BERDAMAI & MENGATASI DOSA MASA LALU, Bagaimana?

Saksi Yehuwa: Berdamai dan Mengatasi Dosa
Berdamai & Mengatasi Dosa Masa Lalu
BAGAIMANA SEORANG mengatasi rasa berdosa atau bersalah sehubungan dengan dosa masa lalunya? Artikel ini saya buat sehubungan dengan pertanyaan Sdr. I-1 (I-One) — seorang Saksi Yehuwa — di mana Roh Kudus menyadarkannya bahwa apa yang ia anggap selama ini  sebagai kebenaran sejati ternyata hanyalah sebuah kepalsuan. Dan apa yang ia pikir merupakan pelayanan kepada Yehuwa yaitu memberitakan injil dengan mengajak dan mempengaruhi orang-orang lainnya untuk mengikuti jalannya — menjadi anggota Menara Pengawal — ternyata hanyalah sebuah pelayanan kepada sebuah organisasi kultus berkedok agama. Lalu timbullah pertanyaan berikut ini:

Pertama, menurut Alkitab, apakah akibatnya bagi Sdr. I-1 (I-One) yang pernah menjerumuskan banyak orang untuk mengikuti ajaran yang salah sementara ia jujur dan tulus tidak mengetahui bahwa jalan yang ia anjurkan itu ternyata keliru. Kedua, bagaimana dengan hutang moral kepada orang-orang yang pernah dijerumuskannya? Berikut ungkapannya:
Bapak coba tempatkan diri sebagai saksi, yang selama ini merasa sedang melayani Yehuwa, tulus, ikhlas, lalu Bapak bayangkan sudah berapa banyak pengorbanan baik lahir maupun batin selama bertahun-tahun membuang waktu untuk mendalami ajaran dan mengabarkan ajaran tapi dalam waktu hanya 1 Tahun Bapak membalikkan semuanya, mau gila tidak Pak?

Kalau cuma saya pribadi yang merasakan ini semua, mungkin saya bisa memaapkan diri saya seraya saya hanya perlu memperbaiki keimanan saya akan kepercayaan yang benar dan sejati, tapi pernahkah Bapak berpikir bahwa saya masih mempunyai hutang moral kepada setiap orang yang saya kabarkan yg sudah terpengaruh dan ikut pada jalan saya?

Saya sedikiiiit saja lagi bertanya pada Bapak, apa Pak menurut Kitab Suci konsekuensi nya bagi saya apabila pernah menjerumuskan banyak orang untuk ikut jalan yang salah sementara jujur saya tidak tahu bahwa jalan yang saya anjurkan adalah ternyata keliru. Lihat Komentar Sampah Saksi Yehuwa
Saya pribadi dapat memahami kegalauan hati Sdr. I-1 (I-One) mengenai hal ini. Siapa yang tidak? Bagaimana pandangan Alkitab mengenai hal ini? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Sdr I-1 (I-One) saya membagikan dalam 4 tahapan yang harus dilaluinya sebagai berikut.

1. Menerima Tuhan Yesus Sebagai Allah & Juru Selamat Pribadi

Saya banyak membaca kesaksian mantan Saksi-Saksi Yehuwa dan ada 2 kemungkinan pilihan yang diambil mereka setelah lepas dari mind control Menara Pengawal, yaitu menjadi orang Kristen sejati atau menjadi seorang atheis. Dan kesaksian-kesaksian yang saya baca adalah mantan Saksi Yehuwa yang kemudian menjadi Kristen sejati. Sedangkan yang menjadi atheis; tidak satupun karena mungkin mereka tidak menulis pengalamannya.

Secara pribadi saya merekomendasikan agar seorang mantan Saksi Yehuwa mengambil haluan untuk menjadi seorang Kristen sejati dibandingkan menjadi seorang atheis. Mengapa? Tentunya rekomendasi saya ini bukan karena saya seorang Kristen, melainkan karena setelah memahami korban-korban kelompok kultus; lebih mudah bagi seorang Kristen mengatasi  pengalaman dan mimpi buruknya (menjadi korban grup kultus) secara psikologis dan rohani dibandingkan menjadi seorang atheis.

Saya pribadi menyadari bahwa tidak mudah bagi seseorang untuk pulih secara psikologis dan rohani setelah lepas dari grup kultus. Pengalaman dieksploitasi dan dimanipulasi oleh pemimpin kultus menoreh luka yang sangat mendalam dan membutuhkan pemulihan dalam jangka waktu yang lama. Percayalah tidak mudah. Perhatikan tulisan  Sdr. I-1 (I-One) di atas ataupun Kesaksian Bekas Saksi Yehuwa. Dan berdasarkan pemahaman saya, mengambil haluan untuk menjadi seorang Kristen sejati mempercepat proses pemulihan secara psikologis dan rohani. Bahkan akan memperoleh kelimpahan secara rohani, berupa keselamatan kekal. Bagaimana mungkin?

Pertama, adanya penghiburan dari Juruselamat. Saat Tuhan Yesus Kristus ada di dunia, Dia menjadi penghibur, memberi makan (jasmani dan rohani) dan pembela bagi para murid-Nya. Demikian juga setelah Ia naik ke sorga, masih tetap menjadi penghibur bagi kita murid-murid-Nya.

Hal ini dikatakan oleh rasul Yohanes di mana kata Yunani paraclete diterjemahkan “pengantara” (TB) dalam 1 Yohanes 2:1 dan kata itu dapat juga diterjemahkan “penghibur.”
Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara [penghibur] pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
Ya, Tuhan Yesus adalah penghibur kita! Kematian Tuhan kita tidak mengakhiri pelayanan penghiburan-Nya. Dia bangkit dari kematian dan dikubur, dan Dia naik ke sorga, di sana dia duduk di sebelah kanan Bapa untuk kita. Di sorga Dia mewakili kita, bahkan saat kita masih berdosa. Dia di sana sebagai Sang Pengantara yang telah memenuhi setiap tuntutan hukum Taurat melalui hidup-Nya yang tidak berdosa dan mati menggantikan kita. Betapa Tuhan Yesus merupakan penghibur kita!

Kedua, ada penghiburan Roh Kudus. Sebelum Tuhan Yesus mati, Dia berkata kepada para murid, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. . . . Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu (Yohanes 14:16-18, TB).

Di sini kita memiliki janji Tuhan bahwa setelah kenaikan-Nya, Dia akan mengirimkan Roh Kudus untuk melanjutkan pelayanan penghiburan-Nya melalui Roh Kudus yang tinggal dan diam di dalam setiap orang percaya (Roma 8:9; 1 Kor. 3:16; 6:19-20).

Namun demikian, janji-janji penghiburan itu hanya bagi orang-orang Kristen yang sudah lahir baru! Mengapa? Saat seorang pendosa menerima Kristus sebagai Tuhan (Allah Yehuwa) dan Juruselamat pribadi, ia akan dilahirkan kembali (Yohanes 3:3-7). Yohanes 1:12, 13 mengindikasikan bahwa “lahir kembali” juga berarti “menjadi anak-anak Allah” melalui percaya dalam nama Yesus Kristus. Dengan demikian Roh Kudus masuk ke dalam dan berdiam di dalam diri orang percaya (Roma 8:9; 1 Kor. 3:16; 6:19-20). Ini kebenaran yang penting, khususnya jika seseorang ingin memperoleh keselamatan.

Lalu timbul pertanyaan, “Mengapa seseorang perlu dilahirkan kembali?” Rasul Paulus dalam Efesus 2:1 menulis, “Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu“. Dan kepada orang-orang Roma, dalam Roma 3:23, sang Rasul menuliskan, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Jadi, orang perlu dilahirkan kembali supaya dosa-dosa mereka diampuni sehingga hubungan dengan Allah dipulihkan. Ketika hubungan dengan Allah dipulihkan, maka ia secara otomatis akan memperoleh segala sesuatunya; tidak hanya keselamatan, tetapi juga penghiburan, kekuatan dan segala janji-janji yang Alkitab nyatakan.

Jikalau Saudara belum pernah percaya dan menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat pribadi, maukah Saudara menerima gerakan Roh Kudus yang berbicara dalam hati Saudara saat ini? Saudara perlu dilahirkan kembali! Maukah Saudara mengucapkan doa penyesalan atas dosa-dosa Saudara dan menjadi ciptaan baru di dalam Kristus hari ini juga?

Jikalau Saudara bersedia menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan Allah dan Juruselamat pribadi dan sehingga bisa dilahirkan kembali, saya berikan sebuah contoh doanya di bawah ini untuk diucapkan dalam sebuah doa. Ingat, hanya dengan percaya kepada Kristus maka dosa-dosa Saudara dapat diampuni. Doa ini hanyalah sebuah cara untuk mengungkapkan iman Saudara kepada Tuhan Yesus dan untuk berterima kasih kepada-Nya untuk keselamatan yang Dia telah berikan untuk Saudara.
“Bapa Surgawi, saya bersyukur atas anugerah keselamatan yang telah Engkau berikan melalui Tuhan Yesus Kristus, Anak-Mu yang tunggal. Saya juga bersyukur atas pencerahan dan pimpinan Allah Roh Kudus kepada diri saya sehingga saya dapat lebih mengenal Allah Tritunggal dengan lebih baik lagi.

Saya sadar bahwa saya telah berdosa terhadap Engkau dan saya pantas dihukum karena dosa-dosa saya. Namun Yesus Kristus telah menanggung dosa-dosa saya di kayu salib sehingga hukuman yang sepantasnya saya tanggung dapat diampuni. Saya bertobat dari dosa-dosa saya dan percaya kepadaMu Ya Tuhan Yesus Kristus sebagai Allah Anak, Pribadi kedua Allah Tritunggal untuk menerima keselamatan. Terima kasih untuk anugerah dan pengampunanMu yang ajaib, karunia hidup kekal! Dan saya undang Allah Roh Kudus untuk diam dan tinggal di dalam hati saya dari sekarang sampai selama-lamanya. Amin!
2. Pengampunan Atas Dosa-Dosa Masa Lalu

Jika Saudara sudah mengucapkan doa tersebut di atas, maka praktis secara alkitabiah, segala dosa-dosa Saudara — tidak peduli berapa besar dan luar biasa dosa yang Saudara telah lakukan di masa lalu dan di masa depan — telah diampuni.
Marilah, baiklah kita berperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba (Yes 1:18, TB)
Allah tidak ingin membinasakan umat-Nya. Ia menawarkan pengampunan penuh jikalau Saudara mau bertobat dengan kesungguhan hati, membuang kejahatan, berusaha melakukan yang benar, dan menaati firman-Nya (Yes 1:16-19).

Melalui kematian Tuhan Yesus, kini pengampunan Allah tersedia bagi semua orang, yang sekalipun telah berbuat dosa begitu besar, yang mengakui dosa-dosanya di hadapan Allah, bertobat, sehingga menerima penyucian Allah melalui darah Yesus Kristus (Luk 24:46-47; 1 Yoh 1:9). Perhatikan 1 Yoh 1:9 mengatakan 'segala dosa' artinya dosa apapun juga akan diampuni. Tentunya kecuali dosa bernubuat palsu atas nama Allah, tidak akan diampuni, bandingkan Ul. 18:18-22.
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Sebaliknya, orang yang menolak kemurahan Allah dan malah memilih untuk mengikuti jalannya sendiri dalam pemberontakan akan dibinasakan (Yes 1:20).

Jadi, menjawab pertanyaan Saudara I-1 (I-One) yaitu:
Apakah Yesus akan memandang saya sebagai orang berdosa juga padahal saya tidak tahu bahwa yang saya kabarkan ternyata adalah ajaran keliru dan apakah saya temasuk penyebar racun, apa yg harus saya lakukan? (klik Komentar Sampah Saksi Yehuwa)
Ya, meskipun Saudara tidak tahu dan tidak sadar telah membawa orang-orang kepada ajaran sesat, tetapi tetap saja membuat Saudara seorang yang sangat berdosa. Ketidak-tahuan tidak memberikan alasan yang sah untuk membenarkan diri Saudara! Tetapi syukur kepada Allah di mana berdasarkan Kitab Suci menyatakan bahwa jika Saudara sudah melakukan point 1 yaitu Menerima Tuhan Yesus Sebagai Allah & Juru Selamat Pribadi maka segala dosa-dosa Saudara telah diampuni. Buktinya? Rasul Paulus! Ya, inti kasus Saudara mirip dengan Paulus, yaitu sama-sama tulus mengira pelayanan yang dilakukan untuk kemuliaan dan menjalankan kehendak Allah Yehuwa — Paulus adalah penganiaya jemaat Kristen mula-mula (Filipi 3:6) sedangkan Saudara membawa orang lain kepada ajaran yang faktanya sesat — padahal apa yang dilakukan Paulus dan Saudara sangat bertentangan dengan kehendak Allah. Jadi rasul Paulus dan Saudara sama-sama memiliki pemahaman yang keliru, tetapi hanya cara melakukannya yang berbeda. Namun demikian, Kitab Suci mengatakan dosa-dosa Saudara telah diampuni.

3. Mengabaikan Masa Lalu

Seringkali kita menasehati orang yang memiliki masa lalu yang gelap dan kelam dengan mengatakan kepadanya, “Sudahlah, lupakanlah masa lalu itu“. Bahkan kita memberikan nasehat berdasarkan tulisan Paulus yang didasarkan pada pengalamannya sebagai penganiaya jemaat Kristen mula-mula yaitu Filipi 3:13, “. . . aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku“.

Padahal, jika kita cermati secara lebih saksama, penggunaan ayat tersebut dan nasehat untuk melupakan masa lalu bukanlah nasehat yang Alkitabiah. Loh bagaimana bisa, ya? Filipi 3:13 sama sekali tidak mengajarkan untuk melupakan masa lalu. Bahasa Yunani yang digunakan Paulus untuk kata 'melupakan' adalah 'ἐπιλανθάνομαι - epilanthanomai' yang memang dapat diartikan 'to forget' dan juga 'neglecting, no longer caring for' dan arti lainnya. Dan saya memahaminya dalam pemahaman yang kedua yaitu 'neglecting, no longer caring for' atau mengabaikan, tidak lagi peduli'. Mengapa demikian? Jika Paulus benar-benar ingin mengajarkan untuk melupakan masa lalunya, bagaimana dia bisa menuliskan semua kelebihan dan kekurangan yang dia miliki di masa lampau yaitu di Filipi 3:5-6. Jelas, secara konteks Paulus tidak mengajarkan kita untuk melupakan masa lalu, tetapi untuk tidak memedulikan atau mengabaikannya karena sudah menjadi bagian dari masa lalu. Dengan demikian, masa lalu itu tidak menjadi batu sandungan bagi kita dalam pengenalan akan Kristus Yesus secara utuh yang lebih mulia dari segala sesuatunya. Hal ini dikatakan oleh Paulus bahwa masa lalunya yang dulunya dianggap keuntungan, sekarang dianggap rugi karena Kristus (Flp. 3:7-11).

Sebagai orang Kristen, kita harus mengamini bahwa — termasuk masa lalu yang gelap dan kelam — Allah 'turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah' (Rom 8:28). Kita harus ingat bahwa semua hari yang akan kita jalani telah ditentukan Allah sebelum kita ada di dalam dunia (Mzm 139:13-16). Kalau Allah telah menentukan semua itu, maka hal-hal itu pasti yang terbaik, sekalipun kita tidak mengetahui maksud kebaikannya. Jadi, masa lalu bukan untuk dilupakan, tetapi disyukuri. Kita harus jujur kepada diri sendiri bahwa tidaklah mungkin kita dapat melupakan masa lalu kita. Ketika kita berkata, “Oh saya sudah melupakan masalah itu“. Faktanya, ketika kita mengatakan “sudah melupakan masalah itu“ sebenarnya pada saat yang sama kita masih mengingatnya, bukan? Masa lalu adalah bagian dari kita sehingga tidak mungkin dilupakan.

Adalah benar ketika kita menjalankan point 1 di atas berarti kita telah bebas dari dosa. Namun demikian, bukanlah berarti kita bebas dari perasaan berdosa atau bersalah. Sekalipun dosa kita sudah diampuni, kita masih mengingatnya. Dalam Wahyu 12:10 menulis bahwa kita juga memiliki musuh rohani yang disebut “pendakwa saudara-saudara kita”, yang tiada henti-hentinya mengingatkan akan kegagalan-kegagalan, kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa kita. Oleh sebab itu, ketika mengalami perasaan bersalah, kita harus melakukan berikut ini:
  1. Akui semua dosa yang diketahui yang sebelumnya belum diakui. Dalam kasus-kasus tertentu, perasaan bersalah adalah wajar karena itu pengakuan diperlukan. Banyak kali kita merasa bersalah karena kita memang sebenarnya kita melakukan kesalahan tanpa kita sadari! Ataupun kita sengaja melakukan kesalahan karena sikap ingin memang sendiri sehingga keegoisan muncul dan melahirkan dosa. Kita dapat belajar dari doa Daud yang berdosa dan menyelesaikannya di Mazmur 32:3-5.
  2. Untuk dosa-dosa yang tidak kita sadari perbuat, minta Tuhan mengungkapkan dosa apa saja yang masih perlu diakui. Bersikaplah berani untuk terbuka dan jujur di hadapan Allah. “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong” (Mazmur 139:23-24a). 
  3. Percayalah pada janji Allah Yehuwa bahwa Dia akan mengampuni dosa dan menyingkirkan kesalahan berdasarkan pada pengorbanan Kristus yaitu darah-Nya sendiri (1 Yohanes 1:9; Mazmur 85:2; 86:5; Roma 8:1).

Renungkanlah Mazmur 32. Tulisan Daud ini merupakan kajian yang amat bermanfaat bagi kita. Walaupun Daud telah berdosa luar biasa yaitu perzinahannya, dia mendapatkan kebebasan dari dosa dan perasaan bersalah.

Mazmur 51 adalah bagian Alkitab lain yang baik untuk diteliti. Pasal ini berbicara tentang doa Daud ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba. Daud mengakui dosa-dosanya dan memohon pengampunan kepada Allah dari hati yang penuh kesalahan dan kesedihan. Pemulihan dan sukacita adalah hasilnya.

Setelah kita menyelesaikan dosa-dosa kita di hadapan Allah, Filipi 3:13 mengajarkan kita bahwa berdasarkan pengalaman masa lalu yang kelam itu, hendaklah kita kemudian mengarahkan diri kepada apa yang di hadapan kita dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. Jadi kita harus bangkit dari keterpurukkan kita dan memulai menjadi berkat bagi orang lain!

4. Menjalankan Perintah Tuhan Yesus

Tentunya penyesatan yang telah dilakukan oleh I-1 (I-One) dengan cara menjerumuskan orang-orang kepada ajaran yang salah dan sesat tidak dapat dikembalikan kepada kondisi semula. Nasi sudah menjadi bubur. Namun demikian, kita bisa belajar dari rasul Paulus yang juga pernah berbuat dosa dengan menganiaya jemaat Kristen mula-mula. Ya, Filipi 3:13-14 dapat menjadi sebuah penghiburan dan kekuatan bagi kita.

Paulus adalah seorang yang luar biasa pandai dan pintar. Ia memahami teologi Perjanjian Lama dengan sangat baik, seorang Yahudi dari suku Benyamin bahkan ia adalah seorang Farisi yang tanpa cacat (Flp 3:4-6). Sesuai dengan teologi Perjanjian Lama, Paulus dulunya berpikir bahwa untuk memperoleh keselamatan seseorang harus melakukan hukum Taurat. Tetapi ketika menjadi seorang percaya, pemahamannya itu berubah total. Ia dengan konsisten mengajarkan bahwa manusia dibenarkan karena iman kepada Yesus Kristus sehingga ia dikenal sebagai rasul iman (Roma 3:28, 5:1 dan Galatia 3:24). Ya, pengetahuan masa lalu Paulus digunakan sebagai dasar untuk menolak ajaran sebagian Saudara Kristen yang mengajarkan keselamatan dapat diperoleh dengan melakukan hukum Taurat yaitu sunat, bandingkan Kisah 15.

Jelas Paulus tidak hanya berkutat dengan masa lalu yang tidak baik, melainkan masa lalunya itu dijadikan dasar baginya untuk mengarahkan dirinya kepada apa yang di hadapannya dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Pengalaman dan tulisan rasul Paulus dapat diterapkan ke dalam diri Saudara I-1 (I-One). Tidak ada yang kebetulan di dalam dunia ini. Semuanya telah diatur dan dikendalikan oleh Allah Yehuwa. Tugas kita adalah meresponi pengaturan yang telah ditetapkan oleh Yehuwa untuk kemuliaan nama-Nya. Saudara adalah seorang mantan Saksi Yehuwa. Dengan demikian, Saudara mengetahui kondisi yang ada di dalam organisasi dan teologi Menara Pengawal lebih baik dari siapapun juga. Gunakan pengetahuan itu untuk menginjil balik kepada Saksi-Saksi Yehuwa yang masih terperangkap di dalam mind control Menara Pengawal. Plus ingatkan orang-orang Kristen lainnya akan bahaya ajaran Menara Pengawal. Bagaimana caranya?

Sangat mudah. Untuk awalnya, pertama, Saudara dapat mengunjungi Saksi-Saksi Yehuwa yang pernah Saudara pengaruhi untuk mengikuti ajaran yang salah. Berikan alamat blog ini atau diskusikan bersama-sama (ini juga jika Saudara belum dipecat, jika telah dipecat, tentunya mereka tidak akan mau berbicara dengan Saudara). Jangan lupa berdoa agar Roh Kudus bekerja dan menggerakkan hati mereka untuk memeriksa blog ini. Hasilnya — entah mereka bersedia membaca atau tidak — kita serahkan kepada Roh Kudus. Yang utama Saudara telah membayar utang moral kepada mereka.

Kedua, sebagai murid Kristus, kita memiliki kewajiban untuk menginjil kepada orang-orang yang tidak percaya sesuai dengan perintah Kristus dan membongkar dan menelanjangi perbuatan-perbuatan fasik (Mat. 28:19-20, Efesus 5:11). Di zaman ini, sangat mudah kita lakukan. Saya pribadi mengundang Saudara I-1 (I-One) untuk menjadi salah satu dari kontributor di blog ini. Untuk awalnya, Saudara dapat menceritakan kisah Saudara sebagai seorang Saksi Yehuwa; awal mulanya menjadi Saksi sampai kepada pertobatan. Selanjutnya, Saudara dapat memberikan artikel-artikelnya kepada saya untuk dipublikasikan, tentunya artikel itu akan memuat nama Saudara sebagai penulis. Jadi anggaplah blog ini milik Saudara juga.

Silahkan gumuli dan doakan masalah ini dan minta pimpinan Roh Kudus akan hal ini. Jika Saudara telah siap, silahkan email artikel-artikel Saudara dalam bentuk word. Janganlah berpikir bahwa cukuplah tulisan-tulisan yang saya buat ataupun kesaksian-kesaksian mantan Saksi Yehuwa yang ada di blog ini. Setiap tulisan memiliki berkatnya sendiri. Misalnya, Sdri Ina dan Yuli dicerahkan oleh artikel Natal dan Saksi Yehuwa dan Saudara mendapatkan berkatnya dari artikel saya lainnya, bukan? Jadi tolong jangan abaikan hal ini. Kontribusi Saudara — khususnya sebagai seorang mantan Saksi Yehuwa — sangat bernilai bagi siapapun juga dibandingkan dengan saya.

Dengan menjadi salah seorang kontributor di blog ini, Saudara dapat menginjili Saksi-Saksi Yehuwa yang berkunjung di blog ini dan pada saat yang sama tulisan-tulisan Saudara juga dapat menjadi berkat bagi orang Kristen lainnya sehingga mereka tidak terperdaya oleh ajaran Menara Pengawal. Ya, jadikanlah teladan Paulus di Filipi 3:13 bagi Saudara pribadi. Jadikan pengalaman masa lalu Saudara sebagai dasar untuk mengarahkan diri kepada apa yang di hadapan Saudara dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Ketiga, pergilah ke sebuah gereja yang mengajarkan Firman Tuhan dengan baik dan benar. Hal ini perlu agar Saudara mendapatkan penghiburan dan kekuatan dari Firman Tuhan dan Saudara-saudara seiman di gereja itu akan membantu dalam memulihkan kondisi psikologis dan rohani yang  Saudara alami secepatnya. Mintalah pimpinan Roh Kudus dalam hal memilih gereja yang baik. Jujur saya katakan, tidak semua bangunan yang memasang papan reklame gereja adalah gereja yang baik.

Mudah-mudahan artikel ini membantu dan mencerahkan Saudara. Jika ada pertanyaan lainnya, dengan senang hati saya akan jawab. 

Artikel Terkait:
1. Bagaimana Hidup Kekal Di Bumi Firdaus?

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. (Roma 10:9-10, TB).

3 comments :

  1. Selamat sore Pak Awi

    Terima kasih banyak untuk artikel ini, saya ingin meresapinya dulu, karena makin sering dibaca makin menarik bagi saya, sekali lagi terima kasih banyak, sekian dulu komenrar dari saya

    Salam hangat saya

    ReplyDelete
  2. Dear saudara I-1 (Iwan),

    Puji syukur kepada Allah, tidak bisa dipungkiri bahwa hati saya bersorak kegirangan bersama para malaikat disorga karena Roh Kudus telah menyadarkan dan menerangi saudara I-1, sehingga saudara I-1 dapat melihat segala sesuatunya dengan jelas (bahwa apa yang selama ini saudara ikuti adalah salah) di dalam terang Kristus >>

    (Lukas 15:7 & 10) "Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan... Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat." - Tuhan Yesus

    Seperti yang pak Awi katakan, bahwa kisah hidup saudara I-1 mirip dengan kisah hidup Paulus >>

    (1 Timotius 1:13-17) "Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku-- aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: 'Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,' dan di antara mereka akulah yang paling berdosa. Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal. Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin." - Rasul Paulus

    Seperti halnya Tuhan memakai Saulus, yang berubah menjadi 'Paulus', demikianlah Tuhan akan memakai saudara Iwan di dalam 'iman' yang benar; yaitu di dalam Kristus Yesus Tuhan. Lanjutkan! Tuhan menyertaimu!



    ReplyDelete
  3. Dosa I-1 tergolong dosa yg berat, krn bergabung dg nabi/guru palsu, namun dosa seberat apapun lunas dg syarat pertobatan mutlak.

    Sdr I-1 bisa membaca juga kisah Ayub yg mulanya reaktif dg mengutuki Allah dg sumpah serapah (dosa kelas berat), kmd bertobat dgn mengucapkan pernyataan tobat dihadapan saksi ( sahabat2nya), menarik kembali ucapanya yg terdahulu dan menggantinya dg memuji Allah. Dan tercatat Allah benar2 menerima pertobatan Ayub.

    Bisa juga membaca orang niniwe yg menerima solusi tobat yg ditawarkan dgn perantara nabi Yunus. Pertobatan orang2 niniwe tercatat diterima Allah.

    Dalam kitab Imamat, segala jenis dosa, baik yg ringan maupun berat bisa ditebus dgn mengaku dosa kpd imam dr keturunan Harun di kemah pertemuan dan membayar denda (untuk korban bakaran) sesuai yg tercantum dlm kitab Imamat. Dosanya dijamin diampuni berdasar hukum Taurat Musa.

    Raja Daud mengaku dosa kpd nabi (Nathan), Paulus mengaku dosa kpd seluruh dunia internasional pembaca kitab suci.

    Baca juga Zakheus pemungut cukai, penjahat yg disalibkan disebelah kanan Yesus, maria magdalena, yg mengaku dosa langsung kpd Yesus dan merubah total cara hidupnya mjd orang saleh, diampuni.

    Bila sebelum masuk ssy adl muslim, maka ada jalan keluar sholat tahajud, bila sebelumnya katolik bisa mengaku dosa kpd pastor, bila sebelumnya protestan, bisa seperti yg sdh dibahas diatas, bila dulunya budha pun pasti ada solusi. Jadi jangan berkecil hati terus jadi independen spt sdr truthseeker.

    Benang merahnya adl pertobatan ditambah mengubah cara hidup lama yg sdh ditinggalkan. Jangan pernah terpengaruh kata2 hafalan ssy "kembali ke muntahannya/ kubangannya".

    Tepat sekali jika walaupun anda mengaku tidak sadar telah diperalat ssy, maka anda tetap berbuat dosa. Tepat juga bila kesalahan anda menjerumuskan orang lain akan diperhitungkan.

    Mengaku disini saja sudah merupakan langkah kecil yg selayaknya ditindaklanjuti dg langkah yg lebih tegas

    Selamat untuk anda yg terlepas dari pengaruh ajaran sesat

    Salam
    AS

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.