Taktik Propaganda Ke-3: JULUKAN |
Menurut majalah Sedarlah! edisi 22 Juni 2000 hlm. 6 seorang propagandis menggunakan julukan (name calling) yang negatif dan mudah diingat untuk menghina orang yang tidak sependapat dengan sang propagandis.
Saya setuju dengan pendapat organisasi Saksi Yehuwa dengan badan hukumnya Lembaga Menara Pengawal yaitu ada seseorang atau suatu kelompok (sebut saja A) yang tidak sependapat dengan seorang propagandis ulung dan propagandis ini dalam upaya mempengaruhi pikiran dan perilaku komunitasnya mulai melontarkan julukan negatif dan mudah diingat terhadap Si A sehingga komunitasnya tersebut secara keseluruhan menolak si A atas dasar cap negatif dan bukannya mempertimbangkan bukti agar menjadi yakin. Jadi sebetulnya, seorang propagandis lihai itu memfitnah si A karena memberikan julukan negatif tanpa bukti-bukti yang sah.Julukan
Ada yang menghina orang yang tidak sependapat dengan mereka dengan mempertanyakan gelagat atau motif orang tersebut dan bukan memfokuskan pada fakta-faktanya. Julukan yang negatif dan mudah diingat dapat dilontarkan terhadap seseorang, suatu kelompok, atau sebuah gagasan. Si pemberi julukan berharap bahwa cap itu akan terus melekat. Jika masyarakat menolak seseorang atau gagasan atas dasar cap negatif dan bukannya mempertimbangkan bukti agar menjadi yakin, maka strategi si pemberi julukan berhasil.
Misalnya, pada tahun-tahun belakangan ini, sentimen antisekte yang sangat kuat telah melanda banyak negara di Eropa dan di tempat-tempat lain. Kecenderungan ini menggugah emosi, menciptakan kesan seorang musuh, dan memperkuat prasangka yang sudah ada terhadap kelompok agama minoritas. Sering kali, kata ”sekte”-lah yang dijadikan kata kuncinya. ”’Sekte’ adalah kata lain dari ’bidah’,” tulis Profesor asal Jerman Martin Kriele pada tahun 1993, ”dan dewasa ini, seorang bidah di Jerman, seperti dulu-dulu, [dikutuk untuk dibasmi]—kalau tidak dengan api . . . , ya dengan pembunuhan, pengasingan serta penghancuran ekonomi.”
Institute of Propaganda Analysis mendapati bahwa ”perusakan nama baik telah memainkan peranan yang amat kuat dalam sejarah dunia dan perkembangan pribadi kita sendiri. Akibatnya, reputasi dirusak, . . . orang-orang dijebloskan ke penjara, dan manusia dibuat sedemikian murkanya hingga tidak segan-segan bertempur dan membantai sesama mereka”.
Bagaimana dengan organisasi Saksi Yehuwa sebagai propagandis ulung, apakah pernah melontarkan julukan negatif terhadap seseorang atau suatu kelompok yang tidak sependapat dengannya melalui publikasinya? You bet! Tidak perlu jauh-jauh kita mengkajinya. Kita cukup memfokuskan pada mantan Saksi-Saksi Yehuwa yangdijuluki sebagai “orang-orang murtad” yang dilontarkan menghina dan merendahkanya; entah para mantan Saksi tersebut mengundurkan diri baik-baik karena tidak lagi meyakini doktrin Saksi Yehuwa sebagai kebenaran atau dipecat karena perbuatan yang tidak sesuai dengan standard perilaku organisasi; semuanya digeneralisasi cap negatif yaitu sebagai “orang-orang murtad” sehingga harus dijauhi seperti orang najis berpenyakit kusta oleh teman ataupun kerabat dekatnya. Silahkan klik Peraturan Menara Pengawal: Putusnya Kekeluargaan yang membahas bagaimana peraturan organisasi menyangkut orang-orang yang murtad ataupun kesaksian dari seorang apologet Saksi Yehuwa (dulunya menjabat penatua) memandang orang orang yang dipecat:
standar pemecatan di dalam prosedur organisasi SSY sangatlah keras. Orang yg dipecat tersebut harus dihindari seperti menghindari penderita penyakit kusta (harus dianggap najis), tidak boleh bertemu atau bertatap muka, bahkan bersalaman pun tidak boleh dengan orang semacam itu (di sini)Sekarang kita lihat lontaran hinaan terhadap mantan Saksi Yehuwa sebagai “serigala-serigala yang menindas, guru-guru palsu yang berdusta, licik, yang harus dijauhi, bahkan dicap sakit secara mental” yang disampaikan dalam publikasi Menara Pengawal:
. . . Yehuwa melalui rasul Paulus dan rasul Petrus memperingatkan kita terhadap guru-guru palsu itu. (Baca Kisah 20:29, 30; 2 Petrus 2:1-3.) Siapakah mereka? Kata-kata kedua rasul itu memberi tahu kita dari mana asal guru-guru palsu itu dan cara mereka menipu orang.Perhatikan kalimat-kalimat kutipan yang saya beri warna merah tersebut. Di sini organisasi Saksi Yehuwa mengeneralisasi seluruh mantan Saksi Yehuwa sebagai orang-orang murtad — keluar dari organisasi secara baik-baik maupun tidak — dengan kata-kata hinaan, fitnahan dan merendahkan derajat. Apakah benar mantan Saksi Yehuwa itu ”penipu, sakit secara mental dan lain-lain”? Mungkin ada, tetapi dengan mengeneralisasi dan memberi julukan secara negatif jelas organisasi telah memfitnah para mantan Saksi Yehuwa tersebut karena jelas tidak semua mantan Saksi adalah penipu dan sakit mental. Sebaliknya, merekalah yang ditipu dan dimanipulasi oleh organisasi untuk bekerja merekrut anggota baru tanpa dibayar dan memberikan sumbangan suka rela mengkondisikannya dengan persahabatan dengan Kristus; yaitu syarat bersahabat dengan Kristus dengan mendukung secara finansial.
Kepada para penatua di sidang Efesus, Paulus mengatakan, ”Dari antara kamu sendiri akan muncul pria-pria yang membicarakan perkara-perkara yang belat-belit.” Petrus menulis kepada rekan-rekan Kristen-nya, ”Akan ada juga guru-guru palsu di antara kamu.” Jadi, dari mana asal mereka? Mereka bisa muncul dari dalam sidang. Mereka adalah orang murtad. Apa yang mereka inginkan? Mereka tidak puas hanya dengan meninggalkan organisasi. Tujuan mereka, seperti kata Paulus, adalah ”untuk menjauhkan murid-murid agar mengikuti mereka”. Bukannya membuat murid sendiri, orang murtad berupaya membawa murid-murid Kristus bersama mereka. Seperti ”serigala-serigala yang menindas”, guru-guru palsu berupaya melahap para anggota sidang, menghancurkan iman mereka dan menjauhkan mereka dari kebenaran.—Mat. 7:15; 2 Tim. 2:18.
Bagaimana cara kerja guru-guru palsu? Metode mereka sangat licik. Seperti penyelundup, orang murtad ’dengan diam-diam membawa masuk’ gagasan yang merusak. Dan, sama seperti pembuat dokumen palsu, orang murtad menggunakan ”kata-kata yang memperdayakan”, atau argumen-argumen yang keliru, dan membuatnya seolah-olah benar. Mereka menyebarkan ”ajaran palsu”, dan ”memutarbalikkan Tulisan-Tulisan Kudus” agar sesuai dengan gagasan mereka. (2 Ptr. 2:1, 3, 13; 3:16) Jelaslah, orang murtad tidak peduli kepada kita. Jika kita mengikuti mereka, kita akan tersimpangkan dari jalan menuju kehidupan abadi.
Bagaimana kita dapat melindungi diri dari guru-guru palsu? Alkitab memberikan nasihat yang jelas tentang cara menghadapi mereka. (Baca Roma 16:17; 2 Yohanes 9-11.) ”Hindarilah mereka,” kata Firman Allah. Terjemahan lain mengatakan, ”Jauhilah mereka.” Katakanlah seorang dokter menyuruh Saudara menghindari orang yang terkena penyakit menular yang mematikan. Peringatannya jelas, dan Saudara pasti akan segera mengindahkannya. Orang murtad ”sakit secara mental”, dan mereka berupaya menulari orang lain dengan ajaran mereka. (1 Tim. 6:3, 4) Yehuwa, seperti dokter itu, dengan jelas memperingatkan kita untuk menghindari mereka. Tetapi, apakah kita bertekad untuk mengindahkannya?
Apa yang harus kita lakukan untuk menghindari guru-guru palsu? Kita tidak mengundang mereka ke rumah kita atau menyapa mereka. Kita juga tidak mau membaca bacaan mereka, menonton mereka di televisi, melihat-lihat situs Web mereka, atau mengomentari apa yang mereka tulis di situ. . . (Menara Pengawal, 15 Juli 2011, hlm 15-19**)
Propaganda memberi julukan dan generalisasi negatif yang dilakukan organisasi Saksi Yehuwa terhadap para mantan Saksi Yehuwa sangatlah berhasil dan efektif mempengaruhi perilaku dan pikiran para Saksi Yehuwa yang aktif. Buktinya? Misalnya dalam artikel Kisah Kesaksian Mantan Penatua Saksi Yehuwa seseorang penatua mengundurkan dirinya dari organisasi secara baik-baik karena memang tidak melihat organisasi mengajarkan kebenaran sejati dan perilakunya yang munafik seperti misalnya sempat bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lain-lain hal. Lalu bagaimana Saksi Yehuwa memandang penatua yang murtad ini? Seorang Saksi Yehuwa berkomentar:
Ini adalah Kesaksian sampah.Perhatikan cap negatif “Seks Amoralitas-nya dan imannya menyelamatkan diri sendiri dari Politik” yang dilontarkan terhadap mantan penatua tersebut. Apakah penatua tersebut mengundurkan diri karena Seks amoralitasnya? Tentunya tidak jika Saudara membaca kesaksiannya. Tetapi meskipun Saksi Yehuwa membaca alasan mengapa penatua itu mengundurkan diri, tetap saja mencapnya negatif. Mengapa? Karena Saksi Yehuwa terpengaruhi oleh propaganda memberi julukan (name calling ) dan generalisasi organisasi Menara Pengawal tanpa mempertimbangkan bukti-bukti yang sah.
