Bab 2, Bag. 1: Sejarah Lembaga Menara Pengawal Sebuah Fakta, Bukan Tafsiran

Silahkan klik  Bab 1: Apakah Saksi-Saksi Yehuwa Adalah Umat Kristiani? untuk melihat bahasan sebelumnya agar pembaca dapat memahami bagian ini lebih baik.

Alkitab tidak memberikan suatu patokan bagaimana mentafsirkan Alkitab itu sendiri. Hal ini tentunya menyulitkan bagi kita untuk mengetahui apakah pemahaman dan tafsiran seseorang itu akurat, sah dan benar. Inilah yang menyebabkan tafsiran seseorang bersifat subyektif artinya pemahaman dan tafsiran ajaran Alkitab bergantung kepada si pentafsir Alkitab. Namun demikian, khusus untuk organisasi Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal, kita dapat kaji keabsahan, keakuratan dan kebenarannya. Bagaimana mungkin? Semuanya tercermin dari sejarah Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal sendiri. Sejarah LMP akan menceritakan seberapa akurat, sah dan benar tafsirannya terhadap Alkitab.

Misalnya, suatu nubuatan waktu yang dibuat berdasarkan pernyataan Alkitab yang berhubungan dengan kapan waktu kiamat (armagedon) atau kedatangan Kristus kedua dengan mudah diketahui kebenarannya. Jika nubuatan tersebut tidak terjadi maka jelas pemahamannya akan Alkitab tidak akurat dan benar. Demikian pula dengan ajaran yang berubah-ubah seiring dengan berjalannya waktu membuktikan bahwa pemahamannya akan Alkitab patut dipertanyakan.

Kebanyakan Saksi-Saksi Yehuwa (SSY) yang saya jumpai kurang memahami sejarah Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal dengan baik meskipun ia dapat membaca sejarah LMP di buku “Saksi-Saksi Yehuwa - Pemberita Kerajaan Allah”. Mengapa? Pertama, tidak banyak SSY yang membaca buku itu dengan tuntas karena tebalnya mencapai 700-an halaman. Kedua, apa yang ditulis tidak 100% akurat, hal-hal yang negatif dibungkus dengan gula sebagai pemanis sehingga terkesan positif – sebagian disembunyikan atau informasinya tidak lengkap – karena siapakah di dunia ini yang bersedia membongkar boroknya sendiri, bukan?

Oleh sebab itu, saya akan membandingkan terbitan asli mula-mula dengan sejarah yang ditulis di buku “Pemberita Kerajaan Allah”. Dari perbandingan ini, kita sama-sama belajar ‘seberapa jujur’ organisasi yang digunakan oleh Allah ini di dalam menyampaikan sejarahnya sendiri di dalam publikasi-publikasinya.

Bab ini juga akan banyak memberikan lampiran-lampiran untuk membuktikan maksud saya. Ketika kita berdiskusi dengan Saksi-Saksi Yehuwa untuk membuktikan ‘keakuratan’ doktrin yang LMP miliki, kita perlu melampirkan kutipan-kutipan LMP tersebut. Tanpa lampiran, SSY akan mengatakan bahwa kita sedang menfitnah LMP. Di ‘Bab 6: Bagaimana Menaklukkan SSY?’ saya akan bahas bagaimana lampiran-lampiran ini bermanfaat untuk menaklukkan SSY saat berdiskusi. Menaklukkan bukan berarti mitra diskusi kita, yaitu SSY, akan bertobat. Tidak. Tetapi minimal, kita telah membuatnya tersadar bahwa begitu banyak masalah dengan doktrin yang diajarkan oleh organisasinya. Dan terlebih penting, ajaran itu bertentangan dengan firman Tuhan, Alkitab.

Walaupun ada beberapa SSY yang memahami sejarah organisasinya tetapi yang ia pelajari hal-hal yang positif dan tidak memahami secara akurat 100%. Saya selalu bertanya-tanya apakah mereka akan menjadi Saksi-Saksi Yehuwa jika mereka mengetahui sejarah Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal yang sebenarnya sebelum bergabung. Saya yakin 99,99% jawabannya adalah tidak. Tentunya apa yang saya tulis di sini bukanlah sekedar bualan, tetapi berdasarkan pertimbangan akal sehat.

Sekarang kita bahas satu persatu seraya kita belajar akan sejarah LMP yang mengklaim sebagai satu-satunya organisasi Allah dan juru bicara-Nya di bumi.

Sebuah Fakta Sejarah

Sejarah Saksi-Saksi Yehuwa bermula lebih dari seratus tahun yang lalu yang dipimpin oleh Charles Taze Russell yang lahir pada 16 February, 1852. Orang tua Charles T. Russell adalah Joseph L. and Anna Eliza Russell yang adalah penganut Presbiterian dan keturunan Skotlandia-Irlandia. Kemudian ia bergabung dengan Gereja Kongregasional.

