Kristologi: Apakah Yesus Tidak Setara Dengan Allah Bapa (1 Kor 11:3, 15:18)?

kristologi siapakah yesus allah atau manusia
Kristologi: Apakah Yesus Setara Dengan Allah Bapa?
MENGAPA ORANG PADA umumnya — khususnya Saksi-Saksi Yehuwa — sulit memahami ketika Yesus Kristus hidup di bumi tidak hanya sekedar manusia tetapi juga sekaligus adalah Allah sejati satu hakekat dengan Allah Bapa? Salah satu faktornya adalah Yesus benar-benar hidup sebagai manusia; dilahirkan dari perawan Maria (Mat. 1:18, Luk. 1:30-38), Yesus tumbuh dan berkembang layaknya seperti manusia normal (Luk. 2:40), memiliki unsur-unsur hakekat sifat manusia, tidak saja tubuh jasmaniah seperti manusia tetapi juga memiliki perasaan seperti manusia juga; misalnya Ia dapat lelah (Yoh. 4:6), lapar (Mat. 4:2, 21:18), haus ( 19:28), tidur (Mat. 8:24) dan lain-lain kelemahan manusia. Sebaliknya, Allah [Bapa] adalah Roh, tidak berwujud sehingga tidak satu orang pun pernah bertemu dengannya secara pribadi (Yoh: 4:24) dan sekaligus Allah [Bapa] adalah Mahakuasa.

Nah, perbedaan fakta-fakta ini yaitu antara Pribadi Yesus dengan Pribadi Allah [Bapa] yang begitu signifikan menjadikan Saksi-Saksi Yehuwa — dan orang pada umumnya juga — tidak percaya bahwa Yesus adalah Allah sejati satu hakekat dengan Allah Bapa. Saksi Yehuwa selalu mengatakan bahwa Yesus “tidaklah setara [dalam kuasa, kekal dan lain-lain attribute yang hanya dimiliki Allah saja] dengan Allah Bapa” sehingga Yesus bukanlah Allah. Kita lihat dalam kutipan berikut ini:

Jadi, menurut Alkitab, Yehuwa adalah Allah yang Mahakuasa, dan Yesus adalah Putra-Nya. Kedua-duanya tidak setara sebelum Yesus datang ke bumi maupun selama pelayanannya di bumi; Yesus juga tidak menjadi setara dengan Bapak-Nya setelah ia dibangkitkan ke surga. (1 Korintus 11:3; 15:28) (Menara Pengawal, 15/5/2002, hlm. 6)
Untuk membuktikan Yesus tidaklah setara dengan Allah Bapa, dalam hal kemaha-kuasaan, kekekalan, dan lain-lain attribute yang hanya ada pada Allah, organisasi Saksi Yehuwa mengutip 1 Korintus 11:3; 15:28 dalam kutipan di majalah Menara Pengawal di atas:

Namun aku ingin kamu mengetahui bahwa kepala dari setiap pria adalah KRISTUS; selanjutnya kepala dari seorang wanita adalah pria; selanjutnya kepala dari KRISTUS adalah Allah. (1 Kor. 11:3, NW)

Namun apabila segala sesuatu sudah ditundukkan kepadanya, Putra sendiri juga akan menundukkan diri kepada Pribadi yang menundukkan segala sesuatu kepadanya, agar Allah menjadi segala sesuatu bagi setiap orang. (1 Kor. 15:28, NW)
Menurut ajaran Saksi Yehuwa karena Yesus “menundukkan diri kepada Pribadi” Allah Bapa maka Yesus bukanlah Allah. Benarkah Yesus bukanlah Allah karena Ia tunduk kepada Allah Bapa? Tidak. Mengapa? Artikel Ekonomis Dan Subordinasi Tritunggal, Apakah Itu? menjelaskan bahwa masing-masing dari 3 Pribadi Ilahi yaitu Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memiliki fungsi dan peran yang berbeda-beda sehingga secara otomatis ada relasi subordinasi Trinitas. Dan relasi subordinasi Trinitas antar 3 Pribadi Ilahi tersebut tidak mengubah hakekat ke-3 Pribadi dalam keallahan.

