Melihat, Mendengar dan Berbicara: TIDAK |
Jika Saudara bertanya kepada seorang Saksi Yehuwa, "Yang manakah lebih ber-otoritas atau berwibawa; Alkitab atau publikasi Menara Pengawal?" Maka jawaban spontannya adalah Alkitab. Menurut Saksi Yehuwa, publikasi Menara Pengawal hanyalah merupakan sebuah alat bantu untuk memahami Alkitab, tidak lebih — tidak kurang. Bahkan jika kita membaca publikasi-publikasi atau buku-buku yang diterbitkan Menara Pengawal begitu sarat dengan ayat-ayat Alkitab dalam setiap paragrafnya. Tidak dapat kita sangkal; Ya, publikasi atau buku-buku Menara Pengawal adalah alat bantu yang baik untuk menjelaskan Alkitab.
Perhatikan kutipan berikut yang menegaskan maksud saya di atas sebagai berikut:
Apakah Gembala kita juga adalah tuan rumah yang murah hati? Tidak diragukan lagi! Pikirkan betapa bermutu, berlimpah, dan beragamnya makanan rohani yang sekarang kita nikmati. Melalui golongan budak yang setia dan bijaksana, Yehuwa telah menyediakan bagi kita berbagai publikasi yang berguna dan acara-acara yang berbobot di perhimpunan dan kebaktian —semuanya itu memenuhi kebutuhan rohani kita. (Matius 24:45-47) Pastilah, tidak ada kekurangan makanan rohani. ”Budak yang setia dan bijaksana” telah menghasilkan jutaan Alkitab dan alat bantu pelajaran Alkitab, dan publikasi seperti itu kini tersedia dalam 413 bahasa. Yehuwa telah menyajikan makanan rohani ini dalam bentuk yang sangat beragam—dari ”susu”, ajaran-ajaran dasar Alkitab, sampai ”makanan keras”, keterangan rohani yang lebih dalam. (Ibrani 5:11-14) Hasilnya, sewaktu kita menghadapi masalah atau harus membuat keputusan, biasanya kita dapat menemukan bahan yang benar-benar kita butuhkan. Bagaimana jadinya kita tanpa makanan rohani seperti itu? Gembala kita benar-benar penyedia yang paling murah hati!—Yesaya 25:6; 65:13. (Menara Pengawal, 1/11/2005, hlm. 18)
Perhatikan 1 paragraf tersebut di atas memiliki referensi 4 buah ayat dari 3 kitab yang berbeda dan pernyataan alat bantu pelajaran Alkitab yang begitu limpahnya disediakan oleh Yehuwa melalui ”budak yang setia dan bijaksana” sebagai makanan rohani setiap Saksi-Saksi Yehuwa di seluas dunia.
Tetapi benarkah demikian, yaitu publikasi atau buku-buku yang diterbitkan oleh Menara Pengawal hanyalah alat bantu yang menjelaskan Alkitab sehingga bagaimanapun juga Alkitab lebih berotoritas dibandingkan publikasi Menara Pengawal? Mari kita kaji kebenarannya karena di dalam pembelajaran kita di artikel Membaca Publikasi Menara Pengawal Atau Alkitab? telah dibahas bahwa kerapkali apa yang disampaikan Saksi Yehuwa dan Menara Pengawal tidaklah sesuai dengan kenyataan; teori boleh berbicara begini, tetapi prakteknya berbicara begitu. Kita tidak dapat mempercayai begitu saja apa yang dikatakan oleh Saksi Yehuwa maupun apa yang ditulis oleh Menara Pengawal tanpa mengujinya dengan saksama. Saya mengatakan hal ini bukanlah berarti Saksi Yehuwa berbohong. Tidak. Ia tidak berbohong hanya tidak menyadari sepenuhnya apa yang dikatakannya. Kali ini juga akan saya kaji apakah benar otoritas Alkitab melampaui publikasi Menara Pengawal dan publikasi Menara Pengawal hanyalah sekedar alat bantu atau sebaliknya.
Kita uji kebenaran klaim Menara Pengawal itu dengan teori dari buku "Cults in Our Midst" oleh Margaret Thaler Singer, seorang psychologist dan seorang professor di University of California, Berkeley di departemen psikologi yang khusus mempelajari korban grup-grup kultus menulis sub-judul "Indirect Directives atau Perintah Tidak Langsung" sebagai berikut (klik sini):
Kita uji kebenaran klaim Menara Pengawal itu dengan teori dari buku "Cults in Our Midst" oleh Margaret Thaler Singer, seorang psychologist dan seorang professor di University of California, Berkeley di departemen psikologi yang khusus mempelajari korban grup-grup kultus menulis sub-judul "Indirect Directives atau Perintah Tidak Langsung" sebagai berikut (klik sini):
Anggota kultus sering mengatakan kepada keluarga dan teman-temannya, "Tidak seorangpun memerintah saya. Saya memilih untuk melakukan apa yang saya lakukan." Mendapatkan anggota untuk berpikir seperti itu adalah salah satu manipulasi yang dikuasai oleh pemimpin kultus yang terampil dalam mendapatkan tindakan yang dikerjakan melalui tersirat dan tidak langsung.
Cult members often say to their families and friends, "No one orders me around. I choose to do what I do." Getting members to think that way is one of the manipulations mastered by cult leaders who have become skillful at getting acts carried out through indirection and implication.
Apakah maksud tulisan Singer tersebut? Pemimpin kultus sangat ahli dalam memanipulasi anggota-anggotanya dengan cara instruksi yang diberikan secara tersirat sehingga seolah-olah suatu keputusan, tindakan atau perkataan yang dilakukan oleh anggotanya adalah mutlak keputusan atau perkataan yang berasal dari pribadi anggotanya; tidak ada intimidasi ataupun paksaan untuk menjalankannya. Padahal sesungguhnya, keputusan atau perkataannya itu merupakan apa yang diinginkan pemimpin kultus kerjakan. Dengan demikian, anggota kultus mengerjakan apa yang diinginkan oleh pemimpinnya tanpa ia sadari bahwa keputusannya itu adalah keinginan pemimpin kultus yang dimintanya melalui sebuah instruksi yang tidak langsung atau tersirat!
Nah, sekarang adalah waktunya untuk menguji pernyataan Saksi Yehuwa atau Menara Pengawal; apakah benar Alkitab merupakan otoritas atau wibawa tertinggi dibandingkan publikasi-publikasi yang diterbitkan Menara Pengawal dan publikasi Menara Pengawal hanyalah alat bantu untuk memahami Alkitab seperti yang diklaim Saksi Yehuwa dan dinyatakan Menara Pengawal.
Di artikel Membaca Publikasi Menara Pengawal Atau Alkitab? telah dibuktikan bahwa meskipun seorang Saksi Yehuwa mengatakan bahwa seseorang sebaiknya membaca Alkitab setiap hari tetapi faktanya tidaklah demikian. Faktanya, seorang Saksi Yehuwa sesungguhnya lebih mengutamakan membaca publikasi yang diterbitkan Menara Pengawal daripada membaca Alkitab karena toh ia sia-sia membacanya karena kehidupannya tidak akan maju! Pertanyaannya adalah mengapa Menara Pengawal begitu berani menyatakan demikian?
Kita harus memahami bahwa setiap Saksi-Saksi Yehuwa yang memiliki harapan hidup di bumi atau 'kawanan besar' tidak boleh mentafsirkan Alkitab atas upayanya sendiri. Semua tafsiran Alkitab harus bersumber dari "hamba yang setia dan bijaksana atau kaum terurap atau kaum terurap", kelompok elite yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Berikut kutipannya dari buku "Bersatu Dalam Ibadah", hlm. 26-27 yang menantang setiap Saksi Yehuwa; siapakah yang dapat memiliki pengertian yang jelas dan benar tentang maksud-tujuan Yehuwa atas usaha sendiri tanpa bantuan yang disediakan oleh Yehuwa melalui organisasi-Nya:
Demikian pula dewasa ini, siapakah di antara kita yang dapat memiliki pengertian yang jelas dan benar tentang maksud-tujuan Yehuwa atas usaha sendiri? Sebaliknya, kita perlu, dan tetap membutuhkan bantuan yang dengan pengasih disediakan oleh Yehuwa melalui organisasiNya yang kelihatan. Untuk membantu kita menggunakan dan mengerti Alkitab, organisasi Yehuwa menyediakan bahan-bahan yang sangat baik berdasarkan Alkitab dalam Menara Pengawal dan publikasi-publikasi yang berhubungan dengannya. Guna membantu kita memahami Alkitab, organisasi Yehuwa menyediakan bahan berdasarkan Alkitab yang sangat bagus dalam beragam publikasi...
Demikian juga kutipan berikut menyatakan hal yang sama dan lebih jelas bahwa tidak soal berapa banyak seorang Saksi Yehuwa membaca Alkitab, seorang Saksi tidak pernah akan dapat belajar tentang Alkitab dengan upayanya sendiri.
Kita memiliki kesempatan untuk memperlihatkan kasih terhadap saudara-saudara kita yang mengambil pimpinan dalam sidang atau dalam hubungan dengan organisasi Yehuwa yang kelihatan di seluas dunia. Ini termasuk berlaku loyal terhadap ”hamba yang setia dan bijaksana”. (Matius 24:45-47) Marilah kita menghadapi fakta bahwa tidak soal betapa banyak kita telah membaca Alkitab, kita tidak pernah akan dapat belajar kebenaran dengan upaya kita sendiri. Kita tidak akan mengetahui kebenaran tentang Yehuwa, maksud-tujuan dan sifat-sifat-Nya, arti dan pentingnya nama-Nya, Kerajaan, tebusan Yesus, perbedaan antara organisasi Allah dan organisasi Setan, ataupun alasan Allah mengizinkan kejahatan. (Menara Pengawal, 1 Des. 1990, hlm. 19)
Ya, sekarang menjadi semakin jelas yaitu meskipun Saksi Yehuwa mengatakan langsung kepada Saudara bahwa publikasi Menara Pengawal hanyalah alat bantu yang menjelaskan Alkitab sehingga otoritas Alkitab adalah yang tertinggi tetapi pernyataan Menara Pengawal secara tersirat di atas menyatakan sebaliknya yaitu faktanya seorang Saksi Yehuwa tidak mampu belajar kebenaran Alkitab dengan upayanya sendiri sehingga dibutuhkan bantuan yang disediakan oleh Menara Pengawal melalui publikasi-publikasinya.
Bagi saya sungguh jelas bahwa meskipun seorang Saksi Yehuwa kelihatannya luarnya begitu pandai dan luar biasa menjelaskan dan menjawab soal-soal yang berhubungan dengan Alkitab. Bahkan seorang Saksi begitu rajin membaca dan merenungkan Alkitab. Tetapi ia tidak dapat mengertinya dan semua pengetahuan Alkitabnya itu diperoleh dari publikasi Menara Pengawal. Saksi Yehuwa hanya 'membeo' dari apa yang ditulis di dalam publikasi Menara Pengawal. Dengan demikian, Alkitab hanyalah sebagai suatu alat bukti referensi bahwa apa yang ditafsirkan oleh Menara Pengawal tertera di dalam Alkitab; terlepas dari tafsiran Menara Pengawal itu sesuai dengan konteks maksud penulis Alkitab ataupun tidak. Yang utama ada ayat yang menyatakan demikian.
Saya beri contoh bagaimana Menara Pengawal telah mentafsirkan suatu ayat terlepas dari konteks ayat di atas dan setelahnya. Misalnya Roma 6:7: "Karena ia yang mati telah dibebaskan dari dosanya" (NW).
Menara Pengawal mentafsirkan ayat itu; ketika seseorang mati secara tubuh maka berarti dosa-dosanya juga telah dibebaskan atau dengan kata lain orang itu sudah membayar dosa-dosanya dengan kematiannya. Dengan demikian, ia tidak akan dihakimi oleh dosa-dosa yang pernah dibuat semasa ia hidup di dunia karena kematiannya telah membebaskan dari dosa-dosanya. Dan ia hanya akan dihakimi berdasarkan apa yang ia lakukan selama menjalani hidupnya kemudian di kerajaan 1000 tahun. Kita lihat buku "Apa Yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?" hlm. 214 menjelaskannya sebagai berikut (perhatikan kalimat yang saya bold dan italic sebagai penegasan):
Menurut penglihatan rasul Yohanes, ”gulungan-gulungan dibuka”, dan ”orang mati dihakimi menurut perkara-perkara yang tertulis dalam gulungan-gulungan itu sesuai dengan perbuatan mereka”. Apakah gulungan-gulungan itu berisi catatan perbuatan mereka di masa lampau? Tidak, penghakiman tidak akan didasarkan atas perbuatan mereka sebelum mati. Dari mana kita tahu? Alkitab mengatakan, ”Ia yang mati telah dibebaskan dari dosanya.” (Roma 6:7) Maka, orang yang dibangkitkan itu hidup lagi seolah-olah dengan lembaran baru yang bersih. Jadi, gulungan-gulungan itu pasti menggambarkan tuntutan Allah lebih lanjut. Untuk dapat hidup kekal, baik orang yang selamat melewati Armagedon maupun orang yang dibangkitkan harus menaati perintah-perintah Allah, termasuk tuntutan baru apa pun yang bisa jadi Yehuwa singkapkan selama seribu tahun itu. Jadi, orang-orang akan diadili berdasarkan perbuatan mereka selama Hari Penghakiman.
Apakah memang Roma 6:7 berbicara demikian? Jika kita hanya membaca satu ayat itu; tidak dapat disangkal memang memiliki pemahaman yang demikian. Tetapi kita harus melihat konteks ayat-ayat sebelum dan sesudahnya apakah memang pengertian 'mati' di ayat 7 itu adalah kematian fisik atau sebuah metafora atau kiasan.
Jangan sekali-kali itu terjadi! Mengingat bahwa kita mati sehubungan dengan dosa, bagaimana kita masih akan tetap hidup di dalamnya? (NW)Roma 6:8:
Lagi pula, jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya bahwa kita juga akan hidup dengan dia (NW)
Roma 6:11:
Nah, sekarang kita kembali ke topik utama kita.
Demikian pula kamu: anggaplah dirimu mati sehubungan dengan dosa tetapi hidup sehubungan dengan Allah karena Kristus Yesus (NW)
Perhatikan kata-kata 'mati' yang saya beri bold di atas. Apakah maksudnya orang Kristen sesungguhnya mati secara fisik? Tentu, tidak. Kata-kata itu hanyalah sebuah kiasan yaitu mati terhadap dosa, bukan mati secara fisik. Oleh sebab itu di ayat 7 dikatakan bahwa ia yang mati telah dibebaskan dari dosanya artinya orang Kristen yang telah mati (memisahkan hidup lamanya yang penuh dengan dosa) berarti ia telah bebas dari kuasa dosa.
Nah, inilah yang saya maksud dari pernyataan saya di atas yaitu Alkitab hanyalah sebagai suatu alat bukti referensi bahwa apa yang ditafsirkan oleh Menara Pengawal tertera di dalam Alkitab.
Nah, sekarang kita kembali ke topik utama kita.
Yang manakah lebih ber-otoritas atau berwibawa; Publikasi Menara Pengawal atau Alkitab?
Ya, sekarang jawabannya menjadi mudah dan jelas. Yaitu meskipun seorang Saksi Yehuwa berpikir dan mengatakan bahwa otoritas Alkitab lebih tinggi dibandingkan publikasi Menara Pengawal karena publikasi Menara Pengawal hanyalah alat bantu tetapi faktanya Menara Pengawal menyatakan secara tersirat bahwa Saksi Yehuwa tersebut tidak dapat memahami Alkitab tanpa bantuan dari publikasi Menara Pengawal. Sia-sia ia membawa, membaca bahkan merenungkan Alkitab karena ia tidak dapat mengertinya tanpa bantuan dari publikasi Menara Pengawal. Ya, teori dari Singer tentang bagaimana grup-grup kultus bekerja terbukti.
Lebih ironis lagi adalah ketika seorang Kristen seharusnya mempercayai Alkitab sebagai otoritas tertinggi dibandingkan publikasi manapun juga karena Alkitab merupakan Firman Allah yang hidup, faktanya tidaklah demikian jika Saudara adalah seorang Saksi Yehuwa. Tanpa ia sadari, ia mempercayai publikasi-publikasi terbitan Menara Pengawal sebagai otoritas tertinggi meskipun Menara Pengawal mengklaim publikasinya hanyalah sebuah alat bantu. Tentunya Saudara tidak mempercayai apa yang saya katakan. Silahkan Saudara tanyakan kepada seorang Saksi Yehuwa jika bertemu dengan mereka. Saya jamin mereka bersikukuh bahwa ia mempercayai otoritas Alkitab dibandingkan dengan publikasi Menara Pengawal karena publikasi Menara Pengawal hanyalah alat bantu. Ia benar-benar meyakini hal itu. Sayangnya, ia juga tahu bahwa ia tidak dapat memahami Alkitab tanpa alat bantu dari Menara Pengawal.
Sekarang pertanyaan besarnya adalah bagaimana Menara Pengawal mampu melakukan hal yang demikian terhadap Saksi-Saksi Yehuwa tanpa anggotanya menyadarinya? Jawabannya terletak pada teknik mind control. Suatu teknik yang digunakan oleh semua pemimpin kultus untuk memanipulasi dan menipu para anggotanya. Ketika bahasannya tepat, saya akan bongkar modus operandi bagaimana Menara Pengawal melakukannnya agar Saudara dapat terhindar dari jeratan Menara Pengawal.
Bagaimana pendapat Saudara?
Artikel Terkait: Peperangan Di Dalam Diri Seorang Saksi Yehuwa
Ada jalan yang lurus dalam pandangan seseorang, tetapi ujungnya adalah jalan-jalan kematian (Amsal 16:25, NW)
Salam Damai Sejahtera Sdr.Awi
ReplyDeleteSy Heber.
Menurut pendapat sy, memang benar tulisan anda, minimal satu orang SY yg bernama Dylan yg berdiskusi dng sy pd bagian komentar disalah satu artikel anda, memperlihatkan hal itu dengan sangat jelas bahwa sebenar nya Saksi2 Yehuwa lebih percaya publikasi MP dr pd ALKITAB itu sendiri, contohnya pd waktu sdr.Dylan menulis 1 Pet.3 : 18-19 ttg Yesus menginjili pd roh2 didlm penjara, lalu dikaitkannyalah bahwa 'roh2 didlm penjara itu' yaitu adalah malaikat2 yg tdk TAAT yaitu yg tertulis pd Kej.6:1-4 dan Yudas 1:6 (inilah mungkin 'publikasi' LMP mengajar dia demikian), lalu sy katakan 'ngawur', coba teruskan ayat 20 jelas kpd roh2 siapa Yesus menginjili, lalu kl dia baca ayat 20 dng baik, mk kan dia dpt brkesimpulan kl 'publikasi' LMP itu NGAWUR, tp dia blm bs terima, pura2 dia tdk terlalu fokus pd ke 'ngawur'an LMP, dia mulai menipu diri.
Yg kedua, utk menunjukkan bhw Yg dibangkitkan adalah Yesus dlm 'wujud' Roh adalah bermain 'logika'2an ( mungkin 'publikasi' LMP mengajar dia spt ini ) bhw murid2 Yesus tdk mengenali Yesus dng mengutip Yoh.21:4-14, Mark.16:12, Luk.24:36-41 utk menguatkan 'logika'2 an LMP, lalu sy terangkan 'logika'2 NGAWUR nya LMP, mungkin stlh menerima penjelasan sy, dia tahu bhw LMP NGAWUR lg, tp dia pura2 lg utk tdk pduli bhw 'publikasi' LMP NGAWUR, dia menipu diri dia lagi.
Sy menjadi penasaran sangat ttg tulisan Sdr.Awi berikutnya ttg 'mindst control' ini, karena kl hanya tulisan2 pd 'publikasi'2 LMP yg mengatakan bhw 'mrk tdk akan mengerti ALKITAB tanpa bantuan publikasi' tentunya tidak akan 'setakut' itulah SY ini untuk menganggap salah publikasi dr LMP, tp sy perhatikan, SY sngt 'TAKUT' utk menganggap bhw LMP itu SALAH, meski pun jauh di dlm hati dan pikiran nya ada mengakui 'KESALAHAN'2 LMP, tp rasa 'TAKUT' ini mengalahkan 'kecerdasan' dan 'hati nurani' mrk (SY), sehingga mrk lebih baik 'menipu' diri mrk sendiri, sy sdh sangat tidak sabar dng tulisan ttg 'mindst control' ini.
Demikian Bpk.Awi pndpt saya, smoga Bpk cpt merespon 'kepenasaran' sy.
Hormat sy,
Heber
Salam kasih TUHAN YESUS
DeleteNah, baru tahu khan diskusi dgn SSY!!:-). Tp Sdr harus melayaninya dgn baik. Anggap saja sebagai bagian dr pelayanan Sdr. Siapa tahu, Sdr Dylan akhirnya bisa melihat terang firman Tuhan melalui Sdr. Di doakan saja.
Ketika berbicara dan menulis tentang 'mind control', sy pun hrs sangat hati2 agar tidak disalahgunakan oleh pembaca blog ini untuk kepentingannya. Tidak mungkin ilmu itu sy bongkar semua mengingat ada sisi negatifnya jk ada orang2 tertentu dgn maksud tidak baik menjalankannya. Repot saya jadinya. Blog ini bukan menjadi sebuah pencerahan dan berkat malah menciptakan banyak grup2 kultus di Indonesia. Sy perhatikan gejala ini sdh dilakukan oleh beberapa pendeta tanpa disadarinya.
Mind control adalah ilmu yg menyangkut ttg psikologi dan teknik persuasi yg digunakn oleh grup2 kultus utk merubah seseorang tanpa disadarinya mengikuti keinginan dr pemimpin kultus utk mencapai tujuan dr pemimpin kultus. Di Indonesia lebih dikenal dgn istilah 'cuci otak', tp istilah itu sebenarnya tidak tepat dan tidak digunakan oleh grup kultus. Yg ada adalah mind control atau thought reform.
Meskipun tidak akan diungkap smua, tp paling tidak kita dapat memahami proses cara kerjanya sehingga ketika berdiskusi dgn SSY kita seperti bisa membaca pola pikirannya..
Salah satu akibat efek dr mind control tlh sy ungkapkan di artikel ini dan "Membaca Publikasi Menara Pengawal Atau Alkitab?". Hebat ya hasilnya? Inilah kemahiran MP.
Kamu harus bersabar ya utk mengetahui lebih detail ttg mind control. Masih banyak yg juga sya tulis.
Salam Kasih Tuhan Yesus
Saya Pdt Budi Asali dari GKRI Golgota Surabaya. Dulu saya sangat banyak berdebat dengan penatua SSY yg bernama Ambarita. Sesuatu yang pernah saya gunakan untuk mendesak dia bahwa SSY tidak selalu mengajar menggunakan alkitab adalah fakta bahwa mereka tahu siapa orang2 terpilih yang jumlahnya 144.000 orang itu. Nama2 mereka pasti tak ada dalam alkitab. Lalu mereka tahu dari mana? Dia jawab: Orangnya mengaku. Saya tanya lagi: dari mana kamu tahu pengakuannya benar? Dia jawab: dari buah kehidupannya. Saya jawab balik: sama sekali tidak gampang untuk melihat buah kehidupan seseorang. 11 murid Yesus sampai detik terakhir tidak ada yang tahu kalau Yudas Iskariot itu seorang yang tidak percaya, dan akan mengkhianat. Penatua itu tak bisa menjawab kembali.
Delete