Apakah Aksi Sosial dan Perbuatan Baik Membuktikan Saksi Yehuwa Bukan Suatu Kultus?

apakah aksi sosial dan perbuatan baik yang dilakukan saksi yehuwa membuktikan saksi yehuwa bukanlah suatu kultus
Aksi Sosial dan Perbuatan Baik Membuktikan Bukan Kultus?
DULU SAAT SAYA jelaskan kepada seorang tante bahwa organisasi Saksi Yehuwa adalah sebuah gerakan kultus berkedok agama Kristen. Tante itu menunjukkan — telah menjadi Saksi Yehuwa selama 26 tahun — menunjukkan ketidak-percayaannya dengan berkata, “Mustahil organisasi Saksi Yehuwa suatu kultus karena mengajarkan pengikutnya kebaikan, misalnya hidup jujur, suci, melakukan kebaikan dan lain-lain yang positif dan bermanfaat bagi manusia”. (Salah satu diskusi saya mengenai tante ini bisa di lihat di sini)

Apa yang disampaikan oleh tante tersebut kelihatan masuk akal. Bahkan dalam situs resmi Saksi Yehuwa yaitu jw.org dalam artikel Apakah Saksi-Saksi Yehuwa Itu Suatu Kultus? menjelaskan alasan Saksi Yehuwa bukan suatu kultus dengan menyatakan:

Saksi-Saksi Yehuwa sama sekali tidak bisa digolongkan sebagai kultus berbahaya, karena kami menjalankan prinsip-prinsip yang bermanfaat, baik bagi kami sendiri maupun bagi masyarakat. Misalnya, kami membantu orang-orang berhenti dari kebiasaan yang berbahaya, seperti penyalahgunaan alkohol atau narkoba. Kami mengadakan kelas baca-tulis di seputar dunia. Kami juga aktif dalam memberikan bantuan bagi korban bencana alam. Kami berupaya keras untuk memberikan pengaruh baik kepada orang-orang lain, seperti yang Yesus ajarkan.—Matius 5:13-16.
Benarkah pernyataan jw.org tersebut membuktikan bahwa Saksi Yehuwa bukanlah suatu kultus? Tentunya, tidak. Apa yang dikerjakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa memang baik. Namun demikian, klaim tersebut sama sekali tidak membuktikan bahwa Saksi Yehuwa bukanlah suatu kultus. Tidak ada suatu kelompok kultus berkedok agama ataupun non-relijius di dunia ini mengajarkan hal-hal yang buruk kepada pengikutnya secara terang-terangan. Sebaliknya, suatu kelompok kultus mengajarkan kebaikan dan bersemangat sosial yang tinggi. Misalnya saja kelompok GAFATAR. Jika Saudara membaca kisahnya, kelompok GAFATAR melakukan hal-hal yang bersifat aksi sosial yang luar biasa untuk membantu sesamanya. Misalnya, donor darah, bersih-bersih lingkungan dan lain-lain aksi sosial.

Atau misalnya Jim Jones, pemimpin kultus gerakan Peoples Temple yang mengajak 900-an anggotanya bunuh diri massal juga mengerjakan aksi sosial seperti menyediakan makanan bagi orang miskin, memberikan bantuan sewa rumah/apartemen, mencarikan pekerjaan dan lain-lain.

In February 1960, the Temple opened a soup kitchen for the poor, and expanded their social services to include rent assistance, job placement services, free canned goods, clothing, and coal for winter heating. Jones and his wife helped to increase the Temple's soup kitchen service to an average of about 2,800 meals per month (di sini)
Tentunya aksi sosial yang luar biasa yang dilakukan Jim Jones sama sekali tidak membuktikan bahwa ia bukanlah pemimpin kultus, bukan? Jika Saudara membaca artikel Kultus Seperti Iblis Menyamar Malaikat Terang menyadari bahwa untuk mengecoh dan menipu orang, pemimpin kultus memang sengaja melakukan propaganda yang bersifat sosial dan mengajarkan hal-hal yang baik untuk menarik simpati dan minat orang awam agar orang-orang menjadi tertarik untuk menjadi anggotanya. Jika GAFATAR mengajarkan orang lain untuk mencuri, merampok dan hal-hal lain yang negatif maka tidak ada orang yang berminat untuk menjadi anggotanya, bukan? Demikian juga gerakan Saksi-Saksi Yehuwa.   

Dan jika Anda membaca DOKTRIN MENARA PENGAWAL: MENUNTUT KESUCIAN dan MORALITAS menyadari bahwa salah satu ciri kultus adalah pemimpin kultus wajib mengajarkan para anggotanya untuk hidup suci dan memiliki standard moralitas yang luar biasa untuk mengeksploitasi rasa bersalah dan dosa para pengikutnya agar bisa dimanfaatkan.

Untuk mempelajari ciri-ciri kesamaan organisasi Saksi Yehuwa dengan ormas GAFATAR sebagai sebuah kultus, silahkan pelajari artikel terkait di bawah ini:
  1. Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara), Apakah itu?
  2. Pemimpin Kultus Mengaku Dipilih dan Bersumber Ilahi
  3. Anggota Kultus Mengasingkan Diri Dalam Satu Komunitas
  4. Bukti Tanda Kultus: Mengajarkan Doktrin Baru
Jadi bagaimana menurut Anda artikel Apakah Aksi Sosial dan Perbuatan Baik Membuktikan Saksi Yehuwa Bukan Suatu Kultus??

Untuk mengetahui siapa dan apa di balik organisasi dan ajaran Saksi Yehuwa, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat atau Kultus? dan buktinya sendiri apakah organisasi Saksi Yehuwa sebuah gerakan Kristen sejati ataukah grup kultus berkedok agama Kristen berdasarkan publikasi dan praktek yang diterapkan dan diajarkan di dalam organisasi tersebut.

Soli Deo Gloria

Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus. (2 Yohanes 1:7)



10 comments :

  1. Nggak salah tuh? Aksi sosialnya kelas baca tulis?

    Di USA, Kanada, & Eropa buka kelas baca tulis bisa diketawain semut
    Di Jabodetabek, Bandung , Surabaya dan kota besar Indonesia, buka kelas baca tulis juga bisa diketawain lalat
    Di Afrika , di ibukotanya sama saja

    Kelas baca tulis, materinya baca majalah MP dan Sedarlah itu sih bukan kelas baca tulis.

    Mbok yg berbobot ditampilin , mis pernah nggak bagi2 sembako, membuat panti asuhan, ngadain bazar murah, pengobatan gratis. Mending begitu daripada ditransfer ke rekening kantor pusat Brooklyn .

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kelas baca tulis itu aksi sosial yg paling murah, malahan tenaga pengajarnya nggak perlu dibayar

      Bikin photo drama kuat bayar, beli mesin cetak modern punya duit, sewa stadion duit selalu ada padahal irit nggak beli rokok dan miras, nggak nraktir ulang tahun, nggak daftar kuliah ataupun SMA yg biayanya mahal.

      Ternyata klop nggak bagi2 sembako karena yg nerima paket sembako sudah kena label Babel Baru, ya buat apa dikasi beras, minyak, mi instan, buat apa disembuhin pakai dokter gratis, buat apa disumbang darah.

      Waktunya bener2 diabisin buat internalisasi, latihan debat, ngapalin publikasi, ngapalin ayat2 unitarian, dinas, sisa waktunya buat nyari nafkah buat kepentingan pribadi.
      Aksi sosialnya paling banter bezoek saudara sewatchtower yg opname di rumah sakit, mbawain buah, roti, atau nyumbang duit buat si sakit.

      Semua bisa dibongkar jika saatnya memang sudah tiba untuk kebongkar. Cara hidup meng kultus, ngakunya mengikuti cara hidup gereja perdana

      Salam
      AS

      Delete
  2. Be realistic, nama Watchtower sudah membusuk rusak berkoreng.
    Tiada guna diterus-terus in, ditongkrongin, dibela-belain.
    Tangisilah diri sendiri yg giat mengabar berita organisasi
    Tangisilah waktu berharga yg kebuang sia-sia.
    Tangisilah anak belia yg dari kecil sudah dikasi racun dikit-dikit.

    Sudah saya bayangin, kalau SSW bubar, anak2 balai kerajaan tidak ada yg mbetulin konsep di otaknya. Orangtuanya masa bodo, karena cenderung vakum. Vakum itu status Quo, shock berat / terpukul, mana sempat mberesi piring kotor di otaknya anak.
    Gengsi untuk ngajari anaknya kembali bahwa yg benar adl Tritunggal, Salib, dan Tuhan Yesus, lebih milih sikap seperti truthseeker (pokoke asal percaya Yesus, masa bodo yg bener yg mana emboooh).

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang realistis aja lah. Pencinta gorengan kalau tiap hari makan gorengan terus lama2 akan jenuh, itu sudah hukum alam.

      Watchtower Maniac lama2 akan jenuh, sudah setumpuk di rumah nggak bisa dibaca ulang, dibuat kliping juga nggak bisa, tapi masih terlihat mewah/Lux, tintanya mahal masih kelihat cerah. Buat arsip dan nostalgia, buat apa?

      Salam
      AS

      Delete
  3. Yuk, kita nobar (nonton bareng) gratis

    Mesin cetaknya Watchtower VS Mesin Waktu

    Mesin waktu bergerak maju
    Mesin cetaknya Watchtower masih pingin mencetak lamunan CTR, arogansi JFR, keserakahan dan ambisi NHK, dan trisula loyal-waspada setan-berpikir positif nya BPLMP.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  4. FAQ: Siapa yang kita serang?

    Banyak saksi salah asumsi, bahwa kita sedang menyerang "Yehuwa", sehingga bersungut-sungut.

    Padahal yg diejek itu watchtower aka nabi palsu
    Padahal sudah diketik dg jelas CTR, JFR, NHK, FF, Gerritt Losch, majalah jelek, organisasi payah, kok masih bersungut-sungut.
    Itu artinya mereka mengagungkan CTR, JFR, NHK, FF, BP LMP secara kasat mata, tapi tidak mau dibilang menyembah hamba setia.

    YHWH tidak nyetak majalah.
    Majalah MP yg dicetak Watchtower Inc lah yg dikritik, dikecam, dikutuk.
    Gitu aja nggak bisa bedain.
    Itulah hasil internalisasi solider dan kompak pada identitas kelompok, mirip geng kantin masa SMA, kalau salah satu anggota geng curhat sesama geng ada yg nyepelein geng, maka demi identitas kelompok maka seluruh anggota geng melabrak orang yg diincar.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  5. Semua orang harus baca

    Di keseharian itu para saksi sifatnya menyebalkan, sok elit (akibat rajin belajar Daniel dan Wahyu), sok jago hafal ayat2 (hafal iya, menghayati belum tentu).

    Jadi kalau ada pengumuman ada pembagian sembako di balai kerajaan, belum tentu masyarakat mau minta sembako dari orang yg nyebelin

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  6. Balai kerajaan pesta literatur, justru orang luar yg kerja sosial mencuci piring kotor sehabis pesta.

    Anak kecil yg disetor ke balai kerajaan menyerap ajaran2 yg salah, menyerap perilaku ngeyel, sontoh-mensontoh dalam latihan debat, menyerap perilaku sinis pada salib, Natal, Paskah, ulang tahun, dll, menyerap juga hal2 yg baik tentunya, berperilaku manis, berbicara halus, pasang senyum manis. Anak ibarat kertas kosong yg bisa ditulis hal baik maupun bisa dicoret2 abstrak.

    Nanti setelah bubar, akan ada banyak piring kotor yg harus dicuci. Aksi sosial kita mencuci piring kotor walaupun tidak ikutan pesta literatur kebagian kerja bakti

    Kayak lagunya Rihanna: Work, Work, Work,Work,Work
    Piring kotornya ajaib kalau mau dicuci justru ngambek pergi nggak diantar, sewaktu2 datang lagi tanpa dijemput.
    Lha nyucinya gimana bisa bersih, disabuni malah lari ngacir cir, belum dibilas masih ada busanya.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  7. Printed in Japan, ongkir Jepang-Jakarta bisa buat aksi sosial, bisa buat kasi makan gelandangan, nasi bungkus sederhana.

    Dusta ditambah ongkos kirim = rugi

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  8. Tulisan tidak bermutu....

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.