Mengapa |
Mengapa doktrin annilasioanisme Saksi Yehuwa tidak alkitabiah? Salah satunya karena pengajaran yang salah tentang akibat dari dosa. Menurut ajaran Saksi Yehuwa upah atau akibat dosa adalah maut (Roma 6:23, NW menerjemahkan; kematian). Kata “kematian” ditafsirkan secara literal yaitu kematian secara fisik. Dan digabung dengan Roma 6:7, “Karena ia yang mati telah dibebaskan dari dosanya” (NW) maka lengkaplah ajaran sesat ini yaitu kematian seseorang terjadi akibat dosa asal Adam dan ketika ia meninggal dunia maka kematiannya itu telah membebaskan dari dosa perbuatannya sehingga tidak ada akibat dosa yang harus dipertanggung-jawabkan lagi. Dengan demikian, Yesus Kristus tidak menebus dosa-dosa manusia. Baca artikel Apakah Yesus Menebus Dosa Manusia Atau Adam untuk kajiannya.
Sebaliknya teolog Kristen menafsirkan kata “maut atau kematian” bukan saja kematian secara fisik tetapi juga mencakup hukuman kekal karena berarti pemisahan kekal dari Allah sebagai akibat dosa-dosanya, yaitu menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya. 2 Tes. 1:8,9, “mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak menaati Injil Yesus, Tuhan kita. Mereka ini akan menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya.” Baca artikel Apakah Yesus untuk memahami arti Roma 6:7.
Mengapa kata “maut atau kematian” ditafsirkan juga sebagai pemisahan kekal dari Allah akibat dosa? Ketika Adam dan Hawa pertama kali jatuh ke dalam dosa, ada konsekwensi nyata akibat dosa yang diperbuat mereka, yaitu ketidak-taatan terhadap perintah Allah. TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kej. 2:16,17)
Tentunya ketika Adam dan Hawa memakan buah itu tidak serta-merta “mati” melainkan segera setelah itu mereka terusir dari taman Eden dan tidak dapat bergaul dengan Allah secara langsung sebagaimana sebelumnya. Baru ratusan kemudian mereka mati secara fisik. Klik sarapanpagi.org untuk detail pemahamannya.
Dari uraian saya tersebut di atas jelas ada suatu perbedaan yang sangat signifikan ajaran tentang akibat dosa. Bagi Saksi Yehuwa dosa tidak perlu dipertanggung-jawabkan setelah kematian karena kematian seseorang berarti lunaslah dosa-dosanya. Sebaliknya, orang Kristen percaya bahwa dosa-dosanya akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah setelah kematiannya. Akibat perbuatan dosa dapat membawa konsekuensi sampai kepada kekekalan. Misalnya, ketika Raja Daud berzinah dan membunuh Uria, dia mengungkapkan, “Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa dan melakukan apa yang Kau anggap jahat,. . .” (Mazmur 51:6). Daud jelas bersalah terhadap Betsyeba dan Uria, tetapi dalam Maz. 51:6 Daud mengaku bahwa dia berdosa terhadap Allah. Di sini Daud mengerti bahwa semua dosa pada hakekatnya adalah terhadap Allah sehingga ia memohon ampun atas dosanya. Jelas Daud mengerti bahwa suatu saat ia akan menghadap takhta pengadilan untuk menerima apa yang patut diterimanya sesuai dengan apa yang dilakukannya dalam hidupnya seperti yang dijelaskan dalam 2 Kor. 5:10 berkata:
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.Jika memang ajaran kematian membebaskan dosa seseorang berdasarkan Alkitab, tentunya Daud tidak akan berkata, “Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang dosanya ditutupi!” (Maz. 32:1) ketika dosanya diampuni karena toh dosanya akan lunas saat ia mati.
Daud sadar bahwa Allah adalah Pribadi yang kekal dan tidak terbatas. Akibatnya, semua dosanya pantas mendapat hukuman kekal. Oleh sebab itu, sebelum ia mati, Daud memohon pengampunan atas dosa-dosanya kepada Allah.
Bagi Saksi Yehuwa tentunya terkesan penghukuman kekal tidaklah masuk akal dan terkesan Allah tidak adil. Namun demikian, seperti yang saya katakan di artikel APAKAH ALLAH Adil Menghukum Manusia Kekal dalam Neraka? bahwa “keadilan Allah” yang seharusnya menjadi standard kita adalah “keadilan Allah” berdasarkan Alkitab, bukan pemikiran kita. Dan jika kita mempelajari Alkitab; tidak ada hukuman atas dosa untuk sementara waktu saja. Semua hukuman dosa adalah maut, artinya keterpisahan kekal dari Allah sebagai akibat dosa-dosanya, yaitu menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya, bukan sekedar kematian secara fisik (Roma 6:23, 2 Tes. 1:8-9). Saya persilahkan Saksi Yehuwa mencari ayat-ayat yang mendukung argument yang mendukung gagasan bahwa Allah akan menghukum lebih ringan dari hukuman kekal. Jika tidak ada, maka memang yang berlaku adalah demikian, yaitu kekal.
Neraka sebagai tempat penyiksaan kekal sebenarnya dibuat untuk iblis dan pengikut-pengikutnya (Mat. 25:41). Karena kasih-Nya maka Allah mengutus Yesus Kristus untuk menebus dosa kita agar setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak beroleh hukuman tersebut (Yoh. 3:16). Kematian Yesus adalah kematian yang tanpa batas, membayar hutang dosa kita yang tak terbatas sehingga kita tidak perlu membayarnya di neraka (2 Korintus 5:21). Yang kita perlu lakukan hanyalah beriman kepadaNya dan kita akan diselamatkan, diampuni, dibersihkan, dan dijanjikan rumah kekal di surga. Allah mengasihi kita sedemikian rupa sehingga menyediakan keselamatan bagi kita. Jika kita menolak karunia hidup kekal ini, maka kita akan menghadapi konsekuensi kekal dari keputusan itu. Jadi bagi orang Kristen yang percaya kepada Kristus, neraka tidak perlu ditakuti, yang perlu ditakuti adalah melewati kekekalan di neraka.
Artikel ini yaitu Mengapa Allah Menyiksa Orang Kekal Di Neraka? Akibat Dosa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari artikel sebelumnya APAKAH ALLAH Adil Menghukum Manusia Kekal dalam Neraka?. Silahkan baca artikel tersebut agar Saudara dapat memahami artikel ini secara utuh.
Artikel berikutnya akan membahas mengapa Allah dapat menghukum manusia kekal di dalam neraka? Silahkan klik Eskatologi: Tubuh Kebangkitan Kekal sehubungan dengan tubuh kebangkitan sehingga doktrin neraka sebagai tempat penyiksaan kekal dapat diterima oleh akal sehat karena berdasarkan Alkitab.
Bagaimana pendapat Saudara artikel Mengapa Allah Menyiksa Orang Kekal Di Neraka? Akibat Dosa?
Untuk mengetahui siapa dan apa di balik organisasi dan ajaran Saksi Yehuwa, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat atau Kultus? dan buktinya sendiri apakah organisasi Saksi Yehuwa sebuah gerakan Kristen sejati ataukan grup kultus berkedok agama Kristen berdasarkan publikasi dan praktek yang diterapkan dan diajarkan di dalam organisasi tersebut.
Soli Deo Gloria
Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus. (2 Yohanes 1:7)
Artikel Terkait:
1. Mengapa Harus Percaya Api Neraka?
2. Apakah Yesus Menebus Dosa Adam Atau Manusia? (Roma 6:7)
3. Api Neraka, Apakah Bagian Dari Keadilan Allah?
4. Allah Menciptakan Neraka Untuk Menyiksa Manusia?
No comments :
Post a Comment
Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.
Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.
Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU