Argumentasi Saksi Yehuwa: Sarjana Alkitab Katakan - Bahasan 3

Saksi Yehuwa: Berpikirlah Sebelum Bicara
Perhatikan gambar di sebelah kiri yang menulis:
Think before you speak, because your reputation is linked to your word.

Berpikirlah sebelum Anda bicara, karena reputasi Anda berhubungan dengan kata-kata Anda.
Ya, betapa tepatnya perkataan itu. Marilah kita renungkan baik-baik sebelum kita membuat komentar akan segala sesuatunya; apakah komentar kita itu bermutu, masuk akal ataukah hanya membuat argumentasi-argumentasi yang tidak masuk akal sehat untuk menjawab sebuah argumentasi.

Dalam artikel kali ini saya akan membahas komentar dari seorang Saksi Yehuwa yang bernama Maxi-Sam (klik Penerjemah Terjemahan Dunia Baru: Siapakah?) atas artikel yang saya buat “Penerjemah Terjemahan Dunia Baru: Siapakah? Bahasan kali bukan menekankan pada sisi teknikal bahasa Alkitab karena ini merupakan pekerjaan para sarjana bahasa Alkitab; seperti apakah Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (TDB) yang diterbitkan oleh Menara Pengawal adalah terjemahan yang baik dan sah, melainkan apakah argumentasi-argumentasi yang disampaikan oleh Sdr. Maxi tersebut masuk akal atau tidak. Dan sekaligus membahas seberapa jujur Menara Pengawal dalam memberikan informasi kepada pembacanya apa penilaian para sarjana Alkitab atas  TDB. Mengapa saya perlu menyampaikan hal ini?


Pertama, Jika Saudara berdiskusi dengan seorang Saksi Yehuwa, cepat atau lambat, banyak argumentasi-argumentasi yang disampaikan oleh Saksi Yehuwa merupakan argumentasi yang tidak masuk akal atau jatuh ke dalam kategori rhetorical fallancy (kesalahan retorika), yaitu teknik penalaran yang tidak sahih (baik dilakukan dengan disengaja atau tidak) untuk membawa seorang pada sebuah kesimpulan yang keliru. Dengan memahami rhetorical fallancy yang digunakan oleh Saksi Yehuwa akan membuat kita lebih bijaksana dalam menghadapi mereka. 

Kedua, kita dapat mengetahui kejujuran Lembaga Menara Pengawal lebih mendalam lagi; khususnya mengenai kredibilitas TDB. 

Sebelum memulai artikel ini, izinkan saya menjelaskan dengan singkat dasar penalaran dalam logika yaitu deduktif dan induktif. Untuk singkatnya, saya hanya membahas pada logika deduktif saja yaitu logika dibangun atas dasar 1 buah premis atau lebih yang mana dari premis-premis (baik positif ataupun negatif) tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan yang masuk akal. Misalnya:

Premis 1: Semua manusia pasti mati

Premis 2: Awi adalah manusia

Kesimpulan: Awi pasti mati.

Perhatikan argumentasi di atas, jika premis-premisnya benar (berasal dari sumber yang kredibel atau diyakini kebenarannya secara umum) dan berhasil mendapatkan kesimpulan yang pasti, maka argumen tersebut sahih. Sebaliknya, jika premis-premisnya benar tetapi gagal menghasilkan kesimpulan yang pasti, maka argumen tersebut tidak sahih. Atau, jika premis-premisnya tidak benar maka otomatis tidak menghasilkan kesimpulan yang sah, maka argumen tersebut tidaklah sahih. Dalam hal ini logika menjadi suatu alat untuk menganalisa sebuah argumen, yaitu relasi antara kesimpulan dengan premis-premis yang diberikan.

Dalam konteks contoh yang saya diberikan di atas, premis pertama yaitu “semua manusia pasti mati” merupakan kebenaran mutlak yang diyakini secara umum oleh semua orang. Dan premis kedua merupakan fakta bahwa ada manusia yang bernama Awi. Oleh karena itu, kesimpulan logisnya “Awi pasti mati”.

Baik, saya akan mulai dengan komentar dari Sdr. Maxi sebagai berikut: 

Bukti Lebih Penting Dari Kualifikasi

Di dalam artikel “Penerjemah Terjemahan Dunia Baru: Siapakah?” saya telah buktikan bahwa ‘Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru’ diterjemahkan oleh Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa yang mutlak bukanlah sarjana bahasa Alkitab, apalagi bidang bahasa. Namun demikian Sdr. Maxi memiliki argumentasi sendiri mengenai hal ini yaitu kualifikasi sampai taraf tertentu penting, tetapi standard yang paling menentukan adalah bukti dari hasil karya yang diberikan, dalam hal ini adalah hasil terjemahan TDB. Berikut merupakan jawaban dari Sdr. Maxi: 
Menurut saya, meskipun memang kualifikasi dari suatu komite/panitia penerjemah Alkitab sampai taraf tertentu adalah penting, namun ukuran/standar yang paling menentukan justru adalah apa yang ditunjukkan atau dibuktikan oleh hasil karyanya, yang dalam konteks pembahasan kita ini berarti terjemahan Alkitab yang dihasilkan.
Berdasarkan keabsahan sebuah argumentasi deduktif, apakah argumentasi Sdr. Maxi itu sah atau masuk akal? 

Saya ingin memberi suatu illustrasi argumentatif yang tidak berhubungan dengan TDB agar seorang Saksi Yehuwa dapat berpikir lebih obyektif, yaitu jika suatu hari seorang Saksi Yehuwa membutuhkan operasi yang menyangkut hidup dan matinya yaitu seperti operasi jantung, apakah kualifikasi dan keahlian seorang dokter hanya penting sampai taraf tertentu atau mutlak penting? Bersediakah ia dioperasi oleh seorang dokter umum yang jelas-jelas tidak memiliki kualifikasi dan keahlian khusus dibidang jantung? Saya yakin, jawabannya adalah tidak, bukan? Jangankan operasi jantung, seorang Saksi menderita sakit jantung saja akan berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung; apalagi operasi! 

Dengan demikian, kesimpulan illustrasi tersebut adalah keahlian dan kualifikasi mutlak penting untuk mendapatkan hasil yang baik. Tidak ada seorangpun yang berpikiran obyektif dan waras bersedia mempercayai pengoperasian jantungnya kepada dokter yang tidak memiliki kualifikasi dan keahlian khusus di bidangnya. Pandangan umum mempercayai semakin ahli dan berkualifikasi; semakin dipercaya orang.

Menerjemahkan sebuah Alkitab yang berhubungan dengan kehidupan kekal umat manusia bukanlah sebuah pekerjaan yang dapat dipermainkan dengan sembarangan. Alkitab jelas melarang akan adanya penambahan atau pengurangan dari tulisan-tulisan yang terilham (Wahyu 22: 18-19). Oleh karena itu, diperlukan kualifikasi dan keahlian khusus di bidangnya.

Oleh sebab itu, setelah saya uraikan panjang lebar, saya persilahkan pembaca menilai sendiri pernyataan Sdr. Maxi itu; apakah sebuah argumentasi yang masuk akal atau hanya dibuat-buat saja. 

Terjemahan Dunia Baru Dibanding Terjemahan Lain

Sdr. Maxi menulis berikut ini:
Secara pribadi saya sedikit banyaknya telah melakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan beberapa terjemahan Alkitab yang saya miliki seperti Terjemahan Baru LAI, King James Version, Todays English Version, Indonesian Literal Translation, New International Version, American Standard Version, The Emphatic Diaglott, Westcott & Hort dan Terjemahan Dunia Baru. Apa yang saya dapati? Sewaktu membandingkan ayat-ayat antara terjemahan-terjemahan tersebut mengenai topik apkh ‘Yesus diciptakan’, apkh ‘Yesus sama dengan Allah Yehuwa’ [dlm arti sama2 Mahakuasa, sama2 kekal, dll], apkh mc mempunyai ‘jiwa’ yg tdk bisa mati, ‘roh’, ‘neraka’, dan lain-lain, saya mendapati Terjemahan Dunia Baru konsisten dan selaras dengan makna dari kata-kata bahasa aslinya. Sebaliknya, tanpa mengurangi respek dan rasa hormat saya, Terjemahan2 lainnya [mis. LAI dan King James] dalam banyak hal tidak selaras dan sangat-sangat tidak konsisten dengan bahasa aslinya.
Masuk akalkah tulisan Sdr. Maxi yang mutlak seorang Saksi Yehuwa dan bukan seorang sarjana Alkitab menyimpulkan bahwa terjemahan-terjemahan lainnya dalam banyak hal tidak selaras dan sangat tidak konsisten dengan bahasa asli Alkitab? Saya persilahkan pembaca menilainya berdasarkan pola argumentasi deduktif di atas.

Apa Kata Para Sarjana Alkitab

Lebih lanjut, untuk membuktikan bahwa TDB merupakan terjemahan yang baik, Sdr. Maxi memberi daftar beberapa sarjana Alkitab ataupun bulletin jurnal Kristen yang memuji Terjemahan Dunia Baru yaitu: 
  1. Thomas N. Winter dari Universitas Nebraska 
  2. Dr. Rijkel ten Kate 
  3. Alexander Thomson yang diklaim oleh Menara Pengawal sebagai Sarjana Alkitab bahasa Ibrani dan Yunani dari Inggris.
  4. Dr. Jason BeDuhn, asisten profesor ilmu agama di Northern Arizona University, di Flagstaff, Arizona, AS.
  5. Dr. Benjamin Kedar, pakar bahasa Ibrani di Israel 
  6. Edgar J. Goodspeed, salah seorang penerjemah dari the Greek “New Testament” in An American Translation.
  7. Bulletin Andover Newton Quarterly, January 1963 
  8. Bulletin Andover Newton Quarterly, September 1966.

Perlu kiranya pembaca menyadari bahwa informasi para ahli yang diberikan oleh Sdr. Maxi merupakan kutipan dari Menara Pengawal. Menjawab keobyektifan apa yang sesungguhnya para ahli itu katakan mengenai 'Terjemahan Dunia Baru', saya mereferensikan sebuah situs For An Answer yang mendaftarkan banyak ahli-ahli yang sering dikutip oleh Menara Pengawal dalam publikasinya.

Saya akan menggunakan  situs tersebut sebagai informasi dasar atas uraian saya di bawah ini. Silahkan pembaca nilai sendiri secara obyektif apa yang sesungguhnya para sarjana Alkitab katakan tentang 'Terjemahan Dunia Baru'

1. Thomas N Winter. 

Mengenai Thomas N Winter telah saya bahas di Polemik Terjemahan Dunia Baru, yaitu Thomas N Winter memuji KIT (Kingdom Interlinear Translation) bukan 'New World Translation'.

2. Dr. Rijkel ten Kate

Sdr. Maxi mengutip Menara Pengawal sebagai berikut:
MENURUT sarjana Yunani klasik Dr. Rijkel ten Kate, terjemahan Alkitab bahasa Belanda gagal menerjemahkan kata-kata tertentu secara saksama. Misalnya, di Lukas pasal 2, kita menemukan tiga kata Yunani yang berbeda (bre′phos, pai•di′on, dan pais) yang digunakan untuk menggambarkan tahap urutan pertumbuhan Yesus. Kata-kata ini masing-masing memiliki variasi arti yang berbeda. 


Namun, dalam banyak Alkitab, dua atau ketiga kata ini secara samar-samar diterjemahkan menjadi ”anak”. Apa terjemahan yang benar? Dr. ten Kate menjelaskan bahwa di ayat 12 kata Yunani bre′phos berarti ”seorang yang baru lahir, atau bayi”. Pai•di′on, digunakan di ayat 27, berarti ”anak lelaki kecil atau anak”, dan pais, terdapat di ayat 43, seharusnya diterjemahkan ”anak lelaki”. ”Sepengetahuan saya,” tulis Dr. ten Kate dalam terbitan Bijbel en Wetenschap (Alkitab dan Sains) bulan Maret 1993, ”tidak satu pun terjemahan bahasa Belanda yang telah menerjemahkan ketiga kata ini dengan sesuai, atau, benar-benar selaras dengan ayat aslinya.” Belakangan, kepada Dr. ten Kate diperlihatkan New World Translation of the Holy Scriptures, yang tersedia dalam 12 bahasa, termasuk bahasa Belanda. Reaksinya? ”Saya sangat terkejut,” katanya, ”bahwa sebenarnya ada sebuah Alkitab bahasa Belanda yang menjelaskan dengan tepat penggunaan yang berbeda dari tiga kata Yunani bre′phos, pai•di′on, dan pais.” Apakah Terjemahan Dunia Baru menerjemahkan ayat-ayat ini selaras dengan naskah aslinya dalam bahasa Yunani? ”Benar-benar sesuai,” jawabnya.
Jika pembaca perhatikan komentar Dr. ten Kate; ia mengomentari terjemahan TDB dalam bahasa Belanda, dan terpusat pada 3 kata Yunani yaitu 'bayi', 'anak kecil' atau 'anak lelaki' di Lukas 2. Di TDB terjemahan bahasa Indonesia, saya melihatnya TDB juga akurat menerjemahkannya. Namun demikian, jika kita melihat terjemahan bahasa Inggris seperti ESV, NASB, RSV, dan NIV; juga menerjemahkan 3 kata Yunani itu dengan benar. Jadi kemampuan Menara Pengawal menerjemahkan yang demikian tidaklah sesuatu yang signifikan karena bisa saja Menara Pengawal mengambil referensi dari terjemahan-terjemahan bahasa Inggris yang telah ada.

Kita patut memuji TDB untuk keakuratannya menerjemahkan 3 kata itu yang mana secara teologis tidaklah penting namun akurat. Tetapi, ketika Menara Pengawal mengambil komentar Dr. ten Kate untuk membuktikan dukungannya akan keakuratan TDB secara keseluruhan terlalu berlebihan. Dan hal ini diungkapkan oleh Dr. ten Kate sendiri ketika ditanya mengenai publikasi Menara Pengawal yang memuat komentar Dr. ten Kate tersebut: 
Saya dapat meyakinkan Anda bahwa tidak pernah ada niat saya atau pernyataan yang bertujuan bahwa seluruh terjemahan Watchtower Society adalah benar dan sebuah terjemahan yang memadai. Hanya mengutip ayat-ayat dalam Lukas 2 .... Bagaimana dengan seluruh Alkitab: Saya tidak membaca edisi mereka, jadi saya tidak bisa memberikan penilaian tentang hal itu ....jadi, artikel mereka, "Terjemahan Dunia Baru mengesankan Scholar" terlalu berlebihan dalam judulnya.

I can reassure you it has never been my intention or purpose the declare that the whole translation of the Watchtower Society is right and an adequate translation. Only the cited verses in Luke 2 .... What about the whole Bible: I did not read their edition, so I cannot give a judgment about it....so, their article, "New World Translation Impresses a Scholar" is exaggerated in its title.

Apa yang dilakukan oleh Menara Pengawal merupakan rhetorical fallancy yaitu biased sample, di mana dalam upayanya membuktikan terjemahan TDB sebagai terjemahan yang diakui baik oleh ahli bahasa, tetapi didasarkan pada sebuah contoh yang sangat bias dan minim untuk mempresentasikan keabsahan terjemahan TDB secara keseluruhan, yaitu hanya pada Lukas 2.   

3. Alexander Thomson

Lebih lanjut, Sdr. Maxi mengutip tulisan Menara Pengawal yang memuji-muji TDB begitu tinggi yaitu Alexander Thomson sebagai berikut:
Sarjana Alkitab bahasa Ibrani dan Yunani dari Inggris, Alexander Thomson, dalam tinjauannya atas New World Translation of the Christian Greek Scriptures, mengatakan: ”Terjemahan itu jelas merupakan hasil karya sarjana-sarjana yang terlatih dan pandai, yang telah berusaha memberikan sebanyak mungkin arti sesungguhnya dari teks Yunani dalam bahasa Inggris. Terjemahan ini bermaksud untuk tetap berpaut pada satu arti dalam bahasa Inggris untuk setiap kata Yunani yang penting, dan seharfiah mungkin. . . . Kata yang biasanya diterjemahkan ’justify’ umumnya diterjemahkan dengan tepat sekali sebagai ’declare righteous’ (dinyatakan benar). . . . Kata untuk Salib diterjemahkan ’tiang siksaan’ yang merupakan suatu perbaikan lain lagi. . . . Lukas 23:43 diterjemahkan dengan baik, ’Sesungguhnya aku berkata kepadamu hari ini, engkau akan beserta aku di dalam Firdaus.’ Ini merupakan kemajuan besar dibanding dengan kebanyakan terjemahan lain.” Mengenai terjemahan Kitab-Kitab Ibrani, peninjau yang sama memberikan komentar ini: ”New World Version adalah buku yang patut dimiliki. Buku itu segar dan hidup, dan membuat pembaca berpikir dan belajar. Ini bukan karya Kritik Tinggi, melainkan sarjana-sarjana yang menghormati Allah dan Firman-Nya.”—The Differentiator, April 1952, halaman 52-7, dan Juni 1954, halaman 136.

Jika pembaca perhatikan kutipan Menara Pengawal tersebut menyebutkan bahwa Alexander Thomson merupakan sarjana Alkitab bahasa Ibrani dan Yunani. Saya mencari di wikipedia menemukan memang benar bahwa Thomson merupakan kontributor dari bulletin jurnal The Differentiator yang mana saat ini sudah tidak ada lagi.  Tetapi mengenai sarjana Alkitab secara umum, apalagi bahasa Ibrani dan Yunani? Wikipedia itu mengatakan:

Kritikus Thomson mengaku bahwa ia tidak memiliki kredensial formal, seperti gelar dalam studi Alkitab, teologi, atau bahasa-bahasa kuno.

Thomson's critics claim he had no formal credentials, such as a degree in biblical studies, theology, or ancient languages
Jelas, Thomson meskipun kontributor dari jurnal Differentiator, tetapi tidak bergelar akademis di bidang studi Alkitab. Demikian juga situs For An Answer mengatakan sebagai berikut:
Thomson tidak memiliki pelatihan formal dalam bahasa Yunani atau Ibrani. Ia menerbitkan beberapa artikel di NWT di Jurnal, Diferensiator, yang tampaknya secara pribadi diterbitkan yang muncul sebentar di tahun 1950-an. Diferensiator tidak dianggap sebagai jurnal ilmiah - memang, saya tidak mampu untuk menemukan salinan tunggal dalam media cetak atau di mikrofilm - dan tidak ada bukti bahwa jurnal itu begitu dipertimbangkan selama publikasinya....Jadi, Thomson tidak terlihat sebagai sarjana yang dikenal di dalam bahasa Alkitab, reviewnya atas TDB tidak dipublikasikan di dalam sebuah jurnal secara skolar dan pengakuannya tidalah cukup positif seperti yang Menara Pengawal harapkan.


Thomson had no formal training in Greek or Hebrew. He published several articles on the NWT in The Differentiator, apparently a privately published journal that appeared briefly in the 1950's. The Differentiator is not considered a scholarly journal - indeed, I have been unable to locate a single copy in print or on microfilm - and there is no evidence that it was so considered during its publication....Thus, Thomson does not appear to have been a recognized scholar in Biblical Languages, his review of the NWT was not published in a scholarly journal, and his endorsement is not quite as positive as the Watchtower might hope.
Jadi jelas, meskipun benar Thomson memuji-muji TDB, tetapi orang yang memujinya tidaklah memiliki kualifikasi dan keahlian pada bidangnya; yaitu bahasa Alkitab, Ibrani dan Yunani. Padahal hanya ahli bahasa yang patut menilai demikian tinggi seperti yang ditulis oleh Menara Pengawal. Dengan demikian, premis pertama yang coba dibuat untuk menyimpulkan terjemahan TDB adalah baik tidaklah sah karena Thomson yang diajukan Menara Pengawal tidak dapat dijadikan bukti yang kuat atas TDB seperti yang Menara Pengawal harapkan. Saya selalu tekankan kepada pembaca blog ini untuk jangan begitu mudah percaya kepada klaim sepihak Menara Pengawal. Selalu cek dan re-cek kebenarannya. 

Demikian juga klaim Menara Pengawal yang menyatakan bahwa Alexander Thomson merupakan sarjana Alkitab bahasa Ibrani dan Yunani tidaklah terbukti. Menara Pengawal hanya ingin meninggikan mutu di dasarkan kepada pada sebuah dusta.

Bagaimana dengan sarjana-sarjana Alkitab lainnya yang dikutip Menara Pengawal menilai "Terjemahan Dunia Baru" begitu tinggi? Akan saya bahas kemudian.

Artikel terkait: Saksi Yehuwa: Kesalahan Retorika - Bahasan 2

Ada jalan yang lurus dalam pandangan seseorang, tetapi ujungnya adalah jalan-jalan kematian (Amsal 16:25, NW)

20 comments :

  1. Halo selamat siang Bpk Awi dan selamat bertemu lagi. Perkenankanlah saya menanggapi artikel Bpk ini.
    1. Pernyataan Bpk Awi di bagian awal artikel ini sungguh sangatlah menarik, “Berpikirlah sebelum Anda bicara, karena reputasi Anda berhubungan dengan kata-kata Anda.”
    TANGGAPAN SAYA : Ya, saya sangat-sangat setujuuuu sekaliiii dg kutipan Bpk tsb. Bukankah kata-kata tsb berlaku buat Bpk Awi juga?

    2. Pernyataan Bpk Awi, “Di dalam artikel “Penerjemah Terjemahan Dunia Baru: Siapakah?” saya telah buktikan bahwa ‘Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru’ diterjemahkan oleh Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa yang mutlak bukanlah sarjana bahasa Alkitab, apalagi bidang bahasa.”
    TANGGAPAN SAYA : He..he..he..Rasanya agak aneh kalau Bpk Awi dapat dg yakin mengklaim para penerjemah Alkitab NWT / TDB “mutlak bukanlah sarjana bahasa Alkitab…” padahal sampai sekarang nama-nama para penerjemah tidak pernah dipublikasikan sesuai dg permintaan mrk. Kesimpulan Bpk Awi yg didasarkan atas pernyataan Raymond Franz, menurut saya sama sekali bukanlah ‘bukti yg sahih’ [meminjam istilahnya Bpk Awi] krn tdk bisa diverifikasi kebenarannya.
    Saya bisa saja mengatakan, ‘itu kan katanya Raymond Franz’, yg mungkin saja dia lakukan dg sengaja utk mendiskreditkan mantan Saudara2nya [siapa tahu?] sbgmn yg juga dilakukan oleh banyak mantan SY yg berbalik ‘menyerang’ bekas Sdr2 mrk.
    Makanya, bagi sy pribadi, sebaliknya dp ‘mempersoalkan’ siapa para penerjemah NWT/KIT/TDB, sbg pembaca marilah kita menguji ‘hasilnya’ dg cara melakukan pembandingan antar terjemahan Alkitab dan setelah kita melakukannya, barulah kita bisa mengatakan yang satu lebih baik dp yg lain. Itulah yg telah dilakukan oleh Jason BeDuhn, sehingga dia bisa mengatakan bahwa “ While it is difficult to quantify this sort of analysis, it can be said that the NW emerges as the most accurate of the translations compared” (“Truth In Translation” hlm 163) SETELAH dia MELAKUKAN pembandingan.
    Pertanyaan saya sekali lagi, apakah Bpk Awi SUDAH melakukannya, sehingga dpt dg yakin mengatakan bahwa NWT/KIT/TDB dihasilkan oleh pribadi2 yg tdk kredibel dan tdk memenuhi kualifikasi? Kalau belum, saya hanya bisa mengatakan bahwa semua ‘serangan’ atau ‘tuduhan’ Bpk Awi sama sekali TIDAK BERDASAR.

    --- berlanjut ---

    ReplyDelete
  2. --- lanjutannya ---
    3. Pernyataan saya yg Bpk kutip, “… meskipun memang kualifikasi dari suatu komite/panitia penerjemah Alkitab sampai taraf tertentu adalah penting, namun ukuran/standar yang paling menentukan justru adalah apa yang ditunjukkan atau dibuktikan oleh hasil karyanya, yang dalam konteks pembahasan kita ini berarti terjemahan Alkitab yang dihasilkan”, dan tanggapan serta ilustrasi argumentative yg Bpk Awi berikan, “… yaitu jika suatu hari seorang Saksi Yehuwa membutuhkan operasi yang menyangkut hidup dan matinya yaitu seperti operasi jantung, apakah kualifikasi dan keahlian seorang dokter hanya penting sampai taraf tertentu atau mutlak penting? … Dengan demikian, kesimpulan illustrasi tersebut adalah keahlian dan kualifikasi mutlak penting untuk mendapatkan hasil yang baik. Tidak ada seorangpun yang berpikiran obyektif dan waras bersedia mempercayai pengoperasian jantungnya kepada dokter yang tidak memiliki kualifikasi dan keahlian khusus di bidangnya. Pandangan umum mempercayai semakin ahli dan berkualifikasi; semakin dipercaya orang.”
    TANGGAPAN SAYA : Harap diingat bahwa menurut Bpk Awi sendiri, ilustrasi tsb “suatu illustrasi argumentatif yang TIDAK BERHUBUNGAN dengan TDB” [penekanan dr saya].
    Sekarang mari kita coba bernalar berdasarkan ilustrasi Bpk Awi yg saya ‘modifikasi’. Misalnya, bagaimana jika dokter spesialis bedah jantung tsb meskipun dikenal sbg seorang yg ahli dibidangnya, tapi pada saat yg sama juga dikenal ‘ceroboh’ atau tdk hati2/tidak teliti/tidak cermat sehingga memengaruhi HASIL diagnosis atau bahkan operasinya? Sementara dokter spesialis bedah jantung yg satunya lagi, meskipun menurut pandangan banyak orang tidaklah sepintar rekannya tp pada saat yg sama dikenal sbg dokter yg HASIL diagnosis dan operasinya lebih banyak akuratnya? Yg mana yg akn saya pilih? Rasanya tdklah sulit utk menjawabnya.
    Saya sengaja ‘memodifikasi’ ilustrasinya Bpk Awi, krn menurut sy, ilustrasi tsb serta kesimpulan Bpk Awi berdasarkan ilustrasi itu ‘tdk nyambung’ dan bisa menyesatkan pembaca krn kesan yg saya tangkap, sptnya Bpk Awi sedang ‘menggiring’ pembaca utk setuju dg kesimpulannya Bpk. Misalnya, Bpk mempertentangkan antara dokter ‘spesialis jantung’ dg ‘dokter umum’, suatu perbandingan yg menurut saya sangat tdk sesuai dg prinsip perbandingan yaitu “apple to apple”, jadi harusnya dokter ‘spesialis jantung’ dibandingkan dg dokter ‘spesialis jantung’ juga dong. He…he…he…


    4. Pernyataan Bpk Awi, “Menerjemahkan sebuah Alkitab yang berhubungan dengan kehidupan kekal umat manusia bukanlah sebuah pekerjaan yang dapat dipermainkan dengan sembarangan. Alkitab jelas melarang akan adanya penambahan atau pengurangan dari tulisan-tulisan yang terilham (Wahyu 22: 18-19). Oleh karena itu, diperlukan kualifikasi dan keahlian khusus di bidangnya.”
    TANGGAPAN SAYA : Ya, saya sangat-sangat setujuuu sekaliii. Sekarang, mari kita coba terapkan ilustrasi mengenai dokter diatas dihubungkan dg terjemahan Alkitab. Disatu pihak ada ‘dokter spesialis’ yg menurut pandangan banyak orang sangat qualified – para penerjemah Alkitab arus utama, pd umumnya Trinitarian – dan dilain pihak ada ‘dokter spesialis’ yg menurut pandangan banyak orang termasuk Bpk Awi sangat tidak qualified – para penerjemah Alkitab NWT/KIT, yg sering dituduh sbg agama sesat/kultus –.
    Para penerjemah NWT/KIT yg sampai sekarang tdk diketahui nama2 mrk saya katakan juga sbg ‘dokter spesialis’ dibidangnya krn FAKTAnya mrk bisa menghasilkan suatu terjemahan interlinear yg menurut Thomas N. Winter , “…The translation by the anonymous committee is thoroughly up-to-date and consistently accurate...”[Terjemahan oleh komite anonim adalah secara menyeluruh/sepenuhnya up-to-date dan secara konsisten akurat] dan yg menurut Jason BeDuhn setelah ia melakukan perbandingan 9 terjemahan, “… it can be said that the NW emerges as the most accurate of the translations compared” (“Truth In Translation” hlm 163).

