Aturan Menara Pengawal: Putusnya Kekeluargaan


Awas Serigala Berbulu Domba
APAKAH YANG harus dipertimbangkan dengan saksama sebelum Saudara membuat komitmen menikah dengan seseorang? Tidakkah bijaksana jika memeriksa dengan saksama calon pasangan hidup Saudara, seperti bibit, bebet dan bobotnya? Ataukah Saudara tidak peduli dengan hal-hal tersebut; melainkan percaya kepada penampilan luarnya yang tampan atau cantik dan tutur sapanya yang ramah, bahkan klaim-klaim sepihaknya, seperti anak konglomerat, belum beristri dan lain-lain?

Demikian juga dengan keputusan Saudara dalam mendedikasikan hidup Saudara menjadi salah satu dari Saksi-Saksi Yehuwa! Alangkah bijaksananya jika Anda memeriksa dengan saksama Siapadan Apa Di Balik Saksi-Saksi Yehuwa sebelum Saudara melambangkan pembaktian hidup di dunia ini (bahkan hidup kekal Saudara terpengaruh) kepada Lembaga Menara Pengawal dengan baptisan air. Atau pun membaca KumpulanKesaksian Mantan Saksi Yehuwa untuk mengetahui bagaimana rasanya berada di dalam organisasi Allah sebelum Sdr. benar-benar menjalaninya. Blog ini memberikan hal-hal yang Saudara harus ketahui dan pertimbangkan sebelum Saudara mendedikasikan hidup Saudara menjadi salah satu dari Saksi-Saksi Yehuwa.


Janganlah kita terpicut dan terperdaya oleh penampilan luar dari teman baru Anda; seperti senyum keramah-tamahannya, tutur katanya baik, kesopanan dan ketulusan hati mereka.  Bahkan pengetahuan mereka akan Alkitab yang sangat mengesankan sehingga mampu menjawab setiap pertanyaan dengan lancar karena begitu pandainya membolak-balik Alkitab. Bahkan jangan terperdaya dengan persahabatan instant yang begitu hangat yang diulurkannya. 

Semua tampilan luar yang diperlihatkan oleh teman baru Saudara itu merupakan hasil latihan dan arahan dari organisasi Saksi Yehuwa yang berbadan hukum Lembaga Menara Pengawal. Setiap Saksi-Saksi Yehuwa adalah milik Lembaga Menara Pengawal tanpa disadari sehingga mereka harus mengikutinya dengan patuh dan setia. Saksi Yehuwa tidak dapat melanggar arahan, latihan dan usulan Menara Pengawal yang dibebankan menjadi kuk di pundak setiap Saksi Yehuwa. Jika ada Saksi Yehuwa yang melanggarnya; ada konsekuensi yang mereka harus tanggung, seperti persahabatan yang selama ini begitu hangat; menguap begitu saja tanpa bekas. Hal ini belum termasuk peraturan-peraturan atau kondisi-kondisi yang akan mengikat hidup Sdr.. Dari keputusan mendapatkan bantuan medis, menyekolahkan anak, beraktifitas sehari-hari, hubungan keluarga, belajar Alkitab tanpa akhir dan lain-lain peraturan atau kondisi. Pokoknya, ada begitu banyak peraturan yang diklaim ‘standard Allah Yehuwa’ yang harus dipatuhi oleh seluruh Saksi-Saksi Yehuwa.

Percayalah, tidak ada maksud untuk menjelek-jeleknya pribadi dari setiap Saksi-Saksi Yehuwa, terutama teman baru Saudara itu. Saya bertemu dengan banyak Saksi-Saksi Yehuwa, bahkan masih bersahabat dengan mereka sampai hari ini. Saya percaya bahwa setiap Saksi-Saksi Yehuwa adalah individu-individu yang jujur dan tulus dalam mengabarkan kabar baik kepada setiap orang dari rumah ke rumah. Tidak ada sedikit pun keraguan di dalam hati saya akan ketulusan Saksi Yehuwa dalam melayani Allah Yehuwa. Setiap Saksi-Saksi Yehuwa mengira bahwa mereka sedang mengabdikan hidup mereka kepada Allah Yehuwa. Tetapi sesungguhnya — tanpa mereka sadari —mereka sedangkan mengabdikan hidupnya yang singkat di dunia ini kepada Lembaga Menara Pengawal yang berada di balik Allah Yehuwa. Mereka sedang menjalankan objektif Lembaga menara Pengawal. Silahkan baca BisnisAtau Mesin Uang Lembaga Menara Pengawal untuk lebih jelasnya. Yang harus kita waspadai adalah organisasi Lembaga Menara Pengawal yang berada di balik ketulusan dan keluguan Saksi-Saksi Yehuwa.

Jika apa yang saya tulis di blog ini meragukan, silahkan pertanyakan kepada sahabat baru Sdr. itu; apakah benar yang saya tulis di blog ini. Jika perlu berikan alamat blog ini dan minta sahabat baru itu menjawabnya. Ingat, ya, Sdr. berhak mengetahui dengan sejelas-jelasnya akan organisasi Lembaga Menara Pengawal sebelum mengambil keputusan ‘bergabung dengan Saksi-Saksi Yehuwa dengan menjadi anggota Menara Pengawal’ yang dilambangkan dengan baptisan. Bukankah Sdr. akan memeriksan dengan teliti ‘berlian’ yang Sdr. akan beli? Apakah ‘berlian’ itu palsu atau asli? Bukankah Sdr. akan menyesal seumur hidup jika ternyata ‘berlian’ yang dibeli terbukti palsu? Apalagi hal ini; hal yang menyangkut hidup kekekalan Sdr. Ingat, ya, kekal.

Sebelum saya membahas lebih jauh, perhatikan penggunaan kata 'sebelum' yang saya gunakan berulang kali di dalam kalimat di atas karena memang semuanya harus Sdr. sadari sebelum segala sesuatunya terlambat. Begitu Sdr. menjadi salah satu dari Saksi Yehuwa, maka segala sesuatu yang Sdr. miliki sebelum menjadi Saksi; dapat hilang atau dibatasi. Nah seri bahasan “Pertimbangkan Sebelum Menjadi Saksi Yehuwa”  akan membahasnya dengan detail apa yang ‘hilang dan dibatasi’ tersebut. Bahasan-bahasan ini tidaklah dijelaskan di dalam buku  'Apa Yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?' ataupun pertemuan-pertemuan singkat mingguan Saudara.

Jika Saudara sedang belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa melalui buku 'Apa Yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?' dan Saudara begitu yakin akan pengajaran Menara Pengawal 100% benar dan murni berdasarkan Alkitab sehingga berencana mendedikasikan hidup Saudara kepada Allah Yehuwa yang diwakili oleh Lembaga Menara Pengawal melalui baptisan air. Saya mohon dengan amat sangat dan doa yang tiada putus-putusnya bagi Saudara untuk mempertimbangkan seri pembahasan berikut ini yaitu hal-hal yang “Pertimbangkan Sebelum Menjadi Saksi Yehuwa” dengan hati dan pikiran terbuka sebelum hari dedikasi baptisan air terjadi. Hal apa yang harus Saudara pertimbangkan, apakah itu? 

Dulu Menara Pengawal memiliki suatu peraturan bagi orang yang dipecat dari organisasi karena suatu hal; misalnya seorang Saksi Yehuwa sudah tidak meyakini doktrin Menara Pengawal sehingga ia murtad, merokok dan tetap berkeras melakukannya dan lain-lain. Maka Saksi itu akan kehilangan persahabatan dengan teman dekatnya yang masih menjadi seorang Saksi Yehuwa. Ya, benar. Persahabatannya menguap begitu saja. Tidak peduli sudah berapa tahun dibina. Berikut kutipannya, perhatikan kalimat yang saya garis bawahi sebagai penegasan:
Cara Memperlakukan Orang yang Dipecat: Firman Allah memerintahkan orang Kristen untuk tidak bergaul atau bersahabat dengan orang yang telah dipecat dari sidang, ”Agar kamu tidak lagi bergaul dengan siapa saja yang disebut Sdr. namun adalah orang yang melakukan percabulan atau orang yang tamak atau penyembah berhala atau pencerca atau pemabuk atau pemeras, dan bahkan tidak makan bersama orang demikian. . . . Singkirkan orang yang fasik itu dari tengah-tengahmu.” (1 Kor. 5:11, 13) Kata-kata Yesus yang dicatat di Matius 18:17 juga selaras dengan hal ini, ”Biarlah [orang yang dipecat] bagimu menjadi sama seperti orang dari bangsa-bangsa dan seperti seorang pemungut pajak.” Para pendengar Yesus tahu benar bahwa orang Yahudi pada zaman itu tidak bergaul dengan orang Kafir dan bahwa mereka menjauhi para pemungut pajak sebagai orang yang tersisih. Jadi, Yesus memberi para pengikutnya instruksi untuk tidak bergaul dengan orang-orang yang dipecat.—Lihat Menara Pengawal No. 37 hlm. 14-16 (w81 15/9, hlm. 18-20).
     Ini berarti orang Kristen yang loyal tidak berbicara tentang hal-hal rohani kepada siapa pun yang dipecat dari sidang. Akan tetapi, ada lebih banyak hal yang tersangkut. Firman Allah menyatakan agar kita ”bahkan tidak makan bersama orang demikian”. (1 Kor. 5:11) Karena itu, kita juga menghindari pergaulan sosial dengan orang yang dipecat. Hal ini berarti kita sama sekali tidak akan ikut dengannya dalam acara rekreasi, pesta, bermain bola, atau pergi ke mal atau ke teater atau duduk bersama untuk makan dengan dia di rumah ataupun di restoran.
     Bagaimana dengan soal berbicara kepada orang yang dipecat? Meskipun Alkitab tidak membahas setiap situasi yang bisa terjadi, 2 Yohanes 10 membantu kita memahami pandangan Yehuwa tentang hal ini, ”Jika seseorang datang kepadamu dan tidak membawa pengajaran ini, jangan sekali-kali menerima dia dalam rumahmu atau memberikan salam kepadanya.” Sewaktu membahas hal ini, Menara Pengawal No. 37 hlm. 21 (w81 15/9, hlm. 25) mengatakan, ’Ucapan ”selamat siang” kepada seseorang bisa menjadi langkah pertama yang berkembang menjadi suatu percakapan, dan mungkin bahkan suatu persahabatan. Apakah kita mau mengambil langkah pertama tersebut terhadap seorang yang telah dipecat?
    Sebenarnya, tepat seperti dinyatakan dalam Menara Pengawal yang sama di hlm. 26 (w81 15/9, hlm. 31), ”Adalah suatu kenyataan bahwa jika seorang Kristen menyerahkan dirinya kepada dosa sehingga harus dipecat, ia akan kehilangan banyak hal: kedudukannya yang diperkenan oleh Allah; . . . persahabatan yang menyenangkan dengan saudara-saudara, termasuk banyak pergaulan yang ia telah nikmati dengan sanak keluarga yang juga orang-orang Kristen.”