Pada usia 16 tahun, Russell muda kehilangan kepercayaan atas Gereja, kredo gereja, Alkitab dan Allah sehingga ia mempelajari agama-agama Timur. Hal ini dicatat di buku terbitan LMP “Saksi-Saksi Yehuwa – Pemberita Kerajaaan Allah” hlm. 122 sebagai berikut: 

    “Sebagai seorang pemuda, Russell bergabung dengan Gereja Kongregasional dan aktif dalam pekerjaannya, namun dogma-dogma tradisionalnya yang tidak masuk akal membuat Russell bersikap skeptis. Ia mendapati bahwa apa yang telah diajarkan kepadanya tidak dapat dibela secara memuaskan dalam Alkitab. Maka ia meninggalkan dogma-dogma dari kredo gereja dan, demikian pula halnya, Alkitab. Kemudian, ia menyelidiki agama-agama Timur yang utama, tetapi itu juga terbukti tidak memuaskan. Lalu ia mulai berpikir bahwa mungkin Alkitab telah disalahtafsirkan oleh kredo-kredo Susunan Kristen. Karena terbina oleh apa yang ia dengar pada suatu sore dalam suatu pertemuan orang-orang Adven, ia mulai mempelajari Alkitab secara sistematis. Apa yang tersingkap di hadapannya benar-benar Firman Allah yang terilham.”

Namun kemudian, suatu hari ia imannya diteguhkan kembali setelah ia tanpa sengaja mendengar nyanyian kebaktian dari Tn. Jonas Wendell, seorang pendeta Adventist. Russell menuturkannya sebagai berikut:

    “Suatu sore, rupanya secara kebetulan, saya mampir ke sebuah ruangan yang berdebu dan suram, yang saya dengar menjadi tempat diadakannya kebaktian agama, untuk mengetahui apakah segelintir orang yang bertemu di sana memiliki sesuatu yang dapat ditawarkan, yang lebih masuk akal daripada kredo-kredo dari gereja-gereja besar. Di sanalah, untuk pertama kalinya, saya mendengar sesuatu berkenaan pandangan Adven Kedua [Gereja Kristen Adven], dengan pengkhotbahnya Tn. Jonas Wendell... Demikianlah, saya mengakui bahwa saya berutang budi kepada para penganut Adven dan juga kepada aliran-aliran lain. Walaupun penjelasan Alkitab yang disampaikannya tidak sepenuhnya jelas, . . . itu cukup, di bawah Allah, untuk meneguhkan kembali iman saya yang sedang goyah akan ilham ilahi dari Alkitab, dan untuk memperlihatkan bahwa catatan yang dibuat oleh para rasul dan para nabi berkaitan tanpa dapat dipisahkan. Apa yang saya dengar membuat saya belajar Alkitab dengan semangat dan perhatian yang lebih besar daripada sebelumnya, dan saya senantiasa bersyukur kepada Tuhan atas bimbingan itu; karena walaupun Adventisme tidak membantu saya menemukan satu pun kebenaran, namun saya telah banyak dibantu untuk belajar meninggalkan kekeliruan, dan dengan demikian mempersiapkan saya untuk Kebenaran.” (Pemberita Kerajaan Allah, Hlm. 43)

Ajaran Adventist mempengaruhi Russell muda dalam hal pemahamannya akan doktrin dan ajarannya, terutama akan kedatangan Kristus yang kedua. Dan Gerakan Adventist tersebut dapat ditelusuri ke pendeta Baptis yaitu William Miller yang mana pada tahun 1816 mulai mengajarkan bahwa Kristus akan datang kembali tahun 1843. Tentunya, ajarannya itu banyak menarik perhatian orang – baik dari Baptis sendiri maupun gereja lainnya. Kira-kira hampir mencapai 50,000 orang mempercayai ajaran Miller tersebut. Ketika pada Maret 1843, ternyata Tuhan tidak datang kembali, tanggal kedatangan dikalkulasi ulang menjadi Maret 1844 dan kemudian ke Oktober 1844. Tetap hasilnya nihil sehingga Miller dan pengikutnya sangat kecewa dan terpecah-belah. Seperti yang disampaikan oleh Dr. Josiah Litch, seorang pemimpin dari Millerite di Philadelphia menulis pada 24 October yang dicatat di buku “The Kingdom of the Cults”, Bethany House Publishers, 1997, Pg. 523:

    “Hari yang gelap dan berawan di sini. Para domba tercerai-berai Tuhan tidak datang juga”

Russell muda tidak pernah belajar secara formal di seminari tetapi ia melanjutkan belajarnya di bawah bimbingan guru-guru Adventist untuk beberapa waktu dan pada kira-kira usia 18 tahun, ia mengorganisasikan sebuah grup belajar Alkitab. Dua orang Adventist yang ia beri penghargaan atas bimbingannya adalah George Stetson dan penerbit Bible Examiner yaitu George Storrs (Pemberita Kerajaan Allah, hlm. 45).


Pada tahun 1876, ketika ia berusia 23 tahun, Russell menerima majalah berkala keagamaan yang disebut Herald of the Morning. Dari gambar sampul, ia dapat melihat bahwa majalah itu adalah dari aliran Advent. Redakturnya, Nelson H. Barbour, dari Rochester, New York, percaya bahwa tujuan kembalinya Kristus bukan untuk membinasakan keluarga-keluarga di bumi melainkan untuk memberkati mereka dan bahwa kedatangannya bukan secara daging melainkan sebagai roh. Nah, ini sesuai dengan hal yang telah dipercayai oleh Russell dan rekan-rekannya di Allegheny selama beberapa waktu! Akan tetapi, herannya, dari nubuat-nubuat Alkitab perihal waktu, Barbour percaya bahwa Kristus telah hadir (secara tidak kelihatan) dan bahwa pekerjaan penuaian untuk mengumpulkan ”gandum” (orang-orang Kristen sejati yang membentuk golongan Kerajaan) sudah tiba (hlm. 46).

Pada waktu itu oplah majalah itu merosot terus karena banyak pembacanya menolak untuk mempercayai kedatangan Kristus kedua secara ‘tidak terlihat’.

Berikut kutipan lebih lanjut dari buku “Pemberita Kerajaan Allah” hlm. 46 akan reaksi Russell setelah menerima majalah tersebut:

    “Russell selama ini telah menghindar dari nubuat-nubuat Alkitab perihal waktu* . Namun sekarang, ia bertanya-tanya, ”Apakah mungkin nubuat-nubuat perihal waktu yang telah lama saya benci, karena penyalahgunaannya oleh orang-orang Adven, sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan bilamana Tuhan akan hadir secara tidak kelihatan untuk mendirikan Kerajaannya?” Dengan rasa haus yang tak terpuaskan akan kebenaran Alkitab, Russell merasa harus belajar lebih banyak. Maka ia mengatur pertemuan dengan Barbour di Philadelphia. Pertemuan ini meneguhkan persesuaian mereka mengenai sejumlah ajaran Alkitab dan menyediakan kesempatan bagi mereka untuk saling bertukar pandangan. ”Ketika kami pertama kali bertemu,” Russell belakangan menyatakan, ”ia harus belajar banyak dari saya mengenai makna sepenuhnya dari restitusi yang didasarkan atas memadainya tebusan yang diberikan untuk semua, sebagaimana saya harus belajar banyak dari dia mengenai waktu.” Barbour berhasil meyakinkan Russell bahwa kehadiran Kristus yang tidak kelihatan telah mulai pada tahun 1874.”

Note:
*Dulunya Russell begitu mempercayai kedatangan Kristus yang kedua secara fisik, tetapi kemudian karena gagal maka ia tidak mempercayainya. Tentunya, pemahaman kedatangan kedua Kristus secara ‘tidak terlihat’ menarik perhatiannya

Pada tahun itu juga, Russell mengkontribusikan uangnya untuk menghidupkan majalah tersebut kembali yang telah ditinggalkan pembacanya dan menjadi assistant atau mitra redaktur.

Keyakinan Charles akan kedatangan Kristus secara ‘tidak terlihat’ sejak musim gugur tahun 1874 begitu kuat sehingga pada tahun 1877 menerbitkan buku yang berjudul The Object and Manner of Our Lord’s Return (Tujuan dan Cara Kembalinya Tuhan Kita) untuk melawan pandangan-pandangan kedatangan Kristus secara fisik/terlihat (hlm. 47).

Karena adanya perbedaan pandangan akan ‘nilai yang sepadan dari kematian Kristus’ dengan Barbour, maka 1878, Russell tidak lagi menjadi mitra majalah tersebut. Pada Juli 1879, Russell mulai menerbitkan majalah sendiri yaitu Zion’s Watch Tower and Herald of Christ’s Presence.

Terbitan pertama dicetak sebanyak 6.000 eksemplar. Menjelang tahun 1914, setiap terbitan telah dicetak sebanyak kira-kira 50.000 eksemplar (hlm. 48).

Ajaran Sentral Russell dan Pandangannya Terhadap Dirinya

Ada beberapa ajaran awal dari Russell yang tidak dianut lagi oleh SSY masa sekarang. Tentunya, bagi kita sebagai orang awam mempertanyakan keabsahan dari organisasi Allah ini dengan pertanyaan:  
  • Bagaimana mungkin Allah sungguh-sungguh menggunakan organisasi LMP sebagai “juru bicara-Nya” jika memiliki ajaran yang bertentangan satu dengan lainnya?”
  • Bukankah ajaran yang berubah-ubah membuktikan pemahamannya terhadap Alkitab tidak akurat? 
  • Apa yang terjadi dengan nasib pengikut Russell yang dulunya mengikuti ajaran yang salah itu? Selamatkah?

Saya pernah menanyakan kepada penatua 3 hal tersebut, ia pun tidak dapat menjawabnya kecuali mengatakan “yang penting ajaran sekarang, memang dulu pernah keliru. Tetapi saya yakin Allah Yehuwa masih menggunakan organisasi ini sampai saat ini”.

Tanpa membuang waktu lagi, mari saya uraikan satu per satu ajaran Russell tersebut.

A.  Kedatangan/Kehadiran Kristus Yang Kedua

Seperti yang telah saya uraikan panjang lebar di atas, Russell mempercayai bahwa Yesus Kristus telah hadir pada tahun 1874. Tetapi kemudian oleh penerusnya dipandang keliru. Pandangan sekarang ini adalah Kristus telah hadir sejak tahun 1914.

Kita renungkan hal ini baik-baik. Jika kita ingin mempercayai bahwa Allah Yehuwa sungguh-sungguh menggunakan organisasi ini sebagai ‘saluran komunikasi dan juru bicara-Nya’ di bumi, bagaimana mungkin hal yang begitu penting, yaitu hal menyangkut harapan seluruh umat Kristen tentang ‘kedatangan Kristus yang kedua’ bisa berubah; dari tahun 1874 menjadi 1914? Tidakkah Allah memberitahu ‘saluran komunikasi-Nya’ tentang kedatangan Kristus sebagai hal yang pasti? Hal ini saja membuat kita bertanya-tanya, apakah Allah sungguh-sungguh berbicara melalui ‘saluran komunikasi dan juru bicara-Nya’ atau hanya sekedar klaim palsu dari suatu organisasi yang mengatas-namakan Allah?

Bagaimana dengan pandangan Alkitab tentang waktu kedatangan Kristus yang kedua? Alkitab tidak menyatakan kapan waktunya secara eksplisit, bukan? Apalagi tahun 1914 maupun 1874. Jika dulu pernah keliru, bagaimana mungkin sekarang ini pasti 100%? Pernyataan Russell bahwa kedatangan tahun 1874 saja sudah dipandang keliru oleh LMP, apalagi kemudian dirubah menjadi 1914. Ini membuktikan bahwa pemahaman LMP akan Alkitab sungguh keliru.

B. Hamba Yang Setia dan Bijaksana

Menurut ajaran LMP sekarang ini, 'hamba yang setia dan bijaksana' adalah suatu istilah yang digunakan oleh LMP untuk menggambarkan sekumpulan orang yang disebut sebagai ‘kaum terurap’ yang berjumlah 144.000 orang. Hamba ini mengklaim bahwa mereka telah diinspeksi kesetiaannya pada tahun 1918 oleh Yesus dan lulus ujian pada tahun 1919 untuk menjadi ‘budak/hamba yang setia dan bijaksana’ untuk mewakili kepentingan Kristus di bumi. Klaim ini dibuat di majalah Menara Pengawal 1/3/2004, hlm. 13-16 berjudul “’Budak yang Setia’ Lulus Ujian” dengan begitu panjang lebar di mana saya ringkas sebagai berikut:
    ....Pada tahun 1914, Yesus ditakhtakan sebagai Raja, dan segera tibalah waktunya untuk menginspeksi ”budak” itu. Pada umumnya, ia mendapati bahwa ”budak” itu telah membuktikan dirinya ”setia dan bijaksana”. Oleh karena itu, ia mengangkatnya ”untuk mengurus semua harta miliknya”. (Matius 24:45-47)....

    ....Waktu panen merupakan waktu yang menyukacitakan. (Mazmur 126:6) Maka, cocoklah bahwa pada tahun 1919, sewaktu Yesus mempercayakan saudara-saudara terurapnya yang setia dengan tanggung jawab yang bertambah, ia mengatakan, ”Engkau setia atas sedikit perkara. Aku akan mengangkat engkau atas banyak perkara. Masuklah ke dalam sukacita majikanmu.” (Matius 25:21, 23) Selain itu, sukacita sang Majikan sebagai Raja yang baru ditakhtakan dari Kerajaan Allah melebihi imajinasi kita. (Mazmur 45:1, 2, 6, 7) Golongan budak yang setia merasakan sukacita itu dengan mewakili sang Raja dan menambah keuntungannya di bumi. (2 Korintus 5:20)

Apakah tugas dari hamba yang setia dan bijaksana ini? Menurut majalah Menara Pengawal 15/3/2002, hlm. 13 menyatakan bahwa hamba ini diangkat dan berada di bawah pimpin Yesus langsung untuk mengurus seluruh kepentingan Yesus di bumi, salah satunya adalah dengan memberi makanan rohani kepada SSY :

    Sewaktu menyampaikan nubuat tentang tanda kehadirannya, Yesus berkata, ”Siapa sebenarnya budak yang setia dan bijaksana yang ditetapkan oleh majikannya untuk mengurus pelayan-pelayan rumahnya, untuk memberi mereka makanan pada waktu yang tepat? Berbahagialah budak itu, yang sewaktu majikannya datang, didapati melakukan hal itu! Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu: Ia akan mengangkat dia untuk mengurus semua harta miliknya.” (Matius 24:45-47) Sang ’majikan’ adalah Pemimpin kita, Yesus Kristus, dan ia telah mengangkat ”budak yang setia dan bijaksana”—badan orang Kristen terurap di bumi—untuk mengurus semua kepentingannya di bumi.

SSY mempercayai bahwa ‘kaum terurap’ ini memiliki otoritas atas seluruh pemahaman doktrin atau ajaran dan tafsiran Alkitab – disebut sebagai makanan rohani – yang harus dituruti oleh setiap SSY yang memiliki harapan tinggal di bumi firdaus. Mengapa hanya kaum terurap saja yang dapat mengerti dan memiliki pemahaman akan Alkitab? Majalah Menara Pengawal/MP 1/8/2001, hlm. 14 menjelaskan bahwa kebenaran firman Allah singkapkan oleh Allah Yehuwa melalui Yesus dan ‘budak yang setia dan bijaksana’. Berikut kutipannya:

    Pertama-tama, karena ”kesatuan” harus dipertahankan, seorang Kristen yang matang harus bersatu dan sepenuhnya harmonis dengan rekan-rekan seiman dalam ruang lingkup iman dan pengetahuan. Ia tidak mempromosikan atau bersikeras pada opini pribadi atau mempertahankan gagasan pribadi bila halnya menyangkut pemahaman Alkitab. Sebaliknya, ia memiliki keyakinan penuh pada kebenaran mengingat itu disingkapkan oleh Allah Yehuwa melalui Putra-Nya, Yesus Kristus, dan ”budak yang setia dan bijaksana”. Dengan menyantap makanan rohani yang disediakan ”pada waktu yang tepat” secara teratur—melalui publikasi Kristen, perhimpunan, dan kebaktian—kita dapat yakin bahwa kita mempertahankan ”kesatuan” dengan sesama Kristen dalam iman dan pengetahuan.—Matius 24:45.

Ketika saya baru kenal dengan penatua yang menjadi mitra diskusi dan belajar, saya pernah menanyakan “apakah mungkin manusia dapat mengerti Alkitab dengan benar dengan hanya membaca Alkitab saja?” Ia menjawab ‘tidak mudah’. Tetapi ketika kami telah mengenal dengan cukup dekat, ia mengakui bahwa ‘mustahil manusia dapat mengerti Alkitab dengan benar tanpa melalui bimbingan kaum terurap’. Betapa bedanya dengan apa yang tertulis di Alkitab. Ketika kitab Mazmur 109:105 mengatakan: “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku”, tetapi LMP menyatakan bahwa Firman Allah itu gelap tanpa tafsiran dari sang ‘budak’.

Seluruh sumber doktrin berasal dari 'budak' ini menurut David A. Reed - seorang mantan penatua/elder - di bukunya Answering Jehovah's Witnesses: Subject by Subject, hlm. 102 mengatakan:

    Mengapa mengidentifikasi dengan benar "budak yang setia dan bijaksana" begitu krusial untuk Saksi-Saksi Yehuwa? Karena mereka percaya bahwa hubungan mereka dengan "budak" ini yang menentukan apakah atau tidak mereka sebenarnya orang-orang Kristen, apakah atau tidak mereka dapat memahami Alkitab, dan apakah atau tidak mereka akan menerima hidup yang kekal.