Oleh karena itu, ketika Yesus “menundukkan diri kepada” Allah berhubungan dengan fungsi dan peran-Nya sebagai sang Anak yang tidak mengubah hakekat Yesus sebagai Allah sejati. Sebagai contoh konkritnya bagaimana fungsi dan peran dalam diri pribadi tidak mengubah hakekat pribadi tersebut adalah pemanfaatan kata “tunduk” dalam Efesus 5:22-23 berbunyi:

Hendaklah istri-istri tunduk kepada suami mereka sebagaimana kepada TUAN, karena suami adalah kepala atas istrinya sebagaimana KRISTUS juga adalah kepala atas sidang jemaat, karena ia adalah juru selamat tubuh ini. (NW)
Ayat 22 mengatakan bahwa “istri-istri tunduk kepada suami” berhubungan dengan fungsi dan peran istri yang lebih rendah daripada suaminya dalam kehidupan berumah tanggal. Tentunya, ketundukkan istri kepada suaminya tidak berarti bahwa hakekat istri yaitu sebagai manusia lebih rendah dari suaminya, bukan? Jadi meskipun istri tunduk kepada suaminya; tetap hakekat sang istri adalah manusia sama hakekat dengan suaminya yaitu manusia. 

Nah, dengan analogi yang sama, kita bisa mengatakan bahwa ayat 1 Kor. 11:3 yang digunakan Saksi Yehuwa untuk menyangkal keallahan Yesus yaitu “kepala dari KRISTUS adalah Allah” sama sekali tidak membuktikan bahwa Yesus bukanlah Allah. Mengapa? Karena jika Saksi Yehuwa percaya bahwa “kepala dari KRISTUS adalah Allah” berarti Yesus tidak sehakekat dengan Bapa maka berarti wanita bukanlah berhakekat manusia seperti pria karena ayat yang sama juga disebutkan “kepala dari seorang wanita adalah pria”. Faktanya, wanita maupun pria memiliki hakekat yang sama yaitu manusia.

Bagaimana pendapat Saudara artikel Kristologi: Apakah Yesus Tidak Setara Dengan Allah Bapa (1 Kor 11:3, 15:18), apakah Yesus adalah Allah sejati, satu hakekat dengan Bapa-Nya?

Untuk mengetahui siapa dan apa di balik organisasi dan ajaran Saksi Yehuwa, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat atau Kultus? dan buktinya sendiri apakah organisasi Saksi Yehuwa sebuah gerakan Kristen sejati ataukan grup kultus berkedok agama Kristen berdasarkan publikasi dan praktek yang diterapkan dan diajarkan di dalam organisasi tersebut.

Soli Deo Gloria

Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus. (2 Yohanes 1:7)


Artikel Terkait:
1. Substansi Atau Hakekat Dan Pribadi Yesus Kristus
2. Konsep TRINITAS: Mengapa Melampaui Akal Untuk Dipahami?
3. Tritunggal Ontologis, Apakah Itu?
4. Yesus Kristus CIPTAAN Allah?? (Wahyu 3:14, Amsal 8:22)

9 comments :

  1. Padahal sudah jelas Yesus adl Anak Domba Allah, jadi adl Allah, sungguh Allah, (bukan suatu-Allah).

    Di wahyu juga ada, ssy yg getol mengajar wahyu bisa tidak tahu. Terlena dengan angka 144000, sampai lupa diri.

    Misi sbg Mesias, hanya bisa jika kodratnya adl Allah Sejati.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  2. Kenapa Allah Bapa memberi anakNya kepada manusia? Karena untuk memahami manusia, haruslah menjadi manusia. Kalau bukan manusia, bagaimana menyampaikannya?

    ST

    ReplyDelete
  3. Saya tidak sependapat dengan Allah tidak berwujud, sebab manusia diciptakan secitra dengan Allah, lebih sreg jika kalimatnya Allah dapat menyatakan diri dalam apa saja, beda dengan tidak berwujud, kesannya abstrak tembus pandang atau faceless. Secitra dengan gambar manusia artinya ada wajah ada kaki, ada tangan, ada telinga, ada hidung semua komplit, dan sempurna.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  4. terimakasih pak awi artikelnya sangat mencerahkan. saya mau tanya bisakah pak awi menjelaskan secara alkitabiah mengapa orang percaya yang memenuhi syarat Allah tentunya masuk surga ?bukankah maksud tujuan Allah dari semula seperti yang kita baca di kitab kejadian allah ingin agar adam dan hawa memenuhi bumi dengan keturunan mereka dan juga memperluas taman eden di bumi ?

    AL

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear AL,

      Setahu saya tidak ada satu pun teolog yg memiliki pemahaman seperti SSY yaitu hanya 144,000 saja berada di surga dan sisanya di bumi. Secara pribadi, saya pun menganggap ajaran ini sesat.

      Seluruh orang Kristen percaya bahwa mereka akan bersama-sama dng Kristus berdasarkan Yoh. 14:1-3. Tempat tersebut merupakan tempat di mana “Allah akan diam bersama-sama dengan mereka [umat percaya] dan mereka akan menjadi umat-Nya (bandingkan Kej. 17:7, Kel. 19:5-6, Yer. 31:33, 2 Kor. 6:16, Ibr 8:10, 1Pet 2:9-10).

