Bisnis Menara Pengawal: Menjual Buku: Bahasan 2

Salah satu tujuan dari Menara Pengawal meminta Saksi-Saksi Yehuwa berkeliling dari rumah ke rumah adalah untuk mendapatkan pengikut. Hal ini telah saya sudah jelaskan di Apakah Tujuan Saksi Yehuwa Menginjil Dari Rumah Ke Rumah: Bahasan 1 yang merupakan bagian pertama dari Seri Artikel Bisnis Atau Mesin Uang Lembaga Menara Pengawal. Apa yang saya tulis bukan spekulasi semata tetapi sebuah fakta. Contohnya dapat kita lihat kesaksian dari irfanlisco@yahoo.com sebagai berikut:
Kita di pacu dan di pacu untuk menjadi speaker berjalan, tidak ada yang peduli secara pribadi, bohong jika perduli, sampai anda makan garam dan hidup sengsara pun tak akan ada yang peduli, yg penting anda bisa menjadikan orang lain pengikut, itu yang penting!! Pemimpin hanya peduli dengan mereka yang menghasilkan pengikut. (Lihat Kesaksian Bekas Saksi Yehuwa: irfanlisco@yahoo.com untuk lebih jelasnya).
Ya, beliau merupakan korban dari sebuah grup kultus, dalam hal ini korban Menara Pengawal. Lalu apakah kultus itu? Lihat detail di Memahami Lebih Dekat Tentang Kultus.

Sekarang kita bandingkan apa yang di alami Sdr. infanlisco dengan kutipan artikel kultus "Memahami Lebih Dekat Tentang Kultus" yang saya terjemahkan sebagai berikut:
Sebuah kultus destruktif adalah hampir semua jenis organisasi yang pengikutnya telah tertipu dan tidak secara etis direkrut dan dipertahankan. Mereka menggunakan teknik manipulatif, yang dikerjakan tanpa sepengetahuan calon anggotanya dan dirancang untuk mengubah kepribadian dan perilaku. Kelompok-kelompok ini hanya peduli tentang kemajuan misi atau bisnis kelompok, dan bukan kepada kesejahteraan para individual anggotanya. Kepemimpinan tertarik dalam kontrol, kekuasaan, dan membesarkan diri.
Betapa klop-nya antara teori dan fakta dari korban kultus, bukan? Ya, pemimpin kultus hanya peduli akan kemajuan misi dan bisnisnya sendiri. 

Nah, sekarang tentunya Saudara bertanya-tanya untuk apa Menara Pengawal merekrut begitu banyak orang, bahkan jika mungkin seluruh dunia menjadi Saksi Yehuwa? Dan apa bisnis Menara Pengawal? Nah, ini yang tidak banyak disadari oleh banyak orang.

Jawaban bisnis utama Menara Pengawal terletak di depan hidung pembaca majalah Menara Pengawal sendiri! Kita bisa lihat di setiap majalah Menara Pengawal (maupun publikasi lainnya) halaman dua tulisan sebagai berikut:
Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang ditunjang oleh sumbangan sukarela.
Bisnis utama Lembaga Menara Pengawal adalah di bisnis percetakan dan pendistribusian buku yang mengatasnamakan 'sumbangan sukarela' dan Saksi Yehuwa adalah captive market-nya! Ya benar, Menara Pengawal merupakan rajanya bisnis percetakan dan pendistribusian buku di dunia ini dan Saksi Yehuwa merupakan captive market-nya. Tidak percaya?! Renungkan informasi dari majalah Menara Pengawal sendiri terbitan 1 Nov 2011 halaman dua tertera "Cetakan Tiap Terbitan 42.162.000 dalam 188 bahasa". Bayangkan, dari satu terbitan majalah saja yang dikeluarkan oleh Menara Pengawal mencapai 42 juta eksemplar per sekali terbit. Dan majalah ini diterbitkan dua kali se bulan, yaitu edisi pelajaran dan umum! Bayangkan jika keuntungan bersih 1 majalah minimal Rp.100,- saja maka total keuntungan adalah Rp.4.216.200.000 per sekali terbit!!! Ingat, hitungan itu sangat minimal. Mengingat bisnis ini dibungkus dengan dalih sumbangan sukarela, maka tentunya banyak Saksi-Saksi Yehuwa yang merasa diberkati pasti memberikan lebih. 


Dan ingat, ini belum termasuk terbitan majalah Sedarlah! yang terbit sebulan sekali dan buku-buku lainnya yang keluar setiap tahun. Semua hasil cetakan dan terbitan Menara Pengawal yang keluar langsung diserap dan dikonsumsi oleh Saksi Yehuwa sebagai captive market-nya!!!

Dan berapa besarkah captive market Menara Pengawal? Sekitar 7 juta Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia dan terus bertambah ratusan ribu per tahun!

Renungkan baik-baik dan putar otak bisnis Sdr, wow betapa menggiurkan bisnis Menara Pengawal, bukan?

Dan bisnis Menara Pengawal ini dibungkus demikian baik dengan kedok agama Kristen  yaitu memberitakan injil dari rumah ke rumah. Menara Pengawal sukses menjalankan bisnisnya karena Saksi-Saksi Yehuwa mengira mereka sedang berkeliling memberitakan kerajaan Allah dan mengabdi hidupnya kepada Allah Yehuwa, padahal mereka sedang merekrut anggota baru untuk kemudian menjadikan peminat baru tersebut sebagai captive market bisnisnya Menara Pengawal. Dan peminat baru itu ketika menjadi seorang Saksi Yehuwa akan mencari peminat baru dan seterusnya.....Yang luar biasa adalah semua dilakukan oleh para Saksi Yehuwa tanpa dibayar dan tanpa mereka sadari bahwa hidup mereka sedang dieksploitasi oleh Menara Pengawal. Inilah kekuatan dari grup kultus. Grup kultus sangat ahli mengeksploitasi anggotanya habis-habisan untuk menjalankan misinya, tanpa disadari oleh anggotanya bahwa ia sedang dikerjain dan dimanfaatkan sampai kering kerontang, meninggalkan kuliah dan pekerjaannya dan fokus kepada pengkrekrutan dan memberikan uangnya (tentunya sukarela) untuk membeli buku-buku Menara Pengawal!! Tidak percaya? Baca kesaksian di atas dan kesaksian lainnya di Kumpulan Kesaksian Saksi-Saksi Yehuwa. 


Jika Saudara baca kesaksian mantan Saksi Yehuwa yang mirip-mirip itu, tidak lah aneh jika pada akhirnya mereka membenci dan menyesal menjadi Saksi Yehuwa karena hidup mereka memang dieksploitasi dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk tujuan bisnis Menara Pengawal. Mereka hanyalah sebuah objek pemanfaatan bisnis Menara Pengawal. Apa yang telah terjadi di dalam kehidupan mereka tidak dapat diputar-ulang. Nah, ini lah yang menjadi sesalan para mantan Saksi Yehuwa seumur hidup. Saya pribadi merasa sungguh kasihan dan bersimpati dengan mereka. Oleh sebab itu, saya sengaja membuat blog ini agar orang Kristen waspada dan tidak terjatuh ke dalam jeratan Menara Pengawal yang merupakan organisasi kultus berkedok agama Kristen

Jadi bersediakan Saudara menjadi Saksi Yehuwa setelah mengetahui hal ini? Tapi percayalah, meskipun saya telah memberitahu sedemikian jauh, akan tetap ada Saudara-Saudari yang merupakan peminat baru atau kandidat menjadi seorang Saksi Yehuwa yang malahan memaki-maki saya karena tulisan ini tanpa mampu memberikan argumentasi yang sah. Contohnya adalah sdri. Yosina di Ajaran Sesat: Hidup Kekal DiBumi Firdaus. Meskipun demikian, tidak apa-apa, memang saya dipanggil untuk meng-ekspose kebusukan Lembaga Menara Pengawal. Pro dan kontra bagi saya biasa. :-)


Saya telah meng-ekspose bisnis inti Menara Pengawal. Lalu apakah modus operandi bisnis Menara Pengawal dalam memanfaatkan ayat-ayat Alkitab untuk tujuan bisnis? Saya kaji diBisnis Menara Pengawal: Pemanfaatan Ayat: Bahasan 3




Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada (Mat. 6:21, TB) 


39 comments :

  1. Izinkanlah sy mengomentari artikel ini. Menurut sy, artikel ini adalah satu dr sekian banyak tulisan Bpk Awi yg TIDAK AKURAT & TIDAK BERIMBANG ttng SSY. Bpk mendasarkan kesimpulan2 Bpk dari kata orang yg BUKAN SY [mantan SY] kemudian mencocok-cocokkannya dg bukunya Steve Hassan ttng kultus.
    Padahal kl sy bandingkan kata2nya sang mantan SY yg Bpk jadikan sbg pembenaran kesimpulannya Bpk dg kata2nya Sdri Martha Rumimper jelas sangat2 bertolak belakang dg pernyataannya Steve Hassan soal grup kultus "Kelompok-kelompok ini hanya peduli tentang kemajuan misi atau bisnis kelompok, dan BUKAN PADA KESEJAHTERAAN para individual anggotanya." Meminjam istilahnya Sdri Martha Rumimper, Bpk seolah-olah spt orang Perancis yg belum pernah atau mungkin katakanlah baru beberapa kali berkunjung ke Jogja tapi ngotot mengaku-ngaku sangat tahu persis soal Jogja. He..he..he..
    Terima kasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Senang saya membaca komentar Bpk Maxi-Sam. Saya tersanjung Bpk terus memantau blog ini meski pun mungkin menjengkelkan membacanya. :-) Sayang, saya tidak dapat memberi komentar sebelum. Bpk menjawab dulu pertanyaan saya di
      http://saksi-saksi-yehuwa.blogspot.com/2011/09/bab-1-apakah-saksi-saksi-yehuwa-adalah.html.

      Keobyektifan blog yang saya tulis ini tidak ditentukan oleh Bpk maupun saya, melainkan pembaca blog ini. Biarkan mereka menilai.

      Salam,

      Delete
  2. He..he..he..sekali lg rasanya lucu membaca komentar balasannya Bpk Awi ini. Mengapa?
    PERTAMA : pernyataan Bpk Awi, “Sayang, saya tidak dapat memberi komentar sebelum. Bpk menjawab dulu pertanyaan saya di
    http://saksi-saksi-yehuwa.blogspot.com/2011/09/bab-1-apakah-saksi-saksi-yehuwa-adalah.html.”
    Bukankah pertanyaan Bpk sdh sy jawab? Bahwa krn sy BUKAN LMP dan bukan juru bicara yg mewakili LMP, maka pertanyaan Bpk itu SALAH ALAMAT alias tidak nyambung. Sekali lg, silahkan Bpk tujukan pertanyaan itu LANGSUNG kpd LMP bukan kpd sy. Itulah yg sy lakukan yaitu bertanya LANGSUNG kpd Bpk Awi bukan kpd mis.nya pemilik/pengelola situs web "www.sarapanpagi.org" yg juga memuat tulisan2 Bpk mengenai SSY. Krn kalau sy bertanya kpd mrk Apkh Bpk Awi sdh meminta izin kpd LMP sewaktu menggunakan Watchtower Library, itu namanya SALAH ALAMAT.
    KEDUA ; pernyataan Bpk Awi, “Keobyektifan blog yang saya tulis ini tidak ditentukan oleh Bpk maupun saya, melainkan pembaca blog ini. Biarkan mereka menilai.” Sekali lg, Apakah sy BUKAN pembaca blog ini? Fakta bahwa sy menulis tanggapan kpd Bpk membuktikan bhw sy SUDAH MEMBACA tulisan Bpk, itu berarti sy ADALAH pembaca blog ini. Dan sekedar informasi saja, SEMUA tulisan Bpk Awi di blog ini sdh saya baca semuanya. Makanya sy DAPAT DG YAKIN mengatakan bahwa Bpk sendiri "BANYAK MENGUTIP DILUAR KONTEKS" publikasi2 LMP TANPA IZIN dan bertentangan dg pernyataan Bpk bhw "Percayalah, sy [Bpk Awi] sangat ingin memberikan informasi yg akurat dan berimbang ttng SSY" krn kebanyakn atau bahkan hampir semua tulisan Bpk sangat2 tidak berimbang dan akurat krn sangat2 subyektif. Jd, spt yg sdh sampaikan yg lalu rasanya sy juga "berhak" utk menilai tulisan Bpk dan utk mempertanyakan kredibilitas Bpk. Bukankah spt yg sdh sy katakan seblmnya bhw Bpk Awi sendiri SELALU MENYERANG dan mempertanyakan kredibilitas SSY/LMP? Koq sekarang sewaktu dimintai konfirmasinya malah berkelit-kelit? Apkh krn yg mempertanyakannya adlah seorang SY?
    KETIGA, inilah yg menurut sy paling "lucu", yaitu pernyataan Bpk, "Ini adalah terakhir kali saya akan memberi komentar ... tetapi jangan harap saya beri komentar." Mengapa sy katakan paling lucu? Krn sewaktu membaca "diskusi" BpkAwi dg Sdri Martha Rumimper, Bpk Awi mengatakan “Jika apa yang saya [Bpk Awi] tulis tidak dapat dijawab dengan baik bahkan JAWABANNYA TERKESAN MENGADA-ADA, hal ini memang SANGAT TIPIKAL di kalangan SSY ... Sayangnya, jawaban sister Martha adalah "I just want to let you know that I will no longer respond to your question"
    Bukankah sekarang Bpk Awi sendiri yg “jawabannya terkesan mengada-ada”? Padahal pertanyaan2 saya sangat2 sederhana dan sangat mudah utk Bpk jawab kecuali kalau Bpk sendiri TIDAK spt kutipan sy soal iklan layanan masyarakat itu, "kalau bersih mengapa hrs risih", kalau memang jujur mengapa harus takut utk di "periksa"?
    Ya, sy sangat setuju dg Bpk, sekarang biarlah pembaca yg menilai Apkh pertanyaan2 sy yg sebenarnya sangat2 sederhana soal "meminta izin"/etis atau tidak etis terkait dg hak cipta Watchtower Library itu masuk akal atau tidak, beralasan atau tidak, mengada-ada atau tidak. Dan biarlah pembaca yg juga menilai dan menafsirkan sendiri apa yg diartikan oleh keengganan atau ketidakmauan atau ketidakbersediaan Bpk Awi utk menjawab pertanyaan2 sy yg sebenarnya sangat2 sederhana itu.
    Sebenarnya bg sy pribadi, sdh tidak terlalu menjadi masalah apakah Bpk Awi akn jawab pertanyaan2 sy itu atau tidak. Bg sy pribadi, keengganan atau ketidakmauan atau ketidakbersediaan Bpk Awi utk menjawab pertanyaan2 tsb SUDAH MERUPAKAN KONFIRMASI bhw Bpk Awi memang TIDAK JUJUR baik terhadap sahabat2 SY-nya Bpk, kepada LMP maupun kpd para pembaca blog ini. Terima kasih. Sampai jumpa lagi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apa yg saya baca di blog ini benar adanya. Karna saya juga baru mengalami hal ini. Jd pesan saya kepada saudara semua. Hati2 lah, jangan di sesatkan oleh SSY karena kita tidak akan menyadari kalo kita disesatkan. Klo kita sadar kita disesatkan artinya itu bukan tersesat. Disesatkan dsini artinya kita merasa menjalani yg benar tetapi salah. Itu artinya disesatkan. Jgb beradu argumen alkitab dgn SSY krn mereka memang dilatih utk itu. Berdoa dan minta hikmat Tuhan Yesus serta konsultasikan dgn kakak2 rohani kita. Org kristen pd umumnya akan gampang dipengaruhi oleh SSY krn pengetahuan yg kurang mendalam tentang Alkitab, sedangkan SSY dibekali pengetahuan Alkitab yg membenarkan tindakan mereka. Pesan saya, SSY ini benar2 ada di tengah2 kita, mereka adalah serigala berbulu domba yg siap menerkam ketika domba itu lengah.. berdoa dan berjaga2lah senantiasa.

      Delete
  3. Bagi pembaca yang ingin melihat analisa dari diskusi dengan Sdr. Maxi, silahkan lihat http://saksi-saksi-yehuwa.blogspot.com/2012/03/iman-saksi-bergantung-menara-pengawal.html

    ReplyDelete
  4. He..he..he..muaakin lucu aja Bpk Awi ini. Tanggapan dan pertanyaan2 saya yg sangat2 sederhana justru ditanggapi dg ulasan yg “canggih” yg menurut Bpk Awi merupakan hasil “analisa dari perspektif kultus.” Wow keren. Koq jauh buanget ya larinya. Tapi bagaimanapun juga, saya hargai ulasannya Bpk Awi dan terima kasih banyak utk itu. Kalau masih bisa, perkenankanlah saya menanggapinya.
    PERTAMA, soal tudingan dan label yg Bpk berikan kpd SSY/LMP sbg organisasi kultus, saya hanya bisa mengatakan spt yg pernah di sampaikan oleh Sdri Martha Rumimper mengenai kata-kata Yesus di Matius 11 : 19, bahwa ..”hikmat di buktikan adil benar oleh perbuatannya”.
    KEDUA : pernyataan Bpk Awi soal pembelaan saya kpd sang “ibu”, …” Ketika ia mempertanyakan legalitas saya mengutip publikasi Menara Pengawal berizin atau tidak dan kembali saya menantangnya untuk menjawab 'apakah Menara Pengawal juga meminta izin dalam mengutip sumber-sumbernya?' Jika beliau berani menjawabnya, pasti saya layani. Awalnya, Sdr. Maxi mencoba mengabaikan pertanyaan saya, beliau 'meleter' ke mana-mana … Nah, beliau menolak menjawabnya, dengan demikian mengapa saya harus menjawab pertanyaan-pertanyaan beliau? Bagi saya; jawaban itu adalah jawaban yang mengada-ada. Mengapa? Jika Sdr. Maxi memang bukanlah seorang Saksi Yehuwa yang mewakili organisasi Menara Pengawal, lalu apakah hak Sdr. Maxi mempertanyakan legalitas saya dalam mengutip publikasi Menara Pengawal? Hanya seseorang yang mewakili Menara Pengawal sebagai sebuah lembaga berhak menanyakan saya hal ini dan tentunya ia harus pula mampu menjawab pertanyaan saya itu. Jadi jelas, beliau tidak ada hak mempertanyakannya dan saya memiliki hak untuk tidak menjawabnya! Jadi kasus beliau adalah kasus klasik bagi saya. Ingin membela sang ibu terlepas dari kejahatan sang ibu. Dan saya pasti tidak akan melayaninya.”
    Apakah saya “meleter” ke mana-mana? Silahkan pembaca menilainya. Soal pernyataan saya bahwa pertanyaan Bpk Awi itu SALAH ALAMAT jika ditujukan ke saya, terus terang saya tidak abis pikir koq Bpk Awi tetap tdk bisa melihat poinnya ya? Bahwa meskipun SECARA PRIBADI saya adalah seorang SY tetapi saya BUKAN LMP dan BUKAN MEWAKILI LMP. Saya menanyakan itu dlm kapasitas PRIBADI saya sbg seorang PEMBACA blog yg Bpk Awi tulis yg kebetulan adalah seorang SY. Sebenarnya kalau saya mau bertindak tidak jujur, bisa saja dari awal sy tdk memperkenalkan diri saya sbg salah seorang SY dan tetap menanyakan pertanyaan yg sama kpd Bpk, bertindak seolah-olah saya adalah seorang pembaca yg obyektif. Tp itu tidak saya lakukan, bukan? Nah sekarang Bpk menanyakan “…Jika Sdr. Maxi memang bukanlah seorang Saksi Yehuwa yang mewakili organisasi Menara Pengawal, lalu apakah hak Sdr. Maxi mempertanyakan legalitas saya dalam mengutip publikasi Menara Pengawal? Hanya seseorang yang mewakili Menara Pengawal sebagai sebuah lembaga berhak menanyakan saya hal ini…”
    Sekali lg alasannya sy menanyakan itu krn sbg PEMBACA blog Bpk, rasanya sy punya “hak” utk mengetahui apakah Bpk sendiri juga jujur atau tidak, etis atau tidak.
    Kalau misalnya saya menanyakan itu dlm kapasitas saya sbg WAKIL/MEWAKILI LMP sbg organisasi yg berbadan hukum dan yg memang adalah pemilik hak cipta yg sah secara hukum atas materi Watchtower Library, maka rasanya sifatnya sdh bukan pertanyaan lagi tp sdh masuk ke ranah hukum pidana yg bisa di awali dg SOMASI dan kalau Bpk tetap tdk mengindahkan bisa berlanjut ke tuntutan hukum.
    Pernyataan Bpk bahwa, “Hanya seseorang yang mewakili Menara Pengawal sebagai sebuah lembaga berhak menanyakan saya hal ini … saya pasti tidak akan melayaninya.”
    b e r s a m b u n g ... sdh lebih dari 4.096 karakter

    ReplyDelete
  5. l a n j u t a n ...
    Terus terang bagi saya, itu terdengar “janggal” dan “arogan”. Mengapa? Karena kalau saya balik bertanya kpd Bpk Awi, dalam kapasitas apa Bpk Awi mempertanyakan LMP apakah mrk sdh minta izin atau belum dlm urusan kutip mengutip? Apk Bpk Awi punya hubungan kepentingan dg orang2 yg tulisan2nya di kutip oleh LMP? Apkh Bpk Awi punya tanda bukti berupa surat penunjukan dr mrk yg menyatakan bahwa Bpk memang betul mewakili kepentingan mrk? Saya yakin seyakin2nya, jawabannya adalah TIDAK ADA/TIDAK PUNYA. Tp krn Bpk menyinggung soal ini, saya akan coba berkonsultasi dg rekan2 sesama SY yg melek hukum dan mungkin dg bagian legal LMP di Indonesia. Krn dr sudut pandangan saya saja yg awam soal hokum, apa yg Bpk Awi lakukan sehubungan dg penggunaan yg tdk sepatutnya atas materi elektronik dlm Watchtower Library sudah merupakan pelanggaran hokum, baik Undang-Undang Hak Cipta/HKI, juga Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Termasuk juga poin-poin dlm Persyaratan Layanan Google, spt : Perlindungan Privasi dan Hak Cipta, Kebijakan Privasi, dst. Sekali lagi, seperti yg sdh saya tandaskan waktu itu, Tolong di ingat bhw saya tdk mempermasalahkan hak asasi Bpk yg jg dilindungi Undang2 utk secara bebas dan merdeka menyatakan apa yg Bpk tdk setuju, tdk suka atau bahkan perasaan benci Bpk terhadap LMP melalui blog ini. Itu adalah hak asazi Bpk Awi. Yang sy pertanyakan, sebagaimana yg jg Bpk pertanyakan terhadap LMP, adlh : CARA-CARA yg Bpk gunakan spt BANYAK MENGUTIP DI LUAR KONTEKS dan memposting di internet artikel2 dr publikasi2 yg diterbitkan oleh LMP dlm Watchtower Library, itu etis atau tidak?

    KETIGA : Pernyataan Bpk Awi, “Begitu juga ketika Sdr. Maxi berulang kali menulis bahwa saya telah mengutip di luar konteks maksud Menara Pengawal sebagai berikut: Makanya sy DAPAT DG YAKIN mengatakan bahwa Bpk sendiri "BANYAK MENGUTIP DILUAR KONTEKS" publikasi2 LMP TANPA IZIN
    Maka saya sungguh-sungguh tertawa. Mengapa? Kasusnya juga sama dengan Sdri. Martha Rumimper yaitu sampai selesai diskusi "tidak ada satu pun bukti nyata di mana dan bagaimana saya mengutip publikasi Menara Pengawal di luar konteksnya”
    Saya hanya ingin mengatakan, tolong hati-hati Bpk Awi. Ingat ungkapan “mulutmu adalah harimaumu”, atau dalam hal Bpk Awi, “tulisan-tulisanmu adalah harimaumu”. Saya sangat-sangat yakin dg kata-kata Alkitab dlm Amsal 10 : 19 ,”Di dalam BANYAK BICARA PASTI ada PELANGGARAN …” Bukankah Bpk Awi sudah terlalu buanyak berbicara melalui tulisan2, baik di blog ini maupun di tempat2 lain. Spt yg sdh saya katakan, saya sdh membaca semua tulisan Bpk di Blog ini maupun di tempat2 lain. Jadi kalau saya mengatakan : Makanya sy DAPAT DG YAKIN mengatakan bahwa Bpk sendiri "BANYAK MENGUTIP DILUAR KONTEKS" publikasi2 LMP TANPA IZIN, saya PASTI AKAN MEMBUKTIKANNYA. Bahkan meminjam salah satu judul tulisannya Bpk “Menara Pengawal Adalah Nabi Palsu Berdasarkan Publikasinya Sendiri” saya pun akan membuktikan bahwa “Bpk Awi Adalah Pembohong Besar Berdasarkan Tulisannya Sendiri”
    b e r s a m b u n g ...

    ReplyDelete
  6. l a n j u t a n ...
    KEEMPAT : Pernyataan Bpk Awi, “…Maka pada tanggal 29/2 langsung saya jawab sambil menantang demikian: Percayalah, saya sangat ingin memberikan informasi yang akurat dan berimbang tentang SSY. Oleh sebab itu, saya mohon bisa dibantu di mana informasi yang tidak akurat dan tidak berimbang? Mungkin Sdr. dapat menjadi sparing parther saya dalam memberikan informasi yang berimbang dan akurat? Bersediakah? … Hasilnya? Tidak ada satu pun pembuktian sampai akhir diskusi!”
    Berikut ini kutipan jawaban saya waktu itu, “…Mengenai permintaan Bpk utk menunjukkan di mana informasi yg tdk akurat dan tdk berimbang, sy akn tunjukkan kpd Bpk berikutnya.”
    Jadi, bukannya tidak ada pembuktian, tapi saya katakana akan saya tunjukkan BERIKUTNYA!
    Bahkan saya menanyakan kembali kpd Bpk Awi, “Pertanyaan Bpk bersediakah sy menjadi sparing partner Bpk dlm memberikan informasi yg berimbang dan akurat, sy jawab YA, tapi bukan hanya di dunia maya tapi juga di dunia nyata bersama "sahabat-sahabat" SSY-nya Bpk. BERSEDIAKAH BAPAK AWI?” Ya, BERSEDIAKAH BAPAK AWI?

    KELIMA : Pernyataan Bpk yg paling menarik adalah ini , “(Jika Sdr. Maxi membaca tulisan ini dan mencoba memberikan buktinya, dengan berat hati, tidak akan saya layani sampai Sdr. mampu menjawab pertanyaan saya)”
    Silahkan pembaca menyimpulkan sendiri apa artinya. Saya hanya ingin mengutip kembali soal iklan layanan masyarakat itu, "kalau bersih mengapa hrs risih", kalau memang jujur mengapa harus takut utk di "periksa"? Sekian dan terima kasih banyak.

    ReplyDelete
  7. Halo Sdr. Maxi,

    Senang Sdr. berkunjung kembali. Saya kira sudah muak dengan blog ini, tp rupanya tidak. :-)

    Masalah hak cipta dalam karya tulis menulis, saya bisa bantu pencerahannya, silahkan lihat di http://manistebu.wordpress.com/2010/07/16/426/ yang membahas khusus tentang Hak Cipta, Hak Anda (sebagai penulis). Menarik,
    salah satu kutipannya adalah sebagai berikut:

    Hal Mengutip dalam Tulisan

    Banyak penulis yang terkadang bingung dengan apa yang dimaksud pelanggaran hak cipta jika mereka menggunakan bahan lain untuk tulisannya. Mengutip dari sumber lain adalah sebuah kelaziman dalam aktivitas menulis. Mengutip tidak dianggap pelanggaran apabila penulis mencantumkan sumber yang dikutipnya, baik dalam daftar pustaka, catatan kaki, ataupun langsung dicantumkan pada teks naskah. Untuk kutipan langsung, diupayakan mengutip apa adanya (termasuk kesalahan ejaan) teks asli. Dengan demikian, mengutip tidak memerlukan izin secara langsung dari pemegang hak cipta. Dalam hal ini tidak terjadi pelanggaran hak moral.

    Lalu, seberapa besar kadar kutipannya? Ada anggapan bahwa banyaknya kutipan apabila dipersentasekan adalah maksimal 10% dari keseluruhan naskah. Namun, menurut UU No. 12 Tahun 2002 hal ini tidak ditetapkan. Artinya, ukuran pengutipan bukanlah kuantitatif, tetapi kualitatif. Apabila sebuah naskah dikutip walaupun cuma satu halaman, tetapi sudah mencakup keseluruhan karya, hal itu sudah dianggap eksploitasi yang memerlukan izin tertulis.

    Apakah syarat lain yang mengatur kutipan ini? Pertama, karya yang dikutip adalah karya yang telah dipublikasikan. Penulis tidak dapat mengutip karya yang belum dipublikasikan, misalnya catatan harian seseorang. Berikut kaitan antara karya baru (A) dan karya yang dikutip (B) yang dikutip dari Buku Panduan Hak Cipta Asia karya Tamotsu Hozumi:

    A adalah karya pokok dan kutipan dari B adalah sekunder (seperti hubungan majikan dan bawahan).
    Ada pembedaan yang jelas antara A dengan bagian yang dikutip dari B.
    Perlu mengutip dari B untuk membuat A.
    Bagian yang dikutip dari B diupayakan sedikit mungkin.
    Bagian yang dikutip dari B persis seperti ditulis dalam karya orisinal.
    Sumber B disebutkan dengan jelas.
    Kutipan tidak melanggar hak moral pencipta B.

    Sering-sering berkunjung ya pa. :-)
    Salam,

    ReplyDelete
  8. kpd bapak awi
    tulis bapak awi sangat lucu menurut saya. saya bukan seorang saksi tapi saya bisa berkomentar setelah membaca tulisan bpk awi dan juga dari SY.
    menurut saya bangaimana pandangan bpk awi dgn gereja selain SY tentang persembahan dan perpuluhan yang mereka berikan? siapa yang menikmatinya? apakah jemaat mendapat pengembalian berupa bahan bacaan/buku rohani?
    gereja / pendetanya lebih jahat dari SY
    1. sebagai bisnis "pembicara" yang memanfaatkan Alkitab
    2. menikmati hasil persembahan/perpuluhan utk memperkaya diri atau menyekolahkan anak ke luar negeri
    3. seteiap ada kegiatan gereja jemaat disuruh memberi persembahan terpisah supaya jatah untuk pendeta tidak terpotong
    4 semua sumbangan yang diminta dibungkus dengan kedok " persembahan untuk Tuhan"
    5. dan byk lagi yang lainnya...
    pembaca yang berhati jujur pasti akan menimbang tulisan bpk awi dan menarik kesimpulan yang benar, kecuali org2 yang memang sdh ada unsur tidak sukanya.
    terimakasih

    ReplyDelete
  9. Ykk: Anonim
    Melalui blog ini, ijinkann saya untuk mengingatkan kembali kepada saudara semua, hendaklah kita memberikan sumbangan dengan SUKACITA dan SUKARELA.
    Untuk sdr Anonim, tolong anda jangan menghakimi gereja/pendeta lebih jahat dari SY.... Dalam setiap persembahan/sumbangan baik kerohanian ataupun kemasyarakatan mayoritas dengan perkataan SUKARELA....
    Sejauh pengalaman saya di gereja tempat sya beribadah, setiap persembahan ada pertanggungjawaban dari bendara atau pengurus ybs,, dimana dicantumkan pemasukan (jika ada nama ya dituliskan siapa yg memberi) dan pengeluaran. Dan jikalau di tempat lain tidak ada pertanggungjawaban dari para pengurusnya, biarlah itu merupakan tanggung jawab mereka sendiri2 (yg terpenting dari kita sudah dengan SUKACITA -ternasuk tidak ada praduga negariv- dan SUKARELA). Ini cuman sharing: Saya sempatisan dengan SY, dan saya pernah berhimpun bersama mereka (walo bukan di Balai kerajaan, krn di daerah saya belum ada), di sana saya memberikan persembahan, disana pun ada berbagai macam persembahan, seingat saya ada:persembahan untuk pekerjaan sedunia dan yg lain saya lupa.... tetapi saya berpesan kepada rekan SY ditempat itu, agar persembahan saya itu untuk menunjang pelayanan lokal..... Tetapi mereka tidak membuat laporan pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran......
    So, pada intinya, setiap organisasi keagamaan mayoritas melakukan sumbangan secara SUKARELA,....dan segala pertanggungjawaban kepada Allah di masing organisasi itu..... Bagian kita hanyaah memberikan yg TERBAIK, SUKARELA dan SUKACITA.... jangan ada penghakiman jahat/untung ruginya. Syallom!!!!

    ReplyDelete
  10. Syalom Pak Awi


    berikut hanya analisa satu [b]kemungkinan[/b] dari segi bisnis

    Pak Awi :
    informasi dari majalah Menara Pengawal sendiri terbitan 1 Nov 2011 halaman dua tertera "Cetakan Tiap Terbitan 42.162.000 dalam 188 bahasa". Bayangkan, dari satu terbitan majalah saja yang dikeluarkan oleh Menara Pengawal mencapai 42 juta eksemplar per sekali terbit. Dan majalah ini diterbitkan dua kali se bulan, yaitu edisi pelajaran dan umum! Bayangkan jika keuntungan bersih 1 majalah minimal Rp.100,- saja maka total keuntungan adalah Rp.4.216.200.000 per sekali terbit!!!

    saya:
    Pak Awi, saya merasa ada [b]kemungkinan[/b] MP berbohong
    tentang angka 42 juta.

    Jika dengan jumlah jemaat sekitar 7-8 juta ,kenapa MP mencetak 42 juta ?
    sekitar 5-6 kali jumlah SSY

    kenapa MP menginforasikan mencetak 42 juta ?
    supaya [b]SSY merasa semakin terbeban untuk menyumbang sukarela ke MP[/b]

    bisa jadi sebenarnya MP hanya mencetak 10 juta saja,
    namun tetap MP mengaku2 mencetak 42 juta utk membuat SSY semakin terbeban

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Sdr Adi

      Saya dulunya berpikir demikian. Tetapi setelah membaca tulisan-tulisan dari Randy Watters (freemind.org) yang pernah bertanggungjawab di bagian percetakan. Beliau hanya menyebutkan ongkos produksi publikasi Menara Pengawal vs biaya pengganti cetakanan (dulu publikasi MP tidak diberi secara gratis melainkan peminat diminta memberikan sumbangan sukarela langsung untuk mengganti ongkos cetak) dan tidak pernah menyebutkan bahwa MP berdusta akan jumlah sirkulasinya.

