Yesus Sang Perantara Antara Allah Dan Manusia |
Saya berdiskusi dengan beberapa Saksi Yehuwa menyatakan dengan keyakinan penuh bahwa Yesus Kristus merupakan sang Pengantara mereka. Benarkah demikian?
Sayangnya, doktrin Saksi Yehuwa bertentangan dengan apa yang 1 Timotius 2:5 nyatakan. Berikut kutipan dari publikasi terbitan Lembaga Menara Pengawal. Perhatikan kalimat yang berwarna merah:
Dewasa ini, menurut catatan yang asli, ada suatu ”kumpulan besar” dari orang-orang Kristen yang berbakti dan terbaptis yang dengan giat bekerja sama dengan kaum sisa dari Israel rohani. Sejak musim semi tahun 1938 dan seterusnya mereka diundang untuk menghadiri perayaan peringatan tahunan dari kematian Kristus. Ini bukanlah untuk ikut makan dan minum dari lambang-lambang peringatan itu, yaitu roti yang tidak beragi dan anggur merah, melainkan sebagai pengamat yang menaruh penghargaan. Mereka mengakui Yesus Kristus sebagai Raja surgawi mereka sejak berakhirnya Zaman Bangsa Kafir pada tahun 1914. Dengan bergairah mereka bergabung dengan kaum sisa Israel rohani untuk memberitakan ”Injil Kerajaan ini” di seluruh bumi sebagai suatu ”kesaksian bagi semua bangsa” sebelum susunan perkara ini berakhir dalam ’sengsara yang besar’ yang akan datang. (Mat. 24:14, 21) Mereka mengakui bahwa mereka bukanlah orang-orang Israel rohani dalam perjanjian baru yang diperantarai oleh Yesus Kristus, juga bukan bagian dari ”bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus”.—1 Ptr. 2:9.Berikut kutipan lainnya yang menegaskan hal yang sama seperti di atas:
Namun mereka memang mendapat manfaat dengan berlakunya perjanjian baru itu. Mereka mendapat manfaat dari padanya sama seperti dahulu di Israel, ”orang asing” mendapat keuntungan dengan hidup di antara orang-orang Israel yang berada di bawah perjanjian Taurat.—Kel. 20:10; Im. 19:10, 33, 34; Why. 7:9-15.
Supaya tetap berada dalam hubungan dengan ”Allah, Juruselamat kita”, ”kumpulan besar” itu harus tetap bersatu dengan kaum sisa Israel rohani. Mengapa? Oleh karena orang-orang Israel rohani ini adalah ”bangsa yang kudus” mengenai siapa kita baca dalam Yeremia 31:35, 36, tepat setelah janji Allah tentang perjanjian baru, ”Beginilah firman TUHAN, yang memberi matahari untuk menerangi siang, yang menetapkan bulan dan bintang-bintang untuk menerangi malam, yang mengharu-biru laut, sehingga gelombang-gelombangnya ribut [melawan orang-orang Mesir yang mengejar bangsa Israel],—TUHAN [Yehuwa] semesta alam namaNya: ’”Sesungguhnya, seperti ketetapan-ketetapan ini tidak akan beralih dari hadapanKu,” demikianlah firman TUHAN, ”demikianlah keturunan Israel juga tidak akan berhenti menjadi bangsa di hadapanKu untuk sepanjang waktu.”’” (Menara Pengawal, w81_No.34 hlm. 4)
Demikian pula, Musa Yang Lebih Besar, Yesus Kristus, bukan Perantara dari Allah Yehuwa dengan seluruh umat manusia. Ia adalah Perantara dari Bapa surgawinya, Allah Yehuwa, dengan bangsa Israel rohani, yang terbatas pada 144.000 anggota saja. Bangsa rohani ini seperti suatu kawanan kecil dari orang-orang yang bersifat domba milik Yehuwa.—Roma 9:6; Penyingkapan 7:4. (Keamanan Seluas Dunia, hlm 10-11)Dari ke-2 kutipan tersebut mengajarkan bahwa:
- Yesus Kristus hanya menjadi Pengantara bagi kaum sisa Israel rohani atau kaum terurap yang berjumlah 144,000 orang, bukan bagi seluruh Saksi-Saksi Yehuwa, “kumpulan besar” yaitu jutaan Saksi Yehuwa yang dijanjikan hidup di bumi firdaus.
- Agar para Saksi Yehuwa, yang tidak diperantarai oleh Kristus, tetap berhubungan dengan Allah dan beroleh manfaat dari Perjanjian Baru maka mereka harus tetap bersatu dengan kaum terurap. Dengan kata lain, tanpa tetap berhubungan dengan kaum terurap, para Saksi yehuwa tidak dapat berhubungan dengan Allah dan beroleh manfaat dari Perjanjian Baru. Maka tidak aneh jika kaum terurap menjadi obyek penyembahan berhala modern para Saksi Yehuwa.
Bagaimana penjelasan Alkitab mengenai hal ini?
1. Yesus Adalah Perantara Antara Allah Dan Manusia
1 Tim. 2:3-6 (TDB) begitu jelas menyatakan “Hal ini baik dan diperkenan dalam pandangan Juru Selamat kita, Allah, yang menghendaki agar segala macam orang diselamatkan. . . satu perantara antara Allah dan manusia, yaitu seorang manusia, Kristus Yesus.” Saya ingin pembaca memperhatikan dan merenungkan frase kalimat merah tersebut, yaitu jelas Allah menghendaki agar segala macam orang atau manusia diselamatkan, tentunya frasa “segala macam orang atau manusia” tidak terbatas pada sekelompok orang apalagi berjumlah 144.000 orang saja, sehingga dibutuhkan seorang perantara antara Allah dan segala macam orang atau manusia tersebut yaitu Yesus Kristus. Ini adalah apa yang dinyatakan oleh 1 Tim. 2:3-6 yaitu segala macam orang atau manusia, tidak terbatas pada jumlah tertentu membutuhkan seorang Perantara. Dan ini jelas bertentangan dengan ajaran Saksi Yehuwa yang mengajarkan Yesus menjadi perantara bagi 144.000 orang saja, bukan bagi seluruh manusia.
2. Mengapa Dibutuhkan Seorang Perantara?
Pertanyaan berikutnya adalah mengapa manusia atau segala macam orang membutuhkan seorang perantara? Buku Pemahaman jilid 2 hlm. 446 menjelaskan fungsi dari seorang perantara dengan benar yaitu:
Orang yang menengahi dua pihak yang bersengketa dengan tujuan mendamaikan; penghubung; mediator. Dalam Tulisan-Tulisan Kudus, istilah itu diterapkan pada Musa sebagai perantara perjanjian Hukum, dan kepada Yesus sebagai perantara perjanjian baru.—Gal 3:19; 1Tim 2:5.Alkitab mengatakan bahwa seluruh manusia tidak ada yang benar karena berada dalam kuasa dosa (Roma 3:10) dan sebaliknya Allah adalah suci. Untuk mendamaikan sengketa ini, dibutuhkan seorang penghubung, mediator atau perantara. Dan Yesus merupakan Imam sekaligus korban yang dipersembahkan bagi segala macam orang sebagai korban yang sempurna karena dosa dengan mencurahkan darah-Nya dan mati sebagai pengganti orang berdosa (Ibr 2:17-18; 4:15; 7:26-28; Mr 10:45; 1Kor 15:3; 1Pet 1:18-19; 2:22-24; 3:18). Oleh sebab itu, Yesus menjadi pengantara perjanjian baru yang lebih baik supaya semua “yang telah terpanggil dapat menerima bagian (warisan) kekal yang dijanjikan” (Ibr 9:15-22;). Jadi sebenarnya Yesus bertindak selaku perantara di antara Allah dengan semua orang yang telah melanggar hukum Allah (berdosa) dan mencari pengampunan serta pemulihan hubungan dengan-Nya (1Yoh 2:1-2). Jadi tanpa Yesus Kristus sebagai Sang Perantara maka jelas setiap Saksi Yehuwa masih dalam sengketa dengan Allah sehingga tidak akan menerima warisan kekal yang dijanjikan.
3. Orang Kristen Sejati Berdoa Dalam Nama Yesus
Yesus sebagai Sang Perantara antara Allah dan orang Kristen maka Ia mampu menyelamatkan sepenuhnya orang-orang yang menghampiri Allah melalui-Nya. Oleh sebab itu setiap orang Kristen berdoa kepada Allah di dalam nama Yesus Kristus atau dengan kata lain doa setiap orang Kristen dipanjatkan melalui atau perantaraan Yesus agar didengar oleh Allah karena Ia selalu hidup untuk memohon bagi orang Kristen. Hal ini dinyatakan dalam Ibr. 7:25
Karena itu, dia juga dapat sepenuhnya menyelamatkan orang-orang yang menghampiri Allah melalui dia, karena dia selalu hidup untuk memohon bagi mereka.Nah, jika Anda seorang Saksi Yehuwa yang kebetulan berkunjung ke blog Fakta Di Balik Ajaran Saksi Yehuwa, bolehkah saya bertanya kepada Anda pertanyaan berikut ini?
Jika Yesus Kristus bukanlah Sang Perantara antara Allah dan Saksi Yehuwa. Siapakah perantara para Saksi Yehuwa? Saya tidak menemukan nama lain selain nama Yesus sebagai satu-satunya Sang Perantara seperti yang dinyatakan 1 Tim. 2:5.
Di manakah bagian dari Perjanjian Baru yang mengajarkan konsep “supaya tetap berada dalam hubungan dengan ”Allah, Juruselamat kita”, ”kumpulan besar” itu harus tetap bersatu dengan kaum sisa Israel rohani.”? Saya tidak menemukan konsep yang demikian di dalam Perjanjian Baru.
Setiap kali seorang Saksi Yehuwa mengakhiri doanya kepada Yehuwa selalu menyebutkan doanya itu melalui nama Yesus Kristus. Nah, pertanyaannya adalah bagaimana mungkin Saksi Yehuwa berdoa melalui nama Yesus jika Yesus bukanlah Sang Perantara para Saksi?
Di manakah bagian dari Perjanjian Baru yang mengajarkan konsep “supaya tetap berada dalam hubungan dengan ”Allah, Juruselamat kita”, ”kumpulan besar” itu harus tetap bersatu dengan kaum sisa Israel rohani.”? Saya tidak menemukan konsep yang demikian di dalam Perjanjian Baru.
Setiap kali seorang Saksi Yehuwa mengakhiri doanya kepada Yehuwa selalu menyebutkan doanya itu melalui nama Yesus Kristus. Nah, pertanyaannya adalah bagaimana mungkin Saksi Yehuwa berdoa melalui nama Yesus jika Yesus bukanlah Sang Perantara para Saksi?
Jika Anda sebagai seorang Saksi Yehuwa tidak mampu menjawab pertanyaan-pernyataan tersebut maka jelas bahwa keyakinan Anda didasarkan kepada mitos yang dibuat oleh badan pimpinan untuk menghalangi Anda mengenal dan menyembah Allah yang sejati.
Pertanyaannya adalah mengapa badan pimpinan Saksi Yehuwa mengajarkan mitos Yesus tidak memerantarai jutaan Saksi Yehuwa sehingga menjadi penghalang para Saksi itu mengenal dan mengasihi Allah yang sejati? Silahkan klik artikel Saksi Yehuwa Penyembah Berhala Modern untuk memahaminya.
Jika Saudara kurang memahami siapa dan apa di balik ajaran Saksi Yehuwa dan ingin mengetahuinya, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat atau Kultus?
Bagaimana pendapat Saudara?
Soli Deo Gloria
Karena Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu akan tampil dan akan memberikan tanda-tanda yang hebat dan keajaiban-keajaiban untuk menyesatkan, jika mungkin, bahkan orang-orang pilihan. (Mat. 24:24, TDB)
Artikel terkait Mitos Dan Dusta Saksi Yehuwa:
1. Mitos Dan Dusta: Lahir Baru Hanya Bagi 144.000 Orang
2. FITNAH Doktrin TRITUNGGAL: Triteisme (TIGA Allah Menjadi SATU)
3. Menyingkap MITOS Dan DUSTA Menghalangi Manusia Mengasihi Allah
4. Saksi Yehuwa Penyembah Berhala Modern
Jujur, pada awalnya saya berpikir ssy sama sekali tidak diperantarai Yesus. Namun setelah direnungkan kembali & membaca sudut pandang artikel diatas, kesimpulan awal tsb meleset.
ReplyDeleteYang benar adl Yesus tidak pandang bulu, semua manusia diperantarai Yesus, yg lurus maupun yg bengkok/nakal/sesat/jahat spt ssy. Yg tidak diperantarai Yesus adl organisasi bikinan manusia. Yesus setia memperantarai manusia rapuh yg cenderung jatuh dlm dosa hingga detik terakhir. Yesus satu2 nya tumpuan harapan manusia untuk bisa ke surga.
Namun sayangnya kesetiaan & kasih Yesus tidak ditanggapi dg sepadan oleh organisasi ssy yg justru melecehkan Yesus. Hanya karena Yesus berdoa, bisa lapar, bisa mati, bisa sedih, bisa capek, bisa marah, tidak dianggap sbg Tuhan, sekedar tuan/majikan, dilecehkan oleh oknum saksi yg mengirim komen asal bunyi (asbun) di berbagai situs anti ssy. Dilecehkan dengan gambar subliminal yg tidak senonoh dlm majalahnya. Disesatkan penyalibanya dg teori tiang siksa. Ibarat air susu dibalas dg air tuba. Hal2 inilah yg mengecoh kesimpulan awal saya. Sekaligus koreksi atas ( jika ada ) komen saya yg menyebutkan Yesus tidak memperantarai pribadi2 saksi.
Jangan sia2kan kasih Yesus yg gratis. Jika sdh merasakannya maka kita boleh terpanggil untuk membalasnya dg perbuatan2 yg ada pada hukum kasih dgn ikhlas.
Salam
AS
Tambahan diatas
DeleteLihatlah gambar diatas, ilustrasi Yesus adl jembatan menuju Bapa, yg selalu siap dilewati manusia. Satu2 nya jembatan kokoh dan mengantar ke tujuan yg benar, jalan kebenaran & hidup.
Guru palsu, bisa dibilang menolak melewati jembatan itu, bahkan menjauhkan pengikutnya menggunakan jembatan yg jelas2 tersedia. Guru palsu membatasi orang mengenal Yesus hanya dari sisi manusia saja (layaknya sbg motivator ulung). Jika orang sudah mengenal Yesus dgn baik, maka guru palsu gigit jari & ditinggal pergi pengikutnya.
Grup elit 144000 selalu lebih superior dibanding kawanan besar adl contoh bagaimana organisasi mengenalkan Yesus yg pandang bulu. Oleh karena itu kenalilah Yesus terlebih dahulu dari sumber diluar publikasi ssy, agar anda terbebaskan dr belenggu guru palsu.
Salam
AS
Dark hidden false teachings: kaum terurap adl perantara kawanan besar.
ReplyDeleteDark krn tujuannya jahat. Hidden krn terselip dlm kalimat. False krn jelas2 menyimpang dr ajaran para rasul.
AS
Jutaan saksi tidak protes telah diajar organisasi tidak diperantarai Yesus. Apa konsekuensinya?
ReplyDeleteJutaan saksi bisa dianggap menolak PB, shg harus kembali ke era PL dg menyediakan korban bakaran & menemui imam keturunan Harun. Suatu hal yg sungguh merepotkan manusia modern.
Dua hal itupun juga tidak diajarkan organisasi. Celakalah keselamatan anda.
Salam
AS