      Di manakah tempat tsb? Sebagian besar teolog mengatakan surga dan bumi akan dibumi-hanguskann. Sedangkan sebagian lagi mengatakan bahwa kediaman Allah yaitu surga, kemah Allah akan turun ke bumi menjadi bumi dan langit baru sehingga bumi tetap ada.

      Masing-masing teolog memiliki pemahamannya sendiri-sendiri. Tentunya diklaim berdasarkan Alkitab. Saya sangat merekomendasikan buku berjudul “Alkitab dan Akhir Zaman” oleh Anthony A. Hoekema terbitan Momentum yg menjelaskan tentang akhir zaman. Hoekema berpahaman bahwa bumi ini akan diperbaharui dan surga akan turun ke bumi sehingga Allah akan bersama-sama dengan umat percaya. Buku ini sangat menarik utk dibaca sebagai pencerahan.

      Bagaimana pendapat saya? Manusia akan hidup di bumi yang baru atau di surga tidaklah penting. Yg utama adalah di mana Yesus berada, di situ saya berada bersama-sama-Nya (Yoh. 14:1-3). Saya tidak memegang satu keyakinan yg mutlak akan akhir tempat kehidupan manusia. Mengikuti perdebatan para teolog dapat sangat memusingkan dan belum tentu benar karena toh hanyalah berupa tafsiran. Dan meskipun para teolog tsb memiliki pemahaman yg berbeda-beda namun tidak saling menyesatkan karena memang hal ini merupakan perbedaan yg kecil. Jika misalnya pemahaman Hoekema keliru, toh tidak akan memindahkannya ke neraka.Meskipun Hoekema keliru tetapi ia tetap berada bersama-sama dng Kristus sebagai orang percaya, bukan? Mengapa demikian? Yg utama utk bersama-sama dng Yesus syaratnya cuma satu percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi. Ini yg paling krusial dan utama.

      Saya tahu jawaban saya mungkin tidak memuaskan Anda tetapi memang saya percaya demikian.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
    2. pak Awi, saya baru saja membaca ulang dan mendalami tulisan bapak mengenai tritunggal. saya ada pertanyaan.

      1. saya setuju kalau yesus adalah Allah yang maha kuasa dan maha segala-galanya. dan saya sudah mengimaninya juga dan sudah sujud menyembah kepadanya. tapi hanya satu yang menjadi ganjalan saya soal trirunggal ini yaitu apakah yesus pernah tidak ada atau tidak. yesus tidak diciptakan betul saya imani, yesus satu satunya allah yang di peranakkan saya imani, tapi kalau dikatakan yesus tidak bermula kok saya masih ragu ya. kalau yesus tidak bermula mengapa dikatakan yesus diperanakan. kita semua tahu bahwa yang memperanakan lebih dulu ada daripada yang diperanakan. lalu kalau memang yesus pernah tidak ada apa tujuan allah bapa memperanakan dia. apakah yesus diperanakan karena kebutuhan mendadak akan korban tebusan manusia.

      2.bisakah pak awi menjelaskan lebih jelas lagi tentang neraka yang belum saya pahami apalagi saya imani. khususnya tentang lamanya orang didalam neraka. saya setuju bahwa masing2 dari kita harus dihukum SESUAI dengan perbuatan kita. menurut saya ajaran neraka sama dengan ajaran kebinasaan kekal dari saksi yehuwa. yaitu sama2 mengajarkan bahwa allah menghukum orang TIDAK SESUAI dengan perbuatannya. sedangkan alkitab mengajarkan sebaliknya. maksud saya kalau di sy misalnya orang dosanya 10 kg dan orang dengan dosanya 5 kg kalau Allah tidak berkenan pada dua orang tersebut ya dibinasakan. kalau ajaran neraka ya disiksa selama-lamanya. sedangkan kalau ajaran alkitab yang saya baca prinsipnya keadilan sempurna dari allah di tonjolkan. misalnya ada orang dosanya 1kg ada orang dosanya 15 kg tentunya hukumannya dibedakan. kalau disamaratakan yaitu dibinasakan atau disiksa selama lamanya namanya tidak adil.

      sekian pertanyaan saya. saya harap pak awi diberkati dan di bimbing tuhan yesus untuk menjawab pertanyaan saya. trims

      AL

      Delete
    3. Dear AL

      You said:
      kalau dikatakan yesus tidak bermula kok saya masih ragu ya. kalau yesus tidak bermula mengapa dikatakan yesus diperanakan. kita semua tahu bahwa yang memperanakan lebih dulu ada daripada yang diperanakan. lalu kalau memang yesus pernah tidak ada apa tujuan allah bapa memperanakan dia. apakah yesus diperanakan karena kebutuhan mendadak akan korban tebusan manusia.


