Rasa Takut Dan Phobia Saksi-Saksi Yehuwa |
teknik mind control yang di sebut "Indirect Directives atau Perintah Tidak Langsung" oleh Margaret Singer. Dengan teknik ini, para Saksi Yehuwa berkata kepada Anda bahwa mereka tunduk dan loyal kepada Yesus Kristus sebagai kepala sidang, tetapi faktanya tanpa disadarinya, mereka sebenarnya tunduk dan setia kepada Menara Pengawal. Atau hal lainnya adalah teknik 'black and white thinking' mampu membuat para Saksi Yehuwa berpikir sedemikian ekstrem sehingga menganggap Menara Pengawal dikendalikan oleh Allah sendiri sehingga memiliki 'kebenaran absolute' tanpa boleh mempertanyakannya dan di luar itu dikendalikan oleh setan sendiri di mana tidak ada kebenaran.
Dan kali ini saya akan membahas teknik mind control lainnya yaitu meskipun awalnya pemimpin kultus mengajarkan kasih dan idealisme yang tinggi, tetapi ketika seseorang memperoleh proses indoktrinisasi pada tingkat batin yang lebih mendalam, akhirnya pemimpin kultus menanamkan rasa takut yang luar biasa ke dalam hati pengikutnya sehingga mereka menjadi paranoid atau phobia.
Kita perhatikan kutipan dari Steven Hassan berikut ini:
Rasa takut! Banyak dan banyak sekali rasa ketakutan! Meskipun pesan kelompok dimulai dengan cinta dan idealisme, sekali seseorang mendapat diindoktrinasi ke dalam tingkat batin, dunianya menjadi salah satu rasa ketakutan — takut bahwa planet ini akan meledak, takut bencana nuklir, takut bahwa ia akan kehilangan hubungan rohaninya, ketakutan bahwa ia akan kesurupan. Kultus menanamkan rasa takut untuk mengikat anggotanya ke dalam grup, sedemikian rupa sehingga anggota dapat menjadi paranoid atau phobiaBenarkah pernyataan Hassan itu? Kita lihat kesaksian Sdri Yuli — seorang peminat untuk menjadi seorang Saksi Yehuwa, yang telah belajar selama 1-2 tahun, pernah ikut mengabar dan kadang-kadang belajar 3 kali seminggu — ketika saya tanya, "Apakah Sdri semakin dalam terlibat dgn SSY, hidup Sdri semakin tertekan dan gelisah, banyak khawatir, takut armagedon dan tidak selamat?" dan dijawab sebagai berikut:
Fear! Lots and lots of fear! Although the group’s message starts out with love and idealism, once a person gets indoctrinated into the inner levels, his world becomes one of fear — fear that the planet is going to explode, fear of nuclear holocaust, fear that he will lose his spiritual connection, fear that he will be possessed by the devil. Cults instill fear to bind members to the group, to such an extent that members may become paranoid or phobic. [1]
Tertekan, gelisah, kuatir, PASTI. . . . (lihat Natal Dan Saksi Yehuwa)Ingat, perasaan yang dialami Sdri. Yuli tersebut hanyalah dari seorang peminat dan baru belajar selama 1-2 tahun. Bagaimana dengan Saksi Yehuwa yang sudah bertahun-tahun? Kita lihat kesaksiannya:
Kehidupan didalamnya tidak seindah yang Bapak Satria Dharma lihat, bahkan jauh dari bahagia, yang ada adalah beban dan pola pikir yg dikejar2 hari armagedon (lihat Kesaksian Mantan Saksi Yehuwa)Perhatikan kalimat yang saya bold yaitu sebenarnya mantan Saksi tersebut takut dikejar-kejar hari kiamat. Ya benar. Meskipun setiap minggu di Balai Kerajaan setiap Saksi Yehuwa berdoa dan mengharapkan 'kedatangan hari itu' tetapi jauh di lubuk hatinya, mereka amat takut dengan 'hari itu'. Takut apa? Tidak selamat dan dimusnahkan sehingga tidak mengalami kebangkitan! Mengapa takut tidak selamat? Karena keselamatan dan kesetiaan seorang Saksi yehuwa bergantung kepada Menara Pengawal. Jadi, seberapa banyak mereka menyenangkan hati, menuruti kehendak, serta bergabung serta loyal kepada Menara Pengawal sangat berpengaruh atas keselamatan mereka. Ya, setiap Saksi Yehuwa begitu yakin akan hal ini karena diajarkan demikian. Perhatikan kutipan berikut:
Selama periode terakhir ”dunia zaman purba” yang musnah dalam Air Bah, Nuh adalah ”pemberita keadilbenaran” yang setia. (2 Petrus 2:5) Pada hari-hari terakhir sistem sekarang, umat Yehuwa memberitahukan standar-standar Allah yang adil-benar dan menyatakan kabar baik tentang kemungkinan untuk selamat memasuki dunia baru. (2 Petrus 3:9-13) Persis sebagaimana Nuh dan keluarganya yang takut akan Allah dilindungi dalam bahtera, keselamatan orang perorangan dewasa ini bergantung pada iman mereka dan apakah mereka [Saksi Yehuwa] bergabung dengan serta loyal kepada bagian organisasi universal Yehuwa yang ada di bumi. (Menara Pengawal, 15/5/2006 hlm. 22)Tentunya sebagai orang Kristen saya pribadi bertanya-tanya; apakah benar keselamatan saya bergantung pada bergabung dengan serta loyal kepada bagian organisasi Allah ini. Di manakah ada ayat Alkitab yang menyatakan demikian? Tentunya, tidak ada satupun ayat Alkitab menyatakan demikian. Alkitab menyatakan untuk memperoleh selamat seseorang harus percaya kepada Tuhan Yesus (Yoh. 3:16, Kis. 16:31).