    Why is correctly identifying the “faithful and discreet slave” so crusial to Jehovah’s Witnesses? Because they believe it is their relationship to this “slave” that determines whether or not they are actually Christians, whether or not they can understand the Bible, and whether or not they will receive everlasting life

Jadi jelas betapa pentingnya 'kaum terurap' ini bagi SSY. Kehidupan kekal setiap SSY bergantung kepada "budak/hamba" ini. Setiap SSY yang meragukan dan menghina 'kaum terurap' ini seperti menghina Yehuwa sendiri. Untuk melihat bahasan yang lengkap akan peranan golongan "budak/hamba" ini silahkan klik Mengapa Konsep "Hamba" Begitu Penting Bagi SSY, Bahkan Mengkultuskannya?

Nah, bagaimana dulu Russell mengajar tentang 'hamba' ini?

Pada mulanya, Russell menyatakan di Zion's Watch Tower 1881 Oct/Nov p.4 bahwa hamba ini merupakan illustrasi dari 144.000 orang. Tetapi kemudian berubah, majalah Menara Pengawal mengatakan bahwa: "Menara Pengawal mengumumkan tanpa ragu bahwa Brother Russell adalah 'hamba itu'". Jadi "hamba" itu menunjuk kepada diri Russell seorang. Berikut lampirannya:
 "The Watchtower unhesitatingly proclaims Brother Russell as "that faithfull and wise servant"

Bagaimana LMP menjelaskan perubahan dokrin yang begitu penting dari sebelumnya Russell menjadi kepada 144,000 orang sebagai  ‘hamba itu’? 

Kita lihat pengakuan resmi dari buku Saksi-Saksi Yehuwa – Pemberita Kerajaan Allah? Halaman 142-143 menulis sebagai berikut:
    Maka, dalam terbitan majalah ini pada bulan Oktober-November 1881, C. T. Russell menyatakan, ”Kami percaya bahwa setiap anggota dari tubuh Kristus sibuk dalam pekerjaan yang diberkati, secara langsung atau tidak langsung, untuk memberikan daging pada musimnya yang tepat kepada rumah tangga iman. ’Kalau begitu, siapakah hamba yang setia dan bijaksana itu, yang diangkat Tuannya untuk mengurus rumah tangganya’, untuk memberikan kepada mereka daging pada musimnya yang tepat? Bukankah ia adalah ’kawanan kecil’ dari hamba-hamba yang mengabdi yang dengan setia melaksanakan sumpah pengabdian mereka—tubuh Kristus—dan bukankah seluruh tubuh itu secara pribadi atau kolektif, sedang memberikan daging pada musimnya yang tepat kepada rumah tangga iman—kumpulan besar orang-orang percaya? Diberkatilah pelayan itu (seluruh tubuh Kristus) yang ketika Tuannya itu datang (Yn. elthon) akan mendapatinya sedang melakukannya. ’Aku berkata kepadamu; Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya’.”
    Akan tetapi, lebih dari satu dekade setelah itu, istri Saudara Russell menyampaikan gagasan di hadapan umum bahwa Russell sendiri adalah hamba yang setia dan bijaksana itu. Pandangan yang ia kemukakan sehubungan dengan identitas ’hamba yang setia’ ini secara umum dianut oleh Siswa-Siswa Alkitab selama kira-kira 30 tahun. Saudara Russell tidak menolak pandangan mereka, tetapi ia secara pribadi menghindari penerapan ayat itu dengan cara demikian, yang menandaskan bahwa ia menentang gagasan mengenai para pemimpin agama yang ditugaskan untuk mengajar Firman Allah sebagai kebalikan dari kaum awam yang tidak mendapat penugasan tersebut. Pengertian yang diungkapkan oleh Saudara Russell pada tahun 1881 bahwa hamba yang setia dan bijaksana sesungguhnya adalah hamba secara kolektif, terdiri dari semua anggota tubuh Kristus yang diurapi dengan roh di bumi, diteguhkan kembali dalam The Watch Tower 15 Februari 1927.—Bandingkan Yesaya 43:10.


Perhatikan kutipan di atas bagaimana LMP menyalahkan istri Saudara Russell sebagai individu yang menyampaikan gagasan di hadapan umum bahwa Russell sendiri adalah hamba yang setia dan bijaksana itu. Padahal jelas bahwa kutipan yang saya sampaikan di atas menulis “The Watchtower unhesitatingly proclaims Brother Russell as “that faithful dan wise servant = Menara Pengawal tanpa ragu memproklamirkan Saudara Russell sebagai “hamba yang setia dan bijaksana” itu. Jadi siapakah yang mengproklamirkan Russell sebagai ‘hamba itu’?


Lalu perhatikan kutipan “Saudara Russell tidak menolak pandangan mereka, tetapi ia secara pribadi menghindari penerapan ayat itu...”


Nah, sekarang kita lihat pengakuan langsung Russell di lampiran kutipan di bawah ini yang bertanda kurung, apakah ia secara pribadi ia menghindarinya atau mengakuinya.
"Ribuan pembaca tulisan Pastor Russell percaya bahwa ia mengisi kantor sebagai "hamba yang setia dan bijaksana itu" dan hasil kerjanya diberikan kepada rumah tangga iman daging (makanan rohani) pada waktunya. Kerendahan hati dan kesederhanaannya menghindarinya mengklaim julukan itu secara terbuka, tetapi ia mengakuinya dibanyak percakapan privat".


Bagaimana Russell menilai dirinya? 

Perhatikan kutipan buku "The Finish Mystery (SS7), 1917 ed, p 31 yang mencatat bahwa Russell memiliki keyakinan bahwa ia telah dipilih untuk pekerjaan besar sebelum ia dilahirkan:


Utusan khusus untuk Zaman terakhir dari Gereja adalah Charles T. Russell, lahir Februari 16,1852. Dia secara pribadi mengakui keyakinannya bahwa dipilih untuk pekerjaan yang besar sebelum kelahirannya.

The special messenger to the last Age of the Church was Charles T. Russell, born February 16,1852. He has privately admitted his belief that the was chosen for his great work before his birth.

Kembali kita perhatikan klaim yang dibuatnya di The divine of all the ages (SS1), 1927 ed,p 63 yang menulis:


    Ia melakukan pekerjaan yang lebih besar bagi tujuan Kerajaan Mesias daripada orang lainnya yang pernah hidup di bumi.

    He did a greater work for the cause of Messiah’s kingdom than did any other man that ever lived on the earth.

Bagaimana Russell menilai buku-buku yang ditulisnya dibandingkan dengan Alkitab?  Di dalam majalah Menara Pengawal 15 Sep 1910 hlm. 4685, Charles menulis tentang buku tulisannya yaitu Studies in the Scripture dibandingkan dengan Alkitab sebagai berikut:


    “Jika 6 volume dari Studies in the Scripture secara praktis adalah Alkitab yang disusun secara topical, dengan bukti teks Alkitab, kami mungkin kurang tepat menamakan volume ini Alkitab yang disusun dalam sebuah bentuk. Dapat dikatakan, mereka tidak hanya sekedar komentari Alkitab, tetapi mereka (bukunya Charles, penulis) praktisnya adalah Alkitab itu sendiri karena tidak ada keinginan untuk membuat doktrin apapun atau pemikiran individu ataupun bijaksana individu, melainkan untuk memberikan seluruh persoalan sejalan dengan Firman Allah. . . .

    Lebih lanjut, kami bukan saja menemukan bahwa orang tidak mendapatkan rencana ilahi dengan mempelajari Alkitab, tapi kami juga melihat bahwa siapapun yang mengesampingkan Studies in the Scripture, bahkan setelah dia menggunakannya, setelah dia mengenali isinya, setelah dia membacanya selama 10 tahun – jika orang itu mengesampingkan Studies in the Scripture dan hanya membaca Alkitab saja, maka walaupun dia telah memahami Alkitab selama 10 tahun, menurut pengamatan kami, orang itu akan kembali kepada kegelapan dalam jangka waktu 2 tahun saja. Sebaliknya, jika dia hanya membaca Studies in the Scripture dengan referensi-referensinya, dan tanpa membaca selembarpun halaman Alkitab beserta referensinya, maka orang itu akan berada dalam terang dalam jangka waktu 2 tahun, karena dia akan mendapatkan terang Alkitab.”

Perhatikan kalimat yang sengaja saya beri italic dan renungkan implikasiya.

Sesungguhnya konsep publikasi LMP lebih penting daripada Alkitab masih berlaku sampai hari ini. Jika kita tanyakan kepada SSY, apakah Alkitab memiliki otoritas tertinggi? Maka dijawab: ya, tanpa keraguan.

Ketika kita tanya apakah status publikasi LMP? Maka dijawab: hanyalah alat bantu untuk mengerti Alkitab.

Jika kita tanya, apakah kita dapat mengerti Alkitab tanpa alat bantu yang disediakan oleh LMP?

Jika SSY itu jujur (jika tidak, ia akan ngomong 'tidak mudah') maka akan dijawab: Tidak bisa.

Dan ketika kita tanya, jadi yang manakah lebih berotoritas*, Alkitab atau publikasi LMP? Maka dengan sangat aneh mereka akan mengatakan: ya Alkitab

Note: * Maksud saya berotoritas adalah lebih penting atau lebih utama.


Bagi orang awam, tentunya ini memusingkan. Bagaimana mungkin Alkitab itu lebih berotoritas dibandingkan publikasi LMP jika faktanya tanpa alat bantu yang disediakan LMP kita tidak dapat mengerti Alkitab?  Jika SSY yang Anda jumpai mau bersikap jujur, ia akan mengakui bahwa jika ia diminta untuk memilih membaca Alkitab atau publikasi LMP, maka ia akan menjawab publikasi LMP. Hal ini wajar karena; buat apa ia membaca Alkitab jika ia tidak diperbolehkan untuk mentafsirkannya (Ingat! Hanya 'kaum terurap' yang berhak mentafsirkan Alkitab). Oleh sebab itu, sebagai konsekwensinya, ia lebih menyukai  membaca publikasi LMP yang jelas-jelas merupakan tafsiran atau penjelasan akan Alkitab. 

Dalam hal otoritas Alkitab, bukankah berarti Alkitab -- meskipun beroritas dan tak ternilai -- menjadi sia-sia saja karena tidak ada satu orangpun yang dapat mengertinya ataupun mentafsirkannya tanpa bantuan dari publikasi LMP? Tentunya, logika yang wajar adalah iya, publikasi LMP lebih penting dari Alkitab. Lucunya, ketika kita katakan bahwa publikasi LMP lebih utama dari Alkitab, SSY yang menjadi mitra diskusi saya tetap bersikukuh bahwa Alkitab lebih beroritas dan bernilai dibandingkan dengan publikasi LMP.

Sungguh unik memang berdiskusi dengan SSY. Atau memang pikiran dan logika saya yang keliru, ya? Saya persilahkan pembaca menilainya. 

Mengapa Russell begitu berani mengklaim seperti itu? Karena doktrin kepercayaan ia [juga kepercayaan sampai hari ini] tentang "hamba yang setia dan bijaksana" itu merupakan individu yang mampu memahami Alkitab . Tanpa dia, Alkitab tidak dapat ditafsirkan dengan benar.

Doktrin bahwa hanya 'Kaum Terurap' yang dapat mentafsirkan Alkitab diyakini oleh SSY sampai detik ini. SSY yang Anda temui hanyalah menuruti apa yang ditulis oleh 'Kaum Terurap' di dalam publikasi-publikasi Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal. Para SSY itu mengenal dan memahami Bapa, Kristus, Roh Kudus dan seluruh isi Alkitab melalui kaca mata "Kaum Terurap".

Mengapa Russell begitu luar biasa sehingga begitu berani mengklaim hal-hal tersebut?

Karena para pengikutnya memujanya!! Ya, benar. Kedudukan Russell begitu luar biasa tinggi sehingga para pengikutnya memujanya. Oleh sebab itu, organisasi LMP disebut sebagai organisasi kultus karena sejak dari mula berdirinya, para anggotanya memujanya. Perhatikan lampiran kutipan berikut yang mana setelah kematiannyapun Russell masih mendapatkan pemujaan di majalah Menara Pengawal 1 Dec 1916, page 6015 yang menyatakan:




    Charles Taze Russell, Engkau, oleh Tuhan, dinobatkan raja, dan melalui nama-mu yang kekal akan dikenal di antara orang-orang, dan musuh-mu akan datang menyembah di kaki-mu

    Charles Taze Russell, thou hast, by the Lord, been crowned a king; and through the everlasting ages thy name shall be known amongst the people, and thy enemies shall come and worship at thy feet

Berikut kutipan di Year book (Buku Tahunan) 1975 hlm. 88 yang menceritakan apa yang terjadi pada masa-masa dulu: 



Ide yang diadopsi oleh banyak orang adalah bahwa CT Russell sendiri adalah "hamba yang setia dan bijaksana." Ini menyebabkan beberapa orang menjadi jeratan penyembahan makhluk.


The idea adopt by many was that C.T Russell himself was the “faithful and wise servant.” This led some into the snare of creature worship.


Tentunya jika Anda bertanya kepada SSY akan hal ini, mereka tidak akan mengakuinya. Hal ini bukan karena mereka berdusta. Tetapi sungguh-sungguh mereka tidak tahu. Jawaban klise SSY adalah mereka menyembah Allah Yehuwa dan mengikuti Yesus Kristus.


Buku sejarah SSY yaitu Saksi-Saksi Yehuwa - Pemberita Kerajaan Allah yang diterbitkan tahun 1993 tidak mencatat hal ini secara spesifik dan jelas  tetapi cukup memberitahu kita bahwa benar para anggotanya mengkultuskan atau memuja dirinya.

Bersambung ke Lanjutan Bab 2, bagian 2.....klik di sini Bab 2, Bag. 2: Sejarah Lembaga Menara Pengawal Sebuah Fakta, Bukan Tafsiran

No comments :

Post a Comment

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.