Kapan dan Bagaimana Penyesatan Terjadi Dalam Kekristenan?

ARTIKEL NUBUATAN KEMURTADAN Besar atau Penyesatan Dalam Sejarah Kristen mengkaji bahwa tidak ada kemurtadan besar seperti yang disinyalir organisasi Saksi Yehuwa, melainkan sebaliknya menyingkap nubuatan Kristus tentang kemunculan nabi palsu dan penyesatan yang harus diwaspadai oleh setiap orang Kristen (Mat. 24:10-12, (2 Yohanes 1:7). Dan nubuatan Kristus tersebut, salah satunya, tergenapi dalam organisasi Saksi-Saksi Yehuwa.

Rasul Paulus dalam Kisah 20:29-31 juga menubuatkan akan adanya serigala-serigala yang mengajarkan doktrin palsu untuk menarik para murid dari jalan yang benar agar mengikuti penyesat-penyesat tersebut:

Aku tahu, bahwa sesudah aku pergi, serigala-serigala yang ganas akan masuk ke tengah-tengah kamu dan akan menyayangkan kawanan itu. Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka. Sebab itu berjaga-jagalah dan ingatlah, bahwa aku tiga tahun lamanya, siang malam, dengan tiada berhenti-hentinya menasihati kamu masing-masing dengan mencucurkan air mata
Pertanyaannya adalah kapan dan bagaimana penyesatan terjadi dalam sejarah kekristenan sesuai dengan nubuatan Kristus dan peringatan Paulus? Dalam sejarah kekristenan purba atau Kristen mula-mula penyesatan banyak terjadi, misalnya pemahaman tentang modalisme, agnostic, ajaran Paulus dari Samosata dan lain-lain (baca di sini). Namun demikian, penyesatan terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah kekristenan dilakukan oleh seorang imam dari Aleksandria, Mesir bernama Arius. Apakah ajaran Arius yang menghebohkan pada waktu itu?  Wikipedia menjelaskan tentang imam ini dan ajarannya sebagai berikut:

Arius atau Arius dari Alexandria (250-336) adalah seorang tokoh Kristen yang hidup pada akhir abad ke-3 sampai awal abad ke-4, di Alexandria (Iskandariah), Mesir pada masa pemerintahan Kaisar Konstantinus Agung. Arius menolak ajaran mengenai keilahian Kristus dengan pandangan bahwa Kristus hanyalah ciptaan Allah dan bukan Allah. Pandangannya ini kemudian memengaruhi munculnya sebuah gerakan yang disebut Arianisme. Pemikiran Arius mengenai keilahian Kristus kemudian ditolak dalam Konsili Nicea dan ia dikucilkan dari gereja.

Tahun 318 terjadi ketegangan antara Arius dan Alexander, ketika Arius mengembangkan teologinya yang khas tradisi Antiokhia. Pemikiran Arius yang kemudian menimbulkan perdebatan dan perselisihan dengan Alexander adalah mengenai keilahian Kristus. Sejalan dengan pemikiran Origenes, ia percaya bahwa Allah Bapa lebih besar daripada Sang Anak atau Kristus dan juga kemudian lebih besar daripada Roh Kudus. Namun, ia memasukkan konsep monoteisme yang radikal dalam pemahaman mengenai Allah dengan berkesimpulan bahwa hanya Allah Bapa yang merupakan Allah, sedangkan Kristus atau Sang Anak hanya merupakan makhluk ciptaan Allah Bapa yang sulung dan tertinggi, tetapi bukan Allah. Sebagai makhluk ciptaan, Kristus tidak kekal. Pernah Ia tidak ada, dan kemudian diciptakan dari yang tidak ada. Pokok-pokok pemahaman Arius ini terdapat dalam buku tulisannya yang berjudul Thallia.
Saya ingin pembaca memperhatikan penjelasan wikipedia tersebut tentang ajaran Arius yang begitu sama dengan ajaran Saksi Yehuwa mengenai Yesus Kristus berikut ini:


Arianisme adalah gerakan ”Kristen” pada abad keempat yang menyangkal keilahian Yesus Kristus. Arius mengajarkan bahwa Allah tidak diperanakkan dan tidak memiliki suatu awal. Sang Putra, karena diperanakkan, tidak mungkin adalah Allah dalam arti bahwa Yesus sama dengan Bapak. Putra tidak memiliki kekekalan yang sama dengan Allah, tetapi diciptakan dan ada atas kehendak Bapak.(Menara Pengawal, 15/3/1998, hlm. 8)
Apakah dampak dari ajaran Arius yang menggegerkan gereja saat itu? Konsili Nicea pada tahun 325 M! Karena ajaran Arius tersebut, untuk pertama kali para teolog-teolog mengadakan sidang untuk menyelesaikannya. Silahkan baca juga artikel Bapa Gereja Pra-Nicea dan Istilah Tritunggal di mana organisasi Saksi Yehuwa memutar-balikkan fakta serta dustanya tentang kejadian yang sebenarnya tentang konsili Nicea untuk mendukung doktrinnya.

Kehebohan ajaran Arius ini disebut “kontroversi arian”. Dan menurut wikipedia “kontroversi arian” adalah:

Kontroversi Arian adalah pertentangan Kristologis yang timbul di Aleksandria antara para pengikut Arius (kaum Arian) dan para pengikut Santo Aleksander dari Aleksandria (kini disebut kaum Homoousian). Aleksander dan para pengikutnya meyakini bahwa Sang Putera memilki substansi yang sama dengan Sang Bapa, abadi bersama Sang Bapa. Kaum Arian meyakini bahwa Sang Bapa dan sang putera itu berbeda dan sang putera itu, sekalipun mungkin adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, tetaplah suatu ciptaan belaka.

Arius menyatakan bahwa anak Tuhan adalah makhluk, terbuat dari ketiadaan, dan bahwa ia adalah ciptaan pertama Tuhan, sebelum segala masa. Dan ia berpendapat bahwa segala sesuatu yang lain diciptakan melalui anak. Dengan demikian, kata Arian, hanya anak itu yang langsung dibuat dan milik Tuhan, dan karenanya ada waktu dimana dia tak punya eksistensi. Arius percaya bahwa putra Yesus memiliki kehendak bebasnya sendiri terkait benar dan yang salah, bukan sekedar robot atau avatar berbentuk manusia yang tak punya kehendak sendiri. Tuhan tak bisa mati, meski dalam bentuk apapun, kecuali hanya berpura-pura mati. Arian menarik dari Alkitab, mengutip ayat-ayat seperti Yohanes 14:28: "Bapa lebih besar daripada aku", dan juga Kolose 1:15: "Sulung dari semua ciptaan." Dosa melanggar perintah Tuhan tak bisa ditebus dengan dosa membunuh Tuhan, karena dosa adalah urusan makhluk dengan Tuhannya. Iblis tak memiliki kuasa maut atas manusia, sehingga mustahil tuhan mati dan merebut kunci maut yang tak pernah dimiliki iblis.
Jadi tujuan penyelenggaraan konsili Nicea adalah untuk menyelesaikan ajaran yang dicetuskan oleh Arius. Kita lihat apa kata wikipedia mengenai tujuan penyelengaraan dari konsili Nicea tersebut:

Tujuan diselenggarakannya konsili ini adalah untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dalam Gereja Aleksandria mengenai hakikat Yesus dalam hubungannya dengan Sang Bapa; khususnya, mengenai apakah Yesus memiliki substansi yang sama dengan Allah Bapa ataukah sekadar memiliki substansi yang serupa belaka dengan Allah Bapa. St. Aleksander dari Aleksandria dan Athanasius berpegang pada pendapat yang pertama; sedangkan seorang presbiter populer bernama Arius, yang dari namanya muncul istilah Arianisme, berpegang pada pendapat yang kedua. Konsili memutuskan bahwa pendukung Arius telah keliru (dari kira-kira 250-318 peserta, seluruhnya kecuali 2 orang, memberi suara menentang Arius).
Nah, saya ingin pembaca merenungkan sejenak mengenai apa yang saya jelaskan di atas dan menjawab pertanyaan saya; yaitu jika konsili Nicea (terjadi tahun 325 M) eksis karena memperdebatkan ajaran Arius yang menolak keilahian Yesus, satu hakekat atau zat [homoousios] dengan Allah Bapa, maka pertanyaannya adalah keyakinan apakah yang dipercayai oleh para bapak gereja mula-mula sebelum Arius? Berdasarkan akal sehat tentunya dapat disimpulkan bahwa Yesus adalah Allah! Ya, benar! Keyakinan bapak-bapak gereja mula-mula sebelum Arius yaitu Yesus adalah Allah! Barulah pada masa Arius (250-336) keilahian Kristus ditolak. Silahkan baca artikel Bapa Gereja Pra-Nicea dan Istilah Tritunggal untuk pembahasannya.

Wikipedia mengkonfirmasi pemahaman saya bahwa bapa-bapa gereja awal yang hidup tahun 100 M yaitu setelah Alkitab selesai ditulis berkeyakinan bahwa Yesus adalah Allah:

Bapa Ante-Nicene [pra-Nicea] mengkonfirmasikan keilahian Kristus dan berbicara akan “Bapa, Anak dan Roh Kudus”, meskipun bahasa mereka tidak merupakan doktrin tradisional seperti diformalkan pada abad keempat. Trinitarian melihat ini sebagai unsur doktrin dikodifikasi. Ignatius dari Antiokhia menyediakan dukungan awal untuk Trinity sekitar tahun 110, mendesak ketaatan kepada “Kristus, dan kepada Bapa, dan Roh". Justin Martyr (AD 100-c. 165) juga menulis, “dalam nama Allah, Bapa dan Tuhan alam semesta, dan Juruselamat kita Yesus Kristus, dan Roh Kudus”. Yang pertama dari bapa gereja awal untuk direkam menggunakan kata “Trinitas” adalah Theophilus dari Antiokhia menulis pada akhir abad ke-2. Dia mendefinisikan Trinitas sebagai Allah, Firman-Nya (Logos) dan Kebijaksanaan-Nya (Sophia) dalam konteks diskusi tentang tiga hari pertama penciptaan. Pembelaan pertama dari doktrin Trinitas itu di awal abad ke-3 oleh bapa gereja mula-mula Tertulianus. Dia secara eksplisit mendefinisikan Trinitas sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus dan membela teologi Tritunggal terhadap ajaran sesat “Praxean”.

The Ante-Nicene Fathers affirmed Christ's deity and spoke of "Father, Son and Holy Spirit", even though their language is not that of the traditional doctrine as formalised in the fourth century. Trinitarians view these as elements of the codified doctrine. Ignatius of Antioch provides early support for the Trinity around 110, exhorting obedience to "Christ, and to the Father, and to the Spirit". Justin Martyr (AD 100–c. 165) also writes, "in the name of God, the Father and Lord of the universe, and of our Saviour Jesus Christ, and of the Holy Spirit". The first of the early church fathers to be recorded using the word "Trinity" was Theophilus of Antioch writing in the late 2nd century. He defines the Trinity as God, His Word (Logos) and His Wisdom (Sophia) in the context of a discussion of the first three days of creation. The first defence of the doctrine of the Trinity was in the early 3rd century by the early church father Tertullian. He explicitly defined the Trinity as Father, Son, and Holy Spirit and defended the Trinitarian theology against the "Praxean" heresy.
Apakah kesimpulan yang dapat kita ambil dari artikel Kapan dan Bagaimana Penyesatan Terjadi Dalam Kekristenan? Pertama, berdasarkan fakta sejarah kekristenan membuktikan bahwa bapa-bapa gereja awal yang hidup begitu dekat dengan para rasul meyakini Kristus Yesus adalah Allah.

Kedua, ajaran Yesus adalah ciptaan Allah dicetuskan oleh Arius pada abad ke-4, yang hidup beberapa ratus tahun setelah hidup para rasul. Dan keyakinan Arius ini, salah satunya, dihidupkan kembali oleh Saksi-Saksi Yehuwa pada zaman modern ini.

Ketiga, salah satu ajaran para penyesat-penyesat yang dinubuatkan oleh Kristus dan diperingati untuk diwaspadai oleh Paulus terjadi pada masa Arius hidup dan juga tergenapi dalam organisasi Saksi-Saksi Yehuwa.

Keempat, meskipun apa yang saya sampaikan berikut ini di luar konteks artikel ini, namun tetap relevan, yaitu jika kita baca literatur-literatur pihak Muslim menuduh bahwa konsili Nicea adalah peristiwa orang Kristen menuhankan atau mengallahkan Yesus Kristus. Padahal jika kita sungguh-sungguh mengkajinya berdasarkan fakta sejarah, pemahaman yang demikian tidaklah benar.

Untuk mengetahui siapa dan apa di balik organisasi dan ajaran Saksi Yehuwa, silahkan klik Membongkar Inti Agama Saksi Yehuwa: Kristen Sejati, Sesat atau Kultus? dan buktinya sendiri apakah organisasi Saksi Yehuwa sebuah gerakan Kristen sejati ataukah grup kultus berkedok agama Kristen berdasarkan publikasi dan praktek yang diterapkan dan diajarkan di dalam organisasi tersebut.

Bagaimana pendapat Saudara artikel Kapan dan Bagaimana Penyesatan Terjadi Dalam Kekristenan?

Soli Deo Gloria

Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus. (2 Yohanes 1:7)


3 comments :

  1. Bukan Kristen, bukan Katolik, yaitu NeoArianisme atau Russellisme.

    Jika Pastor atau Pendeta kuliah Theologi sudah pasti belajar juga sejarah Arius dan Arianisme. Sayang, penatua SSW hanya belajar paket publikasi.

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  2. Baptisan orang mati itu kemurtadan besar segede Godzilla.
    Bung AWI kok belum bikin artikelnya?

    Salam
    AS

    ReplyDelete
  3. Yuk kita cari perbedaan Arius dan Watchtower

    Arius Single Fighter, watchtower bergenerasi dari CTR, disambung JFR, NHK, ....dst

    Arius tampil debat seperti gambar diatas, BPLMP ngumpet di kantor

    Arius nggak bikin budak manusia, watchtower membuat manusia jadi budak dan tawanan

    Arius dompetnya nggak tambah kaya, watchtower Inc rekening bank nya jutaan dolar

    Arius nggak percaya Yesus adl Allah. Watchtower melangkah terlalu jauh sampai melanggar sepuluh perintah Allah.

    Arius nggak sampai pakai tumbal, watchtower tumbal nya muda-mudi yg kehabisan darah.

    Arius kebetulan dapat pengikut, watchtower semi MLM, member get member, terorganisir, berbadan hukum, kuat bayar pengacara

    Arius terjangkau hirarki shg mau datang debat, watchtower merasa bebas tak terjangkau hirarki manapun

    Nah lebih jahat mana?

    Salam
    AS

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.