Mengapa Ada Banyak Aliran Doktrin Kristen atau Gereja?

Mengapa Ada Banyak Aliran Doktrin Gereja?

MENGAPA BANYAK ALIRAN atau doktrin berbeda-beda yang diajarkan oleh gereja atau pemimpin Kristen Protestan? Bukankah para Trinitarian Protestan tersebut mengaku dipimpin oleh Roh Allah atau Roh Kebenaran akan mengajar dan memimpin mereka ke dalam seluruh kebenaran (Yoh. 14:26, Yoh. 16:13). Lalu mengapa mereka memiliki pemahaman atau kebenaran yang berbeda-beda? Apakah mereka dipimpin oleh Roh Kudus yang berbeda-beda?

Artikel kali ini yang merupakan artikel bersambung dari Bolehkah Ada Berbagai Aliran Doktrin Kristen atau Gereja? akan menjawabnya berdasarkan pengertian saya atas fenomena ini.  

Satu hal utama yang harus dipahami dulu yaitu kebenaran itu sendiri adalah Yesus Kristus. Kristus merupakan satu-satunya Pemimpin agama yang pernah hidup dan berani mengklaim bagi diri sebagai Kebenaran (Yoh. 14:6). Jelas kebenaran itu hanyalah satu tetapi manusia itu sendiri; sebagai penafsir Firman, yang memiliki  pemahaman yang berbeda berdasarkan pengetahuannya tentang kebenaran itu. Kapankah manusia memiliki pengetahuan yang berbeda? Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka ia tidak memiliki pengetahuan yang sempurna akan Allah. Ini diakui oleh Rasul Paulus ketika berkata:

pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal (1 Kor. 13:9-12)

Jika saya bisa berikan ilustrasi seperti 3 orang buta sejak lahir yang tidak memiliki gambaran sama sekali tentang gajah dan kali ini mengandalkan tangannya untuk menjelaskan seekor gajah dengan cara meraba-rabanya. Jika satu orang meraba bagian belalai gajah, maka ia akan berkata bahwa gajah itu berbentuk panjang, bulat dan dari ujung satu ke ujung lainnya semakin mengecil. Orang buta lainnya yang menyentuh telinga akan mengatakan bahwa gajah itu kenyal dan berbentuk lebar serta agak tipis. Demikian juga dengan orang buta lainnya; ia akan menjelaskan tentang gajah sesuai dengan apa yang dirabanya. Apakah memang gajah itu berbentuk panjang, lebar serta tipis? Tentunya, tidak. Lalu apakah para orang buta tersebut salah? Tentunya tidak, karena mereka hanya mencoba menjelaskan tentang seekor gajah dari sudut pandang yang tidak sempurna. Penjelasan mereka benar hanya tidak utuh. Penjelasan mereka saling melengkapi. Namun demikian, dengan segala keterbatasannya mereka mencoba menjelaskannya.

Demikian juga para teolog tersebut dengan segala keterbatasan pengetahuannya, melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, berusaha memahami dan menafsirkan seluruh kebenaran Alkitab dengan berdoa memohon pertolongan Roh Kudus. Meskipun berbeda, tetapi pemahaman satu teolog dengan teolog lainnya saling melengkapi sampai mereka melihat muka dengan muka dengan kebenaran itu sendiri.

Adanya perbedaan pemahaman akan Alkitab menyebabkan timbulnya denominasi gereja. Meskipun berbagai denominasi gereja tersebut memiliki beda pemahaman tetapi satu iman, satu baptisan dan satu Tuhan yaitu Yesus Kristus. Perbedaan pemahaman tidaklah menyangkut hal-hal yang substansial yang mempengaruhi keselamatan seseorang.

Tetapi mungkin pembaca blog ini bertanya, “Bukankah ada ajaran pendeta saling bertentangan, bukan saling melengkapi?” Ya, Anda benar. Jauh sebelum Anda lahir Yesus memberikan peringatan kepada kita bahwa “Kristus-Kristus dan nabi-nabi palsu” akan datang dan berusaha menyesatkan banyak orang termasuk orang-orang pilihan juga (Matius 24:23-27). Demikian juga rasul Petrus memperingati kita dalam suratnya tentang guru-guru palsu:

Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda (2 Petrus 2:1-3)

Oleh karena itu, sebagai orang Kristen kita harus sungguh-sungguh berhati-hati menyikapi ajaran-ajaran palsu yang dibawa oleh nabi-nabi dan guru-guru palsu. Beruntung kita hidup di masa kini di mana informasi dapat dengan mudah diperoleh melalui dunia internet. Dengan bantuan internet akan memudahkan kita dalam menimbang untuk menentukan mana ajaran yang benar dan mana yang palsu. Ambillah kamus Alkitab, beberapa komentari, jangan hanya satu komentari melainkan beberapa agar kita benar-benar dapat menimbangnya dan berbagai bantuan yang dibutuhkan untuk memahami Alkitab lebih jelas. Jika kita benar-benar orang Kristen sejati, kita akan mengenal suara Sang Gembala kita yaitu Yesus Kristus (Yoh. 10:14). Meskipun mungkin kita disesatkan untuk sementara waktu tetapi pada akhirnya kita akan mendengar suara Gembala kita.

Saya bisa cerita dari pengalaman pribadi sendiri. Saya dibesarkan secara rohani dan dibaptis di sebuah gereja kecil di bawah naungan suatu denominasi gerakan Pentakosta. Pada waktu itu, di salah satu cabang gereja tersebut pendetanya dipengaruhi oleh ajaran Toronto Blessing dan pengajaran tentang Roh Kudus yang ekstrem, misalnya tentang bahasa roh bisa dipelajari dengan membuka mulut sambil mengeluarkan suara-suara tertentu. Saya tidak merasakan kedamaian rohani dengan pengajaran ini. Waktu itu, internet belumlah ada. Jadi satu-satunya sumber pegangan saya adalah Alkitab dan mendiskusikan fenomena gerakan tersebut dengan rekan seiman se gereja. Semakin hari, hati saya semakin tidak sejahtera dan gelisah. Saya gumulkan dalam doa dan teliti ayat-ayat Alkitab yang mendukung ajaran yang ekstrem tersebut dan membandingkannya  pada 1 Korintus 12 dan Kisah 2. Pada akhirnya, saya memutuskan untuk pindah beribadah ke gereja Protestant karena saya rasa kurang pas pemahaman gereja tersebut dengan ayat-ayat Alkitab lainnya.      

Menariknya, setelah kira-kira 2 tahun kepindahan saya, gereja Pentakosta itu meninggalkan pemahaman tentang bahasa roh yang ekstrem dan ajaran Toronto Blessing. Saya jadi teringat tentang pendirian gereja yang dijamin oleh Yesus Kristus bahwa alam maut pun tidak akan menguasainya di Matius 16:18, “Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya”.  

Saya percaya, seperti juga manusia dapat disesatkan namun jika panggilannya teguh maka ia akan bertobat, gereja yang dikelola oleh manusia berdosa pada suatu waktu mungkin juga dapat tersesat, tetapi karena Kristus sendiri yang mendirikan gereja yaitu sebagai tempat jemaat Kristen berkumpul maka Ia akan meluruskannya.  

Bagaimana kita bisa menentukan suatu ajaran sesat atau berdasarkan Alkitab? Harus diakui tidak terlalu mudah membedakannya karena semua orang mengaku ajarannya berdasarkan Alkitab. Tetapi jika kita benar-benar mempelajari Alkitab dengan sungguh maka dengan mudah dapat ditemukan kesesatannya. Petunjuk sederhananya saya ringkas berdasarkan pengalaman pribadi:

• Klaim-klaim bersifat atau bersumber ilahi. Pemimpin agama mengklaim dipilih secara ilahi atau bertemu Yesus atau Allah langsung secara supranatural. Klaim-klaim ini bersifat sepihak atau kebenarannya hanya bersumber dari pemimpin agama tersebut. Saksi Yehuwa memenuhi kriteria ini (baca hamba setia dan badan pimpinan). Gembala Sidang Gereja Tiberias Indonesia mengklaim bertemu dengan Yesus langsung dan hal-hal yang supranatural seperti beberapa kali naik surga dan lain-lain.
  
  Satu hal yang harus saya tekankan yaitu meskipun Gembala Sidang GTI mengklaim hal berbau supranatural. Bukanlah berarti bahwa GTI adalah sebuah kultus karena klaim-klaim demikian hanya memenuhi 1 elemen saja dari beberapa ciri sebuah kultus. Sebaliknya, organisasi Saksi Yehuwa memenuhi semua kriteria ciri-ciri sebuah kultus. Silahkan lihat Saksi Yehuwa: Rohaniwan Allah atau Suatu Kultus? membahas kriteria lainnya sebuah kultus.


• Pengajaran Doktrin Baru. Pemimpin agama mengajarkan doktrin baru yang diklaim berdasarkan Alkitab. Banyak doktrin baru yang dimiliki oleh Saksi Yehuwa yang diklaim berdasarkan Alkitab (baca Saksi Yehuwa, Kultus dan Doktrin Baru). Gereja Tiberias mempopulerkan anggur perjamuan sebagai suatu media yang mampu menyembuhkan penyakit.
• Kesembuhan Ilahi. Saya pribadi masih percaya bahwa kesembuhan ilahi masih terjadi sampai saat ini. Namun demikian, kita harus berhati-hati dengan praktek-praktek kesembuhan ilahi yang dilakukan dan ditekankan secara berlebihan oleh pemimpin Kristen. Kita harus benar-benar menguji apakah kesembuhan ilahi tersebut bersumber dari Allah atau setan atau sugesti diri karena pemimpin agama lain pun bisa melakukan kesembuhan ilahi atas nama allahnya.     
• Pengalaman Pribadi Menjadi Doktrin Baku. Pengalaman pribadi seseorang dengan Tuhannya adalah unik dan bersifat personal. Saya tidaklah anti bahasa roh dan percaya bahwa bisa saja seseorang berbahasa roh jika memang Allah menghendakinya. Saya memiliki seorang saudara ipar yang memiliki pengalaman berbahasa roh ketika ia sedang berdoa secara pribadi. Tetapi kita harus mewaspadai pemimpin Kristen yang mengalami bahasa roh tetapi lalu mengajarkan bahwa bahasa roh itu bisa dipelajari dan harus dialami oleh seluruh orang Kristen sehingga lainnya yang tidak mengalaminya dicap sebagai orang yang tidak memiliki Roh Kudus. Dengan demikian, pengalaman pribadinya menjadi doktrin baku.
• Teologi Sukses. Banyak pemimpin Kristen (termasuk GTI) mengajarkan teologi sukses, artinya mengikut Tuhan Yesus maka kesuksesan ekonomi, kesejahteraan secara finansial akan meningkat atau sakit penyakit tidak ada terjadi. Beri persembahan 10 maka Tuhan akan memberi 100. Ini pengajaran yang tidak benar karena faktanya, para rasul mengalami banyak kesulitan dan penganiayaan ketika mengikuti Kristus. Ajaran ini adalah ajaran Gunung Kawi. Jika ingin kaya lebih baik ikut setan karena setan pasti bisa memberikan kekayaan. 
• Agama Sejati atau Kultus? Silahkan klik Saksi Yehuwa; Suatu Kultus atau Rohaniwan Allah? untuk mempelajari ciri-ciri kultus berkedok agama Kristen.

Namun demikian, setelah saya jelaskan panjang lebar, Saudara masih bingung juga bagaimana menentukan doktrin yang benar dan sesat dan pemimpin agama manakah yang harus diikuti pemahamannya. Artikel berikutnya akan membahasnya.

Jadi bagaimana menurut Anda artikel Bolehkah Ada Berbagai Aliran Doktrin Kristen atau Gereja??

Untuk mengetahui siapa dan apa di balik organisasi dan ajaran Saksi Yehuwa, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat atau Kultus? dan buktinya sendiri apakah organisasi Saksi Yehuwa sebuah gerakan Kristen sejati ataukah grup kultus berkedok agama Kristen berdasarkan publikasi dan praktek yang diterapkan dan diajarkan di dalam organisasi tersebut.

Soli Deo Gloria

Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus. (2 Yohanes 1:7)

Rekomendasi Artikel:

1. Saksi Yehuwa: Penyembah Berhala Modern
2. Mengungkap Organisasi Allah Berkedok Agama Kristen
3. Fakta Saksi Yehuwa: Suatu Kultus Dan Nabi Palsu
4. Saksi Yehuwa Pemberita Injil Sejati Atau Palsu?
5. Siapakah AntiKristus (1 Yohanes 2:22)?