    --- berlanjut ---

    ReplyDelete
  3. --- lanjutannya ---
    Sehubungan dg “penambahan atau pengurangan dari tulisan2 terilham”, pertanyaan saya : Mengapa hampir semua terjemahan Alkitab Trinitarian MENGHILANGKAN nama Allah yg sejati yaitu Yahwe/Yehuwa/Jehovah dr terjemahan Alkitab mrk? Apkh itu bukan pengurangan tulisan2 kudus? Bgm dg MENAMBAH tulisan2 kudus spt yg dilakukan oleh KJV/NKJV, juga LAI di 1 Yohanes 5 : 7, 8? Mohon jawabannya!!!

    5. Pernyataan Bpk Awi yg menanggapi pernyataan saya dibawah sub-judul ‘Terjemahan Dunia Baru Dibanding Terjemahan Lain’, “Masuk akalkah tulisan Sdr. Maxi yang mutlak seorang Saksi Yehuwa dan bukan seorang sarjana Alkitab menyimpulkan bahwa terjemahan-terjemahan lainnya dalam banyak hal tidak selaras dan sangat tidak konsisten dengan bahasa asli Alkitab? Saya persilahkan pembaca menilainya berdasarkan pola argumentasi deduktif di atas.”
    TANGGAPAN SAYA : He..he..he saya jd bingung nih dg Bpk Awi. Bpk seringkali menganjurkan semua SY termasuk saya agar jangan hanya ‘menelan bulat2 apa kata MP’ sebaliknya lakukan cek dan ricek. Sekarang giliran saya mengatakan bahwa saya sdh melakukanny dg cara membandingkan beberapa terjemahan Alkitab yg kebetulan saya miliki dan mendapati sbgmn yg sy katakan bahwa “…Terjemahan Dunia Baru konsisten dan selaras dengan makna dari kata-kata bahasa aslinya. Sebaliknya, tanpa mengurangi respek dan rasa hormat saya, Terjemahan2 lainnya [mis. LAI dan King James] dalam banyak hal tidak selaras dan sangat-sangat tidak konsisten dengan bahasa aslinya”, eeh Bpk Awi malah mengatakan, “Masuk akalkah tulisan Sdr. Maxi yang mutlak seorang Saksi Yehuwa dan bukan seorang sarjana Alkitab …” Sekarang pertanyaan yg sama saya ajukan buat Bpk Awi : Masuk akalkah tulisan2 serta kesimpulan2 Bpk Awi yang MUTLAK adalh seorang ANTI SY/LMP mengenai ajaran dan kepercayaan serta sejarah SY? Juga, masuk akalkah ‘tuduhan’ Bpk Awi bhw SY adalah agama kultus padahal Bpk Awi BUKAN seorang ahli kultus? He..he..he..
    Utk membuktikan pernyataan saya diatas, berikut ini sy berikan beberapa contoh:
    Matius 10 : 28 ---
    - “… fear of him that can destroy both soul and body in Ge-hen’na [bhs. Yn].” (NWT / TDB)
    - “…fear him which is able to destroy both soul and body in hell.” (KJV)
    - “… takutlah terutama kepada Dia yg berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka.” (LAI)
    Kisah 2 : 27, 31 ---
    - 27 “because you will not leave my soul in Ha’des [bhs. Yn]…” 31 “…the resurrection of the Christ, that neither was he forsaken in Ha’des …” (NWT / TDB)
    - 27 “Because thou wilt not leave my soul in hell…” 31 “…the resurrection of Christ, that his soul was not left in hell…” (KJV)
    - 27 “sebab Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati…” 31 “…ketika ia mengatakan bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati…” (LAI)
    Penyingkapan / Wahyu 20 : 14
    - “And death and Ha’des …” (NWT /TDB)
    - “ And death and hell …” (KJV)
    - “Lalu maut dan kerajaan maut itu …” (LAI)
    Silahkan pembaca melihat betapa tidak konsistennya LAI dan KJV dlm menerjemahkan suatu kata bhs Yunani. Dlm Matius 10 : 28, kata bahasa Yunani yg digunakan oleh penulis Matius adlh “Ge-hen’na” sbgmn tetap digunakan oleh NWT/TDB sedangkan KJV menerjemahkannya sbg “hell” dan LAI “neraka”. Dlm Kisah 2 : 27, 31 kata Yunani yg digunakan adalah “Ha’des” (NWT/TDB), sedangkan KJV menggunakan kata “hell” dan LAI “dunia orang mati”. Sekarang perhatikan Penyingkapan/Wahyu 20 : 14. Kata Yunani yg digunakan oleh penulisnya adalah “Ha’des” (NWT/TDB), sedangkan KJV menggunakan kata “hell”, dan LAI “kerajaan maut”. Tolong perhatikan sekali lg, 2 kata Yunani yg berbeda yaitu “Ge-hen’na” dan “Ha’des” oleh KJV diterjemahkan menjd 1 kata yg sama yaitu “hell” [“neraka”]. Sedangkan LAI, utk 1 kata Yunani yg sama yaitu “Ha’des” diterjemahkan menjadi 2 kata yg berbeda yaitu “dunia orang mati” dan “kerajaan maut”. Konsistenkah? Hmmm!!!
    --- berlanjut ---

    ReplyDelete
  4. --- lanjutannya ---
    Ada satu poin yg menarik utk diperhatikan di Kisah 2 : 27, 31 dalam terjemahan KJV bahwa sebenarnya memanglah benar ketika Yesus mati dia ada di dalam/pergi ke “neraka/hell” [LAI, “dunia orang mati” ; NIV, “grave”] yg MENANDASKAN bahwa kata “neraka/Syeol [Ibr], Hades [Yn]” menurut Alkitab bukanlah suatu tempat siksaan yg bernyala-nyala melainkan memaksudkan KUBURAN UMUM tempat semua orang – orang baik ataupun jahat – akn pergi pd waktu mati.
    Contoh lain lagi : Menurut Alkitab, selain manusia, binatang juga adalah jiwa. Kata Ibrani yg sering diterjemahkan sbg “jiwa” adalah “nephes/nefes”, sedangkan kata Yunaninya adalah “psykhe”.
    Sewaktu melukiskan penciptaan makhluk-makhluk laut, Kejadian 1:20 (TDB) mengatakan bahwa Allah memerintahkan, ”Biarlah dalam air berkeriapan sekelompok jiwa [“nefes”] yang hidup [makhluk yang hidup, LAI].” Dan pada hari penciptaan berikutnya, Allah berfirman, ”Biarlah bumi mengeluarkan jiwa-jiwa [“nefes”] yang hidup [segala jenis makhluk yang hidup, LAI] menurut jenisnya, binatang peliharaan dan binatang bergerak dan binatang liar.” (Kejadian 1:24, TDB; bandingkan Bilangan 31:28, TDB, KJV).
    Wahyu 16:3 ; “… dan matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut.” LAI
    “… and every living soul died in the sea.” KJV
    “… and every living soul died, even the things that were in the sea.” AS
    “…matilah setiap jiwa yang hidup,… segala yang ada di dalam laut.” TDB
    Berbeda dengan kepercayaan pada umumnya bahwa jiwa manusia tidak berkematian, Alkitab sebaliknya mengajarkan bahwa Jiwa dapat mati/berkematian.
    Yehezkiel 18:4 ; “… Dan orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati.” (LAI)
    “… the soul that sinneth, it shall die.” (KJV)
    “… the soul who sins is the one who will die.” (NIV)
    “…Jiwa yang berbuat dosa—jiwa itulah yang akan mati.” (TDB)

    Menarik untuk diperhatikan bagaimana terjemahan LAI menerjemahkan kata “nefes/psykhe” dalam ayat-ayat tersebut, baik di Wahyu 16:3; maupun Yehezkiel 18:4. Sementara terjemahan-terjemahan lainnya konsisten menerjemahkannya sebagai “soul/living soul” terjemahan LAI menerjemahkannya secara sangat tidak konsisten. Di Wahyu 16:3 menjadi “yang bernyawa”, sedangkan di Yehezkiel 18:4, 20 diterjemahkan sebagai “orang”.
    Contoh lain lagi mengenai ketidakkonsistenan terjemahan LAI menerjemahkan kata-kata bahasa asli Alkitab adalah sbb :
    Yesaya 42:5 ; “…yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya.” (LAI)
    “…he … giveth breath unto the people…, and spirit to them that walk therein.” (KJV)
    “…Pribadi yang memberikan napas … dan daya kehidupan kepada mereka yang berjalan di sana.” (TDB)
    Kata “ru′akh” dalam bahasa Ibrani diterjemahkan “nyawa” oleh LAI, padahal untuk kata “psykhe” di Wahyu 16:3 oleh LAI juga diterjemahkan “yang bernyawa”. Benar-benar tidak konsisten. Bagaimana mungkin dua kata yang jelas-jelas sangat berbeda dalam bahasa aslinya namun sewaktu diterjemahkan bisa mempunyai arti yang sama?
    Matius 26:38 ; “…HatiKu [Yesus] sangat sedih, seperti mau mati rasanya,…” (LAI)
    “…My soul is exceeding sorrowful, even unto death…” (KJV)
    “…My soul is overwhelmed with sorrow to the point of death…” (NIV)
    “…”Jiwaku sangat pedih, seperti akan mati rasanya…” (TDB)
    Lagi-lagi terjemahan LAI kembali menerjemahkan kata “psykhe” [jiwa] secara tidak konsisten menjadi “hati”.

