Ciri Kultus: Mengasingkan Diri Dalam Suatu Komunitas

Menara Pengawal, 15 Feb. 1994
PERHATIKAN CUPLIKAN kutipan Pengakuan Simpatisan Saksi Yehuwa yang saya beri garis bawah berikut ini:

Banyak perenungan yg saya lakukan. Saya jd ingat betapa saya merasa adil benar di depan banyak orang, bahkan memandang remeh orang tua saya yg bukan Saksi Yehuwa. Masa SMA dan perkuliahan saya habiskan membaca literatur Watchtower, perhimpunan, kebaktian, penyiaran dan bergaul dg hanya golongan Saksi Yehuwa. Tentu saja saya jg bergaul dg rekan SMA atau universitas, tp dg batas2 tertentu. Saya jd ingat betapa kakunya saya saat itu.

Demikian pula Kesaksian Cardbolg, Mantan Saksi Yehuwa yang menulis demikian:


Seperti yg sudah klian taw, SSY memang dilarang mengikuti organisasi duniawi seperti pramuka, OSIS , klub sepak bola dll. Pacaran pun saya dilarang. Jujur yah, sy smpet berapa x jatuh cinta sama cewe, n semuanya jadi backstreet gara2 larangan tsb. Gw merasa seperti menjadi orang asing, karena di satu sisi, gw di sekolah enggak bisa ikut organisasi apa2 dan di satu sisi, gw merasa enggak srek sama orang2 n anak2 muda di SSY meski mereka sering ajak gw jalan2, maen bola dll.

Jujur, selama berapa tahun gw merasa idup dalam tempurung.
Saya ingin pembaca merenungkan baik-baik kesamaan yang terjadi kepada mantan Saksi Yehuwa tersebut. Apakah yang sama? 

Nah, kesamaan ini adalah ciri kultus yang merupakan topik lanjutan dari artikel yang saya bahas sebelumnya yaitu Ciri Kultus: Melaksanakan Kegiatan Religius Secara Rahasia. Perhatikan kutipan majalah Menara Pengawal 15 Feb. 1994 hlm. 4 berikut ini untuk membuktikan bahwa dari artikel Menara Pengawal tersebut, saya dapat membuktikan betapa pas artikel itu menunjuk organisasi Saksi Yehuwa dengan badan hukum Lembaga Menara Pengawal sebagai sebuah organisasi kultus:

Jelaslah, kultus biasanya dipahami sebagai kelompok-kelompok religius yang memiliki pandangan radikal dan praktek yang bertentangan dengan apa yang kini diterima sebagai perilaku sosial yang normal. Biasanya mereka melaksanakan kegiatan religius mereka secara rahasia. Banyak kelompok kultus ini benar-benar mengasingkan diri dalam komune-komune. Pengabdian mereka kepada seorang yang memproklamasikan dirinya sendiri sebagai pemimpin manusia kemungkinan besar bersifat tanpa syarat dan eksklusif. Sering kali para pemimpin ini membual bahwa mereka telah dipilih secara ilahi atau bahkan memiliki sifat-sifat ilahi.
Sekarang perhatikan kalimat yang saya garis bawahi itu 'Banyak kelompok kultus ini benar-benar mengasingkan diri dalam komune-komune'. 

Untuk menolak anggapan orang bahwa Saksi-Saksi Yehuwa hidup mengasingkan diri dalam komune-komune (hidup bersama dalam suatu komunitas) seperti ciri-ciri kultus di atas, hlm. 6 menulis demikian:

Anggota kultus sering mengasingkan diri dari keluarga, teman dan bahkan masyarakat pada umumnya. Apakah demikian halnya dengan Saksi-Saksi Yehuwa?... Dan mereka [Saksi Yehuwa, pen] tidak hidup dalam komune, dengan mengasingkan diri dari sanak saudara dan orang-orang lainnya. Saksi-Saksi Yehuwa mengakui bahwa adalah tanggung jawab mereka yang berdasarkan Alkitab untuk mengasihi dan memelihara keluarga mereka. Mereka hidup dan bekerja bersama-sama orang-orang dari segala ras dan agama....
Nah, apakah karena  kehidupan Saksi Yehuwa  yaitu tidak hidup dalam komune, mengasingkan diri dari sanak saudara dan orang-orang lainnya dan Saksi Yehuwa hidup dan bekerja bersama-sama orang-orang lain dari segala ras dan agama — yang demikian membuktikan bahwa organisasi Saksi Yehuwa atau Menara Pengawal bukanlah sebuah organisasi kultus? Tidak dapat disangkal bahwa Saksi Yehuwa tidaklah hidup mengasingkan diri dalam suatu komune dan bahkan mereka hidup di tengah-tengah masyarakat umum. Tidak seperti pengikut Jim Jones — yaitu pemimpin kultus dari gereja Peoples Temple yang mengajak seluruh pengikutnya bunuh diri massal pada tahun 1978 sehingga menghebohkan dunia (silahkan klik di google untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas) — yang berjumlah 900-an orang mengikuti Jim Jones pindah ke Guyana dan mendirikan Jones Town.  Sayangnya, meskipun kehidupan Saksi-Saksi Yehuwa kelihatannya normal seperti masyarakat kebanyakan, tidaklah berarti mereka bukan anggota kultus. Mengapa demikian?

Saya ingin memperkenalkan seorang legendaris psychiatrist yang merupakan pionir dalam mempelajari dunia kultus dan pengarang buku Thought Reform and the Psychology of Totalism: A Study of "Brainwashing" in China, yaitu Robert Jay Lifton. Bukunya itu merupakan buku standard tentang 'Thought Reform atau Mind Control' yaitu suatu teknik yang digunakan oleh pemimpin-pemimpin kultus memanipulasi para anggotanya. Lifton menjabarkan 8 ciri-ciri teknik seorang pemimpin kultus dalam memanipulasi anggotanya yang dapat dilihat www.rickross.com [2]. Hlm. 420 ia menulis ciri pertama yaitu milieu control:

The most basic feature of the thought reform environment, the psychological current upon which all else depends, is the control of human communication. Through this milieu control the totalist environment seeks to establish domain over not only the individual's communication with the outside (all that he sees and hears, reads and writes, experiences, and expresses), but also — in its penetration of his inner life — over what we may speak of as his communication with himself.
Menurut beliau, ciri dasar dari lingkungan thought reform adalah kontrol komunikasi untuk membatasi lingkungan hidup manusia. Melalui milieu control (kontrol lingkungan) ini, seorang pemimpin kultus mengontrol komunikasi seluruh anggotanya untuk membatasi lingkungan hidup mereka dengan dunia luar yaitu apa yang anggotanya lihat dan dengar, baca dan tulis, alami dan ekspresikan. Dengan kata lain, pemimpin kultus menggunakan suatu cara untuk membatasi seluruh bentuk komunikasi para anggotanya dengan dunia luar sehingga lingkungan kehidupan para anggotanya terkontrol di bawah pemimpin kultus. 

Nah, Jim Jones mengontrol komunikasi lingkungan hidup para anggotanya dengan dunia luar secara fisik yaitu dengan memindahkan para anggotanya secara fisik ke Guyana sehingga mereka hidup dalam sebuah komunitas bersama. Teknik ini merupakan teknik yang paling rendah, menurut saya. Sebaliknya, teknik yang digunakan oleh organisasi Saksi Yehuwa/Menara Pengawal jauh lebih tinggi yaitu secara psikologi. Ya, benar. Menara Pengawal membatasi lingkungan hidup komunikasi para anggotanya dengan dunia luar secara psikologi, tidak secara fisik. Meskipun seorang Saksi Yehuwa hidup di tengah-tengah masyarakat secara fisik, tetapi secara psikologis, ia hidup berkomune dengan para Saksi Yehuwa lainnya.  

Sekarang bagaimana Menara Pengawal mampu mengisolasikan para anggotanya untuk hidup berkomune dengan sesama anggotanya secara psikologis? Yaitu, melalui peraturan dan kondisi yang sengaja diciptakan oleh organisasi Saksi Yehuwa atau Menara Pengawal untuk para anggotanya! Dengan membuat peraturan dan kondisi yang sedemikian rupa, Menara Pengawal mampu membatasi komunikasi para anggotanya dengan dunia luar. Dan semuanya itu dibuat berdasarkan ayat-ayat Alkitab sebagai pembenarannya! Ya, Menara Pengawal menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk mengisolasikan hidup komunikasi para anggotanya tanpa menyadari bahwa kehidupan komunikasi mereka telah dipisahkan dan mereka hidup berkomune dengan sesama Saksi Yehuwa!

Saya tidak ingin membahas secara detail seluruh kondisi dan peraturan yang ada di organisasi Yehuwa atau Menara Pengawal. Saya akan simpan untuk bahasan lebih lanjut. Tetapi dari beberapa contoh yang akan saya berikan, kiranya cukup membuktikan bahwa organisasi Allah (Menara Pengawal) memang merupakan organisasi kultus. Demikian pula, saya tidak ingin membahasnya dari segi pemahaman ayat-ayat Alkitab yang digunakan Menara Pengawal; apakah alkitabiah atau tidak. Penggunaan Alkitab oleh Menara Pengawal bagi saya hanyalah sebagai sebuah alat pembenaran. Dan meskipun Alkitab menyatakan demikian, tetapi tidak memaksudkan sedemikian ekstrem sehingga menciptakan phobia-phobia rasa takut di dalam diri orang percaya.

Cara Menara Pengawal Membatasi Lingkungan Hidup dan Komunikasi Anggotanya

Lingkungan kehidupan Saksi-Saksi Yehuwa dibangun atas dasar rasa takut akan dunia ini yang kerap digambarkan sedemikian ekstrem jahatnya sehingga menciptakan phobia di hati mereka. Menara Pengawal mengajarkan bahwa hidup di luar 'organisasi Allah' merupakan dunia yang berada di bawah kontrol setan. Oleh karena itu, untuk memperoleh perlindungan Allah, Saksi Yehuwa diminta untuk hidup dekat dengan organisasi Saksi Yehuwa berbadan hukum Lembaga Menara Pengawal. Perhatikan kutipan berikut ini:

Menurut Alkitab, Setan adalah ilah sistem ini, sehingga, sadar atau tidak, bangsa-bangsa melayani dia. (2 Korintus 4:3, 4, NW) Keadaan ini disingkapkan dalam susunan sistem dunia yang ada sekarang, yang dibangun atas nasionalisme yang picik, kebencian, dan kepentingan diri sendiri. Ini diorganisasi menurut cara yang Setan inginkan—untuk membuat umat manusia tetap berada di bawah kendalinya. Kebejatan dalam pemerintahan, nafsu untuk kekuasaan, kebohongan diplomasi, perlombaan senjata—hal-hal ini mencerminkan kepribadian Setan yang rendah. Dunia menganut standar-standar Setan yang tidak benar, dengan demikian menjadikan dia ilahnya...Sebagai penguasa dunia, Setan telah menimbulkan banyak ketidakbahagiaan dan penderitaan. Kelaparan, peperangan, kekerasan, kejahatan, penyalahgunaan obat bius, imoralitas, penyakit yang ditularkan melalui seks, ketidakjujuran, kemunafikan agama—hal-hal tersebut dan lebih banyak lagi merupakan ciri-ciri dari sistem Setan....ini adalah ”udara” yang dibahas Paulus ketika ia menyebut Setan ”penguasa dari kuasa atas udara.” (Efesus 2:2, NW) Ini adalah ”udara” jahat yang dihirup dunia dewasa ini, semangat, atau kecenderungan mental pada umumnya, yang mencirikan seluruh sistemnya yang jahat, cara berpikir yang jahat yang merembes ke dalam tiap segi kehidupan di luar organisasi Yehuwa(Wahyu—Klimaksnya yang Menakjubkan Sudah Dekat!, hlm. 228, 234)
Perhatikan kutipan berikut yang menyatakan bahwa segala sesuatu dari sport, musik dan lain-lain hiburan berada di bawah kuasa setan sehingga harus dihindari agar kehidupan Saksi Yehuwa tidak tercemar.