Tentulah Orang yang bersaksi ini sudah dipecat dari Sidang karena Seks Amoralitas-nya dan imannya menyelamatkan diri sendiri dari Politik. (di sini)
Menurut Steve Hassan — pakar kultus — tidak ada cara yang terhormat keluar dari sebuah grup kultus kecuali celaan dan selalu dianggap negatif. Pemimpin kultus selalu benar sedangkan anggotanya selalu salah:
Tidak pernah memiliki alasan yang sah untuk keluar. Dalam pandangan grup, orang yang keluar adalah: “lemah;” “tidak disiplin;” “kedagingan/keduniawian;” “dicuci otaknya oleh keluarga, konselor;” dipikat oleh uang, sex, rock and rollDan ini ironis dan menyedihkannya adalah Saksi-Saksi Yehuwa karena terpengaruh propaganda menghujat para mantan Saksi Yehuwa tersebut tidak pernah terpikirkan bahwa ketika ia keluar dari organisasi karena suatu alasan yang sah (bukan karena perbuatan tercela) maka ia pun akan dihujat, difitnah dan dihina oleh Saksi-Saksi Yehuwa yang notabene saudara seimannya. Sungguh menyedihkan dan ironis, bukan?
Never a legitimate reason to leave. From the group’s perspective, people who leave are: “weak;” “undisciplined;” “unspiritual;” “worldly;” “brainwashed by family, counselors;” seduced by money, sex, rock and roll.***
Lalu apakah nasihat organisasi Yehuwa tentang menyebarkan fitnah? Organisasi memberikan nasihat yang praktis berikut ini:
Agar dapat memenuhi tuntutan ini bagi tamu-tamu Allah, kita sekali-kali tidak boleh mengucapkan kata-kata jahat mengenai orang lain. (Mazmur 15:3) Kata kerja Ibrani untuk ”fitnah” diambil dari kata ”kaki” dan berarti ”berjalan kaki” dan karena itu ”berkeliling.” Orang Israel diperintahkan: ”Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah [Yehuwa].” (Imamat 19:16; 1 Timotius 5:13) Jika kita memfitnah seseorang, merusak nama baiknya, kita tidak dapat menjadi sahabat Allah. Daud menyatakan: ”Orang yang sembunyi-sembunyi mengumpat temannya, dia akan kubinasakan.” (Mazmur 101:5) Kita juga dapat membungkamkan pemfitnah jika kita menolak untuk mendengarkan mereka. Dan sebuah aturan yang baik adalah jangan mengatakan sesuatu mengenai seseorang di belakangnya yang tidak akan kita ucapkan di hadapannya. Sungguh baik jika kita mengendalikan lidah kita. Namun, betapa penting untuk mengendalikan tindakan kita juga.(Menara Pengawal, 15/9/1989, hlm. 27)Saya percaya nasihat organisasi Yehuwa itu baik. Tetapi sayangnya hanyalah sebuah kemunafikan karena organisasi tidak mampu menerapkannya, bukan?
Bagaimana pendapat Saudara?
Apakah teknik propaganda ke-4 yang dilakukan oleh organisasi Saksi Yehuwa? Silahkan klik artikel Teknik Propaganda Ke-4: Memanipulasi Emosi untuk melihat bagaimana organisasi Menara Pengawal memanipulasi emosi para anggotanya.
Artikel terkait:
1. Ajaran Saksi Yehuwa: Bidat Atau Sejati?
2. Bukti Saksi Yehuwa Suatu Kultus
Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan berbaju domba, tetapi di dalamnya, mereka adalah serigala-serigala yang rakus. 16 Dari buah-buahnya kamu akan mengenali mereka. (Mat. 7:15-16, NW)
* Dapat diakses di http://jw.org: http://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/102000442
** Dapat diakses di http://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/2011524
*** http://www.freedomofmind.com/Info/BITE/bitemodel.php
No comments :
Post a Comment
Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.
Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.
Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU