POLA PIKIR SAKSI YEHUWA: KASIH dan BENCI

Saksi Yehuwa Pola Pikir Hitam Putih
KASIH Atau BENCI: Contoh Hitam Putih
DI DALAM ARTIKEL Pola Pikir SAKSI YEHUWA: Hitam Putih telah dibahas bagaimana sejak awalnya seorang peminat baru (orang yang tertarik belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa) diajar oleh Menara Pengawal melalui buku 'Apa Yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?' untuk memiliki pola pikir 'hitam dan putih'. Semakin lama ia belajar (tepatnya mendapatkan internalisasi doktrin), semakin ekstrem pula pola pikir hitam putih dimilikinya sehingga ia tidak dapat memberi celah dalam memandang dunia ini yaitu dalam posisi netral atau obyektif. Sebenarnya, seorang peminat maupun Saksi Yehuwa terbaptis tidak belajar Alkitab, melainkan sebuah proses internalisasi doktrin. Silahkan klik artikel Proses Internalisasi Doktrin Absolute Kultus untuk mendapatkan gambaran bagaimana organisasi Saksi Yehuwa menginternalisasikan anggotanya untuk memiliki pola pikir hitam putih demikian ekstrem.

Tetapi satu hal yang sangat berbeda antara konsep hitam putih yang diajarkan Alkitab dengan apa yang diajarkan Menara Pengawal, yaitu kebenaran Allah adalah kebenaran yang absolute. Segala sesuatu yang diajarkan dan diperintahkan Allah adalah benar, dengan tujuan kebaikan bagi manusia dan tidak berubah. Sebaliknya, kebenaran yang diajarkan oleh Menara Pengawal adalah relatif, selalu berubah-ubah sehingga tidak ada kepastian dan digunakan dengan tujuan untuk memanipulasi pikiran anggotanya. Misalnya tentang ajaran Menara Pengawal tentang panggilan surgawi yang berubah-ubah.

Apakah dampaknya bagi seorang Saksi Yehuwa yang memiliki pola pikir hitam putih? Artikel ini akan memberikan contoh konkrit apa yang terjadi di dalam diri Saksi-Saksi Yehuwa yaitu bagaimana akar pola pikir hitam putih bertumbuh, berkembang dan berbuah menjadi pola pikir 'kasih dan benci'.

Kita perhatikan tulisan Steven Hassan seorang ahli kultus untuk memahami apa itu pola pikir hitam putih (black white thinking):
Dalam sebuah kultus mind control, doktrin kelompok dilihat sebagai sebuah "kebenaran" yang absolut dan satu-satunya jawaban bagi masalah manusia. Doktrin kultus mengajarkan anggotanya berpikir: "Kami adalah jalannya! Kami adalah kebenaran! Anda yang tidak berada di dalam group tersesat. Kami mengetahuinya, dan Anda tidak tahu." Kultus mengajarkan pola pikir hitam dan putih, membagi dunia ini ke dalam dikotomi yang sederhana baik versus jahat, kita versus mereka. . . [1]
Ya, melalui sebuah proses pembelajaran Alkitab, Menara Pengawal mengindoktrinisasi setiap Saksi Yehuwa untuk memiliki pola pikir hitam dan putih di mana Menara Pengawal adalah kebenaran absolute yang harus diyakini oleh setiap anggotanya sehingga di luar Menara Pengawal secara otomatis adalah absolute palsu. Dan saat Menara Pengawal mengklaim dirinya sebagai satu-satunya organisasi Allah di bumi maka organisasi gereja-gereja lainnya adalah organisasi yang dikendalikan setan sendiri. Perhatikan kutipan berikut ini:
Di luar sidang Kristen sejati [tentunya Saksi-Saksi Yehuwa], organisasi alternatif apakah yang ada? Hanya organisasi Setan yang terdiri dari politik 'binatang buas' nya dan kerajaan Babilon dari agama palsu.

Outside the true Christian congregation, what alternative organization is there? Only Satan's organization consisting of his political 'wild beast' and his Babylonian world empire of false religion. (Menara Pengawal, 1 Maret 1979, hlm. 24)
Ya, Menara Pengawal melabel seluruh gereja sebagai 'binatang buas atau balilon besar' yang diceritakan kitab Wahyu. Bahkan Menara Pengawal menafsirkan Alkitab berdasarkan pendapatnya sendiri bahwa seluruh denominasi Kristen yang ada merupakan hasil kemurtadan yang dinubuatkan Kristus dan murid-murid-Nya sehingga seluruh denominasi (Menara Pengawal melabel denominasi atau aliran yang ada di gereja dengan istilah 'susunan Kristen') merupakan bagian dari sistem setan yang tentunya merupakan penentang Allah.
Agama-agama Susunan Kristen adalah hasil kemurtadan selama 1.900 tahun dari Kekristenan sejati yang dinubuatkan oleh Yesus dan murid-muridnya. (Matius 13:24-30; Kisah 20:29, 30) Kaum pendeta Susunan Kristen menggambarkan diri mereka sebagai guru Kekristenan, padahal doktrin-doktrin mereka jauh menyimpang dari kebenaran Alkitab, dan tindakan mereka yang bejat terus mengakibatkan nama Allah dicela. Hutang darah mereka karena mendukung perang-perang dari abad ke-20 ini telah disingkapkan. Seluruh Susunan Kristen merupakan bagian dari sistem Setan. Jadi, ia menerima berita-berita tegas, yang bagaikan tulah dari Yehuwa yang memperlihatkan bahwa ia tidak layak mendapat perkenan ilahi apapun. Yehuwa telah meninggalkan umat Susunan Kristen untuk dibinasakan, seperti yang Ia lakukan terhadap umat Yahudi pada abad pertama! (Menara Pengawal, 1/4/1989, hlm. 17)
Renungkan dan bayangkan apa yang ada di benak Saksi-Saksi Yehuwa yang mengalami proses indoktrinisasi melalui publikasi Menara Pengawal yang demikian. Mengerikan. Jika Anda pernah berhubungan dan berbicara dengan Saksi Yehuwa maka Anda akan sadar bahwa betapa mudahnya seorang Saksi Yehuwa mendakwa dan menghina gereja-gereja dengan pendeta atau pasturnya — baik ajaran ataupun oknumnya — dengan semangat yang menggebu-gebu seolah-olah Menara Pengawal adalah sebuah organisasi yang sangat suci dan tanpa cacat cela. Hal ini terjadi karena Saksi-Saksi Yehuwa memang mengalami proses indoktrinasasi pola pikir secara hitam putih yang demikian ekstrem.

Demikian juga mengenai kasih dan benci yang diajarkan oleh Menara Pengawal kepada Saksi Yehuwa. Kita lihat kutipan dari majalah Menara Pengawal ini yang menerapkan pola pikir hitam putih tentang kasih. Menara Pengawal menyatakan bahwa hanya Saksi-Saksi Yehuwa yang memiliki kasih yang sesuai dengan perintah Kristus, sedangkan umat Kristen lainnya jelas dikatakan tidak mempratekkannya.
Betapa pentingkah kasih kepada sesama? Yesus mengajar bahwa orang Kristen sejati dapat dikenali melalui kasih yang terdapat di antara mereka sendiri. Ia mengatakan: ”Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” . . .

Jadi, hamba-hamba Allah yang sejati dewasa ini dapat dikenali dari ikatan kasih yang mempersatukan dan tidak terpatahkan dalam skala internasional. Siapa pada zaman kita yang memperlihatkan ketaatan semacam itu kepada perintah Allah berkenaan kasih? Siapa yang telah dianiaya, dipenjarakan, dilemparkan ke dalam kamp konsentrasi, atau dihukum mati karena tidak mau mengangkat senjata melawan rekan-rekan seiman—atau bahkan orang-orang yang tidak beriman—dari bangsa lain? Catatan sejarah abad ini menjawab: hanya Saksi-Saksi Yehuwa.

Sebaliknya, agama-agama Susunan Kristen secara tetap telah melanggar perintah Allah berkenaan kasih. Dalam semua peperangan dari abad ini, kaum pendeta gereja-gereja Susunan Kristen telah membimbing umat mereka untuk berhadapan sebagai pihak yang bermusuhan dalam medan peperangan dan saling membunuh dalam jumlah jutaan. Orang Protestan membunuh sesama Protestan, orang Katolik membunuh sesama Katolik, namun semua mengaku Kristen. Tetapi Firman Allah menyatakan: ”Jikalau seorang berkata: ’Aku mengasihi Allah,’ dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.”—1 Yoh. 4:20, 21. (Menara Pengawal, 1/5/1989, hlm. 27-28)
Perhatikan kutipan itu yang begitu mengkontraskan antara kasih Saksi-Saksi Yehuwa dengan sikap kebencian gereja yang diperlihatkan dengan cara 'saling membunuh'. Apakah akibatnya bagi Saksi Yehuwa yang menerima pengajaran yang demikian ekstrem? Karena hanya Saksi Yehuwa yang memiliki kasih sedangkan di luar itu adalah kebencian. Dan setiap Saksi Yehuwa meyakini ajaran Menara Pengawal sebagai kebenaran absolute yang tidak dapat dipertanyakan keabsahannya sehingga menganggap di luar organisasi Menara Pengawal dikendalikan oleh setan sendiri maka dampaknya sangatlah luar biasa. Yaitu ketika seorang Saksi Yehuwa diperhadapkan dengan blog ini yang membahas berdasarkan fakta tentang wajah asli Lembaga Menara Pengawal yaitu sebagai sebuah organisasi kultus beserta metode dan dusta-dustanya, maka reaksi normal seorang Saksi Yehuwa adalah saya sebagai penulis blog ini membenci dan sedang memfitnah Menara Pengawal atau Saksi-Saksi Yehuwa karena telah mendiskreditkan kebenaran absolute Menara Pengawal.

Saksi Yehuwa mengatakan demikian karena ia tidak memiliki pikiran alternatif selain dari pola pikir 'either/or', yaitu hanya organisasi Menara Pengawal yang mengajarkan kebenaran, bersumber dari Allah dan hanya di dalam organisasi ada kasih sejati. Sebaliknya, di luar organisasi yang ada hanya kepalsuan, bersumber dari setan dan kebencian. Oleh karena itu, maka bagi mereka; saya telah melawan, memfitnah dan membenci Menara Pengawal. Tidak terlintas sedikitpun bahwa apa yang saya sampaikan merupakan sebuah fakta. Kita lihat hal ini diungkapkan berulang kali oleh seorang Saksi Yehuwa bernama Maxi-Sam di dalam blog ini, salah satunya adalah:
Seringkali, kutipannya mungkin benar, tetp krn “ditafsirkan” oleh seorang Bpk Awi yg memang sangat tidak suka bahkan sangat membenci LMP, maka dpt di pastikan kesimpulannya PASTILAH tdk benar. (Kebohongan Menara Pengawal)
Jika Anda memperhatikan komentar-komentar beliau, terlihat begitu jelas nada-nada kemarahan dan kebencian yang diungkapkannya karena tulisan blog ini. Saya dinilai sedang menghujat, memfitnah dan membenci tuhannya, Menara Pengawal sehingga tanpa disadarinya, malahan ia telah membenci saya. Hal ini tidaklah aneh karena ia menggantungkan keselamatan kekalnya, imannya dan telah mengabdikan hidupnya kepada Menara Pengawal. Oleh sebab itu, mau tidak mau, ia berada dalam posisi membela mati-matian Menara Pengawal dengan segudang rasionalisasi agar Menara Pengawal menjadi benar. 

Hal yang senada diungkapkan oleh Sdr Dylan P sebagai berikut:
Kalau saya lihat dari tulisan-tulisan Sdr Awi,maka saya sampai pada kesimpulan,bahwa bukan kasih yang Sdr Awi perlihatkan,tetapi kebencian yang amat terhadap SSY/LMP. (Lihat Kritik Saksi Yehuwa: Kolekte Persembahan, Alkitabiahkah?)
Contoh lainnya adalah seorang Saksi Yehuwa yang bernama 'Truthseeker' yang mendapat kritikkan dari seorang pembaca blog ini bernama Bapak Julianus, menanggapi kritikkan tersebut:
jujur saya ingin tahu kompetensi berpikir anda, apakah semua orang pembeci SSY memiliki bobot berpikir seperti anda juga. lihat Skandal Seksual (kata pembeci tentunya maksudnya adalah pembenci)
Perhatikan 3 orang Saksi Yehuwa tersebut merupakan individu-individu yang paling sering berkomentar di blog ini dan pastinya tidak saling kenal satu dengan lainnya tetapi ajaibnya memberi komentar senada. Kebetulankah? Tidak! Apa yang saya sampaikan merupakan bukti yang begitu jelas bahwa pola-pola pikiran hitam putih sungguh ada di dalam setiap Saksi Yehuwa. Dan pola pikir hitam putih bertumbuh, bercabang dan berbuah menjadi kasih dan benci. Semuanya sesuai dengan program Menara Pengawal. Jika kita pikirkan dengan logika sehat; saya tidak mengenal satu pun secara pribadi dari Saksi-Saksi Yehuwa tersebut. Tetapi faktanya mereka telah menganggap saya membenci mereka hanya karena saya membongkar wajah asli organisasi Menara Pengawal. Lebih ironisnya lagi adalah dalam upaya membela Menara Pengawal, Saksi Yehuwa berbalik membenci saya.

Jika kita bandingkan dengan orang Kristen pada umumnya, tidak terdapat pola-pola pikir yang demikian. Ya, paling tidak saya pribadi. Tidak satupun terucap kata-kata bahwa 'saya membenci Saksi-Saksi Yehuwa (sebagai seorang individu)'. Atau jika Anda tidak yakin, silahkan kunjungi dan amati situs-situs Kristen yang sedang bersilang pendapat. Apakah keluar kata-kata seperti yang diucapkan oleh Saksi Yehuwa?

Lalu apakah tujuan Menara Pengawal menanamkan pola pikir kasih dan benci yang demikian ekstrem? Salah satu tujuan utama pemimpin kultus adalah memisahkan pengikutnya dengan dunia pergaulan (saya sebut 'dunia lama') di sekitarnya di mana calon korbannya biasa bergaul dan bersosialisasi. Dunia lama ini dapat berupa keluarga dekat, teman-teman dekat dan lain-lainnya yang digambarkan berada di bawah kuasa setan dan kebencian. 'Dunia lama' ini diganti dengan 'dunia baru' yang berupa sekumpulan Saksi-Saksi Yehuwa yang merupakan umat pilihan Allah di mana selama proses perkenalan dan pembelajaran Alkitab memperlihatkan sikap yang luar biasa ramah dan terlihat saling mengasihi. Perlahan tapi pasti, calon korban memiliki pola pikir kasih dan benci. Ketika telah terbentuk secara lengkap maka secara otomatis ia akan mengucilkan dirinya sendiri dari 'dunia lamanya'. Perhatikan kutipan berikut:
Jika kita loyal kepada Allah Yehuwa, kita akan menghindari menjalin persahabatan dengan semua yang adalah musuh-musuh-Nya. Itulah sebabnya sang murid Yakobus menulis, ”Wanita-wanita pezina, tidak tahukah kamu bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Karena itu, barangsiapa ingin menjadi sahabat dunia menjadikan dirinya sendiri musuh Allah.” (Yakobus 4:4) Kita ingin memiliki loyalitas yang dibuktikan Raja Daud sewaktu ia mengatakan, ”Masakan aku tidak membenci orang-orang yang membenci Engkau, ya [Yehuwa], dan tidak merasa jemu kepada orang-orang yang bangkit melawan Engkau? Aku sama sekali membenci mereka, mereka menjadi musuhku.” (Mazmur 139:21, 22) Kita tidak ingin bergaul dengan para pedosa yang sengaja, karena kita tidak memiliki kesamaan apa pun dengan mereka. Bukankah loyalitas kepada Allah akan mencegah kita bergaul dengan siapa pun yang adalah musuh Yehuwa, secara langsung maupun melalui media televisi? (Menara Pengawal 15/3/1996 hlm. 16)
Perhatikan kutipan Menara Pengawal tersebut yang begitu gamblang meminta para Saksi Yehuwa untuk bersikap loyal kepada Allah seperti Daud membenci musuh-musuh Allah dengan cara tidak bergaul dengan siapapun juga. 

Agar saya tidak sedang mengada-ada atau merekayasa cerita, silahkan perhatikan komentar dari Sdri Yuli — seorang pembaca blog ini yang baru belajar 1 - 2 tahun untuk menjadi seorang Saksi Yehuwa dan untungnya tersadarkan — memberi kesaksian di mana ia perlu mengikuti retreat khusus agar dirinya dapat cepat membuka diri, bergaul dan bersosialisasi lagi dengan 'dunia lamanya' yang sempat ditinggalkannya.
Sya mau sharing sedikit Selama ini saya "mengungsi sementara" di saudara. Di sana sya mengikuti sekolah pengembangan diri, musik dan mengisi waktu dengan kegiatan2 kursus class. Ini saya lakukan atas nasehat ortu dan saudara2, spaya sya lebih dapat/ cepat membuka diri, bergaul dan bersosialisasi lagi. Keluarga melihat saya terlalu menutup diri dan kuper setelah mengikuti PAR. (Klik Komentar Sampah Saksi Yehuwa)
Bayangkan jika Sdri Yuli sudah menjadi seorang Saksi Yehuwa tahunan. Apakah akibatnya? Sukar dibayangkan, bukan?

Bagaimana pendapat Saudara?

”Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan berbaju domba, tetapi di dalamnya, mereka adalah serigala-serigala yang rakus." 
(Mat. 7:15, NW)

[1] http://softwarecybernetics.com/Media/books/rtbChap2.php atau hlm. 50

No comments :

Post a Comment

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.