Bapa Gereja Purba & Ajaran Bidat

Illustrasi Doktrin Tritunggal
Saya telah mengupas panjang lebar bagaimana doktrin Tritunggal dipahami secara progresif oleh Bapa-Bapa Gereja Purba/Awal di Doktrin Tritunggal: Bapa Gereja Purba. Dan tentunya, pemahaman yang bersifat progresif itu merupakan hal yang wajar karena memang doktrin Tritunggal adalah wahyu bersifat progresif yang dinyatakannya Allah kepada manusia.

Di dalam konteks sejarah gereja Perjanjian Baru, tidak dapat dipungkiri ajaran bidat telah ada sejak rasul Yohanes masih hidup sampai hari ini. Saya akan membahas sekilas ajaran-ajaran bidat yang utama sampai kepada puncaknya yaitu tahun 325 M di mana terjadi konsili Nicea. Ajaran apakah itu??

Ajaran Gnostik

Misalnya ajaran Gnostik (γνῶσις gnōsis, pengetahuan) yang merupakan sinkritisme gerakan agama yang terdiri dari beberapa sistem kepercayaan yang intinya mengajarkan bahwa dunia dan sorga tidaklah dicipta oleh Allah yang tertinggi, tetapi oleh suatu kuasa yang lebih rendah dari Allah yang Maha Kuasa (disebut sebagai demiurge). Bukan oleh Allah Yehuwa, tetapi malaikat. Mengapa bukan oleh Allah yang mencipta dunia ini? Argumentasinya sederhana. Dunia ini tidaklah sempurna sehingga tidak mungkin dicipta oleh Allah yang sempurna. Hanya allah tingkat dua (malaikat) yang tidak sempurna mampu menciptakan dunia yang tidak sempurna. Begitu juga tentang Yesus Kristus. Gnostik membedakan antara manusia Yesus dan Kristus serta menolak kelahiran super natural Yesus. Salah satu cabang Gnostik yaitu docetisme mengatakan bahwa Yesus sesungguhnya hanyalah ‘roh’ yang nampaknya seperti manusia.

Menanggapi ajaran Gnostik tersebut, rasul Yohanes yang masih hidup saat itu menulis kitab Yohanes, dan 1, 2 dan 3 Yohanes untuk menentang ajaran tersebut. Kita bisa lihat dari Yoh. 1:1-3 yang menjelaskan bahwa Firman itu adalah Allah dan di ayat selanjutnya menyebutkan bahwa Firman itu yang menciptakan segala sesuatunya – bukan pribadi tingkat dua (malaikat) seperti yang diajarkan oleh Gnostik.


Lebih lanjut, di 1 Yoh 1:22, rasul Yohanes menulis: “Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus?” dan 1 Yoh 4:2-3: 

Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah. Dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus.... 

Tulisan rasul Yohanes tentang ‘Yesus telah datang sebagai manusia’ untuk melawan ajaran docetisme yang mengajarkan bahwa Yesus sesungguhnya hanyalah ‘roh’ yang nampaknya seperti manusia.

Perlawanan rasul Yohanes melawan ajaran Gnostik dilanjutkan oleh para Bapa-Bapa Gereja Purba sampai abad ke-2. 

Ajaran Modalisme/Sabellianisme

Disamping harus melawan ajaran Gnostik, para Bapa-Bapa Gereja Purba juga harus menghadapi ajaran modalisme yang berkembang ±200 M. Ajaran ini mengajarkan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus merupakan satu pribadi. Ajaran ini dikembangkan oleh Noetus dari Smyrna, Praxeas dan mencapai puncaknya oleh Sabellius sehingga ajaran modalisme disebut juga Sabellianisme. Ajaran inilah yang dianggap oleh kebanyakan umat Kristen sebagai ajaran Tritunggal. 


Modalisme/Sabellianisme diajarkan oleh Sabellius yaitu seorang teolog abad ke 3 dari Libya yang mengajarkan bahwa sang Bapa, sang Anak dan sang Roh Kudus merupakan 1 pribadi. Dikatakan bahwa Allah menggunakan tiga wajah atau topeng (prosopa, bhs. Yunani atau persona, bhs. Latin). 

