Rasionalisasi Saksi Yehuwa |
Apakah perbedaan antara Menara Pengawal dengan Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG)? Kedua organisasi tersebut
sama-sama senang memprediksi atau meramal sesuatu! BMKG memiliki tugas meramal cuaca
dan gejala alam. Sebaliknya, Menara Pengawal gemar memprediksi atau meramal kapan
waktunya kiamat atau armagedon. Kemudian, apakah istilah ‘memprediksi atau meramal’ yang dilakukan antara Menara Pengawal dan BMKG memiliki arti dan konsep yang sama?
Tentunya, ketika Anda berjumpa dengan seorang Saksi Yehuwa, ia akan mengatakan bahwa memang benar bahwa Menara Pengawal pernah memprediksi tentang kapan kiamat, tetapi tidak pernah bernubuat. Hal ini dikatakan oleh seorang Saksi Yehuwa yang menamakan dirinya sebagai 'Truthseeker' sebagai berikut:
Saya pribadi mengakui dengan sadar dan sejujurnya bahwa memang benar badan pimpinan SSY pernah membuat prediksi-prediksi (bukan Nubuat) yang belakangan tidak terbukti benar (Nubuatan Kiamat 1975)
Lalu apakah bedanya istilah 'meramal atau prediksi' dengan 'nubuat'? Jelas sangat berbeda. Kata 'prediksi' berasal dari bahasa Inggris 'predict' yang mana menurut Websters New World Dictionary adalah to state (what one believe will happen) yang artinya untuk menyatakan (apa yang seseorang percaya akan terjadi). Sebaliknya, kata 'nubuat' menurut buku 'Pemahaman Alkitab' jilid 2, hlm. 235 menyatakan:
Berita yang terilham; penyingkapan atau pemberitaan tentang kehendak serta maksud-tujuan ilahi. Nubuat bisa berbentuk ajaran moral yang terilham, pernyataan tentang perintah atau penghakiman ilahi, atau pemberitahuan tentang sesuatu yang akan datang.
Lalu apakah maksud dari istilah 'terilham'? Menurut buku 'Pemahaman Alkitab' jilid 1 hlm. 1019 menyatakan sebagai berikut:
Seseorang yang mendapat ”ilham” digerakkan oleh suatu roh yang berasal dari sumber adimanusiawi, dan sesuatu yang ”diilhamkan” atau ”terilham” adalah hasil bimbingan roh tersebut. Apabila sumbernya adalah Yehuwa, hasilnya dapat benar-benar disebut sebagai firman Allah, baik dalam bentuk pernyataan maupun tulisan. Rasul Paulus menyatakan di 2 Timotius 3:16, ”Segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah.” Frasa ”diilhamkan Allah” diterjemahkan dari kata majemuk Yunani the·o′pneu·stos, yang secara harfiah berarti ”dinapaskan oleh Allah”.
Jadi berdasarkan buku 'Pemahaman Alkitab' yang diterbitkan oleh Menara Pengawal, sesungguhnya istilah 'nubuat' memiliki arti berita yang digerakkan oleh suatu roh yang berasal dari sumber adimanusiawi, dan sesuatu yang 'diilhamkan' atau 'terilham' adalah hasil bimbingan roh tersebut. Singkatnya, 'nubuat' adalah suatu berita atau dapat juga suatu prediksi yang berasal dari sumber adimanusiawi.
Nah, bisakah prediksi kapan waktu armagedon (kiamat) yang dibuat oleh Menara Pengawal memiliki nilai atau konsep yang sama dengan BMKG memprediksi cuaca seperti yang dikatakan oleh 'Truthseeker'? Menurutnya 'bisa', perhatikan komentarnya:
YA! anda benar, seperti BMKG itulah konsep SSY ketika memprediksi "hitung2an akhir zaman" dulu (jadi bukan bernubuat, tapi perkiraan, atau prakiraan, atau prediksi). Dan cara-cara tersebut sudah ditinggalkan oleh SSY saat ini. Yang cukup kental menggunakan cara tersebut adalah Russel, Rutherford & Franz. (Saksi Yehuwa Mengaku Sebagai Nabi Allah)
Lalu bisakah konsep prediksi BMKG dengan Menara Pengawal memiliki nilai dan konsep yang sama? Menurut saya, tidak. Saya telah menjelaskan definisi antara 'prediksi' dengan 'nubuat' maka jelas bahwa prediksi Menara Pengawal memiliki nilai dan konsep yang jauh berbeda dengan prediksi BMKG. Mengapa? Karena BMKG memprediksi didasarkan kepada teknologi dan tidak bersumber ilahi. Sebaliknya, Menara Pengawal pada zaman Russell dan Rutherford menyatakan dengan jelas dan eksplisit bahwa prediksi-prediksinya bersumber dari Allah. Pendiri Menara Pengawal, Russell dan Rutherford jelas menyatakan bahwa buku-bukunya 'tidak memiliki pendapat manusia, melainkan Allah' bahkan Russell dengan begitu berani menyatakan bahwa nubuatan kiamat tahun 1914 adalah 'God's date' (tanggalnya Allah) yang artinya Allah Yehuwa sendiri yang menetapkan tanggal kiamat tersebut! Ya, Russell dan Rutherford di dalam buku-bukunya begitu jelas menyatakan bahwa mereka berbicara atas nama Allah ketika memprediksi waktunya kiamat. Lihat bahasannya di Saksi Yehuwa Mengaku Sebagai Nabi Allah yang begitu jelas dan eksplisit Menara Pengawal mengaku sebagai nabi dan bahasan Apakah Saksi Yehuwa Nabi Sejati Atau Palsu yang membuktikan berdasarkan Alkitab bagaimana Saksi Yehuwa adalah nabi palsu.
Tetapi fakta-fakta yang saya uraikan dengan begitu detail tetap tidak membuat 'Truthseeker' mengubah pandangannya, sebaliknya ia mengatakan:
Tetapi jika ternyata apa yang ada dalam benak saya dan penilaian saya, bahwa tokoh2 SSY tersebut tidak sedang bernubuat tetapi hanya sedang memprediksi, maka biarkanlah Allah Yehuwa yang menjadi hakim. Jangan kita mengangkat diri pribadi kita menjadi hakim. Yang saya ketahui hingga detik ini, seluruh anggota SSY tidak pernah diajarkan organisasi SSY untuk mengkultuskan badan pimpinan mereka sbg nabi, mereka diajarkan utk membiarkan rohkudus Allah Yehuwa menyingkapkan secara progresif siapa sebenarnya golongan "hamba yang setia dan bijaksana" sejati seraya waktu berjalan sampai ke akhir zaman (Saksi Yehuwa Mengaku Sebagai Nabi)
Saya yakin jawaban beliau adalah tulus dan jujur. Tetapi ketulusan dan kejujuran dalam hal ini tidaklah penting karena faktanya di dalam sejarahnya, Menara Pengawal telah berulangkali memprediksi waktu kiamat dengan mengatas-namakan Allah Yehuwa.
Saya jadi teringat dengan sebuah artikel majalah Menara Pengawal 1/8/2003, hlm. 14 yang menulis demikian:
”Apakah kebenaran itu?” (Yohanes 18:38) Pertanyaan itu, yang dengan sinis diajukan oleh Pontius Pilatus hampir 2.000 tahun yang lalu, menyiratkan bahwa kebenaran terlalu sulit dicari. Banyak orang dewasa ini sependapat dengannya. Hakikat kebenaran itu sendiri sedang diserang. Saudara mungkin telah mendengar bahwa kebenaran itu ditentukan oleh tiap-tiap pribadi, atau bahwa kebenaran itu relatif, atau bahwa kebenaran itu selalu berubah. Penalaran semacam itu mengandung kelemahan. Tujuan riset dan pendidikan justru adalah untuk mengetahui fakta, kebenaran, tentang dunia tempat kita tinggal. Kebenaran bukan soal opini pribadi. Misalnya, jiwa manusia dapat mati atau tidak dapat mati. Setan ada atau tidak ada. Hidup itu bertujuan atau tidak bertujuan. Dalam setiap kasus, hanya ada satu jawaban yang tepat. Yang satu benar, dan yang lainnya salah; tidak mungkin kedua-duanya benar.
Ya, benar. Saya menyetujui tulisan Menara Pengawal itu. Setelah saya uraikan panjang lebar 'kebenaran' berdasarkan fakta dari publikasi Menara Pengawal sendiri maka kebenaran tersebut bukanlah soal opini pribadi. Dan hanya ada satu jawaban yang tepat, tentunya berdasarkan fakta. Apapun juga rasionalisasi yang dilakukan oleh seorang Saksi Yehuwa mengenai fakta ini hanyalah untuk membuat perasaannya lebih baik. Seperti seekor burung unta yang melihat musuhnya berlari sekuat tenaga dan memasukkan kepalanya ke dalam sebuah lubang dengan berpikir bahwa ia telah terhindar dari bahaya. Dan ini membuatnya nyaman. Tetapi, faktanya tidaklah demikian. Memang kepalanya berada di dalam lubang tetapi seluruh bagian badannya berada di luar, terlihat jelas oleh musuhnya.
Saya biarkan pembaca menilai sendiri apakah hasil penelitian dan kesimpulan saya berdasarkan fakta atau hanya mengada-ada.
Dan jika sekalipun akhirnya seorang Saksi Yehuwa mengakuinya bahwa benar para tokoh Menara Pengawal merupakan nabi palsu; seorang Saksi akan merasionalisasikan bahwa 'toh ini adalah dulu, memang keliru tetapi sekarang tidak lagi'
Tetapi saya ingin ingatkan akan perkataan Yesus yang tidak pernah salah yaitu:
Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan berbaju domba, tetapi di dalamnya, mereka adalah serigala-serigala yang rakus. Dari buah-buahnya kamu akan mengenali mereka. Tidak pernah orang mengumpulkan buah anggur dari tanaman berduri atau buah ara dari rumput duri, bukan? (Matius 7:15-16, NW)
Apakah artinya kalimat yang saya italic itu? Mungkinkah jika apa yang ditanam oleh Russell dan Rutherford - terbukti adalah nabi palsu berdasarkan standard Alkitab - adalah tanaman berduri menghasilkan buah anggur? Silahkan Saudara jawab sendiri.
Lalu apakah rasionalisasi Menara Pengawal untuk menutupi nubuatan palsunya? Seperti juga Saksi-Saksi Yehuwa yang selalu merasionalisasikan suatu masalah agar terlihat masuk akal agar perasaannya nyaman. Demikian juga Menara Pengawal memberikan rasionalisasi-rasionalisasinya. Apakah itu? Kita akan pelajari dalam artikel berikutnya.
”Berjaga-jagalah
terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan berbaju domba, tetapi di
dalamnya, mereka adalah serigala-serigala yang rakus.” (Mat. 7:15, NW)
Dear sdr.Awi,
ReplyDeleteAnda mengutip sebagian potongan2 komentar saya dalam catatan blog anda di kolom lain, lalu merangkaikannya di sini untuk "menyerang" saya sebagai seseorang yang sedang menerapkan Rasionalisasi.
Padahal jika anda atau para pembaca blog anda ini benar2 teliti membaca seluruh comment saya di berbagai tulisan dalam blog anda ini, maka penjelasan saya sangatlah mudah dipahami dan samasekali tidak ada unsur Rasionalisasi.
Jika anda memang seorang peneliti ajaran SSY, maka anda tentu tahu persis bahwa beberapa "oknum" tokoh SSY dulu memang sedang menggunakan perhitungan "angka-angka simbolis" dari Alkitab ketika mereka menuliskan prediksi2 yang terkait dengan akhir zaman - dan bukan bernubuat, saya sudah jelaskan dari awal mula tentang itu. Misalnya tentang tahun 1914 (2520 tahun setelah tahun 607 SM jatuh pada tahun 1914) dan tahun 1975 (kira-kira 6000 tahun setelah penciptaan Adam sampai pada awal kerajaan millenium Yesus Kristus perkiraannya adalah 1975), prediksi yg menjadi acuan ke tahun-tahun tersebut ditulis berdasarkan perhitungan kronologis yang dicatat dalam Alkitab menggunakan parameter indikator 'clue' yang tertera dalam Alkitab - jadi bukan bernubuat atas dasar penglihatan ilham illahi atau mimpi seperti para nabi dulu(anda tentu tahu akan hal itu karena so far saya melihat anda sepertinya memiliki publikasi2 atau buku2 dan majalah, brosur MP), atau mungkin anda memiliki CD WT-Lib atau akses lewat situs web SSY.
Jika beberapa tokoh SSY (Russel, Rutherford atau Franz) dulu pernah mengklaim bhw dirinya sedang berbicara atas nama Yehuwa, maka berdasarkan penilaian saya itu semata-mata karena mereka merasa sedang menuliskan kronologi petunjuk Alkitab (yang notabene Alkitab adalah memang berisi petunjuk dari Allah, bukan?). Tetapi sayangnya beberapa pemahaman mereka dan hasil riset penelitian mereka dari Alkitab sehubungan dengan "hitung-hitungan akhir zaman" tidak se-akurat yang mereka kira (khususnya tentang 1975). Mengenai tahun 1914 ada beberapa aspek yang anda sendiri tentu tahu bhw tahun itu cukup mendapat perhatian serius dari berbagai tokoh sejarah (saya akan bahas nanti).
Jadi sekali lagi, saya tidak sedang me-Rasionalisasikan pemahaman saya, tetapi memang demikianlah faktanya, saya memang melihat bbrp tokoh SSY dulu terlalu percaya diri dengan "bible chronology" prediksi hitung2an akhir zaman mereka, that's it. Saya sangat mengerti penjelasan anda dan kritikan anda terhadap beberapa tokoh SSY (seperti Russel dan Rutherford) dan seperti saya jelaskan di awal, organisasi SSY sudah lama meninggalkan cara2 'hitung-hitungan akhir zaman dari Alkitab' semacam itu. Badan pimpinan SSY rela menyesuaikan diri dan mengubah cara pandang mereka secara progresif - inilah salahsatu perbedaan yang jelas antara SSY dengan organisasi Kristen lain (Katolik atau Protestan).
... berlanjut ...
Truthseeker
... Lanjutan dari atas ...
ReplyDeleteSebagai bahan pertimbangan anda, berikut ini saya kutip artikel tulisan di dalam buku JV-IN, tentang minat beberapa tokoh Kristen terhadap 'bible chronology' terkait dgn tahun 1914.
Masalah kronologi Alkitab telah lama menarik minat para siswa Alkitab. Para komentator telah mengajukan berbagai pandangan tentang nubuat Yesus berkenaan ”zaman orang Kafir” dan catatan nabi Daniel tentang mimpi Nebukadnezar berkenaan tunggul pohon yang diikat selama ”tujuh masa”.—Luk. 21:24, Bode; Dan. 4:10-17.
Baru pada tahun 1823, John A. Brown, yang karyanya diterbitkan di London, Inggris, menghitung ke ”tujuh masa” dari Daniel pasal 4 yang panjangnya sama dengan 2.520 tahun. Namun ia tidak mengerti dengan jelas tanggal mulainya jangka waktu nubuat itu atau kapan berakhirnya. Akan tetapi, ia memang menghubungkan ”tujuh masa” ini dengan Zaman Orang Kafir di Lukas 21:24, ”Bode”. Pada tahun 1844, E. B. Elliott, seorang pemimpin agama berkebangsaan Inggris, menarik perhatian kepada tahun 1914 sebagai tanggal yang mungkin untuk berakhirnya ”tujuh masa” dari kitab Daniel, namun ia juga mengajukan pandangan tambahan yang menunjuk kepada zaman Revolusi Prancis. Robert Seeley, dari London, pada tahun 1849 menangani hal ini dengan cara serupa. Setidaknya pada tahun 1870, sebuah publikasi yang diedit oleh Joseph Seiss dan rekan-rekannya dan dicetak di Philadelphia, Pennsylvania, mengajukan perhitungan yang menunjuk ke tahun 1914 sebagai tanggal yang penting, walaupun penalaran yang ada di dalamnya didasarkan atas kronologi yang belakangan ditolak oleh C. T. Russell.
Kemudian, dalam terbitan Herald of the Morning bulan Agustus, September, dan Oktober 1875, N. H. Barbour membantu menyelaraskan perincian yang telah ditunjuk oleh orang-orang lain. Dengan menggunakan kronologi yang disusun oleh Christopher Bowen, seorang pemimpin agama di Inggris, dan diterbitkan oleh E. B. Elliott, Barbour menunjukkan permulaan Zaman Orang Kafir dengan digulingkannya Raja Zedekia sebagaimana dinubuatkan dalam Yehezkiel 21:25, 26, dan ia menunjuk ke tahun 1914 sebagai tanda berakhirnya Zaman Orang Kafir.
Pada awal tahun 1876, C. T. Russell menerima sebuah terbitan Herald of the Morning. Ia langsung menulis kepada Barbour dan kemudian menggunakan waktu bersamanya selama musim panas di Philadelphia, antara lain berdiskusi mengenai jangka waktu nubuat. Tidak lama kemudian, dalam artikel yang berjudul ”Zaman Orang Kafir: Kapan Berakhir?”, Russell juga membahas hal ini dari Alkitab dan menyatakan bahwa bukti memperlihatkan bahwa ”tujuh masa akan berakhir pada tahun 1914 M”. Artikel ini dicetak dalam terbitan Bible Examiner bulan Oktober 1876. Buku Three Worlds, and the Harvest of This World, diterbitkan pada tahun 1877 oleh N. H. Barbour, bekerja sama dengan C. T. Russell, menunjuk kepada kesimpulan yang sama. Sesudah itu, terbitan-terbitan pertama dari Watch Tower, seperti terbitan Desember 1879 dan Juli 1880, mengarahkan perhatian kepada tahun 1914 M sebagai tahun yang sangat penting dari sudut nubuat Alkitab. Pada tahun 1889 seluruh pasal empat Jilid II dari Millennial Dawn (belakangan disebut Studies in the Scriptures) khusus membahas tentang ”Zaman Orang Kafir”. Namun, apa arti berakhirnya Zaman Orang Kafir?
...Berlanjut...
Truthseeker
... Lanjutan dari atas ...
ReplyDeleteSiswa-Siswa Alkitab tidak sepenuhnya yakin apa yang akan terjadi (di tahun 1914 - penulis). Mereka percaya bahwa ini tidak akan berakhir dengan terbakarnya bumi dan hancurnya kehidupan manusia. Sebaliknya, mereka mengetahui bahwa itu akan menandai titik penting sehubungan dengan kekuasaan ilahi. Pada mulanya, mereka mengira bahwa pada tahun itu Kerajaan Allah sudah akan memperoleh kekuasaan penuh dan universal. Ketika hal itu tidak terjadi, keyakinan mereka akan nubuat-nubuat Alkitab yang menandai tanggal itu tidak goyah. Sebaliknya, mereka menyimpulkan bahwa tanggal itu hanya menandai titik mulainya kekuasaan Kerajaan.
Dengan cara yang sama, pada mulanya mereka mengira bahwa kesulitan sedunia yang memuncak dalam anarki (yang mereka pahami akan berkaitan dengan perang ”pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa”) akan mendahului tanggal itu. (Why. 16:14) Namun kemudian, sepuluh tahun sebelum 1914, Watch Tower memberi tahu bahwa kesusahan sedunia yang akan berakhir dengan pemusnahan lembaga-lembaga manusia akan datang langsung sesudah berakhirnya Zaman Orang Kafir. Mereka mengharapkan tahun 1914 akan menandai titik balik yang penting untuk Yerusalem, karena nubuat tersebut berkata bahwa ’Yerusalem akan diinjak-injak’ sampai genap Zaman Orang Kafir. Ketika mereka mengamati tahun 1914 kian mendekat padahal mereka belum juga mati sebagai manusia dan ’diangkat dalam awan’ untuk menjumpai Tuhan—selaras dengan hal-hal yang mereka nantikan sebelumnya—mereka sungguh-sungguh berharap bahwa mereka akan diubah pada akhir Zaman Orang Kafir.—1 Tes. 4:17.
Seraya tahun-tahun berlalu dan mereka memeriksa dan memeriksa ulang Alkitab, iman mereka akan nubuat-nubuat tetap kuat, dan mereka tidak berhenti menyatakan apa yang mereka nantikan akan terjadi. Dengan berbagai tingkat keberhasilan, mereka berupaya untuk tidak menjadi dogmatik berkenaan perincian yang tidak disebutkan secara langsung dalam Alkitab.
Banyak kesulitan memang menimpa dunia pada tahun 1914 dengan meletusnya Perang Dunia I, yang selama bertahun-tahun hanya disebut Perang Besar, tetapi itu tidak segera berakhir dengan dijatuhkannya seluruh kekuasaan manusia yang ada. Seraya peristiwa-peristiwa berkenaan dengan Palestina berkembang setelah tahun 1914, Siswa-Siswa Alkitab mengira mereka akan melihat bukti tentang perubahan-perubahan penting untuk Israel. Namun bulan-bulan dan kemudian tahun-tahun berlalu, dan Siswa-Siswa Alkitab tidak menerima pahala surgawi mereka seperti yang mereka harapkan. Bagaimana reaksi mereka terhadap hal ini?
The Watch Tower 1 Februari 1916, secara spesifik menarik perhatian kepada 1 Oktober 1914, dan kemudian berkata, ”Ini adalah titik terakhir dari waktu yang ditunjuk oleh kronologi Alkitab kepada kita yang berkaitan dengan hal-hal yang akan dialami Gereja. Apakah Tuhan memberi tahu kita bahwa kita akan dibawa ke [surga] sana? Tidak. Apa yang Ia katakan? Firman-Nya dan penggenapan-penggenapan nubuat tampaknya tidak salah lagi menunjukkan bahwa tanggal ini menandai berakhirnya Zaman Orang Kafir. Kita menyimpulkan dari hal ini bahwa ’perubahan’ Gereja akan terjadi pada atau sebelum tanggal itu. Akan tetapi, Allah tidak memberi tahu kita bahwa halnya akan demikian. Ia mengizinkan kita menarik kesimpulan itu; dan kita yakin bahwa hal itu terbukti menjadi ujian yang perlu bagi orang-orang kudus yang Allah kasihi di mana-mana.” Namun, apakah perkembangan ini membuktikan bahwa harapan mereka yang mulia itu sia-sia belaka? Tidak. Itu hanya mengartikan bahwa tidak semua hal terjadi secepat yang mereka harapkan.
Beberapa tahun sebelum 1914, Russell telah menulis, ”Kronologi (waktu nubuat secara umum) jelas tidak dimaksudkan untuk memberi umat Allah keterangan kronologi yang akurat sepanjang seluruh perjalanan waktu. Ternyata itu lebih dimaksudkan untuk berfungsi sebagai beker (jam yang dilengkapi dengan alat yang dapat berdering pada waktu yang dikehendaki) untuk membangunkan dan memberikan semangat kepada umat Tuhan pada waktu yang tepat. . . .
...Berlanjut...
Truthseeker
.... Lanjutan dari artikel di atas...
ReplyDelete...Namun, coba kita bayangkan, misalnya bahwa Oktober 1914 itu berlalu dan bahwa kejatuhan yang serius dari kekuasaan Kafir tidak terjadi. Apa yang akan dibuktikan atau disangkal oleh hal ini? Ini tidak akan menyangkal corak mana pun dari Rencana Ilahi Sepanjang Zaman. Harga tebusan yang diselesaikan di Bukit Kalvari akan terus menjadi jaminan penggenapan terakhir dari Program Ilahi untuk restitusi manusia. ’Panggilan ke surga’ bagi Gereja untuk menderita bersama sang Penebus dan untuk dimuliakan bersamanya sebagai anggota-anggotanya atau sebagai Pengantin Perempuannya akan tetap sama. . . . Satu-satunya hal yang dipengaruhi oleh kronologi adalah waktu terwujudnya harapan yang mulia ini bagi Gereja dan bagi dunia. . . . Dan apabila tanggal itu berlalu, hal itu hanya akan membuktikan bahwa kronologi kita, ’beker’ kita, berbunyi sedikit lebih dini sebelum waktunya. Apakah kita akan menganggap sebagai malapetaka besar jika beker kita membangunkan kita beberapa saat lebih dini di pagi hari untuk suatu hari besar yang dipenuhi sukacita dan kesenangan? Tentu tidak!”
Akan tetapi, ”beker” tersebut tidak berbunyi terlalu cepat. Sebenarnya, ketika ”jam” tadi membangunkan mereka, mereka hanya tidak mengalami hal-hal yang persis seperti yang mereka nantikan.
Beberapa tahun kemudian, ketika cahaya telah bertambah terang, mereka mengakui, ”Banyak di antara orang-orang kudus yang kami kasihi mengira bahwa semua pekerjaan telah dilaksanakan. . . . Mereka bersukacita karena bukti yang jelas bahwa dunia telah berakhir, bahwa kerajaan surga sudah di ambang pintu, dan bahwa hari pembebasan mereka kian mendekat. Namun, mereka telah melupakan hal lain yang harus dikerjakan. Kabar baik yang telah mereka terima harus diberitahukan kepada orang-orang lain; karena Yesus telah memerintahkan, ’Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.’ (Matius 24:14)”—The Watch Tower, 1 Mei 1925.
Seraya peristiwa-peristiwa setelah tahun 1914 mulai tersingkap dan Siswa-Siswa Alkitab membandingkan ini dengan apa yang Majikan mereka telah nubuatkan, mereka secara bertahap mulai menghargai bahwa mereka sedang hidup di hari-hari terakhir dari sistem tua ini dan bahwa halnya demikian sejak tahun 1914. Mereka juga mulai mengerti bahwa pada tahun 1914, kehadiran Kristus yang tidak kelihatan telah dimulai, dan ini bukan dengan kembalinya dia secara pribadi (bahkan secara tidak kelihatan) ke daerah lingkungan bumi, tetapi dengan mengalihkan perhatiannya ke bumi sebagai Raja yang memerintah. Mereka mengerti dan menerima tanggung jawab mereka yang penting untuk mengumumkan ”Injil Kerajaan ini” menjadi kesaksian bagi segala bangsa selama masa kritis dari sejarah manusia ini.—Mat. 24:3-14.
Apa sebenarnya berita mengenai Kerajaan yang harus mereka kabarkan? Apakah ada bedanya dengan berita dari orang-orang Kristen abad pertama?
Demikian sekilas berkenaan tulisan2 Russel dan beberapa tokoh IBSA (bukan Saksi-Saksi Yehuwa) dahulu. Ya, jelas bukan? Russel memang sedang memprediksi berdasarkan kronologi Alkitab, namun prediksinya terlalu terburu-buru, karena mereka begitu bersemangat menantikan akhir zaman dan pemerintahan Yesus segera datang. Ya, belakangan beberapa tulisan Russel dikritik oleh Rutherford dan bahkan "dibuang" dari pengajaran SSY.
Regards,
Truthseeker.
Dear Truthseeker
DeleteSaya rasa hal yang wajar jika seseorang mengutip tulisan orang lain sepotong-sepotong asalkan tidak diluar konteksnya. Lagi pula saya beri link di setiap tulisan Anda agar pembaca dpt melihat dan mengkaji langsung tulisan Anda yg aslinya.
Saya paham tulisan Anda bahwa Russell dan Rutherford dll menghitung hitung-hitungannya berdasarkan kronologi yang didasarkan Alkitab. Ini saya paham benar.
Sdr mengatakan:
Jika beberapa tokoh SSY (Russel, Rutherford atau Franz) dulu pernah mengklaim bhw dirinya sedang berbicara atas nama Yehuwa, maka berdasarkan penilaian saya itu semata-mata karena mereka merasa sedang menuliskan kronologi petunjuk Alkitab (yang notabene Alkitab adalah memang berisi petunjuk dari Allah, bukan?)
Berdasarkan penilaian Sdr tokoh SSY sedang menulis kronologi petunjuk Alkitab yang notabene Alkitab berisi petunjuk dari Allah tidaklah tepat 100% karena faktanya mereka mengatakan:
“We see no reason for changing the figures – nor could we change them if we would. They are, we believe, God’s dates, not ours”.
Russell mengatakan God's dates. Apa artinya? Tanggal itu ditetapkan oleh Allah sendiri, bukan dirinya berdasarkan kronologi Alkitab!
"Pastor Russell's warning to Christendom, coming direct from God, has been of the imminent collapse of the present "Christian" civilization in a welter of war, revolution and anarchy, to be succeeded by the early establishment of the Kingdom of God. In all his warnings he claimed no originality. He said that he could never have written his books himself. it all came from God, through the enlightenment of the Holy Spirit."
Apakah artinya from God? Bukankah seluruh buku-bukunya bersumber langsung dari Allah? Bukanlah ia berbicara atas nama Allah?
Demikian juga Rutherford! Klik Apakah Saksi Yehuwa Nabi Sejati Atau Palsu
Jika tanpa embel-embel 'God', saya mempercayai dan sependapat dgn Sdr. Faktanya, kronologi ditambah dengan 'from God'. Ini menjadikannya berbeda.
Demikian juga keterangan Anda berdasarkan buku JV; saya nilai merupakan sebuah rasionalisasi dari kegagalan sebuah nubuatan. Tentunya setiap orang boleh (MP) membela dirinya akan kegagalannya, tetapi biarlah fakta berbicara.
MP menolak akan kegagalan nubuatannya bukanlah pertama kali. Berulang kali dalam sejarahnya setelah gagal, MP menolak bahkan menyalahkan anggotanya, padahal semua sumber informasi dari MP sendiri Klik Pandangan Dan Pemahaman Saksi Yehuwa
Jika Anda tidak setuju. Ya tidak apa-apa. Tetapi saya ingin pembaca blog ini memahaminya secara lengkap agar mereka dapat menilai sendiri; mana yang fakta, maka yang merupakan rasionalisasi. Marilah kita biarkan pembaca menilainya.
Salam kasih Kristus
Dear sdr.Awi,
ReplyDeleteSaya kira ini hanya masalah perbedaan perspective pemahaman saja. Kita berdua sebenarnya memiliki kesamaan dalam beberapa hal, saya dan anda sama-sama kritis terhadap agama-agama, hanya saja perbedaan kita adalah cara pandang kita terhadap apa yang sedang kita kritisi.
Awi wrote : Saya rasa hal yang wajar jika seseorang mengutip tulisan orang lain sepotong-sepotong asalkan tidak diluar konteksnya. Lagi pula saya beri link di setiap tulisan Anda agar pembaca dpt melihat dan mengkaji langsung tulisan Anda yg aslinya.
Ya benar, adalah wajar utk mengutip tulisan orang lain sepotong-sepotong, saya sependapat dengan anda. Saya tidak mempermasalahkan anda mengutip penggalan2 tulisan saya itu, tetapi yang jadi masalah adalah konklusi akhir yg dibuat terhadap tulisan saya tersebut = Rasionalisasi.
Silahkan anda dan para pembaca blog ini memperhatikan ulang comment saya di bagian bawah dari Link : Pandangan dan pemahaman saksi Yehuwa, di mana kalimat dari comment saya tersebut yang merupakan bentuk Rasionalisasi?
Apakah jika anda menulis statment panjang lebar yang berisi upaya untuk membenarkan doktrin Tritunggal versi Trinitarian maka itu artinya anda sedang melakukan bentuk upaya Rasionalisasi? ataukah anda hanya sedang berupaya menjelaskan dari sudut pandang lain?
Awi wrote : Apakah artinya from God? Bukankah seluruh buku-bukunya (Russel) bersumber langsung dari Allah? Bukankah ia berbicara atas nama Allah?
Ya, anda benar jika konteks perspektif yang anda maksudkan bahwa Russel seolah-olah menuliskan buku2nya atas ilham Allah atau atas dasar penghlihatan atau mimpi2. Tetapi berdasarkan analisa saya tidaklah demikian, Russel (dan juga beberapa tokoh SSY lain) mengatakan demikian karena dia menuliskan buku-bukunya berdasarkan hasil riset penyelidikan dari Alkitab (yang notabene Alkitab merupakan Firman terilham dari Allah, bukan?), nah karena mereka yakin bahwa tulisan2nya bersumber dari hasil penelitian Alkitab maka mereka dengan yakin mengatakan bahwa tulisan2nya "bersumber dari Allah" dalam konteks bersumber dari Alkitab yang merupakan firman Allah. Yang saya ketahui Russel dan beberapa tokoh SSY tidak pernah mengklaim diri mereka mendapat penghlihatan ghaib atau mimpi2 spiritual pada saat menuliskan buku2 mereka, tidak seperti Rasul Yohanes ketika menuliskan kitab Wahyu.
Analoginya demikian, misalnya katakanlah anda sedang menuliskan sebuah buku tentang ajaran Tritunggal Trinitarian yang berisi hasil riset anda dari Firman Allah Alkitab, lalu kemudian anda mengatakan bahwa hasil riset anda itu berasal dari Allah, dan bimbingan roh kudus Allah (karena selain anda menuliskan tafsiran tersebut berdasarkan Alkitab, anda juga berdoa memohon roh kudus utk membantu anda menuliskan buku tersebut), sehingga anda yakin bahwa tulisan2 anda itu tidak akan menyimpang dari konsep Alkitab. Nah, apakah orang lain bisa menghakimi anda sebagai seorang yang sedang mengklaim diri sebagai Nabi ? Ya bisa saja orang berpandangan demikian, tetapi saya pribadi tidak memandang anda dari perspektif tersebut, saya hanya memandang anda terlalu terburu-buru dan terlalu yakin terhadap diri sendiri. Nah seperti itulah saya memandang Charles Taze Russel. Jadi saya kira itu bukanlah suatu bentuk Rasionalisasi, melainkan hanya suatu bentuk perspective. Untuk apa saya berupaya merasionalisasikan, anda toh sudah tahu bhw saya sudah 3 tahun ini tidak aktif dalam organisasi SSY (mungkin dalam pandangan sdr2 di dalam SSY, saya tidak layak lagi disebut SSY karena sdh tidak aktif), jadi saya benar2 free, obyektif dan independent dalam memandang SSY tanpa dipengaruhi oleh unsur2 rasionalisasi.
Is that clear?
Reagards,
Truthseeker
Dear Sdr Truthseeker
DeleteSdr berkata:
Saya kira ini hanya masalah perbedaan perspective pemahaman saja . . . , hanya saja perbedaan kita adalah cara pandang kita terhadap apa yang sedang kita kritisi.
Maaf, dalam hal ini saya kurang sependapat. Masalahnya bukanlah perbedaan cara pandang, tetapi usaha Anda melakukan pembelaan terhadap kekeliruan MP.
Sdr berkata:
Ya benar, . . .tetapi yang jadi masalah adalah konklusi akhir yg dibuat terhadap tulisan saya tersebut = Rasionalisasi.
Silahkan anda dan para pembaca blog ini memperhatikan ulang comment saya di bagian bawah dari Link : Pandangan dan pemahaman saksi Yehuwa, di mana kalimat dari comment saya tersebut yang merupakan bentuk Rasionalisasi?
Sdr dalam hal ini harus jujur terhadap diri sendiri. Bukankah kita sedang mencari kebenaran ketimbang pembenaran?
Kita sudah berbicara banyak, ada hal-hal yang Sdr akui bhw saya benar dan ada hal2 yg Sdr tolak dan mencoba untuk merasionalisasikannya. Perhatikan link-2 saya di dalam artikel ini, semuanya mengarah kepada rasionalisasi-2 Sdr. Sebaliknya, link yg sdr ajukan sebagai pembuktian merupakan pengakuan Sdr bhw tulisan2 saya benar. Dengan demikian memang tidak banyak rasionalisasi di sana. Tetapi meskipun demikian, tetap ada.
Izinkan saya buktikan sbb:
Artikel itu berbicara ttg 'kegagalan prediksi tahun 1975 yg dibuat oleh MP' dan Sdr mengakuinya.
Lalu Sdr tulis di sana:
Ya, sedangkan Petrus Rasul dan Murid Yesus bisa salah prediksi, apalagi badan pimpinan SSY.
Rasionalisasi ini Sdr dapat dari MP di 'Bertukar Pikiran' hlm. 227 sbb:
Saksi-Saksi Yehuwa tidak mengaku sebagai nabi-nabi yang terilham. Mereka membuat kesalahan-kesalahan. Seperti rasul-rasul Yesus Kristus, mereka kadang-kadang mempunyai pengharapan yang salah.—Luk. 19:11; Kis. 1:6.
Nah, memang saya akui bhw para rasul dpt salah ketika menyangka bahwa kerajaan Allah akan segera tampil (Luk 19:11) dan mereka bertanya kepada Yesus, ”Tuan, apakah engkau akan memulihkan kerajaan bagi Israel pada masa ini?” (Kis. 1:6)
Tetapi kita harus ingat bahwa faktanya:
1. Mereka hanya menyangka, bukan memprediksi seperti MP kapan waktunya kiamat.
2. Mereka menanyakan langsung kepada Yesus kapan waktu pemulihan itu, dan dijawab langsung oleh Yesus. Tetapi MP dengan begitu lancang telah mempublikasikannya secara luas kapan waktu kiamat sehingga menyesatkan pengikutnya.
Apakah ini sama? Saya rasa jauh dari sama. Para rasul tidak pernah memprediksi sedikitpun. Ketika mereka menulis tulisan2 kudus dan membagikannya kepada sidang jemaat, mereka tidak memprediksi, malahan menulis bhw hari ini datangnya seperti pencuri dan tidak ada orang yang tahu.
Sebaliknya, MP memprediksi dan mendistribusikan prediksi palsu itu kepada semua anggotanya. Dan ini dikerjakannya berulang kali.
Nah, menurut saya inilah sebuah rasionalisasi. Faktanya apa yang dilakukan para rasul jauh berbeda dengan MP, tetapi MP mencoba merasionalisasikannya agar masuk akal dan sama kondisinya dgn para rasul. Jadi tolong jangan disamakan.
Sdr menulis:
Ya, anda benar jika konteks perspektif yang anda maksudkan bahwa Russel seolah-olah menuliskan buku2nya atas ilham Allah atau atas dasar penghlihatan atau mimpi2. Tetapi berdasarkan analisa saya tidaklah demikian. . .
Begini, kembali Sdr mencoba - maaf - merasionalisasikannya. Meskipun Russell cs memperoleh suatu pemahaman berdasarkan hasil dari penelitian dr Alkitab, tetapi tidak boleh berbicara bhw pemahamannya itu dengan mengataskan nama Allah! Ini pelanggaran serius Ul 18:20-22. Apalagi disertai dengan prediksi kapan waktu kiamat.
--Lanjut--
--Lanjutan--
DeleteSdr menulis:
Yang saya ketahui Russel dan beberapa tokoh SSY tidak pernah mengklaim diri mereka mendapat penghlihatan ghaib atau mimpi2 spiritual pada saat menuliskan buku2 mereka, seperti Rasul Yohanes ketika menuliskan kitab Wahyu.
Rutherford mengklaim dirinya dirinya memperoleh pengajaran dari malaikat yang tidak terdengar suaranya tetapi langsung memasuki pikirannya.
Perhatikan pula klaim Rutherford:
The interpretation of prophecy, therefore, is not from man, but is from the Lord; and the Lord causes events to come to pass in fulfilment of the prophecy in due time. It is his truth, and not man's; and when men attempt to give the honor and glory for the message of truth to a man or men, such make fools of themselves. The Lord provides the machinery, the printing presses, and all material for the purpose of preparing his fiery message that must be poured out or scattered upon Christendom, and this is done by his "faithful servant" class. (Vindication Book 1, hlm. 120-121)
Perhatikan klaim itu yaitu tafsiran dari nubuatan, bukan dari manusia tetapi dari Allah. . .
Perhatikan di bawah, tafsiran dalam buku-2 Rutherford bukan opininya, tidak ada tafsiran manusia di dalamnya,
The writer does not give his opinion. No human interpretation of Scripture is advanced. The contents of this book are a statement of the facts as they exist and the citation of the Scriptures in support thereof
Lihat Rutherford, Dunia Roh dan Spiritisme utk detailnya.
Jadi jelas ada hal-2 yg gaib, bukan? Dan bernubuat mengatas-namakan Allah!
Lihat kutipan di bawah tentang malaikat yang berbaju putih memberikan pengarahan kepada hamba setia:
These invisible ones the Lord uses to put in the hands of his "faithful servant" class, that is, the man clothed with linen, the fiery message from his Word, or judgments written, and which is to be used as directed. The resolutions adopted by conventions of God's anointed people, booklets, magazines, and books published by them, contain the message of God's truth and are from the Lord Jehovah and provided by him through Christ Jesus and his under-officers. This shows the grand and glorious organization working in exact harmony, as indeed it must work. These instruments being provided by the Lord, and placed in the hand of the remnant, the remnant or "servant" class is commanded to use the same.
Sdr menulis:
Analoginya demikian, misalnya katakanlah anda sedang menuliskan sebuah buku tentang ajaran Tritunggal Trinitarian yang berisi hasil riset anda dari Firman Allah Alkitab, lalu kemudian anda mengatakan bahwa hasil riset anda itu berasal dari Allah, dan bimbingan roh kudus Allah (karena selain anda menuliskan tafsiran tersebut berdasarkan Alkitab, anda juga berdoa memohon roh kudus utk membantu anda menuliskan buku tersebut). . .
Maaf, saya tidak akan berani mengatakan bahwa hasil riset saya berasal dari Allah meskipun saya memberolehnya berdasarkan Alkitab dan memohon pimpinan Allah. Ini berarti saya telah terlalu lancang berbicara atas nama Allah.
Kita berdoa memohon bimbingan Roh Kudus, ini benar, tetapi tidak boleh mengatakan hal-2 seperti tokoh-2 MP krn melampaui hal yang tertulis.
Salam kasih Kristus
asik mantap jadi saksi yehuwa. diomongin terus makin tenar.kenapa nggak agama lu aja yg loe omongin gw cari keyword saksi Yehuwa banyak banget yg menjelekkan. top deh.itulah kelebihan saksi Yehuwa.sama seperti Yesus dibumi memang banyak yg suka sama kaum ulamanya yahudi..?begitu juga saksi.
ReplyDeleteDear Sdr Gabriel
ReplyDeleteTerima kasih atas komentarnya.
Maaf ya, ketika Saksi Yehuwa banyak dibicarakan bukanlah berarti ajarannya benar. Lebih banyak kejahatan yang dibicarakan oleh orang dibandingkan hal-hal yang baik, bukan? Lihat koran, selalu membahas kejahatan lebih banyak dibandingkan hal-hal yang baik.
Demikian juga masalah ketenaran.
Saya merasa kasihan dengan Anda seorang Saksi yang memiliki pola pikir yang sangat keliru tersebut.
Saran saya, banyak doa ya, mohon kepada Roh Kudus memberikan pencerahannya sehingga Anda dibawa kepada kebenaran yang sejati
Salam kasih Tuhan Yesus