      Sebenarnya untuk mencapai 42 juta eksemplar sangat mudah. Ingat Saksi Yehuwa membagikannya gratis kepada setiap orang yang dijumpainya. Dan majalah itu alat utama untuk mengabar. Tergantung keaktifan seorang Saksi (semakin aktif semakin banyak). saya perkirakan rata-rata 7 buah/Saksi. Ini berdasarkana keterangan teman Saksi yang mengambil bagi kepentingan pribadinya.

      Jadi sebetulnya jumlah 42 juta sangat masuk akal.

      Salam kasih Kristus Yesus, Allah kita

      Delete
    2. Syalom Pak Awi

      Bail, kalau seorang SSY "membeli secara sukarela"
      7 lembar masuk akal juga


      yg ingin saya tanyakan lagi,
      1. Kemanakah uang sukarela itu ? terkumpul dimana ?
      2. Siapakah orang yg berhak memutuskan penggunaan uang yg terkumpul tsb ?

      terima kasih

      Delete
    3. ow ya pak, mungkin kalau senggang

      bisakah ditampilkan

      Chart Jumlah SSY dari tahun ke tahun
      Chart Jumlah Cetakan dari tahun ke tahun


      terima kasih

      Delete
    4. Dear Sdr Adi,

      Di Balai Kerajaan tersedia beberapa kotak utk berbagai tujuan. Misalnya Ada kotak Sumbangan untuk Pekerjaan Seluas Dunia, Dana Balai Kerajaan dll.

      Yang mengelola tentunya kantor cabang setempat (utk urusan setempat) dan kantor pusat Menara Pengawal di US. Tentunya yang berhak mengurus secara keseluruhan adalah badan pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa.

      Harap diingat ya. Meskipun Lembaga Menara Pengawal adalah sebuah organisasi yang kaya raya, bahkan salah satu taipan properti di Brooklyn, New York. Jangan kita salah mengira bahwa uang yang diperolehnya dimanfaatkan secara pribadi untuk badan pimpinan SSY.

      Setahu saya tidak ada satu orang pun saat ini (ingat saat ini, dulu lain karena saya meyakininya Rutherford memanfaatkan utk kepentingan pribadinya) yang menjadi penikmat bisnis percetakan ini.

      Mengenai hal ini memang agak rumit karena tidak seperti pemimpin-pemimpin kultus yang baru muncul seperti Unification Church pimpinan Dr. Moon dan Scientology pimpinan Hubbard yang menikmati kekayaan secara berlimpah.Badan pimpinan tidak menikmatinya karena agama Saksi-Saksi Yehuwa sudah menjadi agama baru sehingga sudah menjadi suatu sistem yang berjalan secara otomatis. Mereka meyakini agamanya benar-benar yang sejati dan mengira sedang melayani Allah.

      Bagaimana prosesnya sampai seperti itu sangat panjang ceritanya. Ya kapan-kapan baru cerita.

      Ya kalo ada waktu ya, akan saya coba buatkan statistiknya.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
    5. Jika dengan jumlah jemaat sekitar 7-8 juta ,kenapa MP mencetak 42 juta ?
      sekitar 5-6 kali jumlah SSY....kebanyakan dibagikan gratis!saya aja mendapatkannya dari teman saksi hampir 1 thn an gratis!bukan majalah sedarlah dann MP tapi buku2 lain yg dari tampilan saja itu memakan biaya cetak per unit tidak bisa dikatan MURAH!!!!!!!!!!itulah hebatnya organisasi yg di BErketati SANG PENCIPTA!...sekalipun saya bukan SSY tapi saya salut dan bangga sama ALLAH YEHUWA....tak ada yg mustahil bagiNYA sampai anak2 manusia dodol bertanya keheranan dan iri!

      Delete
    6. Setuju banget: kertas dan tinta majalahnya watchtower mewah, berteknologi mutakhir. Ini mengalahkan kualitas penerbit lokal nasional (tidak perlu disebut penerbitnya)

      Ini sangat mengherankan setelah membaca isinya ternyata kedaluwarsa. Masih ada tiang siksa, kata "Tuan", dll.

      Malah yg sekarang isi nya temanya setan-setanan. Tema setan itu indirect- directive disuruh loyal. Mewaspadai setan itu kita disuruh bicara jujur, tertib berlalu-lintas, tidak terima disuap, jangan menyuap aparat, jangan malas, hormati orangtua ,dll, itu semua tidak butuh kertas dan tinta yg luks.

      Sudah kertas dan tintanya mahal, dicetak melebihi kebutuhan itu MUBAZIR. Mubazir itu temannya setan. Berpesta pora dibidang literatur berumur sedetik (tintanya mengering) sudah langsung Kadaluwarsa.

      Salam
      AS

      Delete
    7. Yang benar itu satu buku/majalah/koran/literatur, dibaca beramai2 karena isinya bermanfaat. Menandakan hemat sumber daya kertas yg dibuat dari pohon yg berharga bagi paru2 bumi.

      Yang bodoh itu sudah tidak bermanfaat, dicetak melebihi kebutuhan.

      Manusia paling bodoh jatuh kepada tuan JFR yg banjir publikasi untuk mensukseskan perhelatan millions now living (Will) DIE

      Salam
      AS

      Delete
  11. apa kalian pernah dalam iku SSY

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Anonim,

      Sdr tulis

      apa kalian pernah dalam iku SSY

      Maaf, saya kurang memahami pertanyaan Sdr.

      Bersediakan Sdr menyebutkan initial Anda ketika lain kali berkomentar di blog ini utk memudahkan mitra diskusi Anda mengindentifikasikan Anda. Terima kasih

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
  12. Wajah korporasi WT Inc. Th 2001 masuk top40 perusahaan berpenghasilan terbesar se kota New York. Dengan perkiraan pendapatan sekitar 951 juta USD. (Wikipedia)

    WT Inc yg mengaku non profit disejajarkan / disandingkan / diklasifikasikan dg perusahaan profit oriented, bukan dgn lembaga keagamaan pada umumnya.

    Kelihatan jelas bukan: perusahaan yg tidak pernah bayar gaji? Pemasukannya dari seantero jagat.
    Irit biaya, tidak pernah menarik majalah yg salah cetak, salah gambar, salah konten yg sifatnya memalukan. Alih-alih malah cukup dg menerbitkan artikel terang baru. Penghematan yg berbahaya, krn barang cetakan tsb bisa dibaca anak cucu kita yg belum dewasa dlm berpikir & hanya memandang kualitas tinta & kertasnya saja

    Dengan pemasukan sebesar itu kira2 akan dipakai perusahaan untuk menyantuni fakir miskin? Atau investasi? Waktu yg akan menjawabnya.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. Orang afrika yg seharusnya disumbang, malah menyumbang wt inc.

      Angola, ghana, kamerun, kenya, liberia, malawi, mozambik, nigeria, etiopia, pantai gading, rwanda, senegal, sierra leone, sudan, tanzania, uganda, zambia, zimbabwe, afsel dikirimi terus majalah usang dan sesat, barter dg "diakui sbg persembahan". Anggaplah itu diibukotanya yg orangnya ketipu, kalau yg di desa2 pasti lebih mengenaskan.

