyakinan agamanya melainkan menggunakan penipuan dan kontrol pikiran:

Sebuah grup tidak dapat dipertimbangkan sebuah “kultus” hanya karena keyakinannya yang tidak ortodoks atau praktek-prakteknya. Sebaliknya, destruktif kultus dicirikan dengan penggunaan penipuan dan teknik kontrol pikiran untuk merusak kehendak bebas seseorang sehingga membuatnya bergantung pada pemimpin grupnya.

A group should not be considered a “cult” merely because of its unorthodox beliefs or practices. Instead, destructive cults are distinguished by their use of deception and mind control techniques to undermine a person’s free will and make him dependent on the group’s leader**
Lebih lanjut Hassan mengatakan bahwa penipuan sudah dilakukan oleh kultus berbahaya sejak awalnya yaitu dalam upaya merekrut calon anggota barunya melalui para anggotanya dan yang membuatnya membahayakan adalah karena para pengikut kultus tersebut berada di bawah pengaruh kontrol pikiran maka kerapkali mereka berbicara dan berperilaku dengan ketulusan yang luar biasa dalam usahanya merekrut orang lain dengan menggunakan teknik kontrol pikiran yang sama yang digunakan pemimpin kultus lakukan pada para anggotanya tersebut:

Kultus destruktif juga menggunakan penipuan untuk merekrut anggota baru. Ketika saya pertama kali didekati oleh perekrut Moonie, mereka mengaku merupakan bagian dari “One World Crusade,” yang kemudian saya pelajari merupakan salah satu dari banyak garis depan Gereja Unifikasi. Mereka mengaku sebagai mahasiswa yang terlibat dengan komunitas kecil pemuda yang berjuang untuk mengatasi hambatan budaya. Tidak lama kemudian saya menemukan kelompok apa itu sebenarnya, apa yang anggotanya benar-benar percaya, dan apa yang diharapkan dari saya. Apa yang membuat ini semua begitu berbahaya adalah bahwa anggota kultus sering berbicara dan bertindak dengan ketulusan luar biasa karena mereka tunduk pada teknik kontrol pikiran yang sama yang mereka gunakan untuk merekrut orang lain.

Destructive cults also use deception to recruit new members. When I was first approached by Moonie recruiters, they told me they were part of the “One World Crusade,” which I later learned was one of many front groups for the Unification Church. They claimed to be students who were involved with a small community of young people struggling to overcome cultural barriers. It was not until much later that I found out what the group was actually about, what its members really believed, and what would be expected of me. What makes this all so insidious is that members often speak and act with the greatest sincerity because they have been subjected to the same mind control techniques that they use to recruit others.
Jadi sebenarnya, karena berada di bawah pengaruh kontrol pikiran (mind control) para anggota kultus benar-benar tulus ketika berupaya merekrut anggota baru dengan anggapan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan sebuah tujuan yang baik atau demi melakukan kehendak allah-nya. Dan dalam upaya merekrut anggota baru masuk ke dalam grupnya, para anggota kultus tanpa disadarinya juga menggunakan teknik-teknik kontrol pikiran yang diajarkan oleh pemimpin kultus untuk merekrut anggota lainnya. Misalnya setiap anggota kultus dalam upaya merekrut anggota baru diajar untuk banyak menceritakan hal-hal yang baik dan positif tentang organisasinya, misalnya penerapan standar moralitas yang baik dan tinggi, tidak ada kolekte — Mormon dan Saksi Yehuwa tidak mengedarkan kantong kolekte — untuk memberi kesan bahwa uang bukanlah obyek utama, apa yang mereka lakukan tidak mendapatkan bayaran, kasih persaudaraan yang tinggi, pertumbuhan jemaat yang pesat sebagai bukti Allah menyertainya dan lain-lain hal yang positif yang dapat mengesankan dan menarik orang untuk bergabung. Tentunya, untuk lebih meyakinkan, mereka juga tidak lupa melepaskan senyum di wajah dan sikap yang ramah serta berbudi bahasa yang baik. Semuanya untuk memperlihatkan betapa bahagianya seseorang jika menjadi bagian dari grupnya. Ini dikatakan oleh Hassan: 

Pemimpin kultus mengindoktrinisasi para anggotanya hanya memperlihatkan sisi-sisi yang terbaik dari organisasinya. Para anggota diajarkan untuk menekan perasaan negatif yang mereka miliki tentang grupnya dan selalu memperlihatkan senyum terus-menerus, wajah “bahagia”.

They indoctrinate members to show only the best sides of the organization. Members are taught to suppress any negative feelings they have about the group and always show a continually smiling, “happy” face. (Combatting Cult Mind Control, hlm. 41)
Ya, padahal semuanya itu merupakan sebuah propaganda yang dapat menyesatkan orang-orang. Majalah Sedarlah! edisi 22 Juni 2000 hlm. 9 mengatakan tentang tujuan propagandis ulung: “Propagandis memastikan bahwa pesannya tampak benar dan bermoral, dan itu membuat Anda merasa diri penting serta terikat jika Anda memperhatikan pesan itu”. Artinya untuk menarik perhatian orang, propagandis selalu menyampaikan hal-hal yang tampaknya benar dan bermoral. Jika tidak demikian maka tidak ada orang yang mau menaruh perhatian apalagi bergabung dengan grupnya. Misalnya jika ada grup yang menyebarkan pesan bagaimana menjadi perampok ulung, bagaimana hidup berhasil dalam kawin cerai dan hal-hal negatif lainnya secara otomatis tidak ada satu orang pun yang tertarik bergabung, bukan? Sebaliknya, jika ada grup yang menyampaikan suatu pesan tentang kejujuran, membuat keluarga bahagia dan lain-lain positif maka orang secara otomatis menjadi tertarik, bukan? Apakah itu propaganda informasi? Silahkan klik Ciri Kultus: Menggunakan Propaganda Informasi untuk bahasannya.

Propaganda Kemurtadan Besar Terjadi Secara Universal

Apakah penipuan dan dusta yang disampaikan oleh pemimpin kultus dalam upaya merekrut orang untuk menjadi anggotanya? Salah satu caranya adalah dengan menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada peminat atau anggota barunya. Pesannya itu selalu sama yaitu telah terjadi kemurtadan atau kesesatan secara universal sehingga pada akhirnya memberikan peluang kepada pemimpin kultus untuk mengklaim sebagai gereja atau organisasi Kristen yang sejati dan lembaga Kristen lainnya pasti sesat.

Sebenarnya teknik ini disebut sebagai black and white thinking (pola pikir hitam dan putih) di mana pemimpin kultus selalu mengklaim dirinya memiliki kebenaran absolute yang harus diyakini kebenarannya tanpa boleh dipertanyakan oleh para anggotanya. Untuk menyampaikan kebenaran absolute-nya kepada publik, maka pemimpin kultus berpropaganda informasi untuk mempengaruhi orang. Saya berikan contoh dari Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (Mormon) — dicap sebagai salah satu grup kultus berkedok agama Kristen oleh para ahli kultus yang — di situs resminya www.mormon.org/id menjelaskan bagaimana setelah kematian para rasul terjadi kemurtadan besar secara universal sehingga terjadi “kesalahan tentang ajaran-ajaran-Nya merayap masuk ke dalam gereja yang menghasilkan pendapat yang saling bertentangan dan kebenaran yang hilang”. Dan gereja Mormon mengklaim bahwa “ajaran-ajaran dasar seperti iman, pertobatan, pembaptisan, dan karunia Roh Kudus menjadi menyimpang dan ajaran-ajaran penting hilang seluruhnya” oleh karena itu dibutuhkan pemulihan atas gereja-Nya yaitu suatu “wewenang dari para rasul Tuhan Yesus Kristus, Injil dan Gereja-Nya” agar dapat dikembalikan ke bentuk semula. Kita lihat kutipan berikut:

Kristus Mengorganisasi Gereja-Nya di Bumi

"Akulah jalan dan kebenaran dan hidup" (Yohanes 14:6) Kristus memberi tahu para pengikut-Nya selama pelayanan-Nya yang singkat namun kuat di bumi. Itu adalah pesan yang tepat waktu dan diperlukan karena beberapa ratus tahun sebelum kelahiran-Nya banyak orang telah berhenti hidup sesuai dengan perintah-perintah Allah. Kristus membawa kembali cahaya ke dunia ketika Dia memberitakan Injil-Nya seperti kepada para nabi zaman dahulu seperti Abraham, Ishak, dan Musa. Dia memilih dua belas rasul untuk menjadi para rasul-Nya—termasuk Petrus, Yakobus dan Yohanes—dan menumpangkan tangan-Nya di atas kepala mereka untuk memberi mereka kuasa yang disebut imamat untuk melaksanakan pembaptisan, mengatur gereja-Nya, dan menyebarkan firman-Nya di seluruh dunia.

Terlepas dari pengaruh-Nya yang besar dan banyak mukjizat-Nya, Dia pada akhirnya ditolak dan disalibkan. Setelah kematian-Nya, para rasul-Nya yang berani dan setia meneruskan tanpa Dia, membaptiskan para anggota baru, dan memulai berbagi jemaat.

Kemurtadan Besar

Terlepas dari upaya berani dari para rasul Kristus dan para pengikut mereka yang setia, gereja asli yang Kristus pulihkan mulai memudar. Para anggota menghadapi penganiayaan berat dan semua kecuali satu rasul mati syahid. Ini adalah suatu periode yang disebut Kemurtadan Besar, dimana terjadi "kemurtadan" (2 Tesalonika 2:1‒3) dari Injil yang diorganisasi Kristus. Kuasa kerasulan untuk menganugerahkan kunci-kunci keimamatan dan untuk menerima wahyu bagi Gereja hilang bersama dengan banyak ajaran yang berharga. Kesalahan tentang ajaran-ajaran-Nya merayap masuk ke dalam gereja yang menghasilkan pendapat yang saling bertentangan dan kebenaran yang hilang. Periode inilah yang kita sebut sebagai Kemurtadan Besar.

Tanpa wewenang atau bimbingan ilahi, Kekristenan berjuang untuk bertahan dengan opini-opini yang bertentangan bahkan dalam ajaran Injil yang paling dasar. Tanpa wewenang Imamat atau Injil yang utuh, orang-orang harus bersandar pada kebijaksanaan manusia untuk menafsirkan tulisan suci, asas-asas dan tata cara-tata cara. Banyak gagasan salah diajarkan sebagai kebenaran, dan banyak dari apa yang kita ketahui tentang karakter sejati dan kodrat Allah Bapa, Putra-Nya Yesus Kristus, dan Roh Kudus telah hilang. Ajaran-ajaran dasar seperti iman, pertobatan, pembaptisan, dan karunia Roh Kudus menjadi menyimpang dan ajaran-ajaran penting hilang seluruhnya.

Berabad-abad kemudian, orang-orang yang terinspirasi, seperti Martin Luther dan John Calvin, mengenali bahwa praktik-praktik dan ajaran-ajaran telah diubah atau hilang serta mencoba memperbarui gereja-gereja dimana mereka menjadi anggotanya. Tetapi tanpa wewenang dari para rasul Tuhan Yesus Kristus, Injil dan Gereja-Nya tidak dapat dikembalikan ke bentuk semula.*
Lalu siapakah yang digunakan oleh Allah untuk memulihkan gereja-Nya secara universal tersesat tersebut selama berabad-abad itu? Kita lihat kutipan klaim pemilihan ilahi Joseph Smith yang berupa suatu penglihatan di mana Allah Bapa dan Yesus Kristus menampakkan diri dan melalui penglihatan tersebut diklaim “menandai awal dari Pemulihan Gereja Yesus Kristus di bumi, yang diwenangkan Allah untuk didirikan 10 tahun kemudian oleh seorang Joseph Smith yang lebih bijaksana dan telah menerima pengajaran surgawi, sekali lagi memungkinkan setiap orang untuk menerima sukacita dan berkat-berkat yang datang dari menjalaninya”.

