No Olah Raga Bagi Saksi Yehuwa |
Tahukah Saudara bahwa Menara Pengawal mengontrol kehidupan anak-anak para anggotanya yaitu Saksi Yehuwa sejak masa kanak-kanak atau usia sekolah. Banyak hal yang tidak dapat dinikmati oleh anak-anak Saksi Yehuwa karena Menara Pengawal tidak merekomendasikan beberapa aktifitas sekolah, salah satunya adalah olah raga. Tentunya bagi orang awam, Saudara heran 'mengapa olah raga demikian dipermasalahkan'. Tetapi jika Anda telah mempelajari dari blog ini akan ciri-ciri organisasi kultus, yaitu hidup berkomunitas dengan sesamanya maka Saudara akan mengerti mengapa hal-hal yang demikian dipermasalahkan.
Tentunya Saudara ingin tahu mengapa dan apa alasan Menara Pengawal tidak merekomendasikan anak-anak para anggotanya ikut berpartisipasi dalam kegiatan olah raga di sekolah. Berikut merupakan kutipan dari majalah Sedarlah! Juni 1991 hlm. 14-16 dengan judul: "Pertanyaan Kaum Muda . . . Perlukah Saya Bergabung dengan Tim Sekolah?"
Awal Kutipan Majalah Sedarlah!
”Permainan olahraga menyenangkan dan menggairahkan. Olahraga memberi saya perasaan gembira. Semasa muda, ketika akhirnya Anda menemukan sesuatu yang Anda kuasai dengan mahir, Anda tidak ingin melepaskannya.”—Robert.
MUNGKIN Anda juga menyukai bermain dalam tim olahraga. Anda menikmati latihan, persahabatan, dan kegembiraan. Anda boleh jadi bahkan berkhayal menjadi seorang pahlawan, membayangkan sorak-sorai penonton ketika Anda memasukkan bola ke dalam ring basket, menangkap bola atau mencetak gol yang memberi kemenangan bagi tim Anda.
Apa pun alasan begitu antusiasnya Anda dalam olahraga, alasan serupa juga dimiliki oleh banyak remaja. Mereka pada umumnya menikmati partisipasi dalam olahraga beregu, seperti football, sepakbola, bola basket, baseball, dan hoki. The Education Digest mengemukakan, ”Lebih dari 5,2 juta pelajar [A.S.] ikut serta dalam kegiatan atletik di sekolah menengah selama tahun ajaran 1986-87. Ini merupakan jumlah tertinggi dalam empat tahun. Lagi pula, banyak sekolah menengah menambahkan berbagai jenis olahraga baru selama 10 tahun belakangan, banyak di antaranya dibentuk untuk pelajar putri.”
Alasan Begitu Populer
Apa yang membuat olahraga sangat populer jelas dari kata-kata seorang yang bijaksana di masa lampau yang berkata, ”Hiasan orang muda adalah kekuatannya.” (Amsal 20:29) Olahraga memberikan penyaluran yang segar untuk kekuatan dan energi yang berlimpah selama masa remaja. Olahraga dapat memberikan rangsangan yang sehat bagi tubuh maupun pikiran. Partisipasi dalam olahraga juga dapat memberi sukacita dan kegembiraan, lepas dari kegiatan sekolah yang rutin dan tugas-tugas di luar sekolah.
Sebagai tambahan, beberapa orang berpendapat bahwa bermain dalam tim olahraga membentuk kepribadian. The High School Survival Guide oleh Barbara Mayer, mengatakan, ”Pelatihan dan rasa pengabdian yang dituntut dari Anda akan mengajar Anda bagaimana meraih cita-cita yang berharga. . . . Partisipasi dalam olahraga dapat membantu Anda menjadi seorang pemimpin.”
Akan tetapi, tidak semua remaja mempunyai motivasi luhur dalam berolahraga. Sanjungan, ketenaran, dan gengsi juga menjadi dorongan yang kuat. ”Bila Anda termasuk anggota tim,” kenang Reggie, ”Anda dianggap orang yang paling disegani di sekolah.”
Alkitab mengakui bahwa ”pelatihan fisik memiliki beberapa kegunaan”. (1 Timotius 4:8, Today’s English Version) Dan kelihatannya bergabung dengan tim sekolah adalah salah satu cara untuk mendapatkan manfaat tersebut. Namun, banyak remaja telah mendapati bahwa kerugian akibat bergabung dengan tim sekolah sering kali melebihi keuntungannya.
”Sisi yang Lebih Gelap”
Majalah Seventeen melaporkan, ”Ada sisi yang lebih gelap dalam dunia olahraga, sebagai sarana yang digunakan orang untuk menanamkan tingginya nilai suatu kemenangan. Bagi seorang pelatih, kemenangan dapat membawanya kepada kenaikan pangkat atau penayangan di televisi. Bagi orang-tua, kemenangan dapat berarti hak untuk berbangga diri atau perasaan seolah-olah orang-tualah yang mencapai prestasi tersebut. Bagi sang atlet, menang berarti tawaran beasiswa, disebut-sebut di surat kabar, rasa kagum teman-teman sekelas dan lingkungannya.”
Beberapa atlet sekolah juga memikirkan untuk terjun menjadi pemain profesional. ”Saya bercita-cita agar dapat bermain dalam kejuaraan daerah atau nasional dan akhirnya terjun ke dunia profesional,” kata remaja bernama Gerald. ”Saya membayangkan diri saya bertambah kaya, mengiklankan banyak barang, menjadi amat terkenal, menjadi orang yang ditiru, dan berkencan dengan gadis tercantik di sekolah.”
Maka tidak mengherankan jika olahraga di banyak sekolah dimainkan secara mati-matian! Kegembiraan dan kebugaran menjadi tidak penting lagi. Seperti majalah Seventeen selanjutnya mengatakan, ”Kemenangan tiba-tiba menyingkirkan segi-segi kejujuran, pekerjaan sekolah, kesehatan, kebahagiaan, dan segi-segi kehidupan penting lainnya. Kemenangan menjadi segala-galanya, dan tekanan pun berkembang.”
Dengan sikap ’harus menang dengan cara apa pun’ untuk menjadi yang terkuat, tidak mengherankan jika gelombang kekerasan telah menodai latihan olahraga di sekolah. Kekerasan oleh para atlet, penggemar, dan bahkan para orang-tua sering menyertai banyak pertandingan. Dan lagi penggunaan obat-obat perangsang, seperti steroids, sedang meluas bahkan di kalangan para atlet remaja.
Maka, selain mempunyai manfaat yang terbatas, bermain dalam sebuah tim juga dapat menimbulkan semangat bersaing yang berlebihan, fantasi kekayaan yang melimpah, dan keinginan yang egois untuk mendapat penghargaan. Hal ini jelas bertentangan dengan nasihat Alkitab untuk ’jangan saling menantang’, tidak mencintai uang, dan tidak mengejar kemuliaan bagi diri sendiri. (Galatia 5:26; Amsal 25:27; 1 Timotius 6:10) Bergabung dalam tim sekolah dapat membawa Anda kepada pengaruh yang berbahaya dengan cara yang kuat.
Tekanan dari Teman-Teman Sebaya
Para pendidik sering memuji olahraga sebagai tawaran kesempatan untuk menjalin hubungan yang akrab dengan teman-teman sebaya. Ironisnya, justru kesempatan inilah yang menimbulkan problem bagi banyak remaja Kristiani. Alkitab berkata, ”Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik.”—1 Korintus 15:33; 2 Korintus 6:14.
Terus terang, pergaulan macam apakah yang kelihatannya akan Anda temui di kamar ganti pakaian regu Anda? Seorang remaja mengakui, ”Banyak kata makian dan penggunaan bahasa kotor. Anak-anak selalu membicarakan tentang gadis-gadis dan membawa buku-buku porno untuk dipamerkan.” Selanjutnya, untuk mengembangkan dan memelihara kekompakan, Anda dituntut untuk akrab berbaur dengan teman-teman seregu sebelum dan sesudah pertandingan serta selama acara-acara latihan.
Memang benar, bisa saja seseorang tergabung dalam sebuah tim tanpa bergaul dengan akrab. Tetapi seperti seorang gadis muda berumur 14 tahun mengakui, ”Tekanan teman-teman sebaya terasa jauh lebih kuat jika Anda hanya datang untuk berlatih dan langsung pulang ke rumah.” Maka Alkitab bertanya, ”Dapatkah orang membawa api dalam gelumbung baju dengan tidak terbakar pakaiannya?” (Amsal 6:27) Karena didesak oleh teman-teman seregunya, beberapa remaja memberanikan diri pergi ke pesta-pesta yang menyediakan alkohol atau narkotik, belum lagi musik murahan dan situasi yang bisa membuat kompromi bersama teman berlawanan jenis.
Pertimbangkan pengalaman seorang remaja bernama Robert. Dia berkata, ”Setelah bergabung dengan tim sekolah, timbul banyak sekali problem. Ada tekanan yang amat kuat untuk terlibat dalam seks pranikah, narkotik, mabuk-mabukan, dan pergi ke pesta-pesta liar. Saya sungguh tidak percaya bahwa hal-hal seperti itu dapat menyertai permainan olahraga di sekolah menengah. Di dalam atau di luar lapangan, Anda diharapkan untuk berjalan, berbicara dan bertindak persis seperti anak-anak lainnya.”
Jangan pula diabaikan, pengaruh partisipasi dalam olahraga terhadap kegiatan rohani Anda yang rutin. (Ibrani 10:23-25) ”Sering kali, pertandingan dan latihan bersamaan waktunya dengan perhimpunan Kristen,” kata remaja bernama Gerald.
Pilihan Lain yang Sehat
Tentu saja, latihan-latihan atletik tertentu mungkin diadakan pada waktu jam pelajaran sebagai bagian kurikulum biasa, dan umumnya tidak ada keberatan apa-apa dari seorang remaja Kristiani. Selebihnya, keadaannya bisa berbeda-beda di tempat-tempat lain. Akan tetapi, para remaja di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa pada umumnya menghindari kegiatan olahraga sekolah yang bersifat ekstrakurikuler. Hal ini tidak berarti bahwa Anda sebagai seorang Kristiani tidak boleh menikmati olahraga. Tetapi, ini berarti bahwa Anda harus dapat mengambil inisiatif tertentu.
Sebagai contoh, Anda dapat berbicara kepada orang tua Anda mengenai rencana rekreasi di luar rumah, seperti piknik misalnya. Hal ini dapat memberikan kesempatan bagi keluarga dan teman-teman Anda untuk menikmati kegiatan olahraga bersama yang sehat. Atau Anda juga dapat mengundang beberapa remaja Kristen untuk berkumpul dan bersepeda, bermain bola, atau berbalapan sepuas hati Anda.
Namun, penting untuk menghindari semangat bersaing yang berlebihan. Mengangkat seorang wasit, merangsang regu-regu untuk cenderung membakar semangat harus menang dengan cara apa pun walaupun semua pemainnya adalah orang-orang Kristiani. Maka memelihara suasana santai adalah yang terbaik. Sebenarnya, mendapatkan sedikit pengawasan orang yang lebih tua sering kali merupakan ide yang baik.
Memang, permainan tidak resmi ini mungkin kurang memiliki sensasi seperti kegiatan olahraga sekolah yang terorganisasi. Tetapi, Anda tetap dapat menikmatinya. Robert memutuskan untuk keluar dari tim sekolahnya. Tetapi dia berkata, ”Saya masih amat menikmati permainan olahraga. Lebih daripada sebelumnya. Bila saya berolahraga sekarang, bukan lagi harus menang dengan cara apa pun, saya juga tidak dipenuhi dengan semangat bersaing.”
Ingatlah ketika rasul Paulus berkata kepada pemuda bernama Timotius, ”Latihan badani terbatas gunanya,” ia menambahkan, ”tetapi ibadah [”pengabdian ilahi”, NW] itu berguna dalam segala hal.” Jelas, menjadi seorang atlet bukan tujuan hidup seorang Kristiani. Maka jagalah keseimbangan dalam berolahraga. Mengapa membuang waktu yang sebenarnya lebih berguna untuk membangun kerohanian Anda? Ingat, Pengabdian ilahi ”mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang”.—1 Timotius 4:8.
Akhir Kutipan Majalah Sedarlah!
Bagaimana pendapat saya?
Perhatikan komentar-komentar negatif yang diberikan Menara Pengawal di sub judul 'Sisi yang Lebih Gelap dan Tekanan dari Teman-tema Sebaya' yang mana menurut saya mungkin saja dapat terjadi. Tetapi tidak diinformasikan berapa % hal ini terjadi dan mengabaikan bahwa hal-hal negatif yang demikian dapat terjadi di segala bidang, tidak saja olah raga. Pada akhirnya, segala sesuatu kembali kepada individu yang menjalaninya.
Saya jadi teringat dengan seorang kerabat keluarga saya menceritakan bahwa anak lelaki dari temannya yang berusia 17 tahun yang baru 2 minggu mendapatkan SIM meninggal dunia karena tabrakan saat berkendara motor. Lalu orang tuanya berkesimpulan bahwa mengendarai motor berbahaya bagi anaknya yang lain sehingga melarangnya naik motor, melainkan mobil. Nah, pertanyaannya. Pengalaman kehilangan salah satu anggota keluarga memang dapat menyakitkan. Tetapi, apakah berpikir mengendarai motor sedemikian berbahaya adalah bijaksana? Apakah naik mobil juga tidak berbahaya? Memang naik mobil sedikit kurang berbahaya karena tubuh tidak kontak langsung saat terjadi tabrakan, tetapi jika anaknya tidak mampu mengendarai mobil dan bersikap hati-hati di jalan akan berakibat sama, bukan? Hal ini sama dengan anaknya yang meninggal, yang mungkin kurang pandai mengemudikan motor dan tidak hati-hati di jalan. Tentunya, lebih berbahaya lagi jika secara ekstrem berkesimpulan bahwa tidak boleh mengendarai motor karena berbahaya. Saya rasa pabrik motor akan segera tutup.
Demikian pula dengan hasil kesimpulan Menara Pengawal yang terlalu ekstrem sehingga akhirnya orang tua Saksi Yehuwa memandangnya benar sehingga melarang anak-anaknya turut aktifitas berolah-raga di sekolah ataupun sekuler. Hal-hal yang negatif memang dapat terjadi di setiap aspek kehidupan. Diperlukan kecermatan dan kehati-hatian dalam segala sesuatunya. Jangankan mengendarai motor. Jalan di trotoar saja harus hati-hati, bukan?
Namun demikian, apakah motivasi yang sesungguhnya Menara Pengawal tidak merekomendasikan anak-anak Saksi Yehuwa berolah-raga di sekolah melainkan dengan sesama Saksi Yehuwa? Ada alasan yang lebih besar di balik No Olah Raga Bagi Saksi Yehuwa jika Saudara telah mempelajari ciri-ciri organisasi kultus, yaitu memutuskan hubungan informasi dengan dunia luar dan hidup dengan sesama Saksi Yehuwa. Saudara dapat membacanya di Ciri Kultus: Mengasingkan Diri Dalam Suatu Komunitas
— Sola Christos —
Saya menghargai pendapat Bapak Awi. Tapi rasanya pernyataan Bapak "Demikian pula dengan hasil kesimpulan Menara Pengawal yang terlalu ekstrem sehingga akhirnya orang tua Saksi Yehuwa memandangnya benar sehingga melarang anak-anaknya turut aktifitas berolah-raga di sekolah ataupun sekuler", menurut saya justru bertentangan dengan apa yg terdapat dlm artikel tersebut.Tolong dibaca secara obyektif. Terima kasih.
ReplyDeleteTerima kasih atas komentarnya sdr. Maxi-Sam
DeleteMaaf saya kurang paham mengapa pernyataan saya "Demikian pula dengan hasil kesimpulan Menara Pengawal yang terlalu ekstrem sehingga akhirnya orang tua Saksi Yehuwa memandangnya benar sehingga melarang anak-anaknya turut aktifitas berolah-raga di sekolah ataupun sekuler" bertentangan dengan apa yang terdapat di dalam artikel Menara Pengawal itu. Di manakah yang bertentangannya? Bisa memberi masukan lebih mendalam lagi?
Jika kita lihat tulisan awal Menara Pengawal, memang tidak terlihat pandangan negatif Menara Pengawal akan aktifitas olah raga. Bahkan kesan yang diberikan olah raga adalah baik. Tetapi perhatikan lanjutannya kemudian, mulai dari kalimat "Dengan sikap ’harus menang dengan cara apa pun’ untuk menjadi yang terkuat, tidak mengherankan jika gelombang kekerasan telah menodai latihan olahraga di sekolah. Kekerasan oleh para atlet, penggemar, dan bahkan para orang-tua sering menyertai banyak pertandingan. Dan lagi penggunaan obat-obat perangsang, seperti steroids, sedang meluas bahkan di kalangan para atlet remaja....." yang mulai membicarakan hal-hal yang negatif akan aktifitas olah raga di sekolah. Diakhiri dengan kalimat "Mengapa membuang waktu yang sebenarnya lebih berguna untuk membangun kerohanian Anda? Ingat, Pengabdian ilahi ”mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang”.—1 Timotius 4:8."
Apakah kesimpulan akhir Menara Pengawal itu? Tentunya adalah mengapa membuang waktu melakukan aktifitas olah raga di sekolah dibandingkan dengan membangun kerohanian SSY seperti berhimpun, berdinas dan lain-lain, bukan?
Apakah akibat dari tulisan Menara Pengawal itu terhadap aktifitas anak-anak Saksi Yehuwa di sekolah? Saya berikan bukti dari seorang mantan Saksi Yehuwa yang menulis sebagai berikut:
Selama menjadi SSY, gw merasa idup gw seperti terkekang (entah karena gw enggak bener2 beriman sama ajarannya, atau memang hati nurani gw ngerasa ada sesuatu yg kurang). Seperti yg sudah klian taw, SSY memang dilarang mengikuti organisasi duniawi seperti pramuka, OSIS , klub sepak bola dll. Pacaran pun saya dilarang. Jujur yah, sy smpet berapa x jatuh cinta sama cewe, n semuanya jadi backstreet gara2 larangan tsb. Gw merasa seperti menjadi orang asing, karena di satu sisi, gw di sekolah enggak bisa ikut organisasi apa2 dan di satu sisi, gw merasa enggak srek sama orang2 n anak2 muda di SSY meski mereka sering ajak gw jalan2, maen bola dll.
Sdr. bisa lihat lebih jelasnya di http://saksi-saksi-yehuwa.blogspot.com/2011/11/kesaksian-cardbolg-mantan-saksi-yehuwa.html
Dan tentunya, jika Sdr. adalah seorang Saksi Yehuwa, sebetulnya tahu bahwa aktifitas di sekolah tidak direkomendasikan oleh Menara Pengawal, bukan? Atau jika Sdr. bukan seorang Saksi Yehuwa, silahkan tanyakan hal ini kepada salah satu dari mereka.
