Studi Psikologikal dan Sosial Terhadap Anggota Kultus

Ketika Nubuatan Gagal
BUKU AHLI KULTUS Steve Hassan yaitu Combatting Cult Mind Control salah satunya didasarkan pada Cognitive Dissonance Theory (Teori Ketidak-Sesuaian Kognitif) penelitian ilmiah karya Leon Festinger yaitu seorang psikolog social yang menulis buku “When Prophecy Fails” (A Social and psychological study of a modern group that predicted the destruction of the world = Sebuah studi psikologikal dan sosial dari sebuah grup modern yang memprediksi kehancuran dunia) tahun 1956 bersama rekannya. Buku ini meriset sebuah grup kecil kultus apokaliptik yang dipimpin oleh Dorothy Martin (Marian Keech), yaitu seorang ibu rumah tangga yang mengklaim dan meramal bahwa sebuah bencana banjir yang tidak dapat dihindarkan akan menghancurkan dunia pada 21 Desember 1954 berdasarkan sebuah pesan dari “the Guardians”, sekelompok makhluk superior dari planet bernama Clarion. Harapan selamat dari bencana tersebut dapat dihindarkan jika ada orang yang bersedia mengikuti Keech. Tentunya bencana banjir tersebut tidak pernah terjadi. Penelitian Festinger terfokus pada bagaimana reaksi anggota kultus kecil tersebut untuk bertahan dan menghadapi kegagalan ramalan tersebut dan bagaimana mereka harus berpikir dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan citra dirinya.   

Cognitive dissonance/consonance theory bukanlah sebuah metode untuk mereformasi pikiran (mind control). Teori ini hanya merupakan pemahaman dasar tentang bagaimana manusia berpikir, beremosi dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai (values) dan citra dirinya (self-image). Seseorang tidak dapat hidup dengan nyaman jika terjadi suatu konflik atau kontradiksi (dissonance) antara perilaku, emosi dan pikirannya. Festinger menggambarkan kontradiksi ini sebagai sebuah Cognitive Dissonance Theory (Teori Ketidak-Sesuaian Konfitif). Kognitif dapat berupa keyakinan, sebuah konsep, perilaku, memori atau emosi. 

Kita dapat mengalami kesesuaian dan ketidak-sesuaian cognitif setiap harinya berdasarkan informasi baru yang kita peroleh. Oleh karena itu, cognitif dissonance tidak hanya berlaku untuk keyakinan spiritual tetapi juga dapat terjadi pada dunia politik, produk-produk yang kita beli, bagaimana kita mendidik anak dan berbagai pengambilan keputusan baik kecil atau besar dalam kehidupan kita. 

Menurut Festinger, setiap manusia memiliki 3 elemen sebagai identitas dirinya yaitu perilaku, pemikiran dan emosi. Setiap elemen memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap elemen lainnya. Dengan merubah salah satu elemen berarti 2 elemen lainnya akan mengikutinya untuk meredam ketidak-nyamanan yang ditimbulkan. Ketika ke-3 elemen berubah maka kepribadian seseorang mengalami perubahan secara total dan radikal. Para psikolog setuju bahwa jika kita mampu mengubah perilaku seseorang maka secara otomatis pemikiran dan perasaannya (emosi) akan berubah untuk meminimalkan ketidak-sesuaian tersebut karena seseorang hanya mampu mentoleranasi sampai batas tertentu tingkat perbedaan ke-3 eleman yang merupakan identitas dirinya.

Saya berikan contoh konkrit kasus bagaimana cognitive dissonance theory terjadi kepada seorang pendeta yang memiliki keyakinan kuat bahwa bayi tidak boleh dibaptis. Tetapi suatu hari adik kandungnya yang percaya bahwa bayi boleh dibaptis meminta agar kakaknya si pendeta membaptis anaknya yang sedang sakit keras. Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan terhadap bayi tersebut dan kasihnya kepada adiknya, pendeta itu membaptisnya. Nah, tentunya si pendeta mengalami konflik atau ketidak-sesuaian di sini; antara perasaan, perilaku dan pemikirannya (keyakinan). Pendeta itu memiliki konflik ketidak-sesuaian antara emosinya [adik terkasihnya yang meminta], perilakunya [ia telah membaptis bayi] dengan pemikirannya [yaitu bayi tidak boleh dibaptis]. Karena terjadi konflik maka ia akan berusaha meminimalkan ketidak-nyamanannya dengan cara merubah sedikit pemahamannya agar ia merasa nyaman. Ia mulai mencari ayat-ayat Alkitab untuk merasionalisasikan dan membenarkan tindakannya tersebut. Jika dulu ia begitu keras menentang pembaptisan bayi, sekarang menjadi lebih lembut. Jika kemudian, misalnya, ia mengulang beberapa kali membaptis bayi maka ia pasti akan mengalami perubahan pemikiran dan emosi secara total tentang pembaptisan bayi yaitu dari “tidak boleh” menjadi “boleh” dengan justifikasi ayat-ayat Alkitab yang dulunya ia tentang habis-habisan. 


Thread ini merupakan introduksi saya terhadap bagaimana cara seorang pemimpin kultus mengontrol perilaku, emosi dan pemikiran pengikutnya. Dan Hassan menambah satu elemen lagi yaitu kontrol informasi. Untuk bisa memahami teknik mind control maka kita harus memahami teknik modifikasi perilaku (Behavior Modification Techniques) yang digunakan pemimpin kultus atas anggotanya. Dan sekaligus penjelasan saya terhadap fenomena Maxi-Sam ketika menghadapi bukti-bukti yang dipresentasi di blog ini berdasarkan cognitive dissonance theory.

Sebelum saya mengakhiri artikel ini, saya ingin melanjutkan kesimpulan hasil penelitian Festinger terhadap grup kecil kultus tersebut karena akan memberi informasi kepada kita apakah seorang Saksi Yehuwa akan pasti bertobat setelah membaca fakta tentang organisasinya di mana ia bergabung di blog ini? Jawabannya tidak! Mengapa? Penelitian Festinger memberikan jawabannya yaitu kegagalan sebuah nubuatan yang diprediksi oleh pemimpin kultus tidaklah mengakibatkan para pengikutnya meninggalkan grup kultusnya karena semuanya tergantung pada seberapa jauh, intens dan dalam seorang anggota terlibat dalam grupnya. Studi tersebut memberikan fakta jika seorang pengikut terlibat begitu dalam dan intens dalam grupnya, terutama terlibat dalam perekrutan anggota baru, ia malahan menjadi semakin yakin dan kuat dengan kebenaran keyakinannya! Festinger menyimpulkan penelitiannya bahwa seseorang dengan keyakinan yang kuat sangatlah sulit untuk dirubah. Informasikan dia bahwa Anda tidak setuju dan ia akan menolak. Perlihatkan fakta-fakta bahkan angka-angka yang sah dan ia akan mempertanyakan sumbernya. Meskipun berargumen dengan logika tetapi ia gagal memahami maksud Anda:

A man with a conviction is a hard man to change. Tell him you disagree and he turns away. Show him facts or figures and he questions your sources. Appeal to logic and he fails to see your point.
Oleh karena itu, Festinger mengatakan bahwa semua orang pernah mengalami kesia-sian mencoba mengubah keyakinan seseorang yang memiliki fanatisme tinggi, terutama jika orang tersebut telah berkorban banyak bagi keyakinannya. Kita akrab dengan berjenis-jenis pertahanan licik yang digunakan orang untuk melindungi keyakinannya agar keyakinannya itu tetap terjaga keutuhannya ketika diserang dengan begitu dahsyatnya:

We have all experienced the futility of trying to change a strong conviction, especially if the convinced person has some investment in his belief. We are familiar with the variety of ingenious defenses with which people protect their convictions, managing to keep them unscathed through the most devastating attacks.
Apa yang disampaikan Festinger tidaklah keliru yaitu sangatlah sulit untuk mengubah keyakinan seseorang khususnya jika ia telah banyak berkorban untuk keyakinannya. Contoh sederhananya adalah apakah kita akan membuang sebuah makanan yang kita beli dengan mengorbankan 1 bulan gaji setelah dicicipi ternyata tidak cocok dengan selera kita? Tentunya, tidak. Sebaliknya, jika kita beroleh makanan [yang mahal] secara gratis dan kita tidak suka maka kita cenderung tidak memakannya atau bahkan membuangnya. Mengapa ada perbedaan sikap dari ke-2 contoh tersebut? Karena kasus pertama kita telah berkorban banyak untuk memperolehnya. Sedangkan kasus ke-2, meskipun makanan tersebut mahal tetapi kita peroleh dengan gratis. Ketika sesuatu diperoleh secara gratis maka kita cenderung tidak menghargainya. Jelas semakin tinggi pengorbanan yang kita lakukan untuk sesuatu, semakin sulit kita membuangnya.  