ALLAH MEMULIHKAN GEREJA KRISTUS MELALUI JOSEPH SMITH

Jika anak lelaki tetangga memberi tahu kita bahwa dia dipanggil oleh Allah untuk memulihkan gereja-Nya yang benar di atas bumi, akankah kita memercayainya? Mungkin tidak, begitu juga tidak banyak orang di Nazaret yang percaya bahwa Yesus Kristus, si tukang kayu, adalah sang Mesias.

Setelah kebingungan rohani selama berabad-abad, orang-orang sangat membutuhkan kebenaran asli Yesus Kristus. Ketika Allah memilih seorang pemuda berusia 14 tahun pada tahun 1820 sebagai utusan-Nya, kebanyakan orang menolak untuk mendengar, Joseph Smith tinggal di Amerika Serikat, satu-satunya negara yang menyatakan kebebasan beragama pada waktu itu. Keluarganya sangat religius dan terus-menerus mencari kebenaran.

Joseph harus memutuskan mana dari banyak denominasi Kristen yang dia harus bergabung. Setelah penelahaan yang saksama, dia masih merasa bingung. Dia kemudian menulis, "Sedemikian hebatnya kekacauan dan pertikaian di antara golongan agama yang berbeda itu, sehingga adalah tidak mungkin bagi seseorang yang muda seperti aku ... untuk sampai pada kesimpulan tertentu siapa yang benar dan siapa yang keliru ... Di tengah perang perkataan dan kegaduhan pendapat, aku sering berkata kepada diriku: Apa yang mesti dilakukan? Siapa dari semua kelompok ini yang benar; atau apakah mereka semua sama-sama salah? Jika siapa pun dari mereka adalah benar, yang manakah itu, dan bagaimana aku akan mengetahuinya?" (Joseph Smith—Sejarah 1:8, 10).

Joseph membuka Alkitab untuk bimbingan. Dia membaca, “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah dia memintakannya kepada Allah,—yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit—, maka hal itu akan diberikan kepadanya” (Yakobus 1:5). Dengan iman yang sederhana dia memutuskan untuk melakukan hal itu. Pada musim semi tahun 1820 dia pergi ke sebuah hutan kecil terdekat dan berlutut berdoa. Dia menggambarkan pengalamannya: "aku melihat seberkas tiang cahaya persis di atas kepalaku, melebihi kecemerlangan matahari, yang turun secara bertahap sampai jatuh ke atas diriku …. Ketika cahaya itu berhenti di atas diriku aku melihat dua Sosok, yang kecemerlangan dan kemuliaan Mereka tak teruraikan, berdiri di atas diriku di udara. Salah seorang dari Mereka berfirman kepadaku, memanggilku dengan nama dan berfirman, menunjuk kepada yang lain—Inilah Putra Terkasih-Ku. Dengarlah Dia!" (Joseph Smith—Sejarah 1:16–17). Dalam penglihatannya, Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus, menampakkan diri mereka. Juruselamat memberi tahu Joseph untuk tidak bergabung dengan gereja-gereja tersebut. Meskipun banyak orang baik pada waktu itu percaya kepada Kristus dan berusaha untuk memahami dan mengajarkan Injil-Nya, mereka tidak memiliki kegenapan kebenaran atau kuasa untuk membaptiskan dan melakukan tata cara keselamatan lainnya. Penglihatan ini menandai awal dari Pemulihan Gereja Yesus Kristus di bumi, yang diwenangkan Allah untuk didirikan 10 tahun kemudian oleh seorang Joseph Smith yang lebih bijaksana dan telah menerima pengajaran surgawi, sekali lagi memungkinkan setiap orang untuk menerima sukacita dan berkat-berkat yang datang dari menjalaninya.
Betapa luar biasanya klaim tersebut, bukan? Siapakah yang meyaksikan penglihatan tersebut? Di situs www.mormon.org/id tidak dijelaskan dengan detail. Yang ada hanya klaim sepihak adanya suatu pemilihan ilahi terjadi atas Joseph Smith untuk memulihkan gereja-Nya yang telah tersesat selama berabad-abad. Dan setiap jemaat Mormon meyakininya dengan amat sangat bahwa gereja Mormon adalah gereja atau kekristenan satu-satunya yang sejati dan benar; di luar itu ya sesat. Tetapi satu hal yang saya tahu penglihatan itu pasti sebuah dusta karena bertentangan dengan Alkitab: “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (Yoh. 1:18). Ayat ini membuktikan kepalsuan penglihatan tersebut, bukan?