Bagaimana dengan kerabat yang tinggal serumah seperti anak dan lain-lain? Menara Pengawal pun memiliki peraturannya sebagai berikut untuk dipatuhi oleh seluruh Saksi-Saksi Yehuwa.
Tinggal Serumah: Apakah hal ini berarti bahwa orang Kristen yang tinggal serumah dengan anggota keluarga yang dipecat dilarang berbicara, makan bersama, dan bergaul dengan orang itu seraya mereka menjalani kegiatan sehari-hari? Menara Pengawal 15 April 1991, dalam catatan kaki di hlm. 22, mengatakan, ”Jika dalam suatu rumah tangga Kristen ada anggota keluarga yang dipecat, orang tersebut tetap menjadi bagian dari urusan dan kegiatan yang normal setiap hari dalam rumah tangga.” Oleh karena itu, terserah kepada para anggota keluarga untuk memutuskan hingga taraf apa anggota keluarga yang dipecat itu tidak disertakan sewaktu makan bersama atau melakukan kegiatan sehari-hari lainnya. Namun, mereka tidak ingin memberikan kesan kepada saudara-saudara sepergaulan mereka bahwa segala sesuatu tidak berubah seperti sebelum terjadi pemecatan.
    Namun, Menara Pengawal No. 37 hlm. 24 (w81 15/9, hlm. 28) menandaskan sehubungan dengan orang yang dipecat atau mengucilkan diri, ”Jadi hubungan-hubungan rohani sebelumnya putus sama sekali. Demikian juga halnya dengan sanak keluarganya, termasuk keluarga dekatnya. . . . Ini juga berarti adanya perubahan dalam pergaulan rohani yang pernah ada dalam rumah. Misalnya, jika suami dipecat, istri dan anak-anaknya tentu tidak akan merasa senang bila ia memimpin pelajaran Alkitab keluarga atau memimpin pembacaan Alkitab dan doa. Jika ia ingin mengucapkan doa, seperti sebelum makan, ia berhak melakukannya di rumahnya sendiri. Tetapi istri dan anak-anaknya dapat mempersembahkan doa mereka sendiri dalam hati kepada Allah. (Ams. 28:9; Mz. 119:145, 146) Bagaimana seandainya orang serumah yang dipecat ingin hadir pada pembacaan Alkitab bersama atau pelajaran Alkitab keluarga? Anggota-anggota lain boleh membiarkannya hadir untuk mendengar jika ia tidak akan mencoba mengajar mereka atau memberikan gagasan-gagasan agamanya.”
    Jika seorang anak kecil yang tinggal serumah dipecat, orang tua Kristen masih bertanggung jawab untuk membesarkannya. Menara Pengawal seri 54 hlm. 32 (w88 15/11, hlm. 20) mengatakan, ’Sebagaimana mereka akan terus menyediakan makanan, pakaian dan pernaungan baginya, mereka perlu mengajar dan mendisiplin dia selaras dengan Firman Allah. (Ams. 6:20-22; 29:17) Orang tua yang pengasih dapat mengatur pengajaran Alkitab di rumah dengan dia, meskipun dia sudah dipecat. Mungkin ia akan memperoleh sebanyak-banyaknya manfaat perbaikan dirinya apabila mereka belajar bersamanya secara pribadi. Atau mereka mungkin memutuskan bahwa ia dapat terus ambil bagian dalam penyelenggaraan pelajaran keluarga.’—Lihat juga Menara Pengawal, 1 Oktober 2001, hlm. 16-17.
Nah, bagaimana dengan kerabat yang tidak tinggal serumah? Ini pun ada peraturannya.
Kerabat yang Tidak Tinggal Serumah: ’Keadaannya berbeda jika orang yang dipecat atau mengucilkan diri itu adalah seorang sanak keluarga yang tinggal di luar lingkungan keluarga dekat dan tidak tinggal serumah,’ kata Menara Pengawal seri 47 hlm. 30 (w88 15/4, hlm. 28). ”Ada kemungkinan untuk hampir tidak mengadakan hubungan sama sekali dengan sanak keluarga tersebut. Bahkan jika ada beberapa masalah keluarga yang mengharuskan mereka saling berhubungan, hal ini pasti akan dijaga sesedikit mungkin”, selaras dengan perintah ilahi untuk ”tidak lagi bergaul dengan siapa saja” yang adalah pelaku dosa yang tidak bertobat. (1 Kor. 5:11) Orang Kristen yang loyal hendaknya berupaya menghindari pergaulan yang tidak perlu dengan kerabat seperti itu, bahkan menjaga urusan bisnis seminimal mungkin.—Lihat juga Menara Pengawal No. 37 hlm. 25-26 (w81 15/9, hlm. 29-30).
    Menara Pengawal menarik perhatian kita ke situasi lain yang bisa muncul, ’Namun bagaimana jika seorang dari keluarga dekat, seperti misalnya seorang anak lelaki atau orang tua yang tidak tinggal serumah telah dipecat, tetapi belakangan ingin pulang untuk tinggal serumah? Keluarga itu dapat memutuskan apa yang harus dilakukan bergantung pada keadaan. Misalnya, orang tua yang dipecat sakit atau secara keuangan maupun jasmani tidak sanggup lagi mengurus dirinya. Anak-anak Kristen mempunyai kewajiban Alkitab dan moral untuk membantu. (1 Tim. 5:8) . . . Apa yang dilakukan mungkin bergantung pada beberapa faktor seperti kebutuhan-kebutuhan pokok orang tua tersebut, sikapnya dan pertimbangan dari kepala keluarga atas kesejahteraan rohani segenap anggota rumah tangga.’—Menara Pengawal No. 37 hlm. 24-25 (w81 15/9, hlm. 28-9).
    Berkenaan dengan seorang anak, artikel yang sama melanjutkan, ”Kadang-kadang orang tua Kristen untuk sementara menerima kembali ke rumah anak yang dipecat, karena ia menjadi sakit fisik atau emosi. Tetapi untuk masing-masing kasus orang tua dapat menimbang keadaan orang itu. Apakah anak yang dipecat itu hidup dengan penghasilan sendiri dan apakah ia sekarang tidak sanggup berbuat demikian? Atau apakah ia ingin kembali semata-mata supaya hidupnya lebih mudah? Bagaimana mengenai moral dan sikapnya? Apakah ia tidak akan membawa ’ragi’ ke dalam rumah?—Gal. 5:9.”
Kutipan tersebut saya ambil dari ‘Pelayanan Kerajaan Kita, 8/2002, hlm. 3-4’

