Teknik PROPAGANDA Ke-4: MEMANIPULASI EMOSI

Taktik Propaganda Ke-4: Memanipulasi Emosi
MAJALAH SEDARLAH! 22/6/2000 hlm. 4-8 mengutip pernyataan Adolf Hitler tentang propaganda informasi yang lihai dan efektif, “Dengan propaganda yang lihai dan gigih, bahkan surga pun dapat disajikan sebagai neraka kepada orang-orang, dan sebaliknya kehidupan yang paling sengsara sebagai firdaus.” Ya, pernyataan tersebut adalah benar. Di dunia ini banyak ahli propaganda yang demikian lihai sehingga mampu menyajikan neraka sebagai surga dan sebaliknya. Keahlian berpropaganda merupakan salah satu ciri dari sebuah organisasi kultus dan organisasi Saksi Yehuwa dengan badan hukumnya Lembaga Menara Pengawal terbukti berpropaganda informasi dengan baik dan lihai dalam publikasi-publikasinya untuk mempengaruhi emosi, pikiran dan perilaku pengikutnya, Saksi-Saksi Yehuwa. Silahkan klik artikel thread di bawah karena bahasan kali ini merupakan sambungan dan bagian yang tak terpisahkan dari artikel:
  1. Ciri Kultus: Menggunakan Propaganda Informasi
  2. Taktik Propaganda Informasi: Dusta, Dusta!
  3. Propaganda Dusta: Pemilihan Budak Setia Dan Bijaksana
  4. Taktik Propaganda Ke-2: Melakukan Generalisasi
  5. Taktik Propaganda Ke-3: Memberikan Julukan

Bahasan selanjutnya, apakah Taktik Propaganda Ke-4 yang digunakan propagandis untuk memanipulasi dan mempengaruhi pikiran dan perilaku orang? Majalah Sedarlah! lebih lanjut mengungkapkan:
Memanipulasi Emosi

Sekalipun mungkin tidak relevan jika kasusnya menyangkut fakta atau argumen logis, perasaan memainkan peranan yang sangat penting dalam persuasi. Upaya untuk menggugah emosi dirancang oleh para publisis yang berpengalaman, yang mempermainkan perasaan semahir seorang virtuoso memainkan pianonya.

Misalnya, rasa takut adalah emosi yang dapat mengaburkan penilaian. Dan, dalam kasus kedengkian, rasa takut dapat dimanipulasi. Surat kabar Kanada The Globe and Mail terbitan 15 Februari 1999 melaporkan dari Moskwa, ”Sewaktu tiga gadis bunuh diri di Moskwa minggu lalu, media Rusia segera menuding bahwa mereka adalah pengikut Saksi-Saksi Yehuwa yang fanatik.” Perhatikan kata ”fanatik”. Sewajarnya, masyarakat akan merasa takut terhadap organisasi agama yang fanatik yang konon mendorong kaum remaja untuk bunuh diri. Apakah gadis-gadis yang nahas ini benar-benar ada hubungannya dengan Saksi-Saksi Yehuwa?

Globe melanjutkan, ”Belakangan, polisi mengakui bahwa gadis-gadis itu tidak ada hubungannya dengan [Saksi-Saksi Yehuwa]. Tetapi, sementara itu, sebuah saluran televisi Moskwa sudah melancarkan serangan baru terhadap sekte tersebut, memberi tahu pemirsa bahwa Saksi-Saksi Yehuwa telah berkomplot dengan Adolf Hitler di Jerman Nazi—meskipun bukti-bukti sejarah menunjukkan bahwa ribuan anggota mereka menjadi korban kamp-kamp maut Nazi.” Dalam pikiran masyarakat yang terinformasi secara keliru dan yang mungkin menjadi takut, Saksi-Saksi Yehuwa dianggap sebagai suatu kultus bunuh diri atau antek-antek Nazi!

Kebencian adalah emosi yang kuat yang dimanfaatkan oleh para propagandis. Ungkapan tersirat khususnya efektif untuk memicunya. Tampaknya tidak pernah ada habisnya kata-kata tajam yang menyulut dan memanfaatkan kebencian terhadap ras, etnik, atau kelompok agama tertentu.

Ada propagandis yang memanfaatkan harga diri. Kita sering kali menjumpai ungkapan-ungkapan mendasar yang menyinggung-nyinggung harga diri seperti, ”Orang cerdas mana pun tahu bahwa . . . ” atau, ”Orang dengan pendidikan seperti Anda tentu setuju bahwa . . . ” Daya tarik harga diri yang diputarbalikkan seperti itu mempermainkan perasaan kita, yang takut terlihat bodoh. Para profesional dalam bidang persuasi tahu betul hal itu.*
Saya sangat menyetujui akan pernyataan tersebut; seorang propagandis mampu memanipulasi emosi orang yaitu rasa takut, benci dan harga dirinya untuk mempengaruhi perilaku dan pikiran orang. Pertanyaannya adalah apakah organisasi Saksi Yehuwa menggunakan teknik propaganda persuasi untuk memanipulasi emosi dalam publikasinya untuk mempengaruhi pikiran dan perilaku pengikutnya, Saksi-Saksi Yehuwa? You bet! Marilah kita bahas satu per satu bagaimana organisasi memanipulasi emosi anggotanya. Semuanya dilakukan melalui proses internalisasi dalam sesi pelajaran buku-buku terbitan Menara Pengawal. Silahkan klik artikel Proses Internalisasi Doktrin Absolute Kultus untuk memahami maksud internalisasi.