Bagaimana dengan pernyataan organisasi Saksi Yehuwa? Apakah berbeda dengan klaim sepihak gereja Mormon? Sama sekali tidak! Lembaga Menara Pengawal mengklaim hal yang sama, persis seperti apa yang disampaikan gereja Mormon; yaitu sejak dari mulanya setelah kematian para rasul; terjadi kemurtadan besar secara universal juga. Kita lihat dari brosur propaganda berikut ini:

Namun, seperti telah dinubuatkan, kemurtadan besar mulai berkembang, di abad-abad kedua dan ketiga. Hasilnya ialah sistem-sistem gereja yang besar yang tidak mempertahankan kemurnian dari sidang Kristen yang mula-mula dalam hal ajaran, tingkah laku, organisasi, dan sikap terhadap dunia.—Matius 13:24-30, 37-43; 2 Tesalonika, pasal 2.

Namun, Yesus menubuatkan bahwa ibadat yang sejati akan dipulihkan pada bagian penutup dari sistem ini. Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa pemulihan ini dapat dilihat dalam kegiatan mereka seluas dunia pada jaman kita, kira-kira 1.900 tahun setelah nubuat Yesus. Halaman-halaman berikut akan menjelaskan alasannya. (Saksi-Saksi Yehuwa—Bersatu Padu Melakukan Kehendak Allah Seluas Dunia, hlm. 7).
Lalu menurut organisasi Saksi Yehuwa; kelompok manakah yang memulihkan kemurtadan universal yang terjadi pada orang-orang Kristen? Ya, saya percaya Saudara sudah dapat menebaknya yaitu organisasi Saksi Yehuwa mengklaim hal yang sama yaitu terjadi pemilihan ilahi pada tahun 1918/1919 terhadap sekelompok orang sebagai “hamba setia dan bijaksana” oleh Allah dan Yesus Kristus. Saya tidak akan menjelaskan detail tentang pemilihan ilahi tersebut, silahkan klik Pemilihan Ilahi untuk detailnya. 

Apakah yang dapat kita simpulkan sejauh ini? Grup kultus selalu mengklaim hal yang sama yaitu dirinya sebagai reformis atau kelompok yang memulihkan ajaran Kristen yang sesat secara universal selama berabad-abad; setelah kematian para rasul. Kedua grup ini juga mengklaim hal yang sama yaitu memulihkan ajaran Kristen yang sejati pada tempatnya sehingga beroleh kesempatan untuk memonopoli agama Kristen sebagai satu-satunya gereja atau agama Kristen yang sejati di bumi.

Kita lihat kutipan dari ajaran Mormon yang diambil dari buku Doctrine And Covenant yang mengatakan bahwa Gereja Mormon merupakan satu-satunya gereja yang hidup dan sejati di muka bumi di mana Tuhan berkenan:

And also those to whom these commandments were given, might have power to lay the foundation of this church, and to bring it forth out of obscurity and out of darkness, the only true and living church upon the face of the whole earth, with which I, the Lord, am well pleased, speaking unto the church collectively and not individually—***
Bagaimana dengan ajaran Saksi Yehuwa? Memiliki inti yang sama saja. Perbedaan hanya terletak dari cara penyampaian saja. Perhatikan kutipan berikut di mana organisasi Saksi Yehuwa mengklaim sebagai sidang Kristen yang benar dibandingkan organisasi Susunan Kristen (denominasi gereja-gereja) yang adalah organisasi setan dan kutipan lainnya menyatakan bahwa hanya Saksi-Saksi Yehuwa saja yang mempraktekkan agama Kristen yang benar:

Dari tinjauan singkat di atas mengenai sejarah ”hamba yang setia dan bijaksana” dari Yehuwa, dan membandingkannya dengan sejarah Susunan Kristen, kita sampai kepada kesimpulan apakah? Yakni, bahwa Yesus Kristus telah menepati janjinya. Sejak kenaikan ke surga hingga bari ini, ia menyertai sidang Kristennya yang diwakili oleh ”hamba” itu. Roh Yehuwa memang diberikan dengan limpah ke atas ”hamba” itu dan mereka yang bergabung dengannya, seraya mereka terus mentaati perintah untuk mengabarkan kabar baik dari Kerajaan dan menjadikan murid-murid. (Mat. 10:7; 24:14; 28:19, 20) Tetapi tinggal bersama Yesus Kristus berarti tinggal bersama mereka yang ia senang gunakan. Di luar sidang Kristen yang benar, organisasi lain manakah yang ada? Hanya organisasi Setan yang terdiri dari ”binatang buas” politik dan imperium agama palsu Babel miliknya.—Why. 13:1, 14, 15; 17:3-6. (Menara Pengawal, w80_No.25 hlm. 9 par. 16, bold dari saya)

Jutaan orang di seluruh dunia telah mengevaluasi fakta-fakta dan menjadi yakin bahwa hanya Saksi-Saksi Yehuwa saja yang mempraktekkan agama yang benar. (Menara Pengawal, 1/6/2001 hlm. 16)
Apakah ini suatu kebetulan? Silahkan nilai sendiri, ya. Setahu saya tidak ada gereja Kristen yang sejati mengklaim hal-hal yang demikian fantastis sehingga seorang Saksi Yehuwa bernick-name Reinold terpengaruh dengan klaim-klaim organisasinya sehingga saat berdiskusi dengan saya mengatakan:

Bisakah seseorang melayani (termasuk beriman + melakukan kehendak Yesus) Allah, tanpa bergabung dng agama Kristen? Tolong jawab ya. (di sini)
Dalam diskusi tersebut, maksud dari Saudara Reinold adalah — tentunya dalam pemahamannya — organisasi Saksi Yehuwa mengajarkan dan merupakan satu-satunya agama Kristen sejati sehingga untuk dapat melakukan kehendak Yesus dan beriman kepada Allah maka seseorang harus bergabung dengan agama Kristen sejati yang diwakili oleh organisasi Saksi Yehuwa. Dengan demikian, sebenarnya agama Kristen dimonopoli hanya ada di organisasi Menara Pengawal. Baca juga artikel Apakah Saksi Yehuwa Percaya: Yesus, Allah Dan Alkitab?

Mengapa dan apa tujuan grup kultus mengumandangkan dusta adanya suatu kemurtadan universal terjadi? Sederhana, seperti yang saya telah diuraikan di atas yaitu setiap kultus harus menjalankan suatu teknik mind control (kontrol pikiran) yang disebut black white thinking atau pola pikir hitam putih di mana kebenaran dan kekristenan sejati dimonopoli oleh pemimpin kultus, artinya setiap orang yang ingin beroleh selamat, hidup berkenan kepada Allah, mendapat kebenaran sejati dan lain-lain hal hanya dapat diperoleh di dalam grup kultusnya bahkan pemimpin kultus mengklaim sebagai sang pengantara antara Allah dan manusia. Dengan demikian, setiap grup kultus selalu memonopoli agama Kristen di mana hanya melalui perantaraan pemimpin kultus, manusia dapat hidup berkenan dan melayani Allah. Di luar grup, tidak dapat dan merupakan agama Kristen palsu yang dikuasai oleh setan. Tujuan akhirnya adalah mengharapkan para peminat mau bergabung dan menjadi anggota setianya. 