Perhatikan kalimat-kalimat yang digunakan oleh Menara Pengawal mengatas-namakan Firman Allah dengan ayat-ayatnya, Allah Yehuwa atau Yesus sebagai pribadi-pribadi yang memerintahkannya demikina, bukan Menara Pengawal. Hal ini karena Menara Pengawal mengklaim bahwa dirinya sebagai ‘satu-satunya saluran komunikasi Allah di bumi’.

Nah, itu kondisi dulu. Sekarang ada perubahan ke arah yang lebih ketat lagi. Hal ini dapat ditemukan di majalah Menara Pengawal 15 April 2012, hlm. 17 yang tertulis sebagai berikut:
Ketika Orang yang Kita Kasihi Meninggalkan Yehuwa
 
     Kita semua pasti setuju dengan prinsip bahwa kita harus bersih secara fisik, moral, dan rohani agar dapat menyenangkan Allah. (Baca Titus 2:14.) Namun, ada beberapa situasi yang membuat kita sulit untuk menaati prinsip ini. Misalnya, ada suami-istri Kristen teladan yang hanya memiliki satu anak, tetapi anak itu meninggalkan kebenaran. Ia lebih menyukai ”kenikmatan sementara dari dosa” ketimbang hubungan yang akrab dengan Yehuwa dan orang tuanya, sehingga ia dipecat.—Ibr. 11:25. 
    Betapa hancur perasaan orang tuanya! Tentang pemecatan, mereka tentu tahu bahwa Alkitab memerintahkan untuk ”tidak lagi bergaul dengan siapa saja yang disebut saudara namun adalah orang yang melakukan percabulan atau orang yang tamak atau penyembah berhala atau pencerca atau pemabuk atau pemeras, dan bahkan tidakmakan bersama orang demikian”. (1 Kor. 5:11, 13) Mereka juga tahu bahwa kata ”siapa saja” dalam ayat ini mencakup anggota keluarga yang tidak tinggal serumah. Tetapi, mereka sangat menyayangi si anak! Maka, mereka mungkin berpikir, ’Bagaimana kami bisa menolong dia untuk kembali kepada Yehuwa kalau kami sama sekali tidak boleh berbicara dengannya? Bukankah akan lebih baik jika kami tetap berhubungan dengannya?’ 
    Kita ikut sedih dengan orang tua tadi. Tetapi, anak itu punya pilihan, dan ia memilih untuk terus berbuat dosa ketimbang mempertahankan hubungan yang akrab dengan orang tua dan rekan seiman. Di sisi lain, orang tuanya tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak heran bahwa mereka merasa putus asa! 
    Tetapi, apa yang akan dilakukan orang tua yang bersedih itu? Apakah mereka akan menaati petunjuk Yehuwa yang jelas? Atau, apakah mereka akan mencari alasan untuk bisa tetap berhubungan dengan anak yang dipecat dan mengatakan bahwa ”ada urusan keluarga yang penting”? Sewaktu membuat keputusan tentang hal itu, mereka harus ingat bagaimana perasaan Yehuwa jika mereka melakukan hal itu. Yehuwa ingin agar organisasi-Nya tetap bersih dan, jika mungkin, menggugah si pelaku kesalahan untuk sadar. Bagaimana orang tua Kristen dapat mendukung hal itu? 
    Harun, kakak Musa, menghadapi situasi sulit sehubungan dengan dua putranya. Pikirkan bagaimana perasaannya sewaktu Nadab dan Abihu mempersembahkan api yang tidak sah kepada Yehuwa dan Dia menghukum mati mereka. Tentu saja, Harun tidak bisa berbicara lagi dengan kedua putra itu karena mereka sudah mati. Tetapi, yang lebih sulit bukan itu. Yehuwa melarang Harun dan putra-putranya yang setia untuk memperlihatkan kesedihan, dengan berfirman, ”Jangan biarkan rambut kepalamu tidak terurus, dan jangan merobek pakaianmu [tanda berkabung], agar kamu tidak mati dan agar [Yehuwa] tidakmenjadimarah terhadap seluruh himpunan itu.” (Im. 10:1-6) Pesannya jelas. Kasih kita kepada Yehuwa harus lebih kuat daripada kasih kita kepada anggota keluarga yang tidak setia. 
    Dewasa ini, Yehuwa tidak langsung menghukum mati orang yang melanggar hukum-Nya. Ia dengan pengasih memberi mereka kesempatan untuk bertobat dari dosa mereka. Namun, bagaimana perasaan Yehuwa jika orang tua tidak menaati perintah-Nya dan dengan berbagai dalih terus berhubungan dengan anak mereka yang dipecat? 
   Banyak dari mereka yang pernah dipecat sekarang mengakui bahwa keteguhan teman-teman dan anggota keluarga mereka telah membantu mereka untuk sadar. Misalnya, seorang wanita muda memberi tahu para penatua bahwa yang mendorongnya untuk membersihkan kehidupannya ”antara lain adalah karena kakak lelakinya merespek pengaturan pemecatan”. Dia mengatakan bahwa ia ingin kembali karena kakaknya setia berpaut kepada petunjuk Alkitab. 
    Apa yang dapat kita simpulkan? Kita perlu berjuang melawan dorongan hati kita yang tidak sempurna untuk tidak menaati nasihat Alkitab. Kita harus yakin sepenuhnya bahwa cara Allah menangani problem kita selalu yang terbaik. (Menara Pengawal, 15 Yuli 2011, hlm 30-31)

Kita perhatikan lagi contoh berikut dari majalah Menara Pengawal yang lebih jelas lagi sebagai berikut:
Perhatikan satu contoh yang memperlihatkan manfaatnya apabila keluarga dengan loyal menjunjung perintah Yehuwa yang melarangkan pergaulan dengan kerabat yang dipecat. Seorang pemuda telah dipecat selama lebih dari sepuluh tahun. Selama itu, ayah, ibu, dan empat kakak-adiknya ”tidak lagi bergaul” dengannya. Kadang-kadang, ia berupaya ikut dalam kegiatan mereka, tetapi patut dipuji bahwa semua anggota keluarganya dengan tegas tidak mau bergaul dengannya. Setelah diterima kembali, iamengatakan bahwa ia selalu rindu kepada keluarganya, khususnya pada malam hari ketika ia sendirian. Tetapi, ia mengakui bahwa yang ia inginkan sebenarnya hanya sedikit saja perhatian dari mereka. Namun, karena sedikit pun mereka tidak memerhatikannya, keinginan yang kuat untuk bisa bersama mereka lagi mendorongnya untuk memulihkan hubungannya dengan Yehuwa. Jika Saudara tergoda untuk bergaul dengan kerabat yang dipecat sehingga melanggar perintah Allah, pikirkanlah pengalaman ini.
Perhatikan kalimat-kalimat yang saya garis bawahi, apakah artinya? Pertama, Allah Yehuwa memerintahkan pengaturan yang demikan.

Kedua, Ya, sekarang seluruh anggota keluarga dilarang dengan kerabat yang dipecat. Renungkan baik-baik, ayah, ibu dan empat kakak-adiknya “tidak lagi bergaul”.

Tentunya jika Sdr. anggota dari sebuah gereja yang normal hari ini, hal-hal yang demikian tidak akan pernah terjadi. Ya, tidak pernah! Hanya sebuah organisasi kultus berkedok agama Kristen seperti Menara Pengawal, Mormon, Scientology dan lain-lainnya melakukannya. Pertanyaannya adalah mengapa ada peraturan yang demikian? Inilah jawabannya yang saya ambil dari Cult Awareness and Information Centre, sebuah situs yang membahas tentang dunia kultus secara umum:
Mereka menggunakan intimidasi atau manipulasi psikologis untuk menjaga kesetiaan anggota kepada jajaran mereka. Hal ini bisa dalam bentuk ancaman bencana mengerikan yang dikirim oleh Allah jika mereka pergi; kematian di Armageddon; dikucilkan oleh keluarga dan teman-teman dan lain-lainl Ini adalah bagian penting dari proses pengendalian pikiran (Mind Control).

They use intimidation or psychological manipulation to keep members loyal to their ranks.  This could be in the form of threats of dire calamity sent by God if they leave; certain death at Armageddon; being shunned by their family and friends etc.  This is a vital part of the mind control process. 
Ya sekarang kita tahu alasan utama mengapa Menara Pengawal melakukan pengucilan ataupun pemecatan dengan cara melarang anggota keluarga dan teman-teman dekat Saksi Yehuwa yang dipecat berhubungan dengannya yaitu untuk mengintimidasi atau memberikan manipulasi psikologis kepada Saksi Yehuwa. Dengan kondisi yang demikian, seorang Saksi Yehuwa akan berpikir seribu kali sebelum ia memutuskan keluar dari organisasi Menara Pengawal. Ini merupakan salah satu dari teknik yang ada di mind control yaitu menjaga kesetiaan anggota sebuah grup kultus.

Sebelum saya mengakhiri bahasan ini. Tolong renungkan baik-baik illustrasi ini. 

Ketika muda, Sdr. secara tidak sengaja terperdaya oleh Menara Pengawal melalui uluran persahabatan yang hangat dari seorang Saksi Yehuwa. Lalu Sdr. menikah dengan seorang Saksi Yehuwa juga. Saudara membujuk saudara kandung dan kerabat dekat untuk bergabung karena saat itu Sdr. begitu yakin telah menemukan ‘kebenaran’ sejati. Demikian juga anak terkasih Sdr. dibesarkan sebagai seorang Saksi Yehuwa. Sdr. telah begitu lama mendedikasikan hidup dalam menjalankan misi Menara Pengawal. Suatu hari, ternyata Sdr. ‘baru sadar’ bahwa pilihan itu keliru dan ingin berganti haluan. Mudahkah Sdr. keluar dari jeratan peraturan Menara Pengawal? Percayalah, tidak mudah. Mengapa?Seluruh kerabat Sdr. yang masih menjadi Saksi Yehuwa, bahkan anak Sdr. sendiri, tidak akan bergaul dengan Sdr berdasarkan peraturan yang dibuat oleh Menara Pengawal. Bayangkan, jika Sdr. memiliki berapa orang anak  dan sudah tua; butuh perhatian dari anak-anak yang begitu Sdr. kasihi. Apakah yang terjadi dengan sisa hidup Saudara? Silahkan jawab sendiri, ya.

Jadi benar yang dikatakan di website "Cult Awareness And Information Centre" bahwa:
Pelanggaran Keintiman: Hubungan dengan teman, saudara, pasangan, anak, orang tua, dan lain-lain rusak atau secara serius terganggu.

Abuse of Intimicay: Relationships with friends, relatives, spouses, children, parents etc are broken or seriously hampered.
Tolong renungkan apa yang Saudara baca ini, ya. Jika ada seorang kerabat atau teman yang kebetulan sedang belajar dengan Saksi-Saksi Yehuwa, tolong informasikan blog ini kepadanya. Paling tidak, Saudara sudah melakukan satu kebaikan.

Bagaimana pendapat Saudara?

Artikel Terkait:
1. MENGENALI GURU DAN NABI PALSU: BUAHNYA (Mat. 7:15-16)
2. MEMBEDAKAN AGAMA KRISTEN PALSU DENGAN SEJATI? Bagaimana
3. Kebohongan Lembaga Alkitab Dan Risalah Menara Pengawal
4. SAKSI YEHUWA: YOHANES 1:1 Dan PENIPUAN


Ada jalan yang lurus dalam pandangan seseorang, tetapi ujungnya adalah jalan-jalan kematian (Amsal 16:25, NW)

3 comments :

  1. Keluarga adalah gereja mini. Ssy merusakkannya untuk urusan peraturan organisasi.

    Muda-mudi ssy yg masuk usia menikah, buat apa menikah? kalau nanti punya bayi, sudah besar nanti nggak masuk ssy (krn percaya surga dan api neraka) pasti dikucilkan. Pengucilan jadinya kontrarian dengan tujuan sakramen pernikahan.

    Pengucilan ala ssy seperti melempar batu pada peristiwa perajaman. Maria Magdalena bisa2 sudah mati seandainya ssy ada di tkp kala itu, meskipun ada Yesus didekatnya.