    --- berlanjut ---

    ReplyDelete
  5. --- lanjutannya ---
    Dan masih ada lagi contoh-contoh lainnya. Makanya tidak mengherankan kalau sebagian besar atau mungkin bahkan semua pembaca Alkitab bahasa Indonesia terjemahan LAI hampir-hampir tidak bisa melihat perbedaan yang sangat besar dan mendasar antara kata “jiwa” dan “roh”. Hal yg sama bisa dikatakan tentang nama Allah yg sejati yaitu Yehuwa/Yahwe/Jehovah. Berapa banyak orang Kristen yg menggunakan terjemahan LAI -- dan terjemahan2 Alkitab Trinitarian lainnya dlm berbagai bahasa yg terang2an telah dg SENGAJA MENGHILANGKAN nama Allah yg sejati dlm terjemahan2 Alkitab mrk – yg mengetahui bahwa Allah yg sejati mempunyai nama pribadi dan bahwa namanya adalah Yehuwa/Yahwe/Jehovah? Sangat banyak, bahkan bisa dikatakan kebanyakan orang Kristen yg saya jumpai dlm pelayanan sewaktu ditanya siapa nama Allah, mrk akn langsung menjawab bahwa nama Allah adalah Yesus!!!
    Saya senang mengutip kembali pernyataan Bpk Awi dipoin no 4, “Menerjemahkan sebuah Alkitab yang berhubungan dengan kehidupan kekal umat manusia bukanlah sebuah pekerjaan yang dapat dipermainkan dengan sembarangan”. Ya, saya sangat2 setuju….
    Sehubungan dg kapasitas kita yg hanya sbg pembaca berbagai terjemahan Alkitab yg ada, pertanyaan saya sbg tanggapan atas pertanyaannya Bpk Awi, “Haruskah seseorang menjadi sarjana bahasa Alkitab spy bisa membuat perbandingan sehingga bisa menyimpulkan apakh suatu terjemahan konsisten dg bhs asli Alkitab atau tidak spt yg telah saya lakukan?” Ya, sekali lagi saya sangat setuju dg Bpk Awi bahwa “biarlah pembaca yg menilainya”.

    --- berlanjut ---

    ReplyDelete
  6. --- lanjutannya ---
    6. Pernyataan Bpk Awi, “Mengenai Thomas N Winter telah saya bahas di Polemik Terjemahan Dunia Baru, yaitu Thomas N Winter memuji KIT (Kingdom Interlinear Translation) bukan 'New World Translation'.” TANGGAPAN SAYA : Memang spt yg sdh sy sampaikan waktu itu, benar ia sedang MEMUJI KIT bukan NWT/TDB. Tetapi sekali lagi, FAKTA bahwa ia MEMUJI KIT sbg “…The translation by the anonymous committee is thoroughly up-to-date and consistently accurate...” -- [Terjemahan oleh komite anonim adalah secara menyeluruh/sepenuhnya up-to-date dan secara konsisten akurat] -- membuktikan bahwa ‘tuduhan’ Bpk Awi mengenai kualifikasi para penerjemah NWT/KIT sama sekali tidaklah berdasar!!! Tolong diingat bahwa penerjemah KIT SAMA DENGAN penerjemah NWT/TDB.

    7. Ada beberapa poin yg menarik sehubungan dg tanggapan Bpk Awi terkait Dr. Rijkel ten Kate.
    PERTAMA : Pernyataan Bpk Awi, “…Di TDB terjemahan bahasa Indonesia, saya melihatnya TDB juga akurat menerjemahkannya… Kita patut memuji TDB untuk keakuratannya menerjemahkan 3 kata itu yang mana secara teologis tidaklah penting namun akurat.” TANGGAPAN SAYA : Terima kasih atas pengakuan Bpk Awi soal keakuratan NWT/TDB terkait Lukas 2 : 12, 27, 43 (bandingkan dg KJV dan LAI, yg menurut saya tdk akurat). Menarik pernyataan Bpk Awi bahwa “3 kata itu … secara teologis tidaklah penting namun akurat”. Menurut saya, kalau bicara soal Alkitab sbg Firman Allah, semuanya [apkh secara teologis penting atau tidak] HARUSLAH diterjemahkan secara akurat. Fakta bahwa ada penerjemah yg menerjemahkannya secara tdk akurat menimbulkan pertanyaan, Bgm dg bagian2 lainnya? Jangan2 banyak yg tdk akurat juga!!! (Silahkan Bandingkan lagi dg poin 5 di atas)
    KEDUA : Pernyataan Bpk Awi, “Jadi kemampuan Menara Pengawal menerjemahkan … bisa saja Menara Pengawal mengambil referensi dari terjemahan-terjemahan bahasa Inggris yang telah ada”. TANGGAPAN SAYA : He..he..he.. Sungguh ‘luar biasa’ asumsi Bpk Awi soal kemampuan MP menerjemahkan termasuk soal Lukas 2 : 12, 27, 43 ini. Menurut saya, kalau panitia NWT/KIT hanya mengambil referensi dari terjemahan2 bhs Inggris yg telah ada sungguh sangat2lah naïf.
    KETIGA : Pernyataan Bpk Awi, “Tetapi, ketika Menara Pengawal mengambil komentar Dr. ten Kate untuk membuktikan dukungannya akan keakuratan TDB secara keseluruhan terlalu berlebihan”. TANGGAPAN SAYA : Silahkan baca kembali kutipan lengkapnya, apkh ada kesan spt itu. Juga silahkan baca kembali pernyataan saya setelah kutipan2 dr sumber MP tsb, yg antara lain bunyinya spt ini : “Karena seperti yang saya kutip dari artikel Menara Pengawal diatas ada lebih dari cukup sarjana Alkitab dan penerjemah Alkitab yang mengakui BERBAGAI KEUNGGULAN dari Terjemahan Dunia Baru [TDB].” Soal pernyataan tertulis Dr ten Kate, ya saya sangat menghargai pernyataannya itu. Bg saya, pernyataannya itu sama sekali tdk mengatakan apa2 soal ‘tuduhan’ yg kerap kali dilontarkan oleh Bpk Awi bahwa MP ‘gemar’ mengutip sumber2 sekuler diluar konteksnya!!!

    --- berlanjut ---

    ReplyDelete
  7. --- lanjutannya ---
    8. Mengenai Alexander Thomson. Pernyataan Bpk Awi, “ … Saya mencari di wikipedia menemukan memang benar bahwa Thomson merupakan kontributor dari bulletin jurnal The Differentiator yang mana saat ini sudah tidak ada lagi.”
    TANGGAPAN SAYA : Terima kasih utk upaya Bpk Awi melakukan pencarian. Fakta bahwa Alexander Thomson adalah benar merupakan contributor dr bulletin jurnal The Differentiator bagi saya sdh cukup utk setidaknya menepis ‘tuduhan’ Bpk Awi soal kredibilitas MP.