Dalam kasus Saksi Yehuwa, mereka telah begitu banyak berkorban untuk kepercayaan yang mereka yakini kebenarannya. Misalnya mereka bergilir harus membersihkan Balai Kerajaan, menghabiskan ribuan jam [kepanasan dan kehujanan dan uang transportasi] untuk merekrut anggota baru dan mengikuti beberapa kali pertemuan dalam seminggu. Menghabiskan beberapa hari untuk menghadiri kebaktian Regional, memberikan sumbangan suka rela, tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan lain-lain pengorbanan material dan emosional (misalnya diejek dan lain-lain). Semakin besar Saksi Yehuwa berkorban, semakin sulit mereka meninggalkan kepercayaannya. 

Lebih lanjut Festinger mengatakan bahwa akal manusia tidak hanya sekedar melindungi sebuah kepercayaan saja. Misalkan seorang individual percaya kepada sesuatu dengan segenap hatinya; bahkan ia memiliki komitmen kepada kepercayaannya, bahkan ia telah mengambil aksi/tindakan yang tidak dapat dibatalkan [berhenti sekolah/kuliah, menunda melahirkan anak dan akhirnya masa subur telah lewat sehingga tidak bisa melahirkan dan lain-lain tindakan yang tidak dapat diulang kembali] karena keyakinannya; akhirnya, misalnya ia dipresentasikan dengan suatu bukti, bukti yang tidak terbantahkan dan begitu teguh, bahwa keyakinannya salah: apakah yang akan terjadi? Individual tersebut biasanya akan bangkit, bukan hanya tidak tergoyahkan, tetapi ia menjadi lebih yakin dari sebelumnya dengan kebenaran yang dimilikinya. Malahan ia beroleh semangat baru akan keyakinannya dan mencoba mengkonversi orang lain kepada keyakinannya.  

But man's resourcefulness goes beyond simply protecting a belief. Suppose an individual believes something with his whole heart; suppose further that he has a commitment to this belief, that he has taken irrevocable actions because of it; finally, suppose that he is presented with evidence, unequivocal and undeniable evidence, that his belief is wrong: what will happen? The individual will frequently emerge, not only unshaken, but even more convinced of the truth of his beliefs than ever before. Indeed, he may even show a new fervor about convincing and converting other people to his view.
Festinger juga mengobservasi bagaimana reaksi pengikut Keech yang sekarang sadar bahwa nubuatan itu palsu dan semua pengorbanan [menjual rumah] dan segala antisipasi menghadapi kiamat tersebut adalah sia-sia. Awalnya tidak ada suatu tindakan untuk menyangkal kegagalan nubuatan tersebut karena menolak dan merasionalisasikannya tidaklah cukup untuk menghilangkan dissonance yang terjadi. Tetapi dissonance yang tersisa dapat dikurangi jika lebih banyak orang lagi bisa dipersuasi untuk mempercayai sistem keyakinan mereka sebagai suatu kebenaran. Jika lebih banyak orang percaya pada kebenaran sistem kepercayaan mereka maka tentunya kepercayaan itu pasti benar. Festinger mencontohkan kasus ekstrem jika seluruh dunia orang percaya kepada sistem kepercayaan yang tidak dipertanyakan lagi keabsahannya dan ia kelilingi oleh orang-orang yang mempercayainya sebagai kebenaran maka dissonance akan dikurangi sampai pada titik di mana ia merasa nyaman. Oleh karena itu, setelah kegagalan nubuatan akan diikuti semangat pengrekrutan anggota baru untuk mengurangi dissonance:

But whatever explanation is made it is still by itself not sufficient. The dissonance is too important and though they may try to hide it, even from themselves, the believers still know that the prediction was false and all their preparations were in vain. The dissonance cannot be eliminated completely by denying or rationalizing the disconfirmation. But there is a way in which the remaining dissonance can be reduced. If more and more people can be persuaded that the system of belief is correct, then clearly it must, after all, be correct. Consider the extreme case: if everyone in the whole world believed something there would be no question at all as to the validity of this belief. It is for this reason that we observe the increase in proselytizing following disconfirmation. If the proselytizing proves successful, then by gathering more adherents and effectively surrounding himself with supporters, the believer reduces dissonance to the point where he can live with it.
Pada akhirnya, anggota kultus tersebut tidak menyerah pada keyakinannya meskipun nubuatan palsu tersebut gagal total. Keanggotaan grup kultus tersebut tetap kuat. Festinger menyimpulkan 11 anggota Lake City yang menghadapi kegagalan nubuatan, hanya 2, Kurt Freund dan Arthur Bergen, keduanya yang berkomitmen secara ringan pada akhirnya meninggalkan kepercayaannya. 5 anggota dari grup, keluarga Posts, Armstrongs, dan Mrs. Keech, semuanya yang begitu yakin dan sangat berkomitmen, melewati periode kegagalan nubuatan tersebut dan keyakinan mereka tidak tergoyahkan dan bertahan. Cleo Armstrong dan Bob Easman, yang datang ke Lake City dengan komitmen yang kuat tetapi sempat keyakinan mereka digoyahkan oleh Ella Lowell, menjadi lebih yakin dengan kepercayaanya dari pada sebelumnya setelah kegagalan nubuatan tersebut:

Summarizing the evidence on the effect that disconfirmation had on the conviction of group members, we find that, of the eleven members of the Lake City group who faced unequivocal disconfirmation, only two, Kurt Freund and Arthur Bergen, both of whom were lightly committed to begin with, completely gave up their belief in Mrs. Keech's writings. Five members of the group, the Posts, the Armstrongs, and Mrs. Keech, all of whom entered the pre-cataclysm period strongly convinced and heavily committed, passed through this period of disconfirmation and its aftermath with their faith firm, unshaken, and lasting. Cleo Armstrong and Bob Eastman, who had come to Lake City heavily committed but with their conviction shaken by Ella Lowell, emerged from the disconfirmation of December 21 more strongly convinced than before...
Apakah yang dapat kita simpulkan hasil studi Festinger? Ketika seorang pengikut kultus yang terlibat mendalam dengan grupnya di mana ia telah berkorban dengan begitu banyak [tenaga dan harta] dan lain-lain pengorbanan yang tidak dapat ia ulang lagi seperti berhenti kuliah, termasuk terlibat dalam pengrekrutan anggota baru maka sangatlah sulit untuk mengubah dan menggoyahkan keyakinannya meskipun dipresentasikan berdasarkan fakta-fakta tentang agamanya sebagai suatu kultus, bukan sebuah agama. Ia akan membela diri dengan begitu banyak rasionalisasi dan pembenaran diri sehingga jika Saudara mendengar atau membaca pendapatnya maka Saudara akan sadar bahwa usaha apapun juga adalah sia-sia. Hal ini akan saya buktikan dalam artikel berikutnya yaitu Contoh Fanatisme Buta dan Sentimen Agama Melumpuhkan Daya Nalar di mana seorang Saksi Yehuwa berinitial Maxi-Sam, saya duga seorang penatua, mencoba membela agamanya dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan dalam blog ini. Jika Saudara membaca komentar tanggapannya, Anda akan sadar bahwa ia sungguh-sungguh mengencerkan apa yang Alkitab nyatakan dalam upaya merasionalisasikan pembenaran dirinya. Apa yang diyakini bukanlah apa yang Alkitab katakan melainkan apa yang organisasi Saksi Yehuwa katakan dan berpusat pada diri (ego centris) dalam upaya untuk merasionalisasikan diri. Dan ini faktanya yang menyedihkan yatu Sdr. Maxi-Sam bekerja lebih keras dan giat lagi untuk merekrut anggota baru agar dissonance yang ada setelah membaca blog ini menjadi minimal dan ia menjadi nyaman.

Saya pribadi sangat percaya bahwa Sdr. Maxi-Sam adalah seorang Saksi Yehuwa yang telah berkorban banyak bagi organisasinya sehingga begitu cocok dengan apa yang disampaikan oleh hasil riset Festinger. Dan untuk jenis orang yang demikian sungguh sia-sia dan membuang energi percuma untuk diajak berdiskui, Tuhan Yesus berkata, “Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu” (Mat. 7:6)

Jadi bagaimana menurut Anda artikel Studi Psikologikal dan Sosial Terhadap Anggota Kultus?

Untuk mengetahui siapa dan apa di balik organisasi dan ajaran Saksi Yehuwa, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat atau Kultus? dan buktinya sendiri apakah organisasi Saksi Yehuwa sebuah gerakan Kristen sejati ataukah grup kultus berkedok agama Kristen berdasarkan publikasi dan praktek yang diterapkan dan diajarkan di dalam organisasi tersebut.

Soli Deo Gloria

Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus. (2 Yohanes 1:7)


Sumber informasi: http://www.freeminds.org/psych/propfail.htm

25 comments :

  1. David juga berkorban melebihi Maxi-sam, kenapa hasil beda?
    David kalau jadi manajer swasta Full time bisa kebeli beberapa rumah, berarti David sudah ke rampokan beberapa rumah, ke rampokan kehangatan keluarga.

    Bedanya David percaya Roh Kudus,percaya Mesias
    Maxi-sam percaya bertukar pikiran dan apa yg sebenarnya Alkitab (tidak ) ajarkan

    Sama2 berkorban tapi memilih jalan berbeda, para pakar menjelaskan jalan pikiran para loyalis.
    David pelan2 mulai jenuh, kecewa, tercelikkan
    Maxi-sam tambah percaya krn didukung penulis sekuler, tambah giat browsing link2 yg nyaman, tambah rajin baca kamus KBBI, tambah propaganda dan mengklaim dekat dg rekan diskusi yg mumpuni.

    David keluar, orang nggak penasaran
    Maxi bertahan, orang keheranan
    Orang juga heran kok Lia Eden masih punya fans berat.
    Makanya dibutuhkan banyak psikolog untuk kerja sosial untuk men-terapi para eks-saksi.

    Ini pasti karena propaganda ayat bukan bagian dari dunia dijuncto dg ayat dunia dikuasai setan, maka hasilnya loyal pada hamba setia New York.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  2. Resep kultus

    Ciptakan fobia, terus beri rasa aman dg jalur evakuasi yg hanya diketahui segelintir oknum saja
    Ditakut-takuti armagedon, terus diberi rasa aman bisa Will never Die jika ikut kapal pesiar milik hamba setia

    Itu di dunia kriminal juga ada
    Penjahat menelepon acak, jika yg menerima telepon ibu2 diberi kabar anaknya ditangkap polisi karena narkoba, atau diberi kabar anaknya kecelakaan fatal dan sudah di UGD

    Jika ibu2 itu tidak panik......maka penjahatnya cuma rugi pulsa dikit doang
    Jika panik....langsung dihipnotis jarak jauh, disuruh ke ATM setor duit.
    Jika panik langsung diberi rasa aman, anak ibu bisa dihentikan proses pengadilan kalau setor ke nomor rek tertentu, atau anak ibu sudah ditangani intensif tapi RS harus segera minta deposit tindakan medis dg transfer ke No rek tertentu.

    Orang dikejar2 armagedon itu kalau dibaca pelan2 jadi lucu.
    Armagedon peristiwa tunggal bisa ngejar orang ? Kok mirip debt collector .

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  3. Penatua paham betul, watchtower dan Mormon beda ajaran banyak banget

    Penatua paham banget kalau saksi disuruh bertamu ke rumah Mormon-ers, pasti jam dinasnya kinclong.

    Tapi penatua paham sekali kalau tidak ada member baru yg bisa direkrut dari grup kultus lain.

    Masing2 kultus punya benteng pertahanan masing2 dan tidak saling mengganggu.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  4. Bayangin jika buku bertukar pikiran ditambahi

    Jika rumah yg didatangi Mormon maka ajukan kalimat sebagai berikut....
    Jika rumah yg didatangi Scientology maka yakinkan dengan kalimat berikut...
    Jika rumah yg didatangi Freemason maka kalimat yg pas adl......

    Kultus2 kok bisa akur, hidup rukun damai, seolah2 punya MoU tidak saling usik.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukankah tercetak hanya bahtera watchtower yg akan selamat

      Watchtower memastikan Mormon, Scientology, Freemason, Kaballah,...,dst tidak ada peluang selamat
      Watchtower enggan mengusik kultus yg lain.
      Sesama kultus dilarang saling mendahului, harus tau sama tau.
      Kalau saksi diutus ke mormoners sama saja mendeklarasikan perang saudara

      Salam
      AS

      Delete
  5. Steve Hassan cuma nulis buku, sudah bisa jadi hamba setia yaitu memerangi kultus yg jahat.

    Orang duduk duduk di balai kerajaan memanggil roh watchtower, jadi perisai kejahatan.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  6. Fungsi acara berhimpun

    Bagi Newbie untuk menyerap ajaran baru
    Bagi orang lama untuk menghafal ajaran
    Bagi yg sudah hafal untuk mengisi waktu senggang soale nggak punya banyak sahabat.

    Makin hafal, maka makin kehilangan sahabat, judulnya kesepian.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  7. Sebenarnya nggak usah pakai bukunya Steve Hassan, kaum ibu2 cukup pakai insting.

    Insting para wanita cukup simpel: ada orang bertamu pertama kali, sudah minta orang pindah agama ke agama bau kencur, ini pasti nggak beres.
    Kondisinya daerah kota yg sudah Fix beragama yg sah diakui Pemerintah, mau digoyahkan oleh tamu baru kenal, belum ada bau harumnya, sekonyong konyong minta difollow.

    Itu baru insting lho, bisa menyelamatkan, apalagi ditambah akal sehat, apalagi ditambah bukunya Steve Hassan.
    Jadi yg kecemplung balai kerajaan benar2 apes.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Insting sederhana lain

      Orang menganggap tawaran "bukan Kristen bukan Katolik" itu konotasinya agama eksperimen, atau agama gado-gado.

      Bangunan Gereja sudah begitu tersebar merata, sekarang malah diminta pindah ke gereja underground. Kan aneh kenapa nggak lu aja yg pindah dari gereja rumahan ke gereja gue.

      Majalah yg ditinggal itu kental barang promosi. Dikasi gratis di awal selanjutnya abonemen.

      Itu adalah insting klasik sebelum bermunculan situs2 yg membongkar wajah asli watchtower.

      Dengan insting itu orang curiga watchtower sesat, tapi kalau ditanya sesatnya dimana, dijawab nggak tau, paling yg mencolok adl tiang siksa dan menolak ke Allah an Yesus.

      Salam
      AS

      Delete
  8. Maxi terlihat terlalu memaksakan diri, kalau diteruskan ongkosnya mahal.

    Sudah tahu menabrak tembok, ya sudah, jangan maksa jebol tembok.
    Sudah tahu temboknya ternyata berlapis-lapis, ya udah jangan maksa sewa buldozer, nanti ongkosnya gangguan psikis.

    Contohnya orang ikut pemilu DPR maksa keluar duit miliaran, sebagian ngutang, dan setelah nggak kepilih malah jadi gila.

    Ingat umur, ingat keluarga, lupakan menara pengintai.
    Lalang tidak akan pernah jadi gandum
    Kultus tidak akan pernah jadi agama.
    Sudah tahu ongkos nggak diganti hamba setia, ya sudah.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  9. Balai kerajaan kalau dilanjutkan 10th lagi

    Akan jadi jago kandang
    Aset gedung dan tanah akan diBegal kantor pusat
    Akan tercipta keluarga2 stress.

    Mumpung belum terlambat, ongkosnya bisa ditekan
    Hamba setia dikasi duit selama 10th ya keenakan
    Itung deh ongkos bensin aja biar gampang, mondar-mandir rumah-balai kerajaan pp
    Nggak usah berbelit-belit jalan keluarnya adl bubarkan diri.
    Bubar sendiri, jangan dibubarkan orang luar.
    Kesempatan tidak datang dua kali, sekaranglah saatnya tiba, kebebasan dari belenggu.
    Cekcok bisa atasi, adu ayat dibahas nanti, suasana panas bisa didinginkan, tidak ada persoalan yg buntu, adu mulut bisa dihindari, kalau kita berjalan ke arah yg benar.

    Kalau tujuan kita Tokyo, tentu dg jalan kaki pun akan sampai, tidak perlu naik pesawat langsung.
    Pasti sulit membubarkan balai kerajaan, tapi kesempatannya saat ini juga, bukan 10 th lagi.
    Nunggu 10th yg diisi dg berjalan ke arah yg salah.

    Bedanya watchtower dgn Mormon
    Saksi ditekan hebat disuruh ini...., disuruh itu...., harus ini....harus itu....(seperti budak) (ucapan penatua lebih kuat dari Taurat - kata seorang mantan saksi ).
    Mormon lebih santai
    Faktor stress sangat kuat di balai kerajaan shg orang2nya berwatak keras, omongannya kasar, seperti militer, maka harus segera ditolong diberi jalan keluar.
    Mormon diajak ngobrol biasa masih normal (tidak diinternalisasi bukan bagian dari dunia)
    Mormon cara berpakaian tidak diatur-atur, harus begini harus begitu
    Mormon tidak ditekan cari member dg target ketat ( nggak ada cap sakit rohani)
    Mormon kultus nyantai, watchtower kultus dipacu target = stress = dikejar-kejar kantor pusat.
    Padahal saksi itu sudah hafal apa itu Th 1914, apa itu bukan bagian dari dunia, siapa hamba setia, tapi masih harus menghafal lagi dan lagi, lama2 bisa gila, suerrr.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  10. Maxi itu kepandaiannya diatas rata2 saksi.

    Yang pandai harusnya menjadi Pelita bagi yg kurang pandai, seperti Kartini

    Menegur saksi yg bermulut kasar aja enggak pernah, sibuk mengurus hamba setia.
    Bukan jadi terang dunia, malah jadi bayang2 penghalang cahaya
    Jangan juga seperti Herodes, yg kuat justru membunuhi bayi, annointed membunuhi muda mudi telat transfusi.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  11. Maxi itu tidak ilmiah, tidak Alkitabiah

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maxi itu Disorientasi dan Kompulsif.

      Salam
      AS

      Delete
    2. Maxi itu dikasihi berulang2 sebanyak dia muncul, dikasihi banyak orang.
      Orang tua memarahi anak itu bisa sbg tanda kasih, kalau Maxi malah tidak dimarahi, paling banter disindir, dicemooh, dll semua masih dalam batasan wajar tidak kasar, tidak sevulgar tulisan saksi.
      Maxi diberitahu berkali2 tidak dibaca, malah Maxi seperti majikan yg ngasi tugas banyak banget, ngasi tugas baca tulisannya yg panjanggggg dan minta segera dijawab nggak pake lama. Komentator tapi meneror pemilik blog dg pasal2 KUHP pencemaran nama baik, teror mental dg cara yg sopan, ada kata "selamat malam" dan "terima kasih" padahal isinya teror mental. Kalau baca komen Maxi jadi deg-degan.
      Maxi berwibawa saat mengucapkan "selamat malam", tapi wibawanya jatuh saat mengucapkan "weleh-weleh"

      Betul nggak Max?

      Salam
      AS

      Delete
    3. Maxi jadi bahan tertawaan itu salah Maxi sendiri, bukan salah si Komo

      Salam
      AS

      Delete
  12. Pak AWI sudah selangkah lagi menulis buku yg dijual di toko.

    Daripada saudara membahas agan Maxi, lebih baik energinya untuk lebih futuristik, yaitu menyambung pemikiran Steve Hassan, nanti dimasa depan Kultus yg mati akan comeback dalam wujud baru, wajah baru , kemasan baru, tehnik baru, sistem baru.

    Generasi mendatang itu akan sibuk mikirin robot, roket, satelit, mobil otomatis, teleportasi, dll dan semakin sekuler, maka dari sekarang ditinggali warisan buku untuk mewaspadai Neo Kultus.
    Watchtower sudah KO, sudah obituari, sekarang memikirkan antisipasi datangnya penyesat jenis baru varian kultus.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pak AWI sudah lulus S1 kultus, kita sudah percaya kesaksiannya.
      Jangan tersandera watchtower, ambil tantangan lain S2, lanjutkan riset yg baru.
      Situasi sudah dalam kendali, saksi nggak bisa gerak, nyari newbie berbahaya, nambah balai kerajaan nggak bisa, kebaktian distrik aja udah ragu2, tinggal masuk musium, dikasi formalin.

      Kalau nulis buku judulnya musium kultus orang jadi penasaran.
      Musium kultus sebuah studi kasus matinya kultus berusia seratus tahun.

