Iman Saksi Bergantung Menara Pengawal

Beberapa waktu yang lalu,  seorang Saksi Yehuwa bernama Maxi-Sam memberi komentar-komentarnya tgl 26/2/2012 di dalam artikel  Bab 1: Apakah Saksi-Saksi Yehuwa adalah Umat Kristiani? dan terakhir di Bisnis Menara Pengawal: Menjual Buku: Bahasan 2. Saya persilahkan pembaca blog ini melihat link-link tersebut untuk memahami artikel ini dengan baik.

Kali ini saya ingin membahas tulisan-tulisan beliau untuk mengetahui pola pikir seorang anggota kultus secara umum, dan Saksi-Saksi Yehuwa secara khusus. Dengan demikian, kita akan memahami lebih mendalam apa yang ada di benak dan pikiran anggota kultus. Tentunya Sdr. bertanya; apa? Apakah saya bisa membaca pikiran seseorang? Dalam batas-batas tertentu, khususnya hal-hal yang menyangkut anggota kultus, jawabannya adalah ya. Bagaimana mungkin? Semuanya dalam perspektif psikologi kultus.

Ketika Sdr. banyak membaca artikel-artikel kultus atau pun membaca blog ini dengan tuntas, Sdr. akan memahami apa yang ada di pikiran seorang anggota kultus secara umum, dan secara khususnya; Saksi-Saksi Yehuwa. Dan akan saya ulang kembali pernyataan yang pernah saya tulis di blog ini yaitu meskipun setiap antar grup-grup kultus memiliki keyakinan yang berbeda-beda, tetapi sesungguhnya keyakinan itu hanyalah suatu jubah luar, sedangkan kerangka dalamnya adalah sama, yaitu psikologi kultus. Jadi ketika kita angkat jubah luarnya, pola-pola kultus yang berupa rangka dapat ditemukan di dalam dari grup-grup kultus itu. Dan rangka dalam itu di seluruh grup-grup kultus adalah sama! Inilah yang dipelajari dan ditulis oleh para psikolog-psikolog yang secara khusus mempelajari dunia kultus seperti Robert J. Lifton, Margaret Singer Ph.D, Steve Hassan dan lain-lainnya.  Jadi baik Mormon, Menara Pengawal, Unification Church (Moonies), Osama Bin Laden, Jim Jones, dan lain-lain grup kultus, jika kita angkat perbedaan doktrin yang dimiliki dan fokus kepada kriteria atau kondisi yang sengaja diciptakan oleh grup kultus itu kepada lingkungan keanggotaannya, maka kondisi atau kriteria itu samaSaya persilahkan pembaca blog ini mencari di google nama-nama tersebut dan pelajari lebih mendalam lagi. Jika ingin bersabar, blog ini akan mengungkapkannya dengan jelas dan gamblang. Fokusnya ya ke Menara Pengawal.

Nah, ketika saya katakan kepada Sdr. Maxi bahwa jatuh bangun imannya tergantung kepada Menara Pengawal dan Sdr. Maxi dengan sinisnya mempertanyakan apakah saya dapat membaca pikirannya, kutipannya sebagai berikut:
Tapi percayalah, saya [Bpk Awi] tahu mengapa Bpk tidak bersedia menjawabnya. Jatuh bangun iman Bpk tergantung kepada Menara Pengawa." Benarkah demikian? Apkh Bpk Awi bisa membaca pikiran sy sehingga menyimpulkan demikian?
Maka saya dapat menjawab; YA. Mengapa? Pemahaman saya secara umum berdasarkan artikel-artikel yang saya baca tentang kultus dari hasil penelitian para professor atau ahli kultus yang saya sebutkan di atas. Lifton di dalam bukunya 'Thought Reform and the Psychology of Totalism: A Study of 'Brainwashing' in China' memberikan 8 kriteria atau kondisi di mana sebuah grup kultus mampu menciptakan sebuah lingkungan kultusnya yang mempengaruhi para anggotanya, Margaret Singer Ph.D menjelaskan 6 kriteria sedangkan Steve Hassan menjabarkan 4 kriteria kondisi yang membentuk sebuah grup-grup kultus. Meskipun masing-masing memiliki kriterianya sendiri-sendiri tetapi bukanlah berarti pemahaman atau pendapat mereka berbeda-beda. Tidak. Pemahaman mereka sama tetapi cara mereka menyampaikannya berbeda sesuai dengan hasil penelitian mereka. Jadi hasil penelitian mereka saling menunjang dan klop satu dengan yang lainnya dan memberikan kesimpulan yang sama tentang ciri-ciri organisasi kultus. Dan satu hal, buku-buku mereka tidak mengfokuskan bahasan secara khusus yang mengarahkan Menara Pengawal sebagai sebuah organisasi kultus. Mereka membahas ciri-ciri kultus secara umum. 

Kriteria-kriteria atau kondisi-kondisi itu seperti sebuah rumus. Ketika saya cocokkan dengan kondisi yang diciptakan oleh Menara Pengawal kepada para Saksi Yehuwa; kondisi-kondisi itu cocok dengan rumus-rumus yang diformulasikan oleh para ahli tersebut. Saya sama sekali tidak membuat rumusan, tetapi para ahli. Jadi seperti rumusan matematika yang diciptakan oleh ahli matematika. Dan orang lain memiliki angka-angka. Tugas saya adalah memasukkan angka-angka itu ke dalam rumusan. Dan hasilnya? Saya bisa memberikan hasilnya.

Sesungguhnya rumusan-rumusan atau kriteria yang dibuat oleh para ahli itu — 8 kriteria yang dibuat Lifton, 6 Singer dan 4 Hassan — adalah seumpama 4 karakter kepribadian yang dimiliki oleh seseorang seperti yang dideskripsikan di dalam buku Personality Plus karangan Florence Littauer yang mengklasifikasikan 4 karakter kepribadian yaitu koleris, sanguin, melankolis dan plegmatis. Nah, inilah yang dibuat oleh para ahli kultus itu. Hasilnya bagi saya? Saya seolah-olah bisa menebak kepribadian dan pola pikir Saksi-Saksi Yehuwa. Sederhana, bukan? Ssssttt, ini rahasia loh.

Demikian juga dengan kondisi lingkungan Menara Pengawal. Saya hanya mencocokkan rumus dengan kondisi lingkungan yang Menara Pengawal ciptakan. Hasilnya? Menara Pengawal adalah sebuah organisasi kultus. Pembahasan singkatnya dapat Sdr. lihat di Artikel Kultus Menara Pengawal untuk melihat sedikit kriteria dan kondisi tersebut. Malahan dalam artikel bahasan itu, saya membahas dari publikasi Menara Pengawal sendiri yang tanpa sengaja membongkar dirinya sebagai sebuah organisasi kultus. Klik Saksi Yehuwa Kultus atau Rohaniwan Allah

Ketika saya dapat memprediksi hasil dan pola pikir Sdr. Maxi, apakah berarti saya dapat membaca pikiran? Tidak, sama sekali tidak. Yang saya memiliki hanya rumus dan angka. Dari sanalah saya dapat hasil. Jadi tidak seperti yang Sdr. Maxi maksud. Tentunya dia tidak tahu kondisi ini. Bahkan dia tidak sadar dan menolak dirinya dianggap sebagai anggota kultus. Ia mengira ia sedang melayani Allah Yehuwa dan menjadi bagian dari sebuah organisasi yang dikendalikan oleh Allah Yehuwa melalui Yesus Kristus. Tragis.

Semua tulisan dan pernyataan blog ini dapat saya buktikan secara teologi maupun psikologi. Sebagai contohnya pernyataan saya 'Jatuh bangunnya iman Saksi Yehuwa tergantung kepada Menara Pengawal' dapat saya buktikan secara psikologis berdasarkan kondisi-kondisi yang diciptakan oleh Menara Pengawal melalui publikasi-publikasinya.

Mengapa sebuah organisasi yang memenuhi kriteria-kriteria kultus disebut sebagai grup kultus? Secara teologis, saya dapat menjabarkan bahwa grup itu disebut sebagai kultus karena anggotanya memuja (kultus berasal dari bahasa Inggris, cult yang artinya pemujaan) seseorang atau organisasi daripada kepada Allah yang sejati. Ada sebuah peralihan pemujaan dari Allah yang sejati kepada individu atau organisasi meskipun individu atau organisasi itu mengklaim mendasarkan ajarannya berdasarkan Alkitab.

Dalam aspek psikologis, kultus yang destruktif adalah seorang individu ataupun organisasi yang pengikut-pengikutnya telah tertipu dan tidak secara etis direkrut dan dipertahankan. Grup kultus menggunakan teknik manipulatif yang disebut mind control yang dikerjakan tanpa sepengetahuan calon anggotanya dan dirancang untuk mengubah kepribadian dan perilaku anggotanya. Kelompok-kelompok kultus ini hanya peduli tentang kemajuan misi atau bisnis kelompoknya, dan bukan kepada kesejahteraan para individual anggotanya. Kepemimpinan tertarik dalam kontrol, kekuasaan dan membesarkan diri. Lihat Memahami Lebih Dekat Tentang Kultus

Bagaimana saya dapat membuktikan jatuh bangun iman seorang Saksi Yehuwa tergantung kepada Menara Pengawal? Demikian penjelasannya.

Meskipun Menara Pengawal merupakan sebuah organisasi, tetapi organisasi Menara Pengawal mempersonifikasikan dirinya sendiri sebagai seorang ibu dari seluruh Saksi-Saksi Yehuwa dan istri tercinta dari Allah Yehuwa sendiri. Tentunya agar saya tidak dianggap sedang memfitnah, berikut lampirannya:


Dengan hati bersyukur kita mengakui kemurahan Tuhan dan penuh syukur dan rela menunjukkan rasa hormat kita kepada organisasi Yehuwa, karena dia adalah ibu kita dan istri tercinta dari Bapa surgawi kita, Allah Yehuwa.

With thankfull hearts we acknowledge God's mercy and gratefully dan willingly show our respect for Jehovah's organization, for she is our mother and the beloved wife of our heavenly Father, Jehovah God." (Menara Pengawal, 1 May, 1957, hlm. 285)
Dengan demikian, setiap Saksi Yehuwa memandang organisasi Menara Pengawal sebagai seorang ibu dan istri tercinta dari Allah Yehuwa (maaf, dari segi teologi hal ini sangat nonsense dan tidak ada sama sekali, tetapi saya tidak sedang membicarakan aspek teologi jadi tidak akan memperpanjangnya). Apakah artinya seorang ibu bagi Anda? Apakah artinya istri tercinta dari Allah Yehuwa? Sangat dalam artinya.

Apakah arti seorang ibu bagi Sdr? Pemahaman Sdr. ketika balita dan masa dewasa tentunya memiliki pemahaman yang berbeda akan sosok seorang. Ketika Sdr. masih balita, kehidupan Sdr. 100% tergantung — baik secara emosional dan fisikal — kepada seorang ibu. Ibu Sdr. yang memberi makanan rohani dan jasmani. Tentunya tidak demikian ketika Sdr. sudah dewasa. Saudara dapat hidup secara mandiri — baik dalam tindakan dan pikiran  dan sama sekali tidak bergantung kepada ibu.

Sayangnya, meskipun seorang Saksi Yehuwa adalah seorang dewasa secara fisik — mungkin sudah berumur 60 atau 70 tahun — tetapi secara rohani, kehidupan mereka 100% masih balita, bergantung kepada Menara Pengawal sebagai seorang ibu. Apakah maksud saya?

Pertama, meskipun Saksi-Saksi Yehuwa berkeliling dari rumah ke rumah berdinas untuk merekrut anggota dan mempelajari Alkitab, tetapi mereka tidak boleh mentafsirkan Alkitab atas upaya sendiri.  Penafsiran Saksi Yehuwa 100% bergantung kepada 'sang ibu' ini. Jadi mereka hanya menerima mentah-mentah apapun juga yang ditafsirkan Menara Pengawal.

Kita memiliki kesempatan untuk memperlihatkan kasih terhadap saudara-saudara kita yang mengambil pimpinan dalam sidang atau dalam hubungan dengan organisasi Yehuwa yang kelihatan di seluas dunia. Ini termasuk berlaku loyal terhadap ”hamba yang setia dan bijaksana”. (Matius 24:45-47) Marilah kita menghadapi fakta bahwa tidak soal betapa banyak kita telah membaca Alkitab, kita tidak pernah akan dapat belajar kebenaran dengan upaya kita sendiri. Kita tidak akan mengetahui kebenaran tentang Yehuwa, maksud-tujuan dan sifat-sifat-Nya, arti dan pentingnya nama-Nya, Kerajaan, tebusan Yesus, perbedaan antara organisasi Allah dan organisasi Setan, ataupun alasan Allah mengizinkan kejahatan. (Menara Pengawal, 1 Des. 1990, hlm. 19)
Kedua, kita perhatikan pula kutipan di atas yang meminta setiap Saksi-Saksi Yehuwa untuk bersikap loyal atau setia kepada "hamba yang setia dan bijaksana". Oleh sebab itu, jika Sdr. perhatikan diskusi-diskusi saya dengan Martha Rumimper di Kebohongan Lembaga Alkitab Dan Risalah Menara Pengawal: Bagian 1 dan Maxi-Sam bernuansa pembelaan kepada 'sang ibu'. Misalnya, setelah saya bongkar kebohongan Menara Pengawal dalam tulisan-tulisannya, Sdri. Martha langsung mengundurkan diri dari forum diskusi tersebut. Tetapi kemudian, ia menyadari bahwa ia harus membela ibunya sehingga ia kembali mengajak diskusi. Bagaimana dengan Sdr. Maxi?

Sama saja yaitu dalam posisi membela tetapi dalam sudut bahasan yang berbeda, yaitu segi legalitas apakah saya memiliki hak atau tidak dalam mengutip publikasi-publikasi Menara Pengawal. 

Ketiga, ketika kita masih balita secara lahiriah, kita menggantungkan hidup atau mati di dalam tangan seorang ibu. Jika ibu kita memberi makanan, kita sebagai balita mempercayai 100% bahwa makanan yang diberikan pasti baik buat kita. Demikian juga ketika sang ibu memberi racun di dalam makanan kita, tidak sedikit pun terlintas bahwa yang akan kita makan itu berbahaya dan akan mematikan kita. Mengapa? Karena kita percaya kepada ibu kita. Demikian juga dengan setiap Saksi-Saksi Yehuwa menggantungkan keselamatan hidup kekekalannya kepada 'sang ibu' yang diwakili oleh "hamba yang setia dan bijaksana" (klik Keselamatan Dan Kesetiaan Saksi Yehuwa) Dan juga perhatikan bagaimana Menara Pengawal meminta setiap Saksi Yehuwa membuktikan dirinya sebagai rekan yang loyal atau setia kepada golongan 'hamba'. Perhatikan kutipan berikut:
Bagaimana saudara menanggapi penggenapan dari perumpamaan tentang ”gandum” dan ”lalang”? Fakta bahwa ”waktu menuai” dari ”anak-anak kerajaan” sudah jauh sekali membuktikan bahwa ”kesudahan [synte′leia] dari susunan perkara” telah mendekati akhirnya (telos). Sikap saudara terhadap ’saudara-saudara’ Kristus yang terurap yang seperti gandum dan perlakuan yang saudara berikan kepada mereka akan menjadi faktor yang menentukan apakah saudara akan masuk ke dalam ”hukuman yang kekal” atau menerima ”hidup yang kekal”. (Matius 25:34-46, BIS) Buktikanlah diri saudara sebagai rekan yang loyal dari golongan ”gandum” yang terurap, ”hamba yang setia dan bijaksana”, yang dilantik oleh Kristus untuk menyediakan ”makanan” rohani ”pada waktunya”. (Matius 24:45) Tetaplah giat dalam pekerjaan pengumpulan, karena ingatlah ”Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya [telos]”, dan ”orang yang bertahan sampai pada kesudahannya [telos] akan selamat.”—Matius 24:13, 14.” (w82_no. 47, hlm. 30)
Apakah akibatnya jika hidup kekekalan Sdr. bergantung kepada sesuatu dalam hal ini 'sang ibu' bagi Saksi-Saksi Yehuwa? Tidakkah Sdr. akan membela mati-matian sang ibu? Jika perlu bunuh diri pun Sdr. bersedia untuk membuktikan kesetiaannya. Dan memang, sejarah membuktikan; jika perlu, setiap Saksi-Saksi Yehuwa bersedia melakukannya.

Ketika Sdr. masih balita, Sdr. tidak memiliki konsep benar atau salah. Meski pun ibu Saudara faktanya seorang penjahat pun, Sdr. tidak akan membencinya, kasih itu selalu diberikan kepada sang ibu terlepas dari ibu Sdr. salah atau benar. Bahkan Sdr. memujanya. Hal ini terjadi kepada setiap Saksi-Saksi Yehuwa. Meskipun saya telah buktikan puluhan kali dalam blog ini kejahatan 'sang ibu' tetap saja Saksi-Saksi Yehuwa mengasihi 'sang ibu'? Mengapa? Karena mereka menggantungkan keselamatan kekalnya kepada 'sang ibu'. Mereka adalah seperti bayi tidak tahu ke mana lagi tempat mereka bernaung dan hidup kecuali kepada 'sang ibu'. Segala sesuatunya telah diserahkan kepada 'sang ibu'. Dan Menara Pengawal mengetahui hal ini, sehingga Menara Pengawal dalam publikasinya mengatakan bahwa:
Namun, jika kita menjauhkan diri dari organisasi Yehuwa, tidak akan ada tempat lain lagi yang menyediakan keselamatan dan sukacita sejati. (Bandingkan Yohanes 6:66-69.) — Menara Pengawal, 15/9/1993 hlm. 22 

Ya, inilah fakta perasaan dan pola pikir yang ada setiap Saksi-Saksi Yehuwa. Kemana lagi mereka dapat pergi untuk memperoleh keselamatan? 

Bagaimana dengan Menara Pengawal dipersonifikasi sebagai 'istri tercinta' Allah Yehuwa? Dulu ketika masa presiden Suharto, orang no 1 dan paling berkuasa di Indonesia, siapakah yang berani menghina istrinya? Demikian juga dengan Menara Pengawal yang dipersonifikasikan sebagai 'istri tercinta' Allah Yehuwa, Allah Pencipta alam semesta dan mahakuasa, siapakah yang berani? Semua Saksi-Saksi Yehuwa harus tunduk, bukan? Apalagi keselamatan kekal mereka bergantung kepadanya. Lengkaplah sudah nasib setiap Saksi-Saksi Yehuwa, 101% tunduk dan takut kepada Menara Pengawal.

Nah, dalam konteks pemahaman yang demikianlah saya katakan "Jatuh bangunnya iman setiap Saksi Yehuwa bergantung kepada Menara Pengawal". 

Jika setiap Saksi Yehuwa menyadari bahwa ternyata sang ibu adalah ibu tiri yang memanfaatkan mereka demi kepentingannya (baca Bisnis Menara Pengawal), sang ibu adalah penjahat yang banyak melakukan penipuan dan bernubuat palsu. Dan ini disadari oleh setiap Saksi Yehuwa, maka ia otomatis akan meninggalkan sang ibu itu. Jadi jatuh bangun iman setiap Saksi Yehuwa bergantung kepada Menara Pengawal karena dari sanalah doktrin-doktrin disebarkan dan menjadi makanan rohani setiap Saksi Yehuwa. Sang ibu jatuh, jatuh lah iman setiap Saksi Yehuwa. Seluruh manipulasi psikologi yang selama ini mengikat setiap Saksi Yehuwa secara otomatis runtuh pula. Ia tersadar bahwa ia telah tertipu dan telah dieksploitasi sedemikian rupa untuk mencapai obyektif Menara Pengawal. Ini dapat kita lihat di Kesaksian Mantan Saksi Yehuwa

Oleh sebab itu, blog ini memfokuskan pada kredibilitas 'sang ibu' atau Menara Pengawal dibandingkan dengan blog-blog lain yang memperdebatkan doktrin. Memperdebatkan doktrin sungguh sia-sia dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Hal ini saya telah katakan seperti yang dikutip oleh Sdr. Maxi dalam komentarnya bahwa menurut saya memperdebatkan doktrin 
seperti api neraka, orang Kristen hidup kekal di bumi firdaus atau di surga, apakah Yesus disalib atau mati ditiang siksa, dan lain-lain ajaran. Bagi saya, di luar diskusi tentang keilahian Yesus Kristus merupakan hal yang sia-sia berdiskusi dengan Saksi Yehuwa.
Dan ini menjadi pertanyaan Sdr. Maxi, mengapa sia-sia ya? Sederhana, jika seorang Saksi Yehuwa tidak dapat melihat kredibilitas sang ibu sebagai nabi palsu, penipu dan pemimpin kultus. Maka ia sungguh buta, lalu buat apa diskusi yang lain? Diskusi apa pun menjadi sia-sia. Semuanya menjadi debat kusir yang membuang-buang waktu karena fakta kredibilitas sang ibu saja tidak dapat dilihatnya! Bagi saya Sdr. Maxi adalah seorang anak balita yang belum dapat membedakan baik dan buruk sang ibu. Pokoknya sang ibu harus dibela mati-matian. Kasusnya sama dengan Sdri. Martha Rumimper.  

Kecuali seorang Saksi Yehuwa dengan tulus hati dan 'sedikit dapat' melihat kredibiltas 'sang ibu', saya bersedia mendiskusikan hal-hal yang doktrinal untuk membuktikan bahwa doktrin yang diyakininya itu ternyata palsu. Hal ini telah saya buktikan dengan Sdr. Dylan yang dapat Sdr. lihat pertanyaannya di Kebohongan Lembaga Alkitab Dan Risalah Menara Pengawal: Bagian 1

Dalam komentar Sdr. Dylan, saya tidak merasakan adanya pembelaan kepada sang ibu. Oleh sebab itu, saya pribadi bersedia berdiskusi dengan setiap Saksi Yehuwa dengan satu kondisi yaitu ia tulus dan ingin menguji kebenaran sejati yang selama ini diyakininya 'apakah benar-benar kebenaran sejati' seperti yang rasul Paulus katakan di 1 Tes. 5:21 yaitu ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Selain daripada itu, maaf saya tidak bersedia karena saya sibuk, tidak ada waktu melayani. Anggap saja saya kalah.

Di manakah Sdr. Maxi mencoba membela sang ibu? Ketika ia mempertanyakan legalitas saya mengutip publikasi Menara Pengawal berizin atau tidak dan kembali saya menantangnya untuk  menjawab 'apakah Menara Pengawal juga meminta izin dalam mengutip sumber-sumbernya?' Jika beliau berani menjawabnya, pasti saya layani. Awalnya, Sdr. Maxi mencoba mengabaikan pertanyaan saya,  beliau 'meleter' ke mana-mana, sampai pada akhirnya beliau mengatakan:
Rasanya pertanyaan Bpk Awi SALAH ALAMAT deh. Kalau sy baca "diskusi" Bpk dg Sdri Martha Rumimper, Bpk mengatakan selalu membedakan antara Organisasi LMP dg SSY secara pribadi yg beberapa di antaranya adlah sahabat2 Bpk. Nah saya secara pribadi memang adalah salah seorang SSY tapi saya TIDAK BISA dan MEMANG TIDAK BISA mewakili Organisasi LMP sbg suatu badan hukum dg bertindak seolah-olah sbg juru bicara mrk.

Nah, beliau menolak menjawabnya, dengan demikian mengapa saya harus menjawab pertanyaan-pertanyaan beliau?  Bagi saya; jawaban itu adalah jawaban yang mengada-ada. Mengapa? Jika Sdr. Maxi memang bukanlah seorang Saksi Yehuwa yang mewakili organisasi Menara Pengawal, lalu apakah hak Sdr. Maxi mempertanyakan legalitas saya dalam mengutip publikasi Menara Pengawal? Hanya seseorang yang mewakili Menara Pengawal sebagai sebuah lembaga berhak menanyakan saya hal ini dan tentunya ia harus pula mampu menjawab pertanyaan saya itu. Jadi jelas, beliau tidak ada hak mempertanyakannya dan saya memiliki hak untuk tidak menjawabnya! Jadi kasus beliau adalah kasus klasik bagi saya. Ingin membela sang ibu terlepas dari kejahatan sang ibu. Dan saya pasti tidak akan melayaninya.

Begitu juga ketika Sdr. Maxi berulang kali menulis bahwa saya telah mengutip di luar konteks maksud Menara Pengawal sebagai berikut:

Makanya sy DAPAT DG YAKIN mengatakan bahwa Bpk sendiri "BANYAK MENGUTIP DILUAR KONTEKS" publikasi2 LMP TANPA IZIN
Maka saya sungguh-sungguh tertawa. Mengapa? Kasusnya juga sama dengan Sdri. Martha Rumimper yaitu sampai selesai diskusi "tidak ada satu pun bukti nyata di mana dan bagaimana saya mengutip publikasi Menara Pengawal di luar konteksnya".  Padahal, ketika Sdr. Maxi pertama kali mengatakan bahwa saya memberikan informsi yang tidak akurat dan berimbang pada tanggal 28/2:
Apalagi kalau artikel2 yg Bpk akan tulis justru utk mendiskreditkan atau memberikan informasi yang tidak akurat dan berimbang ttng SSY
Maka pada tanggal 29/2 langsung saya jawab sambil menantang demikian:

Percayalah, saya sangat ingin memberikan informasi yang akurat dan berimbang tentang SSY. Oleh sebab itu, saya mohon bisa dibantu di mana informasi yang tidak akurat dan tidak berimbang? Mungkin Sdr. dapat menjadi sparing parther saya dalam memberikan informasi yang berimbang dan akurat? Bersediakah?

Hasilnya? Tidak ada satu pun pembuktian sampai akhir diskusi! Sebaliknya, di dalam blog ini dengan begitu limpahnya saya buktikan di mana kalimat dan bagaimana Menara Pengawal telah mengutip publikasi-publikasi orang lain secara tidak etis dan di luar maksud pengarang. (Jika Sdr. Maxi membaca tulisan ini dan mencoba memberikan buktinya, dengan berat hati, tidak akan saya layani sampai Sdr. mampu menjawab pertanyaan saya)

Apakah kesimpulan kita dari artikel ini? Pahami bahwa setiap Saksi-Saksi Yehuwa menggantungkan keselamatan kekalnya, dan tafsiran Alkitabnya kepada Menara Pengawal. Melalui kacamata Menara Pengawal lah, setiap Saksi-Saksi Yehuwa mengerti Alkitab. 

Ketika Saudara berdiskusi dengan seorang Saksi Yehuwa, seranglah kredibilitas Sang Ibu, Menara Pengawal yang menjadi tempat pemujaan baginya. Kredibilitas sang ibu jatuh, jatuh pula iman mereka karena dari sanalah segala sesuatunya; baik doktrin dan kondisi-kondisi yang mengikat setiap Saksi Yehuwa sebagai anggota kultus. Jika ia tidak dapat melihat kejahatan sang ibu, jangan berdebat lagi, tinggalkan karena apa pun sia-sia jika ia tidak dapat melihat kejahatan sang ibu. 

Kasus apalagi yang dapat kita pelajari dari diskusi saya dengan Sdr. Maxi dari segi psikologis kultus? Saya akan bahas kemudian.


"....Allah yang tidak dapat berdusta" (Titus 1:2)



14 comments :

  1. He..he..he..muaakin lucu aja Bpk Awi ini. Tanggapan dan pertanyaan2 saya yg sangat2 sederhana justru ditanggapi dg ulasan yg “canggih” yg menurut Bpk Awi merupakan hasil “analisa dari perspektif kultus.” Wow keren. Koq jauh buanget ya larinya. Tapi bagaimanapun juga, saya hargai ulasannya Bpk Awi dan terima kasih banyak utk itu. Kalau masih bisa, perkenankanlah saya menanggapinya.
    PERTAMA, soal tudingan dan label yg Bpk berikan kpd SSY/LMP sbg organisasi kultus, saya hanya bisa mengatakan spt yg pernah di sampaikan oleh Sdri Martha Rumimper mengenai kata-kata Yesus di Matius 11 : 19, bahwa ..”hikmat di buktikan adil benar oleh perbuatannya”.

    KEDUA : pernyataan Bpk Awi soal pembelaan saya kpd sang “ibu”, …” Ketika ia mempertanyakan legalitas saya mengutip publikasi Menara Pengawal berizin atau tidak dan kembali saya menantangnya untuk menjawab 'apakah Menara Pengawal juga meminta izin dalam mengutip sumber-sumbernya?' Jika beliau berani menjawabnya, pasti saya layani. Awalnya, Sdr. Maxi mencoba mengabaikan pertanyaan saya, beliau 'meleter' ke mana-mana … Nah, beliau menolak menjawabnya, dengan demikian mengapa saya harus menjawab pertanyaan-pertanyaan beliau? Bagi saya; jawaban itu adalah jawaban yang mengada-ada. Mengapa? Jika Sdr. Maxi memang bukanlah seorang Saksi Yehuwa yang mewakili organisasi Menara Pengawal, lalu apakah hak Sdr. Maxi mempertanyakan legalitas saya dalam mengutip publikasi Menara Pengawal? Hanya seseorang yang mewakili Menara Pengawal sebagai sebuah lembaga berhak menanyakan saya hal ini dan tentunya ia harus pula mampu menjawab pertanyaan saya itu. Jadi jelas, beliau tidak ada hak mempertanyakannya dan saya memiliki hak untuk tidak menjawabnya! Jadi kasus beliau adalah kasus klasik bagi saya. Ingin membela sang ibu terlepas dari kejahatan sang ibu. Dan saya pasti tidak akan melayaninya.”
    Apakah saya “meleter” ke mana-mana? Silahkan pembaca menilainya. Soal pernyataan saya bahwa pertanyaan Bpk Awi itu SALAH ALAMAT jika ditujukan ke saya, terus terang saya tidak abis pikir koq Bpk Awi tetap tdk bisa melihat poinnya ya? Bahwa meskipun SECARA PRIBADI saya adalah seorang SY tetapi saya BUKAN LMP dan BUKAN MEWAKILI LMP. Saya menanyakan itu dlm kapasitas PRIBADI saya sbg seorang PEMBACA blog yg Bpk Awi tulis yg kebetulan adalah seorang SY. Sebenarnya kalau saya mau bertindak tidak jujur, bisa saja dari awal sy tdk memperkenalkan diri saya sbg salah seorang SY dan tetap menanyakan pertanyaan yg sama kpd Bpk, bertindak seolah-olah saya adalah seorang pembaca yg obyektif. Tp itu tidak saya lakukan, bukan? Nah sekarang Bpk menanyakan “…Jika Sdr. Maxi memang bukanlah seorang Saksi Yehuwa yang mewakili organisasi Menara Pengawal, lalu apakah hak Sdr. Maxi mempertanyakan legalitas saya dalam mengutip publikasi Menara Pengawal? Hanya seseorang yang mewakili Menara Pengawal sebagai sebuah lembaga berhak menanyakan saya hal ini…”
    Sekali lg alasannya sy menanyakan itu krn sbg PEMBACA blog Bpk, rasanya sy punya “hak” utk mengetahui apakah Bpk sendiri juga jujur atau tidak, etis atau tidak.
    Kalau misalnya saya menanyakan itu dlm kapasitas saya sbg WAKIL/MEWAKILI LMP sbg organisasi yg berbadan hukum dan yg memang adalah pemilik hak cipta yg sah secara hukum atas materi Watchtower Library, maka rasanya sifatnya sdh bukan pertanyaan lagi tp sdh masuk ke ranah hukum pidana yg bisa di awali dg SOMASI dan kalau Bpk tetap tdk mengindahkan bisa berlanjut ke tuntutan hukum.
    Pernyataan Bpk bahwa, “Hanya seseorang yang mewakili Menara Pengawal sebagai sebuah lembaga berhak menanyakan saya hal ini … saya pasti tidak akan melayaninya.”
    b e r s a m b u n g ... karakternya sdh lebih dari 4.096

    ReplyDelete
  2. l a n j u t a n ...
    Terus terang bagi saya, itu terdengar “janggal” dan “arogan”. Mengapa? Karena kalau saya balik bertanya kpd Bpk Awi, dalam kapasitas apa Bpk Awi mempertanyakan LMP apakah mrk sdh minta izin atau belum dlm urusan kutip mengutip? Apk Bpk Awi punya hubungan kepentingan dg orang2 yg tulisan2nya di kutip oleh LMP? Apkh Bpk Awi punya tanda bukti berupa surat penunjukan dr mrk yg menyatakan bahwa Bpk memang betul mewakili kepentingan mrk? Saya yakin seyakin2nya, jawabannya adalah TIDAK ADA/TIDAK PUNYA. Tp krn Bpk menyinggung soal ini, saya akan coba berkonsultasi dg rekan2 sesama SY yg melek hukum dan mungkin dg bagian legal LMP di Indonesia. Krn dr sudut pandangan saya saja yg awam soal hokum, apa yg Bpk Awi lakukan sehubungan dg penggunaan yg tdk sepatutnya atas materi elektronik dlm Watchtower Library sudah merupakan pelanggaran hokum, baik Undang-Undang Hak Cipta/HKI, juga Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Termasuk juga poin-poin dlm Persyaratan Layanan Google, spt : Perlindungan Privasi dan Hak Cipta, Kebijakan Privasi, dst. Sekali lagi, seperti yg sdh saya tandaskan waktu itu, Tolong di ingat bhw saya tdk mempermasalahkan hak asasi Bpk yg jg dilindungi Undang2 utk secara bebas dan merdeka menyatakan apa yg Bpk tdk setuju, tdk suka atau bahkan perasaan benci Bpk terhadap LMP melalui blog ini. Itu adalah hak asazi Bpk Awi. Yang sy pertanyakan, sebagaimana yg jg Bpk pertanyakan terhadap LMP, adlh : CARA-CARA yg Bpk gunakan spt BANYAK MENGUTIP DI LUAR KONTEKS dan memposting di internet artikel2 dr publikasi2 yg diterbitkan oleh LMP dlm Watchtower Library, itu etis atau tidak?

    KETIGA : Pernyataan Bpk Awi, “Begitu juga ketika Sdr. Maxi berulang kali menulis bahwa saya telah mengutip di luar konteks maksud Menara Pengawal sebagai berikut: Makanya sy DAPAT DG YAKIN mengatakan bahwa Bpk sendiri "BANYAK MENGUTIP DILUAR KONTEKS" publikasi2 LMP TANPA IZIN
    Maka saya sungguh-sungguh tertawa. Mengapa? Kasusnya juga sama dengan Sdri. Martha Rumimper yaitu sampai selesai diskusi "tidak ada satu pun bukti nyata di mana dan bagaimana saya mengutip publikasi Menara Pengawal di luar konteksnya”
    Saya hanya ingin mengatakan, tolong hati-hati Bpk Awi. Ingat ungkapan “mulutmu adalah harimaumu”, atau dalam hal Bpk Awi, “tulisan-tulisanmu adalah harimaumu”. Saya sangat-sangat yakin dg kata-kata Alkitab dlm Amsal 10 : 19 ,”Di dalam BANYAK BICARA PASTI ada PELANGGARAN …” Bukankah Bpk Awi sudah terlalu buanyak berbicara melalui tulisan2, baik di blog ini maupun di tempat2 lain. Spt yg sdh saya katakan, saya sdh membaca semua tulisan Bpk di Blog ini maupun di tempat2 lain. Jadi kalau saya mengatakan : Makanya sy DAPAT DG YAKIN mengatakan bahwa Bpk sendiri "BANYAK MENGUTIP DILUAR KONTEKS" publikasi2 LMP TANPA IZIN, saya PASTI AKAN MEMBUKTIKANNYA. Bahkan meminjam salah satu judul tulisannya Bpk “Menara Pengawal Adalah Nabi Palsu Berdasarkan Publikasinya Sendiri” saya pun akan membuktikan bahwa “Bpk Awi Adalah Pembohong Besar Berdasarkan Tulisannya Sendiri”
    b e r s a m b u n g ... sdh lebih dari 4.096 karakter

    ReplyDelete
  3. l a n j u t a n ...
    KEEMPAT : Pernyataan Bpk Awi, “…Maka pada tanggal 29/2 langsung saya jawab sambil menantang demikian: Percayalah, saya sangat ingin memberikan informasi yang akurat dan berimbang tentang SSY. Oleh sebab itu, saya mohon bisa dibantu di mana informasi yang tidak akurat dan tidak berimbang? Mungkin Sdr. dapat menjadi sparing parther saya dalam memberikan informasi yang berimbang dan akurat? Bersediakah? … Hasilnya? Tidak ada satu pun pembuktian sampai akhir diskusi!”
    Berikut ini kutipan jawaban saya waktu itu, “…Mengenai permintaan Bpk utk menunjukkan di mana informasi yg tdk akurat dan tdk berimbang, sy akn tunjukkan kpd Bpk berikutnya.”
    Jadi, bukannya tidak ada pembuktian, tapi saya katakana akan saya tunjukkan BERIKUTNYA!
    Bahkan saya menanyakan kembali kpd Bpk Awi, “Pertanyaan Bpk bersediakah sy menjadi sparing partner Bpk dlm memberikan informasi yg berimbang dan akurat, sy jawab YA, tapi bukan hanya di dunia maya tapi juga di dunia nyata bersama "sahabat-sahabat" SSY-nya Bpk. BERSEDIAKAH BAPAK AWI?” Ya, BERSEDIAKAH BAPAK AWI?

    KELIMA : Pernyataan Bpk yg paling menarik adalah ini , “(Jika Sdr. Maxi membaca tulisan ini dan mencoba memberikan buktinya, dengan berat hati, tidak akan saya layani sampai Sdr. mampu menjawab pertanyaan saya)”
    Silahkan pembaca menyimpulkan sendiri apa artinya. Saya hanya ingin mengutip kembali soal iklan layanan masyarakat itu, "kalau bersih mengapa hrs risih", kalau memang jujur mengapa harus takut utk di "periksa"?
    Sekian dan terima kasih banyak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah senang saya mendapat kunjungan dr Sdr. Maxi. Blog saya ini sangat dan sangat menarik Sdr. rupanya. Maaf saya memang saya bukan orang hukum, tp sedikit sih tahu lah. Silahkan Sdr. lihat artikel di http://manistebu.wordpress.com/2010/07/16/426/ untuk mengetahui apakah saya telah melanggar UU dalam mengutip publikasi Menara Pengawal.

      Berikut kutipannya:

      Hal Mengutip dalam Tulisan

      Banyak penulis yang terkadang bingung dengan apa yang dimaksud pelanggaran hak cipta jika mereka menggunakan bahan lain untuk tulisannya. Mengutip dari sumber lain adalah sebuah kelaziman dalam aktivitas menulis. Mengutip tidak dianggap pelanggaran apabila penulis mencantumkan sumber yang dikutipnya, baik dalam daftar pustaka, catatan kaki, ataupun langsung dicantumkan pada teks naskah. Untuk kutipan langsung, diupayakan mengutip apa adanya (termasuk kesalahan ejaan) teks asli. Dengan demikian, mengutip tidak memerlukan izin secara langsung dari pemegang hak cipta. Dalam hal ini tidak terjadi pelanggaran hak moral.

      Lalu, seberapa besar kadar kutipannya? Ada anggapan bahwa banyaknya kutipan apabila dipersentasekan adalah maksimal 10% dari keseluruhan naskah. Namun, menurut UU No. 12 Tahun 2002 hal ini tidak ditetapkan. Artinya, ukuran pengutipan bukanlah kuantitatif, tetapi kualitatif. Apabila sebuah naskah dikutip walaupun cuma satu halaman, tetapi sudah mencakup keseluruhan karya, hal itu sudah dianggap eksploitasi yang memerlukan izin tertulis.

      Apakah syarat lain yang mengatur kutipan ini? Pertama, karya yang dikutip adalah karya yang telah dipublikasikan. Penulis tidak dapat mengutip karya yang belum dipublikasikan, misalnya catatan harian seseorang. Berikut kaitan antara karya baru (A) dan karya yang dikutip (B) yang dikutip dari Buku Panduan Hak Cipta Asia karya Tamotsu Hozumi:

      A adalah karya pokok dan kutipan dari B adalah sekunder (seperti hubungan majikan dan bawahan).
      Ada pembedaan yang jelas antara A dengan bagian yang dikutip dari B. Perlu mengutip dari B untuk membuat A.
      Bagian yang dikutip dari B diupayakan sedikit mungkin.
      Bagian yang dikutip dari B persis seperti ditulis dalam karya orisinal.
      Sumber B disebutkan dengan jelas.
      Kutipan tidak melanggar hak moral pencipta B.

      Sering-sering berkunjung ya :-)
      Salam,

      Delete
  4. Salam damai sejahtera utk kita semua...

    Selamat malam Bpk Awi, sy sbg pembaca kalau boleh ingin brkomentar, sdikit bnyk tulisan Bpk memberi pencerahan thd sy terutama ttg apa dan siapa dibalik saksi yehuwah, krn memang selama ini sy cukup dibuat bingung bgmna organisasi mrk menciptakan org2 yg begitu kuatnya mensahkan bhw mrk saja yg paling benar dan kalaupun trnyata dlm suatu diskusi mrk sudah bingung utk mnjwb (tdk sy kt kan 'kalah'), mrk slalu akan mrasa bhw mrk msh kurang mndalami saja pelajaran mrk dan tdk akan prnh brani mengatakan 'oh iya ya, brarti dogma saksi yehuwa salah ya', mk mrk akan makin blajar lg, jd skrg kira2 sy mulai mengerti mengapa mrk demikian melalui tulisan yg Bpk Awi buat...

    Contoh yg Bpk Awi suguhkan sungguh relevan dan jelas ada tuntunan Roh Kudus dmana Bpk langsung dtanggapi komentar oleh org yg kompeten yaitu saksi yehuwa sndiri, yg sy yakin spt 2 org ini sdri Martha n sdr Maxi pastilah bukan org biasa di organisasi mrk, sy yakin itu dr komentar2 mrk, tp spt yg sy bilang diatas, mskipun mrk trlihat sdh bingung utk mnjwb, mrk tidak akan serta merta mengakui ajaran SY salah, spt diatas sy tulis mrk mrasa kurang blajar lg, atau dlm kasus sdr Maxi, mungkin dia masih berharap bhw Bpk Awi salah mengambil tulisan krn diluar konteks maksud tulisan sbnrnya, artinya sama kan tetap menganggap mrk lebih bnr dan ga mungkin salah, mskipun sdh tdk bs mnjwb (walaupun sdr.Maxi msh 'menjanjikan' jwb an utk mnunjukan tulisan Bpk yg diluar konteks, tp sy agak pesimis, krn dr jwban komentar2 nya sy hitung sdh 3x hanya janji saja, sy jd kecewa)

    Sy sbetulnya sudah brharap ada diskusi menarik ttg thema Bpk ini brsama sdr.Maxi, tp kecewa lg, krn pastilah sdr.Maxi cukup kompeten shg brani brkomentar dsini sbg SY, dan dr gaya bahasa dan ketelitiannya dlm stiap kata2, tdk diragukan lg beliau bukan org biasa2 sbg SY, tp apa daya, sy kecewa, krn bukan ttg thema yg dikoment tp lagi2 ttg legalitas...
    Ibarat kita sedang membahas ttg bgmna membuat tangga yg baik, tp sdr Maxi langsung koment 'lebih baik beli aja mangga dr pd buat tangga utk curi dr pohon Pa Haji'....loh loh loh...siapa yg mau nyuri mangga Pa Haji....

    Tp sebagai pembaca sy msh brharap koment dr sdr Maxi tp bukan yg muter2 lg, tp ke pokok thema pembahasan, dan tdk dengan emosional, trus keluar pasal2 UU, blm apa2 ko, jngn gertak2lah, ga seru, ga dewasa, spt tetangga sblh aja...

    Trimakasih
    Salam

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih atas komentarnya Sdr. Anonim

      Sy sungguh bersyukur kepada Tuhan Yesus jk blog ini dpt menjadi berkat bagi smua orang. Sy sadari bahwa banyak blog2 yg menulis ttg SY, tapi hanya debat2 ayat. Setahu saya, mungkin..hanya mungkin blog yang menjelaskan segala sesuatunya ttg SY dlm perspektif psikologi. Hanya dari aspek psikologis, kita dapat memahami mengapa perilaku SY seperti itu.

      Maaf sedikit koreksi. Saya rasa Sdr. Maxi dan Martha adalah 'jemaat biasa'. Smua SY memang diajar dan dilatih secara luar biasa shg memiliki gaya bahasa yg sama dan ketelitian yg baik, smua kultus memilikinya (tdk hanya SY), dlm perspektif psikologi kultus disebut 'loaded language'. Pd waktunya saya akan bahas.

      Mengapa sdr Maxi lagi2 meleter ttg legalitas? Krn memang tidak ada kasus yg bisa dipermasalahkan! Tulisan2 sy adalah fakta, tidak ada seorang pun dpt memperdebatkan fakta. Motivasi ia adl agar sy tdk lagi menulis krn smakin banyak sy menulis, smakin banyak org baca dan mengerti. Smakin susah ia merekrut org menjadi SY, krn kartunya terbongkar smua. Jika sluruh org Kristen tahu siapa & apa di balik SSY, ya renungkan saja akibatnya. Ini tentunya masalah besar bagi SY.

      Salam kasih Tuhan Yesus

      Delete
  5. Salam kasih Tuhan Yesus jg utk Bpk Awi

    Sy yg koment diatas Pa, sy cm mau katakan 'luar biasa' Pa, ttg koreksi Bpk Awi bhw ke-2 SY tsb 'orang biasa' di SY.??
    Sy akui cukup takjub mendengarnya, ga sia2 LMP membuat program pengajaran yg menciptakan manusia2 spt mrk, bs dibayangkan kalau Kristen membuat program pengajaran spt mrk utk menambah pelayanan2 Kristen yg ada, minimal bs brtambah lg 7 - 8 jt jiwa lg yg selamat.... Luar Biasa...
    Bgmna kl sy brhadapan dng penatua ataupun majelis2 dr SY, mungkin sy bs jd anggota SY hanya krn takjub akan kcakapan mrk....

    Tp membuat blog spt yg Bpk Awi buat ini jg brguna, minimal 1 org lah spt sy yg mulai senang baca2 Alkitab dan dogma2 serta sejarah2 Kristen yg br sy tau sangat kaya ya...Akhirnya yg sy puji adalah nama Tuhan Yesus krn beruntung sy dilahir kan dr orang tua yg Kristen, shg sy tdk perlu alergi atau malu2 mempelajari Kristen...yg semula sy kira dogma nya lemah dan mudah terpatahkan, trnyata Puji nama Tuhan Yesus, lg2 sy hrs kagum akan kekuatan dogma dan pengertian, dng ktulusan hati di dlm mncari kebenaran...

    Sebenarnya Pa, smpai saat ini, di keluarga kami msh ada 1 org yg trgabung dlm SY, kami sngt mengasihi nya Pa, dan tak ingin membiarkan dia terus spt itu, kadang sy ingin pnya data2 lengkap spt yg BpkAWI pnya, bahkan sy ingin mjd Bpk Awi sbntar utk berdiskusi dngn saudara kandung sy ini, ada saran Bpk utk saya.?
    Bahkan dr lebih 20 tahun yg lalu kami, terutama Mama sy meneteskan air mata brdoa, dan berusaha mengembalikannya pd Yesus tp blm ada hasil....
    Dari kehidupannya sj kami semua iba melihat dia, bgmna dia hrs tangguh, hrs mandiri, dan bgmna pun dia katakan dia mempunyai kekasih2 sejati di SY, nampak skali kerinduan dlm dirinya akan kebersamaan dlm prsaudaraan skandung yg tulus bukan sandiwara....
    Bahkan terkadang kami hrs mengalah pd dia utk sesuatu yg prinsipil di SY hanya sekedar memberi dia kesenangan yg lama tdk dirasakannya...
    Ada suatu peristiwa yg sngt menyedihkan, ketika dia terserang penyakit yg memerlukan tindakan operasi, kami menemaninya, dia bs katakan apa sj pd kami ttg kegundahan hatinya, bahkan transfusi bila diperlukan yg ditolaknya, dia bs ber pesan pd kami dan kami sudah sangat2 toleran dan menghormati prinsip2 agamanya msh sy dicurigai, lalu dtlpnnya anggota SY yg akhirnya datang cukup bnyk hanya utk memastikan tdk ada transfusi, kami kecewa melihat ktdk percyaannya pd kami skandung, itulah luar biasanya mjd SY...
    Sy tdk mengerti apakah ini budaya SY yg tdk bs pegang janji atau keraguan dia atas ketulusan Kasih kami thd saudara skandung. Kl dia sadar kami siap memberi nyawa pd dia demi Kasih pd dia, tp anggota SY siap korban nyawa demi SY dan bukan kasih pd dia....

    Akhirnya kami hanya bs berdoa, semoga Roh Kudus memberi Hikmat pd dia bhw Kasìh Yesus lebih dr Kasih sandiwara SY

    Trimakasih
    Salam Kasih Tuhan Yesus

    ReplyDelete
    Replies
    1. Shaloom Pa Rojali,

      Saya rasa 'tidak mungkin' orang Kristen mampu menyamai tingkat seperti SSY krn roh yang berada di belakangnya jauh berbeda, meskipun sy ingin melihatnya juga.

      Sy bisa menjelaskan secara psikologi mengapa perilaku sdr. Bp itu lebih percaya kepada sesama SSY dibandingkan kpd keluarga sendiri dan lain-lain perilaku. Seperti bisa baca pikiran org, ya pa? :-) Contoh kasusnya dpt dibaca di http://saksi-saksi-yehuwa.blogspot.com/2011/11/kesaksian-steve-hassan-mantan-anggota.html, di mana Steve Hassan mengancam ayahnya sendiri dgn kekerasan saat ingin disadarkan. Hal yg demikian dpt terjadi waktu itu jk Bp tidak mengalah.

      Sy sedih membaca ttg Sdr. kandung Bpk yang menjadi SSY. Dan sangat memahami perasaan Bp. Pertanyaan Bpk selalu diajukan kpd saya oleh keluarga2 lainnya di mana salah satunya adalah SSY.

      Jika Bp ingin detail info dari saya, tolong Bp klik 'hubungi saya' yang akan menghubungkan ke email saya, dan akan sy info lebih lanjut bagaimana menghadapi sdr bpk itu (meski pun sy tidak garansi bisa menyadarkannya, paling tidak bp tahu menghadapinya). Sy tidak ingin hal-hal tsb menjadi 'terbuka' krn smua org dpt membacanya. Info ini bukan krn rahasia, tp belum saatnya saya buka. Pada waktunya akan sy kasih tahu kepada pembaca blog ini.

      Apa yg bpk baca di blog ini, tolong sampaikan kepada saudara seiman lainnya agar mereka pun tidak terjerat menjadi 'budak' MP.

      Salam Kasih Tuhan Yesus,

      Delete
  6. Halo selamat malam Bpk Awi. Senang bisa ketemu lg ya. Terima kasih utk tanggapan Bpk Awi tertgl 15 Mrt ’12 lengkap dg kutipan tulisan mengenai apa yg bisa dikatakan sbg “aturan” “Hal Mengutip dalam Tulisan”. Sekali lg terima kasih utk itu. Apa yg dpt sy simpulkan setelah membacanya?
    “Aturan” tsb semakin meneguhkan apa yg sdh sy sampaikan bahwa apa yg Bpk Awi lakukan dlm mengutip artikel2 tertentu dr “Watchtower Library” dan kemudian MEMPOSTINGnya di internet TANPA IZIN dr Watctower Bible and Tract Society sbg pemilik hak cipta yg sah secara hukum atas materi tsb adalah merupakan tindakan PELANGGARAN hukum. Mengapa demikian? Karena “aturan” tsb hanya membahas soal bagaimana CARA mengutip dan SEBERAPA BANYAK kutipannya serta batasan lainnya yaitu ”karya yang dikutip adalah karya yang telah dipublikasikan”.
    Pertanyaan saya, Bagaimana kalau dalam ”karya yang telah dipublikasikan” tsb, dlm hal ini “Watchtower Library” dg SANGAT JELAS dan dg bahasa yg sangat mudah dipahami, JELAS-JELAS MELARANG apa yg sudah dan sedang terus Bpk Awi lakukan, yaitu, “memajang/memposting seluruh atau bagian manapun …di internet atau jaringan elektronik apa pun … dilarang menempatkan …di internet atau jaringan elektronik apa pun”?
    Apakah menurut Bpk Awi, apa yg Bpk lakukan tidaklah salah? Atau meminjam istilah Bpk Awi, apkh itu etis? Sbg ilustrasi, seingat saya setiap kali ada perhelatan piala dunia sepak bola, selalu ada stasiun TV tertentu yg membeli hak siar. Apakah stasiun TV lainnya boleh menyiarkannya krn berpikir sehrsnya seluruh rakyat Indonesia “berhak” utk menikmati tontonan tsb, tetp tanpa minta izin dr stasiun TV yg memiliki hak siar yg sah? Bahkan utk sekadar nonton bareng pun harus ada izin dr pemilik hak siar yg sah. Atau contoh lainnya, apakah tdk melanggar hak cipta kalau kita memiliki “perangkat lunak” merk tertentu yg meskipun asli tapi kita mengabaikan pembatasan2 tertentu berupa larangan untuk “memberikan/membagikannya” kpd pihak ketiga tanpa izin? Dan banyak contoh2 lainnya.

    Menarik utk menanggapi pernyataan Bpk Awi, tgl Mar 17, 2012 12:22 AM sewkt menanggapi Bpk Rojali “…Mengapa sdr Maxi lagi2 meleter ttg legalitas? Krn memang tidak ada kasus yg bisa dipermasalahkan! Tulisan2 sy adalah fakta, tidak ada seorang pun dpt memperdebatkan fakta. Motivasi ia adl agar sy tdk lagi menulis krn smakin banyak sy menulis, smakin banyak org baca dan mengerti. Smakin susah ia merekrut org menjadi SY, krn kartunya terbongkar smua. Jika sluruh org Kristen tahu siapa & apa di balik SSY, ya renungkan saja akibatnya. Ini tentunya masalah besar bagi SY.”

    PERTAMA ; Benarkah tdk ada kasus yg bisa di permasalahkan? Wow kereen. Saya saja yg adalah orang awam bisa melihat dg sangat jelas bahwa secara hokum MEMANG ADA KASUS yg bisa di permasalahkan. Tp spt yg sdh sy sampaikan biarlah itu nantinya di urus oleh bagian hokum di LMP, krn sy bukan LMP dan tidak mewakili mrk. Kapasitas saya adalah secara PRIBADI sbg pembaca blog nya Bpk. Yg selalu sy pertanyakan sbgmn yg juga Bpk Awi selalu pertanyakan adalah “etis” kah atau “jujur” kah Bpk Awi sehubungan dg apa yg Bpk lakukan dlm “mengutip di luar konteks dan TANPA IZIN” publikasi2 yg ada di “Watchtower Library”?

    KEDUA : pernyataan Bpk Awi, “Tulisan2 sy adalah fakta, tidak ada seorang pun dpt memperdebatkan fakta.” Tolong Bpk baca sekali lagi tanggapan2 dan pertanyaan2 saya, apakah saya sedang memperdebatkan apa yg Bpk sebut sbg “fakta”? Rasanya tidak deh!!! Yg saya pertanyakan sejak awal adalah KREDIBILITAS Bpk, yaitu bgm CARANYA Bpk mendapatkan “Watchtower Library” yg menurut Bpk dr “sahabat-sahabat” SY-nya Bpk, dan apakah ETIS apa yg Bpk lakukan dg materi tsb?

    b e r l a n j u t ...

    ReplyDelete
  7. l a n j u t a n ...
    KETIGA : benarkah pernyataan Bpk itu, bhw “tidak ada seorang pun dpt memperdebatkan fakta”? Saya kebetulan suka nonton film-film yg berkisar soal hukum dan pengadilan spt mis. Law & Order, NCIS, CSI, dll. Dari apa yg sy saksikan, meskipun suatu “fakta” yg biasanya dijadikan sbg alat bukti adalah benar demikian TAPI kalau itu di peroleh dg CARA yg “tdk etis” apalagi kalau dg cara yg “melanggar hokum”, biasanya itu akan di tolak oleh sang hakim krn menyangkut KREDIBILITAS/INTEGRITAS. Makanya ada ungkapan “kalau mau menegakkan hukum JANGAN dengan CARA melanggar hukum”. Itulah yg persisnya sedang dan terus dilakukan oleh Bpk Awi. Bahkan bisa saya katakan, kalau kita mau mengumpamakan blog ini sbg suatu pengadilan yg sedang mengadili LMP/SSY, Bpk Awi sdh “memborong” semua peran dan fungsi yg memberatkan sang “terdakwa”, yaitu sbg penuntut umum/jaksa, sbg hakim, dan bahkan sekaligus sbg saksi. Kira2, apkh pengadilannya akn berjalan dg “fair”? Rasanya sangat2 tidak mungkin. Makanya sewaktu Bpk mengatakan yg lalu bhw Bpk, "…Percayalah, sy sangat ingin memberikan informasi yg akurat dan berimbang ttng SSY" sy balik bertanya, BENARKAH demikian atau TULUSKAH Bpk Awi dg pernyataan Bpk tsb? Kenapa sy bertanya demikian? Krn setelah sy membaca semua tulisan Bpk baik di blog ini maupun di tempat lain, menurut sy pernyataan Bpk tsb adalah omong kosong alias palsu.

    b e r l a n j u t ...

    ReplyDelete
  8. l a n j u t a n ...

    KEEMPAT : pernyataan Bpk Awi, “… Motivasi ia adl agar sy tdk lagi menulis krn smakin banyak sy menulis, smakin banyak org baca dan mengerti. Smakin susah ia merekrut org menjadi SY, krn kartunya terbongkar smua. Jika sluruh org Kristen tahu siapa & apa di balik SSY, ya renungkan saja akibatnya. Ini tentunya masalah besar bagi SY.” Benarkah itu motivasi sy? Saya kembali hanya bisa mengatakan, tolonglah Bpk Awi baca kembali tanggapan/pernyataan2 sy, apkh motivasi sy spt yg Bpk katakan. Spt yg sy katakan di poin KEDUA, motivasi sy semata-mata adalah mempertanyakan KREDIBILITAS Bpk Awi. Berikut ini salah satu kutipan pernyataan sy, “Tolong di ingat bhw saya tdk mempermasalahkan hak asasi Bpk yg jg dilindungi Undang2 utk secara bebas dan merdeka menyatakan apa yg Bpk tdk setuju, tdk suka atau bahkan perasaan benci Bpk terhadap LMP melalui blog ini. Itu adalah hak asasi Bpk Awi. Yang sy pertanyakan, sebagaimana yg jg Bpk pertanyakan terhadap LMP, adlh : CARA-CARA yg Bpk gunakan spt BANYAK MENGUTIP DI LUAR KONTEKS dan memposting di internet artikel2 dr publikasi2 yg diterbitkan oleh LMP dlm Watchtower Library, itu etis atau tidak?” Apkh sbg seorang SY sy takut/kuatir kalau Bpk Awi semakin banyak menulis dan semakin banyak orang Kristen membacanya krn kartunya SSY terbongkar? Sy hanya bisa mengatakan spt kata pepatah “anjing menggonggong kafilah berlalu”. Sebenarnya Bpk Awi bukanlah orang pertama yg berpikir bisa “menghambat/menghentikan” SSY. Ada buanyak sekali situs2 sejenis yg berseliweran di internet yg melakukan hal yg sama. Bahkan Hitler dan Mussolini pd masa mrk berkuasa dulu pernah berupaya dg menggunakan semua sarana yg mrk miliki utk memusnahkan SSY dr muka bumi. Apa hasilnya? SSY bertumbuh dg subur di Jerman & Italia, sedangkan Hitler & Mussolini tinggal sejarah. Dan pengalaman memperlihatkan, semakin banyak informasi negative yg di sebar-luaskan oleh orang2 spt Bpk Awi, semakin banyak pula orang2 yg “penasaran” ingin mengetahui siapa sebenarnya SSY itu. Salah satu contohnya adalah Sdri Martha Rumimper yg menurut pengakuannya, justru mulai belajar Alkitab bersama SSY krn sering mendengar hal-hal yg negative ttng SY. Jd buat kami SSY, apa yg dilakukan oleh orang2 spt Bpk Awi justru bagaikan iklan gratis. Catatan sejarah SSY memperlihatkan persis spt yg dikatakan Gamaliel dlm Kisah 5 : 38, 39 (LAI) bahwa kalau “…maksud dan perbuatan mereka berasal dari manusia tentu akan lenyap, tetapi kalau berasal dari Allah, kamu tidak akan dapat melenyapkan orang-orang ini,…” Jd, silahkan saja Bpk Awi cuap2, atau spt istilah yg Bpk gunakan yaitu silahkan sj Bpk “meleter” sampai Armagedon. Sekian dan terima kasih banyak. Sampai jumpa lagi ya.

    ReplyDelete
  9. Halo selamat malam Bpk Rojali, salam kenal dr sy. Senang bisa berkenalan dg Bpk meskipun melalui “dunia” maya. Izinkanlah sy menanggapi beberapa poin dr tulisan Bpk. Pernyataan Bpk Rojali, “kalaupun trnyata dlm suatu diskusi mrk sudah bingung utk mnjwb (tdk sy kt kan 'kalah')… , mskipun mrk trlihat sdh bingung utk mnjwb, mrk tidak akan serta merta mengakui ajaran SY salah…”
    PERTAMA : Sy ingin mengatakan kpd Bpk Rojali, bhw sy sangat menghargai pandangan dan perasaan Bpk tp yakinlah bhw sy “tidak bingung” atau “terlihat sdh bingung utk menjawab” pertanyaan2 Bpk Awi. Dan satu hal lg, yaitu, pembicaraan sy dg Bpk Awi BELUM masuk ke soal “AJARAN” SY salah atau tidak, tetp br menyangkut soal “etis atau tidak”, “jujur atau tidak” nya cara-cara Bpk Awi dlm “mengutip” serta “memposting” di internet rujukan2/referensi2 artikel atau tulisan2 LMP yg diambil dr materi yg bernama “Watchtower Library”. Kl tdk keberatan, tolong Bpk Rojali baca kembali tanggapan serta pertanyaan2 sy soal itu.
    Pernyataan Bpk Rojali, “…atau dlm kasus sdr Maxi, mungkin dia masih berharap bhw Bpk Awi salah mengambil tulisan krn diluar konteks maksud tulisan sbnrnya, artinya sama kan tetap menganggap mrk lebih bnr dan ga mungkin salah, mskipun sdh tdk bs mnjwb (walaupun sdr.Maxi msh 'menjanjikan' jwb an utk mnunjukan tulisan Bpk yg diluar konteks, tp sy agak pesimis, krn dr jwban komentar2 nya sy hitung sdh 3x hanya janji saja, sy jd kecewa)… , tp apa daya, sy kecewa, krn bukan ttg thema yg dikoment tp lagi2 ttg legalitas....”
    KEDUA : Sy mohon maaf kl sdh membuat Bpk “kecewa” krn sy belum menunjukkan mana tulisan2nya Bpk Awi yg di luar konteks. Krn kalau Bpk periksa lg tulisan tanggapan sy, persoalannya memang belum sampai ke pokok tsb tp persis spt yg Bpk katakan “lagi2 ttg legalitas...” Ya, memang lagi-lagi ttng “legalitas”. Pertanyaannya adlh “Mengapa lg2 ttng LEGALITAS?” Ya, bg sy itu sangat2 penting krn sy hanya mengikuti apa yg sdh dan sedang terus dilakukan oleh Bpk Awi, yaitu “meleter” kemana-mana soal kredibilitas SSY/LMP. Silahkan Bpk perhatikan kutipan pernyataan Bpk Awi ini, “…Ketika Saudara berdiskusi dengan seorang Saksi Yehuwa, seranglah kredibilitas Sang Ibu, Menara Pengawal yang menjadi tempat pemujaan baginya. Kredibilitas sang ibu jatuh, jatuh pula iman mereka karena dari sanalah segala sesuatunya; baik doktrin dan kondisi-kondisi yang mengikat setiap Saksi Yehuwa sebagai anggota kultus.”
    Jadi, apkh menurut Bpk Rojali, pertanyaan2 saya yg sebenarnya sangat2 sederhana kpd Bpk Awi itu, “terlalu mengada-ada” sbgmn yg dikatakan oleh Bpk Awi? Kalau Bpk Awi terus “menyerang” kredibilitas SSY/LMP, salahkah atau terlalu berlebihankah atau terlalu mengada-ada kah kalau sy juga mempertanyakan kredibilitasnya? Kalau Bpk Rojali kembali perhatikan “kunjungan” pertama sy, pertanyaan sy MEMANG langsung mengarah ke soal “legalitas”/”kredibilitas” belum mengarah ke pembahasan ‘AJARAN’ / KEPERCAYAAN SSY berdasarkan Alkitab yg menurut Bpk Awi adalah “SESAT”.
    Berikut ini kutipannya, “Maxi – Sam Feb 26, 2012 08:12 AM Saya perhatikan dalam artikel ini ada banyak sekali kutipan dari publikasi2 yang diterbitkan Menara Pengawal. Kalau tidak keberatan, bolehkah saya bertanya, dari mana Bapak Awi memperolehnya? Tolong di jawab dengan jujur ya. Terima kasih.” Dan ini tanggapannya Bpk Awi ,”AWI Feb 27, 2012 02:40 AM Publikasi-publikasi tersebut tentunya dari sahabat-sahabat Saksi Yehuwa. Plus saya belajar langsung dengan perintis dan penatua. Untuk publikasi-publikasi lama yang tidak terbit lagi, bisa dilihat di internet. Referensinya juga saya berikan yaitu di http://www.strictlygenteel.co.uk/”

    b e r l a n j u t ...

    ReplyDelete
  10. l a n j u t a n ...

    Jadi sejak awal, pertama-tama tujuan sy memang adalah mempertanyakan “legalitas”/”kredibilitas”nya Bpk Awi, krn sepanjang yg sy baca, itulah yg SELALU di serang/dipertanyakan oleh Bpk Awi. Tp sayangnya, sampai sekarangpun Bpk Awi belum/tidak mau menjawabnya. Bahkan beliau masih terus menggunakan “Watchtower Library” dg tidak patut, meskipun beliau sdh tahu dan terinformasi soal "Perjanjian Lisensi" dan "Surat Pengantar" serta "Ketentuan Penggunaan Watchtower Library".
    Akn tetp, sekali lg spt yg sdh sy sampaikan ke Bpk Awi, TOLONG DI INGAT, bhw sy TIDAK mempermasalahkan/mempertanyakan hak asasi Bpk Awi yg jg dilindungi Undang2 utk secara bebas dan merdeka menyatakan apa yg Bpk tdk setuju, tdk suka atau bahkan perasaan benci Bpk terhadap LMP melalui blog ini. Yg sy pertanyakan, sebagaimana yg jg Bpk pertanyakan terhadap LMP, adlh : CARA-CARA yg Bpk gunakan spt BANYAK MENGUTIP DI LUAR KONTEKS dan MEMPOSTING DI INTERNET artikel2 dr publikasi2 yg diterbitkan oleh LMP dlm Watchtower Library, itu etis atau tidak, jujur atau tidak? Kalau Bpk kembali membacanya, Bpk akn melihat bahwa inti pertanyaan saya adalah, selain mengutip di luar konteks, apkh Bpk Awi meminta izin ke LMP atau tidak.
    Pernyataan Bpk Rojali, “Tp sebagai pembaca sy msh brharap koment dr sdr Maxi tp bukan yg muter2 lg, tp ke pokok thema pembahasan, dan tdk dengan emosional, trus keluar pasal2 UU, blm apa2 ko, jngn gertak2lah, ga seru, ga dewasa, spt tetangga sblh aja...”
    KETIGA : Mohon maaf Bpk Rojali, sy tdk bermaksud “menggertak2” sewkt merujuk ke beberapa produk UU yg menyangkut hak cipta. Sama sekali bukan itu maksudnya. Sekali lg kalau Bpk tdk keberatan, tolong Bpk baca kembali tanggapan sy tsb. Pernyataan sy tsb merupakan tanggapan atas pertanyaan Bpk Awi apkh hak sy mempertanyakan legalitas beliau mengutip2 dr “Watchtower Library” dan mempostingnya di internet, apkh sy MEWAKILI LMP, dst. Terima kasih utk Bpk Rojali. Sampai ketemu lagi ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. 1 kata "TERGUNCANG"

      pura" menanyakan legalitas untuk membungkam kedok Menara Pengawal??



      Terima kasih sudah menjawab berbelit-belit dan berputar putar :D

      Delete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.