    9. Pernyataan Bpk Awi, “Tetapi mengenai sarjana Alkitab secara umum, apalagi bahasa Ibrani dan Yunani? Wikipedia itu mengatakan: Kritikus Thomson mengaku bahwa ia tidak memiliki kredensial formal, seperti gelar dalam studi Alkitab, teologi, atau bahasa-bahasa kuno.”
    TANGGAPAN SAYA : He..he..he.. Tolong diperhatikan bahwa yg mengklaim itu adalah “para pengkritik/kritikus” Thomson yg notabene adalah orang2 yg tdk suka/anti SY [atau mungkin lbh tepatnya anti NWT/TDB]. Saya hanya bisa membayangkan apakah para kritikus tsb akn mengklaim hal yg sama seandainya yg di review oleh Thomson adalah terjemahan Alkitab Trinitarian.
    10. Pernyataan Bpk Awi, “Jelas, Thomson meskipun kontributor dari jurnal Differentiator, tetapi tidak bergelar akademis di bidang studi Alkitab… Demikian juga klaim Menara Pengawal yang menyatakan bahwa Alexander Thomson merupakan sarjana Alkitab bahasa Ibrani dan Yunani tidaklah terbukti. Menara Pengawal hanya ingin meninggikan mutu di dasarkan kepada pada sebuah dusta.”
    TANGGAPAN SAYA : He..he..he.. sungguh sangat ‘luar biasa’ Bpk Awi ini. Saya masih belum bisa mengerti mengapa Bpk kelihatannya sangat anti/sangat tidak suka dg MP/SSY sehingga pernyataan2 Bpk jika menyangkut MP, menurut saya sangat2lah ‘keras’ [meskipun bg saya, silahkan saja. Itu haknya Bpk koq, jd sah-sah saja] . Disini kembali Bpk lontarkan kata DUSTA. Tolong diingat lg Pak “mulutmu harimaumu” lho.
    Seorang Robert Hommel saja dlm pernyataannya yg Bpk kutip sama sekali tdk menggunakan kata tsb. Bagi sy pribadi, pernyataan2 maupun kesimpulan2 Bpk Awi di semua artikel terkait dg pembahasan terjemahan Alkitab NWT/TDB kebanyakan adalah bagian dr “kesalahan retorika” dimana Bpk selalu menyerang orangnya BUKAN argumennya. Saya minta tolong kpd Bpk Awi, tolong tunjukkan dan buktikan kpd para pembaca [minimal kpd saya] bahwa apa yg dikatakan oleh Alexander Thomson ttng poin-poin spesifik yg dia komentari ttg NWT/TDB adalah tidak benar/salah!!! Sekali lagi, Toloonngg ya!!!

    Demikianlah tanggapan saya. Terima kasih dan sampai ketemu di bagian berikutnya ya.

    --- selesai ---

    ReplyDelete
    Replies
    1. oalah maxi sam, maxi sam
      sampeyan iku nulis opo to? Akeh, dowo, tapi sing moco mumet.
      Mengenai Alexander Thomson. Pernyataan Bpk Awi, “ … Saya mencari di wikipedia menemukan memang benar bahwa Thomson merupakan kontributor dari bulletin jurnal The Differentiator yang mana saat ini sudah tidak ada lagi.”
      TANGGAPAN SAYA : Terima kasih utk upaya Bpk Awi melakukan pencarian. Fakta bahwa Alexander Thomson adalah benar merupakan contributor dr bulletin jurnal The Differentiator bagi saya sdh cukup utk setidaknya menepis ‘tuduhan’ Bpk Awi soal kredibilitas MP.
      Sampeyan iku koq goblog tean to, nek moco iku sing alon2. Memang bener Alexander T iku kontributor buletin The Differentiator, memang MP ora ngapusi. Sing dibahas P. Awi bukan jabatane Alexander T sbg kontibutor, tp wong iku gak kompeten, ora duwe gelar sarjana, MP nulise Alxander iku sarjana bahasa.
      Sampeyan iku iso nulis thok, moco intisari bahasan wae ora iso.Nek copy tulisan iku ojo separo2, payah tean

      Delete
  8. apakah Awi sang pemiliki lapak blog ini adalah seorang lulusan sarjana Teologia? saya yakin tidak! apakah Awi juga merupakan Ahli kristologi yang lulus pendidikan formal? saya yakin tidak! apakah Awi pernah mengenyam pendidikan psikologi Kultus secara formal dan lulus dengan gelar Sarjana psikologi? saya yakin tidak! Lalu koq Awi bisa menuliskan begitu banyak hal di blog ini berisi kritikan tingkat tinggi tentang saksi-saksi-yehuwa, dan menjelaskan metode perbandingan doktrin agama Kristen ttg Tritunggal, dll serta sanggup menjelaskan perbandingan terjemahan Alkitab dlm kadar tertentu? jawabannya sederhana, karena bpk Awi ini melakukan riset penelitian berdasarkan berbagai bahan referensi, karena ada begitu banyak buku, publikasi, referensi tulisan di internet, dsb, yang bisa dijadikan 'daftar pustaka'. Jadi kesimpulannya tidak selalu seseorang harus mutlak mengenyam pendidikan formal tertentu dulu utk dapat menyelidiki atau mengadakan riset terhadap suatu bahan kasus tertentu. Demikian halnya dengan Alexander Thomson atau siapapun orangnya dikalangan MP atau diluar MP.

    >>- Gilbert -<<

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam Sdr Gilbert

      Terima kasih atas komentarnya.

      Izinkan saya mengulang kembali kalimat saya di awal thread ini:

      Think before you speak, because your reputation is linked to your word.

      Berpikirlah sebelum Anda bicara, karena reputasi Anda berhubungan dengan kata-kata Anda.


      Saya senang Sdr memberi komentar tapi tolong beri komentar jika Sdr sudah memahami inti diskusinya. Jika tidak, saran saya, jangan karena akan memalukan diri Sdr sendiri.

      Untuk memahaminya, izinkan saya menjelaskannya sebagai berikut:

      Untuk membuktikan Terjemahan Dunia Baru paling akurat dibandingkan terjemahan lainnya, Menara Pengawal mengutip yang katanya 'sarjana Alkitab bahasa Ibrani dan Yunani', seperti Alexander Thomson, padahal faktanya ia bukanlah seorang sarjana ahli. Nah, ini namanya penipuan! Inilah point saya!

      Boleh saja siapapun juga - terlepas dari pendidikannya - mengutip dan memberikan referensi untuk membuktikan point yang ditulisnya. Misalnya saja saya mengutip ahli-ahli kultus. Ini sah meskipun saya bukan seorang psikolog. Tetapi akan menjadi sebuah penipuan jika bahan yang saya jadikan referensi itu ternyata 'bukan ahli di bidangnya' dan saya katakan sebagai seorang ahli atau saya mengaku-ngaku sebagai seorang psikolog.

      Di dalam publikasi Menara Pengawal, terlalu banyak penipuan-penipuan seperti ini. Pertanyaan saya; apakah benar Menara Pengawal adalah organisasi Allah jika Menara Pengawal gemar menipu pembacanya padahal Allah tidak dapat berdusta (Titus 1:2)?

      Silahkan Sdr check thread Ajaran Saksi Yehuwa: Bidat Atau Sejati? dan jawab pertanyaan-2 yang sengaja diberi warna merah. Bolehkah saya tahu jawabannya? Maaf sampai saat ini tidak ada satupun Saksi Yehuwa (termasuk mantan penatua yang bernama Truthseeker), mungkin Sdr adalah yang pertama.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
  9. Oke baiklah, katakanlah anda benar bahwa untuk membuktikan Terjemahan Dunia Baru paling akurat dibandingkan terjemahan lainnya, Menara Pengawal mengutip yang katanya 'sarjana Alkitab bahasa Ibrani dan Yunani', seperti Alexander Thomson, padahal faktanya ia bukanlah seorang sarjana ahli. Dan itu namanya penipuan! Saya sependapat dengan bpk Awi.

    Tetapi akan timbul pertanyaan susulan, apa yang salah dari hasil analisa Alexander Thomson itu? mengapa anda 'menyerang orangnya' dan bukan hasil analisanya? Bagaimana dengan komentar dari Dr. Jason David BeDuhn dalam bukunya "Truth in Translation - Accuracy and Bias in English Translsations of the New Testament - (2003)" sudahkah anda check apa tanggapan dan penilaian dia atas versi Alkitab terjemahan Dunia Baru (karya MP) ? - Sekali lagi jangan serang orangnya ya pak tetapi hasil analisanya.

    Bagaimana juga dengan komentar Prof.Dr.Benjamin Kedar, seorang ilmuwan ahli linguistik Ibrani mengomentari mengenai "Terjemahan Dunia Baru," beliau mengatakan pada tahun 1989: "Dalam penelitian linguistik saya sehubungan dengan Alkitab Ibrani dan terjemahannya, saya sering merujuk pada edisi bahasa Inggris dari apa yang dikenal sebagai Alkitab versi terjemahan Dunia Baru." ....saya berulang kali menegaskan bahwa pekerjaan penerjemahan itu mencerminkan upaya jujur ​​untuk mencapai pemahaman teks yang seakurat mungkin. Bagaimana tanggapan bpk Awi, sekali lagi tolong jangan serang orangnya ya pak, tetapi seranglah hasil argumentasinya.

    Saya sependapat dengan bpk Awi bahwa MP atau SSY tidak boleh angkuh menyombongkan diri bahwa versi Alkitab terjemahan dunia baru yang merupakan hasil karya terjemahan mereka 100% akurat dan sempurna, tetapi terusterang saya katakan bahwa hampir semua versi terjemahan Alkitab (ada ratusan bahkan mungkin ribuan) yang beredar di dunia ini TIDAK ADA YANG 100% AKURAT ! setujukah anda pak Awi? bagaimana pendapat anda? apakah anda yakin bahwa versi KJV yang jadi acuan versi Alkitab LAI pasti 100% akurat sempurna sesuai dgn Kitab bahasa aslinya Ibrani, Yunani dan Aramaik?

    >>- Gilbert -<<

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Sdr Gilbert,

      hmmm . . . apakah Sdr adalah Truthseeker yang telah berubah nama menjadi Gilbert? Tolong jawab ini ya.