      951 juta usd dibagi jumlah KK ssy (anggaplah 1 juta KK) = 951 $/ th. Pastilah ada pemasukan dari investasi. Angka2 sekedar simplify (tidak akurat) kesimpulan silahkan pembaca itung sendiri dg data yg akurat. Kalau kesimpulan inyong nabi palsu telah menginvest, mengakumulasi modal, & tidak alkitabiah.

      Salam
      AS

      Delete
  13. Pada awalnya majalahnya dibandrol. Bermutasi jadi sukarela mengganti ongkos cetak. Bermutasi lagi jadi sebagian digratiskan untuk yg pas-pasan. Lebih baik digratiskan biar bisa dibawa bawa, disodor-sodorkan ke orang lewat dari pada menumpuk di balai kerajaan kena debu. Itung-itung sbg biaya promosi. Begitu kan aturan bisnis??

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  14. Propagandis ulung justru menggratiskan materi propagandanya seluas-luasnya. Nanti balik modal saat propagandanya berhasil.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  15. Bisnis percetakan, member get member, semua benar

    Coba cek keberadaan kantor ssy di ratusan negara, alamatnya pasti di ibu kota dan kota2 besar provinsi.

    Kota besar adl target market yg empuk
    Kompleks perumahan adl target yg sering disasar. Mana ada perusahaan yg buka kantor di pelosok desa Afrika? Kalau di ibukotanya, itu baru masuk akal.

    Jika majalah berhenti dicetak, akan timbul kekacauan ajaran, dan membuka peluang bibit keinginan memisahkan diri.

    Jika majalahnya datang dan tidak segera didistribusikan, akan timbul kerugian finansial.

    Majalah sudah mendominasi dan superior dalam kalkulasi bisnis. Jika majalahnya tidak laku, otomatis organisasi akan bangkrut, krn nyawanya ada di bisnis percetakan, tapi sekarang ada bisnis sampingan dari investasi properti dan imbal hasil yg diternakkan hedgefund, shg tidak benar2 bangkrut finansial. Hanya bisa bangkrut total jika ada tuntutan hukum ganti rugi yg masif dari korban penipuannya.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  16. Asumsikan tiap eksemplar ambil untung seribu perak, maka untung diatas 144juta perak.
    10 edisi= diatas 1,44M.
    Apa yg JFR minta langsung kebeli. Sewa stadion gampang. Hidup JFR nggak salah kalau dibilang glamor.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
    Replies
    1. JFR kalau masih hidup, garasinya penuh mobil mewah, koleksi Ferrari, Jaguar, Rolls Royce, Bentley, Mercedes, semua bakal kebeli cepat atau lambat, serentak ataupun bertahap.

      Itu duit dari mana? Dari gaji mana cukup? Ya dari bisnis dong!

      Emang nggak boleh ya punya banyak mobil mewah? Boleh tapi jangan nipu seolah2 dilantik, diinspeksi langsung, diperkenan segala, seolah2 setia bijaksana, seolah2 adil benar, seolah2 tepat waktu, seolah2 diarahkan langsung, seolah2 saluran komunikasi tunggal.

      Salam
      AS

      Delete
  17. merasa bingung membaca semua penjelasan saudara sekalian. menurut saya apabila organisasi masih positif dan membantu umat lain belajar alkitab apa ada salah nya? apa ada dosa nya ? semua kemabali pada personal dan niat masing2 pengikut organisasi tersebut. kenapa harus menghakimi seperti itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak usah bingung, blog ini mendata JW.org sbg kultus dan salah ajar, salah tafsir, salah gambar, salah cetak, salah definisi, salah praktek, dan Anti-Kristus.

      Kalau masih bingung lagi bikin tabel
      Kolom mendatar : kolom pertama tulis Salah Ajar, kolom kedua Salah Tafsir, kolom ketiga Salah Gambar dan salah cetak majalah, kolom keempat Salah Praktek alias Malpraktek, ....dst

      Contoh Salah Ajar bisa kamu tulis dibawah kolom pertama
      Salah ajar Yesus adl makhluk ciptaan
      Salah ajar Yesus ditiang siksakan
      Dll
      Contoh Salah Tafsir adl hanya sebagian saja yg boleh menerima lambang Roti dan Anggur.
      Tafsir orang kalau mati maka dosanya terbayar lunas
      Dll
      Contoh salah gambar/cetak misal
      Salah mencetak buku bertukar pikiran, salah gambar tiang siksa papan INRI nya salah posisi, salah cetak Truth Expiry Date
      Contoh salah Praktek yaitu mendesakralisasi YHWH, mengadopsi militer dalam organisasi (bukan mengadopsi gembala sapi). Salah lirik lagu perhimpunan yg akhirnya jadi lirik lagu setan.

      Dosanya tentu ada yaitu dosa nabi palsu.

      Salam
      AS

      Delete
    2. Yohana Eka termasuk contoh saksi yg sudah menginternalisasi ajakan berpikir positif pada kalimat kedua. Bagi dia segala yg jelek yg dia baca bisa dimaafkan, separah apapun organisasi, dia tetep berpikir positif alias Loyal. Itulah jurus watchtower yg tersisa untuk bisa bertahan.

      Bisa tahan berapa lama? Bisa tahan hingga truth expiry date.

      Salam
      AS

      Delete
  18. Seorang pengusaha akan berani invest bikin pabrik, kalau sudah yakin mampu menjual produknya diatas BEP, kalau nggak yakin lebih baik didepositokan.

    BP LMP sure yakin mampu menjual majalahnya dg gampang sampai2 dicetak melebihi kebutuhan.

    Dewasa ini para saksi sudah gemetar kalau disuruh dinas sebab yg didatangi pada pake smartphone, sudah ada Google, sudah ada YouTube. Dalam hati saksi sudah nggak yakin mampu menjual dusta, tapi masih kulakan terus, yang dikulak mewaspadai setan dan berpikir positif serta kosmetik2 psikologi populer.

    BPLMP pengusaha tulen, saksi boros pengeluaran, simbiosis parasitism, watchtower Maniac

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  19. Nabi NHK pantas dapat gelar Grand Master MBA, mampu mendongkrak omzet majalah scr fantastis.

    Sayang sudah almarhum, dan antiKristus, jadi gelar MBA nya mubazir.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  20. Sekarang sudah ada teknologi cetak jarak jauh.
    Semua perusahaan media cetak sudah punya sehingga koran selalu diterima pembacanya pagi sekali.

    Apa kata perusahaan itu?
    Biaya bisa dihemat, pembaca sangat puas

    Majalah MP tidak boleh dicetak orang lokal, harus impor dan dicetak luks.
    Ada apa ini?
    Kalau yg nyetak orang lokal akan dicetak pas, tidak berlebihan.
    Kalau yg nyetak Watchtowerpedia akan dicetak melebihi kebutuhan, mumpung pasti kejual.

    Buktikan kalau orang lokal bisa didelegasi boleh nyetak sendiri dan dipasin kebutuhan.

    Watchtower ngirim satu majalah, terus digandakan orang lokal? Itu pastilah mimpi disiang bolong.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  21. Coba kita bandingin dg buku rohani milik susunan Kristen yg dijual toko buku.

