Fenomena Berkembangnya Kultus: Menjual Agama

http://saksi-saksi-yehuwa.blogspot.com/2012/09/natal-dan-saksi-yehuwa.html
Menjual Agama Lebih Laku dan Menarik
MENGAPA KULTUS BERKEDOK agama lebih banyak dibandingkan bentuk politik ataupun bisnis?” merupakan pertanyaan bagus dari seorang teman ketika kami berbincang tentang fenomena berjamurnya kultus, khususnya ketika membicarakan fenomena gerakan Saksi-Saksi Yehuwa dan Mormon di Indonesia yang berkembang dan mampu menjerat orang-orang Kristen awam. Ya, mengapa?

Saya banyak membaca topik tentang kultus tetapi tidak pernah membaca jawaban atas pertanyaan tersebut. Sampai akhirnya saya mengamati fenomena PILKADA DKI Jakarta 2017 dan pidato pertama Anies Baswedan seusai dilantik sebagai gubenur DKI Jakarta yang beraroma rasis menyentak saya; memberikan pencerahan dan membuka mata saya yaitu berdagang sesuatu yang beraroma keagamaan kepada orang lebih mudah daripada menjual hal yang lainnya. Jualan agama lebih laku daripada jualan lainnya karena agama memiliki dimensi rasional dan irrasional. Dimensi irrasional lebih banyak berperan dibandingkan rasio. Faktanya ketika menyangkut agama, dimensi irrasional bisa mengalahkan rasio. Mau contohnya?      


Di dalam PILKADA DKI 2917, Basuki T. Purnama dengan segudang prestasi dan kepuasaan masyarakat yang tinggi atas kinerjanya menjadi tidak berarti bagi mayoritas warna DKI, meskipun mengakui hasil kerjanya, dengan tidak memilihnya kembali. Jelas Ahok dikalahkan oleh agama demensi irrasional.

Banyak orang memanfaatkan SARA (agama, ras, dan antargolongan) untuk kepentingan tertentu karena memiliki dimensi rasional dan irrasional. Tetapi diantara ketiganya yang terbesar dan terkuat adalah agama karena ras dan antargolongan dapat dikalahkan oleh agama. Mau contohnya? Mantan menteri olahraga Adhyaksa Dault meminta Ahok [berethis Tionghoa dan Kristen] untuk masuk Islam agar jalannya menjadi gubernur menjadi lancar. Bukti lainnya adalah saat Anies Baswedan berpidato yang bersifat rasis dengan istilah pribumi seusai dilantik sebagai gubenur. Padahal jika dinilai secara nalar berdasarkan definisi kata pribumi, Anies sendiri tidaklah termasuk golongan  pribumi. Ia seorang keturunan Arab. Tentunya Anies bukanlah seorang bodoh melainkan pintar dan tentunya licik. Oleh karena itu, ia tahu memanfaatkan peluang, sisi emosi dan irrasional masyarakat yang seagama dengannya sehingga ia memainkan issue ini dan terbukti masyarakat dapat menerimanya sebagai pribumi. Jelas ras dan antargolongan dapat dikalahkan oleh faktor agama.  

Tentunya Anda sebagai pembaca blog ini menyangkal Anies memanfaatkan keagamaan dalam pidatonya. Memang saya harus akui bahwa Anies dalam pidatonya sama sekali tidak menyinggung tentang agama. Tetapi kita harus ingat bahwa mayoritas pribumi dapat dengan mudah diasosiasikan dengan Islam. Di hari setelah pidato Anies, saya mendapatkan sebuah WA berfoto seorang pengamat politik berinitial CW (sengaja saya singkat karena saya tidak tahu apakah tulisan tersebut bersumber dari beliau) mengatakan

Rhetorika rasisme dari Anies bukan blunder politik, tapi sebuah kesengajaan dengan kalkulasi politik yang matang. Lima tahun ke depan kita masih akan mendengar pernyataan Anis yang rasis
(1)  Untuk menutupi kelemahannya.
(2) Untuk menggalang dukungan publik karena siapapun yang menentang Anies artinya anti pribumi dan anti Islam.
Apa yang dikatakan pengamat CW sungguh tepat. Anies sangatlah pintar memanfaatkan dimensi irrasional sebuah agama.

Dimensi irrasional juga Anda dapat lihat dari komentar para Saksi Yehuwa, misalnya Sdr. Maxi-Sam dan Saksi lainnya yang berkomentar di blog, ini seperti yang saya jelasnya di Contoh Fanatisme Buta dan Argumentasi Lucu.

Jika demikian, bagaimana kita dapat terhindar dari jeratan sebuah kultus berkedok agama? Teman saya itu kembali bertanya. Wow pertanyaan bagus sehingga perlu saya jelaskan detail. 