      Bagi orang yg bekerja di bidang informasi teknologi khusus komputer tentunya tidak terlalu sukar utk mengetahui identitas seseorang meskipun ia berubah nama, bukan? Harapan saya Sdr mengetahui pernyataan saya ini.

      Sdr tulis:

      Tetapi akan timbul pertanyaan susulan, apa yang salah dari hasil analisa Alexander Thomson itu? mengapa anda 'menyerang orangnya' dan bukan hasil analisanya?

      Bisa dibuktikan saya menyerang pribadi Thomson? Yg saya ulas adalah kualifikasi Thomson yang kata MP adalah sarjana ahli bahasa padahal faktanya tidak.

      Seperti yg saya katakan, setiap orang boleh memberi pendapatnya. Terserah.

      Masalah di sini adalah penipuan yg dilakukan MP kepada pembacanya yaitu menyatakan Thomson sebagai sarjana ahli bahasa padahal ia bukanlah seorang sarjana ahli bahasa. Ini masalah besar utk organisasi yang mengaku langsung diarahkan oleh Yehuwa sendiri karena tidak mungkin Yehuwa melakukan penipuan untuk membenarkan diri-Nya.

      Untuk menjawab pertanyaan Sdr lainnya, tolong deh Anda jawab dulu pertanyaan saya yang sengaja diberi warna merah di thread Ajaran Saksi Yehuwa: Bidat atau Sejati?. Jika Anda mampu menjawabnya, baru kita bahas pertanyaan Sdr.

      Salam kasih Tuhan Yesus Kristus

      Delete
  10. Bpk Awi, apakah penting sekali buat anda apa identitas saya? ini dunia maya, siapapun bisa memberi komentar tanpa jelas identitas realnya, saya pribadi pun tidak mempersoalkan siapa diri pak Awi sebenarnya apakah nama bpk adalah Awi atau tidak. Id nick name saya adalah Gilbert, saya adalah pembaca setia situsweb www.saksiyehuwa.org dan sering juga mampir ke blog ini. Btw.apakah situs www.saksiyehuwa.org adalah milik bpk? anyway mari kita berdiskusi tanpa mempersoalkan nickname.

    Bpk Awi katakan 'Untuk menjawab pertanyaan Sdr lainnya, tolong deh Anda jawab dulu pertanyaan saya yang sengaja diberi warna merah di thread Ajaran Saksi Yehuwa: Bidat atau Sejati?. Jika Anda mampu menjawabnya, baru kita bahas pertanyaan Sdr.' .... Jawaban seperti apa yg pak Awi inginkan dari saya?

    >> Gilbert <<

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Gilber atau Truthseeker

      Sebetulnya gak penting. Tp tracker saya mengatakan Anda adalah truthseeker seorang pencari pembenaran. Dan jujur saya katakan kepada Sdr bhw saya sudah selesai berdiskusi dng Anda.

      Mestinya Sdr (jk truthseeker) malu telah memberikan 'half-truth' dalam sebuah diskusi minggu lalu. Kemudian karena tertangkap basah, mengundurkan diri dari diskusi. Eh sekarang berganti nama. Luar biasa, bukan?

      Silahkan teruskan berdiskusi di blog www.saksiyehuwa.org, jawabannya gak akan jauh beda dng jawaban saya koq.

      Salam Kasih Tuhan Yesus

      Delete
  11. Dear bpk Awi or whatever you are, kenapa takut berdiskusi dengan si pencari kebenaran atau truthseeker itu pak? siapa sih truthseeker itu? siapa sih Awi itu? hanya oknum person yang sekonyong-konyong muncul di dunia maya lalu mengklaim dirinya sebagai 'sang tokoh pencari kebenaran' (Truthseeker) atau 'sang Hero penelanjang kesesatan agama' (Awi) tanpa jelas identitas real kalian sebenarnya siapa. Btw. jika bpk Awi yakin dengan argumentasi anda, mengapa takut berdiskusi dengan para pembaca blog ini yg kebetulan berseberangan dengan anda (meskipun mungkin bbrp hal kalian berdua sependapat dan memiliki kesepakatan).

    Anda bilang "Tracker saya mengatakan Anda adalah truthseeker seorang pencari pembenaran", apakah Tracker bisa mengetahui identitas real dari siapa orang yg memposting comment di blog ini? jelas tidak! bisa saja saya memang mengenal Truthseeker dan pada waktu tertentu bertemu beliau karena saya sedang PAR dengan dia lalu pada waktu tertentu juga berada pada lokasi yg sama, atau bahkan menggunakan komputer (bisa di warnet or something) yang sama utk posting comment (sehingga IP Address terdeteksi sama). Namun terlepas dari itu semua mengapa anda kuatir sekali dengan si Truthseeker itu seperti Phobia? sampai2 anda membuat satu folder thread khusus "sampah" untuk membuang comment2 yang berseberangan dengan anda seperti Maxi dan Truthseeker (persis seperti gaya SSY yang mengusir atau memecat anggotanya yg dianggap murtad atau berseberangan dengan MP). Saya menilai style anda dalam hal itu tak ada bedanya dengan SSY.


    - Gilbert -

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Gilbert AKA Truthseeker

      Terima kasih atas pujian Anda untuk saya. Kita biarkan pembaca ini menilai argumen-2 Anda selama ini ya. Dan terserah pendapat Anda; apakah saya khawatir atau takut berdiskusi dengan Anda, Truthseeker. Ini juga kita biarkan pembaca menilainya.

      Hanya menurut saya Anda ini memang luar biasa dan sangat tebal muka. Pertama sudah memberi half-truth kemudian tertangkap basah sehingga Anda mengundurkan diri dari diskusi. Kedua, eh datang lagi dgn menggunakan nama Gilbert. Luar biaaasa. Anda bisa mengubah identitas, tetapi IP address gak bisa dibohongi!

      Akan lebih bijaksana dan pembaca blog ini akan menghargainya jika Anda kembali dgn menggunakan nama 'truthseeker' dibandingkan dgn nama lain. . . . jelas sifat Anda ini sangat tidak baik. Anda memiliki motivasi yang sangat buruk dan tersembunyi. . . sama seperti 'ibu' Anda Menara Pengawal.

      Dan saya tidak butuh pembaca dan pengomentar seperti Anda di blog ini. Silahkan kunjugni blog-2 lainnya dan ajak diskusi. Jika apa yang saya tulis Anda rasa tidak akurat, silahkan buat blog sendiri dgn bantahan-2an-nya. Dan buat url di blog ini sebagai liknya. Jika tidak, maaf, setiap komentar dari Anda tidak akan saya tayangkan.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
  12. Jumpa kembali P. Awi
    Saya Ina,
    Saya jadi bingung, kenapa Bpk Truthseeker berganti nama Gilbert(menurt perkiraan Bapak)? Half Truth seperti apa? Maaf saya lama tidak mengunjungi blog P. Awi, karna kesibukan yang padat sekali. Tolong dituliskan pembahasannya dgn" klik disini" spya lengkap membacanya.
    Untuk P.Gilbert jika anda benar P. T.S, menurut sy pribadi, jika P. T.S pernah berbuat kekeliruan, sy rasa itu lumrah, krn tdk ada yg sempurna. Jadi tidak perlulah ganti identitas, spya respek sya (khusunya) tidak berkurang kpd Bp. Benar yg disampaikan oleh P. Awi: "...Akan lebih bijaksana dan pembaca blog ini akan menghargainya jika Anda kembali dgn menggunakan nama 'truthseeker' dibandingkan dgn nama lain...."
    Untuk P. Awi, sya juga bertanya2 ni, kenapa komentar P. Gilbert bisa tidak ditayangkan? Saran sya, tetaplah ditayangkan. Biarkan pembaca yg menilai, argumentasi2 dari P. Gilbert.
    Jadi ini untk "mematahkan" sangkaan P. Gilbert atau P.T.S, kalo P. Awi takut berdiskusi dgn mereka. Saya yakin P. Awi tidak gentar,krn sya yg awam pun "berani" berkomentar, apalagi P. Awi yg lbh expert.
    Ini hanya saran sya, keputusan tetap di tangan P. Awi, krn P. Awi sebagai pemilik blog ini, pasti tahu mana yg terbaik.


    Salam Kasih Tuhan Yesus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Sdri Ina,

      Wah jika dijelaskan jadi panjang tuh. Tp intinya Truthseeker memberi komentar mulainya di sini yg memberikan info half-truth sbg pembenaran. Dan di bongkar oleh Sdri Nona kebohongan tsb.

      Lalu, ia mengatakan akan Off dulu di blog ini.

      Eh, bukannya ia bertobat dan malu telah mendustai pembaca blog ini, malah kembali membuat komentar dgn nama baru sbg Gilbert.

      Ketika saya tanya, "hmmm . . . apakah Sdr adalah Truthseeker yang telah berubah nama menjadi Gilbert? Tolong jawab ini ya."

      TS tidak menyangkal atau mengiyakannya, malahan membuat retorika gayanya dia sbg pembenaran (lihat komentarnya di sini)

      Satu hal yg ia tidak tahu bhw saya memiliki tracker yg mengindentifikasikan pengunjung blog ini. Setiap orang boleh memakai nama apa saja, tp yg namanya IP Address yg ada dijaringan website tidak bisa dimainkan oleh siapapun. Nah, IP addressnya itu adalah IP address dr TS Jd meskipun namanya diganti tp IP-nya tetap sama.

      Bagi saya yg menghargai kejujuran, jk ia ingin berkomentar, lebih baik tetap menggunakan nick-name TS meskipun ia pernah berdusta kpd pembaca blog ini. Eh bukannya bertobat dan menyesali dusta yg pernah dibuatnya, dgn tebal muka dan tidak tahu malu, komentar lagi dgn menggunakan nick name yg lain pura-pura jd orang lain. Jelas manusia seperti dirinya penuh kepalsuan dan dusta. Persis seperti 'ibu' nya

      Ketika saya minta ia langsung memberi komentar yg sengaja saya beri warna merah di thread Ajaran Saksi Yehuwa: Bidat/Sesat, malah dia pura-pura tolol bertanya "Jawaban seperti apa yg pak Awi inginkan dari saya?" Padahal thread itu khusus saya buat utk beliau dan sudah sangat jelas sekali pernyataan-2 yg harus dijawabnya jika ia melihat thread itu. Tp dasar TS yg munafik dan begitu takut menyangkali MP, malah beretorika.

      Dia pikir di dunia ini hanya ia yg pintar, bisa tipu sana tipu sini dan orang akan setuju dgn retorika-2nya.

      Cape dan lelah saya melayaninya. Sekarang saya memiliki pencerahan baru yg saya dpt dari I-1 (I-One) yaitu jk memang Roh Kudus bekerja & Kristus memberikan keselamatan kpd seseorang, maka org itu pasti bertobat. Contohnya I-1 itu. Dia gak banyak berkomentar & beretorika. Tp cukup membaca blog ini, dan ia mendapatkan manfaatnya.

      Dr pengalamannya ini mengajarkan saya, gak perlu terlalu panjang lebar utk menjelaskan apa yg saya maksud. Jika SSY tulus mencari kebenaran & Roh Kudus bekerja; cukup membaca blog ini dgn hati nurani yg baik dan rendah hati, ia pasti bertobat. Sebaliknya, jk tidak ada pencerahan Roh & anugerah keselamatand dr Tuhan Yesus, menjelaskan sampai mulut berbusa pun sia-sia.

      Dan terserah dia mau ngomong apa. Yg pasti dialah yg takut menjawab pertanyaan-2 saya sehubungan dgn kenabian MP dan lain-lain pertanyaan yang saya pernah tanyakan di blog ini.

      Salam kasih Tuhan Yesus





      Delete
  13. Shaloom Pa AWI

    Apa kabar..?? Kiranya selalu dalam berkat dari TUHAN kita YESUS KRISTUS

    Saya membaca komentar Truthseeker yg berganti nama menjadi Gilbert sangat miris hati saya, betapa dia sungguh2 sudah kehilangan akal sehatnya. Dia sangat 'terpukul' setelah mengetahui bahwa apa yg dikiranya 'kebenaran sejati' ternyata hanya sebuah organisasi kultus yaitu menara pengawal.

    Tetapi yang menarik adalah I-1, dia juga sebenarnya sangat 'terpukul', sampai2 dia menulis :

    I-1 tulis : Bapak coba tempatkan diri sebagai saksi, yang selama ini merasa sedang melayani Yehuwa, tulus, ikhlas, lalu Bapak bayangkan sudah berapa banyak pengorbanan baik lahir maupun batin selama bertahun-tahun membuang waktu untuk mendalami ajaran dan mengabarkan ajaran tapi dalam waktu hanya 1 Tahun Bapak membalikkan semuanya, mau gila tidak Pak?

    Tapi I-1 masih memiliki hati nurani yang 'sehat' untuk tidak menempatkan diri menjadi pembela MP karena 'mungkin' dia sangat sadar bahwa suatu 'kebodohan' untuk membela yang sudah jelas2 SALAH dan menurut saya I-1 inilah TRUTHSEEKER sejati (beda dngn TS si Gilbert), dia 'terpukul' akan kesia-siaan yg telah dia lakukan selama ini bahkan merasa terbeban moril thd orang2 yg sudah dia 'sesatkan'.

    Tapi kalau kita perhatikan tulisan2nya jelas tergambar, meskipun merasa 'terpukul' dia juga ada merasakan suatu 'KELEGAAN' mengetahui bahwa MP adalah cuma organisasi kultus dan berharap hendak segera memperbaiki kesalahannya dengan mengajukan pertanyaan pada Pa AWI, dan perhatikan 'KELEGAAN' yang dia rasakan adalah ucapan2 terima kasih dan rasa hormatnya pada Pa AWI atas jawaban2 Pa AWI dan juga artikel khusus buat dia, seolah-olah dia bersyukur menemukan blog Pa AWI ini.

    Kasusnya sangat berbeda dengan TS atau Gilbert, dia 'terpukul' mengetahui kepalsuan2 MP, tapi bukannya dia MAU memperbaiki jalannya malah cenderung saya lihat dia berusaha untuk tetap BERDUSTA dan menipu dirinya sendiri untuk tetap menganggap 'ga mungkin FAKTA2 ini terjadi'.
    Dari awal saya sudah katakan, TS ini memang senang BERDUSTA, dan dia ingiiiin sekali nyaman berdiam dalam DUSTAnya, tapi yang saya heran fenomena apa ini yg terjadi thd dia Pa AWI yaitu tetap berusaha mencari celah kelengahan orang utk terus berusaha mengajak (menyesatkan) orang seolah-olah dan dia sangat berharap ada orang yg masih LENGAH dan dapat dia kelabui.
    Saya yakin se yakin-yakin nya bahwa didalam nurani nya dia sangat 'sadar' bahwa MP bukan KEBENARAN sekarang ini, tapi luar biasa jahatnya sepertinya dia ingin bahwa jangan cuma dia saja yg merasakan 'penipuan2' yg dilakukan MP, dia ingin (bahkan sangat berharap) ada lagi orang2 yg seperti dia bahkan yg sudah seperti dia untuk tetap dan jangan berubah.
    Fenomena apa ini Pa AWI yaitu seseorang merasa nyaman dalam 'kesalahan'nya asalkan masih banyak atau bertambah yg seperti dia..??
    Apakah ini yang menurut Alkitab katakan 'orang bebal'..?? Karena jelas2 dia sudah sadari bahwa apa yg sudah di jalani ini bersama MP bukan KEBENARAN.

    Salam Kasih Tuhan Yesus

    ReplyDelete
  14. Dear Pa Binsar,

    Saya slalu baik-2 saja berkat Tuhan Yesus.

    Bp tulis:

    Fenomena apa ini Pa AWI yaitu seseorang merasa nyaman dalam 'kesalahan'nya asalkan masih banyak atau bertambah yg seperti dia..??
    Apakah ini yang menurut Alkitab katakan 'orang bebal'..?? Karena jelas2 dia sudah sadari bahwa apa yg sudah di jalani ini bersama MP bukan KEBENARAN.


    Saya tdk tahu kondisi TS secara pribadi jd tidak bisa berspekulasi. Jelas anugerah keselamatan belum sampai kepada dirinya. Yah jadi masih 'bebal' berdasarkan ukuran Alkitab.

    Jk Bp perhatikan gaya retorika pengalihan isu yg disampaikan, Bp pun akan tahu Gilbert adalah TS krn sulit mengubah gaya tulisan seseorang krn dipengaruhi oleh logika dan pola pikirnya. Coba deh perhatikan ungkapan dan pola pikir pengalihan isunya, pasti Bp sadar apa yg saya maksud adalah benar.

    Begitu jg gaya tulisan saya, Bp akan tahu ketika membacanya dan juga Maxi yg mencoba ber-retorika dng gaya tulisannya yg panjaaang skali agar terlihat masuk akal. Padahal gak ada yg baca. Dia sudah diingatkan oleh banyak org, tp gak berubah tuh. Ya memang sulit. Ia hanya mencoba jawab apa yg ia bisa. Yg gak bisa ya gak disentuh-2. Misalnya pertanyaan I-1 aja gak dijawab-2.

    Lain hal ini I-1 yg bertobat bukan krn blog ini, tp karena Roh Kudus bekerja dan anugerah keselamatan dari Allah Tritunggal telah tiba baginya. Tanpa banyak komentar, cukup membaca & merenungkannya. . . eh bertobat. Aneh, bukan? Tp ya itu, anugerah Allah Tritunggal.

    Mudah-2 lebih banyak lagi SSY yg seperti I-1 yg memang sungguh-2 seorang TRUTHSEEKER dan menemukan blog ini sehingga Roh Kudus boleh bekerja di dlm dirinya.

    Kita doakan saja. Saya yakin ditahun-2 mendatang, akan lebih banyak lagi SSY yg kembali kepada Kristus dan berlutut di bawah kaki-Nya memohon pengampunan. Dan Bp sering-2 mampir ya, krn komentar-2 Bp, saya yakin banyak org mendapatkan berkat dan pencerahan meskipun hanya sebuah komentar.

    Saya ingin agar blog ini dpt menjadi suatu forum komunikasi antar mantan SSY & yg masih jadi SSY agar mereka boleh berbagi dan menjadi ajang diskusi antar SSY sehingga kemuliaan Allah Tritunggal saja yg ditinggikan.

    Ya semoga saja I-1 mempertimbangkan rekomendasi saya itu.

    Salam kasih Tuhan Yesus

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.