Pertanyaan besarnya adalah mungkinkah telah terjadi kemurtadan atau sesat secara universal selama berabad-abad — apalagi diklaim kemurtadan terjadi setelah kematian para rasul — sampai pada akhirnya kondisi tersebut dipulihkan oleh Joseph Smith (pendiri Mormon) maupun organisasi Saksi Yehuwa yang waktu itu diwakili oleh Charles Russell? Sama sekali tidak! Yesus Kristus sebagai kepala jemaat menjanjikan hal yang luar biasa bagi gerejanya di Mat. 16:18:

Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya
Dan rasul Paulus di Efesus 3:21 berkata:

bagi Dialah kemuliaan di dalam jemaat dan di dalam Kristus Yesus turun-temurun sampai selama-lamanya. Amin.
Apakah arti kedua penyataan tersebut? Yesus Kristus mendirikan jemaatnya dengan dasar yang kokoh sehingga alam maut tidak akan menguasainya, apalagi terjadi kemurtadan universal. Dan Paulus jelas mengatakan bahwa jemaat Kristen sebagai sebuah gereja memberikan kemuliaan kepada Allah pada saat Paulus menulis surat-suratnya dan Allah akan menerima kemuliaan sampai turun-temurun sampai selama-lamanya. Oleh karena itu, gereja harus ada waktu Paulus masih hidup — karena Yesus yang mendirikannya sehingga alam maut pun tidak menguasainya — sampai selama-lamanya agar Allah mendapatkan kemuliaan sehingga klaim-klaim pemulihan dari kesesatan total merupakan suatu hal yang mustahil karena jika ada suatu waktu kesesatan terjadi maka ada pula suatu waktu di mana Allah tidak mendapatkan kemuliaan di dalam jemaatnya.

Saya tidak mengatakan bahwa kemurtadan (lebih tepatnya adalah ajaran sesat) tidak terjadi. Benar kesesatan terjadi — bahkan ketika para rasul masih hidup — tetapi kemurtadan tersebut tidak bersifat universal seperti yang dinyatakan oleh gereja Mormon dan Saksi Yehuwa ataupun grup kultus lainnya. Jika kesesatan terjadi maka pernyataan Kristus dan Paulus menjadi keliru. Setiap pengikut Mormon dan Saksi Yehuwa harus mempelajari sejarah gereja baik-baik untuk mengetahui fakta yang sebenarnya tentang ajaran bidat yang menyusup ke dalam gereja. Misalnya ajaran sesat modalisme terjadi, dan arianisme pada abad ke-4 dan lain-lain ajaran bidat. Lihat Bapa Gereja Dan Ajaran Bidat. Namun demikian, gereja Kristen selalu dapat mengatasi dan menyingkirkan ajaran bidat sepanjang sejarah dunia ini. Tidak ada kemurtadan universal terjadi.

Apakah artikel Pilar Ke-2 KULTUS: MONOPOLI Kekristenan; Kemurtadan Universal telah membuktikan bahwa ada suatu kemiripan antara propaganda dusta dan penipuan yang dilakukan organisasi Saksi Yehuwa dengan Gereja Mormon (Gereja Sejati Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir) sebagai suatu kelompok kultus?

Bagaimana pendapat Saudara?

Apakah itu kultus dan teknik kontrol pikiran (mind control dikenal dengan istilah brainwashed)? Artikel berikutnya yaitu Apakah Kultus Itu? mengupas tuntas masalah ini.

Soli Deo Gloria

Artikel Terkait:
1. Fakta Saksi Yehuwa Suatu Kultus!
2. Saksi Yehuwa: Nabi Dan Juru Bicara Palsu Allah
3. Dusta Organisasi Saksi Yehuwa!
4. Membedakan Agama Kristen Sejati dari Yang Palsu, Bagaimana?


<<<<: Baca artikel sebelumnya                            Baca Artikel Berikutnya: >>>>

Karena Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu akan tampil dan akan memberikan tanda-tanda yang hebat dan keajaiban-keajaiban untuk menyesatkan, jika mungkin, bahkan orang-orang pilihan. (Mat. 24:24, TDB)

*    http://mormon.org/ind/pemulihan
**  http://old.freedomofmind.com/Info/infoDet.php?id=407
***http://www.lds.org/scriptures/dc-testament/dc/1?lang=eng

No comments :

Post a Comment

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.