Rasa Takut

Seperti yang dinyatakan organisasi Saksi Yehuwa: “rasa takut adalah emosi yang dapat mengaburkan penilaian. Dan, dalam kasus kedengkian, rasa takut dapat dimanipulasi” merupakan pernyataan yang benar. Ada banyak rasa takut irrasional atau phobia yang dibuat organisasi Saksi Yehuwa di dalam hati dan pikiran para anggotanya. Dalam diskusi kali ini saya hanya melimitasi pada 2 rasa takut yaitu setiap Saksi Yehuwa memiliki rasa takut akan dunia ini serta isinya karena dikuasai setan dan hari armagedon. Rasa takut akan dunia demikian hebat menyebabkan Saksi-Saksi Yehuwa memiliki kecenderungan untuk memisahkan atau mengasingkan dirinya sendiri dengan dunia ini secara psikologis (Klik artikel Ciri Kultus: Mengasingkan Diri Dalam Suatu Komunitas untuk diskusi lebih detail). Kita lihat ajaran organisasi berikut ini:
Juga, waspadalah terhadap tipu muslihat Setan yang lain. Sport, musik, dan dansa-dansi, misalnya, telah menjadi bagian utama dari dunia hiburannya. Memang, perkara-perkara itu sendiri tidak selalu salah dan dapat menyenangkan dan bahkan berguna. (1 Timotius 4:8; Zakharia 8:5; Lukas 15:25) Tetapi, Setan dengan licik telah memperkembangkan pandangan bahwa perkara-perkara itu tidak ada bahayanya, bahkan meskipun secara tetap dilakukan bersama orang-orang dari dunia. Namun Firman Allah memperingatkan, ”Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 15:33) Pikirkan mengenai hal itu. Jika agama dan politik adalah bagian dari sistem Setan, bukankah bodoh untuk percaya bahwa hiburan yang diperkembangkan oleh dunia ini bebas dari pengaruhnya? Saudara perlu terus waspada agar tidak ”membiarkan dunia di sekeliling saudara menekan saudara sehingga dibentuk olehnya.”—Roma 12:2 (Menara Pengawal, 1/8/1986, hlm. 14)
Perhatikan kutipan tersebut dengan seksama bagaimana dunia ini telah didemonisasi oleh organisasi agar setiap Saksi “tidak membiarkan dunia di sekeliling saudara menekan saudara sehingga dibentuk olehnya”. Akibatnya? Saksi Yehuwa takut dengan isi dunia ini sehingga mereka memiliki kecenderungan hidup secara tertutup dan bergaul dengan komunitasnya agar tidak masuk dalam perangkap setan. Kita lihat buktinya bagaimana sikap seorang peminat Saksi Yehuwa yang baru belajar +/- 2 tahunan bernama Yuli menceritakan pengalamannya:
Saya yg aktif menjadi tertutup. Semua kegiatan organisasi sya hindari, takut melanggar ajaran MP, krn menganggap apa yg diajarkan MP paling benar. (di sini)
Bagaimana dengan takut armagedon? Meskipun doktrin Saksi Yehuwa tidak percaya penyiksaan kekal tetapi setiap Saksi lebih takut dianihilisasi saat kiamat. Perhatikan kesaksian seorang Saksi Yehuwa yang merasa dikejar-kejar hari kiamat.
Kehidupan didalamnya tidak seindah yang Bapak Satria Dharma lihat, bahkan jauh dari bahagia, yang ada adalah beban dan pola pikir yg dikejar2 hari armagedon (di sini)
Majalah Menara Pengawal 1/1/2013
Lalu pertanyaannya bagaimana organisasi Menara Pengawal menginternalisasikan rasa takut armagedon ke dalam hati dan pikiran anggotanya? Salah satunya melalui visualisasi gambar! Perhatikan salah satu contoh gambar di samping yang diambil dari majalah Menara Pengawal 1/1/2013 dengan judul Akhir Dunia—Haruskah Ditakuti? yang menggambarkan orang-orang berlari menghindari bola-bola api hukuman dari Yehuwa dengan wajah perasaaan takut dan ngeri.

Dari waktu ke waktu organisasi sengaja menerbitkan visualisasi gambar dramatis akan armagedon dalam publikasinya. Ini menciptakan rasa takut atau phobia di dalam hati Saksi Yehuwa. Dan setiap Saksi tahu bahwa untuk menghindari anihilisasi saat armagedon mereka harus setia dan taat tetap berada di dalam organisasi Saksi Yehuwa karena bagi mereka organisasi ini satu-satunya harapan yang dapat menyelamatkan saat armagedon. Klik artikel Tidak Ada Keselamatan Di Luar Yesus Atau Organisasi?

Rasa Benci

Organisasi benar ketika mengatakan “Kebencian adalah emosi yang kuat yang dimanfaatkan oleh para propagandis” untuk “menyulut dan memanfaatkan kebencian terhadap ras, etnik, atau kelompok agama tertentu.” Sekali lagi bagaimana organisasi Saksi Yehuwa memanipulasi rasa benci di dalam hati anggotanya untuk kepentingannya? Jelas melalui proses internalisasi dalam buku-bukunya. Yang paling jelas 2 target kebencian organisasi Saksi Yehuwa yaitu para mantan Saksi Yehuwa yang dijuluki sebagai orang-orang murtad dan seluruh denominasi Kristen dan Katolik dengan mengeneralisasinya sebagai Susunan Kristen. Kita lihat kutipan berikut bagaimana secara tersirat organisasi meminta kepada para Saksi Yehuwa aktif untuk membenci para mantan Saksi Yehuwa sekaligus orang Kristen  yang menolak organisasi Yehuwa.
Tentang mereka, sang pemazmur berkata, ”Masakan aku tidak membenci orang-orang yang [sangat, ”NW”] membenci Engkau, ya [Yehuwa], dan tidak merasa jemu kepada orang-orang yang bangkit melawan Engkau? Aku sama sekali membenci mereka, mereka menjadi musuhku.” (Mazmur 139:21, 22) Karena mereka sangat membenci Yehuwa, maka Daud membenci mereka. Orang-orang murtad termasuk di antara orang-orang yang memperlihatkan kebencian mereka kepada Yehuwa dengan memberontak melawan Dia. Kemurtadan sebenarnya adalah suatu pemberontakan melawan Yehuwa. Beberapa orang murtad mengaku mengenal dan melayani Allah, namun mereka menolak ajaran-ajaran atau tuntutan-tuntutan yang dikemukakan dalam Firman-Nya. Orang-orang lain [orang Kristen] mengaku percaya Alkitab, namun mereka menolak organisasi Yehuwa dan dengan giat berupaya menghalangi pekerjaannya. Sewaktu mereka dengan sengaja memilih kejahatan demikian setelah mengenali apa yang benar, sewaktu hal yang jahat menjadi begitu berurat berakar sehingga ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari karakter mereka, maka seorang Kristen harus membenci (sesuai makna Alkitab untuk kata itu) orang-orang yang telah menjadikan diri mereka tidak terpisahkan dari kejahatan itu. Umat Kristen sejati memiliki perasaan yang sama dengan Yehuwa terhadap orang-orang murtad demikian; mereka tidak ingin mengetahui gagasan-gagasan yang murtad. Sebaliknya, mereka ”merasa jemu” terhadap orang-orang yang menjadikan diri mereka musuh-musuh Allah, namun mereka menyerahkannya kepada Yehuwa untuk melaksanakan pembalasan.—Ayub 13:16; Roma 12:19; 2 Yohanes 9, 10. (Menara Pengawal, 1/10/1993, hlm. 19, bold dari saya)
Organisasi mengatakan bahwa “Ungkapan tersirat khususnya efektif untuk memicunya [kebencian]”. Tidakkah ini cocok dengan propaganda kebencian secara tersirat yang diminta oleh organisasi agar para Saksi Yehuwa membenci para murtad dan orang Kristen dengan mengatas-namakan Allah yang membenci kejahatan?

Sekarang kita lihat kesaksian mantan Saksi Yehuwa yang mengungkapkan perasaan kebenciannya terhadap orang Kristen ketika masih menjadi seorang Saksi Yehuwa.
DAHULU KETIKA MENJADI ANGGOTA SSY, KAMI SANGAT BENCI DG AGAMA LAIN TERUTAMA AGAMA KATOLIK / KRISTEN PROTESTAN istilah SSY ITU SUSUNAN KRISTEN.. DALAM BENAK HATI KU MENGANGGAP ORANG YG BERAGAMA LAIN ITU ORANG YG TIDAK BENAR / SESAT MAKA DENGAN BEGITU DALAM BENAK AKU HANYA TERPIKIRKAN BAGAIMANA CARA NYA KITA MENYELAMATKAN MEREKA YG BERAGAMA LAIN AGAR SELAMAT MEMASUKI DUNIA BARU / BUMI FIRDAUS DG CARA MENJADI MEREKA ANGGOTA SSY (di sini)
Rasa Harga Diri