Sabellianisme meyakini Allah yang tunggal/pribadi tunggal menggunakan tiga wajah/mode yang berbeda-beda sebagai sang Bapa, sang Anak dan sang Roh Kudus, maka ketika sang Anak menderita dan mati di kayu salib, maka Bapa juga ikut menderita dan mati. Oleh sebab itu, doktrin modalisme juga dikenal sebagai patripassianism, arti dalam bahasa Latin, “Bapa yang menderita.” Ajaran ini ditolak oleh Bapa Apologis seperti Tertulian menulis di Against Praxeas:


Dia berpendapat bahwa hanya ada satu Tuhan, Pencipta Mahakuasa atas dunia, supaya dari doktrin kesatuan ia dapat mengarang bidaah. Dia mengatakan bahwa Bapa sendiri turun ke atas Perawan, Dirinya sendiri lahir dari dirinya (Maria, penulis), dirinya sendiri menderita, memang dirinya sendiri adalah Yesus Kristus.


He maintains that there is one only Lord, the Almighty Creator of the world, in order that out of this doctrine of the unity he may fabricate a heresy. He says that the Father Himself came down into the Virgin, was Himself born of her, Himself suffered, indeed was Himself Jesus Christ - ( Against Praxeas , Ante-Nicene Fathers, vol. 3. hlm 597).

Lebih lanjut, Tertulian menulis:

Ajaran sesat ini mengandaikan dirinya memiliki kebenaran murni, dengan berpikir bahwa seseorang tidak bisa percaya hanya satu Allah dalam cara apapun selain dengan mengatakan bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah Pribadi sungguh yang sama.



This heresy supposes itself to possess the pure truth, in thinking that one cannot believe in only one God in any other way than by saying that the Father, the Son, and the Holy Spirit are the very selfsame Person - ( Against Praxeas, Ante-Nicene Fathers, vol. 3 hlm 597).

Seorang Bapa Gereja yang bernama Novatian (235) menulis juga di bukunya menyangkal ajaran Sabellius yang menyatakan Kristus adalah sang Bapa:

Why do they shrink from being associated with the boldness of Sabellius, who says that Christ is the Father? (The Ante-Nicene Fathers, vol. 5, hlm. 622)

Lebih lanjut ia menulis:


Karena begitu sangat jelas bahwa Kristus dinyatakan dalam Kitab Suci sebagai Allah, banyak bidah, digerakkan oleh besarnya dan kebenaran keilahian ini, membesar-besarkan penghargaan-Nya di atas ukuran. Dan mereka berani menyatakan atau untuk berpikir bahwa Dia bukanlah Anak, tetapi Allah Bapa sendiri.


Because it is so very clear that Christ is declared in the Scriptures to be God, many heretics, moved by the magnitude and truth of this divinity, exaggerate His honors above measure. And they have dared to declare or to think that He is not the Son, but the God the Father Himself (The Ante-Nicene Fathers, vol. 5, hlm. 634)

Juga seorang Bapa Gereja yang bernama Dionysius of Rome (265) menolak ajaran Sabellius dengan mengatakan bahwa Sabellius menghujat dengan mengatakan bahwa Anak adalah Bapa sendiri dan sebaliknya: 

Sabellius . . . blasphemes in saying that the Son Himself is the Father and vice versa. (The Ante-Nicene Fathers, vol. 6, hlm. 365)
Apakah perbedaan ajaran modalisme dibandingkan doktrin Tritunggal? Untuk lebih jelasnya, tentunya pembaca pernah mendengar illustrasi Tritunggal model modalisme yaitu sebuah analogi seorang bapa, seorang sopir dan seorang direktur dengan penjelasan; ketika saya di rumah, maka saya adalah seorang bapa; ketika saya mengendarai mobil, maka saya adalah seorang sopir; dan pada saat saya berada di kantor, saya adalah seorang direktur. Maka kesimpulannya adalah Bapa, sopir dan direktur menggambarkan 3 posisi atau topeng tetapi tetap diperankan oleh 1 orang. 

Nah, apakah demikian definisi Tritunggal? Jawabannya adalah bukan! Analogi tersebut merupakan bentuk dari modalisme. Mengapa? Karena memang ada 3 posisi atau topeng yang diperankan oleh 1 pribadi yang sama. Sebaliknya, definisi doktrin Tritunggal singkatnya adalah 3 Pribadi Ilahi yang berbeda dalam 1 hakekat/substansi Allah yang esa. Rumusan formalnya adalah:

1. Bapa adalah Allah
2. Putra adalah Allah
3. Roh Kudus adalah Allah


Bukan berarti 3 Allah tetapi 3 Pribadi Ilahi yang berbeda dalam 1 hakekat Allah yang esa.

Jelas, jika dicermati dengan saksama; ajaran modalisme dibandingkan dengan doktrin Tritunggal sangat jauh berbeda. Ajaran modalisme mengajarkan 3 posisi diperankan oleh 1 pribadi yang sama sehingga pribadi Bapa adalah pribadi Anak. Pribadi Anak adalah Pribadi Roh Kudus. Dan pribadi Bapa adalah Pribadi Roh Kudus. 1 pribadi itu memerankan 3 posisi yang berbeda.


Sebaliknya, Penganut Tritunggal tidak mempercayai bahwa sang Bapa dan sang Anak dan Roh Kudus merupakan 1 pribadi yang sama. Trinitarian mempercayai masing-masing pribadi dari Tritunggal adalah ‘berbeda’ dalam keunikan kepribadian masing-masing sehingga masing-masing pribadi keilahian tidak berkurang. Oleh sebab itu, masing-masing individu dalam tiap Pribadi sungguh-sungguh adalah Allah yang utuh – tidak terbagi-bagi menjadi masing-masing 1/3. Karena ini pula, Allah selalu menyatakan diri-Nya sebagai yang Esa dan menyebut diri-Nya sendiri dalam bentuk tunggal seperti Aku dan Diri-ku. Menurut Walter Martin, pendiri dari The Christian Research Institute menjelaskan dalam matematika doktrin Tritunggal bukanlah 1+1+1 = 3, tetapi 1x1x1 = 1.

Arianisme

Sampailah kita kepada bahasan ajaran bidat yang menolak keilahian Kristus yang merupakan ajaran nenek moyang dari Saksi-Saksi Yehuwa yaitu Arianisme yang dicetuskan oleh Arius pada tahun 319. Dalam artikel ini, saya hanya akan membahasnya sedikit saja. Pembahasan yang lebih mendalam akan saya bahas secara terpisah dan tersendiri mengingat subyek ini cukup luas dan mendalam. 

Datanglah dari Aleksandria, Mesir, seorang penatua yang bernama Arius (256-336) yang mengajarkan doktrin baru yang berlawanan dengan kepercayaan ortodoks keilahian Kristus yang diyakini oleh Bapa Gereja sebelumnya. Menurut Arius: 

Jika Bapa memperanakkan Putra, maka Dia yang diperanakkan memiliki suatu permulaan dalam keberadaan-Nya, dan itu berarti bahwa ada suatu waktu ketika Putra tidak ada. 
Dengan demikian, Arius berpendapat bahwa Yesus tidaklah sehakekat dengan Bapa karena Ia ada pada suatu waktu ketika ia tidak ada sehingga untuk ada Yesus dicipta. Doktrin ini jelas dianggap bertentangan dengan ajaran Alkitab dan tulisan-tulisan para Bapa Gereja sebelum hidupnya Arius.


Ajaran baru ini membawa dampak yang sangat besar sehingga pada akhirnya diadakan suatu konsili Nicea pada tahun 325 di bawah pemerintahan Romawi, Konstantin. Waktu itu salah seorang yang paling terkenal menentang ajaran Arius adalah Athanasius (293-374). 


Singkat cerita, terbentuklah suatu kredo iman untuk menentang ajaran Arius yang dikenal sebagai Kredo Nicea 325 yang menyatakan bahwa:

Kami percaya kepada satu Allah... Dan kepada satu Tuhan Kristus Yesus, Anak Allah, yang diperanakkan dari Bapa, satu-satunya yang diperanakkan, yaitu dari substansi sang Bapa, Allah dari Allah, terang dari terang. Allah yang sejati dari Allah yang sejati, diperanakkan bukan dicipta, sehakikat (homoousios) dengan Bapa, yang oleh-Nya segala sesuatu ada, yaitu apa yang di surga dan yang di bumi...Dan  kepada Roh Kudus....


Kredo ini dibuat dengan satu tujuan yaitu untuk melindungi relasi antara Yesus Kristus dengan Allah Bapa yaitu sehakekat/satu substansi (homoousios) dengan Bapa. Kredo ini ditandatangi oleh semua uskup yang hadir (±220-250 uskup) kecuali 2 orang (beberapa versi menceritakan sedikit berbeda akan jumlah orang yang hadir, hal ini terjadi karena rapat itu tidaklah dibuat notulennya). Jadi jelas, adanya konsili Nicea untuk menentang ajaran Arius.

Komentar Bernhard Lohse:

Tentu saja satu hal pasti, yaitu bahwa konfesi Nicea dimaksudkan untuk menolak ajaran Arius, dan memang demikian. Dengan penekanan yang besar Konsili menegaskan bahwa Anak tidaklah diciptakan, tetapi dilahirkan. Pengantar Sejarah Dogma Kristen, hlm.67. 

Perlu juga dicatat bahwa fokus konsili Nicea terletak kepada relasi antara Yesus Kristus dengan Allah Bapa yaitu sehakekat/satu substansi (homoousios) dengan Bapa. Konsili ini tidak membicarakan tentang peran Roh Kudus karena topik yang menjadi bahan pembahasan dan perdebatan adalah pandangan Arius akan keilahian Yesus sehingga keallahan Roh Kudus secara definitif baru diteguhkan dalam konsili Konstantinopel 381.


Apakah kesimpulan kita? Jika Saudara berdiskusi dengan Saksi Yehuwa mengenai keilahian Yesus, Saksi Yehuwa akan mengatakan bahwa Yesus Kristus dijadikan (sehakekat dengan Bapa) Tuhan Allah saat terjadinya konsili Nicea. Pandangan yang keliru ini dapat kita temukan juga di dalam tulisan-tulisan Muslim. Padahal jika kita telusuri sejarah yang sebenarnya, pemahaman yang demikian sungguh keliru. Pemahaman yang keliru disebabkan Saksi Yehuwa membaca informasi dari satu pihak saja yaitu Lembaga Menara Pengawal yang telah menyelewengkan sejarah kekristenan seolah-olah pada mulanya Bapa Gereja Purba/Awal meyakini Yesus bukanlah Allah. Kedudukan Yesus Kristus sebagai Allah ditetapkan saat konsili Nicea. Perhatikan kutipan berikut yang saya ambil dari booklet 'Haruskan Anda Percaya Kepada Tritunggal' hlm. 8 yang seolah-olah menyatakan bahwa keilahian Yesus adalah Allah ditetapkan oleh Konstantin — pemrakarsa konsili Nicea — yang beragama kafir dan tidak tahu apa-apa permasalahan teologi:



Bagaimana Doktrin Tritunggal Berkembang?


SAMPAI di sini saudara mungkin bertanya, ’Jika Tritunggal bukan ajaran Alkitab, bagaimana itu menjadi doktrin Susunan Kristen?’ Banyak orang berpikir bahwa ini dirumuskan pada Konsili di Nicea pada tahun 325 M.


Tetapi, hal itu tidak sepenuhnya tepat. Konsili Nicea memang meneguhkan bahwa Kristus adalah dari zat yang sama seperti Allah, dan hal ini menjadi fondasi untuk teologi Tritunggal di kemudian hari. Tetapi konsili ini tidak menyusun Tritunggal, karena dalam konsili itu sama sekali tidak disebutkan mengenai roh kudus sebagai pribadi ketiga dari suatu Keilahian tiga serangkai.

Peranan Konstantin di Nicea


SELAMA bertahun-tahun, ada banyak tentangan atas dasar Alkitab terhadap gagasan yang makin berkembang bahwa Yesus adalah Allah. Dalam upaya untuk mengakhiri pertikaian itu, penguasa Roma Konstantin memanggil semua uskup ke Nicea. Yang hadir kira-kira 300, sebagian kecil dari jumlah keseluruhan.....


Karena itu, peran Konstantin penting sekali. Setelah dua bulan debat agama yang sengit, politikus kafir ini campur tangan dan mengambil keputusan demi keuntungan mereka yang mengatakan bahwa Yesus adalah Allah. Tetapi mengapa? Pasti bukan karena keyakinan apapun dari Alkitab. ”Konstantin pada dasarnya tidak mengerti apa-apa tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam teologi Yunani,” kata A Short History of Christian Doctrine. Yang ia tahu adalah bahwa perpecahan agama merupakan ancaman bagi kekaisarannya, dan ia ingin memperkuat wilayah kekuasaannya.



