Penerjemah Terjemahan Dunia Baru: Siapakah?

Knorr Dan Terjemahan Dunia Baru

Di artikel Presiden ke-3 Menara Pengawal: Nathan H. Knorr telah dibahas prestasi yang luar biasa dari seorang Nathan Knorr di dalam upayanya untuk memajukan klaim sepihak satu-satunya organisasi Allah di bumi ini. Hasilnya? Luar biasa, khususnya di bidang pendidikan di mana setiap Saksi-Saksi Yehuwa dilatih secara luar biasa untuk merekrut anggota baru. Saksi-Saksi Yehuwa yang Sdr jumpai hari ini merupakan hasil daripada Knorr. Di artikel lainnya, saya akan bahas bagaimana Menara Pengawal melatih setiap Saksi-Saksi Yehuwa dengan begitu luar biasa. Percayalah, dibandingkan dengan orang Kristen rata-rata...jauh, bukan maksud hati untuk menghina atau merendahkan. Tetapi memang faktanya demikian. Kita yang mengaku Kristen patut malu dengan kegigihan dan ketekunan setiap Saksi Yehuwa dalam memperoleh pengetahuan dan berdiskusi ayat-ayat Alkitab. Ya meskipun yang dipelajari adalah ajaran yang keliru, tetapi saya pribadi telah menyaksikannya; sangat kagum. Harapan saya adalah ketika saya ungkapkan cara Saksi Yehuwa diajar dan belajar akan memacu kita untuk maju lagi, paling tidak; baca Alkitab. Jangan malas, ya.  :-) Ayo semangat.



Di artikel kali ini, saya akan membahas tentang Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (TDB) yang merupakan terjemahan Alkitab-nya Lembaga Menara Pengawal. Tidak secara teknikal seperti terjemahan mana yang akurat dibanding LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) dan lain-lain yang bersifat teknis bidang bahasa. Tidak, hal ini tidak akan saya bahas. Saya serahkan kepada ahlinya mengenai hal ini. Tetapi ada hal penting yang perlu kita ketahui karena meskipun nampaknya sepintas mirip dengan terjemahan LAI, tetapi jika kita perhatikan dengan saksama; nampak perbedaan yang sangat besar dan fundamental. 2 contohnya misalnya Yohanes 1:1 menulis sebagai berikut:

Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah (LAI)

Pada mulanya Firman itu ada, dan Firman itu bersama Allah, dan Firman itu adalah suatu allah. (TDB)
Perhatikan kalimat kedua terjemahan yang saya bold. Bukankah ada perbedaan? Perbedaan inilah yang membedakan keyakinan Kristen mayoritas dengan keyakinan Saksi-Saksi Yehuwa.

Orang Kristen penganut Tritunggal meyakini Firman itu yaitu Yesus Kristus sebagai Allah yang inkarnasi. Sebaliknya, Saksi-Saksi Yehuwa meyakini Firman itu adalah Yesus Kristus, tetapi bukanlah Allah. Melainkan adalah sang penghulu malaikat yaitu Mikhael. Dengan demikian Yesus diyakini sebagai ciptaan Allah.

Nah, tentunya sebagai orang awam kita bertanya-tanya; mengapa berbeda ya? Terjemahan mana yang benar dan akurat? Silahkan lihat di Kebohongan Menara Pengawal. Di artikel tersebut setidaknya membuka mata kita akan terjemahan TDB. Jika memang terjemahan yang benar adalah 'suatu allah', mengapa Menara Pengawal perlu mengutip 2 orang pengarang ahli bahasa secara keliru untuk membuktikan bahwa terjemahannya sudah sesuai dengan kaidah bahasa Yunanu. Sebuah dusta dibutuhkan untuk menutup sebuah kebenaran.

Contoh kedua yang saya ingin tunjukkan adalah Kolose 1: 15-17. Perhatikan terjemahan TDB dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang saya beri bold. Kita bandingkan dengan bahasa Indonesia terjemahan LAI yang tidak memiliki pernyataan tersebut. 
Dia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung dari antara semua ciptaan; karena melalui dia segala perkara lain diciptakan di surga dan di bumi, perkara-perkara yang kelihatan dan perkara-perkara yang tidak kelihatan, baik itu takhta ataupun pertuanan ataupun pemerintah ataupun kalangan berwenang. Segala perkara lain telah diciptakan melalui dia dan untuk dia. Juga, dia ada sebelum segala perkara lain dan melalui dia segala perkara lain menjadi ada (TDB)

He is the image of the invisible God, the firstborn of all creation; because by means of him all [other] things were created in the heavens and upon the earth, the things visible and the things invisible, no matter whether they are thrones or lordships or governments or authorities. All [other] things have been created through him and for him. Also, he is before all [other] things and by means of him all [other] things were made to exist (NW)

Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan , karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. (LAI-TB)
Silahkan Sdr. baca perlahan-lahan terjemahan tersebut di atas. Kata 'Dia atau Ia' adalah Yesus. Sudahkan Sdr. lihat perbedaan makna antara TDB dengan TB? Ya, sangat jauh berbeda. Menara Pengawal mengajarkan bahwa Allah Bapa mencipta Yesus sebagai pribadi yang dicipta oleh Allah yang pertama kali atau permulaan ciptaan Allah. Kemudian Yesus bersama-sama dengan Allah menciptakan segala sesuatunya. 

Sebaliknya, Trinitarian meyakini Yesus sebagai Allah, bukan ciptaan. Yesus dan Bapa bersama-sama mencipta segala sesuatunya.

Tentunya kita bertanya; terjemahan manakah yang benar. Pada waktu itu saya pernah menanyakan kepada Penatua Saksi Yehuwa; Alkitab mengatakan bahwa hanya atas kesaksian 2 orang atau lebih maka kesaksian itu sah (Ul. 19:15, 2 Kor 13:1). Nah, terjemahan populer manakah yang memiliki terjemahan yang sama dengan TDB yaitu penambahan kata 'perkara lain [others]'? Sampai detik ini, penatua itu tidak pernah menyampaikan pembelaannya. Itu adalah pertanyaan saya dulu. Mungkin sekarang Menara Pengawal telah memberi bukti bahwa ada terjemahan populer lain yang mirip dengan terjemahan TDB. Jika memang ada; Saksi Yehuwa pembaca blog ini boleh menjawabnya. Jika tidak ada, maka terjemahan TDB merupakan terjemahan sepihak dan tidak sah. Sederhana saja. 

Nah, sekarang kita sudah melihat 2 contoh perbedaan terjemahan. Pertanyaan besarnya adalah jika berbeda, apakah movitasi Menara Pengawal membuat Alkitabnya sendiri dan  siapakah panitia penerjemah Terjemahan Dunia Baru?

Motivasi Menara Pengawal Membuat Terjemahan Sendiri

Berikut merupakan kutipan dari majalah Menara Pengawal  9 /15 /1950, hlm. 314 yang tertulis sebagai berikut:
We acknowledge our debt to all the Bible versions which we have used in attaining to what truth of God’s Word we enjoy today. We do not discourage the use of any of these Bible versions, but shall ourselves go on making suitable use of them. However, during all our years of using these versions down to the latest of them, we have found them defective. In one or another vital respect they are inconsistent and unsatisfactory, infected with religious traditions or worldly philosophy and hence not in harmony with the sacred truths which Jehovah God has restored to his devoted people who call upon his name and seek to serve him with one accord. Especially has this been true in the case of the Christian Greek Scriptures [the New Testament], which throw light and place proper interpretation upon the ancient Hebrew Scriptures. More and more the need has been felt for a translation in modern speech, in harmony with revealed truth, and yet furnishing us the basis for gaining further truth by faithfully presenting the sense of the original writings; a translation just as understandable to modern readers as the original writings of Christ’s disciples were understandable to the simple, plain, common, lowly readers of their day. Jesus reminded us that our heavenly Father knows the needs of his children before they ever ask him. How has he [Jehovah] made provision for us in this need which we now keenly feel?
Saya tidak akan menterjemahkan keseluruhan bagiannya, tetapi perhatikan kalimat yang sengaja saya bold yang menyatakan bahwa selama bertahun-tahun Saksi-Saksi Yehuwa menggunakan terjemahan Alkitab lainnya ditemukan cacat. Tidak konsisten dan tidak memuaskan karena dipengaruhi oleh tradisi agama dan filsafat dunia sehingga tidak sesuai dengan kebenaran kudus yang Yehuwa telah pulihkan kepada Saksi-Saksi Yehuwa sebagai umat-Nya yang memanggil nama-Nya dan melayani-Nya dengan satu hati. Apakah artinya pernyataan itu? 

Pertama, Alkitab terjemahan lainnya adalah cacat dan tidak sesuai dengan aslinya karena telah dipengaruhi oleh tradisi agama dan filosofi dunia.

Kedua, Alkitab terjemahan lainnya tidak sesuai dengan kebenaran kudus yang tentunya diklaim sepihak oleh Menara Pengawal sebagai kebenaran kudus [maksudnya ajaran Menara Pengawal] yang hanya disampaikan oleh Allah Yehuwa kepada satu-satunya Saluran Komunikasi Allah di bumi yaitu — siapa lagi kalau bukan — Menara Pengawal. Luar biasa, bukan, promosi kecap no. 1 Menara Pengawal?

Jadi sesungguhnya sangat jelas motivasi dasar mengapa sebuah terjemahan Alkitab perlu dibuat oleh Menara Pengawal yaitu agar terjemahan itu sesuai dengan kebenaran kudus (sacred truths) yaitu ajaran Menara Pengawal yang diklaim oleh Menara Pengawal disingkap oleh Yehuwa sendiri kepada dirinya sendiri. Sedangkan terjemahan lain; tentunya tidak sesuai dengan kebenaran kudus atau ajaran-ajaran Menara Pengawal. Dengan kata lain; Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru merupakan terjemahan Alkitab yang disesuaikan dengan ajaran Menara Pengawal!! Contohnya penyesuaian Alkitab dicocokkan dengan ajaran Menara Pengawal adalah Kolose 1:1-15-17 di atas di mana MP menyisipkan kata 'perkara lainnya' di dalam terjemahan Indonesia sedangkan '[others]' di dalam tanda kurung dalam bahasa Inggris. Dengan demikian Alkitab menjadi cocok dengan ajaran Menara Pengawal.

Siapakah Panitia Penerjemah Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru?

Ketika Menara Pengawal mengklaim dengan begitu berani bahwa terjemahan lainnya cacat dan dipengaruhi oleh tradisi agama dan filosofi dunia, dan menyatakan secara terbuka terjemahannya sendiri paling akurat. Menara Pengawal wajib memberitahu kepada dunia; siapakah panitia penerjemah Terjemahan Dunia Baru yang begitu luar biasa, bukan? Sayangnya, Menara Pengawal hanya berani mengklaim terjemahannya paling akurat, tetapi tidak berani mengungkapkan kualifikasi panitia penerjemahnya dan berapa orang yang terlibat. Saya jadi teringat seorang Saksi Yehuwa pembaca blog ini bernama Maxi-Sam yang gemar mengungkapkan slogan 'Kalau Bersih Mengapa Harus Risih, Kalau Memang Jujur Mengapa Harus Takut Diperiksa'. Saya sangat setuju dengan pernyataan beliau. Dan ini sepatutnya menjadi pertanyaan setiap Saksi Yehuwa kepada Menara Pengawal; berani mencela terjemahan lain tetapi tidak berani mengungkapkan kualifikasi terjemahan sendiri. Hanya berani mengklaim begitu tinggi untuk diri sendiri tetapi takut diperiksa. Berikut kutipan alasan mengapa panitia penerjemah tidak disingkapkan:
Siapakah para penerjemahnya?


Ketika mempersembahkan hak penerbitan untuk terjemahan mereka sebagai hadiah, Panitia Penerjemah Alkitab Dunia Baru (New World Bible Translation Committee) meminta agar para anggotanya tetap anonim (tidak disebutkan namanya). Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania menghormati permohonan mereka. Para penerjemah tidak mencari kedudukan terkemuka bagi diri sendiri tetapi hanya menghormati Pengarang Ilahi Kitab Suci.

Selama bertahun-tahun panitia penerjemahan lain juga menganut pandangan yang sama. Misalnya, sampul Edisi Referensi (1971) New American Standard Bible menyatakan, ”Kami tidak menggunakan nama pakar manapun untuk referensi atau rekomendasi karena kami percaya bahwa Firman Allah tetap berdiri oleh nilai-nilainya sendiri yang luhur.” (Bertukar Pikiran, hlm. 389)

Perhatikan Menara Pengawal mencoba membandingkan dengan terjemahan Alkitab lainnya seperti New American Standard Bible (NASB) yang tidak menyebutkan nama-nama penerjemahnya. Sayangnya, itu dulu memang benar NASB tidak mengungkapkannya, tetapi pada tahun 1995, secara resmi NASB mengungkapkannya. Ada 40 orang ahli bahasa dan inter-denominasi yang melakukan terjemahan itu. Lihat NASB[1] untuk mengetahui nama-nama penerjemahnya. Sedangkan Menara Pengawal? Tetap diam seribu bahasa. Jadi sangat jelas, NASB didukung oleh para ahli. Sedangkan Terjemahan Dunia Baru? Gelaaaap. Sampai seorang mantan Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa yang bernama Raymond V. Franz, menulis bukunya yang begitu fenomenal 'Crisis of Conscience' (Atlanta: Commentary Press, 1983), hlm. 50 bagian footnote mengungkapkan siapa di balik penerjemah TDB, yaitu

Other members of that Committee were Nathan Knorr, Albert Schroeder and George Gangas; Fred Franz, however, was the only one with sufficient knowledge of the Bible languages to attempt translation of this kind. He had studied Greek for two years in the University of Cincinnati but was only self-taught in Hebrew.

Ya, sekarang kita tahu siapakah panitia penerjemah Terjemahan Dunia Baru yang diklaim dengan luar biasa tingginya yaitu Nathan Knorr, Albert Schroeder, George Gangas dan Fred Franz. 

Lalu siapakah Raymond Franz itu, bisakah informasinya kita percaya? Raymond Franz merupakan keponakan dari Fred Franz yang kemudian menjadi Presiden Menara Pengawal yang ke-empat dan jabatan terakhir Raymond Franz sebelum dipecat (dipecat bukan dalam arti negatif, melainkan ia sudah tidak meyakini ajaran Menara Pengawal lagi alias murtad) adalah salah satu dari Badan Pimpinan dari tahun 1971 s/d 1980.   Ingat, posisi atau jabatan Badan Pimpinan merupakan posisi yang tertinggi seorang Saksi Yehuwa dapat peroleh di organisasi Menara Pengawal. Jadi sangat layak jika informasi itu adalah benar adanya.

Jika kita bandingkan panitia penerjemah NASB yang berjumlah 40 orang yang memang memiliki kualifikasi bidang bahasa dengan panitia penerjemah TDB yang berjumlah 4 orang, jelas sangat jauh sekali. Bagaikan langit dan bumi. Tidak saja dalam jumlah tetapi kualifikasi pendidikan yang dimiliki. Satu-satunya 'Bible scholar' Menara Pengawal adalah Fred Franz, dan saya rasa ia pun tidak dapat disebut sebagai 'Bible scholar' karena hanya 2 tahun belajar bahasa Ibrani di the University of Cincinnati dan selebihnya belajar sendiri. Alias, sebetulnya ia belumlah lulus belajar bahasa sehingga tidak dapat disebut sebagai 'Bible scholar'. Sedangkan 3 individu lainnya? Bukan 'Bible scholar' bidang apapun juga.

Sekarang kita semakin mengerti mengapa Menara Pengawal tidak berani mengungkapkan panitia penerjemah Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru karena memang diterjemahkan oleh orang-orang yang tidak memiliki kualifikasi pada bidangnya! Jadi ungkapan Sdr. Maxi-Sam yaitu 'Kalau Bersih Mengapa Harus Risih, Kalau Memang Jujur Mengapa Harus Takut Diperiksa' sungguh tepat! Menara Pengawal risih dan takut mengungkapkannya karena takut diperiksa kualifikasinya dan jadi bahan tertawaan dunia.


Sebelum saya mengakhiri bagian ini, saya ingin pembaca membaca tulisan Ray Franz halaman 21-24 mengungkapkan hal-hal yang menarik yang dimilikinya dengan sang paman yaitu Fred Franz yang merupakan penerjemah utama dari TDB. Tulisan ini terjadi pada tahun 1965 dan 1971 ketika ia sedang mempersiapkan sebuah kamus Alkitab yang dipublikasikan pada tahun 1971 dengan judul 'Aid to Bible Understanding'. Ray Franz menceritakan pengalamannya ketika ia meminta petunjuk kepada sang paman yang diakui sebagai 'Bible scholar' utama Menara Pengawal. Dari cerita beliau itu, mengungkapkan sedikit pribadi salah satu penerjemah utama TDB dan juga memperlihatkan pengetahuan Frederick Franz atas tafsiran Alkitab. Terjemahan bebas dari saya, mohon input-nya jika keliru.
Wakil presiden lembaga, Fred Franz, diakui sebagai sarjana Alkitab organisasi yang utama. Dalam beberapa kesempatan, saya mengunjungi kantornya untuk mendapatkan beberapa petunjuk. Mengejutkan saya ia kerapkali mengarahkan saya kepada komentari-komentari Alkitab, berkata, “Mengapa kamu tidak melihat apa yang Adam Clarke katakan atau apa yang Cooke katakan,” atau, jika subjek utamanya yang berkaitan dengan Kitab Suci Ibrani, "apa komentari-komentari Soncino katakan." Perpustakaan Betel kami memiliki rak demi rak demi rak penuh dengan komentari-komentari tersebut. Karena merekaa adalah produk dari sarjana agama lain, dengan demikian, saya tidak memberikan banyak kepentingan atas mereka, dan, bersama dengan orang lainnya di departemen, merasa beberapa keraguan, bahkan ketidakpercayaan, untuk menggunakan mereka. Seperti Karl Klein, anggota senior dari Departemen Penulisan, terkadang sangat terus terang menyatakannya, menggunakan komentari-komentari itu "mengisap t-ts [buah dada] Babel Besar," kerajaan agama palsu menurut penafsiran Lembaga dari Pelacur besar kitab Wahyu.

Semakin saya melihat ke dalam informasi komentari-komentari itu, bagaimanapun, semakin sangat terkesan saya dengan keyakinan kuat dalam inspirasi ilahi dari Alkitab yang sebagian besar diungkapkan. Saya terkesan bahkan lebih lagi oleh fakta bahwa, meskipun ada beberapa yang ditulis pada awal abad kedelapan belas, informasi tersebut pada umumnya sangat berharga dan akurat. Saya tidak tahan untuk membandingkan dengan publikasi kami sendiri yang, sering dalam beberapa tahun, menjadi "ketinggalan zaman" dan tidak lagi diterbitkan. Bukan karena saya merasa komentari tersebut tanpa kesalahan dengan cara apapun, tetapi tentu kebaikannya terlihat lebih besar daripada poin-poin yang sesekali –kali saya rasa salah.

Ketika subyek tentang "Tua-tua [Penatua]" dan "Pengawas" ditugaskan kepada saya, penelitian ke dalam Kitab Suci sendiri segera membuat jelas bahwa bentuk sidang pengawasan yang dipekerjakan oleh kami tidak sesuai dengan pengaturan abad pertama. (Kami tidak memiliki badan penatua di jemaat kami, satu di setiap jemaat adalah satu-satunya "pengawas.") Agak terganggu, aku mendekati paman saya dengan bukti. Sekali lagi jawabannya mengejutkan saya. "Jangan mencoba untuk memahami Kitab Suci berdasarkan apa yang Anda lihat hari ini di organisasi," katanya, dan menambahkan, "Jaga buku Aid murni." Saya selalu memandang organisasi sebagai satu-satunya saluran Allah untuk menyampaikan kebenaran dan paling tidak nasihat tersebut terdengar tidaklah biasa. Ketika saya menunjukkan kepada Terjemahan Dunia Baru milik Lembaga di Kisah Para Rasul, bab empat belas, ayat 23, jelas disisipkan kata-kata "ke kantor" sehubungan dengan penunjukan tua-tua dan yang ini agak merubah arti, ia berkata, "Mengapa Anda tidak memeriksa beberapa terjemahan lain yang mungkin tidak demikian bias. "[Kemudian edisi dari Dunia Baru menghilangkan frase tambahan. Edisi pertama terbaca: "Selanjutnya, mereka menetapkan tua-tua ke kantor bagi mereka di setiap sidang dan sambil memanjatkan doa dengan berpuasa, mereka menyerahkan para tua-tua itu kepada Yehuwa yang mereka percayai."] Saya berjalan keluar dari kantornya bertanya-tanya jika saya benar-benar mendengar apa yang saya dengar. Di hari depan saya mengingatkan dia atas pernyataan-pernyataan tersebut pada lebih dari satu kali selama sesi Badan Pimpinan.

Percakapan itu sangat mempengaruhi pendekatan saya terhadap Alkitab. Saya sangat menghargai integritas terhadap kebenaran Alkitab yang ucapannya tunjukkan. Saya mulai menghargai lebih dari sebelumnya betapa sangat penting konteks dalam pengertian yang arif dari setiap bagian Alkitab, dan kesadaran itu tampaknya benar bagi orang lain dari kelompok yang bekerja secara teratur pada Aid project. Kami juga menyadari kebutuhan untuk membiarkan Alkitab mendefinisikan istilahnya sendiri daripada hanya mengambil beberapa pandangan yang dipegang sebelumnya atau membiarkan definisi kamus bahasa Inggris mengontrol. Kami mulai menggunakan lebih akan bahasa Ibrani dan leksikon Yunani di perpustakaan Betel dan konkordansi yang didasarkan pada kata-kata bahasa aslinya bukan pada terjemahan Inggris.

Itu adalah pendidikan dan itu juga kerendahan hati yang dalam, karena kita menghargai bahwa pemahaman kita tentang Alkitab sangat kurang dari apa yang kita pikir, bahwa kami bukanlah sarjana Alkitab tingkat lanjut seperti kami pikir. Saya pribadi berada di suatu "treadmill" aktivitas selama dua puluh lima tahun sebelumnya, meskipun membaca Alkitab beberapa kali, saya tidak pernah mampu melakukannya yang demikian serius, penelitian rinci ke dalam Kitab Suci, pada kenyataannya tidak pernah merasa kebutuhan yang besar melakukannya karena mengasumsikan bahwa orang lain melakukannya untuk saya. Dua kursus di Sekolah Gilead saya telah menghadiri begitu ketat diprogram sehingga mereka memberikan sedikit waktu untuk meditasi, tidak terburu-buru untuk penyelidikan dan analisis.

Sekarang setelah waktu dan akses ke Alkitab tambahan membantu, leksikon, komentari, Ibrani dan konkordansi Yunani, dan sebagainya, adalah sebuah bantuan. Tetapi di atas semua itu selalu melihat kebutuhan untuk membiarkan konteks memimpin, selalu membiarkan Alkitab sendiri mengontrol, itu yang membuat perbedaan besar. Tidak ada perubahan sudut pandang dalam waktu semalaman tetapi, butuh waktu tahunan, sebuah apresiasi yang dalam secara bertahap terhadap kebutuhan yang utama untuk membiarkan Firman Tuhan berbicara sendiri sampai sepenuhnya memungkinkan. Saya bisa melihat mengapa komentari yang berusia seratus dan dua ratus tahun di perpustakaan Betel kami secara relatif bernilai abadi. Kenyataan pendekatan dari ayat demi ayat lebih atau kurang mewajibkan mereka untuk tetap dalam arti kontekstual dan dengan demikian sangat membatasi mereka dari melancong ke dalam pandangan sektarian atau perjalanan khayalan tafsiran.

Dengan demikian bahan dalam buku Aid yang berkaitan dengan tua-tua dan arahan sidang pada zaman Alkitab sangat berbeda dari posisi kemudian yang dipegang oleh Saksi-Saksi Yehuwa, di mana lebih atau kurang pengaturan "monarkis" terungkap. Susunan Alkitab badan penatua secara ringkas berakhir pada tahun 1932 oleh Hakim Rutherford karena kurangnya kerjasama dari pihak beberapa penatua dengan program dan kebijakan Lembaga. Posisinya sebagai Presiden memberikan Rutherford wewenang yang mewajibkan untuk mempertahankannya dan semua jemaat diundang untuk memilih pembubaran badan penatua dan mengganti mereka oleh sebuah "Direktur Layanan" yang ditunjuk Lembaga. Selama empat puluh tahun ke depan tidak ada badan penatua di sidang. Itulah mengapa Terjemahan Dunia Baru dari Alkitab yang diterbitkan oleh Masyarakat di tahun 1950 yang secara teratur digunakan terjemahan "tua-tua" daripada "penatua-penatua", sebuah istilah kemudian secara resmi didiskreditkan.

The Society's vice president, Fred Franz, was acknowledged as the organization's principal Bible scholar. On a number of occasions I went to his office to inquire about points. To my surprise he frequently directed me to Bible commentaries, saying, "Why don't you see what Adam Clarke says, or what Cooke says," or, if the subject primarily related to the Hebrew Scriptures, "what the Soncino commentaries say." Our Bethel Library contained shelf after shelf after shelf filled with such commentaries. Since they were the product of scholars of other religions, however, I had not given much importance to them, and, along with others in the department, felt some hesitancy, even distrust, as to using them. As Karl Klein, a senior member of the Writing Department, sometimes very bluntly expressed it, using these commentaries was "sucking at the t-ts of Babylon the Great," the empire of false religion according to the Society's interpretation of the great Harlot of Revelation.

The more I looked up information in these commentaries, however, the more deeply impressed I was by the firm belief in the divine inspiration of the Scriptures the vast majority expressed. I was impressed even more so by the fact that, though some were written as early as the eighteenth century, the information was generally very worthwhile and accurate. I could not help but compare this with our own publications which, often within a few years, became "out of date" and ceased to be published. It was not that I felt these commentaries to be without error by any means; but the good certainly seemed to outweigh the occasional points I felt to be mistaken.

When the subjects of "Older Man [Elder]" and "Overseer" were assigned to me, research into the Scriptures themselves soon made evident that the congregational form of supervision employed by us did not conform to the first-century arrangements. (We had no bodies of elders in our congregations; one man in each congregation was the sole "overseer.") Somewhat disturbed, I approached my uncle with the evidence. Again his response took me by surprise. "Don't try to understand the Scriptures on the basis of what you see today in the organization," he said, and added, "Keep the Aid book pure." I had always looked upon the organization as God's one channel for dispensing truth and so this counsel sounded unusual to say the least. When I pointed out that the Society's New World Translation rendering of Acts, chapter fourteen, verse 23, evidently inserted the words "to office" in connection with the appointment of elders and that this somewhat altered the sense, he said, "Why don't you check it in some other translations that may not be as biased." [Later editions of the New World Translationdropped the added phrase. The first edition had read: "Moreover, they appointed older men to office for them in the congregation and, offering prayer with fastings, they committed them to Jehovah in whom they had become believers."] I walked out of his office wondering if I had actually heard what I had heard. In future days I was to remind him of these statements on more than one occasion during Governing Body sessions.

That conversation strongly affected my approach to Scripture. I deeply appreciated the integrity toward Scriptural truth his remarks indicated. I began to appreciate more than ever before how vitally important context was in discerning the meaning of any part of Scripture, and that realization seemed to be true of others of the group who were working regularly on the Aidproject. We also came to realize the need to let the Bible define its own terms rather than simply taking some previously held view or letting an English dictionary definition control. We began to make greater use of the Hebrew and Greek lexicons in the Bethel library, and concordances that were based on the original language words rather than on English translations.
It was an education and it was also very humbling, for we came to appreciate that our understanding of Scripture was far less than we had thought, that we were not the advanced Bible scholars we thought we were. I personally had been on such a "treadmill" of activity over the previous twenty-five years that, although reading through the Bible several times, I had never been able to do such serious, detailed research into the Scriptures, in fact never felt great need to do so since it was assumed that others were doing it for me. The two courses at Gilead School I had attended were so tightly programmed that they gave little time for meditation, for unhurried investigation and analysis.

Now having both time and access to the extra Bible helps, the lexicons, commentaries, Hebrew and Greek concordances, and so forth, was an aid. But above all it was seeing the need always to let the context guide, always to let the Scriptures themselves control, that made the major difference. There was no overnight change of viewpoint but, over a period of years, a gradual deepening of appreciation of the crucial need to let God's Word speak for itself to the fullest extent possible. I could see why those one-hundred and two-hundred-year-old commentaries in our Bethel library were comparatively timeless in their value. The very fact of their verse-by-verse approach more or less obligated them to stay within the contextual meaning and thereby considerably restricted them from taking excursions into sectarian views or interpretive flights of fancy.

Thus the material in the Aid book relating to elders and the congregational direction in Bible times was very different from the position then held by Jehovah's Witnesses, where a more or less "monarchical" arrangement had prevailed. The Scriptural arrangement of bodies of elders had been summarily ended in 1932 by Judge Rutherford due to a lack of cooperation on the part of some elders with the Society's programs and policies. His position as President gave Rutherford the necesary authority to take such a stand and all congregations were invited to vote for the disbanding of bodies of elders and their replacement by a Society-appointed "Service Director." For the next forty years there were no bodies of elders in the congregations. That is why the New World Translation of the Bible published by the Society in the 1950's regularly used the rendering "older men" rather than "elders," a then officially discredited term.

Bagaimana pendapat Saudara? Ketika saya membacanya, maaf, saya terpingkal-pingkal karena pertama, ternyata di kantor pusat satu-satunya 'saluran komunikasi Allah' ada ber-rak-rak-rak buku-buku komentari atau tafsiran dari Trinitarian, misalnya Adam Clark adalah seorang Trinitarian. Dan Fred Franz meminta keponakannya untuk melihat tafsiran Trinitarian sebagai rujukan. Luar biasa, bukan? Ke mana allah-nya Menara Pengawal yang memberikan 'kebenaran sejati' kepada 'kaum terurap' yang diklaim sebagai individu-individu yang dapat mentafsirkan Alkitab? Maaf, Ya, memang tidak ada. 



Kedua, perhatikan kekaguman Ray Franz kepada nilai abadi dari komentari-komentari tersebut dibandingkan dengan buku-buku Menara Pengawal yang diyakini hari ini sebagai 'kebenaran sejati' tetapi kemudian beberapa tahun terbukti 'ditinggalkan' karena salah mentafsirkan. Seberapa yakinkah keyakinan Saudara kepada tafsiran Menara Pengawal yang hari ini diyakini 'kebenaran sejati' besok dibuang karena keliru? Maukah Saudara menggantungkan hidup kekekalan Sdr. kepada ajaran yang tidak pasti? Jika seorang Saksi Yehuwa mengatakan bahwa yang utama adalah kebenaran sejati yang disampaikan masa kini, tidak peduli akan masa lalu. Pertanyaan saya, bagaimana ia dapat yakin masa kini adalah sebuah kebenaran sejati jika beberapa tahun kemudian doktrin itu dibuang dan dianggap keliru? Perubahan doktrin atau ajaran adalah hal yang biasa bagi Menara Pengawal dari waktu ke waktu. Misalnya dulu menyembah Yesus Kristus diperbolehkan, sedangkan sekarang ini tidak diperbolehkan karena dianggap men-duakan Allah Yehuwa. Pertanyaannya adalah bagaimana dengan Saksi-Saksi Yehuwa yang dulu menyembah kepada Yesus Kristus? Dibangkitkankah nantinya? Saya pernah menanyakan kepada Penatua. Dan maaf, tidak tahu jawabannya dan bingung sendiri.


Ketiga, bagaimana TDB sangat dipengaruhi oleh keyakinan Menara Pengawal sendiri di mana ada kata 'kantor' yang disisipkan. Itu baru satu yang diungkapkan oleh Ray Franz. Dan yang lainnya, ya kita sama-sama tahu.

Saya telah jelaskan panjang lebar di balik layar Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru. Bagian berikutnya akan saya ungkapkan prediksi palsu yang dibuat oleh Knorr. Silahkan klik Nubuatan Kiamat 1975: Akhir Sejarah Manusia. Ya selalu saja, setiap ganti presiden, selalu ada prediksi palsu. Ini akan menarik sekali karena saat itu diprediksi akan terjadi pada tahun 1975, jadi masih cukup segar dibanding tahun 1914, 1915 maupun 1925.

[1] http://www.bible-researcher.com/nasb.html

"Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan berbaju domba, tetapi di dalamnya, mereka adalah serigala-serigala yang rakus. Dari buah-buahnya kamu akan mengenali mereka. Tidak pernah orang mengumpulkan buah anggur dari tanaman berduri atau buah ara dari rumput duri, bukan? Demikian pula setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, tetapi setiap pohon yang busuk menghasilkan buah yang tidak berguna" (Mat. 7:15-17) 

30 comments :

  1. Halo selamat malam Bpk Awi. Kita ketemu lg malam ini ya. Sy tertarik utk mengomentari artikel Bpk ini. Menurut saya, meskipun memang kualifikasi dari suatu komite/panitia penerjemah Alkitab sampai taraf tertentu adalah penting, namun ukuran/standar yang paling menentukan justru adalah apa yang ditunjukkan atau dibuktikan oleh hasil karyanya, yang dalam konteks pembahasan kita ini berarti terjemahan Alkitab yang dihasilkan. Dalam hal ini saya senang mengutip kata-kata dari seorang penulis yg mengatakan, “If we know who the translators or the publishers of a particular Bible translation are, does it help us to decide whether that translation is good or bad? Not directly. There is no substitute for examining the characteristics of each translation itself.” — Alan S. Duthie, Bible Translations: And How to Choose Between Them. Ya, saya sangat setuju dengan sang penulis bahwa yang paling penting adalah “kita harus memeriksa atau menguji karakteristik dari masing-masing terjemahan itu sendiri.” Dengan kata lain, biarlah masing-masing terjemahan itu sendiri yang “berbicara” dan kita sebagai pembaca yang menilai manakah terjemahan yang memang paling akurat.
    Secara pribadi saya sedikit banyaknya telah melakukan pemeriksaan dengan cara membandingkan beberapa terjemahan Alkitab yang saya miliki seperti Terjemahan Baru LAI, King James Version, Todays English Version, Indonesian Literal Translation, New International Version, American Standard Version, The Emphatic Diaglott, Westcott & Hort dan Terjemahan Dunia Baru. Apa yang saya dapati? Sewaktu membandingkan ayat-ayat antara terjemahan-terjemahan tersebut mengenai topik apkh ‘Yesus diciptakan’, apkh ‘Yesus sama dengan Allah Yehuwa’ [dlm arti sama2 Mahakuasa, sama2 kekal, dll], apkh mc mempunyai ‘jiwa’ yg tdk bisa mati, ‘roh’, ‘neraka’, dan lain-lain, saya mendapati Terjemahan Dunia Baru konsisten dan selaras dengan makna dari kata-kata bahasa aslinya. Sebaliknya, tanpa mengurangi respek dan rasa hormat saya, Terjemahan2 lainnya [mis. LAI dan King James] dalam banyak hal tidak selaras dan sangat-sangat tidak konsisten dengan bahasa aslinya.
    Supaya lebih obyektif, berikut ini saya kutip [kutipan dari publikasi2 MP] beberapa komentar dari sumber diluar SSY mengenai Terjemahan Dunia Baru ;
    1.“This is no ordinary interlinear: the integrity of the text is preserved, and the English which appears below it is simply the basic meaning of the Greek word. . . . After examining a copy, I equipped several interested second-year Greek students with it as an auxiliary text. . . . The translation by the anonymous committee is thoroughly up-to-date and consistently accurate. . . . In sum, when a Witness comes to the door, the classicist, Greek student, or Bible student alike would do well to bring him in and place an order.”—From a review of The Kingdom Interlinear Translation of the Greek Scriptures, by Thomas N. Winter of the University of Nebraska, appearing in The Classical Journal, April–May 1974.
    -- b e r s a m b u n g --

    ReplyDelete
  2. ... l a n j u t a n ...
    2. MENURUT sarjana Yunani klasik Dr. Rijkel ten Kate, terjemahan Alkitab bahasa Belanda gagal menerjemahkan kata-kata tertentu secara saksama. Misalnya, di Lukas pasal 2, kita menemukan tiga kata Yunani yang berbeda (bre′phos, pai•di′on, dan pais) yang digunakan untuk menggambarkan tahap urutan pertumbuhan Yesus. Kata-kata ini masing-masing memiliki variasi arti yang berbeda.
    Namun, dalam banyak Alkitab, dua atau ketiga kata ini secara samar-samar diterjemahkan menjadi ”anak”. Apa terjemahan yang benar? Dr. ten Kate menjelaskan bahwa di ayat 12 kata Yunani bre′phos berarti ”seorang yang baru lahir, atau bayi”. Pai•di′on, digunakan di ayat 27, berarti ”anak lelaki kecil atau anak”, dan pais, terdapat di ayat 43, seharusnya diterjemahkan ”anak lelaki”. ”Sepengetahuan saya,” tulis Dr. ten Kate dalam terbitan Bijbel en Wetenschap (Alkitab dan Sains) bulan Maret 1993, ”tidak satu pun terjemahan bahasa Belanda yang telah menerjemahkan ketiga kata ini dengan sesuai, atau, benar-benar selaras dengan ayat aslinya.” Belakangan, kepada Dr. ten Kate diperlihatkan New World Translation of the Holy Scriptures, yang tersedia dalam 12 bahasa, termasuk bahasa Belanda. Reaksinya? ”Saya sangat terkejut,” katanya, ”bahwa sebenarnya ada sebuah Alkitab bahasa Belanda yang menjelaskan dengan tepat penggunaan yang berbeda dari tiga kata Yunani bre′phos, pai•di′on, dan pais.” Apakah Terjemahan Dunia Baru menerjemahkan ayat-ayat ini selaras dengan naskah aslinya dalam bahasa Yunani? ”Benar-benar sesuai,” jawabnya.
    3. Sarjana Alkitab bahasa Ibrani dan Yunani dari Inggris, Alexander Thomson, dalam tinjauannya atas New World Translation of the Christian Greek Scriptures, mengatakan: ”Terjemahan itu jelas merupakan hasil karya sarjana-sarjana yang terlatih dan pandai, yang telah berusaha memberikan sebanyak mungkin arti sesungguhnya dari teks Yunani dalam bahasa Inggris. Terjemahan ini bermaksud untuk tetap berpaut pada satu arti dalam bahasa Inggris untuk setiap kata Yunani yang penting, dan seharfiah mungkin. . . . Kata yang biasanya diterjemahkan ’justify’ umumnya diterjemahkan dengan tepat sekali sebagai ’declare righteous’ (dinyatakan benar). . . . Kata untuk Salib diterjemahkan ’tiang siksaan’ yang merupakan suatu perbaikan lain lagi. . . . Lukas 23:43 diterjemahkan dengan baik, ’Sesungguhnya aku berkata kepadamu hari ini, engkau akan beserta aku di dalam Firdaus.’ Ini merupakan kemajuan besar dibanding dengan kebanyakan terjemahan lain.” Mengenai terjemahan Kitab-Kitab Ibrani, peninjau yang sama memberikan komentar ini: ”New World Version adalah buku yang patut dimiliki. Buku itu segar dan hidup, dan membuat pembaca berpikir dan belajar. Ini bukan karya Kritik Tinggi, melainkan sarjana-sarjana yang menghormati Allah dan Firman-Nya.”—The Differentiator, April 1952, halaman 52-7, dan Juni 1954, halaman 136.
    4. Alexander Thomson, mengamati bahwa Terjemahan Dunia Baru benar-benar menonjol dalam menerjemahkan secara akurat bentuk waktu kini (present tense) bahasa Yunani. Sebagai contoh, Efesus 5:25 berbunyi ”Suami-suami, teruslah kasihi istrimu” bukannya sekadar mengatakan ”Hai suami, kasihilah istrimu.” (Terjemahan Baru) ”Tampaknya, tidak ada versi lain yang menampilkan corak yang bagus ini dengan begitu khas dan sering,” kata Thomson tentang Terjemahan Dunia Baru.
    -- b e r s a m b u n g --

    ReplyDelete
  3. .. l a n j u t a n ..
    5. ”Suatu Teks Dengan Perbendaharaan Kata yang Siap Pakai” Dalam ”The Classical Journal”, Thomas N. Winter dari Universitas Nebraska menulis suatu tinjauan atas ”The Kingdom Interlinear Translation of the Greek Scriptures” yang di dalamnya ia berkata, ”Ini bukanlah suatu terjemahan biasa di antara baris-baris: integritas dari teks dipertahankan, dan bahasa Inggris yang muncul di bawahnya adalah pengertian dasar dari kata Yunaninya. Jadi ciri khusus berupa terjemahan di antara baris-baris dalam buku ini sama sekali bukan terjemahan. Suatu teks dengan perbendaharaan kata yang siap pakai lebih tepat untuk melukiskannya. Suatu terjemahan dalam bahasa Inggris yang bagus muncul di kolom yang ramping di sisi kanan halaman. . . .”Teks ini didasarkan atas teks dari Brooke F. Westcott dan Fenton J. A. Hort (1881, cetak ulang), tetapi terjemahan yang dibuat oleh panitia ini yang tidak menyebut nama-nama mereka sepenuhnya mengikuti zaman dan secara konsisten akurat.”—Terbitan April-Mei tahun 1974, hlm. 375-6.
    6. Beberapa linguis telah memeriksa sejumlah terjemahan Alkitab dalam bahasa modern — termasuk Terjemahan Dunia Baru — untuk menemukan contoh ketidakakuratan dan terjemahan yang didasari prasangka. Untuk menilai apakah karya terjemahan itu dapat diandalkan, Dr. Jason BeDuhn, asisten profesor ilmu agama di Northern Arizona University, di Flagstaff, Arizona, AS, memeriksa dan membandingkan keakuratan terjemahan-terjemahan tersebut. Pada tahun 2003, ia menerbitkan hasil penelitiannya setebal 200 halaman mengenai sembilan ”Alkitab yang paling banyak digunakan dalam masyarakat berbahasa Inggris”. (Selain Terjemahan Dunia Baru, terjemahan-terjemahan lainnya adalah The Amplified New Testament, The Living Bible, The New American Bible With Revised New Testament, New American Standard Bible, The Holy Bible—New International Version, The New Revised Standard Version, The Bible in Today’s English Version, dan King James Version.) Untuk penelitiannya, ia memeriksa beberapa ayat yang kontroversial, karena di ayat-ayat itulah ”prasangka kemungkinan besar mempengaruhi penerjemahan”.
    Masing-masing ayat dalam versi setiap terjemahan bahasa Inggrisnya ia bandingkan dengan teks Yunaninya, dan ia mencari adanya upaya yang didasari prasangka untuk mengubah maknanya. Hasilnya? Walaupun ia tidak setuju dengan beberapa pilihan katanya, BeDuhn menyebut Terjemahan Dunia Baru sebagai terjemahan yang ”luar biasa bagus”, ”jauh lebih baik”, dan ”masih tetap lebih baik” daripada beberapa terjemahan lain yang ia teliti. Secara umum, BeDuhn menyimpulkan bahwa Terjemahan Dunia Baru ”adalah salah satu terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Inggris yang paling akurat yang ada sekarang” dan ”yang paling akurat di antara terjemahan-terjemahan yang ia bandingkan”.—Truth in Translation: Accuracy and Bias in English Translations of the New Testament.
    BeDuhn juga memerhatikan bahwa banyak penerjemah ditekan ”untuk menyadur atau menambah kata-kata Alkitab agar sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pembaca modern”. Sebaliknya, Terjemahan Dunia Baru berbeda, kata BeDuhn, karena ”NW [Terjemahan Dunia Baru] merupakan terjemahan yang literal dan sangat mendekati pernyataan asli para penulis Perjanjian Baru sehingga lebih akurat”.
    -- b e r s a m b u n g --

    ReplyDelete
  4. .. l a n j u t a n ..
    7. ”Ini Adalah Interlinear Perjanjian Baru Terbaik yang Tersedia” DEMIKIANLAH Dr. Jason BeDuhn menggambarkan The Kingdom Interlinear Translation of the Greek Scriptures (diterbitkan oleh LMP). Ia menjelaskan, ”Saya baru saja selesai memberikan mata kuliah untuk Jurusan Penelitian Agama Universitas Indiana, Bloomington, [AS] . . . Mata kuliah ini terutama membahas tentang Injil. Bantuan Anda tersedia dalam bentuk The Kingdom Interlinear Translation of the Greek Scriptures yang digunakan oleh siswa-siswa saya sebagai salah satu buku pelajaran selama perkuliahan. Kitab-kitab kecil ini sungguh tak ternilai manfaatnya dalam perkuliahan ini dan sangat populer di kalangan siswa-siswa saya.”
    Mengapa Dr. BeDuhn menggunakan terjemahan Kingdom Interlinear dalam mata kuliah yang diberikannya? Ia menjawab, ”Singkatnya, ini adalah interlinear Perjanjian Baru terbaik yang tersedia. Saya seorang sarjana Alkitab yang terlatih, mengenal baik ayat-ayat dan alat bantu yang digunakan dalam penelitian Alkitab modern, dan, kebetulan, bukan anggota Saksi-Saksi Yehuwa. Tetapi, saya bisa mengetahui mutu suatu publikasi begitu saya melihatnya, dan ’New World Bible Translation Committee’ Anda, telah melakukan tugasnya dengan baik sekali. Terjemahan interlinear Anda dalam bahasa Inggris begitu akurat dan konsisten sehingga memaksa pembaca memberikan perhatian serius pada linguistik, budaya, dan kesenjangan konsep antara dunia berbahasa Yunani dan dunia kita. ’New World Translation’ Anda adalah terjemahan bermutu tinggi dan bersifat harfiah serta menghindari polesan-polesan tradisi karena kesetiaannya pada bahasa Yunani. Terjemahan itu, dalam banyak hal, lebih unggul dibandingkan dengan terjemahan-terjemahan lain yang paling sukses yang sedang digunakan dewasa ini.”
    8. Dr. Benjamin Kedar, pakar bahasa Ibrani di Israel, memberi komentar senada mengenai Terjemahan Dunia Baru. Pada tahun 1989, ia berkata, ”Dalam karya ini terlihat adanya upaya yang jujur untuk menuangkan makna teksnya seakurat mungkin. . . . Saya tidak pernah menemukan dalam Terjemahan Dunia Baru niat apa pun yang didasari prasangka untuk mengubah makna teksnya dengan menyisipkan sesuatu.”
    9. “The translation of the New Testament is evidence of the presence in the movement of scholars qualified to deal intelligently with the many problems of Biblical translation.”— Andover Newton Quarterly, January 1963
    10. “The New Testament translation was made by a committee whose membership has never been revealed—a committee that possessed an unusual competence in Greek.”—Andover Newton Quarterly, September 1966.
    11. Edgar J. Goodspeed, translator of the Greek “New Testament” in An American Translation, wrote in a letter dated December 8, 1950: “I am interested in the mission work of your people, and its world wide scope, and much pleased with the free, frank and vigorous translation. It exhibits a vast array of sound serious learning, as I can testify.”
    Bahwa para penerjemah Alkitab TDB meminta agar nama-nama mereka tetap dirahasiakan, hal seperti ini bukanlah sesuatu yang tidak biasa/aneh. Hal yang sama juga dilakukan oleh para penerjemah New American Standard Bible Edisi Referensi. --- Interestingly, the jacket of the 1971 Reference Edition of the New American Standard Bible similarly stated: “We have not used any scholar’s name for reference or recommendations because it is our belief God’s Word should stand on its merits.” Bahwa dlm edisi yg terbaru mrk memutuskan utk menyebutkan para penerjemahnya, ya silahkan saja, itu hak mrk. Mrk pasti punya pertimbangan tersendiri. Intinya adalah, seorang penulis yg meminta agar namanya tdk di cantumkan dlm tulisannya sewkt itu di terbitkan dlm bentuk buku bukanlah sesuatu yg aneh/luar biasa.
    -- b e r s a m b u n g --

    ReplyDelete
  5. .. l a n j u t a n ..
    Dan kalaupun seperti pernyataan Bpk Awi bahwa “…Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru … diterjemahkan oleh orang-orang yang tidak memiliki kualifikasi pada bidangnya!” menurut saya justru ini merupakan pernyataan yang semakin memperlihatkan betapa “hebat dan luar biasa” nya mereka [para penerjemah] sekaligus menunjukkan/membuktikan adanya bimbingan dan dukungan dari Allah Yehuwa dan Yesus Kristus atas mereka [para penerjemah].
    Bayangkan orang-orang dengan latar belakang yang, katakanlah biasa-biasa saja tapi bisa menghasilkan suatu terjemahan yang bahkan diakui oleh para sarjana dan penerjemah Alkitab yang obyektif sebagai terjemahan yang akurat dan konsisten dengan bahasa aslinya. Karena seperti yang saya kutip dari artikel Menara Pengawal diatas ada lebih dari cukup sarjana Alkitab dan penerjemah Alkitab yang mengakui berbagai keunggulan dari Terjemahan Dunia Baru [TDB]. Beberapa diantaranya adalah : Dr. Jason BeDuhn [Sarjana Alkitab], Alexander Thomson [Sarjana Alkitab], Edgar J. Goodspeed [Penerjemah Alkitab], Dr. Rijkel ten Kate [Sarjana Yunani klasik], dll. Sewaktu SSY mengutip sumber-sumber sekuler, tujuan utamanya bukanlah untuk membuktikan apakah yang dipercayai oleh SSY adalah benar atau tidak. Karena bagi SSY dasar utamanya adalah Alkitab. Kutipan dari sumber-sumber sekuler hanya untuk MENANDASKAN sekaligus MENEGUHKAN suatu kebenaran Alkitab yang memang sudah pasti benar. Jadi apa yang dipercayai oleh SSY tidaklah bergantung/berdasarkan atas apa kata orang melainkan atas Alkitab. Demikian juga halnya dengan Terjemahan Dunia Baru, sewaktu SSY mengutip komentar-komentar dari sarjana Alkitab tertentu mengenai TDB, tujuannya hanya sekedar untuk memperlihatkan bahwa tidak seperti yang dikatakan banyak orang lain bahwa seluruh ahli bahasa di dunia ini mengecam Alkitab TDB, ternyata ada juga sarjana Alkitab maupun penerjemah Alkitab yang obyektif yang dengan jujur mengakui nilai dan keunggulan Alkitab TDB dibanding dengan terjemahan-terjemahan lain. Ya, bagi saya pribadi, yang paling penting adalah biarlah masing-masing terjemahan tersebut yang “berbicara”.
    Jadi, bagi saya fakta2 di atas justru semakin membuktikan dan menandaskan siapa pribadi yang berada dibelakang para penerjemah Alkitab TDB, yaitu Allah Yehuwa sendiri sebagai Sang Pengarang Alkitab itu.
    Hal ini selaras dengan apa yang dikatakan oleh Sang Pengarang Alkitab, Yehuwa, dalam 1 Korintus 1:25-29 (TDB), 25“Karena hal yang bodoh dari Allah lebih berhikmat daripada manusia, dan hal yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia. 26 Karena kamu memperhatikan bagaimana ia memanggilmu, saudara-saudara, bahwa tidak banyak orang yang berhikmat menurut pandangan manusia yang dipanggil, tidak banyak yang mempunyai kuasa, tidak banyak yang berasal dari keturunan bangsawan; 27 tetapi Allah memilih hal-hal yang bodoh dari dunia ini untuk mempermalukan orang-orang berhikmat; dan Allah memilih hal-hal yang lemah dari dunia ini untuk mempermalukan hal-hal yang kuat; 28 dan Allah memilih hal-hal yang tidak terpandang dari dunia ini dan hal-hal yang dipandang rendah, hal-hal yang tidak ada, untuk meniadakan hal-hal yang ada, 29 agar tidak ada daging yang akan bermegah di hadapan Allah.”
    Ya, sekali lagi fakta bahwa para penerjemah Alkitab TDB di mata banyak penentang termasuk Bpk Awi, secara sekuler bukanlah siapa-siapa, atau seperti yang Alkitab katakan “hal-hal yang lemah,…yang tidak terpandang,… yang dipandang rendah” oleh orang-orang pintar, hebat, pakar dari dunia ini, namun bagi saya, mereka dipilih Allah untuk “mempermalukan orang-orang berhikmat,…kuat” dari dunia ini, membuat hasil karya mereka sungguh sangat-sangatlah luar biasa.
    -- b e r s a m b u n g --

    ReplyDelete
  6. .. l a n j u t a n ..
    Saya sempat berpikir, kenapa orang sehebat/sepintar/sekaliber/sepakar Dr. Julius R. Mantey atau sarjana-sarjana lainnya, tidak mau atau mungkin tidak bisa/tidak sanggup menerjemahkan Alkitab dari bahasa aslinya yaitu, Ibrani, Aramaic, dan Yunani koine? Mengapa koq bisanya hanya mengkritik dan menjelek-jelekkan hasil karya orang lain yang menurut mereka tidak ilmiah? Beberapa wkt yg lalu sy sering mendengar pernyataan “buku dibalas dengan buku”. Yang dalam konteks pernyataan itu, harusnya kalau ada orang/kelompok orang yang tidak setuju dengan apa yang dinyatakan dalam sebuah buku, maka balaslah itu dengan buku yang akan membuktikan bahwa apa yang tertulis adalah tidak benar/bohong. Dalam konteks terjemahan Alkitab, supaya fair, semua ayat dari kitab Kejadian – Wahyu/Penyingkapan dikaji/diuji/diteliti/dibandingkan dong, baik dengan terjemahan-terjemahan lain maupun dengan bahasa aslinya. Baru setelah itu, buat/bikin satu terjemahan dan nyatakan dibagian kata pengantarnya apa yang membuat kita yakin bahwa terjemahan kita itu adalah yang paling bersifat literal dan paling sesuai dengan bahasa aslinya. Setelah itu biarlah terjemahan itu sendiri yang “berbicara” dan kita sebagai pembaca yang akan memutuskan. Atau kalau seperti Bpk Awi dan saya, yang untuk sekarang ini ‘hanya’ sebagai pembaca, sudahkah kita membandingkan sebanyak mungkin terjemahan yang tersedia sehingga kita bisa menyimpulkan manakah terjemahan yang akurat, konsisten, dan yang lebih penting bahkan yang paling penting, selaras sepenuhnya dengan keseluruhan kebenaran Alkitab?
    Soal tuduhan Bpk Awi bahwa, “MP tidak berani mengungkapkan ….” Menurut saya tuduhan ini adalah salah sama sekali. Apabila saya mempunyai suatu karya tulis dan saya menyerahkan hasil karya tersebut kepada suatu perusahaan penerbitan untuk diterbitkan namun dengan satu syarat nama saya tidak dicantumkan dalam buku yang akan diterbitkan. Perusahaan tersebut setuju dengan persyaratan yang saya ajukan dan akhirnya menerbitkan hasil karya saya dalam bentuk buku. Beralasankah kalau ada orang, katakanlah Bpk Awi, yang karena merasa buku tersebut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan kemudian menuduh, oh pantas saja perusahaan tersebut tidak berani mencantumkan nama saya sebagai penulis. Menurut saya persoalannya bukan berani atau tidak berani tetapi secara hukum dan secara moral MP wajib untuk tidak menyatakan siapa dan apa kualifikasi komite penerjemah Alkitab TDB karena itulah permintaan/syarat yang mereka sampaikan dan disepakati bersama.
    Kalau bicara soal kualitas, menurut saya, berkualitas atau tidaknya suatu hasil karya, dalam hal ini suatu terjemahan Alkitab tidaklah selalu bergantung/ditentukan oleh latar belakang akademik/pendidikan sekuler para penerjemahnya ataupun atas apa kata orang/opini publik. Beberapa waktu yang lalu ketika sedang ramai-ramainya dibahas soal satu buku yang memancing kontroversial, ada satu pernyataan menarik yang saya dengar dari seorang narasumber yang berkompeten di bidangnya yang menyatakan bahwa, “Untuk bisa dikatakan memuat/berisi ‘kebenaran’ sebuah buku tidak selalu harus bersifat ilmiah [misalnya dalam hal metodologi-nya], demikian pula sebaliknya tidak semua buku yang dikatakan bersifat ilmiah sudah pasti berisi/memuat ‘kebenaran’”.
    -- b e r s a m b u n g --

    ReplyDelete
  7. .. l a n j u t a n ..
    Demikian pula dalam konteks terjemahan-terjemahan Alkitab, saya juga dapat mengatakan bahwa, akurat atau tidak akurat, bersifat literal atau tidak, dapat diandalkan atau tidak, ilmiah atau tidak ilmiah, dll, kesemuanya itu tidaklah semata-mata ditentukan oleh siapa dan apa kualifikasi para penerjemahnya ataupun apa kata orang melainkan lebih banyak ditentukan/bergantung kepada bagaimana isinya atau hasil karya itu sendiri. Dalam hal ini terjemahan-terjemahan Alkitab itu sendiri yang akan “berbicara”. Makanya sebagai pembaca/penikmat marilah kita biarkan terjemahan-terjemahan itu sendiri yang “berbicara”. Dan satu hal lagi, untuk bisa mengatakan suatu terjemahan Alkitab tertentu lebih akurat, lebih berpaut kepada bahasa aslinya, dapat diandalkan, dst, pastilah cara terbaik untuk memastikannya adalah dengan membandingkan antara satu terjemahan Alkitab dengan beberapa atau banyak terjemahan Alkitab lainnya, bukan?
    Kalau misalnya menurut Bpk Awi TDB “ merupakan terjemahan Alkitab yang disesuaikan dengan ajaran Menara Pengawal”, pertanyaan saya adalah, apakah Bpk Awi telah melakukan pembandingan SEMUA [ bukan hanya Yohanes 1 : 1, dan Kolose 1 : 15 - 16 ] ajaran dan kepercayaan SSY yg berdasarkan Alkitab dengan terjemahan-terjemahan Alkitab lainnya? Pertanyaan lainnya, menurut Bpk Awi, kira-kira terjemahan Alkitab mana yang bisa dikatakan sebagai terjemahan Alkitab yang paling bagus dan terbaik supaya kita sama-sama bisa mengujinya?
    Mengenai perasaan Bpk Awi sewkt membaca tulisannya Raymond Frans, “terpingkal-pingkal karena pertama, ternyata di kantor pusat satu-satunya 'saluran komunikasi Allah' ada ber-rak-rak-rak buku-buku komentari atau tafsiran dari Trinitarian, misalnya Adam Clark adalah seorang Trinitarian. Dan Fred Franz meminta keponakannya untuk melihat tafsiran Trinitarian sebagai rujukan. Luar biasa, bukan?...” Menurut saya, sah-sah sj Bpk merasa demikian, tetp hal itu sekali lg memperlihatkan bhw Bpk memang tdk spt pengakuan Bpk selama ini, bhw Bpk sdh tamat sekolah teologia SY atau dg kata lain sdh mengetahui semua hal mengenai SY.
    Bg sy, apa yg dikatakan oleh Fred Franz kpd Raymond Franz bukanlah sesuatu yg luar biasa. Sdr Russell sendiri pernah menyatakan, ”Pekerjaan kami . . . adalah untuk mengumpulkan kembali potongan-potongan kebenaran yang sudah lama terserak dan mempersembahkannya kepada umat Tuhan—bukan sebagai sesuatu yang baru, bukan sebagai milik kami, tetapi sebagai kepunyaan Tuhan. . . . Kami harus menolak penghargaan apa pun bahkan untuk menemukan dan menyusun kembali permata-permata kebenaran.” Ia menyatakan lebih lanjut, ”Pekerjaan yang untuknya Tuhan telah berkenan menggunakan bakat-bakat kami yang tidak seberapa, bukan merupakan pekerjaan memulai melainkan hanya menyusun kembali, menyesuaikan, menyelaraskan.” Fakta-fakta memang memperlihatkan bahwa bahkan jauh sebelum Sdr Russell dan rekan2nya yg dikenal sbg Siswa-Siswa Alkitab pd wkt itu, sdh ada banyak orang per orang atau sekelompok orang yg juga percaya bahwa Tritunggal, jiwa tak berkematian, neraka sbg tempat penyiksaan, dll, bukanlah ajaran Alkitab.
    -- b e r s a m b u n g --

    ReplyDelete
  8. .. l a n j u t a n ..
    Sama halnya dg pernyataan Sdr Fred Franz mengenai komentari2 yg di tulis oleh Trinitarian. Bukan berarti krn di tulis oleh seorang Trinitarian maka otomatis tdk ada sesuatu yg benar di dalamnya. Spt misalnya, salah satu contoh, tulisannya Phillip Harner soal Yohanes 1:1. Menurut saya (meskipun saya bukanlah ahli bahasa Yunani), sbg seorang Trinitarian, dia pasti tdk akan setuju dg caranya TDB menerjemahkan ayat itu, akn tetapi kalau melihat kesimpulannya sbg seorang pakar bahasa Yunani soal struktur tata bahasa Yunani dr ayat itu [ “In John 1 : 1, I think that the qualitative force of the predicate is so prominent that the noun cannot be regarded as definite.”], terjemahan “dan Firman itu adalah suatu allah” bukanlah sesuatu yg salah. Contoh lain, ada banyak ilmuwan yg tdk percaya adanya seorang Pencipta yg cerdas atas semua hal menakjubkan di alam semesta ini karena mrk percaya teori evolusi. Apakah itu berarti buku2 hasil tulisan mrk sama sekali tdk bermanfaat? Kalau Bpk Awi baca publikasi berjudul “Kehidupan – Bagaimana Asal Mulanya? Melalui Evolusi atau Penciptaan?” dan buku “Apakah Ada Pencipta yang Mempedulikan Anda?” ada banyak kutipan dr buku2 yg mrk tulis yg memperlihatkan betapa rumit namun teratur, betapa luar biasa dan menakjubkannya semua karya ciptaan Allah mulai dari partikel atom yg terkecil sampai alam semesta yg tak terhingga. Mereka semua memang mengakui hal2 tsb, hanya bedanya mrk tidak mau mengakui bhw semua itu ada krn diciptakan oleh Allah Yehuwa. Jd sekali lg, menurut saya, pernyataan Sdr Fred Franz bukanlah sesuatu yg luar biasa bg SY.
    Sehubungan dg pernyataan Bpk Awi, “ … Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru merupakan terjemahan Alkitab yang disesuaikan dengan ajaran Menara Pengawal!! Contohnya penyesuaian Alkitab dicocokkan dengan ajaran Menara Pengawal adalah Kolose 1:1-15-17 di atas di mana MP menyisipkan kata 'perkara lainnya' di dalam terjemahan Indonesia sedangkan '[others]' di dalam tanda kurung dalam bahasa Inggris. Dengan demikian Alkitab menjadi cocok dengan ajaran Menara Pengawal.” Akan sy tanggapi berikut ya. Demikianlah sedikit tanggapan saya atas artikel Bpk ini. Terima kasih dan sampai jumpa lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. To Sdr Maxi

      Trims atas komentarnya yg luar biasa.

      Kali ini Sdr menulisnya sdh lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya di judul artikel Kebohongan Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal:Bagian 1.

      Komentar Sdr kali ini menarik krn Sdr mencoba membuktikan bhw 'TDB' banyak dipuji oleh para ahli dan hal lainnya. Luar biasa...

      Tp ingat ya, apa yg Sdr kutip sumbernya dr MP. Sedangkan berulang kali di blog ini telah sy buktikan bahwa kredibilitas MP sangat meragukan krn kerap kali MP mengutip secara keliru org lain. Tp nyatanya Sdr belum sadar juga, ya.:-) Keledai saja tidak mau jatuh di lubang yg sama 2 kali, tp manusia....10 X pun belum cukup rupanya. :-)

      Sy sangat mengerti bhw memang satu2-nya sumber yg Sdr percaya adalah MP, sedangkan yg lain 'bersumber dr setan/tdk dpt dipercaya'. Ini adalah pola pikir seorang anggota kultus. 'Black & White thinking' sangat berbahaya & tidak sehat buat manusia krn ia hanya memandang dunia ini dgn 2 warna. Renungkan, ada begitu banyak warna, ia hanya melihatnya 2!

      Betapa ironisnya bagi Sdr dlm posisi membela MP tp ternyata kutipan yg Sdr pakai itu tidaklah akurat! Bukankah membuat malu Sdr sendiri? Sy akan buktikan minggu ini apa yg saya maksud.

      Sy agak sedikit sibuk di pekerjaan plus hrs konsentrasi menulis 2 artikel; tdk ingin terpecah konsentrasi. Jd sabar menunggu, ya.

      Oh, ya. Sy rasa komentar sy akan dibuat di dlm sebuah artikel shg pembaca blog ini senantiasa dpt membacanya dgn lengkap & baik.

      Hanya pesan sementara sy adlah "manusia memilih lebih baik mati kekal dengan mengangap dirinya benar dari pada hidup kekal mengakui bahwa ia telah keliru mengambil sebuah keputusan yang salah"

      Delete
  9. Shaloom Bpk Awi dan Sdr.Maxi

    2x sy dikecewakan oleh sdr.Maxi, sy skrg benar-benar mengerti bgmna SY terlihat begitu cerdas dan hebat, ternyata mrk (SY) hanya 'copy paste' ajaran MP, telan bulat2....blek blek blek....Luar biasa.

    Sy yakin 101% bhw SY atau terutama sdr.Maxi 'sm sekali' tdk pernah me 'recheck' kembali apa yg ditulis publikasi LMP yg dia 'copy paste' diatas kepada sumber asli komentar atau pendapat2 para ahli yg ditulis diatas, kalau bagi sdr.Maxi 2 bukti blm cukup untuk meyakinkannya bhw LMP 'pembual' yaitu ttg kutipan tulisan Mantey dan Harner, lalu mau brpa kali lg dibuktikan.? Dan yg lucunya Sdr.Maxy kembali mengutip tulisan Harner yg jelas2 sudah diungkap Bpk.Awi bhw kutipan LMP salah kaprah mengambil pilihan kemungkinan tulisan mana yg seharusnya dipilih. Sy sangat2 kecewa, bagaimana sih Maxi ini dalam membaca suatu artikel.? Ko bisa2nya mengutip kmbali pndpt Harner di komen diatas, jd cm sbegini kualitas Maxi.
    Kecewaaaaa berat sy.

    Yg sy tunggu td nya adalah pembuktian dia thd tulisan Bpk Awi yg dia tuduhkan sbg 'mengutip publikasi LMP diluar konteks dan maksud penulis LMP', ternyataaaa, hah, cm 'pembelaan' thd LMP tp lucunya dng 'copy paste' publikasi LMP lg, 'YANG MANA YANG DI LUAR KONTEKS NYA MAS MAXI..?'.

    Sy yakin 1000%, kl km hanya mengajukan bukti tp dr publikasi LMP, Bpk Awi akan mampu 'mementahkan' opini2 LMP tsb, ko km ga bs blajar ya.? Publikasi LMP itu sdh makanan Bpk Awi sehari hari, ga ada yg luar biasa bg Bpk Awi kl opini km hanya 'copy paste' publikasi LMP.
    Jauh dr harapan sy km Maxi, cm katak dlm tempurung trnyata. Opini km itu cm penjelasan yg membosankan, tdk ada bobotnya sama sekali. Masih lebih berbobot opini Sdr.Dylan atau sdri.Martha R, km msh baru ya sbg SY.?

    ReplyDelete
  10. Halo selamat siang Bpk Rojali. Selamat bertemu lg. Pertama-tama, terima kasih atas tanggapannya Bpk utk komentar saya atas tulisannya Bpk Awi soal “Penerjemah TDB – Siapakah?” Kalau boleh izinkanlah sy menanggapi komentar Bpk.
    1. Pernyataan Bpk, “2x sy dikecewakan oleh sdr.Maxi… ternyata mrk (SY) hanya 'copy paste' ajaran MP, telan bulat2....blek blek blek....Luar biasa. ” TANGGAPAN SAYA : Wah, saya mohon maaf kalau sy jadi mengecewakan Bpk lagi.
    2. Pernyataan Bpk, “…ternyata mrk (SY) hanya 'copy paste' ajaran MP, telan bulat2....blek blek blek....Luar biasa.” TANGGAPAN SAYA : Kalau yg Bpk maksudkan dg “copy paste” sumber2 sekuler yg sy kutip dr publikasi MP di no 1 – 11, ya sy hrs akui bhw memang demikian. Dan itu sy sdh katakana sblm sy mengutipnya. Tp pertanyaan sy, apkh kutipan2 itu sdng membahas “AJARAN” LMP? Menurut sy sih rasanya tidak. Sekali lg komentar sy belum masuk ke “AJARAN”, krn pokok yg sy tanggapi intinya adalah “meskipun memang kualifikasi dari suatu komite/panitia penerjemah Alkitab sampai taraf tertentu adalah penting, namun ukuran/standar yang paling menentukan justru adalah apa yang ditunjukkan atau dibuktikan oleh hasil karyanya, yang dalam konteks pembahasan kita ini berarti terjemahan Alkitab yang dihasilkan.”
    3. Pernyataan Bpk, “Sy yakin 101% bhw SY atau terutama sdr.Maxi 'sm sekali' tdk pernah me 'recheck' kembali apa yg ditulis publikasi LMP yg dia 'copy paste' diatas kepada sumber asli komentar atau pendapat2 para ahli yg ditulis diatas…” TANGGAPAN SAYA : Terima kasih Bpk utk keyakinannya.
    4. Pernyataan Bpk, “kalau bagi sdr.Maxi 2 bukti blm cukup untuk meyakinkannya bhw LMP 'pembual' yaitu ttg kutipan tulisan Mantey dan Harner, lalu mau brpa kali lg dibuktikan.? Dan yg lucunya Sdr.Maxy kembali mengutip tulisan Harner yg jelas2 sudah diungkap Bpk.Awi bhw kutipan LMP salah kaprah mengambil pilihan kemungkinan tulisan mana yg seharusnya dipilih. Sy sangat2 kecewa, bagaimana sih Maxi ini dalam membaca suatu artikel.? Ko bisa2nya mengutip kmbali pndpt Harner di komen diatas, jd cm sbegini kualitas Maxi. Kecewaaaaa berat sy.” TANGGAPAN SAYA : Kalau Bpk tidak keberatan, bolehkah sy minta tolong Bpk tunjukkan secara spesifik dr 2 “bukti” yg diungkap oleh Bpk Awi, bagian mana yg memperlihatkan bhw LMP adlh “pembual”. Soal tanggapan saya atas tulisannya Harner, kalau Bpk tdk keberatan, bolehkah saya minta tolong utk membaca kembali argumentasi sy di poin no. 12 dan kemudian tolong Bpk jawab pertanyaan saya di bagian akhir poin tsb? Bhw Bpk “kecewaaaaa berat”, sekali lg sy mohon maaf, tp silahkan sj krn itu adlh hak asasi Bpk. Sy pribadi tdk ada masalah koq, krn bukankah memang sangatlah TIDAK REALISTIS utk berpikir apalagi berharap bhw kita bisa “memuaskan” semua orang?
    5. Pernyataan Bpk, “Yg sy tunggu td nya adalah pembuktian dia thd tulisan Bpk Awi yg dia tuduhkan sbg 'mengutip publikasi LMP diluar konteks dan maksud penulis LMP', ternyataaaa, hah, cm 'pembelaan' thd LMP tp lucunya dng 'copy paste' publikasi LMP lg, 'YANG MANA YANG DI LUAR KONTEKS NYA MAS MAXI..?'.” TANGGAPAN SAYA : Tolong Bpk banyak bersabar yaaa, krn seraya sy menanggapi tulisan2nya Bpk Awi mudah2an Bpk bisa melihat di bagian mana saja Bpk Awi mengutip dan bahkan “mentafsirkan”[meminjam istilahnya Bpk Awi] tulisan2nya MP di luar konteksnya.
    -- b e r s a m b u n g --

    ReplyDelete
  11. l a n j u t a n ...
    6. Pernyataan Bpk, “Sy yakin 1000%, kl km hanya mengajukan bukti tp dr publikasi LMP, Bpk Awi akan mampu 'mementahkan' opini2 LMP tsb, ko km ga bs blajar ya.? Publikasi LMP itu sdh makanan Bpk Awi sehari hari, ga ada yg luar biasa bg Bpk Awi kl opini km hanya 'copy paste' publikasi LMP.” TANGGAPAN SAYA : Sekali lg terima kasih banyak utk keyakinan Bpk. Saya sangat tertarik dg pernyataan Bpk bahwa “publikasi LMP itu adalah makanan Bpk Awi sehari-hari”. Pertanyaan saya, Apakah itu membuat Bpk Awi “LEBIH MEMAHAMI” ttng ajaran dan kepercayaan SSY berdasarkan Alkitab di bandingkan dg SSY pada umumnya, sehingga membuat artikel2 yg ia tulis menjadi berimbang dan akurat spt keinginannya sbgmn yg pernah ia sampaikan? Bagi saya, jawabannya sama sekali tidak. Spt yg akn sy tunjukan seraya sy menanggapi tulisan2nya Bpk Awi, spt yg sdh pernah sy sampaikan, bahwa kebanyakan dr tulisan2nya Bpk Awi yg “menjelaskan” atau “mentafsirkan” [istilah2 yg digunakan oleh Bpk Awi] tulisan2 LMP yg ia kutip sama sekali “diluar konteks” sehingga kesimpulan2nya sangat2lah tdk obyektif bahkan cendrung menyesatkan pembaca yg belum/tidak pernah membaca publikasi2 LMP. Jadi, apkh spt yg Bpk Rojali katakan, “Bpk Awi akan mampu “mementahkan opini2 LMP”? Mungkin saya bisa MINTA TOLONG kpd Bpk Rojali utk meminta kpd Bpk Awi agar Bpk Awi mau menjawab/menanggapi argumentasi serta pertanyaan saya pada poin 12 itu dlm artikel “Kebohongan Lembaga Alkitab Dan Risalah Menara Pengawal: Bagian 1”. Soalnya dlm tanggapannya yg terakhir, Bpk Awi TETAP MENOLAK utk menanggapi/menjawabnya. Siapa tahu, dan mudah2an kalau Bpk yg memintanya, mungkin Bpk Awi akn bersedia menjawabnya. Karena bg sy, dan mudah2an bg Bpk Rojali jg, krn kita sama2 adalah pembaca blognya Bpk Awi, jawaban yg jujur dari Bpk Awi akn memperlihatkan siapa yg sedang “berdusta/berbohong” [meminjam istilahnya Bpk Awi]. LMP ataukah Bpk Awi?

    7. Pernyataan Bpk, “Jauh dr harapan sy km Maxi, cm katak dlm tempurung trnyata. Opini km itu cm penjelasan yg membosankan, tdk ada bobotnya sama sekali. Masih lebih berbobot opini Sdr.Dylan atau sdri.Martha R”. TANGGAPAN SAYA : Sekali lagi terima kasih banyak Pak. Saya sangat menghargai pandangan dan perasaan Bpk. Tp kalau saya boleh minta tolong, itupun kalau Bpk tidak keberatan, tolong di tunjukkan bagian mana dr penjelasan saya yg menurut Bpk “membosankan/tdk ada bobotnya sama sekali” spy jelas bg saya. Terima kasih sebelumnya.

    8. Pertanyaan Bpk, “km msh baru ya sbg SY.? JAWABAN SAYA : Iya betul Pak. Dibandingkan dg BANYAK dari Sdr/i saya termasuk salah seorang saudara kandung Bpk yg sdh puluhan tahun melayani dg setia sbg SSY, saya memang masih relatif baru. Demikianlah tanggapan saya. Mohon maaf kalau ada kata2 atau pernyataan saya yg mungkin tdk berkenan bagi Bpk Rojali ya!!! Salam saya utk Bpk. Terima kasih.

    Untuk Bpk Awi, terima kasih kesediaannya utk menyampaikan tanggapan sy kpd Bpk Rojali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. To Bp Rojali,

      Tolong tulisan Sdr. Maxi tidak ditanggapi krn beliau sudah tdk bisa memberi komentarnya lebih lanjut krn tidak akan sy tayangkan.

      Diskusi kita bukanlah masalah kalah atau menang tetapi apakah argumentasi yg dibuat obyektif dan masuk akal. Biarlah pembaca yg menilai obyektifitas dan kemasuk-akalannya.

      Sy menilai argumentasi 'asal bunyi' dan tidak masuk logika sehingga sy anggap sbg spam. Misalnya, ia mengatakan: "meskipun memang kualifikasi dari suatu komite/panitia penerjemah Alkitab sampai taraf tertentu adalah penting, namun ukuran/standar yang paling menentukan justru adalah apa yang ditunjukkan atau dibuktikan oleh hasil karyanya, yang dalam konteks pembahasan kita ini berarti terjemahan Alkitab yang dihasilkan".

      Menurutnya yg penting itu hasilnya terjemahannya sedangkan kualifikasinya tdk sepenting hasilnya.

      Pernyataan ini sungguh tdk masuk akal & diluar akal sehat. Krn jk Maxi ingin dioperasi cangkok jantung, apakah ia mau dioperasi oleh dokter yg tdk memiliki kualifikasi yg sesuai? Tentu tidak, bukan? Ia pasti cari dokter yg terbaik dan memenuhi kualifikasinya. Jd logika Maxi hasil lebih penting dr kualifikasi gak masuk akal dan 'asal bunyi' aja biar terlihat ada jawaban.

      Demikian jg TDB diterjemahkan oleh 4 org yg tidak memiliki kualifikasinya. Bgm hasilnya bisa dipercaya? Nah Maxi mencoba membuktikan bhw banyak pujian datang dr ahlinya. Ironisnya, sumber itu dr MP yg suka berbohong. Ini akan sy buktikan apa yang sebenarnya para ahli katakan.

      Perhatikan ia tulis: "Kalau bicara soal kualitas, menurut saya, berkualitas atau tidaknya suatu hasil karya... tidaklah selalu bergantung/ditentukan oleh latar belakang akademik/pendidikan sekuler para penerjemahnya ataupun atas apa kata orang/opini publik."

      Ini namanya 'circular argument' krn diawalnya ia sendiri menyebut para ahli yg mendukung TDB tp disatu pihak ia mengatakan "tidaklah selalu bergantung....apa kata orang/opini publik". Loh jk begitu, buat apa di menyebut opini para ahli?

      Ini adalah beberpa contoh dr pikiran Maxi yg sy nilai 'asal bunyi' biar kelihatan ada jawaban. Yg demikian, maaf hanya membuang2 waktu melayaninya krn ia menulis dan menilai sendiri kebenarannya. Kita ingin sebuah diskusi yg sehat, masuk akal & mencerahkan...tidak asal bunyi dan diluar akal sehat.

      Sy memberi hak sdr Maxi memberi komentarnya atas blog ini, tentunya bukan di blog ini. Dia hrs buat blog sendiri dan info kpd sy, sy dgn senang hati akan me-link blognya dia agar pembaca pun dpt menilai.

      Salam kasih Kristus Yesus.

      Delete
    2. Kepada yth pembaca blog ini,

      Silahkan lihat:

      1. http://saksi-saksi-yehuwa.blogspot.com/2012/04/polemik-terjemahan-dunia-baru-bahasan-1.html DAN

      2. http://saksi-saksi-yehuwa.blogspot.com/2012/04/saksi-yehuwa-kesalahan-retorika-bagian.html DAN

      3. http://saksi-saksi-yehuwa.blogspot.com/2012/04/argumentasi-saksi-yehuwa-sarjana.html

      untuk menanggapi argumentasi Sdr. Maxi.

      Delete
  12. bukannya ciri orang kristen itu kasih, kenapa harus saling menjatuhkan? sekarang benar atau salah kan bisa dilihat dari hasikl buahnya.. yang saya tahu selama saksi yehuwa sangat aktif membantu orang lain untuk menerapkan prinsip alkitab dan bukankah itu yang terpenting karena tidak soal agama kita apa TUHAN melihat hati dan hasil perbuatan kita.. jadi daripada bikin blog yang hanya menjelekan kepercayaan orang lain kenapa tidak menyoroti hal2 yang bisa diterapkan dalan kehidupan yang makin sulit ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Sdr Yuliyus

      Terima kasih atas komentarnya ya

      Untuk mengetahui alasan saya menulis blog ini silahkan klik Perhatian Bagi Saksi Yehuwa

      Sdr mengatakan:

      "tidak soal agama kita apa TUHAN melihat hati dan hasil perbuatan kita"

      Maaf, dalam hal ini saya kurang sependapat karena seseorang mungkin merasa 100% yakin bahwa keyakinan agamanya itu benar dan tulus menjalankan perintah-perintah agamanya. Tetapi sesungguhnya apa yang dia yakini itu dapat sungguh-sungguh tidak benar.

      Amsal mengatakan bahwa ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut (Amsal 16:25).

      Kesungguhan, perbuatan dan ketulusan hati saja tidak cukup jika objek keyakinannya itu tidak tepat sasaran. Segala ketulusan, perbuatan dan keyakinannya tidak akan memindahkan hidupnya dari hukuman siksaan neraka ke dalam surga. Misalnya, jika saya ingin pergi ke Trans Studio yang bertarif Rp.150.000/sekali masuk. Saya harus membeli harga tiket itu untuk dapat menikmati keseluruhan fasilitas yang ada di sana. Tetapi, jika saya hanya memiliki Rp.149.900 yang memang hampir mendekati nilai Rp.150.000, tetap saja saya tidak boleh masuk karena uangnya tidak cukup.

      Oleh sebab itu, meskipun seseorang itu tulus dan yakin dengan apa yang dipelajarinya, tetapi orang itu mempercayai sesuatu yang keliru — misalnya Allah yang salah, dengan cara dan jalan yang salah — ia tetap tidak mencapai standard yang Allah tetapkan bagi orang yang ingin dibangkitkan dan selamat untuk menikmati kemuliaan-Nya.

      Pertanyaannya adalah apakah keyakinan dan ketulusan Sdr sesuai dengan obyek keyakinan Sdr?

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
    2. hOI KAMU ITU GAK MENJAWAB IDIOT
      BUAT APA KAMU MENENTUN DENGAN CARA ITU,..INI MAKSUD SAYA :

      Untuk mengetahui alasan saya menulis blog ini silahkan klik Perhatian Bagi Saksi Yehuwa

      KAMU KOK SUKA BANGAT PAKE CARA IDIOT GT DI SETIAP KESEMPATAN,DASAR IDIOT!KAMU KULIAH LAGI AJA AWI.....BENAR APA KATA SAUDARA YULIYUS KLO KM SUKA JELEKIN SSY TAPI GAK BISA JAWAB APA2!DASAR IDIT

      Delete
  13. Halo selamat malam Bpk Awi. Perkenankanlah sy menanggapi tanggapannya Bpk dibagian ini ya.

    1.Komentar Bpk Awi, “Komentar Sdr kali ini menarik krn Sdr mencoba membuktikan bhw 'TDB' banyak dipuji oleh para ahli dan hal lainnya. Luar biasa...” TANGGAPAN SAYA : Apakah ada pernyataan saya yang menyiratkan saya “sedang mencoba MEMBUKTIKAN bahwa TDB banyak dipuji oleh para ahli…?” Poin saya di atas adalah : “Demikian juga halnya dengan Terjemahan Dunia Baru, sewaktu [saya sebagai salah seorang] SSY mengutip komentar-komentar dari sarjana Alkitab tertentu mengenai TDB, TUJUANNYA HANYA SEKEDAR UTK MEMPERLIHATKAN BAHWA TIDAK SEPERTI YG DIKATAKAN BANYAK ORANG LAIN BHW SELURUH AHLI BAHASA DI DUNIA INI MENGECAM ALKITAB TDB, TERNYATA ADA JUGA SARJANA ALKITAB MAUPUN PENERJEMAH ALKITAB YG OBYEKTIF YG DG JUJUR MENGAKUI NILAI DAN KEUNGGULAN ALKITAB TDB dibanding dg terjemahan2 lain. Ya, bagi saya pribadi, yang paling penting adalah biarlah masing-masing terjemahan tersebut yang “berbicara”… Demikian pula dalam konteks terjemahan-terjemahan Alkitab, saya juga dapat mengatakan bahwa, akurat atau tidak akurat, bersifat literal atau tidak, dapat diandalkan atau tidak, ilmiah atau tidak ilmiah, dll, kesemuanya itu tidaklah semata-mata ditentukan oleh siapa dan apa kualifikasi para penerjemahnya ataupun apa kata orang melainkan lebih banyak ditentukan/bergantung kepada bagaimana isinya atau hasil karya itu sendiri. Dalam hal ini terjemahan-terjemahan Alkitab itu sendiri yang akan “berbicara”. Makanya sebagai pembaca/penikmat marilah kita biarkan terjemahan-terjemahan itu sendiri yang “berbicara”. Dan satu hal lagi, untuk bisa mengatakan suatu terjemahan Alkitab tertentu lebih akurat, lebih berpaut kepada bahasa aslinya, dapat diandalkan, dst, pastilah cara terbaik untuk memastikannya adalah dengan membandingkan antara satu terjemahan Alkitab dengan beberapa atau banyak terjemahan Alkitab lainnya, bukan?” Pertanyaan saya buat Pak Awi, apakah Bpk sendiri sdh melakukan perbandingan demikian sehingga Bpk dpt dg yakin mengatakan bhw TDB memang dibuat utk mendukung doktrin MP?

    --- berlanjut ---

    ReplyDelete
  14. --- lanjutannya ---

    2. Komentar Bpk Awi, “Tp ingat ya, apa yg Sdr kutip sumbernya dr MP. Sedangkan berulang kali di blog ini telah sy buktikan bahwa kredibilitas MP sangat meragukan krn kerap kali MP mengutip secara keliru org lain…” TANGGAPAN SAYA : SEANDAINYApun [ingat lho, SEANDAINYA, krn spt yg sdh berulang kali saya sampaikan dan akan saya buktikan JUSTRU kebalikannyalah yg terjadi] klaim Bpk Awi ada benarnya bahwa Bpk “sdh berulang kali membuktikan … kredibilitas MP sangat meragukan…” apakah itu berarti SEMUA/APAPUN yg ditulis oleh MP adalah keliru/tidak ada yang benar? Memang saya perhatikan dlm banyak artikel yg Bpk tulis, Bpk Awi memang sangat gemar (meminjam istilah yg Bpk gunakan) mempropagandakan gagasan bahwa, karena SSY adalah agama sesat maka apapun itu (apakah itu berupa ajarannya, ataupun kutipan2 dari sumber sekuler, dllnya) yang ditulis/tertulis dalam publikasi2 mrk pastilah sangat2 diragukan kebenarannya atau bahkan sama sekali tidak ada yang benar/semuanya palsu. [ ini contohnya : “…seluruh doktrin yang diterima oleh SSY merupakan warisan dari nabi palsu. Tidak mungkin bibit pepaya menghasilkan buah durian, bukan? Apakah ada nabi palsu memberikan doktrin yang selaras dgn Alkitab?”] Sbg hasilnya memang ada beberapa dari pembaca blog Bpk yang “menelannya bulat-bulat” [meminjam istilahnya Bpk Awi] seolah-olah semua pernyataan Bpk adalah ‘kebenaran’. He..he..he bagi saya itu hanyalah bentuk lain dari apa yang Bpk sebut sbg kesalahan retorika. Saya juga melihatnya sbg standar ganda. Mengapa? Karena dalam banyak tulisannya Bpk, Bpk Awi cukup banyak mengutip dari publikasi MP dan menyatakan bahwa Bpk setuju dg apa yg dikatakan dlm publikasi tsb. Bahkan Alkitab TDB yg notabene menurut Bpk dihasilkan oleh orang-orang yg tdk kredibel, sangat sering Bpk kutip dlm tulisannya Bpk. Koq bisa ya???

    3. Pernyataan Bpk, "Tp nyatanya Sdr belum sadar juga, ya.:-) Keledai saja tidak mau jatuh di lubang yg sama 2 kali, tp manusia....10 X pun belum cukup rupanya. :-)” TANGGAPAN SAYA : He..he..he.. Apakah ada yang tidak benar sehubungan dg sumber-sumber sekuler yang saya kutip itu? Setelah membaca artikel tanggapan Bpk Awi atas sumber2 tsb, saya mengambil kesimpulan bahwa apa yg dikutip oleh MP memang adalah benar. Untuk rinciannya, akan saya bahas di masing2 postingan jawaban Bpk.

    4. Pernyataan Bpk Awi, “Sy sangat mengerti bhw memang satu2-nya sumber yg Sdr percaya adalah MP, sedangkan yg lain 'bersumber dr setan/tdk dpt dipercaya'. Ini adalah pola pikir seorang anggota kultus. 'Black & White thinking' sangat berbahaya & tidak sehat buat manusia krn ia hanya memandang dunia ini dgn 2 warna. Renungkan, ada begitu banyak warna, ia hanya melihatnya 2!” TANGGAPAN SAYA : Sekali lagi saya senang mengingatkan Bpk Awi, tolonglah untuk jangan “gemar membaca pikiran atau bahkan perasaan saya”, karena sdh banyak bukti bahwa Bpk selalu salah membaca pikiran dan perasaan saya. Kecuali kalau bicara soal kebenaran AJARAN, ya saya sangat setuju bahwa yang ada memang hanyalah “Hitam atau Putih/Benar atau Salah”. Bukankah Alkitab memang mengajarkan demikian? (Sbg contoh, Matius 7 : 13, 14) Apakah Bpk Awi juga tidak setuju dg apa yg Yesus katakan?

    --- berlanjut ---

    ReplyDelete
  15. --- lanjutannya ---
    5. Pernyataan Bpk Awi, “Betapa ironisnya bagi Sdr dlm posisi membela MP tp ternyata kutipan yg Sdr pakai itu tidaklah akurat! Bukankah membuat malu Sdr sendiri? Sy akan buktikan minggu ini apa yg saya maksud.” TANGGAPAN SAYA : He..he..he.. Apakah artikel tanggapan Bpk Awi membuat saya malu [sekali lagi, tolonglah jangan suka ‘membaca dan menafsirkan’ pikiran dan perasaan saya]? Spt yg saya sampaikan diatas, setelah saya baca artikel tanggapan Bpk, rasanya tidak ada alasan bagi saya utk merasa malu krn telah mengutip sumber2 sekuler yg dikutip oleh MP. Justru sebaliknya, menurut saya argumen2nya Bpk Awi serta bukti2 yg Bpk sajikan ternyata memperlihatkan bahwa klaim Bpk Awi sama sekali tidak benar. Silahkan nanti lihat rinciannya di artikel2 terkait.

    6. Pernyataan Bpk Awi, “Hanya pesan sementara sy adlah "manusia memilih lebih baik mati kekal dengan mengangap dirinya benar dari pada hidup kekal mengakui bahwa ia telah keliru mengambil sebuah keputusan yang salah"” TANGGAPAN SAYA : Terima kasih utk pesannya, tapi rasanya pesan ini berlaku juga buat Bpk, bukan?
    7.Pernyataan Bpk Awi, “Diskusi kita bukanlah masalah kalah atau menang tetapi apakah argumentasi yg dibuat obyektif dan masuk akal. Biarlah pembaca yg menilai obyektifitas dan kemasuk-akalannya.” TANGGAPAN SAYA : He..he..he.. Terlalu sering Bpk Awi mengulang-ulangi pernyataan ini, tapi sayangnya fakta juga memperlihatkan bahwa Bpk tdk membiarkan pembaca yang menentukan – seringkali justru Bpk Awi lah yang menentukannya!!! – sebagaimana nyata dibawah ini..

    8. Pernyataan Bpk Awi, “Sy menilai argumentasi 'asal bunyi' dan tidak masuk logika sehingga sy anggap sbg spam. Misalnya, ia mengatakan: "meskipun memang kualifikasi dari suatu komite/panitia penerjemah Alkitab sampai taraf tertentu adalah penting, namun ukuran/standar yang paling menentukan justru adalah apa yang ditunjukkan atau dibuktikan oleh hasil karyanya, yang dalam konteks pembahasan kita ini berarti terjemahan Alkitab yang dihasilkan". Menurutnya yg penting itu hasilnya terjemahannya sedangkan kualifikasinya tdk sepenting hasilnya.
    Pernyataan ini sungguh tdk masuk akal & diluar akal sehat. Krn jk Maxi ingin dioperasi cangkok jantung, apakah ia mau dioperasi oleh dokter yg tdk memiliki kualifikasi yg sesuai? Tentu tidak, bukan? Ia pasti cari dokter yg terbaik dan memenuhi kualifikasinya. Jd logika Maxi hasil lebih penting dr kualifikasi gak masuk akal dan 'asal bunyi' aja biar terlihat ada jawaban. Demikian jg TDB diterjemahkan oleh 4 org yg tidak memiliki kualifikasinya.” TANGGAPAN SAYA : He..he..he.. Pertanyaan saya buat Bpk Awi, Apakah Bpk Awi punya BUKTI YANG SAHIH bahwa para penerjemah Alkitab TDB tidak kredibel dan tidak memiliki kualifikasi sbg penerjemah Alkitab spt yg Bpk tuduhkan? Kalau ada tolong tunjukkan kpd saya dan semua pembaca blog ini!!!
    --- berlanjut ---

    ReplyDelete
  16. --- lanjutannya ---

    9. Pernyataan Bpk Awi, “… Nah Maxi mencoba membuktikan bhw banyak pujian datang dr ahlinya. Ironisnya, sumber itu dr MP yg suka berbohong. Ini akan sy buktikan apa yang sebenarnya para ahli katakan. Perhatikan ia tulis: "Kalau bicara soal kualitas, menurut saya, berkualitas atau tidaknya suatu hasil karya... tidaklah selalu bergantung/ditentukan oleh latar belakang akademik/pendidikan sekuler para penerjemahnya ataupun atas apa kata orang/opini publik." Ini namanya 'circular argument' krn diawalnya ia sendiri menyebut para ahli yg mendukung TDB tp disatu pihak ia mengatakan "tidaklah selalu bergantung....apa kata orang/opini publik". Loh jk begitu, buat apa di menyebut opini para ahli?” TANGGAPAN SAYA : Soal tuduhan Bpk, “…MP yg suka berbohong” , he..he..he.. silahkan saja itu hak Bpk mengatakan demikian, tp sekali lagi tolong diingat kembali ungkapan ‘mulutmu adalah harimaumu’. Nanti saya akan buktikan siapa sebenarnya yang gemar berbohong. Mengenai tujuannya saya mengutip kutipan2 para ahli sekuler dari publikasi MP, silahkan lihat poin no.1 Makanya tolong baca baik-baik tanggapan saya secara utuh/keseluruhan jangan suka dipotong2.

    10. Pernyataan Bpk Awi, “Ini adalah beberpa contoh dr pikiran Maxi yg sy nilai 'asal bunyi' biar kelihatan ada jawaban. Yg demikian, maaf hanya membuang2 waktu melayaninya krn ia menulis dan menilai sendiri kebenarannya. Kita ingin sebuah diskusi yg sehat, masuk akal & mencerahkan...tidak asal bunyi dan diluar akal sehat.” TANGGAPAN SAYA : He..he..he.. Sekali lagi, silahkan lihat siapa yg sedang berbicara. Bpk mengatakan, saya “menulis dan menilai sendiri kebenarannya” [meskipun saya ragu apakah memang demikian halnya], padahal Bpk Awi sendiri melakukannya hampir di semua tulisan2 Bpk. Bukankah Bpk gemar [meminjam istilah yg Bpk gunakan] menulis dan menilai sendiri tulisannya Bpk?

    11. Pernyataan Bpk Awi, “Sy memberi hak sdr Maxi memberi komentarnya atas blog ini, tentunya bukan di blog ini. Dia hrs buat blog sendiri dan info kpd sy, sy dgn senang hati akan me-link blognya dia agar pembaca pun dpt menilai.” TANGGAPAN SAYA : Menurut saya ini adalah pernyataan Bpk Awi yang paling ‘menggelikan’ sampai saat ini. Setahu saya dimana-mana yang namanya hak jawab, pertama-tama dan terutama harus dimuat di media [cetak, elektronik, dll] yang sama dimana suatu artikel atau pernyataan tertentu telah menimbulkan permasalahan tsb. Silahkan pembaca menilai sendiri.

    Terima kasih dan Sampai ketemu lagi ya.

    ReplyDelete
  17. Celakalah bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN(YHWH/YAHWE), menista Yang Mahakudus, Allah Israel,dan berpaling membelakangi Dia. Yesaya 1:4 (Terjemahan Baru)

    Coba ente Halaman paling belakang (INDEX)buka ALKITAB TERJEMAHAN BARU PUNYA LAI,Disitu cari arti dari TUHAN: Yahwe

    Jadi ente baru bisa ngomong,siapakah ALLAH itu? Apakah Yesus/YWHW ??
    Jelas YWHW Allah Israel yang maha Agung yang berkuasa atas Dunia dan Yesus hanya Putra yang dikasihinya(bukan Tuhan)

    ReplyDelete
  18. Cetakan Alkitab terjemahan dunia baru tersedia gratis, sedangkan cetakan terjemahan Alkitab lain harus beli. Dari fakta ini saja kita bisa tau mana yang berasal dari Allah. 1 Kor.9:18.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih Sdr Bee atas komentarnya.

      Tersedia gratis bukanlah berarti ajaran Saksi Yehuwa benar dan bukan sebuah organisasi kultus. Pemberian gratis hanyalah sebuah propaganda yang merupakan keahlian propaganda dari organisasi Saksi Yehuwa dalam memberikan kesan seolah-olah cetakannya tersedia gratis. Anda memberikan kepada peminat bisa saja gratis, meskipun kadang-kadang SSY juga meminta sumbangan suka rela. Tapi tanpa Anda sadari Andalah yang 'membeli' Alkitab itu untuk diberikan kepada orang melalui sumbangan sukarela Anda, bukan?

      Jika Anda yakin organisasi ini bersumber dari Allah (termasuk publikasinya), mengapa organisasi Saksi Yehuwa melakukan kenajisan yaitu berdusta dalam publikasinya untuk membenarkan doktrinnya? Silahkan klik di sini untuk buktinya.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
  19. Awi menulis: Anda memberikan kepada peminat bisa saja gratis, meskipun kadang-kadang SSY juga meminta sumbangan suka rela. Tapi tanpa Anda sadari Andalah yang 'membeli' Alkitab itu untuk diberikan kepada orang melalui sumbangan sukarela Anda, bukan?

    Apa maksud bung Awi SSY harus "membeli" Alkitab dulu untuk diberikan kepada orang lain melalui sumbangan sukarela .

    Saya selalu mendapatkan publikasi SSY gratis, dan hampir tidak pernah memasukkan ke kotak sumbangan, fine-fine aja, gak ada beban dan tidak pernah ada paksaan utk memasukkan ke kotak sumbangan.

    Lagipula yang namanya sumbangan sukarela ya suka-suka kami mau masukkan ke kotak atau tidak terserah, namanya juga "sumbangan sukarela", bebas, (tidak seperti kolekte atau perpuluhan di gereja-gereja) jadi kalau kami memasukkan uang ke situ, apakah itu namanya "membeli" jika setelah kami memasukkan ke kotak lalu kami mengambil Alkitab atau buku cetakan tertentu???, aneh sekali analogi berpikir bung Awi ini.

    BD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Sdr BD atau mungkin Budi kali ya.

      Saya hanya agak heran dng Anda ini selalu gonta-ganti initial. Tidak bisakah Anda jujur terhadap diri Anda sendiri?

      Anda berkata:

      Saya selalu mendapatkan publikasi SSY gratis, dan hampir tidak pernah memasukkan ke kotak sumbangan, fine-fine aja, gak ada beban dan tidak pernah ada paksaan utk memasukkan ke kotak sumbangan.

      Jika Anda seorang SSY tentunya Anda sedang berdusta dng melakukan pembenaran diri akan organisasi kultus SSY ini dng mengatakan "hampir tidak pernah memasukkan ke kotak sumbangan" krn faktanya "hampir semua SSY" yg saya tanyai mengenai hal ini mengatakan bahwa mereka memberikan sumbangan suka relanya. Bahkan saya pribadi pernah dimintai sumbangannya untuk beroleh buku "Alkitab Ajarkan".

      Jk Anda mau jujur terhadap diri sendiri, dulu s/d thn 1990, setiap buku/majalah ada harganya. Bahkan nilai rupiah tertera di publikasi MP. Ini kesaksian dari mantan SSY yg dpt Anda baca di di sini

      Ini sepengetahuan dan yg aku alami dulu sampai thn 1998 bahwa MENARA PENGAWAL dan SEDAR LAH kita bayar nya BUKAN sumbangan sukarela tapi ada harga nya perbuku.. Misal nya kita pesan perbulan nya 3 buku Menara Pengawal dan Sedarlah maka diambil atau tidak diambil maka kita hrs bayar seharga 3 buku itu dan bila kita ingin mengurangi jatah buku menjadi 1 maka 3 bulan sebelum nya kita hrs bilang kpd yg ngurusi buku..... Selain Menara Pengawal dan Sedarlah ada buku~buku lain nya yg lebih tebal dan harga nya lebih mahal dari Sedarlah dan Menara Pengawal....Bagi anggota SSY yg ekonomi nya kuat maka kita mendapat buku ini lebih banyak dg alasan stok digudang menumpuk banyak... Keluarga aku pernah dapat buku ini (istilahnya buku jatah) sampai 5 ~ 10 buku per judul dan buku ini digunakan utk pembelajaran bagi peminat baru / study yg kita kunjungi (istilah SSY kunjungan kembali) dan buku ini harus kita yg bayar sendiri

      Anda berkata, "tidak seperti kolekte atau perpuluhan di gereja-gereja". Apakah ketika kolekte diedarkan berarti jemaat dipaksa memberi? Silahkan kunjungi gereja lihat apakah jemaat dipaksa. Ini juga sukarela, terserah jemaatnya. Sudah 2 thn ini saya tidak pernah memberi. Jd tidak ada paksaan. Tuduhan Anda aneh dan prejudice.

      Sdr BD, Anda hanya seorang pengecut yg hanya bisa menjawab yg mudah-2 saja. Saya tantang Anda menjawab pertanyaan artikel terbaru saya di Budak Setia Bijaksana Murtad, Kebangkitan & Penipuan. Jangan jadikan diri Anda seperti burung unta yg terbirit-birit dlm upaya menjawab ajaran palsu MP dng jawaban retorika & belat-belit.

      Saya menggunakan istilah "membeli" dalam tanda kutip. Artinya semua kegiatan SSY diistilahkan atas nama sumbangan suka rela padahal ini adalah merupakan bisnis percetakan. Tp tentunya SSY tidak dapat memahami hal ini. SSY terlalu buta mengertinya.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
  20. Awi: Jk Anda mau jujur terhadap diri sendiri, dulu s/d thn 1990, setiap buku/majalah ada harganya.

    Ya itu benar, tapi ini sudah tahun 2013 bung Awi !, uptodate dong kalo kasih info, bahkan sejak tahun 2000 dan seterusnya hingga saat ini SSY sudah bikin penyesuaian dan perubahan tentang sumbangan utk biaya pencetakan buku (semua buku dan majalah sudah gratis setelah tahun 2000). Lagipula adalah fitnah jika dikatakan bhw SSY pada tahun 1990an menjual buku hanya utk motif mengeruk keuntungan. Mengapa saya katakan demikian? karena pertama: harga jual majalah ataupun buku pada saat itu sangat amat murah ketika sistem penyebaran dgn mengganti "ongkos cetak" sebelum tahun 2000 tersebut benar-benar hanya utk pengganti biaya ongkos cetak dan ongkos kirim karena dicetak di luar negeri (tidak ada untungnya), Kedua tentunya logis pada waktu itu utk mencetak buku perlu biaya pembelian kertas, biaya design, biaya penulisan, biaya percetakan, biaya kirim (import) krn dicetak di luar Indonesia, biaya bea&cukai, dll, belum lagi para penginjil harus mengeluarkan ongkos transport utk menyebarkan buku2 dan majalah2. Jadi adalah pemikiran TOLOL jika pada waktu itu SSY dituduh sedang mencari untung dengan menjual buku. Kalau mau cari untung paling pas jual Rokok ! Andaikatapun jika motifnya ingin mencari untung menjual buku, maka organisasi SSY tentunya akan menjualnya atau mendistribusikannya ke toko-toko buku atau Gramedia dengan harga tinggi (dan tentunya tidak mencantumkan label SSY di buku tersebut agar toko2 buku tersebut bersedia sebagai reseller), tapi SSY tidak pernah menggunakan cara tersebut utk mencari keuntungan, SSY terang2an mengidentifikasikan lembaga penerbitnya, dan sampai saat ini tidak ada lagi pungutan sumbangan ongkos cetak.

    Kalau anda memang jujur dan punya niat baik (bukan hanya berniat menyerang SSY seperti cara Setan yg terus menyerang motivasi Yesus ketika mengabar dan menyembuhkan orang sakit) maka anda akan jujur juga menganalisa cara kerja penginjilan SSY pada waktu sebelum tahun 2000 tersebut. Sungguh terlihat anda seperti memendam kebencian terhadap SSY sehingga tidak semua data-data yg anda sajikan di sini akurat, banyak mengandung subyektifitas.

    Saya hanya agak heran dng Anda ini selalu gonta-ganti initial. Tidak bisakah Anda jujur terhadap diri Anda sendiri?

    Hmm, itu saja anda permasalahkan, mengapa bung Reincarnated 212 yang kadang mengubah initialnya menjadi R212 tidak anda permasalahkan? jawabannya jelas, karena anda sangat sentimen dengan SSY.

    BD

    ReplyDelete
    Replies
    1. Akhh Sdr Budi. . . Budi

      Tidak bisakah Anda menjawab tantangan saya untuk menjawab artikel terbaru saya yaitu Budak Setia Bijaksana Murtad, Kebangkitan Dan Penipuan?

      Anda tidak mampu menjawabnya menunjukkan sangat jelas satu hal yaitu iman Anda itu dipantek kepada sebuah organisasi, bukan pada Alkitab. Oleh sebab itu, ketika dulu Anda mengusulkan agar saya mengundang pendeta dan Anda mengundang SSY yg berkompeten saya tolak krn masalah SSY bukanlah teologi tetapi psikologi. Buktinya masalah blunder kepalsuan SSY saja tidak mampu Anda jawabnya apalagi berbicara Alkitab? Sia-sia dan membuang-2 waktu saja.

      Pemikiran TOLOL adalah percaya bhw organisasi tidak mendapatkan untung apa2 dari bisnis percetakannya. Anda mengkalkulasi berdasarkan perkiraan Anda saja, coba buktikan secara konkrit kepada saya apakah pernah organisasi info laporan rugi/labanya? Coba jawab ya. Jangan hanya spekulasi. Anda banyak berspekulasi dan berasumsi sendiri tanpa disertai bukti. Ini namanya orang lugu bin dungu!

      Bahkan Anda tidak tahu mengapa adanya perubahan dari pencantuman harga di publikasi menjadi sumbangan suka rela seperti yg dilakukan sekarang. Kasihan. . . Dunia internet sudah demikian luas dan Anda masih tidak tahu alasan perubahan itu.

      Silahkan lihat http://www.theforbiddenknowledge.com/hardtruth/jw_jimmy_swaggart.htm
      atau google Jimmy Swaggart and Watchtower maka akan ditemukan skandal organisasi MP yaitu untuk menghindari pajak makanya dibuat perubahan dari berharga menjadi sumbangan suka rela. Sungguh ironis Anda tidak tahu!

      Sekarang ini MP dpt sumbangan 2 kali; satu dari SSY dan satu lagi dari orang yg dimintai sumbangan. Contohnya saya pribadi pernah dimintai sumbangannya dan sumbangan itu dimasukkan ke dlm amplop putih utk disampaikan kepada organisasi. Jadi MP double untung!

      Mengenai perubahan nama Reincarnated 212 menjadi R212 semua pembacanya jelas krn jk ia menggunakan nama Reincarnated 212 terlalu panjang sehingga disingkat R212. Sebaliknya Anda berulang kali menggunakan initial berkomentar tetapi ketika ditantang menjawab sebuah pertanyaan menghindar. Jd jelas motivasi Anda mengubah initial adalah agar tidak menjawab pertanyaan-2 yg sulit.

      Secara pribadi saya tidak ada masalah dng pribadi SSY. Masalah saya adalah dng organisasi kultus berkedok agama Kristen yaitu Menara Pengawal yg berkeliling mencari korban utk memperbudak orang yang tidak tahu apa itu sesungguhnya organisasi SSY.

      Saya percaya SSY adalah orang yg tulus dan lugu percaya sedang melayani Yehuwa padahal yg disembahnya adalah sebuah organisasi. Ini merupakan penyembahan berhala modern. Silahkan klik Penyembahan Berhala Modern utk buktinya.

      Tolong jangan berkomentar lagi jika Anda tidak mampu menjawab tantangan saya. Buktikan dulu apakah keyakinan Anda bisa dipertanggungjawabkan.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
  21. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Sdr Markus

      Terima kasih Anda sudah mampir.

      Anda said:

      "untuk nama orang yang ikut menerjemahkan tidak mau dikasih lihat itu info ngawur, buktinya aja saya udah tau sebelum baca artikel blog ini"

      My reply:

      Anda mengetahui siapa penerjemah TDB itu baik. Tetapi yg saya bahas adalah organisasi tidak pernah menyebutkkan siapa-siapa yg menerjemahkan TDB. Bisa Anda sebutkan di publikasi mana organisasi menyebutkan para penerjemahnya dan kualifikasi apa yang dimilikinya? Jadi saya tidak ngawur. Anda yg kurang cermat memahami apa yg saya tulis.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.