      Salam
      AS

      Delete
  13. trimakasih bpk AS (Anak Setan) nama mu aja tidak jelas, apalagi omongan dan otak mu,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang jelas kelihatan dari luar

      Balai kerajaan stres paceklik newbie
      Nggak ada newbie, senyuman pun lenyap dari pandangan.
      Orang lama ketemu lagi orang lama, dah bosan senyum.
      Polisi publikasi jarang senyum, matang publikasi jarang senyum juga.
      Kalau dilanjutin 10th jelas siksaan kerajaan.

      Gudang masalah numpuk di balai kerajaan, mana bisa senyum
      Senyum begitu mahal, harus beli.
      Bertukar pikiran dan Apa yg sebenarnya Alkitab (tidak) ajarkan BUKAN ajaran rasul
      TAPI ajaran Kakek-kakek pencinta piramid Firaun, serta paman glamor pencinta wine dan mobil mewah, serta paman ambisius pencinta uang.

      Gimana bisa senyum kalo diperintah: Laksanakan saja jangan banyak bertanya.
      Susah senyum, padahal yg saya tulis kadang hal2 yg lucu.
      Misalnya Maxi-sam bilang dibantu publikasi, saya bilang bantuan kok beli, itu bikin ngakak guling2, beli-Import-abonemen, itu bukan bantuan tapi siksaan.

      Salam
      AS

      Delete
    2. Cucu-cucu ku, dengar pesan kakek. Kakek dapat wangsit dari Firaun untuk memasukkan unsur piramid ke dalam ajaran Alkitab, pemilihan th 1914 sudah menguras energi kakek keluar masuk ruangan piramid, menghitung jumlah anak tangga, mengukur panjang dan lebar berbagai ruangan sangat gelap dan berbahaya jamur beracun. Tugas kalian menjaga warisan mistik th 1914 dg ilmu cucoklogi.

      Baiklah kakek kami sudah hafal kok, titip salam buat Firaun ya kek.

      Salam
      AS

      Delete
    3. Jangan lupa pesan paman. Abonemen terus majalah kesukaan paman dulu sehabis tamat kuliah. Paman begitu kagum dg tulisan kakekmu itu yg sok tahu.

      Paman langsung bersedia mewarisi mesin cetak yg ditinggalkan kakekmu. Lihatlah paman sekarang bisa mencetak lebih dari 144000 eksemplar, saat itulah paman benar2 sadar inilah bisnis masa depan paling menguntungkan. Semua yg paman idamkan waktu kecil bisa kebeli dg mudah.

      Modal paman cuma memberi harapan pada orang yg haus akan hidup panjang umur. Paman saksikan orang sakit berjuang keras dapat hidup lebih lama dengan ongkos berapapun. Paman suka itu harapan setinggi langit tidak akan pernah mati. Dan paman yakin paman pun hidup abadi bersama nabi2 PL dan berbagi apa yg paman miliki.

      Terima kasih paman, tinggi sekali harapan paman itu, kami rasa itu ketinggian.

      Salam
      AS

      Delete
    4. Yang dikatakan kakek dan paman pertamamu semuanya benar, tapi aku paman kedua mu nggak suka banyak omong, yang penting kerja, berhemat dalam hal yg bisa dihemat.

      Paman sangat tidak suka dengan penjual koran yg malas, mereka cuma mengayunkan koran ditangan, berharap orang merogoh kantong untuk beli. Gimana bisa kaya dengan cara kerja seperti itu. Penjual koran seharusnya abonemen dan tahu apa isi korannya shg dapat mempengaruhi orang yg tidak minat jadi berminat besar.

      Oh....jadi harus dilatih ya paman

      Setidaknya penerbit harus melatih 3jam sepanjang pekan, sepanjang dia loyal

      Jadi nanti bisa kaya ya paman

      Yang kaya ya penerbitnya to, kamu ni gimana

      Wah paman hebat sekali otaknya. Strateginya benar2 maknyus, gaji paman pasti gede.

      Paman kan suka kerja, jadi jabatan yg bisa dirangkap just do it!

      Salam
      AS

      Delete
  14. Replies
    1. Herianto Manik nunjukin ke seluruh dunia dirinya kehilangan banyak sahabat karib, kehilangan teman banyak sekali.

      Dia sedang kesepian, satu2 nya tempat nyaman cuma balai kerajaan.

      Salam
      AS

      Delete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.