Orang Kristen Menyebut Allah: Bapa Surgawi |
Sekarang kita lihat dan menganalisa dalam kutipan majalah Menara Pengawal di bawah ini:
Meskipun kita tidak dapat memastikan bagaimana persisnya nama Allah dilafalkan, yang penting adalah menggunakan nama-Nya mendekatkan kita kepada-Nya. Senangkah Anda jika teman-teman memanggil Anda ”Pak” atau ”Bu”, atau apakah Anda lebih suka jika mereka memanggil Anda dengan nama pribadi Anda? Sekalipun mereka menggunakan bahasa lain dan tidak melafalkan nama Anda dengan benar, Anda tetap lebih suka jika mereka memanggil nama pribadi Anda, bukan? Demikian juga halnya dengan Allah. Ia ingin agar kita menggunakan nama pribadi-Nya, Yehuwa. (Menara Pengawal, 1/6/2008, hlm. 22)Marilah kita kaji kutipan Menara Pengawal tersebut dengan akal sehat berdasarkan Alkitab dengan bertanya: Meskipun kita tidak dapat memastikan persisnya nama Allah dilafalkan, apakah benar Allah ingin agar orang Kristen menggunakan nama-Nya, Yehuwa?
Apakah Seorang Bapak Senang Dipanggil Dengan Nama Pribadi?
Organisasi Saksi Yehuwa berargumentasi bahwa Anda lebih suka jika teman-teman memanggil dengan nama pribadi Anda daripada ”Pak” atau ”Bu”. Ini ada benarnya tetapi bukan sebuah argumen yang sah. Argumen yang sah adalah apakah orang tua akan senang jika dipanggil oleh anaknya dengan sebutan nama pribadinya “Budi” atau “Maria”?
Mengapa saya memberikan argumen hubungan relasi orang tua dengan anaknya di atas? Alkitab mengajarkan bahwa relasi seorang Kristen dengan Allahnya adalah relasi seperti ayah dan anak (Roma 8:14-150. Hal ini diajarkan oleh Tuhan Yesus ketika mengajarkan kita cara berdoa kepada Allah di Matius 6:9: “Bapa kami yang di sorga”. Ya, Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita agar kita menyebut-Nya: “Bapa”, bukan dengan nama pribadi-Nya.
Apakah Allah Senang Dipanggil Dengan Penglafalan Yang Salah?
Tidak ada satu orang pun di dunia ini yang dapat menyebut nama Pribadi Allah yang berupa huruf konsonan יהוה dengan benar yang ditransliterasikan YHWH (Tetragramaton).
Nah, menurut Anda; apakah seseorang ayah akan senang jika dipanggil anaknya dengan sebutan nama yang salah? Renungkan hal ini: Bangsa Yahudi yang mendapatkan mandat ilahi secara langsung tidak berani menyebut nama Pribadi Ilahi tersebut karena nama YHWH dianggap sakral. Karena kesakralan kata YHWH ini, maka tak sembarang orang menyebutkannya; dan di dalam pembacaan Kitab suci, mereka mengganti kata YHWH tersebut dengan Adonai. Nah, Saksi-Saksi Yehuwa yang hidup ribuan tahun kemudian dengan begitu berani menyebut nama tersebut meskipun tidak tahu pelafalannya dengan benar. Bukankah para Saksi Yehuwa songong (kurang ajar)?
Kita memanggil Allah sebagai Bapa, pertama-tama karena Tuhan Yesus sendiri yang mengajarkannya ketika para rasul bertanya bagaimana caranya berdoa, maka Kristus mengajarkan doa Bapa Kami (lih. Mat 6:9-13; Luk 11:2-4). Dan memang kita layak memanggil Allah sebagai Bapa sebab kita telah diangkat sebagai anak-anak Allah sehingga kita dapat memanggil Bapa sebagai “Abba, Bapa” (Rom 8:15; Gal 4:6).
Kesimpulan
Ketika organisasi Saksi Yehuwa menyatakan bahwa Allah “ingin agar kita menggunakan nama pribadi-Nya, Yehuwa” merupakan suatu asumsi rasionalisasi yang tidak masuk akal apalagi berdasarkan Alkitab karena yang menginginkannya ya organisasi Saksi Yehuwa yang merupakan anti-kristus yang dinubuatkan Kristus akan kehadirannya. Sebaliknya, Yesus mengajarkan agar orang Kristen menyebut Allah sebagai “Bapak yang di surgawi atau Bapa Surgawi” karena memang semua orang Kristen adalah anak-anak Allah yang layak memanggil Bapa sebagai Abba, Bapa (Roma 8:14-15; Gal. 4:6)
Bagaimana pendapat Saudara; Apakah Kita Menyebut Nama Bapa Surgawi atau Yehuwa?
Soli Deo Gloria
Untuk mengetahui siapa dan apa di balik organisasi dan ajaran Saksi Yehuwa lebih detail, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat atau Kultus? dan buktinya sendiri apakah organisasi Saksi Yehuwa sebuah gerakan Kristen sejati ataukah grup kultus berkedok agama Kristen berdasarkan publikasi dan praktek yang diterapkan dan diajarkan di dalam organisasi tersebut.
Karena Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu akan tampil dan akan memberikan tanda-tanda yang hebat dan keajaiban-keajaiban untuk menyesatkan, jika mungkin, bahkan orang-orang pilihan. (Mat. 24:24, TDB)
Para saksi wajib googling sendiri, biar yakin kalo orang Israel modern takut melanggar 10 perintah allah bagian jangan menyebut nama Allah dg tidak hormat, makanya dialihkan mjd adonai atau elohim. Kalo nggak punya kuota ntar saya kasi degh.
ReplyDeleteMajalahnya juga dah kuno. Jaman now maupun jaman old, orang dipanggilnya pakai nama kesayangan/ nama akrab, misal joko dipanggulnya jok, anton dipanggilnya ton. Kalo nggak manggilnya pake nama julukannya, misal Tulus dipanggil gajah, Abdurahman Wahid dipanggil Gus Dur. Pendek kata, ajaran majalahnya ngawur total.
Malah ada orang yg ganti nama, misal entis sutisna minta dipanggil sule, edi supono minta dipanggil parto, dan kita kok nurut ya.
Ada yg bikin nama samaran, nah yg ini jelas2 nggak mau dikenal nama aslinya, Nah lo lagi2 majalahnya ngaco, parah.
Salam
AS
Majalahnya dummy alias bodo, nggak bisa membela diri jika didebat, ditungguin ratusan edisi berikut jawabanya nggak pernah datang, padahal udah ditungguin lama banget.
ReplyDeleteSalam
AS
Para saksi pasti dah pernah baca artikel semua orang punya nama kan?
ReplyDeleteEeeeh ternyataaaa....di kitab suci banyak anonim, misal orang sakit yg disembuhkan tdk pernah diketahui namanya siapa.
Nah lo...tertipu lagi deh.
Salam
AS
Namaku aja cebong, gpp lah
ReplyDeleteSalam
AS
Kalau konsisten menolak konsep Tritunggal, kalau berdoa kata-kata Bapa kami di surga tdk perlu ada. Cukup dg Yehuwa, tuhan kami....
ReplyDelete