Doktrin ROH KUDUS: Masalah PERSONALITAS

Saksi Yehuwa dan Doktrin Roh Kudus (Pneumatology)
Pencurahan Roh Kudus (Kisah 2) 
BAGIAN DOKTRIN TRINITAS yang banyak disalah-mengertikan oleh orang-orang sepanjang sejarah kekristenan adalah doktrin Roh Kudus, khususnya penyangkalan Roh Kudus sebagai salah satu pribadi atau personalitas dari Allah Tritunggal. Hal ini dikatakan oleh Charles C. Ryrie dalam bukunya Teologi Dasar 2 hlm. 109:

Penyangkalan bahwa Roh Kudus adalah suatu Pribadi seringkali menggantikan konsep bahwa Dia hanyalah merupakan suatu penjelmaan dari kuasa — sangat mirip dengan pernyataan bahwa Setan adalah suatu penjelmaan dari kejahatan. Penyangkalan terhadap kepribadian-Nya ini telah terjadi di sepanjang sejarah gereja. Mula pertama oleh kaum Monarhian, Arian, Socinian. Dan sekarang oleh kaum Unitarian, liberal, serta beberapa teolog neo-ortodoks.
Dan salah satu organisasi yang salah memahami — bahkan dengan sengaja mengajarkan dengan keliru kepada anggotanya, Saksi-Saksi Yehuwa — tentang pribadi Roh Kudus adalah organisasi Saksi Yehuwa yang mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah sebagai tenaga aktif Allah, tidak berpribadi sehingga bukanlah Allah. Perhatikan kutipan publikasi Menara Pengawal berikut ini:

”ROH kudus” yang digunakan dalam Alkitab menyatakan bahwa ini adalah suatu kekuatan atau tenaga yang dikendalikan yang digunakan oleh Allah Yehuwa untuk melaksanakan berbagai maksud-tujuan-Nya. Sampai taraf tertentu, ini dapat disamakan dengan listrik, tenaga yang dapat digunakan untuk melakukan beragam fungsi. (Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal, hlm. 20)

Tidak, roh kudus bukan suatu pribadi dan bukan bagian dari suatu Tritunggal. Roh kudus adalah tenaga aktif Allah yang Ia gunakan untuk melaksanakan kehendak-Nya. Roh kudus tidak setara dengan Allah tetapi selalu dipakai oleh-Nya dan lebih rendah daripada Dia. (ibid, hlm. 23)
Bahkan untuk menunjang ajaran tentang Roh Kudus sebagai tenaga aktif Allah, Menara Pengawal menerjemahkan kata ruwach (רוּח - Ibrani) yang diterjemahkan oleh seluruh terjemahan Alkitab populer sebagai “roh” menjadi “tenaga aktif” dalam Kej 1:2:

Bumi belum berbentuk dan kosong dan kegelapan ada di atas permukaan air yang dalam; dan tenaga aktif Allah bergerak ke sana kemari di atas permukaan air
Padahal jika kita lihat kata ruwach di leksikon Strong dengan No H7307 berarti a) breath, b) wind, c) spirit (as that which breathes quickly in animation or agitation), d) spirit (of the living, breathing being in man and animals), e) spirit (as seat of emotion), f) spirit, g) Spirit of God, the third person of the triune God, the Holy Spirit, coequal, coeternal with the Father and the Son (klik di sini).

Perhatikan di atas, tidak ada satu pun mengindikasikan ruwach layak diterjemahkan sebagai tenaga aktif. Jelas kata “tenaga aktif” tidak ada sama sekali dalam teks bahasa asli (Ibrani) Alkitab sehingga istilah itu hanyalah sisipan tambahan Menara Pengawal untuk mendukung pemahamannya atas Roh Kudus sebagai tenaga aktif Allah. Dengan demikian, bisa Saudara bayangkan betapa tersesatnya Saksi-Saksi Yehuwa yang mempercayai terjemahan tersebut.

Mengapa orang dapat salah memahami tentang Roh Kudus sebagai seorang pribadi sepanjang sejarah? Menurut saya pribadi ada 3 hal, yaitu pertama dan ini yang paling utama, ketika seseorang salah memahami akan pribadi Yesus Kristus yang sejatinya maka ia pasti juga akan salah memahami akan kepribadian Roh Kudus. Misalnya saja organisasi Saksi Yehuwa yang mengajarkan kepada para anggotanya, Saksi-Saksi Yehuwa bahwa ketundukkan (subordinasi) Kristus kepada Allah Bapa membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah dan juga dengan sengaja mencampur-adukkan ajaran Tritunggal dengan modalisme seolah-olah ajaran yang sama, padahal tidak. 

Kedua, Roh Kudus adalah Roh-Nya Allah (Yoh. 4:24). Oleh karena itu bersifat spiritual, tidak terlihat, bukan materi sehingga melampaui pribadi dan sifat-sifat kemanusiaan. Ini tentunya membuat sulit untuk dipahami sehingga banyak orang yang keliru berpikir Roh Kudus hanya sekedar kuasa dari Allah, bukan pribadi Ilahi. Misalnya dalam upaya membuktikan bahwa Roh Kudus bukanlah suatu pribadi, Menara Pengawal mengatakan bahwa Stefanus tidak melihat Roh Kudus di Kis 7:55, 56:

Kisah 7:55, 56 melaporkan bahwa Stefanus diberi penglihatan mengenai surga dan ia melihat ”Yesus yang berdiri di sebelah kanan Allah”. Namun, ia tidak mengatakan telah melihat roh kudus. (Bertukar Pikiran, hlm. 394)
Benarkah karena Stefanus tidak melihat adanya Roh Kudus maka Roh Kudus bukanlah seorang pribadi? Kita lihat ayat itu baik-baik:

Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.”
Cermati 2 ayat tersebut, khususnya kalimat yang sengaja saya bold. Di manakah Roh Kudus? Pertama, jelas Roh Kudus adalah spirit atau roh artinya tidak terlihat oleh mata sehingga memang Roh Kudus tidak dapat dilihat oleh Stefanus.

Kedua, apakah ungkapan “berdiri di sebelah kanan Allah (Bapa)” berarti Stefanus benar-benar melihat Allah Bapa? Tentunya, tidak! Karena bagian ayat lainnya yaitu Yoh. 1:8 (NW) menyatakan: “Tidak seorang pun pernah melihat Allah [Bapak]; satu-satunya allah yang diperanakkan yang berada pada posisi dada Bapak, dia itulah yang menjelaskan mengenai dirinya”. Nah, ini menariknya, yaitu jika Menara Pengawal mengajarkan bahwa Roh Kudus bukanlah Allah karena tidak dapat dilihat, maka bukankah dengan cara yang sama dapat berarti Allah Bapa juga bukanlah  Allah karena tidak seorang pun pernah melihat-Nya? Tentunya seorang Saksi Yehuwa tidak setuju, bukan? Seorang Saksi pasti percaya bahwa Bapa adalah Allah Yehuwa meskipun tidak dapat terlihat.

Ketiga, meskipun benar tidak seorang pun pernah melihat Roh Kudus karena berupa Roh, tetapi kehadiran Roh Kudus dinyatakan di ayat tersebut yaitu sedang memenuhi Stefanus! Ya, benar Roh Kudus sedang memenuhi Stefanus. Tetapi tunggu!!?? Jika Saudara bertemu dengan seorang Saksi Yehuwa, ia akan mengatakan bahwa justru Roh Kudus memenuhi seseorang membuktikan bahwa Roh Kudus bukanlah pribadi karena tidak masuk akal satu pribadi orang bisa memenuhi sekelompok orang. Perhatikan argumen Menara Pengawal berikut:

Ketika Allah mencurahkan roh-Nya ke atas hamba-hamba-Nya, mereka menjadi ”penuh dengan roh kudus”, atau ”dipenuhi dengan roh kudus”. Yesus, Yohanes Pembaptis, Petrus, Paulus, Barnabas, dan murid-murid yang berkumpul pada hari Pentakosta 33 M, semuanya digambarkan penuh dengan, atau dipenuhi dengan, roh kudus.—Lukas 1:15; 4:1; Kisah 4:8; 9:17; 11:22, 24; 13:9.

Pertimbangkan ini: Dapatkah suatu pribadi ’dicurahkan’ ke atas banyak pribadi lain? Apakah Anda akan mengatakan bahwa satu orang bisa ’memenuhi’ sekelompok orang? Itu tidak masuk akal. Alkitab memang berbicara tentang orang-orang yang menjadi penuh dengan hikmat, pemahaman, atau bahkan pengetahuan yang saksama, tetapi Alkitab tidak pernah menggambarkan seseorang dipenuhi dengan orang lain.—Keluaran 28:3; 1 Raja 7:14; Lukas 2:40; Kolose 1:9. (Menara Pengawal, 1/10/09 hlm. 5)
Argumen tersebut sungguh masuk akal, bukan? Apakah benar klaim Menara Pengawal bahwa Alkitab tidak pernah menggambarkan seseorang dipenuhi dengan orang lain atau sesuatu? Kita lihat ayat-ayat berikut ini dari Terjemahan Dunia Baru:

”Atau dapatkah orang disembunyikan di tempat-tempat persembunyian dan aku tidak melihat dia?” demikian ucapan Yehuwa. ”Bukankah aku yang mengisi langit dan bumi?” demikian ucapan Yehuwa. (Yer. 23:24)

Pribadi yang turun itu adalah juga pribadi yang naik jauh lebih tinggi daripada semua langit, untuk memberikan kepenuhan kepada segala perkara. (Efesus 4:10)
Kita perhatikan Yer. 23:24 yang jelas-jelas mengatakan Allah Yehuwa — pastinya berpribadi — mengisi atau memenuhi [LAI] langit dan bumi. Bagaimana mungkin Allah Yehuwa dapat mengisi atau memenuhi alam semesta? Tentunya tidaklah aneh karena memang Ia adalah Allah Yehuwa maka Ia mampu. Demikian juga halnya dengan Efesus 4:10 yang mengatakan Pribadi Kristus memberikan kepenuhan kepada segala perkara.

Nah, inilah hal yang menariknya, Menara Pengawal memberikan argumen yang bersifat “kedagingan” yaitu memang benar bahwa seorang pribadi tidak mungkin memenuhi atau mengisi sesuatu atau sekelompok orang jika dinilai dari sudut kemanusiaan yang adalah materi. Tetapi ingat, yang sedang kita bicarakan adalah Allah yang memiliki kuasa untuk melakukan segala sesuatu, bukan bersifat materi ataupun manusiawi. Jika Allah Yehuwa (Bapa) mampu mengisi atau memenuhi maka justru menurut saya meneguhkan bahwa Roh Kudus adalah seorang Pribadi dan sekaligus adalah Allah karena Roh Kudus juga mampu melakukan apa yang dilakukan oleh Allah Bapa, bukan? Demikian juga Kristus Yesus adalah Allah karena Ia juga mampu! 

Ketiga, ini bahasan saya yang terakhir, yaitu mengapa seseorang dapat salah memahami ajaran Roh Kudus yaitu karena ia mendapatkan informasi dan pengajaran yang salah oleh organisasi keagamaannya. Misalnya saja untuk membuktikan bahwa  Roh Kudus hanyalah suatu energi atau kuasa ilahi, Organisasi Saksi Yehuwa mengatakan di brosurnya: 

A Catholic Dictionary: “Secara keseluruhan, Perjanjian Baru, seperti [Perjanjian] Lama, berbicara tentang roh itu sebagai suatu energi atau kuasa ilahi.” (Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal, hlm. 22)
Jika kita melihat sepintas kutipan tersebut tanpa memeriksa kutipan aslinya secara lengkap menyiratkan bahwa penganut Katolik pun setuju bahwa Roh Kudus sebagai suatu energi atau kuasa ilahi di dalam PB. Tetapi benarkah A Catholic Dictionary berkata demikian? Kita lihat kutipan aslinya sambil memperhatikan kalimat warna merah yang tidak dikutip oleh Menara Pengawal:

Roh Allah. Secara keseluruhan, Perjanjian Baru, seperti [Perjanjian] Lama, berbicara tentang Roh itu sebagai energi atau kuasa ilahi khususnya di dalam hati manusia. Roh berada pada Kristus, dan merupakan suatu kuasa yang berbeda yang ada di dalam diri-Nya. Dirinya Sendiri (Mat iii 16, xii 28,... Luk iv 1-14,... Yoh i 32), mula pertamanya menyebabkan kehamilan ajaib-Nya (Luk i, & c..) Roh ini diberikan kepada murid-murid Kristus, warga kerajaan Mesianik, dan merupakan panduan mereka (I Pet i 12,.. Kis ii 4 Beg, xv 28,... dari ay 2.). Roh ilahi ini jelas dibedakan dari Roh atau hati nurani manusia (Rm. viii 16), dan otoritas Roh diidentifikasi kan dengan Allah sendiri (Mat xii 31;. Kis v 3, 9, I Kor. U 16,.. tetapi Kel xvi 8; 1 Tes iv 8)... Tapi apakah keberadaan suatu pribadi dengan jelas dikaitkan dengan Roh itu? Tidak diragukan lagi, seluruh P[erjanjian] B[aru] perilakunya digambarkan sebagai pribadi. Dia berbicara (Mark xiii 11,. Kis viii 29), bersaksi (Rm. viii 16,.. 1 Yoh ay 6),  menyelidiki (I Kor ii 10..), memutuskan (Kis xv 28.), membantu dan menjadi perantara (Rm. viii. 26), membagikan dengan adil kasih karunia (1 Kor xii. 11​​.). Sebagian besar tempat-tempat (ayat-ayat) tersebut memberikan bukti meyakinkan adanya kepribadian.

The Spirit of God. On the whole, the New Testament, like the Old, speaks of the Spirit as a divine energy or power particularly in the heart of man. The Spirit rests on Christ, and is a power within Him distinct from. Himself (Mt. iii. 16, xii. 28; Lk. iv. 1-14; Jn. i. 32), having first caused His miraculous conception (Lk. i., &c.) The Spirit is imparted to Christ's disciples, the citizens of the Messianic kingdom, and is their guide (I Pet. i. 12 ; Acts ii. 4 Beg., xv. 28 ; of. v. 2). This divine Spirit is clearly distinguished from the Spirit or conscience of man (Rom. viii 16), and the authority of the Spirit is identified with that of God Himself (Mt. xii. 31 ; Acts v. 3, 9 ; I Cor. U 16 ; but of. Exod. xvi 8 ; 1 Thess. iv. 8). But is a personal existence clearly attributed to the Spirit? No doubt, all through the N.T. his action is described as personal. He speaks (Mk. xiii 11 ; Acts viii. 29), bears witness (Rom. viii. 16; 1 Jn. v. 6), searches (I Cor. ii. 10), decides (Acts xv. 28), helps and intercedes (Rom. viii. 26), apportions the gifts of grace (1 Cor. xii. 11). Most of these places furnish no cogent proof of personality. (A Catholic Dictionary, William E. Addis & Thomas Arnold, 1960, p 822-830)
Perhatikan kalimat yang saya beri warna merah itu yang sengaja dipotong dan tidak ditampilkan di brosur itu. Jelas maksud A Catholic Dictionary mengatakan bahwa Roh itu [Kudus] sebagai energi atau kuasa ilahi dalam konteks ketika berada di dalam hati manusia. Lebih lanjut Dictionary tersebut mengatakan bahwa otoritas Roh diidentifikasikan dengan Allah sendiri, tidak diragukan seluruh PB menggambarkan perilaku Roh Kudus sebagai pribadi (bukan tenaga aktif) dan dibanyak ayat-ayat Alkitab memberikan bukti yang meyakinkan adanya suatu personalitas atau kepribadian.

Kesimpulan apakah yang dapat saya katakan akan perilaku Menara Pengawal yang menajiskan tersebut? Menara Pengawal mengklaim bahwa publikasi-publikasinya dipersiapkan di bawah bimbingan roh kudus (Menara Pengawal, 15/3/1992, hlm. 22). Benarkah demikian? Bagaimana mungkin Roh Kudus turut serta membimbing publikasi-publikasi yang jelas-jelas dibuat untuk menipu pembacanya agar binasa dalam kekekalan? Jadi, apakah dipersiapkan di bawah bimbingan Roh Kudus atau roh Iblis? Tuhan Yesus berkata Iblis adalah bapak dusta karena kebenaran tidak ada dalam dirinya. 

Kamu berasal dari bapakmu, si Iblis, dan kamu ingin melakukan hasrat bapakmu. Dia adalah pembunuh manusia sejak semula, dan dia tidak berdiri kukuh dalam kebenaran, karena kebenaran tidak ada dalam dirinya. Apabila dia berkata dusta, dia berkata menurut wataknya sendiri, karena dia adalah pendusta dan bapak dusta (Yoh. 8:44, NW)
Lalu jika Lembaga Menara Pengawal bukanlah sebuah organisasi Kristen, organisasi apakah? Organisasi kultus! Perhatikan kata Steve Hassan tentang ciri-ciri grup kultus yang destruktif, yaitu menggunakan penipuan untuk mencapai tujuannya:

Sebuah grup tidak dapat dipertimbangkan sebuah “kultus” hanya karena keyakinannya yang tidak ortodoks atau praktek-prakteknya. Sebaliknya, destruktif kultus dicirikan dengan penggunaan penipuan. . .

A group should not be considered a “cult” merely because of its unorthodox beliefs or practices. Instead, destructive cults are distinguished by their use of deception . . .
[1]
Bagaimana pendapat Saudara? Artikel berikutnya akan dibahas mengenai personalitas atau kepribadian Roh Kudus dalam wahyu yang bersifat progresif apakah maksudnya dan Argumentasi Roh Kudus Tenaga Aktif Allah: Bukan Oknum Berpribadi yang menyanggah Roh Kudus bukanlah oknum berpribadi.

Artikel Terkait:
1. Mengertikah Anda Akan Doktrin Tritunggal?
2. Doktrin Tritunggal, Saksi Yehuwa Dan Modalisme
3. Apakah Tujuan Saksi Yehuwa Menginjil Dari Rumah Ke Rumah?
4. Sumber Doktrin Saksi: Yehuwa Atau Setan?


[1] http://www.freedomofmind.com/Info/infoDet.php?id=407

4 comments :

  1. Tidak dapat memahami Yesus sbg pribadi Allah kedua, sdh pasti tdk dpt memahami roh kudus sbg pribadi ketiga. Sehakikat dan bukan hub subordinasi.

    Lengkap sudah perilaku lmp: pertama mensubordinasi Yesus sbg makhluk ciptaan, kedua mensubordinasi roh kudus sbg tenaga aktif belaka. Tidak takut Allah, tidak takut Yesus pula, bahkan merendahkan Roh Kudus.

    Mengajarkan yg bertentangan dgn ajaran Yesus, para rasul, & penerusnya, akan berujung fatal. Ruginya nggak ketulungan. Depresi, terkucil, jadi arogan/elitis, jadi bodoh, rugi duit waktu & tenaga, eee....masuk neraka jahanam.

    ReplyDelete
  2. Jika kita ingin mengerti Allah yang Esa Allah yang benar harus belajar mengenal Yesus Kristus dan bagai mana kita bisa mengerti tentang Kristus hanya melalui Alkitab dan bagaimana kita dapat mengerti Kebenaran Alkitab hanya melalui pimpinan Roh Kudus.

    jadi menurut saya ketiga hal ini tidak dapat dipisahkan pengertian dan pengenalan kita terhadap Yesus sangat mempengaruhi pengenalan kita terhadap Allah.

    ReplyDelete
  3. Roh Kudus turun dalam wujud seperti merpati pada peristiwa pembaptisan Yesus, berwujud lidah-lidah seperti nyala api yg bertebaran dalam Kis, jelas bukan tenaga aktif semacam tenaga listrik yg bisa dikendalikan manusia.

    Tenaga listrik bekerja atas kehendak manusia. Roh Kudus bekerja atas kehendak Allah karena memang pribadi Allah

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  4. Roh Kudus yg pribadi ketiga Allah Tritunggal, diturunkan status jadi "tenaga aktif"

    Diturunkan kedua kali jadi "semacam tenaga listrik"

    Diturunkan kelasnya dg ilustrasi radio tape jadul yg belum ditancepin ke instalasi listrik.

    Ganti topik

    Stefanus tidak melihat Roh Kudus, karena diutus ke bumi mendampingi para rasul dan akan terus di bumi sampai akhir jaman.

    Ganti topik

    Sebenarnya Roh Kudus tidak cuma bisa berbicara, bersaksi, memeriksa, dan menjadi perantara.
    Bisa juga loh membimbing orang yg belajar Alkitab
    Bisa mendamaikan Petrus dengan Paulus
    Bisa menyadarkan saksi nggak usah berhimpun lagi
    Bisa menyembuhkan orang sakit yg dibawa ke rohaniwan
    Bisa mengadakan mukjizat dalam situasi yg khusus dan urgent
    Bisa dicurahkan kepada tahbisan gembala.
    Bisa menjadi Roh Penghiburan buat misionaris yg ditimpa kesusahan dan kesedihan ditolak beberapa orang yg bebal.
    Bisa mengabulkan doa orang beriman.
    Bisa meneguhkan hati yg tawar
    Bisa mengobarkan semangat yg loyo.
    Bisa menginspirasi orang yg mau menulis buku rohani.
    Bisa mencairkan hati yg mengeras
    Bisa menolong manusia yg menemui jalan buntu mau bunuh diri akhirnya nggak jadi.
    Beraneka kemampuan Roh Kudus harus dilihat dari kacamata iman.

    Kalau semua kemampuan Roh Kudus dituliskan ke Alkitab , maka halaman Alkitab bisa nambah tebal.

    Salam
    AS

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.