Kembali kita perhatikan bagaimana Menara Pengawal dengan tidak jujur mengutip Encyclopedia Britannica dengan tujuan membohongi dan menipu pembacanya seolah-olah secara pribadi Konstantin lah yang mengusulkan rumusan penting hubungan Kristus dengan Allah yang dikeluarkan oleh keputusan konsili Nicea.


Peranan apa yang dimainkan oleh kaisar yang tidak dibaptis ini di Konsili Nicea? Encyclopedia Britannica menceritakan: "Konstantin sendiri menjadi ketua, dengan aktif memimpin pertemuan dan secara pribadi mengusulkan … rumusan penting yang menyatakan hubungan Kristus dengan Allah dalam kredo yang dikeluarkan oleh konsili tersebut, ‘dari satu zat dengan Bapa’



Perhatikan kalimat "secara pribadi mengusulkan ... rumusan penting" yang mana ada tanda titik-titik (...) dengan sengaja dibuat oleh Menara Pengawal seolah-olah Konstantin yang belum dibaptis dan kafir mengusulkan rumusan iman konsili Nicea. Padahal jika kita melihat tulisan aslinya tanpa dipotong terlihat sebagai berikut:


Constantine himself presided, actively guiding the discussions, and personally proposed (no doubt on Ossius' prompting) the crucial formula expressing the relation of Christ to God in the creed issued by the council, "of one substance with the Father"


Konstantin sendiri menjadi ketua, dengan aktif memimpin pertemuan dan secara pribadi mengusulkan (tidak diragukan atas usul Ossius) rumusan penting yang menyatakan hubungan Kristus dengan Allah dalam kredo yang dikeluarkan oleh konsili tersebut, ‘dari satu zat dengan Bapa’

Nah, dari kutipan aslinya kita lihat bahwa Menara Pengawal dengan sengaja memotong kalimat  "(no doubt on Ossius' prompting/tidak diragukan atas usul Ossius/Hosius)" untuk menipu pembacanya. Jadi, jika kita melihat fakta sejarah, meski pun mungkin Konstantin kurang memahami teologi, tetapi ia mempunyai seorang penasehat keuskupan yang bernama Ossius/Hosius yang memperoleh kepercayaan dari Konstantin untuk memimpin sidang tersebut setelah Konstantin memberikan kata pengantarnya dalam sidang tersebut. Tentunya peranan uskup Hosius tidak pernah muncul di dalam publikasi Menara Pengawal, malahan dengan sengaja ditiadakan agar seolah-olah hasil konsili Nicea merupakan murni hasil Konstantin yang dinilai kafir oleh Menara Pengawal. Dengan demikian, di dalam publikasi-publikasinya Menara Pengawal dengan begitu berani menyatakan bahwa ajaran Tritunggal didasarkan kepada ajaran kafir. Dan ironisnya, setiap Saksi-Saksi Yehuwa mempercayai penipuan Menara Pengawal tersebut.


Setelah kita mempelajari sejarah Bapa Gereja Purba dan ajaran bidat yang berkembang di dalam sejarah, bagian berikutnya Tritunggal Ontologis Apakah Itu? 


Ada jalan yang lurus dalam pandangan seseorang, tetapi ujungnya adalah jalan-jalan kematian (Amsal 16:25, NW)

3 comments :

  1. Yah, itulah gaya standar JW kan, jika saya boleh bilang begitu?? Kutip sana-kutip sini, putar sedikit supaya sesuai dengan pendapat pribadi, jika perlu hilangkan sebagian isi, lalu gunakan untuk membenarkan diri. Ini "metode" lama JW... Perasaan sudah banyak yang terbongkar deh...

    ReplyDelete
  2. Salam

    Sy mau brkomentar dan berbagi pengalaman ttg 'penipuan' yg Bpk Awi singgung. Sy prnh bekerja di suatu perusahaan yg mayoritas pegawai nya anggota SY.
    Pd suatu kesempatan sy trlibat diskusi dng salah satu dr mrk, lalu entah apa yg menggerakkan sy tiba2 terlintas sy hrs menanyakan mengapa target penyiaran dr anggota SY adalah umat Kristen yg nota bene sdh mengenal Yesus...
    Lalu djwb, tdk jg, kami jg mengabar pd di luar umat Kristen, lalu sy teringat bhw mrk mempunyai buku laporan jam pengabaran, lalu sy bilang bisa tolong perlihatkan pd sy kapan itu ada mengabar pd umat non Kristen, dng sejuta alasan dia tdk dpt menunjukkannya.(bohong ke 1)
    Lalu kemudian sy brtanya lg mengapa stiap anda mengabar tidak langsung mengaku dr anggota Saksi Yehuwa, malah mengaku Kristen (saksi Kristus), krn dng jelas sy tekankan perbedaannya bhw Kristen memuliakan nama Yesus saja, sdngkan saksi Yehuwa selain memuliakan Yehuwa jg meng agung2 saksi Yehuwa itu sendiri, yg sy katakan bs menimbul kan kerancuan bg orang yg awam ttg SY, krn terus terang sy cukup kenal suasana didlm lingkungan SY, bhw mrk lebih bangga sbg seorang yg dikatakan SY dibanding disebut seorang Kristen, krn bg mrk cenderung seolah2 mjd 'susunan Kristen'. Kenapa ga jujur saja.? Di jwb, itu kan strategi, lalu sy tanya demi strategi melakukan kebohongan (bhs Bpk Awi 'penipuan').? Di jwb, ya ga papa toh.... Sy cm bs geleng kepala...(bohong ke 2).

    Lalu prtanyaan sy brlanjut, mengapa anda selalu mengatakan bhw kalian memakai Alkitab yg sama dng Kristen pd umumnya, pdhl jelas Alkitab kalian berbeda, lalu dijawab,meski beda tp kami percaya 100% pd Alkitab ko, lalu sy tanya, dimana ada tulisan Alkitab pd kitab suci anda..? Lalu dia katakan, bgini, Alkitab LAI bnyk kesalahan dlm menterjemahkan shg kami memakai TDB yg lebih baik terjemahannya, lalu sy tanya, apakah TDB itu Alkitab.?, di jawab iya, lalu sy tnya mana ada tertulis 'ALKITAB' disana.? Dia tidak dpt menunjukkan, lalu sy tanya knapa hrs bohong kl kalian menggunakan 'Alkitab'..? Di jwb, bagian dr strategi, dng berbohong.? Kl perlu, jawabnya, sy geleng2 lg...(bohong ke 3)
    Bgmna sy mau prcya pd kalian kl strategi kalian saja menghalal kan kebohongan..? Jd sbnrnya, kalaupun ada org Kristen yg trjebak ke dlm SY adalah buah kebohongan kalian...
    Lalu dng enteng dia jawab, knapa mau.? dan knapa smp bisa.? salah mrk sndiri...
    Lalu sy katakan kamu bukan anak Tuhan, krn km telah melakukan apa yg biasa dilakukan oleh bapamu yaitu 'bapa penipu'....sadarlah kawan, saya bilang...

    Sy agak bingung tdnya, tp sy pikir itu hanya buah pikir dia melakukan 'bohong' sbg strategi, dan bukan sbnrnya diajar kan oleh SY, tp stlh membaca tulisan Bpk Awi ini, sy terhenyak dan betul2 terkejut akan kenyataan....bhw mrk bnr2 'MURID2 BAPANYA PENIPU'.....
    Ya Tuhan Yesus, kasihanilah mrk, krn mrk tahu dan tidak sadar akan apa yg mrk perbuat, curahkanlah Roh KudusMU pd mrk dan jg pd Bpk Awi dlm pelayanannya ini, agar mndpt Hikmat yang dr pd Engkau ya Yesus, Amen...

    Salam

    ReplyDelete
  3. Kadar fatalitas ajaran arianisme jauh lebih tinggi dibandingkan modalisme. Ajaran ssy condong mengarah ke Arianisme. Ingat: Fatal & lupa sejarah.

    Menghilangkan kodrat keilahian Yesus sbg ciptaan saja sudah fatal, apalagi mengajarkan sbg abadon. Wuih..dobel fatal !!!

    Salam
    AS

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.