Rutherford, Sang Nabi Palsu Meninggal Dunia

Rutherford adalah Bible Scholar
Saya telah membuktikan bahwa Joseph Rutherford, presiden kedua Menara Pengawal adalah nabi palsu di bagian sebelumnya. Mengapa demikian?  Sederhana, karena Rutherford (dikenal juga sebagai 'sang hakim' atau 'the judge') memprediksi Palsu: Jutaan Orang Tidak Akan Pernah Mati atas nama Allah. Rutherford mengaku bahwa Allah Yehuwa melalui malaikat-malaikatnya menyampaikan pesan-pesan-Nya kepadanya (sebagai kaum terurap) sehingga seluruh publikasi Menara Pengawal bersumber dari Allah Yehuwa yang disediakan oleh Yesus Kristus dengan demikian maka buku-buku yang diterbitkan oleh Menara Pengawal bukanlah berisi pendapat manusia, melainkan Allah. Dengan demikian Rutherford telah mengklaim berbicara atas nama Allah! Jadi Rutherford adalah juru bicara Allah.


Banyak hal dapat kita pelajari dari Rutherford. Bahkan kadang-kadang menggelikan dan tidak masuk akal. Apakah itu?

Misalnya kita lihat cuplikan di atas yaitu dari majalah Golden Age yang dipublikasikan oleh Menara Pengawal tertera tulisan "Bible Scholar-Judge Rutherford atau Sarjana/skolar Alkitab-Hakim Rutherford". Bagi orang awam seperti saya tentunya bertanya-tanya bagaimana mungkin Rutherford mengklaim sebagai seorang skolar Alkitab? Lulusan sekolah seminari manakah? Gelar apakah yang diperolehnya? Bukankah sebelum Rutherford menjadi presiden Menara Pengawal, beliau adalah seorang hakim dan lulusan sekolah hukum? 


Adam Dicipta Pukul 3 Pagi?
Bahkan, karena begitu pintarnya, Rutherford mampu mengatakan bahwa Adam dicipta pada hari Jum'at, 22 Maret tahun 4028 Sebelum Masehi. Dan tidak tanggung-tanggung, ia pun begitu berani menyatakan Adam dicipta pada pukul 3:00 pagi! Silahkan lihat kutipannya di samping.

Oleh sebab itu, tidaklah aneh jika Saudara berdiskusi dengan Saksi Yehuwa, mereka dapat begitu detail dan rinci dalam segala sesuatunya, bukan? :-)  Sampai-sampai waktu persisnya Adam diciptakan pun diketahuinya. :-)

Anehnya jika Rutherford mengklaim seluruh sumber nubuatannya bersumber dari Allah, tidak ada pendapat manusia pun di dalamnya, mengapa tidak ada satu pun prediksi Rutherford terjadi? Bahkan  ketika saya pertanyakan keabsahan kepada Saksi Yehuwa tentang Ajaran Sesat: Hidup Kekal Di Bumi Firdaus yang direkayasa oleh Rutherford, tidak ada satu pun yang mampu menjawabnya. Mengapa doktrin Rutherford demikian kacau? Jawaban sederhananya adalah sesungguhnya Rutherford memang bukanlah seorang sarjana atau skolar Alkitab, apalagi juru bicara Allah! Maka tidak aneh prediksinya palsu dan bertentangan dengan Alkitab. Ironisnya, setiap Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia mengikuti ajaran Rutherford yang keliru itu. 


Saya pernah menanyakan kepada seorang Saksi Yehuwa mengenai bible scholar yang berada di balik Menara Pengawal: "Siapakah sarjana Alkitab dari Menara Pengawal yang Sdr. ketahui? Lulusan manakah? Gelar apakah yang didapatnya?" Tidak satu nama pun terucap, kecuali pernyataan bahwa organisasi Lembaga Menara Pengawal sungguh-sungguh diarahkan dan dipimpin oleh Allah Yehuwa sendiri. Dengan demikian, tidak perlu sarjana atau teolog. Lebih lanjut Saksi itu mengatakan bahwa para rasul adalah para nelayan dan orang awam, mereka tidak mendapatkan gelar sarjana, tetapi ketika Allah memimpin mereka, tulisan-tulisan mereka terilham


Argumentasi itu sungguh sah dan masuk akal, tetapi saya bertanya kembali "Saya tahu bahwa para rasul memperoleh pimpinan Roh Kudus, bahkan mereka diajar langsung 3 1/2 tahun oleh Yesus, dengan demikian mereka adalah ahli kitab suci. Kitab suci memberi kesaksian akan hal ini. Tetapi apakah buktinya Lembaga Menara Pengawal dipimpin oleh Allah Yehuwa langsung ketika setiap prediksi kiamatnya tidak pernah terjadi?" Maaf, Saksi itu tidak dapat memberikan bukti yang otentik dan sah bahwa Allah Yehuwa sungguh-sungguh memimpin organisai ini, kecuali klaim sepihak Menara Pengawal.


Saksi Yehuwa itu tidak dapat menyebutkan satu pun ahli atau sarjana teologi karena memang tidak ada satu pun!! Renungkan baik-baik akan hal ini. Jika Sdr. belajar Alkitab dengan Saksi Yehuwa melalui buku-bukunya, publikasi Menara Pengawal itu tidak didukung oleh seorang sarjana Alkitab atau teolog mana pun yang bekerja di belakang Lembaga Menara Pengawal! Oleh sebab itu, ketika pendapat ahli bertentangan dengan keyakinan dan ajaran Menara Pengawal, Menara Pengawal dengan sengaja mengutip buku-buku para ahli itu dengan keliru sedemikian rupa sehingga seolah-olah para ahli itu mendukung dan menyetujui ajaran Menara Pengawal. Padahal apa yang ditulis para ahli itu tidaklah demikian atau bertentangan. Silahkan lihat Kebohongan Lembaga Alkitab Dan Risalah Menara Pengawal: Bagian 1


Sekarang kita kembali ke topik utama kita yaitu apakah yang terjadi kepada Saksi-Saksi Yehuwa yang diberikan harapan hidup di bumi firdaus dengan kebangkitan nabi-nabi PL ternyata terbukti tidak terjadi pada tahun 1925? Saya tidak banyak mendapatkan informasi, tetapi dari buku "Saksi-Saksi Yehuwa, Pemberita Kerajaan Allah" hlm. 633 memberikan kita cukup informasi apa yang terjadi:
Setelah tahun 1925,  hadirin perhimpunan merosot secara dramatis di beberapa sidang di Prancis dan Swiss. Demikian pula, pada tahun 1975, terdapat kekecewaan ketika penantian akan awal Milenium tidak terwujud.
Ya, pasti terjadi kemerosotan. Ketika orang-orang sadar telah tertipu mentah-mentah, ya akibatnya jelas yaitu meninggalkan organisasi palsu itu, bukan? Tetapi mengapa hanya sebagian? Ada teori psikologi di balik semuanya ini.


Kini saatnya kita mempelajari detail proses berpikir anggota kultus yang unik yang membuat orang awam heran, bingung dan bertanya-tanya. Misalnya, mengapa anggota People’s Tempe (pengikut Jim Jones sebanyak 918 orang yang melakukan bunuh diri massal pada tahun 1978 di Guyana, Jones Town) tidak menolak ketika diajak bunuh diri massal? Apakah mereka telah gila? Atau ketika Anda mampu memberikan bukti-bukti konkrit sejarah masa lalu Menara Pengawal  yang penuh dengan kebohongan – seperti nubuatan palsu, ajaran yang selalu berubah-ubah, dan jelas-jelas ajaran yang diterimanya bukanlah berdasarkan Alkitab, kebohongan Menara Pengawal kepada Saksi-Saksi Yehuwa dan lain-lain kebusukan yang sulit dibantah – tetapi Saksi Yehuwa tersebut tetap ngotot mempercayai Menara Pengawal sebagai kebenaran sejati. Mengapa?

Berikut adalah proses berpikir anggota kultus pada umumnya, dalam hal ini Saksi Yehuwa khususnya, yang diperhadapkan dengan fakta informasi tentang organisasi kultusnya berdasarkan kajian psikologi yang dikembangkan oleh Leon Festinger. Dengan memahami proses berpikir mereka, kita semakin mengerti mengapa mereka melakukan hal-hal yang ekstrim dan di luar akal sehat. 

1. Menolak. 

Ketika seorang Kristen sejati diperhadapkan dengan fakta informasi yang mendiskreditkan ajaran yang diperolehnya, ia akan mengkaji dan mempelajari kebenaran informasi yang diberikan kepadanya. Hal ini sesuai dengan anjuran dari 1 Tes. 5:21. Sebaliknya, Saksi Yehuwa akan menolak untuk melihat lebih mendalam kebenaran informasi tersebut dengan cara tidak mau mencari kebenaran yang lebih mendalam lagi ataupun langsung menolak membaca atau mendengarnya. Hal ini disebabkan Saksi Yehuwa telah diprogram untuk tidak membaca hal-hal kritis yang berkenaan dengan Menara Pengawal. Informasi kritis tersebut dipandang sebagai caranya setan menyesatkan dan menjauhkan mereka dari ‘kebenaran’ Menara Pengawal. Bahkan di grup-grup kultus yang ekstrim mampu menciptakan phobia takut membaca atau mendengar hal-hal yang negatif atas grupnya. Bagaimana ia dapat memperoleh kebenaran tentang grupnya ketika ia takut membaca atau mendengar informasi negatif grupnya? 

2. Merasionalisasikan dan pembenaran. 

Pada tahun 1956, Leon Festinger, seorang psikolog, menulis buku bersama rekan-rekannya berjudul ‘When Prophecy Fails’ yaitu penelitiaannya terhadap suatu grup kultus kecil yang dipimpin oleh Mrs. Marian Keech, seorang ibu rumah tangga yang mengklaim telah menerima pesan dari makhluk asing bahwa dunia ini akan ditimpa bencana air bah pada 21 Desember 1954. Orang akan selamat jika bergabung dan mendengarkannya. 

Festinger meneliti grup tersebut berdasarkan pada 3 premis yaitu Pertama, kepercayaan orang terhadap pemimpin grup tersebut begitu kuat dan tak tergoyahkan. Kedua, keyakinan atau prediksi hari bencana/kiamat harus spesifik dan faktanya tidak terjadi. Dan ketiga, setiap pengikut di grup tersebut aktif dan telah banyak melakukan pengrekrutan ke dalam grup tersebut. 

Hal yang menarik dari penelitian Festinger adalah bagaimana reaksi para pengikut Mrs. Marian ketika terbukti bahwa prediksi bencananya tidak terjadi. Pertama, mendekati tanggal prediksi bencana, sikap grup tersebut menjadi sangat rahasia. Kedua, setelah lewat tanggal prediksi tersebut dan tidak terjadi apa-apa, Mrs. Marian tidak menyangkal bahwa prediksinya tidak terjadi. Ketiga, ia merasionalisasikan kegagalannya dengan mengklaim bahwa dunia terselamatkan karena usaha dan kebaikan grup tersebut. Keempat, inilah yang ajaibnya yaitu grup tersebut melakukan pembenaran yaitu dari yang tadinya tertutup menjadi sangat terbuka dengan mengundang wartawan dan orang luar lainnya dan meyakinkan orang luar bahwa kepercayaan mereka benar. 

Apakah yang dapat kita pelajari dari penelitian Festinger? Pertama, ketika seseorang memiliki keyakinan yang begitu kuat dan ia telah menunjukkannya dengan melakukan pengorbanan yang luar biasa terhadap keyakinannya, seperti waktu belajar dan mendedikasikan hidupnya untuk grup, uang, emosi (menjadi pengikut kultus banyak diejek oleh orang luar dan eksploitasi grupnya sendiri) yang dialaminya, melakukan pengrekrutan anggota dan lain-lain pengorbanan. Maka orang tersebut akan sulit untuk merubah keyakinannya meskipun apa yang dijanjikan pemimpin grup tersebut adalah kebohongan. Sebaliknya, bagi anggota yang percaya tetapi tidak memberikan banyak pengorbanan, mereka keluar karena tersadarkan telah dibodohi. Nah, Saksi Yehuwa telah banyak berkorban untuk Menara Pengawal, tidak saja uang, tetapi juga waktunya untuk melakukan pengkrekrutan. Dan belum termasuk eksploitasi secara emosi terhadap Saksi Yehuwa. Silahkan baca Kumpulan Kesaksian Mantan Saksi-Saksi Yehuwa untuk lebih jelasnya. Perhatikan ungkapan 'kelegaan yang begitu luar biasa' yang mereka alami setelah mereka keluar dari cengkraman Menara Pengawal. Memang, menjadi anggota kultus sangatlah sengsara dan menderita luar biasa karena pengeksploitasian secara emosional; untuk menghasilkan target dan obyektif Menara Pengawal dan mengikuti standar hidup yang tinggi dan mustahil dicapai yang dibebankan kepada setiap anggotanya, Saksi Yehuwa. Saya akan kupas hal ini detail kemudian.

Kedua, tidak perlu Menara Pengawal menyangkal pernah salah memprediksi atau bernubuat palsu, cukup merasionalisasikan maka akan menyelesaikan banyak masalah. Anggotanya yang telah banyak berkorban akan tetap setia kepadanya. Kita akan mempelajari rasionalisasi Menara Pengawal atas kegagalan nubuatannya kemudian.

Ketiga, inilah yang luar biasa yaitu tidak saja anggota tetap setia dan lebih yakin lagi akan keyakinannya, malahan mereka akan melakukan pembenaran dengan lebih giat lagi merekrut anggota baru. Mengapa? Hati nurani para anggota tahu bahwa prediksi tersebut telah gagal dan segala sesuatunya sia-sia. Tetapi mereka sadar bahwa merasionalisasikannya tidak cukup untuk menekan hati nuraninya. Jika mereka dapat meyakinkan lebih banyak lagi orang untuk percaya apa yang mereka percayai maka mereka tidaklah salah, toh di luar sana banyak orang juga percaya. Inilah yang menghibur mereka dan lebih meyakinkan mereka bahwa apa yang mereka percayai adalah benar ketika mereka mampu merekrut orang lainnya. Dari penelitian Festinger dapat saya simpulkan bahwa walaupun Anda mampu memberikan bukti-bukti sah kepada Saksi Yehuwa bahwa Menara Pengawal telah membodohi dan mengeksploitasinya, ia akan datang kepada Anda dan mengatakan, “Terima kasih Anda telah memberikan informasi tentang organisasi saya, tetapi melalui diskusi ini, saya lebih diyakinkan lagi bahwa apa yang saya percaya sungguh-sungguh benar”. 


Oleh sebab itu, berulang kali saya sampaikan bahwa untuk menghindarkan teman, kerabat keluarga maupun saudara seiman dari jeratan Menara Pengawal, lebih mudah jika kita memberikan informasi akan wajah asli organisasi Menara Pengawal sebelum seseorang bergabung menjadi anggota Menara Pengawal mau pun sedang dalam tahap belajar. Jika ia telah terjerat, maka sulit keluar.


Bagaimana akhir hidup Joseph F. Rutherford? Seperti yang disampaikan publikasi Menara Pengawal 'Saksi-Saksi Yehuwa - Pemberita Kerajaan Allah' hlm. 89 sebagai berikut:

Hari-Hari Terakhir J. F. Rutherford


Pada kebaktian di St. Louis tersebut, Saudara Rutherford sudah mengidap kanker usus besar dan berada dalam kondisi kesehatan yang buruk. Namun, ia berhasil menyampaikan lima khotbah yang tegas. Akan tetapi, setelah kebaktian itu, kondisinya memburuk, dan ia terpaksa menjalani operasi usus. Arthur Worsley mengingat ketika Saudara Rutherford mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga Betel. ”Ia menceritakan kepada kami bahwa ia akan menjalani suatu operasi yang serius dan tidak soal apakah ia akan tetap hidup setelahnya atau tidak, ia yakin bahwa kami akan terus memberitakan nama Yehuwa. Ia . . . menutup dengan berkata, ’Jadi, kalau itu kehendak Allah, saya akan bertemu kembali dengan saudara-saudara. Bila tidak, teruskan perjuangan kita.’ Di antara keluarga tidak ada mata yang tidak berkaca-kaca.”


Saudara Rutherford, dalam usia 72 tahun, selamat melewati pembedahan itu. Tidak lama kemudian, ia dibawa ke sebuah rumah tinggal di Kalifornia yang telah ia namakan Beth-Sarim. Orang-orang yang mengasihinya dan para ahli medis dapat melihat dengan jelas bahwa ia tidak akan sembuh. Sebenarnya, ia memerlukan pembedahan lanjutan.


Kira-kira pertengahan bulan Desember, Nathan H. Knorr, Frederick W. Franz, dan Hayden C. Covington tiba dari Brooklyn. Hazel Burford, yang merawat Saudara Rutherford selama saat-saat menyedihkan dan berat itu, belakangan mengenang, ”Mereka menggunakan waktu beberapa hari bersamanya guna memeriksa laporan tahunan untuk Buku Tahunan (Buku Kegiatan) dan hal-hal lain yang menyangkut organisasi. Setelah mereka pergi, Saudara Rutherford terus bertambah lemah dan, kira-kira tiga minggu kemudian, pada hari Kamis, 8 Januari 1942, ia dengan setia mengakhiri pelayanannya di bumi.”


Bagaimana keadaan di Betel ketika berita tentang kematian Saudara Rutherford disampaikan? ”Saya tidak akan melupakan hari manakala kami mendengar tentang kematian Saudara Rutherford,” kenang William A. Elrod, yang telah menjadi anggota keluarga Betel selama sembilan tahun. ”Itu terjadi pada siang hari ketika keluarga berkumpul untuk makan siang. Pengumumannya singkat. Tidak ada pidato. Tidak ada yang mengambil satu hari cuti untuk berkabung. Sebaliknya, kami kembali ke percetakan dan bekerja lebih keras daripada sebelumnya.”
Perhatikan tanggapan dari Elrod ketika mendengar berita kematian Rutherford. Sama sekali tidak terlihat sedih atau pun berduka cita. Sungguh menarik jika kita bandingkan dengan reaksi kematian Charles Russell yang mana seolah-olah setiap orang tidak tahu apa yang harus dilakukan (baca Russell, Presiden Menara Pengawal: Bangkit dari Kubur untuk detailnya) Mengapa demikian? Nah, informasi ini saya peroleh dari saksi mata sejarah orang-orang yang berada di sekitar Menara Pengawal tetapi kemudian murtad. Yaitu pertama, banyak orang yang membenci Rutherford atas nubuatannya yang terbukti palsu. Kedua, di bawah kepemimpinan Rutherford, setiap orang harus bekerja keras dari pintu ke pintu melakukan pengrekrutan dan menjual buku (tentunya dengan dalih 'sumbangan sukarela) sambil membawa portabel fonograf (gramafon). Saksi Yehuwa pada zaman Rutherford disebut sebagai kolportir.

Nah, apa yang terjadi selanjutnya? Siapakah yang menggantikan Rutherford? Sosok selanjutnya adalah seorang yang begitu piawai dalam mengorganisir Saksi-Saksi Yehuwa menjadi ahli debat Alkitab. Kita akan pelajari di Presiden Ke-3 Menara Pengawal: Nathan Knorr


"Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan berbaju domba, tetapi di dalamnya, mereka adalah serigala-serigala yang rakus. Dari buah-buahnya kamu akan mengenali mereka. Tidak pernah orang mengumpulkan buah anggur dari tanaman berduri atau buah ara dari rumput duri, bukan? Demikian pula setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, tetapi setiap pohon yang busuk menghasilkan buah yang tidak berguna" (Mat. 7:15-17)

1 comment :

  1. Nabi Musa penulis kitab kejadian pasti akan mengutuk Si Gila Rutherford, krn keberaniannya menyesatkan banyak orang, contohnya: Adam dicipta pukul 3. Keberaniannya spt pemimpin korea utara (kultus), bertindak seenak udelnya sendiri, urusan lain diselesaikan belakangan. Jotos dulu damai belakangan.

    Beberapa ajaran CT Russel kadaluarsa ditangan Rutherford. Ajaran Rutherford sendiri, kadaluarsa sebelum dia sendiri mati. Berapa banyak buku, majalah, selebaran, yg kadaluarsa di jaman Rutherfod saja? Sudahkah diselesaikan dgn cara ditarik dari peredaran, utk kmd dimusnahkan?

    Seiring tersingkapnya ajaran ssy yg najis & terilham dr setan, para saksi mengoleksi majalah2 kadaluarsa di dlm rumahnya tanpa dapat ditarik kantor pusat. Menyimpan alkitab palsu dg isi sdh diobok-obok (dicocok-cocokkan dgn doktrin organisasi)

    Maaf ya, kata-katanya hrs begini, spy para saksi tersentak, terbangun dr mimpi janji firdaus baru

    Salam
    AS

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.