Maksud saya adalah : Dlm pernyataan yg merupakan kesimpulan pribadi Bpk Awi, Bpk mengatakan "hasil kesimpulan Menara Pengawal yang terlalu ekstrem" Pertanyaan saya, Benarkah terlalu ekstrem? Ukurannya ekstrem dan tdk ekstrem atau ekstrem dan terlalu ekstrem itu apa? Jujurkah Bpk dg kutipan tsb, maksud saya apakh pernyataan tsb memang merupakan kesimpulan dari Menara Pengawal atau sebaliknya bukankah itu merupakan upaya Bpk utk menyimpulkan sendiri kesimpulan MP? Bahkan dlm tanggapannya, Bpk mengabaikan atau sengaja tdk mengutip kata2 atau kalimat2 sebelumnya, spt mis : Maka JAGALAH KESEIMBANGAN dalam berolahraga, atau sub-judul : PILIHAN LAIN yang Sehat
ReplyDelete"Tentu saja, latihan-latihan atletik tertentu mungkin diadakan pada waktu jam pelajaran sebagai BAGIAN KURIKULUM BIASA, dan UMUMNYA TDK ADA KEBERATAN APA-APA dari seorang remaja Kristiani. Selebihnya, keadaannya bisa berbeda-beda di tempat-tempat lain. Akan tetapi, para remaja di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa PADA UMUMNYA menghindari kegiatan olahraga sekolah yang bersifat EKSTRAKURIKULER. Hal ini TIDAK BERARTI bahwa Anda sebagai seorang Kristiani tidak boleh menikmati olahraga. Tetapi, ini berarti bahwa Anda harus dapat mengambil inisiatif tertentu.
Namun, penting untuk mengHINDARI SEMANGAT BERSAING yang berlebihan. Mengangkat seorang wasit, merangsang regu-regu untuk cenderung membakar semangat harus menang dengan cara apa pun walaupun semua pemainnya adalah orang-orang Kristiani. Maka MEMELIHARA SUASANA SANTAI adalah yang terbaik. Sebenarnya, mendapatkan sedikit pengawasan orang yang lebih tua sering kali merupakan ide yang baik.
Memang, permainan tidak resmi ini mungkin kurang memiliki sensasi seperti kegiatan olahraga sekolah yang terorganisasi. Tetapi, Anda tetap dapat menikmatinya. Robert memutuskan untuk keluar dari tim sekolahnya. Tetapi dia berkata, ”Saya masih amat menikmati permainan olahraga. Lebih daripada sebelumnya. Bila saya berolahraga sekarang, bukan lagi harus menang dengan cara apa pun, saya juga tidak dipenuhi dengan semangat bersaing.”
Ingatlah ketika rasul Paulus berkata kepada pemuda bernama Timotius, ”Latihan badani terbatas gunanya,” ia menambahkan, ”tetapi ibadah [”pengabdian ilahi”, NW] itu berguna dalam segala hal.” Jelas, MENJADI SEORANG ATLET BUKAN TUJUAN HIDUP seorang Kristiani. Maka JAGALAH KESEIMBANGAN dalam berolahraga."
Pertanyaan saya : Apakah dlm artikel tsb ada perintah larangan agar anak2 muda SSY TIDAK BOLEH menikmati olahraga apapun sebagaimana judul tulisannya Bpk? Rasanya tdk demikian, bukan? Sesuai dg tujuannya, artikel tsb sedang membahas "Pertanyaan Kaum Muda, 'Perlukah Saya Bergabung dg Tim Sekolah'" BUKAN "Anak2 muda SSY TIDAK BOLEH menikmati olahraga APAPUN"
Jd sesuai dg topik bahasannya, artikel tsb hanya memaparkan fakta2nya, baik yang positif maupun segi negatifnya ("sisi gelapnya") Bisa jadi ada orang tua yang memutuskan sama sekali melarang anaknya utk bergabung dg tim olahraga di sekolahnya, atau ada yang mungkin mengijinkan tp dengan persyaratan dan pengawasan yang ketat, atau bahkan ada juga yg memberikan keleluasaan kpd anaknya utk memutuskan sendiri. Apapun keputusannya, saya setuju dg komentar Bapak bahwa : "Pada akhirnya, segala sesuatu kembali kepada individu yang menjalaninya."