Tentunya rasa takut 'dimusnahkan' bukanlah suatu hal yang rasional jika kita kaji doktrin Menara Pengawal akan ketidak-kekalan jiwa dan tidak ada penyiksaan kekal di dalam neraka, di mana Menara Pengawal mengajarkan bahwa 'neraka' itu hanyalah sebuah pemakaman umum sehingga tidak ada penyiksaan kekal. Dan ketika manusia mati, maka musnahlah segala sesuatunya; tubuh dan roh atau jiwanya sehingga manusia tidak mengalami suatu kesadaran akan sesuatu.
Sebaliknya, berdasarkan doktrin Kristen mayoritas berlaku sebaliknya, yaitu meyakini kekekalan jiwa dan penyiksaan kekal. Nah, bukankah seharusnya seorang Saksi Yehuwa lebih takut kepada doktrin Kristen? Lalu mengapa Saksi Yehuwa faktanya lebih takut dengan doktrin Menara Pengawal? Jawabannya adalah phobia! Apakah phobia itu?
Phobia adalah rasa takut yang berlebihan atau irrasional atas sesuatu. Dan phobia tidak sama dengan rasa takut atau ngeri. Rasa takut merupakan reaksi bersifat manusiawi yang muncul saat seseorang menghadapi suatu ancaman yang membahayakan hidupnya sehingga ia akan berusaha semampunya melindungi dirinya. Sedangkan pada phobia, jauh berbeda, yaitu ketakutan neurotik yang menunjukkan adanya reaksi-emosional yang tak sebanding dengan rangsangan yang dihadapinya. Dengan kata lain penyebab ketakutan tidaklah obyektif dan tidak sebanding dengan bahaya yang dihadapinya. Pada akhirnya, rasa takut (phobia) tersebut akan menguasai si penderita dan membuatnya menjadi kalut, lemah dan tak berdaya.
Misalnya, istri saya phobia akan cacing. Renungkan hal ini. Seekor cacing yang kecil dan begitu lemah, tetapi bagi istri saya; menjadi makhluk yang perkasa dan luar biasa mengerikan sehingga menakutkan baginya. Apa akibatnya ketika ia melihat seekor cacing? Jantungnya berdebar-debar, berkeringat, badannya menjadi lemas dan ia tidak mampu berpikir dengan akal yang sehat selama phobia itu masih menghingapinya. Ini adalah gejala phobia. Memang rasa takut itu tidak rasional bagi orang lain, tetapi bagi istri saya; jangan ditanya.
Nah, pemimpin kultus dengan sengaja menciptakan phobia-phobia kecil di dalam diri para pengikutnya untuk tujuan-tujuan tertentu sehingga pengikutnya itu tunduk, setia dan melakukan apa yang diinginkannya.
Bukankah perasaan-perasaan yang dialami oleh Saksi Yehuwa sangat kontras dan bertentangan dengan ajaran Alkitab tentang buah-buah roh yaitu sukacita dan damai sejahtera yang seharusnya diperoleh oleh orang Kristen sejati yang hidupnya telah dimerdekakan oleh Kristus (Gal. 5:22)? Faktanya, perasaan yang dialami Saksi Yehuwa berbanding terbalik dengan pernyataan Alkitab. Perasaan-perasaan yang dimiliki oleh Saksi Yehuwa merupakan bukti bahwa mereka masih hidup dalam kuk perhambaan, yaitu menuruti keinginan daging; bukan hidup dan dipimpin oleh Roh seperti yang dikatakan Paulus (Gal. 5:16-25).
Bagaimana pendapat Saudara?
Jika Anda ingin mengetahui ringkasan apa dan siapa agama Saksi Yehuwa, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat Atau Kultus?
Bagaimana pendapat Saudara?
Artikel terkait:
1. Apakah Kaum Terurap Mesias Palsu?
2. Menguji Kebenaran Kesaksian Organisasi Allah
3. Apakah Saksi Yehuwa Nabi Sejati Atau Palsu?
Marilah kepadaku, kamu semua yang berjerih lelah dan dibebani tanggungan yang berat, dan aku akan menyegarkan kamu. Pikullah kuk aku atas kamu dan belajarlah padaku, karena aku berwatak lembut dan rendah hati, dan kamu akan menemukan kesegaran bagi jiwamu. (Matius 11:28-29, TDB)
[1]http://softwarecybernetics.com/Media/books/rtbChap2.php
No comments :
Post a Comment
Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.
Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.
Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU