Pelanggaran Hak Asasi Manusia: Bebas Berpendapat Atau Beropini

saksi yehuwa pelanggaran hak universal hak asasi manusia
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia
GAMBAR DI SAMPING ADALAH Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia atau The Universal Declaration of Human Rights No. 19 yang didefinisikan oleh  Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, “Setiap orang berhak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi; hak ini termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpa gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui media apa saja dan dengan tidak memandang batas-batas.”

Tentunya dalam artikel kali ini yaitu Hak Asasi Manusia: Bebas Berpendapat Atau Beropini, saya ingin pembaca merenungkan 1 hal yaitu apa jadinya jika seseorang memutuskan menjadi seorang Saksi Yehuwa; apakah ia memiliki kemerdekaan yang merupakan karunia Tuhan yang sangat berharga yaitu mengutarakan pendapatnya tanpa rasa takut, bebas dari tekanan pihak manapun.  Ya, apakah seorang Saksi Yehuwa memiliki kebebasan berpikir atau berpendapat dalam semua hal; yang bersifat praktis atau spekulatif, keilmuan, moral, atau bahkan berteologi di dalam lingungan organisasinya? Saya persilahkan pembaca menilai sendiri; apakah kondisi dan pengajaran Saksi Yehuwa melanggar hak asasi manusia yaitu para anggotanya ataukah tidak.

Konsep Hamba Setia Dan Bijaksana

Artikel Mengapa Konsep Hamba Setia Dan Bijaksana Penting Bagi Saksi membahas tentang konsep pengajaran Saksi Yehuwa akan adanya sekelompok orang — menyebut dirinya sebagai badan pimpinan Saksi Yehuwa atau hamba setia dan bijaksana berjumlah 8 orang — yang dipilih oleh Yesus sebagai satu-satunya kelompok yang berhak menafsirkan Alkitab bagi setiap Saksi-Saksi Yehuwa lainnya sebagai makanan rohaninya. Jutaan anggota lainnya yaitu Saksi Yehuwa yang dijanjikan hidup di bumi firdaus hanya menerima semua tafsiran Alkitab yang disampaikan oleh golongan ini.

Jadi meskipun Saudara bertemu dengan seorang Saksi Yehuwa yang kelihatannya piawai menjelaskan Alkitab atau berdebat ayat-ayat dengan Saudara, tetapi sebenarnya semuanya bukan bersumber dari pendapat ataupun opini pribadinya sendiri melainkan dari pembelajarannya di Balai Kerajaan, tempat para Saksi beribadah. Silahkan klik Proses Internalisasi Doktrin Absolute Kultus untuk memahami proses pembelajaran Saksi Yehuwa. Jelas jutaan Saksi Yehuwa tidak memiliki hak untuk berpendapat atau beropini secara pribadi kecuali mempercayai apa yang dinyatakan oleh golongan budak; berupa tafsiran ataupun peraturan. Ini bukti kutipannya:

Pertama-tama, karena ”kesatuan” harus dipertahankan, seorang Kristen yang matang harus bersatu dan sepenuhnya hamonis dengan rekan-rekan seiman dalam ruang lingkup iman dan pengetahuan. Ia tidak mempromosikan atau bersikeras pada opini pribadi atau mempertahankan gagasan pribadi bila halnya menyangkut pemahaman Alkitab. Sebaliknya, ia memiliki keyakinan penuh pada kebenaran mengingat itu disingkapkan oleh Allah Yehuwa melalui Putra-Nya, Yesus Kristus, dan ”budak yang setia dan bijaksana”. Dengan menyantap makanan rohani yang disediakan ”pada waktu yang tepat” secara teratur—melalui publikasi Kristen, perhimpunan, dan kebaktian—kita dapat yakin bahwa kita mempertahankan ”kesatuan” dengan sesama Kristen dalam iman dan pengetahuan.—Matius 24:45. (Menara Pengawal, 1/8/2001, hlm. 14, merah dari saya)
Untuk lebih memahami tentang kemerdekaan berpikir dan berpendapat bebas di kalangan para Saksi Yehuwa silahkan klik artikel Bolehkah Saksi Berpikir Mandiri Dan Berpendapat Bebas? dan artikel di sini yang membahas tentang propaganda dan kemunafikan organisasi Menara Pengawal seolah-olah adanya kebebasan berpendapat di dalam organisasi Saksi Yehuwa.

Merdeka Dari Rasa Takut Dan Tekanan

Bagaimana jika seorang Saksi Yehuwa mencoba menggunakan hak kemerdekaannya dalam berpendapat atau beropini pribadi bertentangan dengan pengajaran golongan hamba? Ia dicap angkuh menganggap lebih tahu dari organisasi dan dianggap sama dengan Setan mempertanyakan atau meragukan cara Allah melakukan segala sesuatu. Silahkan klik artikel Bolehkah Saksi Berpendapat Bebas? untuk detailnya.

Bagaimana jika seorang Saksi tetap bersikukuh untuk tidak sependapat dengan organisasi dan beropini pribadi bertentangan dengannya? Ia akan mendapatkan momok menakutkan lainnya yaitu pengucilan dan pemecatan di mana sahabat dan keluarganya akan menjauhinya dan tidak akan berbicara atau berhubungan dengannya. Jelas ada suatu tekanan psikologis bagi Saksi Yehuwa untuk mengekspresikan pendapat atau opininya. Kita lihat kesaksian mantan Saksi Yehuwa mengkonfirmasi apa yang saya jelaskan berikut ini:


BUKAN NYA ANGGOTA SSY TIDAK MAU MEMERIKSA DAN MENGUJI KEABSAHAN ORGANISASI SSY TAPI MEMANG ANGGOTA SSY TERBAPTIS TIDAK BOLEH / DILARANG UTK MENGKRITISI AJARAN YG DIAJARKAN OLEH BADAN PIMPINAN PUSAT MELALUI SARANA MAJALAH MP, SEDARLAH, BUKU PANDUAN LAIN DARI ORGANISASI SSY... BILA SELALU MENGKRITISI DOKTRIN SSY MAKA DALAM PEMBAHASAN MP di sidang setiap minggu nya maka ORANG TERSEBUT TIDAK BOLEH KOMENTAR WALAU PUN DIA SUDAH MENUNJUKKAN TANGAN dan KEMUDIAN DITEGUR / DINASEHATI (DITEGUR NYA DIRUANG TERTUTUP / HANYA 4 ATAU 6 MATA) oleh PENETUA.. DAN BILA MASIH TERUS MENGKRITISI MAKA AKAN DIPECAT DARI KEANGGOTAAN SSY seperti contoh FRANS / ANGGOTA BADAN PIMPINAN PUSAT SSY yg DIPECAT KRN MENGKRITISI KEBIJAKAN ORGANISASI (di sini)
Nah, mengakhiri artikel ini, izinkan saya meminta pendapat Saudara; apakah organisasi Saksi Yehuwa terbukti secara sah melanggar hak asasi manusia khususnya dalam hal kemerdekaan berpendapat ataupun beropini para anggotanya? Jika Saudara mengatakan “ya”. Mengapa demikian? Silahkan klik artikel Kriteria Pertama Kultus: Kepemimpinan Otoriter untuk memahami natur sebenarnya organisasi Saksi Yehuwa yaitu sebuah kultus berkedok agama Kristen.

Untuk melihat pelanggaran HAM lainnya yang dilakukan oleh organisasi Saksi Yehuwa, silahkan klik Melanggar Hak Asasi Manusia: Kebebasan Beragama.

Jika Saudara kurang memahami siapa dan apa di balik ajaran Saksi Yehuwa dan ingin mengetahuinya, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat atau Kultus?

Soli Deo Gloria

Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang. (2 Kor. 11:14)

Artikel Terkait:
1. Apakah Tujuan Saksi Yehuwa Menginjil Dari Rumah Ke Rumah
2. Kriteria Pertama Kultus: Kepemimpinan Otoriter
3. Kesetiaan Dan Keselamatan Saksi Yehuwa Pada Organisasi Saksi Yehuwa
4. Mengungkap Organisasi Allah Berkedok Agama Kristen

1 comment :

  1. Perbudakan modern kategorinya lebih berat drpd pelanggaran kebebasan beropini. Bisa jadi melanggar juga piagam PBB

    Volunteer hanya cocok untuk bakti sosial non profit. Nggak cocok utk perusahaan WT Inc dgn nilai pemasukan diperkirakan ratusan juta USD/th.

    Atau contoh konkret para kolporter yg bekerja dlm proyek millions now living will never die. Bener-bener sdh spt budak.

    Topik2 diluar ayat sangat bagus melatih para saksi belajar kritis. Mau jadi budak terus?

    Salam
    AS

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.