Nabi Palsu Berseru: Kiamat, kiamat, kiamat!

Nabi Palsu Berseru: Kimat!

Di dalam blog ini, saya telah membuktikan berdasarkan fakta sejarah sejak berdirinya organisasi Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal bagaimana organisasi yang mengklaim bagi dirinya sendiri (self-proclaimed) sebagai satu-satunya saluran komunikasi Allah berulang kali di dalam 3 masa presiden yang berbeda telah bernubuat palsu akan kapan waktunya kiamat. Misalnya:

• Kepemimpinan Charles Russell — presiden Menara Pengawal pertama — memprediksi kiamat pada tahun 1914 dan ketika gagal dirubah menjadi 1915. (Klik Fakta Nubuatan Kiamat Charles Russell untuk detailnya).
• Presiden kedua Menara Pengawal — Joseph F. Rutherford —memprediksi adanya kebangkitan nabi-nabi Perjanjian Lama pada tahun 1925. (Klik Prediksi Palsu Rutherford untuk bahasannya).

Dan jika kita pelajari lebih detail lagi akan nubuat-nubuatan yang diprediksi oleh Rutherford, ternyata beliau tidak saja bernubuat akan kebangkitan nabi-nabi Perjanjian Lama, tetapi juga pada waktu yang sama bernubuat bahwa bumi akan berubah menjadi firdaus yang akan dihuni oleh manusia. Lihat Ajaran Sesat: Hidup Kekal Di Bumi untuk bahasannya.

Dan menurut saya hal ini sungguh ironis bagi Saksi-Saksi Yehuwa. Mengapa? Di masa kepemimpinan Rutherford; ia membagi kehidupan kekal menjadi 2 bagian yaitu 144.000 orang hidup di surga (kawanan kecil) dan sisanya sebagai 'kawanan besar' hidup di bumi firdaus. Dan setiap Saksi Yehuwa mewarisi ajaran ini. Jika Anda bertemu dengan seorang Saksi Yehuwa, mereka akan mengatakan bahwa harapan hidup kekal mereka adalah di bumi firdaus, bukan di surga.

Nah, jika Rutherford pernah keliru bernubuat bumi akan berubah menjadi firdaus, bagaimana sekarang setiap Saksi Yehuwa begitu yakin ajarannya ini tidak akan keliru juga? Menurut saya pribadi, tetap bersikukuh mempercayai ajaran yang pernah keliru, benar-benar tidak masuk akal dan di luar kemampuan akal saya untuk memahaminya. 

• Seolah-olah belum cukup Menara Pengawal akan nubuatan palsunya, di masa kepresidenan Frederick Franz juga melakukan Nubuatan Kiamat 1975: Akhir Sejarah Manusia 

Penelitian saya berlanjut yaitu membuktikan bagaimana Saksi Yehuwa Mengaku Sebagai Nabi terilham Allah dan ketika saya uji berdasarkan kriteria Alkitab tentang nabi sejati versus nabi palsu, yaitu Ul.18:20-22 terbukti pula bahwa Saksi Yehuwa adalah Nabi Palsu Berdasarkan Alkitab.

Lalu bagaimana Menara Pengawal merasionalisasikan kegagalan nubuatan palsunya itu agar dapat diterima oleh para anggotanya, yaitu Saksi-Saksi Yehuwa? 

Nah, inilah bahasan bersambung saya kali ini dengan judul tag Rasionalisasi Menara Pengawal Atas Nubuatan Palsunya dan saya akan bahas satu per satu bagaimana rasionalisasi Menara Pengawal itu hanyalah berupa rekaan manusiawi dan tidak berdasarkan Alkitab. Secara khusus Menara Pengawal merasionalisasikannya di majalah Sedarlah!, 8/3/1993, hlm. 15-16. Sub-judul artikel tersebut adalah Mengapa Begitu Banyak Tanda Bahaya Palsu, yang ditulis dengan indah dan kelihatannya masuk akal sebagai berikut:

“Kesudahan Dunia—Seberapa Dekat?

Alkisah, ada seorang anak lelaki yang sedang menjaga domba dari penduduk desa. Untuk menimbulkan sedikit kegemparan, suatu hari ia berteriak, ”Srigala! Serigala!” padahal tidak ada serigala. Penduduk desa bergegas datang sambil membawa pentung untuk menghalau serigala, namun tidak mendapati seekor serigala pun. Tipuan tersebut sangat menyenangkan sehingga kemudian anak lelaki itu mengulangi teriakannya. Lagi-lagi penduduk desa bergegas datang sambil membawa pentung, namun mendapati bahwa teriakan tersebut hanyalah tanda bahaya palsu belaka. Setelah itu, seekor serigala benar-benar datang, dan anak lelaki itu menyerukan peringatan, ”Serigala! Serigala!” namun penduduk desa tidak menggubris teriakannya dan mengangapnya sebagai tanda bahaya palsu belaka. Mereka telah terlalu sering dikelabui. Halnya sama dengan orang-orang yang mengumumkan kesudahan dunia ini. Selama berabad-abad sejak zaman Yesus, begitu banyak ramalan yang tak kunjung tergenap telah dibuat sehingga banyak orang tidak lagi menanggapinya dengan serius.”

Betapa tepat dan akuratnya illustrasi tersebut bagi Menara Pengawal yang telah bernubuat tanda bahaya palsu berulang kali tetapi tidak terjadi dan hanya membuat kegemparan, bukan? Lalu di artikel tersebut berlanjut sebagai berikut:

“Gregorius I, paus sejak tahun 590 hingga 604 M., dalam sebuah surat kepada seorang raja di Eropa mengatakan, ”Kami juga berharap agar Yang Mulia mengetahui, sebagaimana kita tlah pelajari dari kata-kata Allah Yang Mahakuasa dalam Kitab Suci, bahwa kesudahan dunia sekarang sudah dekat dan bahwa Kerajaan Orang-Orang Kudus yang tak kunjung berakhir kian mendekat.”

Pada abad ke-16, Martin Luther, sesepuh Gereja Luteran, meramalkan bahwa kesudahan dunia sudah di ambang pintu. Menurut sebuah sumber yang berwenang, ia menyatakan, ”Bagi saya, saya yakin bahwa hari penghakiman sudah sangat dekat.”

Mengenai salah satu dari antara kelompok-kelompok Baptis yang pertama, dilaporkan, ”Para penganut Anabaptis pada awal abad keenam belas percaya bahwa milenium akan terjadi pada tahun 1533.”

”Edwin Sandys (1519-1588), Uskup Agung Kerajaan Inggris . . . mengatakan, . . . ’Yakinlah bahwa kedatangan Tuhan sudah dekat.’”

William Miller, yang dijuluki sebagai pendiri Gereja Adven, dikutip mengatakan, ”Saya yakin sepenuhnya bahwa suatu waktu antara 21 Maret 1843, dan 21 Maret 1844 menurut metode penghitungan waktu orang-orang Yahudi, Kristus akan datang.””

Perhatikan kritikan Menara Pengawal terhadap ramalan-ramalan yang dibuat oleh pihak lain dengan mengabaikan ramalannya sendiri yang pernah dibuatnya dan gagal pula.

Perhatikan pula Menara Pengawal mengklasifikasikan Gregorius I, Edwin Sandys, dan Martin Luther sebagai seorang yang seolah-olah pernah memprediksi sesuatu di masa depan, padahal — misalnya — pernyataan Luther sama sekali tidak menyertakan kapan waktu kiamat, hanya pernyataan, ”Bagi saya, saya yakin bahwa hari penghakiman sudah sangat dekat.” Menyatakan bahwa penghakiman sudah sangat dekat tidak dapat disebut memprediksi akhir dunia karena Rasul Petrus dan Paulus juga menyatakan demikian, tetapi tentunya tidak seperti Menara Pengawal yang menyertakan tanggal kapan waktunya kiamat.

Dan artikel tersebut berlanjut yang mana jika kita perhatikan dengan saksama merupakan sebuah introduksi kepada pembelaan dan rasionalisasi kegagalan Menara Pengawal atas nubuatan palsunya yang akan disampaikan kemudian:

“Apakah tidak terwujudnya ramalan-ramalan demikian membuktikan bahwa para pencetusnya adalah nabi-nabi palsu, menurut pengertian di Ulangan 18:20-22? Ayat tersebut berbunyi, ”Seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi namaKu perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati. Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan [Yehuwa]?—apabila seorang nabi berkata demi nama [Yehuwa] dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan [Yehuwa].””

Perhatikan kutipan Menara Pengawal tersebut mengaitkannya dengan kitab Ul. 18:20-22 yang merupakan standard Alkitab untuk menentukan nabi asli atau palsu. Menariknya, perhatikan tulisan selanjutnya yang berada di bawahnya sebagai berikut:

“Ada pihak-pihak yang membuat ramalan-ramalan spektakuler mengenai kesudahan dunia untuk menarik perhatian dan pengikut, namun ada pihak-pihak lain yang dengan tulus yakin bahwa apa yang mereka umumkan adalah benar. Mereka menyuarakan pengharapan berdasarkan beberapa ayat atau peristiwa fisik yang mereka tafsirkan sendiri. Mereka tidak menyatakan bahwa ramalan mereka merupakan penyingkapan langsung dari Yehuwa dan dengan demikian, mereka tidak bernubuat dalam nama Yehuwa. Oleh karena itu, dalam hal ini, jika kata-kata mereka tidak terwujud, mereka hendaknya tidak dipandang sebagai nabi-nabi palsu seperti orang-orang yang diperingatkan di Ulangan 18:20-22. Dalam kesalahan manusiawi mereka, mereka salah menafsirkan perkara-perkara.”

Perhatikan tulisan yang saya garis-bawahi yang merupakan pembelaan Menara Pengawal akan kegagalan nubuatannya selama ini agar tidak “dipandang sebagai nabi-nabi palsu seperti orang-orang yang diperingatkan di Ulangan 18:20-22. Dalam kesalahan manusiawi mereka, mereka salah menafsirkan perkara-perkara”.

Perhatikan rasionalisasi Menara Pengawal untuk menutupi nubuatan palsunya diklasifikasikan sebagai kesalahan manusia yang salah menafsirkan perkara-perkara.

Dari tulisan Menara Pengawal tersebut, satu hal yang kita tahu sekarang motivasi Menara Pengawal gemar membuat ramalan-ramalan spektakuler kapan waktu kiamat, seperti yang dikatakan sendiri olehnya yaitu "untuk menarik perhatian dan pengikut".

Sekarang perhatikan paragraf berikutnya dari kutipan di atas, yaitu rasionnalisasi Menara Pengawal atas nubuatan palsunya, menulis:

Tanpa dihalangi oleh kegagalan-kegagalan sebelumnya. . . .Membanjirnya tanda bahaya palsu sangat disayangkan. Tanda bahaya tersebut bagaikan teriakan serigala, serigala dari anak gembala—orang-orang segera mengabaikannya, dan sewaktu peringatan yang sesungguhnya datang, peringatan itu juga tidak dipedulikan.

Namun mengapa terdapat kecenderungan semacam itu selama berabad-abad hingga ke zaman kita sehubungan dikumandangkannya tanda bahaya palsu, sebagaimana Yesus katakan bahwa mereka akan muncul? (Matius 24:23-26) Yesus, setelah memberi tahu para pengikutnya mengenai berbagai peristiwa yang akan menandai saat kedatangannya, berkata kepada mereka, sebagaimana kita baca di Matius 24:36-42, ”Tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri. Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. . . . Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.”

Mereka diberi tahu bukan hanya untuk berjaga-jaga dan siap sedia tetapi juga berjaga-jaga dengan penuh harap. Roma 8:19 mengatakan, ”Sebab dengan sangat rindu [”penantian penuh kerinduan”, NW] seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan.” Begitulah sifat manusia apabila kita dengan sungguh-sungguh mengharapkan dan mendambakan sesuatu dan menunggu dalam penantian penuh kerinduan, godaan yang kuat timbul di dalam diri kita untuk berpikir bahwa harapan kita sudah di ambang pintu bahkan meskipun bukti-buktinya tidak memadai. Karena sangat rindu, tanda-tanda bahaya palsu mungkin dikumandangkan. . . . .”

[Catatan Kaki]

Saksi-Saksi Yehuwa, karena sangat merindukan kedatangan Kristus yang kedua, telah menunjuk kepada suatu tanggal yang ternyata tidak benar. Karena hal ini, beberapa orang telah menyebut mereka sebagai nabi-nabi palsu. Akan tetapi, dalam hal ini tidak pernah mereka berbuat lancang dengan membuat ramalan-ramalan ’dalam nama Yehuwa’. Mereka tidak pernah berkata, ’Inilah kata-kata Yehuwa.’ The Watchtower (Menara Pengawal), terbitan resmi Saksi-Saksi Yehuwa, telah mengatakan, ”Kami tidak memiliki karunia bernubuat.” (Januari 1883, halaman 425) ”Kami juga tidak ingin tulisan-tulisan kami disanjung-sanjung atau dianggap tidak dapat keliru.” (15 Desember 1896, halaman 306) The Watchtower (Menara Pengawal) juga telah mengatakan berkenaan fakta bahwa beberapa orang memperoleh roh Yehuwa ”tidak berarti bahwa orang-orang yang sekarang melayani sebagai saksi-saksi dari Yehuwa mendapat ilham. Tidak berarti bahwa tulisan-tulisan dalam majalah The Watchtower (Menara Pengawal) diilhamkan dan tidak dapat keliru serta tanpa kesalahan”. (15 Mei 1947, hlm 157) ”The Watchtower (Menara Pengawal) tidak mengaku diilhamkan dalam pernyataan-pernyataannya, tidak juga bersifat dogmatis.” (15 Agustus 1950, hlm. 263) ”Saudara-saudara yang mempersiapkan publikasi-publikasi ini dapat membuat kesalahan. Tulisan-tulisan mereka tidak diilhamkan, berbeda dengan tulisan-tulisan Paulus dan para penulis Alkitab lainnya. (2 Tim. 3:16) Dan juga, kadang-kadang, seraya pengertian menjadi bertambah jelas dipandang perlu untuk mengoreksi pandangan-pandangan tertentu. (Ams. 4:18)”—15 Februari 1981, hlm. 19.”

Jika kita baca artikel ini secara keseluruhan menjadi jelas bahwa walaupun di dalam sepanjang sejarahnya perilaku Menara Pengawal seperti anak muda itu yang berteriak-teriak ‘serigala, serigala, serigala atau kiamat, kiamat, kiamat’ tetapi Menara Pengawal menolak disebut sebagai nabi palsu. Mengapa? Karena Menara Pengawal memberikan rasionalisasi kegagalannya tersebut seperti yang dapat kita baca di atas. Namun begitu, sahkah rasionalisasi tersebut berdasarkan standard Alkitab? Bagian berikutnya akan membahas rasionalisasi tersebut satu per satu. Silahkan klik Nubuatan, Rasionalisasi Dan Dusta Saksi Yehuwa

Apakah Saksi Yehuwa tidak mengaku sebagai nabi? Silahkan baca Juru Bicara Palsu YEHUWA, Pengilhaman Roh Kudus Dan Nubuatan untuk bahasannya.

Artikel terkait:
1. Nubuatan Palsu Ajaran Charles Russell
2. Menara Pengawal Adalah Nabi Palsu Berdasarkan Publikasinya
3. Bukti Klaim Palsu Saksi Yehuwa: Pemilihan Ilahi
4. Menguji Kebenaran Kesaksian Organisasi Allah

”Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan berbaju domba, tetapi di dalamnya, mereka adalah serigala-serigala yang rakus."
(Mat. 7:15, NW)