Bumi Firdaus |
Suatu kali saya mempelajari Alkitab dengan 2 orang Saksi Yehuwa melalui buku 'Apa Yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?'. Halaman 28 mencatat Maz. 37:29 yang jelas berbicara bahwa orang-orang adil-benar akan memiliki bumi sehingga dapat didiami selama-lamanya. Harapan hidup kekal di bumi Firdaus merupakan impian setiap Saksi-Saksi Yehuwa sebagai ‘kawanan besar’.
Lalu saya bertanya: "Bagaimanakah saya dapat menjadi adil-benar sehingga dapat hidup di bumi Firdaus?"
Mengapa saya bertanya seperti itu? Ayat ini jelas menyatakan bahwa sebelum kita dapat memiliki bumi, maka kita harus menjadi adil-benar lebih dulu. Jadi menjadi adil-benar merupakan KUNCI atau SYARAT untuk dapat hidup di bumi selama-lamanya, bukan? Tidak menjadi adil-benar, artinya tidak akan memiliki kesempatan hidup di firdaus bumi. Sekarang pertanyaannya adalah bagaimana kita dapat menjadi adil-benar berdasarkan terang firman Tuhan?
Pernahkah Saudara sungguh-sungguh merenungkan dengan baik kalimat Maz. 37:29 tersebut ketika Saudara memberikan pembelajaran kepada seorang peminat?
Izinkan saya membahas hal ini dan saya mohon Saudara menenungkannya dengan baik-baik karena ayat-ayat yang saya gunakan sudah biasa Saudara baca dan dengar sehingga dapat mengaburkan makna yang sebenarnya.
Kondisi Manusia
Alkitab memberitahu kita tentang kondisi dasar manusia seperti yang diuraikan di:
Roma 3:9-11:
“. . . Sebab di atas, kita telah membuat tuduhan bahwa orang Yahudi dan juga orang Yunani, semuanya ada di bawah kuasa dosa, sebagaimana ada tertulis: “Tidak ada orang yang adil-benar, bahkan seorang pun tidak. Tidak ada yang memiliki pemahaman, tidak ada yang mencari Allah.”
Roma 3:20:
“karena itu, tidak ada orang yang akan dinyatakan adil-benar dihadapannya karena perbuatan menurut hukum, sebab pengetahuan yang saksama tentang dosa adalah melalui hukum”
Roma 3: 23:
“Sebab semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai kemuliaan Allah.”
Yesaya 64:6:
“Kami menjadi seperti orang yang najis, kami semua, dan semua tindakan keadilbenaran kami adalah seperti pakaian untuk masa haid; dan kami akan menjadi layu seperti daun, kami semua, dan kesalahan kami akan membawa kami pergi seperti angin.”
Kitab Roma berbicara bahwa pada dasarnya kita sebagai manusia tidaklah adil-benar karena berada di bawah kuasa dosa dan sekalipun ketika kita ingin melakukan hal yang baik, kita tidak mampu melakukan hal yang adil-benar. Dan Yesaya berbicara hal yang sama bahwa keadilbenaran yang kita kerjakan seperti pakaian untuk masa haid; dan kita semua akan menjadi layu seperti daun dan kesalahan kita akan membawa kita pergi seperti angin.
Contoh lebih jelasnya dapat kita pelajari dari kehidupan Paulus yang merupakan seorang rasul yang kesucian hidupnya jauh di atas standard kita. Paulus mengatakan bahwa secara manusiawi, ia tidak mampu keluar dari kuasa dosa yang ada di dalam dirinya sehingga ketika Paulus ingin berbuat baik tetapi bukan apa yang baik yang ia buat, tetapi yang jahat:
"18Sebab aku tahu bahwa dalam diri ku, dalam tubuhku, tidak ada sesuatu pun yang baik yang tinggal di sana; sebab kesanggupan untuk memiliki keinginan ada padaku, tetapi kesanggupan untuk menghasilkan apa yang baik tidak ada. 19 Sebab yang baik yang aku inginkan, tidak aku lakukan, tetapi yang buruk yang tidak aku inginkan, itulah yang aku praktekkan. 20 Demikianlah, jika aku inginkan, maka yang menghasilkannya bukan lagi aku, melainkan dosa yang tinggal dalam diriku. " (Roma 7:18-20)
Bandingkan Rom 4:6-7 yang menulis berbahagia orang yang dinyatakan adil-benar oleh Allah bukan berdasarkan perbuatan:
"6Sebagaimana Daud juga berbicara tentang kebahagiaan orang yang kepadanya Allah memperhitungkan keadilbenaran bukan berdasarkan perbuatan, 7"Berbahagialah orang yang pelanggaran-pelanggatannya telah diampuni dan yang dosa-dosanya telah ditutup; 8berbahagialah manusia yang dosanya tidak akan diperhitungkan Yehuwa"
Kesimpulan ayat-ayat ini: Kita tidak mungkin dapat memiliki bumi selama-lamanya tanpa menjadi adil-benar dulu. Dan walaupun kita mencoba melakukan perbuatan saleh tetapi kesalehan tersebut tetap najis adanya karena dosa yang tinggal di dalam kita dan kita telah gagal mencapai kemuliaan Allah. Dan hanya Allah saja yang dapat membuat orang menjadi adil-benar dengan mengampuni dosa-dosanya sehingga orang tersebut dapat disebut berbahagia.
Jalan menjadi Adil-Benar
Sekarang, bagaimana kita dapat jadi adil-benar di hadapan Allah? Kitab Roma 3: 21-30 berbicara tentang bagaimana kita dapat menjadi adil-benar di hadapan Allah, yaitu:
Ayat 21:
“Tetapi sekarang, terpisah dari hukum, keadilbenaran Allah telah menjadi nyata, karena tentang hal itu Hukum dan Kitab Para Nabi memberikan kesaksian.”
Ayat 22:
“Ya, keadilbenaran Allah berdasarkan iman kepada Yesus Kristus, bagi semua yang mempunyai iman. Sebab tidak ada perbedaan”.
Perhatikan: Tuntutan Allah menjadi adil-benar – bagi orang Yahudi ataupun Non-Yahudi; tidak ada perbedaan – hanya dapat diperoleh karena iman kepada Yesus Kristus.
Ayat 23:
“Sebab semua orang telah berbuat dosa dan gagal mencapai kemuliaan Allah.”
Ayat 24:
“dan sebagai karunia cuma-cuma mereka dinyatakan adil-benar, yaitu karena kebaikan hatinya yang tidak selayaknya diperoleh, melalui kelepasan oleh tebusan yang dibayar oleh Kristus Yesus”
Perhatikan: Menjadi adil-benar dapat diperoleh oleh karena karunia yang diberikan dengan cuma-cuma, artinya menjadi adil-benar bukanlah sesuatu yang kita hasilkan atau usahakan, tetapi diberikan karunia secara gratis oleh Allah Yehuwa. Jika kita usahakan atau hasilkan, maka untuk menjadi adil-benar bukanlah lagi merupakan karunia yang gratis, bukan? Dan karunia ini diberikan melalui tebusan yang dibayar oleh Yesus Kristus.
Ayat 25-26:
“25Allah menetapkan dia sebagai persembahan untuk pendamaian berdasarkan iman kepada darahnya. Hal ini adalah demi mempertunjukkan keadilbenarannya sendiri, karena ia mengampuni dosa-dosa yang dilakukan di masa lampau ketika Allah berlaku sabar. 26Untuk mempertunjukkan keadilbenarannya pada masa sekarang ini, supaya ia adil-benar, yaitu pada waktu menyatakan adil-benar orang yang mempunyai iman kepada Yesus.”
Perhatikan: ayat 26 mencatat bahwa Allah Yehuwa akan menyatakan adil-benar orang-orang yang percaya kepada Yesus. Artinya jika tidak mempercayai Yesus, kita tidak akan dinyatakan adil-benar.
Ayat 27-28:
“27Lalu, di manakah kebanggaan itu? Sudah disingkirkan. Melalui hukum apa? Apakah hukum perbuatan? Sama sekali tidak, tetapi melalui hukum iman. 28Sebab kita menganggap seseorang dinyatakan adil-benar karena iman dan bukan karena perbuatan menurut hukum.”
Perhatikan: ayat 27-28 mengatakan bahwa Paulus yakin bahwa manusia dinyatakan adil-benar karena iman bukan karena melakukan perbuatan (yang diwakili oleh hukum Taurat). Dan Tentunya iman kepada Yesus Kristus.
Ayat 29-30:
“29Atau apakah ia Allah bagi orang Yahudi saja? Bukankah ia juga Allah bagi orang-orang dari bangsa-bangsa. Ya, juga Allah bagi orang-orang dari bangsa-bangsa. 30 jika Allah benar-benar satu, yang akan menyatakan orang-orang yang bersunat adil-benar sebagai hasil iman, juga orang-orang yang tidak bersunat adil-benar karena iman mereka.”
Perhatikan: Ayat 29-30 sekali lagi berbicara tentang dinyatakan adil-benar – bersunat ataupun tidak – karena iman.
Ayat-ayat lain yang berbicara tentang menjadi adil-benar karena iman: Rom 1:17, 2 Kor. 5:21; Filipi 3:9; Titus 3:5; Ibr. 11:7 dan 2 Pet. 1:1
Sampai sejauh ini, kita telah belajar berdasarkan terang firman Tuhan yang hidup bahwa SATU-SATUNYA – baik orang Yahuni ataupun non-Yahudi, baik bersunat maupun tidak – CARA untuk dinyatakan adil-benar oleh Yehuwa hanya jika kita memiliki iman kepada Yesus Kristus. Perbuatan menurut hukum tidak akan dinyatakan adil-benar oleh Yehuwa.
Bagaimana kita beriman kepada Yesus sehingga menjadi adil-benar?
Di atas kita telah belajar bahwa orang dinyatakan adil-benar karena iman kepada Yesus Kristus. Perhatikan ayat-ayat berikut apa maksud dari ber-iman kepada Yesus Kristus.
1. 1 Yoh. 5:1:
“Setiap orang yang percaya bahwa Yesus adalah Kristus telah dilahir dari Allah dan setiap orang yang mengasihi pribadi yang menyebabkan kelahiran mengasihi dia yang telah dilahirkan dari pribadi itu.”
Perhatikan:
- Setiap orang yang percaya artinya siapapun tidak terbatas kepada golongan tertentu, tentunya termasuk Saksi-Saksi Yehuwa – yang memiliki harapan hidup di bumi – mempercayai bahwa Yesus adalah Kristus. Karena Saksi-Saksi Yehuwa percaya, maka Saksi Yehuwa harusnya telah dilahirkan dari Allah.
- Demikian juga setiap orang yang mengasihi pribadi yang menyebabkan kelahiran berarti mengasihi dia yang telah melahirkannya. Tentunya saya yakin Saksi Yehuwa mengasihi Dia sehingga seharusnya Saksi Yehuwa telah dilahirkan dari Dia.
- Ayat ini juga berlaku sebaliknya yaitu jika seseorang tidak dilahirkan dari Allah maka sesungguhnya ia tidak percaya kepada Yesus dan tidak mengasihi Dia. Mengapa? Tanda percaya dan mengasihi adalah dilahirkan kembali oleh Allah. Tidak dilahirkan kembali berarti sesungguhnya tidak percaya dan tidak mengasihi. Mengapa seperti itu?
- Karena kelahiran kembali merupakan pekerjaan Allah saja, jadi walaupun seseorang menyatakan percaya dan mengasihi dengan setulus hatinya, tetapi Allah tentunya lebih mengetahui isi hati orang tersebut sehingga jika di dalam penilaian Allah orang tersebut sungguh-sungguh percaya dan mengasihi maka secara otomatis Allah akan melahir-barukan orang tersebut. Sebaliknya, jika dalam penilaian Allah orang tersebut tidak sungguh-sungguh percaya dan mengasihi maka ia tidak dilahir-barukan.
2. 1 Yoh. 4:7:
“Saudara-saudara yang kukasihi, biarlah kita terus mengasihi satu sama lain, karena kasih itu dari Allah, dan setiap orang yang mengasihi telah dilahirkan dari Allah dan mendapat pengetahuan tentang Allah.”
Perhatikan: Ayat ini juga berbicara tentang setiap orang, tidak terbatas kepada jumlah tertentu atau golongan, yang mengasihi maka telah dilahirkan dari Allah dan mendapat pengetahuan tentang Allah.
3. 1 Yoh. 2:29:
"Jika kamu tahu bahwa dia adil-benar, kamu tahu bahwa setiap orang yang mempraktekkan adil-benar telah dilahirkan dari dia.”
Perhatikan:
- Ayat ini juga mengatakan “setiap orang” yang mempraktekkan adil-benar telah dilahirkan dari Dia. Tentunya pengertian “setiap orang” tidak terbatas kepada jumlah tertentu atau golongan, termasuk Saksi Yehuwa yang memiliki harapan hidup di bumi yang mempraktekkan adil-benar seharusnya telah dilahirkan dari Dia.
- Setiap orang yang mempraktekkan adil-benar telah dilahirkan dari Allah artinya jika tidak dilahirkan dari Allah orang tidak akan mempraktekkan adil-benar karena Allah-lah yang memampukan orang itu mempratekkan adil-benar.
Berdasarkan pemahaman saya di atas jelas bahwa kita hanya dapat menjadi adil-benar dengan iman di dalam Yesus Kristus dan tanda dari iman kepada Yesus dan mengasihi Allah adalah dengan dilahir-barukan oleh Allah. Dan semuanya itu diperoleh karena kasih karunia Allah yang diberikan dengan gratis/cuma-cuma.
Sekarang, apakah arti 'lahir baru' menurut Yesus? Kita bisa lihat di kitab Yohanes pasal 3 ayat 3 yang berbicara tentang lahir baru:
“Sebagai jawaban Yesus mengatakan kepadanya, “Sesungguh-sungguhnya aku mengatakan kepadamu: Jika seseorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”
Perhatikan pula bahwa jika seseorang tidak dilahirkan kembali maka ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah. Mengapa ia tidak dapat melihatnya?
Kita bisa lihat jawabannya di:
Yoh. 6:54:
“Dia yang makan dagingku dan minum darahku memiliki kehidupan abadi dan aku akan membangkitkannya pada hari terakhir.”
Yoh. 6:58:
". . .Dia yang makan roti ini akan hidup selama-lamanya"
Setelah lahir baru, maka seseorang akan mengambil lambang dari daging dan darah Yesus, berupa roti dan anggur. Mengambil lambang ini penting karena hanya orang yang mengambilnya yang akan dibangkitkan oleh Yesus di akhir zaman dan ia akan hidup selama-lamanya!
Perhatikan kata ‘Dia[1],’ – seperti juga kualifikasi lahir baru yaitu ‘setiap orang’ – yang berarti ‘siapapun’; tidak hanya terbatas bagi sekelompok orang ataupun jumlah tertentu. Begitu juga pengertian kata “dia” berarti siapapun atau barangsiapa.
Bisakah kita artikan perikop ini yaitu makan daging dan darah Yesus secara simbolis? Menurut saya yang simbolis hanyalah "makan daging dan darah Yesus" yang direalisasika menjadi "roti dan anggur". Tetapi jika kita mengerti keseluruhannya secara simbolis, beberapa pertanyaan akan timbul:
- Jika Yesus berbicara secara simbolis maka orang Yahudi tidak akan menolak ajaran Yesus karena toh hanya simbolis. Tetapi faktanya, orang Yahudi menolak ajaran tersebut (Yoh. 6:52).
- Jika memang ajaran Yesus hanyalah simbolis, mengapa Yesus tidak menjelaskan kesalahfahaman tersebut? Sebaliknya, malahan Yesus mengulang perkataannya sebanyak 5 kali? (Yoh. 6:53, 54, 56, 57, 58)
- Ayat 60, banyak murid menolak ajaran itu. Dan ayat 66, para murid banyak meninggalkannya. Mengapa Yesus membiarkan para murid pergi tanpa Yesus mencoba menjelaskan kesalahfahaman tersebut seperti yang Yesus lakukan ketika orang mendengar pengajaran yang sulit seperti di Yoh. 3:1-15, Mat. 16:5-12, 19:23-26.
- Terakhir, jika Yesus berbicara secara simbolis, mengapa para murid pada akhirnya mengambil tubuh dan darah Yesus seperti yang Yesus contohkan saat Perjamuan Tuan. Dan Yesus secara jelas mengatakan "inilah tubuh-Ku dan inilah darah-Ku".
Seperti yang saya mengerti ada suatu hubungan antara adil-benar, lahir baru dan kebangkitan pada hari terakhir/akhir zaman. Untuk hidup di bumi firdaus haruslah adil-benar. Untuk menjadi adil-benar harus beriman kepada Yesus Kristus. Tanda sungguh-sungguh beriman adalah kelahiran-baru yang dilakukan oleh Allah. Tidak mengalami lahir baru maka seseorang sesungguhnya tidak ber-iman kepada Yesus dan tidak mengasihi Allah. Karena tidak lahir baru secara otomatis ia tidak makan lambang darah dan daging Yesus yang artinya tidak akan melihat kerajaan Allah karena ia tidak dibangkitkan oleh Yesus!
Bagaimana saya bisa dibangkitkan untuk hidup di bumi Firdaus jika saya tidak mengalami dan memperoleh semua itu?
- Sola Christos -
Halo selamat siang Bpk Awi. Senang kita bisa ketemu lagi siang ini. Terus terang sbgmn yg sdh saya jelaskan di bagian2 lain dr komentar saya, bahwa saya akan membuktikan kpd Bpk Awi pernyataan2 saya, baik soal "banyak mengutip diluar konteks" maupun tanggapan saya soal AJARAN (apakah apa yg saya percayai sbg seorang SY berdasarkan Alkitab adalah sesat menurut Bpk Awi atau sebaliknya apa yg Bpk Awi percayai adalah SALAH), termasuk soal artikel ini. Tapi terus terang itu akan memakan cukup banyak halaman krn akn cukup panjang, padahal kalau sy melakukannya di kotak ini ("Poskan Komentar") berarti akn terpoton-potong krn hanya bisa memuat sekitar 4.000-an karakter sekali kirim. Buat saya pribadi, hal itu sangat tidak nyaman. Apkh Bpk bisa TOLONG bantu saya, kira2 bgm cara yg paling bagus spy tdk terpotong-potong? Semoga ada jalan keluar yg bagus. Terima kasih sebelumnya. Sampai ketemu lagi.
ReplyDeleteDear Bp Maxi,
DeleteSenang sy membaca respons dr Bp di atas. Tentunya pembaca kristiani blog ingin skali melihat pembuktian yg Bpk janjikan itu.
Sy sngat bersyukur krn dr nada bicara Bpk, ternyata sudah cooling down.
Sy rasa, sebagai orang-orang yg mengklaim Kristen, seharusnya mengedepankan akal sehat dr pd emosi apalagi otot, bukan? Jk apa yg sy tulis memang diluar konteks dan tidak benar. Ya tolong buktikan, tidak perlu mengancam apalagi menanyakan alamat kantor atau rumah seperti yg ditanyakan oleh Bp Suria via email. Ini aneh, mau apa, ya?
Sy saja membaca brosur "Haruskah Anda Percaya Tritunggal?" tidak protes, melainkan membuat blog ini untuk menjelaskan perihal yg sebenarnya.
Sy mengerti kendala Bp dalam usaha membuktikan kebenaran yg Bpk yakini benar. Bagaimana jk Bpk membuat blog sendiri? Dr sana Bpk bisa membuktikan bahwa sy keliru. Dan sy akan buat link di artikel sy akan tanggapan Bpk itu shg pembaca mendapatkan keterangan yg berimbang & obyektif.
Manfaat membuat blog banyak loh. Banyak SSY membuat blog. Hitung-hitung Bpk melakukan dinas; melalui dunia maya.
Membuat blog tidak sulit dan gratis pula. Sy banyak dituntun di http://artikelkomputerku.blogspot.com/. 2-3 hari Bpk pelajari, dijamin bisa buat hal2 yg sederhana untuk mengekspresikan buah pikiran Bpk.
Ingat Pa, pd akhirnya, pembaca blog ini (atau pun blog yg akan Bp buat) yg menilai siapa yg obyektif dan berimbang. Bukan sy ataupun Bpk yg sedang berpolemik dgn saya. Jangan emosian, santai saja. Lakukan yg terbaik, siapa tahu sy bertobat pa, betul gak?
Salam kasih Kristus Yesus menyertai Bp slalu
Selamat malam Bpk Awi.
ReplyDeleteSy Heber
Senang bisa ikut komen kl boleh.? Sblmnya sy sudah GR bhw Bpk Awi akan mengulas ttg apakah harapan hidup di bumi salah tp yg benar adalah ke sorga seperti ajaran penganut Tritunggal lainnya, ternyata ulasannya bukan kesana.
Dalam ulasan Bpk Awi diatas ada point2 yg bs sy tangkap :
- Bpk Awi sudah sepakat bhw harapan hidup kekal di bumi bukan di sorga.
- Bpk Awi sepakat bhw Saksi Yehuwa percaya pd Yesus Kristus dan mengasihi sbg pengantara antara Yehuwa dan manusia sehingga sudah lahir baru dan dimampukan berbuat adil-benar. (artinya sepakat bhw SY sdh meng iman i Yesus sbg Kristus dan sudah lahir baru).
Sebenarnya sudah selesaikan.? Tp trnyata blm krn ada syarat lain yaitu ikut Perjamuan Tuan yaitu memakan dan meminum lambang dr daging dan darah Yesus tp ayat yg Bpk Awi sampaikan tdk mengindikasikan 'keharusan' setidaknya hanya lebih meyakinkan lagi akan selamat kelak.
Misalkan, taro lah sbg SY kawanan besar tdk memakan dan minum darah dan daging Yesus, tp kan dng iman dan lahir baru sudah jaminan selamat, krn ada bahkan seorang penjahat disebelah Yesus tidak dibaptis, dan tidak ikut Perjamuan Tuan tp selamat hanya karena iman pada Yesus.
Naaahh jelas, hanya oleh iman saja orang bisa selamat, lalu jangan2 Bpk Awi menanyakan lg 'Iman kpd Yesus yg spt apa yg menyelamatkan.?'
Terus terang Bpk Awi, sy tidak membatasi hikmat krn memang tidak bisa, bagi sy kebenaran maupun kepalsuan akan dapat terlihat cepat atau lambat, hanya perlu ketulusan akan rasa haus ttg kebenaran dan bukan fanatisme buta juga ktakutan akan aturan2 yg mengikat tp yg Alkitab iah ya (kl perlu let Bible talk, no need interprestation).
Karena Bpk Awi kita perlu kerendahan hati dan ktulusan dlm belajar, sy tdk mau merasa sy lebih tau dr yg orang tau....
Terima kasih Bpk Awi, selamat malam.
Dear Bp Heber
ReplyDeleteSenang Bp bs komentar. Siapapun boleh komentar koq.
Ya, betul. Sy meyakini tujuan akhir harapan hidup sy ada di sorga sesuai janji Tuhan Yesus
Tp pernyataan Bp "Bpk Awi sepakat bhw Saksi Yehuwa percaya pd Yesus Kristus dan mengasihi sbg pengantara antara Yehuwa dan manusia sehingga sudah lahir baru dan dimampukan berbuat adil-benar. (artinya sepakat bhw SY sdh meng iman i Yesus sbg Kristus dan sudah lahir baru). membuat sy bingung krn jk Bp baca artikel sy di http://saksi-saksi-yehuwa.blogspot.ca/2011/09/bab-1-apakah-saksi-saksi-yehuwa-adalah.html dan yg manapun, sy tidak pernah menyatakan demikian. SSY tidak mengalami lahir baru dan Yesus bukanlah perantara bagi SSY yg memiliki harapan hidup di bumi meskipun percaya Yesus sbg Kristus.
Memang iman kepada Yesus yang benar (Allah atau suatu allah) menjadi sebuah issue penting utk peroleh selamat. Krn jk suatu allah, maka Yesus yg demikian tidak mampu menyelamatkan & tidak sesuai dgn Alkitab.
Sy setuju dgn pernyataan "sy tidak membatasi hikmat krn memang tidak bisa, bagi sy kebenaran maupun kepalsuan akan dapat terlihat cepat atau lambat, hanya perlu ketulusan akan rasa haus ttg kebenaran dan bukan fanatisme buta juga ktakutan akan aturan2 yg mengikat tp yg Alkitab iah ya (kl perlu let Bible talk, no need interprestation)" meskipun ada koreksi, yaitu mau-tidak-mau ketika kita membaca Alkitab pasti ada interpretation. Tp harus sesuai dgn keseluruhan konsep dan konteks Alkitab.
Sy setuju bahwa sy perlu kerendahan hati dan ketulusan dlm belajar. Sy jg tidak mau merasa lebih tau dri orang lain. Apa yg sy uraikan hanya berdasarkan pemahaman sy saja.
Salam kasih Yesus Kristus.
Orang beriman bisa dilihat ketika dirinya mengalami saat2 sulit/cobaan/ujian atau masa2 membahagiakan. Segala tindakan ucapan disaat2 itu mencerminkan imannya. Bagaimana perilaku pengabar yg bertamu door to door ketika pengabarannya ditolak? Rendah hati kah? Lemah lembut kah? Penyabar kah? Silahkan amati buah dan pohonnya
ReplyDelete