    Berani pasang harga dan bayar PPN jika diwajibkan
    Tidak berusaha menggantikan Alkitab melainkan hanya terinspirasi dari Alkitab maka ditulislah buku tsb. Beda banget dg MP yg berusaha menggantikan Alkitab. Di Alkitab nggak ada th 1914, MP bilang itu wajib. Di Alkitab nggak ada babies being killed, di publikasi lawas ada.

    Buku rohani milik susunan Kristen dicetak sedikit dulu, nanti kalau laris dicetak ulang, dan satu buku dibaca beberapa orang (belinya nggak dobel2), dan masih bisa dibaca ulang bagian2 yg menyentuh rohani.

    Pembeli buku rohani milik susunan Kristen banyak pilihan, kalau di toko buku bisa baca sampel nya dan kalau nggak cocok nggak beli ora po po

    Yang nggak pernah beli buku rohani apapun di lemari bukunya nggak apa apa, nggak dimarahi, nggak dibujuk2, nggak dipaksa beli, nggak ditandai, nggak disindir, nggak diejek pelit.
    Tapi kalau di lemari bukunya penuh buku rohani berbobot tentu bagus, menimbulkan salut dari orang yg melihat.

    Buku rohani yg bagus mengubah pembacanya jadi pribadi yg menyenangkan, pribadi yg sejuk, damai, mencerahkan, bukan malah mengubah jadi pribadi yg temperamental, menyebalkan, ngeyel, sok-sok an, gatel pengin debat, membosankan/ njelehi, dll yg negatif (bersungut2, marah2, ngambek)

    Jadi nulis buku rohani itu sangat sulit, pertama penulisnya harus sudah memberi teladan terlebih dulu, sudah mempraktekkan, sudah punya pencapaian tertentu yg pantas dibagikan pengalamannya.
    Pada dasarnya penulis buku rohani tidak cari untung, tapi kalau laris ya nggak bisa nolak to?
    Nah kalau mau laris biasanya ditambahi bumbu kosmetik psikologi populer, nanti jadinya mirip Awake!
    Mohon maaf Awake! Bukan buku rohani tapi majalah kultus yg dijual bareng / bundling.

    Bung Tung Desem Waringin (pakar investasi) bilang tidak mencantumkan harga itu teknik membuat harga menjadi gelap, shg didapat income yg maksimal.

    Textbook ekonomi bilang Awake! Itu pakai teknik Bundling

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  22. Saya mau cerita2 kenapa Grup Kultus itu tumbuh subur di Amerika.

    Orang Amerika asli (bukan imigran) itu jarang nabung.
    Buat apa nabung?
    Bunga tabungannya kecil banget, nggak kerasa, mereka justru didorong utang ke bank untuk investasi ke luar negri.
    Kalau di PHK, tinggal lapor, nanti dikasi tunjangan menganggur, jadi nggak takut nggak punya uang.

    Kalau beli apa2 yg mahal nggak perlu nabung, tapi pakai kartu kredit, beli rumah hutang KPR, beli mobil pake kartu kredit atau nyicil. Jadi orang Amerika abis gajian, harus dihabisin, kalau gaji masih sisa dibeliin makanan disimpan di lemari es, beli sepatu baru, beli baju baru tiap bulan, makan2 di restoran mahal.

    Nah ada duit berkeliaran yg begitu melimpah di USA, dimanfaatkan baik2 oleh nabi2 palsu untuk mendirikan gereja2 abal-abal.
    Watchtower dg ajaran amburadul bisa laku dan disuntik modal terus dari hasil keringat para saksi.
    Mormon, Freemason, Kaballah, Scientology, yg nggak kalah edan nya justru anggotanya tumbuh terus dan buka cabang keluar Amerika.

    Hikmahnya apa?
    Tersedia lowongan kerja yg terbuka lebar, Jadilah misionaris yg benar ke Amerika.
    Amerika masih butuh misionaris buanyak banget. Ada 50 negara bagian yg gerejanya edan-edanan, carilah domba yg hilang disana.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  23. Toserba online terbesar Amazon.com tidak jual majalah kultus (tapi jual buku2 rohani).

    Katanya gratis, artinya jika Amazon cuma dapat komisi 5$ setiap majalah tentu itu pola Win-Win. Kenyataannya ada "ongkos ganti cetak yg gelap", alias main gelap-gelapan.

    Ganti topik
    Sebenarnya watchtower mencetak sama bagusnya dg perusahaan percetakan yg komersil. Tapi karena saking serakahnya, sampe2 materi anti-Kristus dicetak melebihi kebutuhan. Saking hematnya karyawan yg kuli cetak tidak digaji, semua personel yg bisa gratis nggak usah digaji, cukup dipuji2 loyal, penatua yg ujung tombak sales tidak digaji, kebangetan.

    Ganti topik
    Watchtower yg sudah kebongkar total, jika masih pingin hidup, harus disuntik Kapital yg Jumbo.

    90% modal akumulatif buat bayar kompensasi ganti rugi seperti formula yg dipakai CTR untuk pembeli gandum ajaib yg kecewa
    Sisa 10% dipakai untuk alih usaha jadi perusahaan property profit oriented Watchtower Real Estate.
    Sejarah gandum ajaib terulang kali ini siapa yg sudi menyuntik modal. Mending modal yg Jumbo langsung dibuat perusahaan beneran, dan biarin Watchtower mati klepek-klepek. Kok enak men nylametin nabi2 gelok, nggak ada untungnya.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  24. apakah anda orang kristen ? apakah anda pernah baca ALKITAB ? apakah anda pernah mendengar kata-kata di Matius 7:1 " JANGAN KAMU MENGHAKIMI, AGAR KAMU TIDAK DIHAKIMI" ? anda jangan langsung nge-Judge secara sembarangan malas belum paham apa apa

    ReplyDelete
  25. Menurut sy, pengertian menghakimi adl menyatakan kesalahan/doaa atau menghukum sesama atas dperbuatan osanya dengan ukuran yg dibuat manusia dgn merujuk pada ayat2 kitab suci.

    Sy yakin semua org kristen tahu perintah jangan menghakimi walaupun sebagian besar (termasuk sy) tdk hafal perikop itu ada di matius 7:1. Larangan menghakimi ini jelas bila ditujukan untuk subyek pelaku dosa yaitu manusia, Tetapi terhadap pengajaran iblis (termasuk kebohongan dan penyesatan) Yesus mengajari kita untuk tidak mentolerirnya.

    Sy ambil 3 contoh saja dari publikasi majalah MP seperti :
    1. Mengatakan susunan kristen adl babel besar dan pelacur
    2. Mengatakan PBB adalah binatang buas
    3. Perintah untuk mengucilkan anggota SY yg berdosa besar/murtad, bahkan anggota keluarga sendiri hrs mengucilkannya.
    Spy tdk berkepanjangan, sy mohon pencerahan dari SSY mengenai poin 3 saja, mengapa SSY mendadak "LUPA" dgn matius 7:1. Sedemikian hebat kah badan pimpinan, budak setia dan bijaksana, penatua sampai berani mengabaikan ayat itu ???

    Syalom
    Permana gandhi

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.