Juga, waspadalah terhadap tipu muslihat Setan yang lain. Sport, musik, dan dansa-dansi, misalnya, telah menjadi bagian utama dari dunia hiburannya. Memang, perkara-perkara itu sendiri tidak selalu salah dan dapat menyenangkan dan bahkan berguna. (1 Timotius 4:8; Zakharia 8:5; Lukas 15:25) Tetapi, Setan dengan licik telah memperkembangkan pandangan bahwa perkara-perkara itu tidak ada bahayanya, bahkan meskipun secara tetap dilakukan bersama orang-orang dari dunia. Namun Firman Allah memperingatkan, ”Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Korintus 15:33) Pikirkan mengenai hal itu. Jika agama dan politik adalah bagian dari sistem Setan, bukankah bodoh untuk percaya bahwa hiburan yang diperkembangkan oleh dunia ini bebas dari pengaruhnya? Saudara perlu terus waspada agar tidak ”membiarkan dunia di sekeliling saudara menekan saudara sehingga dibentuk olehnya.”...Musik, film, video, dan acara televisi dunia dirancang untuk memikat kaum muda. Semuanya mempropagandakan pengajaran yang bejat dari hantu-hantu! Namun haruskah ini mengherankan? Pikirkan hal ini. Jika agama palsu dan politik merupakan bagian dari dunia Setan—dan memang jelas demikian—apakah masuk akal untuk percaya bahwa hiburan yang dipropagandakan dunia, bebas dari pengaruh hantu-hantu? Kalian kaum muda khususnya perlu berjaga-jaga agar tidak ”membiarkan dunia di sekeliling kamu melumatkan kamu ke dalam cetakannya sendiri. (Menara Pengawal, 15/5/1994, hlm. 18)
Lagi, perhatikan kutipan berikut yang menyatakan bahwa para Saksi Yehuwa seharusnya memisahkan dirinya dengan teman-teman 'duniawinya' yang tidak seiman dan anjuran agar Saksi Yehuwa bersosialisasi dengan sesamanya. Perhatikan kalimat yang saya garis bawahi.

Seseorang tidak dapat berjalan dengan Allah sambil terus bergaul dengan mereka dari masyarakat yang jahat dan sakit yang menyetujui segala sesuatu yang dibenci Allah. Alkitab mengingatkan, ”Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” (1 Kor. 15:33) Ada beberapa orang di sidang yang mungkin cenderung untuk mengundang ke pertemuan ramah tamah, kenalan duniawi dan sanak keluarga yang tidak beriman yang tidak ada minat dalam kebenaran, dengan anggapan bahwa hal ini akan menganjurkan mereka untuk menerima kebenaran. Namun, apakah ini bijaksana dan selaras dengan Alkitab?

Kita dinasihati agar berhati-hati dalam berurusan dengan orang luar, dan orang yang tidak beriman. (Lihat wIN-s54, halaman 27-28.) Mengapa kita secara tidak perlu harus berhubungan sosial dengan orang yang masih mengikuti jalan duniawi dan yang tidak menjadi penyembah Yehuwa? (2 Kor. 6:14, 15) Beberapa yang lalai secara rohani mencari orang lain yang juga berpegang pada cara berpikir dan jalan duniawi dan bukannya mencari pergaulan dengan orang-orang Kristen yang matang yang dapat membantu mereka menjadi kuat dalam iman. Mereka tidak menyadari bahwa menghadiri pertemuan sosial bersama orang-orang duniawi yang tidak berprinsip dapat melemahkan iman mereka dan merusak mereka.—Bandingkan 2 Tesalonika 3:14, 15.

Setiap orang yang ingin mempraktikkan kebenaran hendaknya mencari teman pergaulan yang berbakti kepada Yehuwa dan yang akan membantu mereka untuk berjalan dalam kebenaran dan membantu kemajuannya dalam melayani Allah. Teman-teman dan kenalan kita dapat mempunyai pengaruh yang dalam atas diri kita. Karena itu, betapa bijaksana untuk mencari pergaulan dengan orang saleh yang memelihara hubungan yang erat dengan Yehuwa! (Pelayanan Kerajaan Kita, no. 124, hlm. 1-2)
Kutipan-kutipan seperti yang di atas banyak di dalam literatur-literatur Menara Pengawal. Mari kita bayangkan akibatnya kepada Saksi Yehuwa secara psikologis. Jadi tidaklah aneh jika 2 mantan Saksi Yehuwa di atas mengatakan: "bergaul dg hanya golongan Saksi Yehuwa. Tentu saja saya jg bergaul dg rekan SMA atau universitas, tp dg batas2 tertentu, dan Gw merasa seperti menjadi orang asing, karena di satu sisi, gw di sekolah enggak bisa ikut organisasi apa2. Jujur, selama berapa tahun gw merasa idup dalam tempurung".

Perhatikan. 2 orang Saksi Yehuwa yang mungkin tidak saling kenal secara pribadi tetapi intinya memiliki pengalaman yang sama yaitu merasa dirinya hidup dalam suatu isolasi, terasing dengan dunia sekitarnya meskipun secara fisik berada di tengah-tengah masyarakat. Inilah akibatnya pemisahan secara psikologis yang diterapkan Menara Pengawal kepada seluruh Saksi Yehuwa di seluruh dunia,.

Contoh lainnya cara organisasi Saksi Yehuwa atau Menara Pengawal mengisolasikan komunikasi para Saksi Yehuwa dengan lingkungan di sekitarnya adalah dengan tidak merayakan ulang tahun sendiri ataupun menghadiri perayaan ulang tahun orang lain. Saksi Yehuwa menganggap ulang tahun merupakan tradisi kafir. Dengan melarang merayakan ulang tahun sendiri dan orang lain, Menara Pengawal berhasil membuat anggotanya hidup terisolasi dengan teman-teman 'duniawinya'. Demikian juga dengan melarang memperingati hari-hari raya lainnya. Lihat Tidak Ada Perayaan Ulang Tahun Bagi Saksi Yehuwa.

Saya berikan suatu contoh kesaksian seorang pembaca blog ini yang bernama Yuli — yang sudah mengikuti dan belajar dengan Saksi Yehuwa selama 2 tahunan —memberikan kesaksian ketika saya tanya apakah selama belajar dengan Saksi Yehuwa, ia memiliki sikap yang tertutup atau terbuka terhadap keluarga atau teman-temannya.

Jawabannya dengan pasti LEBIH TERTUTUP. Saya waktu itu menganggap ajaran MP benar, sehingga saya ga ikut natalan, ulang tahun, perayaan thn baru, syukuran di rumah teman/sdr/ tetangga, krn semua ini berbau pagan pak. Akhirnya saya jarang berkumpul/bermasyarakat. Padahal sya belum terbaptis,kadang2 berhimpun di balai kerajaan, sudah demikian TERTUTUP, pasti. (di sini)
Pengisolasian komunikasi Saksi-Saksi Yehuwa dengan dunia sekitarnya dimulai sejak kanak-kanak. Bagi anak-anak Saksi Yehuwa di usia sekolah, tidak direkomendasikan mengikuti kegiatan ekstra kurikuler seperti olah raga, OSIS dan lain-lain kegiatan (lihat No Olahraga Bagi Saksi Yehuwa). Perhatikan Kesaksian Cargbolg; "SSY memang dilarang mengikuti organisasi duniawi seperti pramuka, OSIS , klub sepak bola dll." 

Inilah kekuatan dari 'mind control atau thought reform' atau di Indonesia lebih dikenal sebagai brain washing atau cuci otak.[1]

Jadi jelas, dengan peraturan yang begitu ketat untuk dipatuhi, Menara Pengawal mampu mengisolasikan atau mengasingkan kehidupan para Saksi Yehuwa dengan dunia ini secara psikologi, tanpa harus secara fisik pindah ke suatu tempat. Saksi-Saksi Yehuwa hidup di tengah masyarakat, tetapi tidak benar-benar hidup bermasyarakat. Mereka hidup dengan sesama mereka sendiri.

Untuk memberikan effek phobia rasa takut bergaul dengan orang-orang duniawi, Menara Pengawal menulis demikian:

Sebelum bumi ini dapat menjadi firdaus, orang-orang fasik harus disingkirkan. (Mazmur 37:38) Ini akan terjadi di Armagedon, yang adalah perang Allah untuk mengakhiri kefasikan. Selanjutnya, Setan akan dipenjarakan selama 1.000 tahun. Ini berarti tidak akan ada lagi orang fasik yang dibiarkan merusak bumi. Hanya umat Allah yang akan selamat.—Penyingkapan 16:14, 16; 20:1-3. (Apa Yang Allah Tuntut Dari Kita, hlm. 10).
Bagaimana Saksi Yehuwa bersedia bergaul dengan teman-teman non Saksi jika mereka diberi tahu bahwa teman-temannya itu akan disingkirkan oleh Allah saat kiamat. Tentunya, Saksi Yehuwa tidak mau berhubungan dengan teman duniawinya karena ia pun tidak ingin ikut disingkirkan, bukan? 

Terakhir, perhatikan kutipan berikut ini:

Mengenai orang-orang pada zaman kita, tidak semua yang ditawari air yang memberi kehidupan dari Yehuwa bersedia menerimanya. (Yesaya 6:10) Di Armagedon, semua yang telah memilih untuk tetap sakit dan mati secara rohani akan diserahkan kepada garam, yaitu akan dibinasakan untuk selama-lamanya. (Penyingkapan 19:11-21) Akan tetapi, mereka yang dengan setia meminum air ini dapat berharap tetap hidup dan melihat penggenapan akhir dari nubuat ini. (Menara Pengawal, 1 Maret 1999, hlm. 21)
Apakah saya telah berhasil membuktikan bahwa Lembaga Menara Pengawal merupakan organisasi kultus di bagian ini? Silahkan pembaca nilai sendiri. 

Dear Saudara/i Kristen.

Jika ada pembaca terbeban dan ingin menghindarkan teman, kerabat atau bahkan anggota keluarganya dari jeratan organisasi kultus Menara Pengawal, dan Saudara memiliki akun Facebook, tweeter ataupun lainnya, silahkan klik tombol 'Bagikan Kepada' di atas untuk menginformasikan apa yang Saudara baca di blog ini.

Ciri-ciri kultus apalagi yang saya dapat buktikan dari artikel Menara Pengawal tersebut? Saya akan bahas di Ciri Kultus: Pengabdian Tanpa Syarat & Eksklusif

Bagaimana pendapat Saudara?

Artikel Terkait:
1. Kriteria Pertama Kultus: Kepemimpinan Otoriter
2. Ajaran Saksi Yehuwa: Bidat Atau Sejati?
3. Mengapa Saksi Yehuwa Menginjil Dari Rumah Ke Rumah?


”Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan berbaju domba, tetapi di dalamnya, mereka adalah serigala-serigala yang rakus. (Mat. 7:15, NW)


[1] Istilah 'cuci otak atau brain wash' lebih dikenal di Indonesia meskipun istilah yang lebih tepat adalah 'mind control atau thought reform'. Teknik 'cuci otak' tidak digunakan lagi oleh para pemimpin kultus dewasa ini. Yang digunakan adalah teknik mind control karena effeknya jauh lebih dahsyat dibandingkan 'cuci otak'. Ketika bahasannya tepat, saya akan menjelaskan bagaimana 'mind control' bekerja agar pembaca blog ini dapat memahaminya karena beberapa pendeta memanfaatkan teknik mind control untuk memperoleh keuntungan dari jemaatnya. Saya tidak ada maksud mejelek-jelekkan pendeta, tetapi faktanya memang demikian. Saya dapat buktikan secara ilmiah seperti saya dapat buktikan dengan ilmiah Lembaga Menara Pengawal sebuah organisasi kultus. Saya ingin umat Kristen mewaspadai pendeta-pendeta berjubah penipu yang sedang bekerja di Indonesia.

[2] http://www.rickross.com/reference/brainwashing/brainwashing19.html

No comments :

Post a Comment

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.