Definisi kultus secara umum adalah (1) penghormatan resmi dalam agama; upacara keagamaan; ibadat; (2) sistem kepercayaan; (3) penghormatan secara berlebih-lebihan kepada orang, paham, atau benda. Oleh karena itu, berdasarkan definisi tersebut, umat Kristen bisa dikatakan mengultuskan Yesus Kristus, umat Islam mengultuskan Muhammad, umat Budha mengultuskan Siddhartha Gautama dan lain-lain. Mengapa? Karena Yesus Kristus, Muhammad, Siddhartha Gautama masuk ke dalam definisi kultus tersebut. Silahkan pelajari arti kultus saya telah bahas detail di Apakah Kultus Itu?

Lalu bagaimana kita bisa menentukan pemimpin-pemimpin agama tersebut sebagai pemimpin kultus yang menjual agama dengan yang bukan? Mudah! Seluruh ahli kultus setuju bahwa pemimpin kultus berkedok agama memiliki salah satu dari 3 tujuan utama atau ketiganya yaitu untuk beroleh kekayaan, s3ks dan kekuasaan [menguasai kehidupan orang lain dengan jalan memperbudaknya]1. Baca artikel Manipulatif Kultus: Hubungan Menjadi Budak Manusia Dan Bebas Berpikir membahas bagaimana badan pimpinan memperbudak para anggotanya tanpa disadarinya.

Nah, jika seseorang [pemimpin kultus] secara terus terang mengatakan bahwa ia ingin memanfaatkan orang lain untuk beroleh kekayaan atau bisa menyetubuhi anggotanya dengan bebas dan juga memperbudaknya maka secara otomatis tidak ada orang yang bersedia dimanfaatkan, diperbudak dan dibodohi, bukan? Oleh karena itu, untuk memperoleh 3 hal tersebut, pemimpin kultus menggunakan suatu teknik yang disebut sebagai teknik psikologi mind control atau thought reform atau lebih populer dengan istilah brainwash untuk mencapainya. Di bawah pengaruh teknik psikologi tersebut, para anggota sebuah grup kultus secara tidak sadar sedang dimanipulasi dan dimanfaatkan demi tujuan pemimpinnya. Contohnya bisa dibaca di sini.

Para ahli kultus memberikan kriteria khusus bagi pemimpin kultus yang memanfaatkan teknik psikologi tersebut. Misalnya Robert Jay Lifton mengembangkan 8 kriteria ciri-ciri sebuah reformasi pikiran (thought reform, atau lebih dikenal dengan istilah cuci otak atau 
brainwash) yang digunakan pemimpin kultus. Salah satunya adalah mystical manipulation (manipulasi mistis) baca di sini. Dalam bahasan artikel ini saya hanya membahas manipulasi mistis.

Definisi manipulasi mistis adalah sebuah pengalaman-pengalaman manipulasi yang terlihat spontan tetapi faktanya direncanakan dan dirancang oleh sebuah group atau pemimpin group agar ia terlihat mampu mendemontrasikan otoritas ilahi atau pengalaman spiritual atau talenta atau kemampuan khusus agar membolehkan pemimpin kultus menterjemahkan kejadian-kejadian, ayat-ayat Kitab Suci dan pengalaman-pengalaman berdasarkan kehendaknya2. Pemahaman sederhananya, pemimpin kultus sengaja mengklaim hal-hal yang bersifat mistis bagi dirinya; seperti telah mendapatkan pemilihan oleh Allah, bertemu dengan malaikat, diperintahkan menjadi nabi dan lain-lain hal bersifat mistis sehingga ia beroleh legitimasi ilahi untuk menafsirkan ayat-ayat Kitab Suci sesuai dengan kehendaknya atau beroleh wahyu baru. Tujuannya adalah agar ia beroleh legitimasi otoritas ilahi agar supaya para pengikutnya taat, tunduk dan mau melakukan kehendaknya. Misalnya Joseph Smith, pendiri gereja Mormon, mengklaim hal-hal yang beraroma supranatural atau mistis seperti bertemu dengan Yesus Kristus dan Allah Bapa dan dibaptis oleh Yohanes Pembaptis untuk beroleh suatu otoritas khusus agar anggotanya tunduk, taat dan mengikutinya. Tidak hanya itu, Smith  mengklaim beroleh buku Mormon yang diklaim bersumber ilahi karena mengandung kesaksian tentang Yesus Kristus. Hasilnya, Joseph Smith beroleh kekayaan yang limpah dan menikahi banyak wanita (poligami). Mirip dengan pendiri agama Islam, yaitu Muhammad yang mengklaim berjumpa dengan Gabriel di gua Hira diangkat menjadi nabi dan membawa Alquran-nya; berpoligami, kaya dan beroleh kekuasaan, bukan?

Contoh lainnya adalah pemimpin tertinggi organisasi Saksi Yehuwa yaitu badan pimpinan mengklaim telah dipilih oleh Kristus pada tahun 1919 (baca di sini) dan organisasi ini sangatlah kaya raya. Jika kita mengkaji klaim pemilihan badan pimpinan Saksi Yehuwa berdasarkan sejarah organisasi Saksi Yehuwa membuktikan bahwa klaim pemilihan tahun 1919 merupakan sebuah kepalsuan (baca di sini untuk buktinya). Dan pendiri agama Kristen yaitu Yesus Kristus mengklaim berasal bukan dari dunia ini (Yoh. 8:23). 


Alkitab mengajarkan agar kita menguji segala sesuatunya (1 Tes. 5:21). Kita adalah makhluk yang diciptakan dengan daya nalar. Oleh karena itu, kita wajib menguji segala klaim-klaim yang dibuat oleh seseorang. Sangatlah naif jika kita mengabaikan pesan dari rasul Paulus tersebut. Janganlah mau tertipu apalagi dibodohi oleh klaim-klaim sepihak di jaman sekarang ini yang penuh penipuan. Jika seseorang mengklaim bahwa dirinya diutus oleh presiden atau raja sebagai ambasadornya, maka presiden atau raja tersebut akan memberikan ‘tanda bukti' bahwa sungguh benar ia menggunakan si A sebagai ambasadornya, misalnya berupa surat dengan cap dan tanda tangannya.   

Demikian juga Allah Yehuwa, Ia — atas inisiatif sendiri — akan memberikan ‘tanda’ bukti peneguhan bahwa Ia sendiri yang mengutus seseorang atau suatu organisasi sebagai alat-Nya di bumi. Jika kita baca Alkitab dengan cermat; tidak ada satu pun juru bicara Allah ataupun nabi-nabi Allah yang tidak mendapatkan peneguhan dari Allah sendiri jika memang Allah mengutusnya. Peneguhan ini penting agar tidak setiap orang bisa mengklaim dirinya dipakai oleh Allah Yehuwa. Pola-pola ini diajarkan Alkitab. Misalnya, Musa sengaja meminta tanda dari Allah karena ia takut bangsa Israel tidak mempercayai penugasannya. Dan Allah Yehuwa memberikan Musa ‘tanda’ berupa mujizat-mujizat yang hanya Allah saja dapat mengerjakannya. Memang dalam tahap tertentu manusia dengan kuasa si Jahat mampu melakukannya, namun si Jahat hanya mampu melakukan dalam batas dan tahap tertentu saja. Misalnya ketika Musa mengubah tongkatnya menjadi ular, para ahli Mesir mampu melakukannya juga. Tetapi ketika Musa merubah debu menjadi agas, para ahli tersebut tidak mampu melakukannya dan akhirnya mengakui bahwa apa yang dikerjakan Musa merupakan ‘jari’ Allah (Kel. 8:18-19).

Begitu juga di dalam kasus Yohanes Pembaptis. Meskipun Yohanes Pembaptis tidak melakukan satu mujizat-pun di dalam hidupnya, tetapi Allah jelas memberikan ‘tanda’ yaitu kelahirannya yang ajaib dan ia merupakan satu-satunya individu yang sejak bayi telah dipenuhi oleh Roh Kudus. Pada akhirnya, kenabian Yohanes-pun diakui oleh Yesus; jadi kenabian Yohanes ada peneguhan kesaksian dari pihak Yehuwa sendiri maupun Yesus. Silahkan baca Menguji Kebenaran Kesaksian untuk keterangan lebih lanjut tentang bagaimana menguji klaim-klaim seseorang berdasarkan Alkitab. 


Nah, sekarang Anda harus merenungkan dan mengkaji pendiri atau pemimpin agama Anda; apakah para pemimpin agama itu yang mengklaim hal-hal yang mistis itu bisa memberikan buktinya secara konkret sebagai juru bicara, nabi atau satu-satunya saluran komunikasi Yehuwa yang benar-benar sedang digunakan oleh Allah? Jika tidak, maka maafkan. Apa yang diklaim oleh pemimpin agama tersebut adalah palsu. Ia adalah pemimpin kultus yang memanfaatkan agama demi untuk kepentingan pribadinya. Ia hanya menjual agama untuk memanipulasi orang lain agar mau melakukan apa yang diinginkannya.

Bagaimana pendapat Saudara tentang artikel Fenomena Berkembangnya Kultus: Menjual Agama

Soli Deo Gloria

Untuk mengetahui siapa dan apa di balik organisasi dan ajaran Saksi Yehuwa lebih detail, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat atau Kultus? dan buktinya sendiri apakah organisasi Saksi Yehuwa sebuah gerakan Kristen sejati ataukah grup kultus berkedok agama Kristen berdasarkan publikasi dan praktek yang diterapkan dan diajarkan di dalam organisasi tersebut.

Karena Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu akan tampil dan akan memberikan tanda-tanda yang hebat dan keajaiban-keajaiban untuk menyesatkan, jika mungkin, bahkan orang-orang pilihan. (Mat. 24:24, TDB)



1 Cult leaders are often motivated by money, sex, and power -- or all three (di sini)
2 There is manipulation of experiences that appear spontaneous but in fact were planned and orchestrated by the group or its leaders in order to demonstrate divine authority or spiritual advancement or some special gift or talent that will then allow the leader to reinterpret events, scripture, and experiences as he or she wishes.

1 comment :

  1. Lia Eden jelas2 halusinasi kok ya ada manusia yg mau beli seluruh kegilaannya. Jadi jongosnya lia eden.

    Lia eden adl kultus yg pake teatrikal segala...diperagakan wkwkwk.

    Salam
    AS

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.