Pembahasan terakhir, bagaimana dengan organisasi Saksi Yehuwa; apakah memanfaatkan rasa harga diri untuk mempermainkan perasaan orang lain? Once again, you bet! Organisasi dengan begitu jelas mengajarkannya dalam bukunya berjudul “Bertukar Pikiran” yang merupakan buku panduan bagi Saksi-Saksi Yehuwa dalam mengabar injilnya kepada orang-orang. Untuk memulai percakapan dengan orang yang tak dikenal para Saksi Yehuwa diajarkan untuk berbicara dalam pola-pola tertentu untuk menarik perhatian. Perhatikan kutipan di bawah ini khususnya kalimat yang berwarna merah
’Kami sedang berbicara kepada orang-orang yang benar-benar prihatin akan mutu kehidupan dewasa ini. Kebanyakan dari kita merasa beruntung karena hidup, tetapi banyak yang bertanya dalam hati: Apakah suatu kehidupan yang benar-benar bahagia mungkin? Bagaimana perasaan Anda mengenai hal itu? . . . Menurut Anda apa salah satu halangan terbesar bagi kebahagiaan dewasa ini? . . . (Mz. 1:1, 2; ayat-ayat lain yang cocok dengan apa yang menjadi keprihatinan penghuni rumah)’ (hlm. 11)

’Nama saya — —. Saya tinggal di dekat sini. Pada waktu saya menuju ke sini pagi ini, saya mengamati semua orang membicarakan (sebutkan suatu kejahatan di sekitar tempat itu yang baru terjadi atau soal lain yang menjadi perhatian orang-orang setempat). Bagaimana pendapat Anda tentang hal itu? . . . Apakah ada sesuatu yang menurut Anda dapat dilakukan untuk membuat kehidupan kita lebih aman? . . . (Ams. 1:33; 3:5, 6)’
Perhatikan kalimat “orang-orang yang benar-benar prihatin membicarakan” dan “semua orang membicarakannya”. Daya tarik harga diri yang diputarbalikkan dalam kalimat tersebut mempermainkan perasaan orang, yaitu orang takut terlihat tidak tahu apa-apa karena faktanya semua orang membicarakannya sehingga ia terlihat satu-satunya yang bodoh dan takut dicap sebagai orang yang sama sekali tidak prihatin (peduli atau masa bodoh) dengan mutu kehidupan.

Aplikasi Manipulasi Emosi

Pernahkah Saudara berdiskusi dengan Saksi-Saksi Yehuwa? Jika pernah maka Saudara akan mendapatkan betapa piawai, lugas dan rasionalnya mereka menjelaskan ajaran Alkitab, bukan? Tetapi jika Saudara membaca komentar-komentar blog ini yang mendiskusikan tentang dusta dan nubuatan palsu organisasi Saksi Yehuwa, mengapa Saksi-Saksi Yehuwa yang berkomentar terlihat begitu irrational dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan? Misalnya saat saya menulis artikel ini saya sedang berdiskusi dengan seorang Apologet Saksi Yehuwa bernama Pak Budi. Saya mengarahkan kepada artikel Membedakan Agama Kristen Sejati Dengan Palsu yang membahas tentang dusta organisasi yaitu telah mengklaim bahwa Yesus memilih kaum terurap pada tahun 1918/1919 karena memiliki “pengertian yang benar mengenai korban tebusan, nama ilahi, kehadiran Kristus yang tidak kelihatan, dan pentingnya tahun 1914”. Padahal berdasarkan pemahaman Saksi Yehuwa sekarang “pengertian yang benar” tersebut adalah tidak benar karena “pengertian yang benar” saat pemilihan tidaklah sama dengan “pengertian yang benar” saat ini. Dengan demikian sebenarnya organisasi Saksi Yehuwa telah berdusta tentang “pengertian yang benar” itu dan alasan pemilihan oleh Yesus dapat terjadi. Bagaimana respon Sdr Budi akan hal ini?
Ya! argumentasi anda Logis dan masuk akal! sejujurnya saya katakan bhw meskipun saya seorang SSY, saya mengakui bahwa badan pimpinan masa awal memang beberapa kali tergelincir dalam melakukan prediksi-prediksi perhitungan akhir zaman, dan kadang terburu-buru mengklaim dirinya sebagai orang pilihan Allah. (lihat di sini)
Perhatikan responsnya itu. Meskipun ia akui bahwa argumen saya benar tetapi baginya organisasi tidak berdusta melainkan hanyalah “tergelincir dalam melakukan prediksi-prediksi perhitungan akhir zaman”. Dan jika Saudara mengikuti diskusi tersebut, secara konsisten Bapak Budi menolak organisasi berdusta. Baginya organisasi tidak berdusta melainkan salah memprediksi. Tentunya rasionalisasi ini tidak dapat diterima oleh nalar sehat karena salah memprediksi tidaklah sama dengan berdusta, bukan?