      My reply:

      Jawaban atas pertanyaan Anda adalah doktrin eternal generation of the Son atau Yesus dilahirkan dlm kekekalan.

      Mengenai masalah keilahian Kristus secara ontologis dgn Bapa bukanlah terletak pada Anda percaya atau bisa mengerti. Tetapi apakah Alkitab menyatakannya atau tidak. Jika Alkitab menyatakannya, tak soal Anda mengerti atau tidak; Anda harus percaya.

      Misalnya Yesus berkata "di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka" (Mat. 18:20). Bgm Yesus bisa ada di tengah2 ratusan jutaan murid-Nya yg berada di pelosok muka bumi yg berdoa pd-Nya pada waktu yg sama? Apakah Yesus terbagi-2?

      Apakah Anda bisa memahami sepenuhnya perkataan Kristus dng logika Anda?

      Demikian juga dng keilahian Yesus secara ontologis. Anda bisa tidak paham tetapi ada penjelasannya mengapa Yesus diperanakkan dlm kekekalan oleh Bapa. Dan penjelasannya bisa tidak Anda pahami tapi yg utama Alkitab mengajarkannya.

      Doktrin ini sulit dimengerti karena jika Yesus adalah Allah yang kekal mengapa Ia harus dilahirkan? Kalau Allah adalah Roh mengapa Ia bisa melahirkan? Seringkali kita membawa paradigma manusia mengenai kelahiran, yaitu diawali dengan hubungan seksual dan kehamilan, lalu kelahiran (artinya memiliki permulaan) yang kita pakai untuk mengerti hubungan antara Pribadi Pertama dan Kedua. Hal ini salah.

      Mazmur 2:7, “…Anakku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.”

      Ayat ini menjadi dasar dari doktrin “the eternal generation of The Son,” Anak dilahirkan dalam kekekalan bukan bersifat seksualitas ataupun eksistensi/ keberadaan tetapi menunjuk kepada relasi antara Pribadi Pertama dan Kedua secara ontologis.

      Eksistensi Yesus Kristus tidak ditentukan oleh Allah Bapa. Ia adalah Allah yang kekal dan selalu berada dalam kekekalan. Ibr. 13:8, "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya". Ketika kita bicara ttg kekekalan maka tidak ada waktu; yg mana duluan yg mana belakangan karena kekal. Kekal artinya tidak dalam kurun waktu.

      Ibr. 13:8 bertentangan dng logika Anda "semua tahu bahwa yang memperanakan lebih dulu ada daripada yang diperanakan".

      Karena Yesus kekal maka logika Anda "apakah yesus diperanakan karena kebutuhan mendadak akan korban tebusan manusia." juga keliru karena Yesus kekal.

      Anak dilahirkan dalam kekekalan, bukan bersifat eksistensi/keberadaan, dari tidak ada menjadi ada. Kelahiran dalam kekekalan maksudnya adalah relasi di antara Pribadi Pertama dan Pribadi Kedua. Hal ini bersifat relasi ontologis bukan eksistensi.

      Apa implikasi theologis dari hal ini? Istilah Anak menunjuk kepada suatu persamaan esensi dalam diri Pribadi Pertama/ Bapa dan Kedua/ Anak. Di dalam kekekalan Allah Bapa mempunyai relasi yang unik dengan Allah Anak.

      Mudah2-an penjelasan saya dapat Anda mengerti.

      Mengenai pertanyaan kedua, saya pun mencoba mererungkannya dan akan saya coba jelaskan dlm thread artikel khusus agar bisa menjadi pertimbangan semua pembaca. Jadi bersabar ya

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
    4. Dear AL,

      Saya mencoba menjelaskan pertanyaan Anda ttg Yesus diperanakkan oleh Allah Bapa dalam thread artikel Siapakah Yesus? Allah Dilahirkan Bapa Dalam Kekekalan.

      Mudah-mudahan artikel tsb menjelaskan lebih baik daripada apa yang saya sudah jelaskan di atas.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
    5. Dear Sdr AL,

      Saya telah menyelesaikan pertanyaan Anda sehubungan dengan hukuman kekal di neraka di Keadilan, Dosa dan Hukuman Allah dalam Neraka

      Maafkan jika agak lama karena kesibukan saya.

      Jika ada pertanyaan lainnya, silahkan ditanyakan. Jika memang saya bisa jawab maka akan saya usahakan menjawabnya.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.