Jika Allah Sumber Kasih, Mengapa Mengutus Yesus Menebus Dosa?

kasih terbesar yesus saksi yehuwa
Apakah Allah Adalah Kasih?
SELESAI BERHIMPUN DI SEBUAH gereja minggu lalu, ketika saya sedang berbicang-bincang dengan seorang sahabat Kristen tentang suatu topik umum, tiba-tiba kami dihampiri oleh seorang anak lelaki dan ditanya, “Om-Om, bolehkah saya bertanya?“.

Ya, tentunya boleh. Mau tanya apa?”, kata teman saya ramah.

Apakah Om percaya bahwa Allah adalah kasih dan mengasihi kita?“, tanya rekan kecil itu.

Ya, tentu dong. Rasul Yohanes berkata bahwa 'Allah adalah kasih' dan karena Allah mengasihi kita maka Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal agar setiap orang yang percaya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (1 Yoh. 4:8, Yoh. 3: 16)”, teman saya menjelaskan.

Apakah Om juga percaya bahwa Yesus mati karena menebus dosa-dosa kita?”, kembali rekan kecil itu bertanya.

Ya, tentu dong. Paulus berkata, 'Kristus telah mati karena dosa-dosa kita' (1 Kor. 15:3)”, teman saya dengan lugas menjawab.

Jika memang Allah adalah kasih dan mengasihi kita, mengapa Ia mengirim Anak-Nya untuk mati menebus dosa-dosa manusia, bukan Allah sendiri yang mati dan menebus dosa kita?”, rekan kecil itu bertanya. Dan jujur kami agak tersentak dengan pertanyaan cerdas tersebut.

Saya juga teringat dengan pertanyaan Kristus sendiri tentang kasih terbesar di Yoh. 15:13, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”. Menurut Yesus bukti kasih terbesar yang seseorang dapat lakukan adalah dengan menyerahkan nyawanya sendiri bagi orang lain.  Seseorang bisa mengklaim bahwa ia mengasihi orang lain. Tetapi tanpa bisa membuktikan dirinya benar-benar mengasihi maka klaim-klaim kasih itu hanyalah sebuah slogan tanpa arti. Dan bukti kasih yang terbesar yang bisa dilakukan seseorang adalah dengan mengorbankan nyawanya, bukan mengorbankan harta dan lain-lain hal, melainkan memberikan nyawanya. Ya, mengorbankan nyawa seseorang demi orang lain merupakan bukti tindakan kasih terbesar yang seseorang bisa lakukan.

Sebuah pertanyaan yang sangat baik untuk dipikirkan yaitu jika Allah mengklaim diri-Nya sumber kasih dan mengasihi manusia, mengapa bukan Allah sendiri yang datang ke dalam dunia untuk (memberikan nyawa-Nya) menyelamatkan manusia dari dosa-dosanya melainkan mengutus Putra-Nya. Dengan mengutus anak-Nya untuk berkorban nyawa-Nya bagi umat manusia bukankah berarti Allah sesungguhnya tidak benar-benar mengasihi manusia dan klaim Allah adalah kasih merupakan klaim yang salah? 

Tentunya maksud kata “Allah” yang saya gunakan di sini bukanlah berarti pribadi Allah Bapa melainkan pemahaman dalam pengertian umum, misalnya Allah adalah maha kuasa, maha hadir dan lain-lain sifat dan natur keallahan yang hanya dimiliki Allah saja.

Bagi Saudara — penganut Tritunggal — tentunya tidak mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan rekan kecil itu. Sebaliknya, jika Saudara adalah seorang Saksi Yehuwa ini merupakan pertanyaan menarik untuk dipikirkan jika Saksi-Saksi Yehuwa mengklaim ajarannya berdasarkan Alkitab. Mengapa? Karena doktrin Saksi Yehuwa mengajarkan bahwa Yesus adalah ciptaan Allah yang pertama, bukan Allah sejati satu hakekat dengan Allah Bapa. Berikut kutipan publikasi organisasi Saksi Yehuwa yang menyatakan Yesus sebagai ciptaan pertama Allah:

Yesus tinggal sebagai pribadi roh di surga sebelum ia dilahirkan di Betlehem. Ia adalah ciptaan Allah yang pertama dan satu-satunya yang diciptakan langsung oleh Allah. Maka, ia dengan tepat disebut sebagai satu-satunya Putra yang diperanakkan, atau Putra tunggal Allah. Di surga, ia sering menjadi juru bicara Allah. Itulah alasannya ia disebut sebagai Firman. Ia juga membantu Allah dan ikut menciptakan segala sesuatu. (Yohanes 1:2, 3, 14) Yesus tinggal di surga bersama Allah selama miliaran tahun sebelum manusia diciptakan.—Baca Mikha 5:2; Yohanes 17:5. (Menara Pengawal, 1/12/2012, hlm. 16, biru dari saya)
Nah, jika Saudara seorang Saksi Yehuwa yang kebetulan membaca blog ini, bolehkah saya mengajukan pertanyaan berikut ini:

  • Tuhan Yesus berkata bahwa bukti dari kasih terbesar seseorang adalah dengan mengorbankan nyawanya bagi orang lain atau sahabat-sahabatnya.
  • Akitab mengatakan bahwa Yehuwa adalah kasih bahkan sumber kasih itu sendiri.
  • Jika Allah adalah kasih, mengapa Allah Yehuwa tidak membuktikan kasih-Nya itu dengan mengorbankan nyawa-Nya sendiri bagi dosa-dosa manusia. Malahan sebaliknya, mengirim Tuhan Yesus untuk mengorbankan nyawa-Nya?
  • Yesus Kristus telah membuktikan kasih-Nya itu dengan memberikan nyawa-Nya bagi dosa-dosa manusia, apakah berarti Yesus sebagai ciptaan memiliki kasih yang lebih besar dari Allah Yehuwa sendiri?
Jika Saudara sebagai seorang Saksi Yehuwa tidak mampu memberikan penjelasan berdasarkan Alkitab pertanyaan-pertanyaan tersebut maka keyakinan Saudara bahwa Yesus Kristus adalah ciptaan Allah yang pertama perlu dikaji ulang karena tidaklah berdasarkan Alkitab.

Bagaimana pendapat Saudara?

Soli Deo Gloria

Ada jalan yang lurus dalam pandangan seseorang, tetapi ujungnya adalah jalan-jalan kematian. (Amsal 14:12, NW)

Artikel terkait:
1. Yesus Kristus CIPTAAN Allah? (Wahyu 3:14, Amsal 8:22)
2. Menjawab Pertanyaan Saksi Yehuwa: Keilahian Yesus
3. Mengertikah Anda Doktrin Tritunggal?

5 comments :

  1. Mengorbankan nyawa bagi orang lain seperti Yesus, ada contoh kecilnya, yaitu petugas pemadam kebakaran yg rela menerobos panasnya api ketika ada korban selamat yg terperangkap dlm TKP. Contoh yg lebih mikro adl menyumbang darah untuk rekan/ keluarga yg butuh transfusi. Pengorbanan Yesus disia-siakan para saksi, dianulir organisasi kultus.

    AS

    ReplyDelete
  2. Karena Bapa dan Putra adalah satu hakekat

    ReplyDelete
  3. Karena Yesus memiliki badan,roh manusia,fikiran manusia,nafsu manusia,memiliki libido sex manusia (bukan libido sex tuhan/dewa) urat syaraf manusia dan juga roh tuhan dlm badannya. Karena roh tuhan selalu nempel pd tubuh Yesus,apakah penebusan dosa ditiang salib juga utk penebusan dosa Allah Thn Bpk (opo tumon rek,tuhan punya dosa),makanya waktu teriak Eli. Eli lamasahtani, tuhan bpk acuh,krn dosa tuhan bpk juga sedang ditebuh,logikanya kan demikian.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak sekali pertapa yg menyepi, jauh dr wanita selama puluhan th. Bhiksu budha misalnya. Mereka bisa kenapa Yesus tidak bisa? Masalah mengalihkan kebutuhan seks, anda tanyakan ke praktisinya saja, bukan disini ahlinya. Menurut para biksu dg cara banyak2 doa, semedi, vegetarian, rajin beres2 kuil, puasa.

      Misinya menebus dosa manusia, kok malah berbuat dosa? Jadi tolong sebutkan dg jelas apa dosanya Yesus. Sampai kapanpun nihil.

      Memang demikian lah yg dinubuatkan para nabi besar. Bacalah yg lengkap, Yesus hrs mati di kayu salib, pada hari ke3 bangkit mengalahkan maut. Tidak satupun nubuat yg tdk digenapi.

      Sudah jelas apa belum?

      Delete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.