Ajaran Saksi: Pemahaman Progresif Atau KEBINGUNGAN?

Doktrin progresif atau Bingung?
Ajaran Sejati versus Ajaran Palsu
JIKA SAUDARA CERMATI ajaran Menara Pengawal dari waktu ke waktu, Saudara akan menemukan ajarannya yang berubah-ubah. Hari ini Menara Pengawal mentafsirkan suatu ayat adalah A maka beberapa tahun kemudian dapat berubah menjadi B. Dan tidak mengherankan jika beberapa tahun kemudian berubah lagi menjadi C atau kembali kepada posisi semula yaitu A. Menara Pengawal merasionalisasikan ajaran yang demikian sebagai terang yang bersifat progresif. Perhatikan kutipan Menara Pengawal berikut ini yang menandaskan hal tersebut:

Seraya waktu berlalu mengapa ada perubahan dalam ajaran Saksi-Saksi Yehuwa?

Alkitab menunjukkan bahwa Yehuwa memungkinkan hamba-hamba-Nya untuk mengerti maksud-tujuan-Nya secara progresif. (Ams. 4:18; Yoh. 16:12) Jadi, nabi-nabi yang mendapat ilham untuk menulis bagian-bagian Alkitab, tidak memahami makna segala hal yang mereka tulis. (Dan. 12:8, 9; 1 Ptr. 1:10-12) Rasul-rasul Yesus Kristus menyadari ada banyak hal yang tidak mereka mengerti pada zaman mereka. (Kis. 1:6, 7; 1 Kor. 13:9-12) Alkitab menunjukkan bahwa pengetahuan tentang kebenaran akan sangat bertambah pada ”zaman akhir”. (Dan. 12:4) Pengetahuan yang bertambah sering menuntut penyesuaian dalam pemikiran. Dengan rendah hati, Saksi-Saksi Yehuwa rela membuat penyesuaian tersebut. (Bertukar Pikiran, hlm. 334-335)
Saya pribadi menyetujui bahwa untuk mengerti maksud tujuan Allah, pemahaman diberikan secara progresif. Tetapi apakah pemahaman Saksi-Saksi Yehuwa akan terang yang bersifat progresif sama dengan apa yang Alkitab ajarkan? Kita akan melihat beberapa contohnya (salah satu contohnya bisa Anda lihat di Ajaran Saksi Yehuwa: Buka Tutup Pintu Surga) terang progresif ala Menara Pengawal sebagai berikut:

Kasus Roma 13:1

Sepanjang sejarah, gereja-gereja biasanya menafsirkan kalangan berwenang yang lebih tinggi (pemerintah, TB) di Roma 13:1 merupakan pemerintahan sipil. Perhatikan kutipan Alkitab di bawah:

Hendaklah setiap jiwa tunduk kepada kalangan berwenang yang lebih tinggi, sebab tidak ada wewenang kecuali dari Allah; kalangan berwenang yang ada ditempatkan oleh Allah dalam kedudukan mereka yang bersifat relatif. (TDB)
Demikian juga dengan presiden pertama Menara Pengawal, Charles T. Russell menafsirkan Roma 13:1 yaitu ‘kalangan berwenang yang lebih tinggi' adalah pemerintahan sipil atau manusia:

They taught the Church to obey the laws, and to respect those in authority because of their office, even if they were not personally worthy of esteem; to pay their appointed taxes, and, except where they conflicted with God's laws (Acts 4:19; 5:29), to offer no resistance to any established law. (Rom. 13:1-7; Matt. 22:21) (Studies In the Scriptures Series I - The Divine Plan of the Ages,  pg. 266)
Tetapi ketika Rutherford menjadi presiden Menara Pengawal yang kedua, pemahaman “kalangan berwenang yang lebih tinggi” berubah yaitu menjadi kepada Allah. Dan kita tahu bahwa Rutherford mengklaim bahwa buku-buku yang ditulisnya bukanlah didasarkan kepada tafsiran pribadinya, tetapi bersumber dari Allah sehingga kita boleh yakin bahwa tafsirannya pasti benar. Mengapa? Ya karena dari Allah. Ketika Allah menjanjikan dan menafsirkan Alkitab maka janji itu pasti terjadi dan tafsirannya pasti akurat karena Allah adalah Allah yang tidak dapat berdusta (Titus 1:3)

The instruction of the thirteenth chapter of Romans has long been misapplied. The improper application has really been the basis for the false doctrine of the "divine right of kings" or rulers to rule and oppress the people. The apostle is, in substance, telling the members of the church that they should always be obedient to God, and that the motive for such obedience must be love for God and a delight in doing' his will."Watchtower Jun 1, 1929 p. 163
Perhatikan pernyataan Rutherford tersebut yang menyatakan bahwa pemerintahan sipil dan raja-raja sebagai pemegang pemerintahan sipil atas manusia yang dulunya diajarkan oleh Russell dianggap sebagai ‘false doctrine’ atau doktrin yang salah. Dan seluruh Saksi-Saksi Yehuwa pada masa itu harus meyakini ajaran ini jika ingin disebut sebagai seorang Saksi-Saksi Yehuwa.

Nah, keajaiban selalu terjadi di dalam lembaga Menara Pengawal ketika menyangkut doktrin atau ajaran. Yaitu pada tahun 1962 ketika presiden ketiga yaitu Nathan Knorr menjabat, “kalangan berwenang ini” berubah menjadi kepada posisi awal yang diajarkan oleh Russell yaitu para raja, presiden, perdana menteri, wali kota, hakim, dan orang-orang lain yang memegang kekuasaan duniawi, dalam bidang politik:

Selama bertahun-tahun, sampai tahun 1962, Saksi-Saksi Yehuwa menganggap bahwa kalangan berwenang yang lebih tinggi adalah Allah Yehuwa dan Yesus Kristus. Akan tetapi, selaras dengan Amsal 4:18, terang bertambah, dan pandangan ini diubah, yang mungkin menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dalam pikiran beberapa orang. Apakah tepat jika kita sekarang mengatakan bahwa kalangan berwenang tersebut adalah para raja, presiden, perdana menteri, wali kota, hakim, dan orang-orang lain yang memegang kekuasaan duniawi, dalam bidang politik dan bahwa kita wajib tunduk kepada mereka secara relatif? . . . . nasihat Paulus agar tunduk kepada kalangan berwenang yang lebih tinggi selaras dengan perintah Yesus untuk membayar kembali ”kepada Kaisar apa yang milik Kaisar”, dan ”Kaisar” memaksudkan wewenang duniawi. (Mat. 22:21, BIS) . . . Petrus juga menegaskan bahwa kita harus tunduk kepada kalangan berwenang duniawi. . . (Menara Pengawal, 1/11/1990, hlm. 11-12)
Sekarang kita lihat penafsiran Menara Pengawal yang berubah itu. Dulu Russell mentafsirkan dengan benar, tetapi dicela oleh Rutherford sebagai doktrin yang salah, tetapi kemudian sekarang kembali lagi kepada doktrin yang dulunya dipandang salah. Jadi menurut pemahaman masa kini sebenarnya Saksi-Saksi Yehuwa yang hidup pada masa Rutherford memiliki pemahaman yang salah. Tentunya kita menjadi bertanya-tanya; bagaimana dengan doktrin lainnya yang dicetuskan oleh Rutherford? Misalnya tentang 144.000 orang yang hidup di surga dan sisa dari Saksi-Saksi Yehuwa yang dijanjikan hidup di bumi firdaus? Apakah pasti benar?

Lalu bagaimana dengan klaim Rutherford yaitu tulisan-tulisannya bersumber dari Allah jika kemudian dipandang keliru oleh penerusnya? Jelas Titus 1:3 mengatakan bahwa Allah tidak dapat berdusta. Allah tidak pernah memberikan pengajaran yang salah. Kita harus yakin akan hal ini. Yang berdusta adalah Rutherford yang mengklaim sepihak bahwa tulisan-tulisannya bersumber dari Allah. Jika memang bersumber dari Allah, mustahil dianggap keliru oleh penerusnya, bukan?

Kasus Nubuatan Kiamat

Kita kaji satu contoh klasik lagi yaitu masalah kapan waktunya ‘kiamat’. Ketika Tuhan Yesus jelas-jelas mengatakan bahwa tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri. —Mat. 24:36. Tetapi ironisnya, Russell dengan terlalu berani dan lancang bernubuat atas nama Allah bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 1914. Dan ketika gagal, dirubah menjadi 1915.

Tetapi, rupanya Menara Pengawal tidak bertobat juga sehingga Rutherford melanjutkan hal yang salah yaitu menubuatkan kebangkitan nabi-nabi Perjanjian Lama. Faktanya? Nubuatan itu terbukti palsu karena bumi ini tidak berubah menjadi firdaus dan kita tidak melihat nabi-nabi Perjanjian Lama pula.

Dan kembali sejarah membuktikan, di bawah kepemimpinan Knorr dan Franz, Menara Pengawal kembali memprediksi akan berakhirnya sejarah manusia’ pada tahun 1975. Faktanya? Juga sebuah nubuatan palsu.

Nah, kita sudah melihat contoh-contoh dari doktrin yang bolak-balik dan waktu kiamat yang juga berubah-ubah. Tetapi, jika Anda bertemu dengan seorang Saksi Yehuwa; Anda perhadapkan dengan fakta tersebut di atas. Mereka akan merasionalisasikan perubahan-perubahan tersebut dengan mengatakan bahwa memang Alkitab mengajarkan bahwa Yehuwa memungkinkan hamba-hamba-Nya untuk mengerti maksud-tujuan-Nya secara progresif berdasarkan kutipan dari buku "Bertukar Pikiran" yang saya kutip di atas.

Membandingkan Ajaran Sejati Dengan Yang Palsu Berdasarkan Alkitab

Saya pribadi setuju dengan pernyataan Menara Pengawal yaitu Allah Yehuwa menyampaikan maksud-tujuan-Nya secara progresif kepada hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu seluruh isi atau bagian-bagian kitab-kitab di wahyukan secara bertahap; tidak diturunkan sekaligus dalam bentuk Kitab Suci yang kita kenal sekarang.

Tetapi meskipun antara Saksi Yehuwa dengan saya memiliki kata ‘progresif’ yang sama, apakah lalu memiliki arti atau pemahaman yang sama? Belum tentu. Serupa tapi tidak sama. Kita kaji dulu arti kata “progresif” berdasarkan kamus yang saya miliki yaitu Websters New World Dictionary arti kata “progressive” yaitu moving forward, continuing by succesive steps atau maju ke arah depan, melanjutkan dengan langkah-langkah yang berurutan.

Jadi sebenarnya dalam pemahaman Alkitab artinya suatu konsep yang maju ke depan sehingga konsep itu makin ke depan makin diperjelas atau semakin maju semakin jelas. Misalnya, jika kita lihat contoh terang progresif yang dinyatakan di dalam Alkitab yaitu meskipun Alkitab ditulis oleh banyak para nabi tentang janji kedatangan Mesias yaitu Kristus sebagai Juruselamat tetapi wahyu itu tidak pernah berubah sepanjang zaman. Beritanya selalu konsisten dan seiring berjalannya waktu janji kedatangan Mesias itu semakin jelas. Mengapa? Karena Allah sendiri yang mewahyukan Kitab Suci benar-benar mewahyukannya kepada para nabi.

Kita tahu kedatangan sang Mesias itu telah diwahyukan kepada manusia sejak setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa yaitu sejak kejatuhan Adam, yaitu sebagai benih perempuan yang akan meremukkan si ular (Kej. 3:15).

Lalu janji itu semakin diperjelas di Kej. 49:10 akan benih perempuan ini yaitu akan bangkit dari suku Yehuwa: “Tongkat kekuasaan tidak akan tersingkir dari Yehuda, ataupun tongkat kepemimpinan dari antara kakinya, sampai Syilo datang; dan kepadanya bangsa-bangsa akan taat.”

Kembali kita lihat nubuatan janji tentang Mesias dikatakan oleh Yesaya 9:7 yaitu Mesias akan lahir dari keturunan raja Daud yang mana adalah dari suku Yehuda.

Demikian berlanjut janji kedatangan nabi diberitakan dari satu nabi ke nabi dari zaman ke zaman. Semuanya semakin diperjelas mengarah kepada siapakah Mesias itu. Sampai kepada Yohanes Pembaptis sebagai pendahulu dari Mesias diberitahu tanda akan siapakah Mesias itu oleh Allah. Dan digenapi ketika Yohanes melihat roh Allah seperti burung merpati turun ke atas Yesus dan langit terbuka, Yohanes mendengar suatu suara, “Inilah Putra-Ku, yang kukasihi, kepadanyalah Aku berkenan” (Mat. 3:16-17). Ini adalah konsep Alkitab tentang wahyu yang bersifat progresif yaitu konsep yang maju ke depan, semakin lama semakin jelas seiring berjalannya waktu.

Nah, sekarang kita kaji ajaran Menara Pengawal tentang ‘maksud-tujuan Allah’ yang bersifat progresif dengan pola-pola apa yang Alkitab nyatakan; apakah sama atau berbeda?

Misalnya mengenai Roma 13:1 yang awalnya mengajarkan:

Kalangan berwenang yang lebih tinggi adalah pemerintahan dunia/sipil Lalu dikoreksi menjadi pemerintahan Allah dengan mengatakan penafsiran yang dulu keliru.

Lalu dikoreksi dan kembali lagi kepada penafsiran semula.

Nah, pertanyaannya adalah apakah pola-pola ini mirip dengan pola-pola wahyu yang bersifat progresif seperti yang Alkitab nyatakan? Tentunya, tidak!. Konsep ‘progresif’ Menara Pengawal adalah ‘bolak-balik’, bukannya diperjelas. Yaitu ‘balik’ lagi atau 'mundur' kepada ajaran yang dulunya dianggap sesat. Jadi jelas, definisi kata progresif dan ajaran Alkitab ternyata tidak cocok dengan fakta perubahan [bolak-balik] ajaran yang terjadi di dalam organisasi Menara Pengawal ini.

Demikian juga tentang nubuatan waktu kiamat. Pertama tahun 1914; gagal sehingga dirubah menjadi 1915; gagal pula. Lalu zaman Rutherford mengatakan tahun 1925, eh gagal lagi dan presiden berikutnya menjadi 1975.

Pertanyaannya, apakah pola-pola yang demikian sesuai dengan apa yang dinyatakan Alkitab? Tentunya, tidak! Ini nama konsep ‘progresif’ yang sebenarnya adalah berubah total!. Namanya saja progresif, tetapi sebenarnya berubah total. Dari keyakinan satu dan terbukti gagal lalu dirubah lagi dan gagal lagi sehingga maka mau-tidak-mau, suka-tidak-suka harus dirubah agar tidak terlihat menggelikan.

Jika memang sesuai dengan pola-pola Kitab Suci maka contohnya adalah Alkitab menubuatkan akan kiamat tanpa menyebutkan tanggal. Lalu karena Menara Pengawal mengklaim organisasi ini diarahkan oleh Allah sendiri, maka Menara Pengawal pada tahun 1914 menubuatkan bahwa kiamat akan terjadi pada tahun 2012. Presiden berikutnya mengatakan tanda-tanda menyertai kiamat adalah terjadi gempa bumi. Lalu nubuatan berikutnya pada tahun 1975 mengatakan akan terjadi pada bulan Oktober. Lalu pada tahun 2011 mengatakan pada tanggal 20-an akan terjadi, dan pada hari “H” nya benar-benar terjadi. Ini yang sebut wahyu yang bersifat progresif yang mengikuti pola-pola Alkitab.

Jadi jika Menara Pengawal mengatakan “dengan rendah hati, Saksi-Saksi Yehuwa rela membuat penyesuaian” akan doktrin yang diyakininya ya sebetulnya bukanlah kerendahan hati, tetapi sebetulnya terpaksa karena terbukti seiring berjalannya waktu doktrin yang diajarkannya adalah salah sehingga tidak mungkin dipertahankan.

Jujur saya katakan bahwa saya tidak pernah menemukan di dalam Alkitab konsep pola-pola ‘progresif’ mengikuti pola-pola yang diajarkan oleh Menara Pengawal, yaitu bolak-balik dan berubah-ubah. Tetapi, saya dapat saja keliru. Atau mungkin ada Saksi Yehuwa, pembaca blog ini dapat membuktikan pola-pola Alkitab yang memiliki pola-pola seperti apa yang diajarkan oleh Menara Pengawal? Saya persilahkan memberikan buktinya!

Bagaimana dengan pemanfaatan Amsal 4:18 sebagai justifikasi pemahaman secara progresif seperti yang diajarkan Saksi Yehuwa, berdasarkan Alkitabkah? Silahkan baca Amsal 4:18 Pembelaan Saksi Yehuwa Atas Perubahan Ajarannya untuk jawabannya.

Artikel Terkait: 
Nabi Palsu Berseru: Kiamat! Kiamat.
Apakah Saksi Yehuwa Nabi Sejati Atau Palsu?
Saksi Yehuwa Mengaku Sebagai Nabi Allah!


"Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan berbaju domba, tetapi di dalamnya, mereka adalah serigala-serigala yang rakus. Dari buah-buahnya kamu akan mengenali mereka. Tidak pernah orang mengumpulkan buah anggur dari tanaman berduri atau buah ara dari rumput duri, bukan? Demikian pula setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, tetapi setiap pohon yang busuk menghasilkan buah yang tidak berguna" (Mat. 7:15-17)

20 comments :

  1. Halo mas AWI. Salam kenal. Perkenalkan sebelumnya, sebut saja saya Truth Servant .

    Saya seorang Saksi-Saksi Yehuwa (benar-benar Saksi Yehuwa). Sehubungan artikel mas diatas, saya ingin menyampaikan sesuatu:

    Sejujurnya, dan ini memang menyedihkan, harus saya akui bahwa apa yang kami lakukan sehubungan dengan revisi atas ajaran-ajaran kami bukanlah "kebenaran yang progresif", sebagaimana yang sering kami klaim. Saya sudah lama menyadari ini, dan sejujurnya saya heran mengapa rekan-rekan saya Saksi Yehuwa lain tidak menyadarinya (atau mungkin juga ada yang menyadari, namun tidak berani mengungkapkan). Apa alasan saya mengatakan demikian?

    Biasanya, untuk membela diri atas kesalahan-kesalahan ajaran kami, kami menggunakan ayat ini:

    "Tetapi jalan orang-orang adil-benar adalah seperti cahaya terang yang semakin terang hingga rembang tengah hari." – Ams :18

    Tetapi jika direnungkan dengan pikiran jernih, apa yang terjadi pada kami, khususnya sehubungan dengan pemahaman mengenai kapan armagedon, bukanlah "cahaya yang semakin terang", melainkan kami tetap berada dalam kegelapan (tidak bertambah cahaya), sebab pemahaman kami sehubungan dengan kapan armagedon sejak awal tahun 1900 sampai dengan tahun 1975 (sekitar 75 tahun, lebih dari setengah usia organisasi kami), ternyata selalu salah. Maka dalam hal ini, kami tidaklah "bertambah terang" (bertambah pemahaman), melainkan hanya mengulang-ulang kesalahan, tetap berada dalam kegelapan. Ibaratnya kami hanya berpindah-pindah dari kamar gelap satu ke kamar gelap lainnya, bukannya ke kamar yang lebih terang.

    Tapi tentu saja, dan ini ironis, selama 75 tahun itu ayat itulah yang selalu kami gunakan untuk membenarkan kesalahan kami, seolah-olah kami sudah bertambah terang. Sebagai contoh, misal jika ada seorang Saksi Yehuwa yang hidup tahun 1970, ia akan percaya bahwa ia sudah "bertambah terang" dibanding sebelumnya, dengan mengakui bahwa pemahaman lama (tentang 1914, 1915, dan 1925) sebagai pemahaman yang salah, namun sekarang berada pada pemahaman yang "lebih terang" sehubungan dengan apa yang terjadi nanti di tahun 1975; yang pada akhirnya terbukti bahwa ia sendiri juga sebenarnya sama sekali tidak bertambah terang, melainkan masih dalam gelap.

    Menarik sekali, sesuai dengan definisi kamus Websters, progresif berarti "maju ke depan". Namun kami, khususnya tentang kapan armagedon, tidak cocok disebut progresif, sebab kami hanya diam di tempat, mengulang-ulang kesalahan.

    Bersambung

    ReplyDelete
  2. Lanjutan

    Selanjutnya, biasanya kami juga menggunakan Lukas 19:11 dan Kisah 1:6 untuk membela diri atas kesalahan kami, dengan mengatakan bahwa bahkan para murid memiliki harapan yang terlalu cepat:

    "Sementara mereka mendengarkan perkara-perkara ini, sebagai tambahan ia mengucapkan sebuah perumpamaan, karena ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka bahwa kerajaan Allah akan segera tampil." - Lukas 19:11

    "Maka pada waktu mereka berkumpul, mereka bertanya kepadanya, ”Tuan, apakah engkau akan memulihkan kerajaan bagi Israel pada masa ini?” - Kisah 1:6

    Namun jika direnungkan dengan pikiran sehat, sebenarnya ada perbedaan mendasar antara apa yang para murid lakukan dengan yang kami lakukan: para murid, sekalipun mereka memiliki harapan lebih awal mengenai kapan dipulihkannya Kerajaan Allah, namun mereka TIDAK MENGAJARKAN hal itu kepada orang lain dan mengklaim "ini kebenaran". Mereka dengan bijaksana menyimpan untuk diri mereka sendiri dan bertanya kepada Yesus untuk mengklarifikasi.

    Sedangkan apa yang kami lakukan sehubungan dengan tahun 1914, 1915, 1925, dan 1975, kami bukan menyimpan pemahaan untuk diri sendiri, melainkan kami MENGABARKAN dan MENGAJARKAN kepada orang lain bahwa pemahaman kami itu tentang armagedon sebagai kebenaran (yang akhirnya terbukti salah). Padahal Yesus sudah memperingatkan untuk tidak “mengajarkan” hal yang salah (Mat 5:19).

    Meskipun saya seorang Saksi Yehuwa, saya tidak malu mengatakan ini. Mengapa kita harus malu mengungkapkan kebenaran? Bukankah Alkitab sendiri mengungkapkan kesalahan umat Allah? Tetapi tujuan saya menyampaikan hal ini bukanlah untuk menjatuhkan, melainkan untuk menyadarkan dan untuk diambil hikmahnya, baik bagi organisasi kami, maupun oleh orang lain.

    Tetapi karena tujuan saya semata-mata untuk mengatakan kebenaran, maka jika saya melihat ada hal yang keliru dari tulisan-tulisan mas sehubungan Saksi Yehuwa, maka maaf sebelumnya, saya juga tentunya akan coba koreksi (tentu saja, sejauh pemahaman saya).

    Demikian, terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Sdr Truth Servant,

      Selamat! Saya percaya Anda telah bebas dari pengaruh mind control/kontrol pikiran.

      Ulasan Anda membuktikan hal ini karena tidak mungkin seorang Saksi Yehuwa yang masih berada dalam pengaruh mind control mampu mengakui dan mengungkapkannya sejernih Anda sampaikan tentang ketidak-masuk akalan organisasi Saksi Yehuwa dalam merasionalisasi kekeliruannya itu seolah-olah berdasarkan Alkitab.

      Meskipun Anda mengaku SSY, sayangnya reaksi rekan seiman Anda ada 2 yaitu tidak percaya atau akan mencap Anda sebagai murtad.

      Inilah salah satu tujuan saya membuat blog ini yaitu mengungkapkan betapa kelirunya mengikuti sebuah organisasi yang berulang kali bernubuat kiamat dan merasionalisasikannya seolah-olah berdasarkan Alkitab.

      Mudah-mudahan ulasan Anda ini memberi pencerahan kepada rekan seiman Anda.

      You said:

      Tetapi karena tujuan saya semata-mata untuk mengatakan kebenaran, maka jika saya melihat ada hal yang keliru dari tulisan-tulisan mas sehubungan Saksi Yehuwa, maka maaf sebelumnya, saya juga tentunya akan coba koreksi (tentu saja, sejauh pemahaman saya


      Ya, tentunya dengan senang hati saya akan bersedia dikoreksi jika ada tulisan-tulisan di blog ini ternyata keliru karena mungkin saja saya keliru . . . well . . . bagaimanapun juga saya bukan seorang Saksi, hanya seorang pemerhati.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
    2. Halo mas AWI.

      Benar, saya menyadari bahwa mungkin ada rekan saya Saksi-Saksi Yehuwa yang menganggap saya bukan Saksi, karena memang membicarakan hal yang 'negatif' sehubungan organisasi [sekalipun hal yang 'negatif' itu benar dan bertujuan untuk perbaikan kedepan] adalah hal yang tabu di organisasi kami. Saya khawatir, lama-lama kami menjadi seperti yang dikatakan di 2 Tim 3:4, hanya suka mendengar hal-hal yang "mengelitik telinga", hal yang manis di dengar. Saya sering sedih melihat kenyataan bahwa organisasi kami tampaknya suka memerlihatkan kesalahan agama lain, namun ketika kesalahan organisasi kami diungkap, kami tidak senang. Banyak Saksi yang menganggap pembicaraan seperti itu tidak membangun. Tetapi jika mengungkapkan kesalahan dianggap tidak memangun, mengapa Alkitab mencatat tentang kesalahan umat Yehuwa di masa lalu? Ini kiranya bisa direnungkan rekan saya Saksi. Mengenai saya, kembali saya katakan, saya benar-benar Saksi Yehuwa.

      Kemudian, seperti mas katakan, benar mungkin akan ada rekan saya yang menganggap saya murtad. Sejujurnya, saya agak heran melihat rekan-rekan saya yang begitu mudah mengatakan seseorang murtad. Apakah mereka tahu apa arti murtad? Dalam Alkitab kata "murtad" berasal dari kata Yunani "apostasia" yang berarti "meninggalkan", dan dalam konteks Alkitab berarti "meninggalkan ajaran Alkitab". Nah, apakah dengan menulis hal diatas saya "meninggalkan ajaran Alkitab"? Saya kira tidak.

      Tetapi sayangnya, organisasi dan rekan-rekan saya SSY memberi definisi subjektif untuk kata murtad, yakni "menolak ajaran kaum budak". Tetapi jika definisi ini dipakai, sebenarnya ini justru menjadi bumerang. Mengapa? Sebab dengan demikian, maka kaum budak sekarang juga dapat dikatakan --maaf-- sudah murtad dari kaum budak terdahulu, sebab mereka juga "menolak ajaran kaum budak" yang terdahulu (contohnya mengenai ajaran piramida, tentang maksud "kalangan berwenang" di Rom 13:1, tentang siapa "generasi", dll). Apakah rekan saya SSY pernah merenungkan hal ini? Maka agar konsisten dan tidak jadi bingung sendiri, pakailah definisi murtad seperti yang ada dalam Alkitab, yakni "meninggalkan ajaran Alkitab". Selama seseorang menyampaikan suatu pendapat yang tidak meninggalkan ajaran Alkitab (sekalipun pendapat itu mungkin tidak sejalan dengan ajaran kaum budak), kita tidak boleh menghakimi orang itu murtad.

      Tetapi karena saya sadar artikel ini bukan membahas tentang murtad, sehingga saya cendrung out of topic (maafkan saya), maka saya kira sementara ini cukup sekian.

      Salam

      Truth Servant

      Delete
    3. Dear Truth Servant,

      You said:

      Dalam Alkitab kata "murtad" berasal dari kata Yunani "apostasia" yang berarti "meninggalkan", dan dalam konteks Alkitab berarti "meninggalkan ajaran Alkitab". Nah, apakah dengan menulis hal diatas saya "meninggalkan ajaran Alkitab"? Saya kira tidak.


      My reply:

      Anda benar, brur. Seseorang dapat disebut murtad jika ia meninggalkan ajaran Alkitab, atau tepatnya menjadi bukan Kristen. Jika ia masih percaya kepada Alkitab dan mengikuti Kristus maka ia tidak dapat disebut murtad melainkan pindah "denominasi" atau organisasi gereja saja.

      Organisasi sengaja mendefinisikan murtad sebagai "menolak ajaran kaum budak" karena konsep agama kultus adalah monopoli agama Kristen (baca di sini bahasannya). Artinya, kekristenan atau agama Kristen sejati hanya ada padanya; sedangkan yg lainnya sesat. Oleh karena itu definisi murtad diplesetkan.

      You said:

      jika definisi ini dipakai, sebenarnya ini justru menjadi bumerang. Mengapa? Sebab dengan demikian, maka kaum budak sekarang juga dapat dikatakan --maaf-- sudah murtad dari kaum budak terdahulu, sebab mereka juga "menolak ajaran kaum budak" yang terdahulu (contohnya mengenai ajaran piramida, tentang maksud "kalangan berwenang" di Rom 13:1, tentang siapa "generasi", dll)


      My Reply:

      Anda benar. Sebuah pemikiran yg masuk akal. Sayangnya, setiap Saksi Yehuwa tidak mau atau lebih tepatnya tidak berani berpikir cukup kritis thp perubahan-perubahan ajaran organisasi yg akhirnya menjadikan ajarannya tidak masuk akal dan menggelikan. SSY hanya menerima karena menganggap ajaran budak bersumber dari Yehuwa sendiri sehingga mutlak harus ditaati dan tidak boleh dipertanyakan keabsahannya. Dan sekalipun ada SSY mempertanyakannya; penatua akan mengkonseling dan memintanya "tutup mulut".

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
    4. Dear truth Servant

      Menarik komentar sdr : "Namun jika direnungkan dengan pikiran sehat..."

      Sebagai ssy, apakah saat ini saudara mengakui bahwa menjadi ssy itu, setiap ssy terpengauh 'mind control' dan tidak bisa berpikiran sehat..?

      Trimakasih

      M

      Delete
  3. Maaf saya tambahkan sedikit mas, tujuan saya menyampaikan hal ini, selain untuk koreksi bagi organisasi kami, juga agar orang lain dapat melihat organisasi kami secara objektif. Dalam pengabaran, dapat dikatakan, tidak akan ada Saksi yang akan mengungkapkan kesalahan/kelemahan organisasi kami (organisasi lain mungkin juga akan demikian). Tetapi tentu itu terkesan tidak adil, bukan? Jika kita ingin membeli barang, kita tentu ingin agar si penjual menjelaskan KELEBIHAN dan KEKURANGAN barang itu, sehingga kita dapat memutuskan secara objektif apakah kita akan membeli atau tidak. Tentu tidak jujur jika si penjual hanya menginformasikan tentang kelebihan barangnya saja, tanpa memberitahu kekurangannya. Saya tidak ingin organisasi ini menjadi kuburan seperti yang Kristus katakan, yang luarnya "dilabur putih" namun dalamnya tidak demikian (Mat 23:27).

    Maka jika seseorang ingin belajar ataupun bergabung dengan Saksi-Saksi Yehuwa, biarlah mereka mengetahui 'putih' maupun 'hitam'nya organisasi kami, dan setelah itu silakan memutuskan.

    Demikian

    Truth Servant

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Truth Servant,

      You said:

      Dalam pengabaran, dapat dikatakan, tidak akan ada Saksi yang akan mengungkapkan kesalahan/kelemahan organisasi kami (organisasi lain mungkin juga akan demikian). Tetapi tentu itu terkesan tidak adil, bukan? Jika kita ingin membeli barang, kita tentu ingin agar si penjual menjelaskan KELEBIHAN dan KEKURANGAN barang itu, sehingga kita dapat memutuskan secara objektif apakah kita akan membeli atau tidak. Tentu tidak jujur jika si penjual hanya menginformasikan tentang kelebihan barangnya saja, tanpa memberitahu kekurangannya.


      Maaf ya, dari buku-2 kultus yg saya baca kelompok kultus memiliki - apa yg disebut sebagai - hidden agenda dlm upaya untuk merekrut orang menjadi anggotanya. Jika setiap SSY menyampaikan ajaran seluruhnya di muka (seperti yg Anda sampaikan), saya percaya sangat sulit utk merekrut orang untuk mengikutinya atau menjadi SSY. Jadi ketidak-jujuran diperlukan utk "memperdaya" orang mau bergabung dngnya. Ini disebut sebagai propaganda.

      Bahkan di artikel Pilar Ke-2 KULTUS: MONOPOLI Kekristenan & Kemurtadan Universal saya kutip Steve Hassan, seorang pakar kultus sebagai berikut:

      They indoctrinate members to show only the best sides of the organization. Members are taught to suppress any negative feelings they have about the group and always show a continually smiling, “happy” face. (Combatting Cult Mind Control, hlm. 41)

      By the way, saya melihat Anda memiliki pengetahuan yg sangat baik. Apakah Anda terbeban untuk menyadarkan rekan seiman Anda yg berkunjung di blog ini? Jika Anda terbeban, saya mengundang Saudara untuk menjadi salah satu kontributor di blog ini dengan menulis artikel-artikel yg mungkin dapat memberikan pencerahan SSY yg masih dalam kegelapan.

      Bagaimana? Bersediakah Saudara?

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
    2. Halo mas AWI

      Terima kasih tawarannya. Tetapi kalau untuk menulis artikel, saya kira untuk saat ini saya belum bisa. Sementara ini saya hanya mencoba mengomentari apa yang bisa saya komentari.

      Demikian.

      Truth Servant

      Delete
    3. Shalom Pak Awi dan Tim. Satu bulan ini saya mempelajari blognya, saya ucapkan Puji Syukur bagi Allah. Dan saya ucapkan banyak makasih kepada Bapak dan Tim, karena saya jadi banyak belajar. lebih banyak koreksi diri juga :) Sejauh mana saya memahami apa yang saya imani. karena banyak doktrin penting yang dikupas, saya jadi bersemangat untuk mencari dan mempelajari literaturnya. saya juga bagikan isi blog ini ke mertua adik saya yang diajak anggota SY. Puji Tuhan dia sekarang sudah mengerti. jadi sekarang sama-sama belajar untuk mendalami doktrin dalam kekristenan. supaya tidak mudah ditipu oleh bidat. Itu saja pak Awi, saya berdoa supaya bapak dan Team diberkati pelayanannya, makin berkembang dan makin diluaskan untuk hormat dan kemuliaan BAPA saja. God bless..

      Delete
    4. Aleichem shalom Pak,

      Segala puji syukur dan hormat hanyalah bagi Allah Bapa, Yesus Kristus Anak-Nya dan Roh Kudus.

      Senang jika blog ini dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Ya, sudah seharusnya sebagai umat Kristen kita mempelajari lagi tentang ajaran Alkitab agar tidak mudah disesatkan.

      Tetap semangat.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
  4. Pak SSY....apakah Anda percaya kepada Yesus Kristus yang telah mati bagi dosa-dosamu....saya pernah diajak oleh teman2 SSY di kampung beberapa tahun yang lalu..mereka sangat pandai dalam mengotak-atik ayat demi ayat yang ujungnya masuk dalam penyesatan dan keliru...ketika saya tanya tentang Yesus mati untuk menebus dosa, mereka tidak percaya dan sampai hari ini mereka tidak ada salib dmana Tuhan Yesus disalibkan dan menanggung dosa setiap umat manusia.
    Terimakasih...Tuhan YEsus Memberkati dan ROh Kudus menyertai dan mencerahkan pikiran dan pemahaman bagi orang yang sulit mempercayaiNya dan hampir lenyap oleh ajaran palsu yang sedang dia pelajari. GBU

    ReplyDelete
  5. Halo mas Budi Alawa.

    Ya, saya sangat percaya Kristus mati untuk menebus dosa-dosa saya.

    Salam

    Truth Servant

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Truth Servant,

      Apakah organisasi SSY mengajarkan bahwa Yesus membayar/menebus dosa-dosa manusia? Saya percaya tidak. Ini merupakan bahasan artikel saya selanjutnya yg akan terbit hari Sabtu ini.

      Tentunya ketika Anda berkata, "saya sangat percaya Kristus mati untuk menebus dosa-dosa saya" bukanlah berarti Anda berdusta. Anda mengira bhw Yesus menebus dosa-dosa Anda tetapi faktanya tidak. Kita dapat diskusikan hal ini minggu depan.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
  6. Halo mas AWI.

    Dugaan saya, ini ada kaitannya dengan "makan roti dan minum anggur" dalam perjamuan. Berikut penjelasan saya:

    Saksi Yehuwa percaya bahwa yang makan roti dan minum anggur dalam Perjamuan Malam Tuan hanyalah ke-144.000. Namun jika kita membaca Alkitab dengan pikiran netral, (tanpa pengaruh konsep ajaran yang kita percayai sebelumnya), apakah kita akan sampai pada kesimpulan demikian? Tidak. Mari renungkan ayat berikut:

    "DIA yang makan dagingku dan minum darahku memiliki kehidupan abadi, dan aku akan membangkitkannya pada hari terakhir" - Yoh 6:54

    Terjemahan bahasa Indonesia tidak memberi pengertian yang lengkap. Coba kita lihat yang bahasa Inggris:

    "WHOEVER feeds on my flesh and drinks my blood has everlasting life, and I will resurrect him on the last day" - Yoh 6:54

    Ayat ini mengatakan WHOEVER (SIAPAPUN). Jadi SIAPAPUN yang ingin mendapat kehidupan abadi, harus 'makan daging' dan 'minum darah' Kristus. Apa maksudnya? Pada peristiwa selanjutnya, Yesus menjelaskan bahwa daging dan darahnya dilambangkan dengan roti dan anggur perjamuan (Mat 26:26-28). Maka, SIAPAPUN yang ingin memperoleh kehidupan abadi, harus makan roti dan minum anggur perjamuan. Karena dikatakan SIAPAPUN, maka ini berlaku untuk SEMUA orang yang beriman kepada tebusan Kristus, bukan hanya ke-144.000.

    Perlu dijelaskan, di masa lalu Saksi Yehuwa mengajarkan Yoh 6:54 ini memaksudkan kaum terurap (144.000). Tetapi ajaran itu tidak benar, karena:

    (1) Jika kita membaca konteksnya, Yesus sedang berbicara kepada orang Yahudi yang bersoal jawab dengannya. Maka tidak masuk akal jika Yesus berbicara kepada orang Yahudi tentang keselamatan, namun menerapkan pembicaraannya kepada sekelompok orang yang lain (kaum terurap).

    (2) Seperti disebutkan diatas, ayat itu mengatakan SIAPAPUN, sehingga ini berlaku untuk SEMUA orang, bukan hanya sejumlah orang.

    Di masa kemudian, Saksi merubah ajarannya dengan mengatakan bahwa maksud "makan daging dan minum darah" adalah perlunya beriman kepada tebusan Kristus. Tentu saja kita perlu beriman kepada tebusan Kristus, dan itu kita tunjukkan dari hati dan perbuatan kita. Tetapi salah satu cara menunjukkannya adalah, seperti yang Kristus sendiri minta, dengan memakan roti dan minum anggur dalam perjamuan. Ini sama seperti pembaktian. Setelah bertobat, kita tentu membaktikan diri dalam hati dan perbuatan kita. Tetapi salah satu cara menunjukkannya adalah dengan dibaptis.

    Lagi pula, dan ini perlu direnungkan seorang Saksi, dapatkah kita dikatakan memperingati kematian Kristus, jika dalam acara itu tidak satupun yang ambil bagian? Perhatikan bahwa Alkitab menghubungkan PERINGATAN itu dengan TINDAKAN yang ada di dalamnya:

    "Teruslah lakukan ini, SETIAP KALI KAMU MEMINUMNYA, sebagai PERINGATAN akan aku.” - 1 Kor 11:25

    Ya, hanya jika ada yang meminum (dan memakan), maka dapat dikatakan ada peringatan. Jadi sekedar hadir, tanpa ada yang ambil bagian, bukanlah memperingati. Namun faktanya, jika kita rata-ratakan 13.000 orang yang ambil bagian tahun 2013 masing-masing berada di satu sidang (sedangkan jumlah sidang sekitar 110.000), itu berarti di lebih dari 90.000 sidang Saksi Yehuwa di seluruh dunia, tak satupun yang ambil bagian. Dengan kata lain, lebih dari 90.000 sidang Saksi Yehuwa SEBENARNYA tidak memperingati kematian Kristus.

    Organisasi mencoba merasionalisasi dengan mengatakan bahwa meskipun kebanyakan Saksi tidak ambil bagian, tetapi dengan menghadiri acara, mereka menunjukkan bahwa mereka menghargai korban Kristus. Ya, menghargai, tetapi bukan memperingati (sedangkan yang Yesus minta adalah diperingati). Menghargai belum tentu memperingati. Saksi menghargai orang yang merayakan Natal, tetapi Saksi tidak memperingati Natal.

    Jadi kesimpulannya, jika yang ambil bagian hanya berlaku bagi 144.000, maka, pertama, itu tidak sejalan dengan ajaran Alkitab. Dan kedua, itu menjadi bumerang bagi Saksi, karena dengan begitu berarti banyak sidang ternyata tidak memperingati kematian Kristus.

    Semoga Saksi bisa merenungkan hal ini.

    Truth Servant

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yg diabaikan pengabar saksi-saksi adl ketetapan hari raya roti tidak beragi di Kel 13:1-16. Rotinya tdk cuma diedar-edarkan, tapi dimakan 7 hari berturut-turut. Perbedaan cara yg radikal perlu dasar yg kuat & dari sumber yg kredibel & bisa diterima akal sehat. Yesus di perjamuan terakhir tidak makan tubuhNya sendiri, berarti ada perubahan radikal disitu. Landasannya adl firmanNya sendiri "Inilah tubuhku....dst". Kredibilitas Nya sudah pasti benar & bisa diterima akal sehat kita.

      Delete
  7. Mengabarkan alkitab tanpa ada dusta. Kabarkanlah Allah dalam nama Bapa/Father. Yesus sendiri menghendaki kita menjadi anak Allah. Saksi Allah hanya untuk kalangan nabi. Mengklaim sbg saksi sungguh berat hukumannya jika ketahuan berdusta. Bukan memuliakan YHVH ,tapi justru jd bahan cemoohan krn mengajar scr keliru, arogan. Ramal meramal sudah pasti dibenci Bapa di surga. Berpalinglah dari organisasi yg demikian segera.

    ReplyDelete
  8. Firman Tuhan dalam Galatia 6 : 7 – 8 mengatakan “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.”

    Sebenarnya, ada banyak ayat di dalam Alkitab yang mengingatkan kita untuk selalu hidup benar di dalam Tuhan.

    Galatia 6 : 9 menuliskan “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.”

    Berbuat baik dan berbuat baik saat ini sering dicurigai oleh orang-orang tertentu sebagai alat untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

    Kalau kita melakukan kebaikan dengan setulus hati tanpa mengharapkan apa-apa, pada akhirnya akan menghasilkan kebaikan juga.

    Mazmur 126 : 5 menuliskan “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.”

    2 Korintus 9 : 6 dituliskan “Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.”

    Amsal 22 : 8 - 9 “Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana, dan tongkat amarahnya akan habis binasa. Orang yang baik hati akan diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin.

    Pepatah yang mengatakan “siapa menggali lubang, dia sendiri yang akan masuk ke dalamnya” atau “siapa yang berteriak menjelek-jelekkan orang lain, dirinya sendiri lah yang jelek.” Setiap orangtua selalu mengingatkan anak-anaknya sejak kecil agar tidak berbuat kejahatan, tidak membodohi orang lain, mencaci orang lain atau merendahkan sesame ciptaan Tuhan. Karena hukum tabur tuai berlaku bagi kehidupan manusia.

    Sudah banyak contoh dan teladan yang bisa kita peroleh dari berbagai ritme kehidupan di muka bumi ini. Ada yang bisa kita jadikan pelajaran untuk menjalani hidup di kemudian hari, ada yang bisa kita jadikan contoh ketika kita melihat seseorang yang begitu sabar dalam melayani dan selalu mengucap syukur dalam segala kondisi.

    Mulailah menabur kebaikan dan menjauhi segala bentuk kejahatan yang merugikan orang lain terlebih-lebih merugikan diri sendiri. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh, dan buang jauh-jauh rasa curiga, cemburu atau ingin menang sendiri. Menabur kebaikan dan menolong orang lain yang membutuhkan akan mendatangkan kebaikan juga. Amin.

    ReplyDelete
  9. Ketika organisasi mengeluarkan terang baru secara otomatis organisasi lepas tangan terhadap keselamatan pengikut terang lama.

    Dengan terang barupun tidak akan selamat dari hari penghakiman kecuali bertobat.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Diantara terang lama terdapat ajaran setan. Yang mengajarkan adl pimpinan organisasi pada masanya. Organisasi Allah kecolongan ( tertipudaya) mengajarkan ajaran setan tanpa disadari.

      Aneh bukan?

      Salam
      AS

      Delete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.