Singkatnya, mengapa Sdr. Budi seolah-olah tidak bisa membedakan antara salah memprediksi dengan berdusta? Jawabannya dari majalah Sedarlah! tentang emosi yaitu “sekalipun mungkin tidak relevan jika kasusnya menyangkut fakta atau argumen logis, perasaan memainkan peranan yang sangat penting dalam persuasi”. Artinya ketika menyangkut masalah emosi maka peran emosi lebih utama daripada argumen selogis apapun ataupun penyampaian fakta seakurat apapun juga. Dan ini suatu hal yang logis ketika terjadi kepada kita secara emosional, bukan? Kita mengabaikan fakta ataupun argumen selogis apapun juga ketika sedang emosional; entah karena rasa takut, benci ataupun karena tersinggung harga dirnya.

Demikian juga dengan Saksi-Saksi Yehuwa akan berkelit dan merasionalisasikan segala sesuatunya karena emosinya yang bekerja lebih kuat daripada daya nalarnya. Dan jika kita sampai pada tahap ini maka saran saya adalah tinggalkan diskusi tersebut karena sudah mencapai tingkat emosi yang bersifat irrasional. Kita tidak ingin membuang waktu percuma atau sia-sia.

Kesimpulannya? Benarlah apa yang dikatakan organisasi Yehuwa mengenai akibat terjerat perangkap propaganda informasi yang menyesatkan; “seni propaganda yang licik dapat melumpuhkan pikiran, mengaburkan nalar serta daya pengamatan

Bagaimana pendapat Saudara?

Apakah teknik propaganda yang ke-5? Silahkan klik artikel Teknik Propaganda Ke-5: Memanfaatkan Slogan Dan Lambang untuk jawabannya.

Artikel Terkait:
1. Ajaran Saksi Yehuwa: Bidat Atau Sejati?
2. Fakta Saksi Yehuwa Sebuah Kultus
3. Pola Pikir Saksi Yehuwa: Hitam Putih

Dan banyak nabi palsu akan tampil dan menyesatkan banyak orang (Mat. 24:11, NW)

*    http://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/102000442
**  http://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/2010922

11 comments :

  1. Bro Awi, saya secara tak sengaja menemukan link website anda dari website Sarpag.
    Begini... saya berdomisili di daerah T. Palem Jakarta Barat dan di daerah perumahan saya ini sudah seringkali saya bertemu dengan penganut SSY yang mengetuk pagar rumah untuk memberitakan kabar baik mereka. Selama ini saya tidak pernah terlalu menggubris.

    Namun sekitar 2 hari yang lalu saya sungguh merasa trenyuh sekali melihat ada 2 orang opa-opa yang sudah cukup renta dari SSY, berjalan kaki tertatih mengetuk pagar saya untuk membagikan selebaran tentang SSY.
    Kedua opa-opa itu tidak berniat mengajak diskusi, mereka hanya membagikan selebaran dan segera pergi mengetuk pagar tetangga sekomplek saya. Satu demi satu. Begitu saya membuka percakapan 1 kalimat saja, mereka langsung pergi.

    Rasanya hampir menangis saya melihat mereka seperti itu karena SSY telah menggunakan metode Manipulasi Emosi dengan memanfaatkan orang tua yang renta untuk menarik simpati.
    Apalagi judul Flyernya adalah: "Mungkinkah penderitaan berakhir?", "Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan kematian tidak akan ada lagi, juga tidak akan ada lagi perkabungan atau jeritan atau rasa sakit".
    Saya jadi terbayang kedua opa-opa ini, mungkin mereka dulunya merasa menderita, lonely, dsb lalu bergabung ke SSY karena janji-janji rayuan manis tentang penderitaan mereka yang akan berakhir. Miris sekali hati saya.

    Saya juga jadi teringat dengan bandar pengemis yang memanipulasi para pengemis yang cacat fisiknya untuk menarik belas kasihan pemberi uang.

    Saya punya usul, bagaimana jika Bro Awi atau rekan lain (selaku pihak yang telah punya pengalaman menghadapi SSY) mencoba menyusun semacam selebaran/flyer tandingan terhadap SSY, supaya pada saat mereka datang lagi bagi-bagi brosur, kita bisa bagikan brosur kita kepada mereka. SIfatnya tetap harus positif dan konstruktif dengan tujuan menyadarkan pikiran para visitors tersebut.

    Salam, TG.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Sdr TGunawan,

      Terima kasih atas sharingnya.

      You wrote:

      Saya punya usul, bagaimana jika Bro Awi atau rekan lain (selaku pihak yang telah punya pengalaman menghadapi SSY) mencoba menyusun semacam selebaran/flyer tandingan terhadap SSY, supaya pada saat mereka datang lagi bagi-bagi brosur, kita bisa bagikan brosur kita kepada mereka. SIfatnya tetap harus positif dan konstruktif dengan tujuan menyadarkan pikiran para visitors tersebut.


