AGAMA SAKSI YEHUWA: PEMBERITA KASIH atau KEBENCIAN?

Pola Pikir Hitam Dan Putih
DI DALAM ARTIKEL Pola Pikir Saksi Yehuwa: Hitam Putih telah dibahas bagaimana seorang Saksi Yehuwa diprogram melalui proses internalisasi untuk memiliki pola pikir “hitam dan putih” (black and white thinking) atau “either/or” yang demikian ekstrem di dalam dirinya sehingga seorang Saksi Yehuwa memandang dunia ini hanya dalam 2 buah warna yaitu hitam dan putih sehingga tidak ada warna lainnya di dalam persepsinya. Sesuatu digambarkan sebagai yang “sempurna” versus “rusak total”, “benar“ versus “salah”, “baik” versus “jahat”, “Allah” versus “Iblis” dan “organisasi Allah” versus “organisasi setan”.  Steve Hassan seorang pakar kultus mengatakan:

Dalam sebuah kultus mind control, doktrin kelompok dilihat sebagai sebuah “Kebenaran” yang absolut dan satu-satunya jawaban bagi masalah manusia. Doktrin kultus mengajarkan anggotanya berpikir: “Kami adalah jalannya! Kami adalah kebenaran! Anda yang tidak berada di dalam group tersesat. Kami mengetahuinya, dan Anda tidak tahu.” Kultus mengajarkan pola pikir hitam dan putih, membagi dunia ini ke dalam dikotomi yang sederhana baik versus jahat, kita versus mereka. . .

In a mind control cult, the group’s doctrine is seen as absolute “Truth” and the only answer to people’s problems. Cult doctrine teaches its members to think: “We are the way! We are the truth! You who are not in the group are lost. We know, and you do not know.” It preaches black and white thinking, dividing the world into simplistic dichotomies good versus evil, us versus them. . . .
[1]
Tentunya segala sesuatu yang baik, kasih, suci, agama sejati dan bersumber dari Allah hanya ada di dalam organisasi Saksi Yehuwa, sebaliknya, segala sesuatu yang jahat, kebencian, najis, agama palsu dan bersumber dari iblis adalah organisasi Kristen lainnya; di luar organisasi Saksi Yehuwa atau Menara Pengawal tentunya.

Bagaimana caranya Menara Pengawal menanamkan pola pikir yang demikian ekstrem ke dalam pikiran dan hati setiap Saksi Yehuwa? Melalui teknik propaganda generalisasi yang diinternalisasi secara sistematis dan terus menerus yaitu saat Saksi Yehuwa membaca publikasi Menara Pengawal dan saat “pembelajaran majalah Menara Pengawal atau buku sidang” yaitu dengan tanya-jawab di dalam sebuah perhimpunan. Pola pikir demikian ekstrem benar-benar dipupuk, ditumbuh-kembangkan dan berbuah atau diinternalisasikan secara tidak sadar di dalam hati dan pikiran setiap Saksi Yehuwa melalui publikasi Menara Pengawal. Hal ini dinyatakan oleh Steven Hassan dalam bukutnya “Combatting Mind Control” hlm. 61 bahwa ideologi atau doktrin kultus yang absolute tersebut harus diinternalisasikan sebagai satu-satunya “kebenaran” di mana yang baik dan benar berada di dalam groupnya sedangkan semua yang jahat dan palsu berada di luar group:
In totalistic cults, the ideology is internalized as “the truth, the only “map” of reality. . . . Usually, the doctrine is absolutist, dividing everything into “black versus white,” ”us versus them.” All that is good is embodied in the leader and the group. All that is bad is on the outside. The more totalistic groups claim that their doctrine is scientifically proven.
Sebagai buktinya, kutipan majalah Menara Pengawal berikut ini menjelaskan bagaimana organisasi Saksi Yehuwa membagi dunia ini dalam 2 kutub ekstrem dalam publikasinya, yaitu dengan membandingkan sidang Kristen sejati yaitu organisasi Saksi Yehuwa dengan organisasi setan; di luar organisasi Saksi Yehuwa yang merupakan imperium agama palsu:

Dari tinjauan singkat di atas mengenai sejarah ”hamba yang setia dan bijaksana” dari Yehuwa, dan membandingkannya dengan sejarah Susunan Kristen, kita sampai kepada kesimpulan apakah? Yakni, bahwa Yesus Kristus telah menepati janjinya. Sejak kenaikan ke surga hingga hari ini, ia menyertai sidang Kristennya yang diwakili oleh ”hamba” itu. Roh Yehuwa memang diberikan dengan limpah ke atas ”hamba” itu dan mereka yang bergabung dengannya, seraya mereka terus mentaati perintah untuk mengabarkan kabar baik dari Kerajaan dan menjadikan murid-murid. (Mat. 10:7; 24:14; 28:19, 20) Tetapi tinggal bersama Yesus Kristus berarti tinggal bersama mereka yang ia senang gunakan. Di luar sidang Kristen yang benar, organisasi lain manakah yang ada? Hanya organisasi Setan yang terdiri dari ”binatang buas” politik dan imperium agama palsu Babel miliknya.—Why. 13:1, 14, 15; 17:3-6. (Menara Pengawal, 1/3/1979, hlm. 21)
Sekarang kita lihat bukti lainnya bagaimana organisasi Saksi Yehuwa membagi dunia ini dalam 2 kutub ekstrem dalam publikasinya, yaitu contoh kutub “yang buruk dan jahat” dari definisi “Babilon Besar“ di mana secara spesifik Menara Pengawal me-label seluruh agama sebagai “Babilon Besar atau “Pelacur“ yang ada di kitab Wahyu karena divonis tidak memiliki ajaran dan praktek yang selaras dengan ibadat sejati kepada Yehuwa:

Babilon Besar

Definisi: Imperium agama palsu sedunia, mencakup semua agama yang ajaran dan praktek-prakteknya tidak selaras dengan ibadat sejati kepada Yehuwa, satu-satunya Allah yang benar. Setelah Air Bah pada zaman Nuh, agama palsu mulai di Babel (belakangan dikenal sebagai Babilon). (Kej. 10:8-10; 11:4-9) Lambat laun, kepercayaan dan praktek-praktek agama yang bersifat Babilon tersebar ke banyak negeri. Jadi, Babilon Besar menjadi nama yang cocok untuk agama palsu secara keseluruhan. (Bertukar Pikiran, hlm. 69)
Sebaliknya, berbanding terbalik dengan kutipan di atas, beberapa kutipan berikut ini merupakan klaim-klaim sepihak organisasi Saksi Yehuwa sebagai satu-satunya yang mempraktekkan agama yang benar dan satu-satunya organisasi yang memiliki tanda kekristenan sejati. Ini merupakan kutub “yang baik dan benar”. Sungguh seperti klaim iklan komersial Kecap No. 1 di televisi, bukan?

Jutaan orang di seluruh dunia telah mengevaluasi fakta-fakta dan menjadi yakin bahwa hanya Saksi-Saksi Yehuwa saja yang mempraktekkan agama yang benar. (Menara Pengawal, 1/6/2001 hlm. 16)

Namun, bagaimana umat Allah yang terorganisasi dapat dikenali? Menurut standar-standar yang terdapat dalam Alkitab, mereka memiliki kasih sejati di antara mereka sendiri, mereka sangat merespek Alkitab, mereka menghormati nama Allah, mereka mengabarkan tentang Kerajaan-Nya, dan mereka bukan bagian dari dunia yang fasik ini. (Matius 6:9; 24:14; Yohanes 13:34, 35; 17:16, 17) Hanya ada satu organisasi agama di bumi ini yang memiliki semua tanda kekristenan sejati ini—Saksi-Saksi Yehuwa! (Menara Pengawal, 15/1/1997 hlm. 22)
Perhatikan kutipan paragraf ke-2 yaitu majalah Menara Pengawal 1997 yang mendefinisikan standard-standard kekristenan sejati “yang katanya terdapat dalam Alkitab” yaitu kasih sejati, respek Alkitab, menghormati nama Allah, mengabar dan bukan bagian dari dunia. Dan berdasarkan standard yang dibuatnya sendiri tersebut, Menara Pengawal menyimpulkan sendiri bahwa hanya Saksi-Saksi Yehuwa memiliki semua tanda kekristenan sejati tersebut. Sungguh suatu iklan komersial Kecap No. 1, bukan? Selalu mengiklankan hal-hal yang positif. Namun demikian, apakah memang inti ajaran Saksi Yehuwa terdapat dalam Alkitab? Silahkan pembaca mengklik jawabannya di Ajaran Saksi Yehuwa: Sejati Atau Bidat?

Sekarang kita lihat kutipan Menara Pengawal berikut ini yang berbanding terbalik dengan iklan kecap No. 1-nya di atas, bahkan sebenarnya merupakan penghinaan dan fitnah kepada seluruh gereja sebagai organisasi maupun ajarannya yang dicap sebagai doktrin Babel, imperium agama palsu milik Iblis.

Pesan-pesan yang Kristus kirim kepada ketujuh sidang di Asia Kecil melalui Penyingkapan [Wahyu] yang diberikan kepada rasul Yohanes menunjukkan dengan jelas bahwa menjelang akhir abad pertama M. tersebut, praktik-praktik dan sikap-sikap agama Babilon menyusup ke dalam sidang Kristen. (Wahyu pasal 2 dan 3) Kemurtadan khususnya berkembang sejak abad kedua sampai abad kelima M., yang menghasilkan bentuk korup dari agama Kristen yang murni. Doktrin-doktrin Babel seperti peri jiwa yang tak berkematian, neraka yang bernyala-nyala dan Tritunggal dimasukkan ke dalam ajaran-ajaran Kekristenan yang murtad. Gereja Katolik, Ortodoks, dan kemudian Protestan semuanya menganut dogma-dogma palsu ini dan, karena itu, menjadi bagian dari Babel Besar, imperium agama palsu sedunia milik Iblis.(Menara Pengawal, 1/12/1991 hlm. 13)
Berikut kutipan yang agak panjang di mana Menara Pengawal menafsirkan tokoh Alkitab yaitu Ohola dan Ohaliba untuk organisasi Kristen, baik Katolik maupun Protestan.

Seperti Ohola dan Oholiba, Susunan Kristen melakukan perzinahan rohani, suatu dosa di hadapan Allah yang diakui disembahnya. Protestanisme, dengan banyak sekte-sektenya, telah menajiskan dirinya dengan kuasa-kuasa komersial dan politik dunia lebih daripada kakak perempuannya, Katolik Roma. Dengan demikian, Yehuwa akan memastikan bahwa seluruh Susunan Kristen dihancurkan.”

Bermula dari Konsili di Nicea pada tahun 325 S.M., Kaisar Konstantin melebur cara ibadat negara Roma yang menyembah berhala dengan Kekristenan yang murtad dan menjadi kepala dari Gereja Katolik yang baru. Jadi Gereja Katolik Roma dapat menelusuri asal-usulnya ke abad keempat Tarikh Masehi. Protestanisme bermula dari Reformasi abad ke-16. Jadi, karena Ohola (Israel) lebih tua dari Oholiba (Yehuda), Menara Pengawal dengan tepat menyebut Katolik Roma kakak perempuan dari Protestanisme.

Tetapi, mengapa dapat dikatakan bahwa ”Protestanisme . . . telah menajiskan dirinya dengan kuasa-kuasa komersial dan politik dunia lebih daripada kakak perempuannya, Katolik Roma”? Karena faktanya sesuai dengan nubuat, yang berkata, ”Walaupun hal itu dilihat oleh adiknya, Oholiba, ia lebih berahi lagi dan persundalannya melebihi lagi dari kakaknya.”—Yehezkiel 23:11.

Sebagai bagian dari Babel Besar, imperium agama palsu sedunia, Katolik Roma maupun Protestanisme sangat terlibat dalam unsur-unsur komersial dan politik dari dunia ini. (Wahyu 17:1-6; 18:1-19) Memang, satu sekte Protestan tertentu mungkin kurang berpengaruh dibanding dengan Gereja Katolik Roma yang kuat. Tetapi gereja-gereja Protestan yang digabung, secara keseluruhan lebih besar kekuatan dan pengaruhnya daripada satu Gereja Katolik. Sebagai contoh, Protestanisme mempunyai pengaruh yang besar di negara-negara industri yang terkemuka, beberapa pendeta Protestan mencari kedudukan politik yang tinggi. Jadi inilah satu cara bagaimana Protestanisme, dengan banyak sekte-sektenya, lebih mencemarkan dirinya daripada Katolikisme.

Tetapi, dalam cara lain lagi, Protestanisme telah ”lebih berahi lagi dan persundalannya melebihi lagi” dan lebih patut dicela dari Katolikisme. Bagaimana demikian? Ya, gerakan Reformasi setidaknya memberikan harapan akan penerangan rohani yang lebih besar kepada Protestanisme. Sebenarnya, beberapa tokoh pembaharuan membuat tindakan-tindakan yang tulus dan besar dengan maksud tersebut. Tetapi ketika segalanya selesai, doktrin-doktrin yang tidak berdasarkan Alkitab seperti Tritunggal, kekekalan jiwa manusia, dan api neraka diteruskan tanpa perubahan di antara kaum Protestan. Seperti halnya agama Katolik, mereka juga telah bersalah karena melakukan ibadat kepada makhluk ciptaan dan mendahulukan tradisi manusia daripada kebenaran Alkitab.—Matius 15:1-9; 23:9, 10.

Yang menarik sehubungan dengan ini adalah apa yang dinyatakan dalam buku Vindication, Jilid Satu, pada tahun 1931. Pada halaman 309, publikasi Menara Pengawal ini (sekarang persediaan sudah habis) berkata mengenai Yehezkiel 23:11-13: ”’Agama terorganisasi’ Protestan melihat bagaimana Katolik Roma telah mencemarkan dirinya dengan kuasa-kuasa komersial dan politik dari dunia ini, dan melancarkan banyak kecaman terhadap agama Katolik karena alasan itu; tetapi Protestanisme setelah itu juga berbuat hal yang sama, dan bahkan lebih buruk lagi. . . . Keduanya telah mengambil haluan yang sama; tetapi Protestanisme tadinya memiliki terang yang lebih besar dari Romaisme, dan karena itu lebih patut dicela.” (Menara Pengawal, 1/4/1989 hlm. 30)
Kebencian organisasi Yehuwa tidak hanya ditujukan kepada organisasi Kristen, tetapi juga mencap atau melabel Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai binatang buas yang berwarna merah di Wahyu 17 dan para pemimpin agama menjadikan PBB sebagai tempat penyembahan berhala. Berikut kutipan Menara Pengawal yang menghina seluruh gereja sebagai organisasi

Apa gerangan ”perkara yang menjijikkan” zaman modern? Bukti-bukti menunjuk kepada Liga Bangsa-Bangsa, yang mulai beroperasi pada tahun 1920, tidak lama setelah dunia ini memasuki masa akhirnya. Namun, bagaimana mungkin Liga itu disebut sebagai ”perkara yang menjijikkan yang menyebabkan kehancuran”?

Ingatlah, kata Ibrani untuk ”perkara yang menjijikkan” digunakan dalam Alkitab pada dasarnya untuk mengacu kepada berhala dan praktek penyembahan berhala. Apakah benar Liga itu dijadikan berhala? Memang benar! Kaum pemimpin agama menempatkannya di ”suatu tempat kudus”, dan para pengikut mereka kemudian memberikan pengabdian yang penuh gairah kepadanya. Konsili Federal Gereja-Gereja Kristus di Amerika menyatakan bahwa Liga itu akan menjadi ”pernyataan politik dari Kerajaan Allah di atas bumi”. Senat AS menerima banjir surat dari kelompok-kelompok agama yang mendesaknya untuk segera menyetujui Perjanjian Liga Bangsa-Bangsa. Dewan Umum dari Baptis, Kongregasional, dan Presbiterian di Inggris mengumandangkannya sebagai ”satu-satunya sarana yang ada untuk mencapai [perdamaian di bumi]”.—Lihat Penyingkapan 13:14, 15.

Kerajaan Allah di bawah Mesias telah didirikan di surga pada tahun 1914, namun bangsa-bangsa terus saja bertempur demi kedaulatan mereka masing-masing. (Mazmur 2:1-6) Sewaktu Liga Bangsa-Bangsa diusulkan, bangsa-bangsa yang baru saja bertempur dalam perang dunia pertama, serta kaum pemimpin agama yang telah memberkati pasukan perang mereka, sudah memperlihatkan bahwa mereka telah meninggalkan hukum Allah. Mereka tidak berpaling kepada Kristus sebagai Raja. Maka, mereka memberikan kepada organisasi manusia peran dari Kerajaan Allah; mereka menaruh Liga Bangsa-Bangsa ”di suatu tempat kudus”, suatu tempat yang bukan miliknya.

Sebagai penerus Liga itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa lahir pada tanggal 24 Oktober 1945. Belakangan, para paus di Roma menyanjung Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai ”harapan terakhir untuk kerukunan dan perdamaian” dan ”forum tertinggi untuk perdamaian dan keadilan”. Ya, Liga Bangsa-Bangsa, serta penerusnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa, benar-benar menjadi suatu berhala, ”perkara yang menjijikkan” di pandangan Allah dan umat-Nya.(Menara Pengawal, 1/6/1996 hlm. 17)
Propaganda kebencian terhadap organisasi Kristen lain dan PBB yang begitu banyak dapat Anda jumpai dalam publikasi-publikasi Menara Pengawal. Lalu apakah hasilnya jika seorang Saksi Yehuwa secara terus-menerus mendapatkan proses internalisasi informasi dan pengajaran yang sama yang “katanya” berdasarkan Alkitab? Terbentuklah sikap benci kepada organisasi Kristen dan organisasi dunia ini secara umumnya! Saya buktikan pernyataan seorang mantan Saksi Yehuwa yang berinitial “korbanimangila” dan Mas Handoko Gambirsari Senapati, generasi ke-2 Saksi Yehuwa sebagai hasil dari proses internalisasi doktrin Menara Pengawal:

Kami diajar untuk membenci semua agama lain dan agama lain adalah pengikut IBLIS atau bahasa kami susunan besar, baik itu katolik islam budha hindu protestan advent atau agama apapun adalah pengikut IBLIS, orang yang tidak mau mendengar syiar kami adalah pengikut IBLIS dan layak BINASA. (klik di sini untuk kesaksian lengkapnya)

DAHULU KETIKA MENJADI ANGGOTA SSY, KAMI SANGAT BENCI DG AGAMA LAIN TERUTAMA AGAMA KATOLIK / KRISTEN PROTESTAN istilah SSY ITU SUSUNAN KRISTEN.. DALAM BENAK HATI KU MENGANGGAP ORANG YG BERAGAMA LAIN ITU ORANG YG TIDAK BENAR / SESAT MAKA DENGAN BEGITU DALAM BENAK AKU HANYA TERPIKIRKAN BAGAIMANA CARA NYA KITA MENYELAMATKAN MEREKA YG BERAGAMA LAIN AGAR SELAMAT MEMASUKI DUNIA BARU / BUMI FIRDAUS DG CARA MENJADI MEREKA ANGGOTA SSY. (Klik di sini untuk melihat komentar aslinya.)
Tentunya jika Anda menanyakan kepada seorang Saksi Yehuwa yang masih aktif di organisasinya, ia akan menyangkal bahwa Menara Pengawal mengajarkan kebencian melainkan memberitakan kebenaran berdasarkan fakta. Berikut pernyataan seorang simpatisan Saksi Yehuwa berinitial Kerup Serafim.

KAMI HANYA MEMBERITTAKAN KEBENARAN DARI FAKTA2 YG ADA DI LAPANGAN,DAN KEBENRAN IITU HARUS DI BERITAKAN TANPA RASA TAKUT. BAGI ORAng yg tidak berhati picik seperti anda;maka informasi itu akan menggerakkan mereka untuk mecelidiki kembali Alkitab dan dengan rendah hati pola pikirnya mau di bentuk oleh Firman Allah. (Klik di sini untuk komentar aslinya)
Sungguh 2 buah pertanyaan yang sangat berlawanan, bukan? Mengapa demikian? Karena pengaruh mind control dari organisasi Saksi Yehuwa sudah tidak berlaku lagi bagi para mantan Saksi Yehuwa tersebut. Akhirnya para mantan anggota tersebut sadar bahwa apa yang diajarkan oleh Menara Pengawal adalah sebuah sikap kebencian dan permusuhan kepada pihak di luar organisasi Saksi Yehuwa. Sebaliknya, Kerup Serafim masih berada di bawah kendali mind control. Ia tidak menyadari hal ini.

Artikel berikutnya yaitu Proses Internalisasi Doktrin Absolute Kultus akan di jelaskan bagaimana Menara Pengawal melakukan proses internalisasi ajarannya ke dalam hati dan pikiran Saksi-Saksi Yehuwa secara terus menerus melalui publikasi yang diterbitkannya.

Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan berbaju domba, tetapi di dalamnya, mereka adalah serigala-serigala yang rakus. (Mat. 7:15, NW)

Artikel Terkait:
1. Ajaran Saksi Yehuwa: Bidat Atau Sejati?
2. Apakah Tujuan Saksi Yehuwa Menginjil Dari Rumah Ke Rumah
3. Bukti Agama Saksi Yehuwa Sebuah Kultus
4. Nabi Palsu Berseru: Kiamat! Kiamat!! Kiamat!!!


[1] http://softwarecybernetics.com/Media/books/rtbChap2.php

.