Jadi sekali lg yg ingin saya tandaskan adalah bahwa sbg salah seorang SSY sekaligus sbg pembaca MP: Saya merasa bahwa JUDUL tulisan Bpk Awi dan beberapa pernyataan yg merupakan kesimpulan Bpk atas artikel MP tsb sama sekali BERTOLAK BELAKANG dg isi artikel MP itu. Tapi spt yg sdh saya sampaikan, saya menghargai pendapat Bpk Awi. Terima kasih.
NB : Ya, saya adalah salah seorang SSY. Kalau boleh tahu, Bapak Awi sendiri seorang Kristen apakah? Apakah Katholik, Advent, Baptis, Pantekosta, Reformed, Mormon, Anglikan, ...?
1. Sdr. Maxi-Sam: Pertanyaan saya, Benarkah terlalu ekstrem? Ukurannya ekstrem....terlalu ekstrem itu apa?
DeleteJawaban:
Saya hanya melihat hasilnya saja, seperti yang saya ungkapkan dr kesaksian mantan SY yang pernah hidup dan berada di dalam organisasi yang pastinya lebih tahu dari siapa pun juga, bukan? Apa hasilnya? Menurutnya: "Seperti yg sudah klian taw, SSY memang dilarang mengikuti organisasi duniawi seperti pramuka, OSIS , klub sepak bola dll." Dan menurut saya, ya ekstrem.
Saat menulis, saya memahaminya dalam konteks keseluruhan, yaitu tujuan dan maksud MP sesungguhnya. Tidak semata-mata sepotong dari informasi yang disampaikan oleh MP.
2. Sdr. Maxi-Sam: Jujurkah Bpk dg kutipan tsb... bukankah itu merupakan upaya Bpk utk menyimpulkan sendiri kesimpulan MP?
Saya mencoba memberikan fakta yang sejujurnya akibat yg terjadi, yaitu dari mantan SY sendiri. Tentunya apa yg saya tulis merupakan kesimpulan dr saya (oleh karena itu saya tulis 'Bagaimana pendapat saya') setelah mempertimbangkan pemahaman secara keseluruhan, tidak semata-mata berfokus kepada artikel itu. Melainkan alasan mendasar mengapa dan tujuan apa MP menulis hal tersebut dan apa akibatnya kepada SSY.
3. Sdr. Maxi-Sam: Bahkan dlm tanggapannya, Bpk mengabaikan.. Maka JAGALAH KESEIMBANGAN dalam berolahraga, atau sub-judul : PILIHAN LAIN yang Sehat
Jawaban:
Saya menyadari bahwa MP tidak melarang aktifitas olah raga secara umum. Saya pun memahami bahwa aktifitas olah raga tidaklah dilarang oleh MP. Namun demikian, olah raga di sekolah yang bersifat extrakurikuler; ini yang menjadi sedikit masalah. Dan jika Sdr. perhatikan, fokus topik saya adalah olah raga di sekolah, bukan sesama SSY. Aktifitas olah raga di sekolah, secara tidak langsung: Tidak direkomendasikan. Tentunya sebagai seorang SSY, Sdr. seharusnya memahami hal ini. Oleh karena tidak terlalu merekomendasikan maka MP banyak memberikan 'sisi gelap' aktifitas oleh raga di sekolah tanpa memberikan data-data berapa % kemungkinan terjadinya. Dan rekomendasi MP adalah berolah raga lah dengan sesama SSY.
Sebagai contoh perhatikan kutipan "Akan tetapi, para remaja di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa PADA UMUMNYA menghindari kegiatan olahraga sekolah yang bersifat EKSTRAKURIKULER."
Apakah artinya? Bukankah suatu rekomendasi secara tidak langsung bahwa SSY diminta menghindari kegiatan olahraga sekolah yang bersifat ekstrakurikuler?
Dan ketika MP mengatakan Hal ini TIDAK BERARTI bahwa Anda sebagai seorang Kristiani tidak boleh menikmati olahraga. Tetapi, ini berarti bahwa Anda harus dapat mengambil inisiatif tertentu." Bukankah Sdr. harus mengambil inisiatif melakukan olah raga dengan sesama SSY seperti yang diuraikan di bawahnya?
Jadi sesungguhnya, keseluruhan point saya adalah MP ingin agar setiap SSY bersosialisasi hidupnya dengan sesama SSY.
4. Sdr. Maxi-Sam: Pertanyaan saya : Apakah dlm artikel tsb ada perintah larangan agar anak2 muda SSY TIDAK BOLEH menikmati olahraga apapun sebagaimana judul tulisannya Bpk? Rasanya tdk demikian, bukan? Sesuai dg tujuannya, artikel tsb sedang membahas "Pertanyaan Kaum Muda, 'Perlukah Saya Bergabung dg Tim Sekolah'" BUKAN "Anak2 muda SSY TIDAK BOLEH menikmati olahraga APAPUN"
Jawaban;
Ya, saya setuju bahwa artikel itu sama sekali tidak melarang SSY melakukan aktifitas olahraga. Bagaimana dengan judul artikel saya seolah-olah mengimplikasikan 'No(tidak) Olah Raga Bagi SY'? Konteks yang saya maksud adalah di sekolah. Dengan demikian, saya sama sekali tidak menulis "Anak2 muda SSY TIDAK BOLEH menikmati olahraga APAPUN", bukan?
Kristen apakah saya? Jujur, saya tidak memiliki gereja yang tetap untuk berbakti meskipun setiap Minggu saya ke gereja; tetapi saya bukan anggotanya atau pun dibaptis di situ. Saya lebih cenderung menyebut diri saya sebagai orang Kristen biasa saja dan bersifat antar denominasi dan merupakan salah satu bagian dari tubuh Kristus. Yang jelas, saya bukan Katholik apalagi Mormon.
Salam
Setengah kebenaran yg belum disebut di artikel sedarlah adl: kepentingan bisnis yg menyusup dlm olah raga. Faktor mencari pemasukan sebesar2nya dr penjualan tiket, merchandise, hak siar, adl aktor dibalik kerusakan yg dijadikan alasan. Olah raga nya netral, oknumnya saja yg bermasalah. It's just that simple.
ReplyDeleteSetengah kebenaran disimpan menghasilkan pola pikir yg ganjil. Kaum terurap sdh biasa berpikir yg ganjil adl yg benar. Wow....
Salam
AS
No olahraga, tapi sering menyewa stadion olahraga. Iya kann...? Hayoo ketahuan, bukan bagian dari dunia, tapi hura-hura di stadion olahraga. Setor duit ke pengelola klub pemilik stadion yg disewa.
ReplyDeleteSalam
AS
No olahraga hanyalah precaution agar jadwal latihan olahraga tidak bentrok dg jadwal balai kerajaan jw.org. Agar tidak bentrok dg jadwal dinas karena nonton pertandingan olahraga di tv.
ReplyDeleteSeorang siswa highschool di US kalo ikut klub bisbol misalnya, pagi sekolah, sore latihan 3jam, latihan drill mukul bola secara pribadi bisa 2jam an. Berarti jadwalnya selalu padat, maka jadwal organisasi terancam tidak jalan. Simple bukan?.
Nonton pertandingan profesional basket, bisbol, socccer, makan waktu diatas 2jam dan dalam sistem kompetisi yg hampir setahun penuh, sangat merugikan kepentingan jw.org.
No sport bagus untuk organisasi, waktu dan duit nonton bisa dikumpulkan balai kerajaanjw.org
Salam
AS
Mengidolakan bintang olahraga tidak apa2 & tidak dosa.
ReplyDeleteMengidolakan artis hollywood, bollywood, halliyu karena kemampuan acting dan ketampana/kecantikannya tidak masalah asal porsinya wajar.
Mengidolakan penyanyi karena suara dan lagu2nya begitu hit, no problem
Mengidolakan Yesus atau martirnya tentu malah bagus itu artinya cara hidupnya diidolakan dan dijadikan panutan hidup.
Yang bermasalah adalah mengidolakan majalah keluaran watchtower. Idolatry kpd grup kultus sesat.
Salam
AS