    Saksi harusnya nonton sinetron religi, nggak ada tuh yg model kucil-mengucilkan ala ssy. Hanya ada di youtube perilaku ssy aktif yg fobia pada mantan ssy yg sadar sambil menggumam apostas....apostas....Terdokumentasi tanpa rekayasa peraturan organisasi diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ada juga yg anaknya ex ssy mengunjungi ortunya ssy, sudah didepan mata dianggap tidak ada/tidak melihat, padahal disapa dengan suara cukup jelas.

    Di dunia nyata banyak ortu yg punya anak nakal; narkobaan; seks bebas; ikut geng motor; ikut geng tawuran; ikut geng pembullying di sekolah; tukang ngabisin duit buat mabok dan dugem. Mereka menganggapnya sbg cobaan sbg ortu dan SOLUSINYA BUKAN PENGUCILAN, tapi justru lari ke doa mohon kekuatan untuk menghadapi cobaan. Lebih gampang mengusir anak tsb, tapi sbg ortu tidak akan melakukan, hanya sebatas memarahi dengan tegas, sambil menunggu waktu datangnya kematangan berpikir sang anak. Pengucilan membuat tabiat anak makin tidak terkontrol dan ide yg parah.

    Permasalahan kenakalan anak terutama andil dari ortu juga yg tidak menyeleksi dengan siapa anak bergaul. Dan di jaman sekarang sudah ada jasa psikolog yg belum ada dijaman alkitab.

    Pemecatan adl batu rajam pertama, pengucilan adl batu rajam berikutnya.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  2. Perumpamaan anak yang hilang, tidak mengandung ide pengucilan atau ekstrim pengusiran (pemecatan sbg anak).

    Anak sulung memenuhi segala syarat yg ada di aturan organisasi ssy untuk dikucilkan. Nakal (kurangajar ame babe nya), ngarepin babe nye mati (krn sudah minta warisan, pdhl bokapnya masih segar bugar), seks bebas dan mengkonsumsi alkohol. Aturan ssy dilanggar dg ekstrim oleh anak sulung, tapi bapaknya malah penuh kasih, tidak seperti penatua ssy.

    Hamba2 tuan dengan sendirinya ikut mengasihi anak sulung selaras dengan majikannya

    Anak bungsu hanya shock dan iri pada kakaknya, bukan mengucilkan dan kelanjutannya tidak dicatat. Besar kemungkinan kakak akan minta maaf pada adik dan semuanya happy ending, tidak berlarut2 kucil-mengucilkan.

    Ajaran ssy sangat tidak cocok dgn PB dan seolah2 cocok dg PL dimana istilah dienyahkan jadi favorit. Padahal yg dienyahkan itu oknum yg mengajar beda dari ajaran nabi Musa.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  3. Pria ssy aktif menikah dg wanita non ssy, besar kemungkinan sang istri menderita dipaksa dan terpaksa masuk ssy dg bebagai cara. Bisa dengan pukulan tangan atau tidak diberi anggaran bulanan yg pantas, bisa juga diancam akan cerai. Istri jelas ada diposisi yg sulit jika tetap diagamanya.

    Pria non ssy menikah dengan wanita ssy aktif akan menjalani pernikahan yg hambar. Suami jelas dikucilkan istri. Jadwal organisasi padat mulai dari par, perhimpunan rutin, dinas, acara internalisasi membuat suami bersitegang dg istri untuk apa acara2 tidak penting tsb yg mutar-muter seputar majalah jelek doang. Hari2 pengantin baru diisi dengan debat alkitab, apalagi kalau sudah punya bayi , suami makin galau satu lagi yg akan mengucilkan daku kelak. Bisa jadi si suami ngalah masuk ssy tapi formalitas, justru disinilah bahayanya akan terjerat total pada lembaga kultus sampai puluhan tahun tanpa berkesadaran.

    Jadi propaganda jw.org yg mengatakan keluarga ssy menjalani hidup yg harmonis adl dusta besar. Yang bersaksi adl orang tidak sadar, ya itu cuma sekedar perasaan yg disetir mindset yg sudah diinternalisasi, seperti kesaksian mengimani Yesus diucapkan dg lantang tanpa keraguan.

    Salam
    AS

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.