Mengungkap Organisasi Allah Berkedok Agama: Psikologi Kultus

                                          Baca Artikel Berikutnya: >>>>

Mengkaji Organisasi Kultus Menara Pengawal dan Saksi Yehuwa
Organisasi Kultus Berjubah Agama
PADA TANGGAL 18 November 1978, dunia terkejut dengan terjadinya aksi bunuh diri massal terbanyak secara bersama-sama di dunia yaitu lebih dari 900 orang anggota People’s Temple yang dipimpin oleh James Warren "Jim" Jones (May 13, 1931 – November 18, 1978) di Jonestown, Guyana. Atau yang paling mengejutkan lagi adalah tindakan bunuh diri oleh beberapa orang Arab pada 11 September 2001 dengan cara membajak pesawat terbang untuk ditabrakkan ke menara kembar World Trade Center, New York sehingga meruntuhkan gedung tersebut dan membunuh ribuan orang. Semua kejadian terjadi di luar negeri. Bagaimana di Indonesia? Rasanya masih segar dalam ingatan kita tentang kejadian bom Bali yang dilakukan oleh Imam Samudra cs di mana para pelaku atas nama Tuhan telah mengorbankan ratusan jiwa orang tanpa rasa sesal sama sekali. Bahkan pelaku begitu yakin bahwa tindakan mereka tersebut akan diberi hadiah surga oleh Tuhan mereka.

Kita bertanya-tanya mengapa ada orang dengan suka rela melakukan bunuh diri? Apakah motivasi mereka? Adakah sesuatu yang mereka ketahui dan percayai yang begitu kuat sehingga mereka melakukan hal-hal di mana kita sebagai orang awam menganggapnya sebagai perbuatan di luar akal sehat? Begitu banyak pertanyaan lainnya, tetapi sedikit jawaban yang kita peroleh. Di antara jawaban yang sering kita dengar adalah korban merupakan anggota grup militan yang telah salah mentafsirkan ayat-ayat kitab suci. Namun sesungguhnya, salah mentafsirkan ayat-ayat suatu kitab suci hanyalah menjawab sebagian dari permasalahan yang ada dan tidaklah menjawab secara keseluruhan atas perilaku mereka yang radikal yaitu melakukan bunuh diri di mana secara akal sehat – mereka total dirugikan juga. Jawaban yang lebih tepat adalah mereka merupakan korban eksploitasi grup kultus (cult, Inggris) yang telah memplintir ayat-ayat suci untuk kepentingan grupnya. Jadi, apakah grup atau organisasi kultus itu?

Bagaimana kata Steve Hassan seorang pakar kultus ketika ditanya "Apakah para teroris merupakan grup kultus?"
Tentu. Saya pikir ini lebih baik mengatakan mereka sebagai kultus destruktif (dengan orientasi politik dan /atau religi) yang menggunakan kekerasan.

Group otoriter yang berstruktur piramida manapun yang menggunakan penipuan dan kontrol pikiran untuk merekrut dan mengindoktrinisasi pengikutnya dapat dipertimbangkan sebagai sebuah kultus destruktif....

Nyatanya, Osama bin Laden dan grup Al Queda-nya merupakan grup kultus destruktif yang menggunakan seluruh teknik kontrol pikiran klasik dalam program pelatihannya. Bom bunuh diri menjalani proses indoktrinisasi yang luas dan menyeluruh, dilaporkan menghabiskan berjam-jam di dalam peti mati membaca Alquran di kuburan umum. Mereka diberitahu bahwa mereka sudah mati dan akan dipuji di sorga untuk perbuatan kepahlawanannya.Seperti anggota kultus destruktif lainnya, mereka diprogram untuk berpikir dalam terminologi sederhana hitam dan putih, kita versus mereka. Mereka bukan saja merendahkan musuh mereka tetapi juga mengutukinya. 

Are terrorist group cults?

Of course. I think it is more useful to think of them as destructive cults (with political and/or religious orientation) which advocate the use of violence.

Any pyramid structured authoritarian group which uses deception and mind control to recruit and indoctrinate their followers is considered to be a destructive cult.

While in the past, terrorist cults have focused on recruiting the disadvantaged, uneducated youth in recent years there has been an increased emphasis on recruiting middle-class, college educated individuals – including married individuals with families.

Apparently, Osama bin Laden and his Al Queda group is a well financed destructive cult which employs a whole host of classic mind control techniques in its training program. Suicide bombers undergo a thorough and extensive indoctrination, reportedly spending hours in a coffin reading from the Koran in an open grave. They are told that they are already dead and will be hailed in heaven for their heroic deeds. Like members of other destructive cults, they are programmed to think in simplistic black and white, us-versus-them terms. They not only depersonalize but also demonize their enemies. (Steve Hassan - freedomofmind.com di bagian frequently Askes Questions)
>
Lalu apa hubungannya para teroris dengan Saksi-Saksi Yehuwa? Tentunya, tidak sama tampilan luarnya. Penampakan dari luar sangat jelas berbeda karena memang agamanya berbeda dan tujuannyapun berbeda. Saya tidak ingin menyamakan antara Saksi-Saksi Yehuwa dengan para teroris. Tidak. Yang ingin saya kupas adalah organisasi yang berada di balik topeng keagamaan yang memiliki kesamaan tertentu.

Setiap agama – entah agama Kristen maupun Islam – memiliki kitab suci yang berbeda sehingga secara otomatis menghasilkan keyakinan, ajaran (doktrin) dan ritual agama yang berbeda pula. Tetapi – terlepas dari perbedaan yang ada – jika kita angkat dan hilangkan perbedaan tersebut maka kita akan melihat bahwa di balik jubah agama tersebut; berdiri dengan kokoh suatu organisasi yang mengontrol ketat setiap aspek kehidupan para anggotanya. Dan organisasi ini bukanlah organisasi agama yang layaknya kita kenal secara umum. Bagi organisasi ini, agama hanyalah berupa kedok atau topeng untuk mencapai suatu tujuan. Dan organisasi-organisasi ini – walaupun memiliki ajaran dan ritual agama yang berbeda – setelah diteliti mendalam, ternyata memiliki ciri-ciri atau kriteria yang sama. Organisasi-organisasi ini merupakan organisasi kultus atau grup pemujaan (cult, Inggris) yang destruktif. Kita akan mempelajari ciri-ciri khas organisasi kultus dengan rinci di dalam artikel berseri dengan label "Kultus Di Balik Topeng Menara Pengawal" ini agar kita dapat terhindar menjadi korban grup destruktif tersebut. Kita akan mempelajari detail apa dan bagaimana cara kerjakan Menara Pengawal menggunakan teknik kontrol pikiran (mind control) untuk merekrut dan mempertahankan para anggotanya, yaitu Saksi-Saksi Yehuwa untuk mengerjakan misinya. 

Apakah contoh kesamaan itu? Semua organisasi kultus berjubah atau berkedok agama selalu mengunakan hal yang sama yaitu menggunakan teknik mind control dalam merekrut, memanipulasi dan mempertahankan anggotanya dengan memanfaatkan ayat-ayat Alkitab sebagai pembenarannyaKita perhatikan sekarang klaim yang dibuat oleh Mormon (Gereja Yesus Kristus Dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir) dan kemudian kita bandingkan dengan klaim Menara Pengawal berikut ini:

Klaim 1: Tidak Ada Keselamatan Di Luar Organisasi Atau Gereja

Setiap organisasi kultus berbasis agama Kristen selalu menyatakan bahwa manusia harus bergabung dengan organisasi atau gerejanya untuk memperoleh keselamatan. Di luar itu, tidak ada keselamatan

Berikut kutipan dari Gereja Mormon:
...jika bukan karena Joseph Smith dan pemulihannya, tidak akan ada keselamatan. Tidak ada keselamatan di luar Gereja Kristus Yesus Dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir

...if it had not been for Joseph Smith and the restoration, there would be no salvation. There is no salvation outside the Church of Jesus Christ of Latter-day Saints. - Mormon Apostle Bruce McConkie, Mormon Doctrine, 2nd edition, page 603.
Bagaimana dengan ajaran Menara Pengawal? Sama. Untuk jelasnya lihat artikel Keselamatan: Dalam Yesus Kristus Atau Organisasi Allah. Perhatikan kutipan berikut ini:
Namun, jika kita menjauhkan diri dari organisasi Yehuwa, tidak akan ada tempat lain lagi yang menyediakan keselamatan dan sukacita sejati. (Bandingkan Yohanes 6:66-69.)  MP 15/9/1993 hlm. 22Janganlah menarik kesimpulan bahwa ada jalan atau cara yang berbeda-beda yang dapat saudara tempuh untuk memperoleh kehidupan dalam sistem baru Allah. Hanya ada satu. Hanya ada satu bahtera yang selamat melampaui Air Bah, bukan sejumlah kapal. Selain itu, hanya akan ada satu organisasi—organisasi Allah yang kelihatanyang akan selamat melampaui “sengsara yang besar,” yang semakin dekat. Sama sekali tidak benar bahwa semua agama menuntun ke satu tujuan. (Matius 7:21-23; 24:21, Bode) Saudara harus menjadi bagian dari organisasi Yehuwa, melakukan kehendak Allah, agar dapat menerima berkat-berkat-Nya berupa kehidupan kekal.—Mazmur 133:1-3.” (Saudara Dapat Hidup Kekal dalam Firdaus di Bumi, hlm.255)
Bagaimana jika kita bandingkan dengan apa yang Alkitab katakan?
Agar setiap orang yang percaya kepadanya dapat memperoleh kehidupan abadi (Yoh. 3:15, NW)

Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." (Kis 4:12, TB).
Sepanjang pembelajaran saya akan Firman Allah, tidak ada satu pun pernyataan yang tersirat maupun tersurat, manusia akan beroleh selamat dengan bergabung atau menjadi bagian dari suatu organisasi atau pun gereja. Tidak ada! Hanya melalui percaya kepada Yesus Kristus saja manusia beroleh selamat! Tidak ada jalan yang lain manusia boleh datang kepada Bapa Surgawi kecuali melalui Yesus Kristus (Yoh. 14:6). 

Klaim 2: Manusia Beroleh Selamat Dengan Iman PLUS Perbuatan Baik

Klaim kedua yang dilakukan oleh seluruh organisasi kultus berkedok agama menjanjikan keselamatan pengikutnya dalam bentuk 'beriman atau anugerah PLUS perbuatan baik', tentunya termasuk bergabung dengan gereja atau organisasi. Kita lihat kutipan dari pengakuan iman dari gereja Mormon berikut ini:
Kami percaya bahwa melalui penebusan Kristus, seluruh manusia boleh selamat, oleh ketaatan kepada hukum dan tata cara Injil.

We believe that through the Atonement of Christ, all mankind may be saved, by obedience to the laws and ordinances of the Gospel. - The Articles of Faith of The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints, article 3. 
Karena kita bekerja tekun untuk menulis, untuk membujuk anak-anak kita, dan juga saudara-saudara kita, untuk percaya kepada Kristus, dan untuk diperdamaikan dengan Allah karena kita tahu bahwa adalah melalui kasih karunia bahwa kita diselamatkan, setelah segala yang dapat kita lakukan. (2 Nephi 25:23)
Bagaimana dengan doktrin Menara Pengawal?
Keselamatan adalah karunia cuma-cuma dari Allah. Ini tidak dapat diperoleh sendiri. Namun, ini menuntut upaya di pihak kita. Jika seseorang menawarkan kepada saudara sebuah pemberian yang sangat berharga dan saudara tidak memperlihatkan cukup penghargaan untuk mengambilnya dan membawanya bersama saudara, kurangnya rasa terima kasih saudara dapat mendorong si pemberi hadiah untuk memberikannya kepada orang lain. Nah, seberapa berhargakah darah kehidupan Yesus Kristus? Ini adalah karunia cuma-cuma, namun kita harus mempertunjukkan penghargaan yang dalam atas hal tersebut.

Orang-orang Kristen yang sejati berada dalam keadaan yang diselamatkan dalam arti bahwa mereka berada dalam kedudukan yang diperkenan di hadapan Allah. Sebagai suatu kelompok, keselamatan mereka sudah pasti. Secara pribadi, mereka harus memenuhi syarat-syarat Allah. Akan tetapi, kita bisa gagal, karena Yesus mengatakan, ”Jika seseorang tidak tetap dalam persatuan dengan aku, ia dilemparkan ke luar sebagai suatu cabang dan menjadi kering.”—Yohanes 15:6. (Menara Pengawal, 1/2/1996, hlm. 7)
Kita perhatikan kutipan berikut yang lebih mengejutkan yaitu jika Saksi Yehuwa bertekun memberitakan 'injil Kerajaan', keselamatan dapat diperolehnya.
Namun, tentang orang-orang benar-benar bersifat ”domba”, Yesus berkata, ”Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” Bagaimana dapat kita buktikan bahwa kita memiliki sifat ketekunan ini? Ya, dengan ikut serta memenuhi penggenapan kata-kata Yesus selanjutnya, ”Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” (Mat. 24:13, 14) Bila kita bertekun memberitakan ”Injil Kerajaan” ini, keselamatan dapat kita peroleh. (W81 No_31, hlm. 13)
Ya, bagi Saksi Yehuwa, berkeliling dari rumah ke rumah dapat memperoleh keselamatan!

Kita lihat penjelasan seorang Saksi Yehuwa yang bernama Dylan menulis tentang keselamatan melalui perbuatan sebagai berikut:
Yesus sebagai Penebus dosa adalah PEMBERIAN Yehuwa untuk SEMUA orang.

PEMBERIAN Yehuwa dan BUKAN hasil usaha orang maka,jangan orang bermegah seakan-akan Yesus itu menjadi PENEBUS karena usahnya.

Yang perlu dilakukan orang hanya MENGIMANI Yesus saja dan MENYEMPURNAKAN iman itu dengan PERBUATAN-PERBUATAN.

Manusia DIBENARKAN KARENA PERBUATAN-PERBUATANNYA dan BUKAN karena IMAN.

Abraham dibenarkan ,karena ia beriman dan melakukan apa yang Yehuwa kehendaki. [baca Yakobus 2]

Juga mereka yang dicatat dalam Ibrani 11.



Jadi untuk mengatakan,bahwa anugerah keselamatan yang diperoleh setiap orang percaya adalah atas KEHENDAK Allah,saya kira Sdr Awi keliru dalam hal ini.



Yehuwa tidak pilih kasih,SEMUA orang DIBERINYA,tetapi harus mengimani pemberianNya dan menyempurnakan imannya dengan PERBUATAN.



Jadi betapun besarnya iman kita kepada Yesus,tetapi tanpa kita menyempurnakan iman kita dengan perbuatan maka, sia- sialah . (lihat DylanP Selamatkah Umat Manusia, 27 Mar 2012 04:49:00)
Ketika Sdr. Dylan, seorang Saksi Yehuwa yang diajar oleh Menara Pengawal menulis, "Manusia DIBENARKAN KARENA PERBUATAN-PERBUATANNYA dan BUKAN karena IMAN". Sebaliknya Alkitab menyatakan:
Lalu, di manakah kebanggaan itu? Sudah disingkirkan. Melalui hukum apa? Apakah hukum perbuatan? Sama sekali tidak, tetapi melalui hukum iman. Sebab kita menganggap seseorang dinyatakan adil-benar karena iman dan bukan karena perbuatan menurut hukum. (Roma 3:27-28, NW)

Sebagaimana kita ketahui, seseorang dinyatakan adil-benar, bukan karena perbuatan menurut hukum, melainkan hanya karena iman kepada Kristus Yesus, bahkan kita sudah beriman kepada Kristus Yesus, agar kita dinyatakan adil-benar karena iman kepada Kristus, dan bukan karena perbuatan menurut hukum, sebab tidak ada orang yang akan dinyatakan adil-benar karena perbuatan menurut hukum.(Gal 2:16, NW)

Sesungguhnya, oleh kebaikan hati yang tidak selayaknya diperoleh ini, kamu telah diselamatkan melalui iman; dan ini bukan karena upayamu, ini adalah pemberian Allah.  Tidak, ini bukan hasil perbuatanmu, agar tidak seorang pun mempunyai dasar untuk bermegah. (Ef 2:8-9, NW)
Sungguh ironis pengajaran Menara Pengawal kepada Saksi-Saksi Yehuwa akan keselamatan!

Uraian saya di atas hanyalah 2 contoh nyata bagaimana 2 organisasi kultus yang berbeda dan sama-sama mengklaim sebagai Kristen — jelas memiliki doktrin dan ritual agama yang berbeda — namun faktanya memiliki suatu hal yang sama tentang keselamatan. Mengapa demikian? Ini merupakan bagian dari mind control yang digunakan oleh seluruh organisasi kultus yang akan saya bahas di dalam artikel bersambung di blog ini. Saya akan menjelaskan alasan-alasan pemanfaatan ayat-ayat Alkitab yang dilakukan oleh Menara Pengawal sebagai metode untuk menerapkan teknik kontrol pikiran kepada seluruh anggotanya.  

Di samping mengupas teknik kontrol pikiran (mind control) yang digunakan oleh Menara Pengawal, saya juga akan memberi contoh-contoh grup kultus lainnya seperti Mormon (Gereja Yesus Kristus Dari Orang-orang Suci Zaman Akhir), People's Temple dan lain-lain untuk melihat kesamaan tersebut. Pembaca blog ini akan sangat terkejut ternyata baik Menara Pengawal ataupun Mormon maupun grup kultus lainnya menggunakan teknik kontrol pikiran untuk merekrut, mengendalikan dan mempertahankan anggotanya. Ini yang akan kita kupas dan pelajari sampai tuntas dalam artikel bersambung ini.

Pengetahuan tentang grup-grup kultus sangatlah minim di Indonesia dan di dunia pun tidak banyak para ahli yang mendalami bidang ini. Padahal, saya meyakini bahwa grup-grup kultus akan berkembang pesat di tahun-tahun mendatang karena banyaknya faktor pemicu. Misalnya, rentannya hubungan antar anggota keluarga, komunitas sosial dan ketidakpastian akan kondisi dunia pada umumnya, khususnya ekonomi di mana sebagian besar masyarakat hidup dari tahun ke tahun dalam kemiskinan merupakan faktor-faktor pemicu. 

Setiap orang mencari jawaban atas permasalahan hidupnya yang semakin kompleks dari hari ke hari. Dan bagi mereka yang tidak mengetahui bagaimana cara bekerjanya organisasi kultus merupakan target yang empuk untuk direkrut ke dalam organisasi mereka. Awalnya, korban akan merasakan bahwa ketika mereka bergabung dengan grup kultus, mereka mendapatkan jawaban atas permasalahan hidup mereka. Namun, pada akhirnya kehidupan mereka diikat dan dikontrol sehingga mereka hanyalah budak-budak dari grup kultus tersebut.

Saya akan mengupas tuntas organisasi kultus di balik agama Kristen organisasi Saksi Yehuwa dengan badan hukumnya Lembaga Menara Pengawal agar pembaca Kristiani blog ini dapat memahami cara kerjanya dalam bentuk artikel bersambung. Hanya satu pesan saya; informasikan pengetahuan yang Saudara dapat dari blog ini kepada umat Kristiani lainnya untuk menghindarkan mereka dari jeratan organisasi Saksi Yehuwa.

Di bagian berikutnya akan dibahas lebih detail tentang Fakta Dan Mitos Tentang Kultus

Artikel Terkait:
1. Ajaran Saksi Yehuwa: Bidat Atau Sejati?
2. Apakah Tujuan Saksi Yehuwa Menginjil Dari Rumah Ke Rumah
3. Bukti Klaim PALSU Saksi Yehuwa: Pemilihan Ilahi
4. Nabi Palsu Berseru: Kiamat! Kiamat!! Kiamat!!!


”Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan berbaju domba, tetapi di dalamnya, mereka adalah serigala-serigala yang rakus." 
(Mat. 7:15, NW)

.