      Idenya sangat baik. Sayangnya ada banyak kesulitan yaitu:

      (1). Setiap orang memiliki kepedulian, perhatian dan prioritasnya sendiri-2. Tidak banyak orang Kristen -- termasuk pendeta sekalipun -- yg cukup peduli dng gerakan penyesatan SSY. Silahkan deh tanya pendeta Sdr, apakah peduli dan memperhatikan gerakan SSY?

      (2). Dibutuhkan koordinasi antar orang Kristen (termasuk dana membuat cetakan + tenaga + waktu). Sekali lagi, banyak yg gak peduli

      Untungnya saya sudah memilikirkan hal ini sehingga saya sengaja membuat blog ini link pdf-file (Print Friendly) yg terletak di bawah setiap artikel sehingga bisa diprint sendiri.

      Nah jika Saudara tertarik memberikan brosur kepada SSY, silahkan print pdf filenya dan berikan ketika bertemu dng SSY.

      Saran saya utamakan mem-print artikel-artikel (Pertanyaan Bagi Saksi Yehuwa) yg langsung mendiskreditkan organisasi SSY dibandingkan artikel ttg doktrin karena berdasarkan pengalaman saya berdiskusi doktrin dng SSY adalah sia-sia.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
    2. Bro Awi,

      Saya setuju sekaligus miris dan sedih sekali dengan kenyataan seperti yang Bro sebutkan di point 1. Memang betul demikian.

      Beberapa kali comment dari pendeta-pendeta ataupun saudara seiman lain di saat kita tiba pada topik SSY, mereka rata-rata bilang lebih baik kita menghindar dan menghindar. Hampir semuanya enggan untuk berdiskusi lebih lanjut, dan biasanya hanya singkat dan terbatas pada kulit luar saja seperti: "Oh itu sesat!", "Oh, mereka tidak mengakui transfusi darah loh", "Oh mereka tidak hormat bendera", dll.

      Siapakah yang peduli pada korban-korban SSY tersebut? Hampir TIDAK ADA.
      Adakah yang pernah peduli untuk berdoa agar mereka boleh disadarkan dan kembali ke jalan yang benar?

      Seolah-olah sekali seseorang masuk menjadi SSY, reaksi dari kalangan Kristen adalah langsung menjauhi sehingga akhirnya korban-korban baru langsung merasa menemukan kehangatan dari "rumah baru" mereka di mana "tidak ada penderitaan, tidak ada air mata, kematian, perkabungan, jeritan, rasa sakit, dll."

      Membuat cetakan sebenarnya tidaklah menyita banyak tenaga dan waktu.
      Masalah terutamanya adalah seperti yang Bro Awi bilang: Nobody cares.
      Menurut saya, orang Kristen sekarang ini lebih suka memikirkan segala yang berkaitan dengan dirinya sendiri seperti berkat-berkat pribadi, pergumulan dosa pribadi, fokus pada doktrin untuk pribadi.

      Cukup banyak orang seperti opa-opa yang saya jumpai itu yang awalnya mungkin benar-benar merasa menderita dan kesepian, tapi tidak cukup ada perhatian yang diberikan oleh lingkungan jemaatnya, sehingga akhirnya mereka DIMANGSA oleh SSY.

      Tapi at least, thanks Bro sudah memulai dengan effort susunan materi di blog ini. Jika tidak keberatan, saya akan menunggu bulletin-bulletin Bro Awi selanjutnya yang lebih spesifik contentnya untuk sarana berkomunikasi dengan para witnesses ini. Tentunya nantinya akan saya print berwarna. Di atas art paper. Ndak seberapa juga biayanya.

      Mereka kan suka membaca, jadi dengan metode pendekatan yang sama, literatur dilawan dengan literatur.

      Salam hangat, GBU.

      Delete
    3. Dear sdr tgunawan

      Para rohaniwan sdh bertindak lho. PGI sdh memberi teguran pertama. Situs katolik jg sdh membantah: ssy BUKAN saksi Kristus. Sudah banyak di youtube mantan ssy yg menohok LMP scr visual & audio, situs anti-ssy scr tertulis jg banyak. Semuanya di-skip alias dianggap angin lalu. Semuanya adl SETAN tatanan sistem bla bla bla.

      Lakukan apa yg sdr bisa dgn sabar & tanpa kekerasan. Mereka terorganisir & berkelanjutan (maksudnya sumber daya utk menindaklanjuti korban baru sangat melimpah). Artinya jika sdr berhasil menyadarkan satu orang saja, mereka msh bisa mendapat dua, tiga korban lain. Tidak heran jika grafik jemaat mereka terus naik.

      Tidak elok jika kita meniru cara mereka dgn mind control juga untuk menyadarkan saksi. Tegurlah & anda akan mendapat upah kelak.

      Semangat!
      AS

      Delete
    4. Dear Sdr tgunawan,

      (deep sighing)

      You said:

      Hampir semuanya enggan untuk berdiskusi lebih lanjut, dan biasanya hanya singkat dan terbatas pada kulit luar saja seperti: "Oh itu sesat!", "Oh, mereka tidak mengakui transfusi darah loh", "Oh mereka tidak hormat bendera", dll.


      My reply:

      Saya pribadi memiliki pengalaman di mana seorang teman menjadi SSY krn saat ia bertanya kepada pd pendeta; tidak mendapatkan jawaban yg memuaskan di mana kesesatan SSY kecuali pendetanya ngomong "hindari dan sesat". Ini membuat teman saya itu menjadi penasaran krn ia melihat ajaran SSY seolah-olah berdasarkan Alkitab. Nah, krn ia tidak mendapatkan jawaban yg memuaskan, maka ia melihat ajaran SSY alkitabiah.

      Dan ini plus . . plus nya yaitu teman saya itu melihat dan merasakan persahabatan instant yg diulurkan SSY kelihatannya tulus sehingga menjadi jeratanan yg mematikan. Jadilah ia seorang SSY. Padahal jika ia menjadi SSY dan mencoba keluar dr lingkungan SSY maka teman-2 nya yg dulu kelihatannya bersahabat menjadi musuh-nya krn mereka tidak akan berhubungan dng ia lagi. Seteluruh persahabatannya lenyap jika ia keluar dr organisasi SSY. Jadi sebenarnya kasih dan persahabatan yg diberikan sangat kondisional bukan tanpa kondisional. Ironis, bukan?

      Benar-benar tempat pemujaan ala Iblis yaitu jika seseorang patuh, tunduk dan mengikuti arahan Iblis maka persahabatan dan kasih diberikan. Tetapi ketika seseorang mau keluar dari lingkungan Iblis maka si Iblis akan menarik seluruh persahabatan dan kasihnya.

      You said:

      Mereka kan suka membaca, jadi dengan metode pendekatan yang sama, literatur dilawan dengan literatur.


      My reply:

      Memang mereka 'suka' baca. Ya, baca publikasi mereka. Tetapi ketika Sdr beri mereka literatur ttg artikel blog ini; 98% mereka tidak akan baca! Mengapa? Karena SSY sudah memiliki pola pikir mereka lah yg 100% benar dan dilarang membaca publikasi yg bersifat murtad. Ya, bagi SSY apa yg saya tulis di sini adalah hal-hal murtad yg dpt menyimpangkan iman mereka.

      Ini namanya manipulasi informasi. Organisasi SSY benar-2 memfilter informasi apa yg boleh dan tak boleh dibaca SSY.

      Berdasarkan pengalaman dan saran saya ketika Sdr berikan print, jangan asal beri, tetapi hrs menantang mereka menjawabnya dan buat mereka penasaran. Setiap SSY memiliki sikap elitisme yg luar biasa yaitu mereka pasti benar. Jd manfaatkan sikap ini untuk meminta buktikan bhw ajaran SSY sejati krn jika ajaran sejati tidak takut diuji. Milikilah sikap menantang dan minta bukti dan jawaban. Ini penting. Paling tidak, jika SSY tidak bersedia datang & menjawabnya, ia sudah membaca apa yg Sdr berikan.

      Jangan lupa doa agar Roh Kudus membuka hati dan pikiran mereka.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
    5. Bro AS, di banyak referensi, justru sebaliknya kenyataannya PGI tidak berani tegas menyatakan SSY bidat atau sesat. Terlalu toleran.
      Salah satu linknya ada di bawah ini.

      http://indonesia.ucanews.com/2012/01/10/imbauan-persekutuan-gereja-gereja-di-indonesia-terhadap-saksi-yehuwa/

      Siapa yang mau meniru cara mind control SSY?.
      Saya hanya bilang mau mencoba memberikan literatur yang benar kepada mereka pada saat mereka mendatangi rumah saya untuk yang ke sekian kalinya untuk membagikan literatur SSY yang sesat itu.
      Itu saja.

      Bro Awi, saya akan ingat saran Bro tentang memberi print & berkomunikasi.
      Harapannya, sekalipun mereka tidak mau dengar argumentasi kita ataupun baca materi kita, at least semoga beberapa diantara mereka mau menyimpan bacaan dari kita tsb untuk dibaca diam-diam sendiri di kemudian hari. Daripada hanya komunikasi verbal, menolak dan kemudian terlupakan. Thanks, GBU.

      Delete
    6. Teguran awal ya redaksionalnya seperti itu. Makanya jika ada yg punya akses ke PGI atau KWI atau pers, bisa tuh di beberkan dalil 2 yg mengarah ke ajaran sesat, biar kena teguran keras/sanksi moral mengingat ssy tidak dibawah hirarki.

      AS

      Delete
  2. Kasus mind control ssy begitu fenomenal. Di negara maju yg sistem pendidikannya canggih pun memiliki pengikut. Lawan yg sepadan bagi ssy adl dunia internet yg menyebarluaskan berbagai dusta & kepalsuan dalam internal organisasi. Lawan berikutnya adl blunder yg dibuat mereka sendiri. Dalam catatan sejarah keanggotaan sidang drop setelah nubuatan kiamat gagal total.

    Memang benar, jika berhadapan muka dg saksi, seolah olah seperti berhadapan dgn batu (piramidnya kakek Russell). Mind control hanya bisa diurai, jika yg bersangkutan sdg galau/depresi berat. Di saat2 itu para apostas terbuka alam pikirannya, akan lebih mudah diprogram ulang cara pandangnya, bukan dgn membuat selebaran tandingan.

    Macam apa saat2 galau tersebut? Yaitu: Saat kondisi ekonomi terhimpit; tertimpa musibah; dipojokan sesama kelompok; konflik hebat dalam rumah tangga; dipermalukan di depan publik; dsb.
    Pendek kata disaat saksi sdh mentok menabrak dinding, disaat itulah saksi berpikir ulang /introspeksi.

    Yang bisa kita lakukan adl mempersempit ruang gerak para saksi dgn memberi info yg benar. Yg kedua pendekatan pelan2 mengorek latar belakang saksi bergabung, apa motivasinya? Pokoknya topik pembicaraan keluar dari doktrin dahulu. Membangun kepercayaan saksi pd diri kita tentu butuh waktu yg lama, makanya banyak orang yg tdk peduli krn memang merepotkan kita. Setelah ada momentum galau diatas baru kita bisa masuk ke tataran doktrin.

    Semoga bermanfaat untuk peduli-wan/wati
    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Sdr AS,

      You said:

      Macam apa saat2 galau tersebut? Yaitu: Saat kondisi ekonomi terhimpit; tertimpa musibah; dipojokan sesama kelompok; konflik hebat dalam rumah tangga; dipermalukan di depan publik; dsb.
      Pendek kata disaat saksi sdh mentok menabrak dinding, disaat itulah saksi berpikir ulang /introspeksi.


      My comment:

      Apakah Sdr berbicara dr pengalaman pribadi ataukah dari sumber lainnya?

      Internet memang sangat efektif utk memberi penjelasan ttg ajaran kultus SSY. Ini juga dng satu kondisi yaitu seseorang (belum terbaptis) pikirannya belum terkontiminasi oleh ajaran SSY. Jika sudah terkontaminasi, meskipun belum terbaptis, ya agak sulit utk menyadarkannya.

      Jadi sebenarnya yg paling efektif adalah dng menyebarkan pemahaman/ajaran SSY di gereja-2 agar jemaat waspada.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
    2. Bukan pengalaman pribadi lho. Membaca ajarannya, sekalii aja, kepala saya serasa mau pecah. Sedari awal sdh tercium aroma kadal.

      Itu pendapat saya pribadi dari kesaksian2 yg pa awi tampilkan memilki persamaan. Persamaannya: orang2 tsb sdh mencapai ujung, tidak melihat jalan kelanjutannya, shg menengok kebelakang/introspeksi. Persamaan berikutnya: semua dalam kondisi galau, jika kondisinya tidak galau, maka posisi mind control berada diatas angin, yg manifestasinya men-skip segala info dr dunia luar, menutup telinga, menutup mata, menutup nurani. Bukankah begitu pak?

      Ajaran yg nyeleneh jg ada di mormon, scientology, kaballah, grj orang suci jaman akhir (later day saint church). Tapi yg paling norak ya ssy, masa blunder kok berjilid, ada kiamat jilid 1, 2, 3

      Semoga pa awi sehat selalu
      AS

      Delete
    3. Dear Sdr AS

      You said:

      Persamaannya: orang2 tsb sdh mencapai ujung, tidak melihat jalan kelanjutannya, shg menengok kebelakang/introspeksi. Persamaan berikutnya: semua dalam kondisi galau, jika kondisinya tidak galau, maka posisi mind control berada diatas angin, yg manifestasinya men-skip segala info dr dunia luar, menutup telinga, menutup mata, menutup nurani. Bukankah begitu pak?


      My reply:

      Ya, kira-kira begitu. Dalam banyak kasus tingkat sakit jiwa SSY sangat tinggi krn tuntutan merekrut orang baru (berdinas/mengabar), berhimpun, waktu mempersiapkan belajar Alkitab, mengurus pekerjaan sekuler atau rumah tangga dll. SSY -- semua anggota kultus -- sebenarnya pd stress (lelah fisik, jiwa dan mental) krn tuntut pemimpin kultus yg begitu tinggi. Jika tidak memenuhi tuntungan itu, dicap sakit rohani. Tetapi ketika SSY bertemu dng calon korbannya, tidak akan memperlihatkan stressnya itu. Wajahnya terlihat senyum dan ramah. Padahal, stresssss berat. Jk SSY mau jujur memberi tahu Anda bhw mereka stress maka mereka tidak akan dapat menjerat calon korbannya. Siapa yg mau hidup diperbudak tanpa sadar, bukan?

      Salam kasih Tuhan Yesus.

      Delete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.