Kebohongan Menara Pengawal/Saksi Yehuwa: Bagian 2

Semakin saya mempelajari publikasi Menara Pengawal, semakin yakin di dalam hati saya bahwa klaim Menara Pengawal sebagai satu-satunya organisasi Allah di bumi hanyalah akal-akalan Menara Pengawal saja. Mengapa demikian? Tidaklah mungkin Allah yang suci dan kudus menggunakan Menara Pengawal sebagai juru bicara-Nya karena Menara Pengawal telah berlaku tidak jujur di dalam publikasi-publikasinya. 


Untuk menyerang dan menghina ajaran Tritunggal, Lembaga Menara Pengawal menerbitkan brosur 'Haruskah Anda Percaya Kepada Tritunggal' (1989) untuk membuktikan bahwa ajaran Tritunggal yang dianut oleh arus utama Kristen adalah keliru dengan cara  mengutip pendapat dari berbagai sumber  ahli dan ensiklopedia.

Dalam mengutip sumber-sumber tulisannya tersebut, Menara Pengawal sudah berlaku tidak jujur dan menyesatkan para pembaca antara lain dengan:
  • Hanya mengutip bagian-bagian tertentu saja sehingga artinya menjadi berubah, terkadang berlawanan
  • Mengutip dari sumber yang sealiran tanpa menyebutkan latar belakang sumber tersebut.
  • Tidak menyebutkan bahwa sumber yang sama juga mengikutsertakan ajaran Saksi Yehuwa dalam pendapatnya. Misalnya, Menara Pengawal mengutip bahwa sumber X mengatakan Tritunggal adalah kafir, tetapi tidak mengungkapkan bahwa X juga menyebutkan bahwa ajaran Saksi Yehuwa pun kafir.
  • Tidak menyebutkan referensi  di mana kutipan tersebut dapat ditemukan, agar pembaca tidak dapat memeriksa sumber aslinya sendiri.
Cara-cara seperti ini merupakan kelakuan yang tidak jujur dan tidak dapat diterima dalam masyarakat, terlebih lagi dilakukan oleh suatu organisasi yang mengaku sebagai satu-satunya organisasi Allah di muka bumi ini. Apa yang dilakukan oleh WT sebenarnya sudah membuka kedok mereka sendiri bahwa mereka bukanlah organisasi Allah sama sekali.


Penyesatan Pun Dimulai

Langsung di halaman ke 3 brosur itu (halaman 1 dan 2 adalah sampul muka), tanpa malu-malu, WT sudah mulai menyesatkan pembaca dengan mengatakan dalam 2 alinea sebagai berikut:




Namun, orang-orang lain berkata bahwa doktrin Tritunggal itu palsu, bahwa Allah Yang Maha Kuasa berdiri sendiri sebagai Pribadi yang terpisah. Mereka mengatakan bahwa Yesus dalam keberadaannya sebelum menjadi manusia, adalah sama seperti malaikat, pribadi roh terpisah yang diciptakan oleh Allah, dan uuntuk alasan ini ia pasti mempunyai permulaan. Mereka mengajarkan bahwa Yesus tidak pernah setara dengan Allah Yang Maha Kuasa dalam arti apapun; ia selalu tunduk kepada Allah dan masih tetap demikian. Mereka juga percaya bahwa roh kudus bukan pribadi, tetapi roh dari Allah, tenaga aktif-Nya.


Para pendukung Tritunggal mengatakan bahwa itu didasarkan, tidak hanya pada tradisi agama tetapi juga pada Alkitab. Para pengkritik doktrin tersebut mengatakan bahwa itu bukan ajaran Alkitab, sebuah sumber sejarah bahkan berkata: "Asal-usul [Tritunggal] sama sekali kafir." The Paganism in Our Christianity.

Di sini diberikan kesan bahwa orang-orang yang tidak setuju dengan doktrin Tritunggal tersebut percaya bahwa Yesus adalah makhluk ciptaan dan Roh Kudus adalah tenaga aktif Allah, sesuatu yang dipercaya oleh Saksi Yehuwa. Padahal, orang-orang tersebut juga umumnya tidak percaya akan doktrin Saksi Yehuwa. Contohnya, Arthur Weigall, pengarang buku The Paganism in Our Christianity  dalam bukunya menyatakan banyak hal yang berasal dari paganisme (kekafiran), sehingga dalam prakteknya ia menyatakan ajaran Kristen adalah kafir, tentunya termasuk juga ajaran Saksi Yehuwa. Hal lain yang dikatakannya antara lain:
  • 12 murid berasal dari zodiak
  • 27 buku Perjanjian Baru tidak sah
  • Nama Maria, ibu Yesus berasal dari kafir
  • kelahiran Yesus dari perawan berasal dari kafir
  • Yesus tidak mati di kayu salib
  • Yesus adalah Anak Allah berasal dari kafir
  • Hari Sabat berasal dari kafir
  • Konsep darah untuk menebus dosa berasal dari kekafiran
  • Penjelmaan Firman dalam Yohanes 1:1 berasal dari kekafiran, konsep malaikat yang sudah ada sebelumnya adalah konsep abad ke 4
Kesimpulannya, Arthur Weigall mengatakan hampir seluruh konsep Kristen adalah kafir. Apakah Saksi Yehuwa percaya bahwa konsep darah untuk menebus dosa berasal dari kekafiran, 12 murid berasal dari zodiak, dan lain-lain? Tentunya tidak. Tetapi mengapa Menara Pengawal mengutip seseorang yang pada dasarnya menolak ajaran Alkitab untuk membuktikan bahwa ajaran Tritunggal keliru? Tentunya kelakuan ini sungguh tercela. Saya bisa mengerti jika seorang Muslim mengutip seorang ahli untuk mendiskreditkan ajaran Kristen. Tetapi Menara Pengawal? Ya, segala cara adalah halal bagi Menara Pengawal untuk dijalankan asalkan tujuannya tercapai.


"Di Luar Jangkauan Akal Manusia"


Untuk membuktikan bahwa ajaran Tritunggal tidak masuk akal, pada halaman 4, Menara Pengawal menulis:



Kebingungan ini tersebar luas. The Encyclopedia Americana mengatakan bahwa Tritunggal dianggap "di luar jangkauan akal manusia".

Sekarang jika kita lihat teks aslinya, dalam bahasa Inggris berbunyi:




"It is held that although the doctrine is beyond the grasp of human reason, it is, like many of the formulations of physical science, not contrary to reason, and may be apprehended (though it may not be comprehended) by the human mind." (Encyclopedia Americana, Trinity, p116)

Terjemahannya:




"Diyakini, bahwa walau pun doktrin tsb di luar jangkauan akal manusia, doktrin tsb, seperti banyak rumus ilmu fisika, tidak bertentangan dengan akal, dan mungkin dapat diterima (walau pun mungkin tidak dimengerti) oleh akal manusia."

Jadi, The Encyclopedia Americana mengatakan doktrin Tritunggal dapat diterima oleh akal kita, walaupun mungkin tidak dimengerti. Dengan hanya mengutip sebagian saja, Menara Pengawal sudah memberikan pengertian yang menyesatkan.

Dua alinea berikutnya,



Jadi, A Dictionary of Religious Knowledge berkata: "Tepatnya apa doktrin itu, atau bagaimana hal itu harus dijelaskan, para penganut Tritunggal pun tidak mencapai kata sepakat di antara mereka sendiri."

Teks aslinya:



"It is certain, however, that from the apostolic times they paid worship to Father, Son, and Holy Ghost, addressed to them their prayers, and included them in their doxologies." ... "Precisely what the doctrine is, or precisely how it is to be explained, Trinitarians are not agreed among themselves." ... "It is not possible for the human intellect to comprehend fully the divine nature. The Bible represents God to us as Father, Son, and Holy Ghost. It represents them as equally entitled to our highest reverence, affection, and allegiance."

Terjemahannya:



Bagaimanapun juga, adalah pasti bahwa dari jaman para rasul mereka menyembah Bapa, Anak dan Roh Kudus, mengalamatkan doa kepada mereka serta memuji mereka dalam liturgi.Tepatnya, apa doktrin itu, atau bagaimana hal itu harus dijelaskan, para penganut Tritunggal pun tidak mencapai kata sepakat di antara mereka sendiri. … Adalah tidak mungkin akal manusia untuk mengerti secara menyeluruh sifat keilahian itu. Alkitab menjelaskan tentang Allah ke kita sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Alkitab menempatkan mereka pada derajat yang sama untuk kita sembah, kasihi dan tunduk pada mereka.

Jadi, A Dictionary of Religious Knowledge berkata bahwa dari jaman para rasul pun orang Kristen sudah menyembah Tritunggal dan bahwa Alkitab menjelaskan keberadaan Tritunggal pada posisi yang sama, walau pun tidak ada kesepakatan di antara para penganut Tritunggal tersebut.


"Bukan Allah yang Suka Pada Kekacauan"


Pada halaman 4-5, Menara Pengawal mengatakan:



Tetapi, dengan berkukuh bahwa Tritunggal adalah misteri yang begitu membingungkan karena berasal dari wahyu ilahi, mereka menciptakan problem besar lain. Mengapa? Karena dalam wahyu ilahi itu sendiri tidak ada pandangan demikian mengenai Allah: "Allah … bukan Allah yang suka pada kekacauan."  1 Korintus 14:33, Alkitab dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari (BIS).


Mengingat pernyataan itu, mungkinkah Allah mencetuskan doktrin mengenai diri-Nya sendiri yang begitu membingungkan sehingga bahkan para sarjana Ibrani, Yunani, dan Latin tidak dapat menjelaskannya?

Jika kita lihat ayat selengkapnya, dari Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia tahun 1995,



"Sebab Allah tidak menghendaki kekacauan, tetapi damai sejahtera." 1 Korintus 14:33.

1 Korintus 14:26-40 membahas perilaku dalam pertemuan jemaat, di mana setiap orang harus menjaga kelakuannya agar tidak terjadi kekacauan. Ayat 33 menjelaskan apa yang dikehendaki Allah, yaitu tidak adanya pertengkaran, ribut mulut dsb, sebaliknya damai sejahteralah yang ada. WT sebaliknya menggunakan ayat tsb di atas untuk menyesatkan bahwa Allah selalu memberikan wahyu yang jelas dapat dimengerti karena Allah tidak suka kekacauan. Lukas 8:10 berbunyi sebagai berikut:



Lalu Ia menjawab: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang lain hal itu diberikan dalam perumpamaan, supaya sekalipun memandang, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti." (Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia tahun 1995).

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah dapat memberikan firmanNya dalam bentuk yang tidak dimengerti ke orang-orang, padahal inilah yang disebut oleh Menara Pengawal sebagai kekacauan, jadi  Menara Pengawal mengatakan bahwa Allah membuat kekacauan. Bahkan Menara Pengawal sendiri berani menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk menyesatkan.


"Tritunggal" apakah ada dalam Alkitab?"


Di halaman 5, Menara Pengawal mengatakan:




Sebuah publikasi Protestan berkata: "Kata Tritunggal tidak terdapat dalam AlkitabIa baru mendapat tempat secara resmi dalam teologi gereja pada abad ke-4." (The Illustrated Bible Dictionary)

Aslinya:



"It must be remembered that the OT was written before the revelation of the doctrine of the Trinity was clearly given." ... "The word Trinity is not found in the Bible . . . It did not find a place formally in the theology of the church till the 4th century . . . Although Scripture does not give us a formulated doctrine of the Trinity, it contains all the elements out of which theology has constructed the doctrine." (The Illustrated Bible Dictionary, Hodder and Stoughton, 1980, Part 3, p. 1597)

Terjemahan:




Harus diingat bahwa Perjanjian Lama ditulis sebelum wahyu tentang doktrin Tritunggal diberikan secara jelas. … Kata Tritunggal tidak terdapat dalam Alkitab … Ia baru mendapat tempat secara resmi dalam teologi gereha pada abad ke-4. … Walau pun Alkitab tidak memberikan perumusan doktrin dari Tritunggal, Alkitab mengandung semua elemen dari mana teologi merumuskan doktrin ini.

Apa yang dimaksud oleh publikasi Protestan itu adalah berlawanan dengan pengertian yang terkandung dalam sebagian kutipan oleh Menara Pengawal. Haruskah kita percaya kepada Menara Pengawal?


Menyinggung kata Protestan, kita ingat kata Katolik. Menara Pengawal mengambil banyak kutipan dari sumber Katolik, yaitu New Catholic Encyclopedia, Catholic Encyclopedia dan A Catholic Dictionary. Kita tidak perlu terkejut menerima kenyataan bahwa mereka melakukan kesalahan merepresentasikan apa yang dikutip dari sumber Katolik tersebut, dengan sengaja tentunya. Tanpa menyebutkan tahun penerbitan, volume dan halaman, maka pembaca akan sulit untuk menemukan sumber asli dari kutipan tersebut. Untung ada komputer dan internet, kita antara lain dapat menemukan Catholic Encyclopedia. Inilah sebabnya, Menara Pengawal tidak menganjurkan pengikutnya mengakses internet sehingga kebohongan mereka tidak diketahui.


Karena masalah terbatasnya tempat dan panjangnya kutipan dari sumber-sumber Katolik, maka di sini tidak dibahas tentang kutipan dari sumber Katolik tersebut.


Selain dari sumber Katolik, Menara Pengawal banyak mengutip dari The New Encyclopædia Britannica, dengan hanya mengutip sebagian saja, sehingga memberikan pengertian yang berlawanan dengan apa yang dimaksud dalam sumber aslinya.

Di halaman 6, Menara Pengawal mengatakan



The New Encyclopædia Britannica menyatakan: "Kata Tritunggal atau doktrinnya yang jelas tidak terdapat dalam Perjanjian Baru."

Aslinya,



Neither the word Trinity, nor the explicit doctrine as such, appears in the New Testament, nor did Jesus and his followers intend to contradict the Shema in the Old Testament: "Hear, 0 Israel: The Lord our God is one Lord" (Deut. 6:4). ... Thus, the New Testament established the basis for the doctrine of the Trinity. The doctrine developed gradually over several centuries and through many controversies. (Encyclopedia Britannica, Trinity, Vol. X, pz.126, 1979)

Terjemahan



Kata Tritunggal atau doktrinnya yang jelas [secara eksplisit] tidak terdapat dalam Perjanjian Baru, Yesus dan pengikutNya juga tidak bermaksud untuk menentang Shema dalam Perjanjian Lama: "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (Ulangan 6:4 [Alkitab LAI 1995]) … Karenanya, Perjanjian Baru dibentuk berdasarkan doktrin Tritunggal. Doktrin ini dibentuk secara bertahap selama beberapa abad dan melalui banyak kontroversi.

Sebaliknya, The New Encyclopædia Britannica menyatakan bahwa Perjanjian Baru membentuk dasar untuk doktrin Tritunggal. Apa yang dimaksud oleh Menara Pengawal sangatlah jelas, bukan?


Bagaimana Doktrin Tritunggal Berkembang?



Peranan Konstantin di Nicea


Menara Pengawal berusaha untuk menyesatkan pembaca bahwa doktrin Tritunggal berasal dari kaisar Kontantin yang kafir dengan mengutip bagian-bagian tertentu secara selektif. Padahal, dalam sumber yang dikutip Menara Pengawal, jelas dikatakan bahwa Konstantin adalah seorang Kristen dan doktrin Tritunggal itu bukanlah berasal dari Konstantin, melainkan sudah dipercaya oleh mayoritas uskup dalam lingkungan gereja.


WT menulis tentang peranan penguasa Roma Konstantin di halaman 8 sebagai berikut:




Konstantin bukan seorang Kristen. Menurut dugaan, ia belakangan ditobatkan, tetapi baru dipbaptis pada waktu sedang terbaring sekarat. Mengenai dirinya, Henry Chadwick mengatakan dalam The Early Church: "Konstantin, seperti bapanya, menyembah Matahari Yang Tidak Tertaklukkan; … pertobatannya hendaknya tidak ditafsirkan sebagai pengalaman kerelaan yang datang dari batin … Ini adalah masalah militer. Pengertiannya mengenai doktrin Kristen tidak pernah jelas sekali, tetapi ia yakin bahwa kemenangan dalam pertempuran tergantung pada karunia Allah orang-orang Kristen."

Kutipan asli dari The Early Church:




"When he [Constantius] died at York on 25 July 305 the soldiers proclaimed his son Constantine as emperor. Constantine, like his father, worshipped the Unconquered Sun [page 122]... "The conversion of Constantine marks a turning-point in the history of the Church and of Europe." ... "But if his conversion should not be interpreted as an inward experience of grace, neither was it a cynical act of Machiavellian cunning. It was a military matter. His comprehension of Christian doctrine was never very clear, but he was sure that victory in battle lay in the gift of the God of the Christians....He was not baptized until he lay dying in 337, but this implies no doubt about his Christian belief. It was common at this time (and continued so until about A.D. 400) to postpone baptism to the end of one's life, especially if one's duty as an official included torture and execution of criminals. Part of the reason for postponement lay in the seriousness with which the responsibilities of baptism were taken. Constantine favoured Christianity among the many religions of his subjects, but did not make it the official or 'established' religion of the empire." (The Early Church, Chadwick, Henry. p 122,125,127)

Terjemahan:



Ketika ia [Constantius] meninggal di York tanggal 25 Juli 305, para perajuritnya mengangkat anaknya Konstantin [Constantine] sebagai kaisar. Konstantin, seperti bapanya, menyembah Matahari Yang Tidak Tertaklukkan" [hal 122]; … "Pertobatan Konstantin menandai perubahan dalam sejarah Gereja dan Eropa" … "Tetapi jika pertobatannya tidak boleh ditafsirkan sebagai pengalaman kerelaan yang datang dari batin, demikian juga aksi sinis dari kelicikan Machiavellian. Ini adalah masalah militer. Pengertiannya mengenai doktrin Kristen tidak pernah jelas sekali, tetapi ia yakin bahwa kemenangan dalam pertempuran tergantung pada karunia Allah orang-orang Kristen Ia tidak dibaptiskan sampai ia terbaring sekarat tahun 377, tetapi ini menyatakan secara implisit tentang kepercayaan Kristennya. Sudah menjadi kebiasaan pada waktu itu (dan berlanjut sampai sekitar tahun 400 AD) untuk menunda pembaptisan sampai pada akhir hidup seseorang, terutama jika kewajiban seseorang sebagai perwira meliputi penyiksaan dan hukuman mati terhadap para kriminal. Sebagian alasan dari penundaan [pembaptisan] terletak pada kesungguhan terhadap tanggung jawab yang muncul setelah pembaptisan. Konstantin memihak Kristen di antara agama-agama lain yang berada di bawah kekuasaanya, tetapi ia tidak membuat Kristen sebagai agama legal atau resmi di kekaisarannya.

Dari aslinya, kita bisa lihat bahwa Konstantin sudah menjadi Kristen jauh sebelum ia meninggal, walau pun ia baru dibaptis pada waktu ia sekarat. Kalimat "Pertobatan Konstantin menandai perubahan dalam sejarah Gereja …" memberikan petunjuk bahwa pertobatannya terjadi jauh sebelum ia meninggal, karena jika ia bertobat pada waktu ia sekarat, maka tidak akan ada pengaruhnya dalam sejarah gereja.


Alinea berikutnya, WT memberi tekanan pada "kaisar yang tidak dibaptis" untuk memberi kesan bahwa Konstantin itu seorang kafir. Menulis menulis:



Peranan apa yang dimainkan oleh kaisar yang tidak dibaptis ini di Konsili Nicea? Encyclopædia Britannica menceritakan: "Konstantin sendiri menjadi ketua, dengan aktif memimpin pertemuan dan secara pribadi mengusulkan … rumusan penting yang menyatakan hubungan Kristus dengan Allah dalam kredo yang dikeluarkan oleh konsili tersebut, ‘dari satu zat dengan Bapa’ … Karena sangat segan terhadap kaisar, para uskup, kecuali dua orang saja, menandatangani kredo itu, kebanyakan dari mereka dengan berat hati."

Perhatikan "…" yang pertama. Apa yang dibuang oleh Menara Pengawal di situ? Agar jelas ceritanya, kutipan aslinya diberikan dengan lengkap, sebaliknya terjemahan hanya berupa ringkasan saja.



It was therefore with dismay that he discovered that the eastern churches were divided by a much more widespread dispute, the doctrinal controversy between Alexander, bishop of Alexandria, and one of his priests, Arius (see ARIUS; ARIANISM). Not understanding the theological points at issue Constantine first sent a letter to the two parties rebuking them for quarreling about minute distinctions, as he believed them to be, about the nature of Christ, and urging them to agree to differ, as did pagan philosophers. Ossius, who carried this letter to Alexandria, soon discovered that the dispute was too serious to be thus resolved, and summoned a large council of Syrian bishops at Antioch (325). They condemned Arius, but before they had concluded their deliberations, Constantine decided to convoke a still larger council at Ancyra (Ankara) in Galatia. Shortly afterward he resolved to hold a universal (ecumenical) council of all, the churches at Nicaea in Bithynia: this city was chosen as being more convenient for the bishops of Italy and the west who had been summoned, and for the emperor himself, who intended to be present. The Council of Nicaea met on May 20, 325. Constantine himself presided, actively guiding the discussions, and personally proposed (no doubt on Ossius' prompting) the crucial formula expressing the relation of Christ to God in the creed issued by the council, "of one substance with the Father" (see CREED). Overawed by the emperor, the bishops, with two exceptions only, signed the creed, many of them much against their inclination. The council also dealt with a number of lesser schisms and heresies, laying down the conditions on which their adherents might be readmitted to the church; endeavoured to settle the date of Easter; and regulated various questions of ecclesiastical precedence and organization. Constantine banished Arius and his partisans, confiscated the Arian churches and banned the cult of recusant schismatics and heretics. Constantine regarded the decisions of Nicaea as divinely inspired. As long as he lived no one dared openly to challenge the creed of Nicaea, but the expected concord did not follow. Those who disliked the Nicene formula took every opportunity of attacking its principal adherents and succeeded in condemning several of them on charges of doctrinal error or uncanonical conduct. Their chief victim was Athanasius, who became bishop of Alexandria in 328 (see ATHANASIUS, SAINT). At first Constantine supported him, acquitting him of several charges, but he eventually lost patience. The emperor's cherished aim was to reconcile Arius with the church, but Athanasius stubbornly refused to accept Arius' vaguely worded submission. At last, in 335, Constantine summoned a council of bishops at Tyre to investigate various charges against Athanasius and ordered him to appear. The council condemned him; he appealed to Constantine himself, who banished him to Gaul. In the same year at a council at Jerusalem Arius was readmitted to communion. During the last decade of his reign Constantine became increasingly pious. He devoted more and more of his time to completing his religious education, reading the scriptures and theological works supplied by Eusebius of Caesarea, listening to sermons and himself delivering homilies to his court. He continued to spend lavishly on building churches, at Rome, Constantinople, Antioch and the holy places in Palestine. He showed marked favour to Christians, thereby causing a flood of interested conversions. At the same time his attitude to his pagan subjects became more severe. Shortly after his victory over Licinius be issued an edict urging all his subjects to adopt the Christian faith, but at the same time he confirmed his policy of toleration to paganism (although in contemptuous language) and forbade overzealous Christians to disturb the pagan cult. He nevertheless destroyed three famous temples, at Aegae in Cilicia and at Apheca and Heliopolis in Phoenicia, and in 331 confiscated all the temple treasures, even stripping the cult statues of their gold; he probably also seized the temple endowments. Before the end of his reign he may even have banned sacrifice." (Encyclopædia Britannica, 1971, Constantine, Vol. 6, p. 386)

Ringkasannya adalah sbb.



Terjadi perselisihan antara Alexander, uskup Alexandria dan Arius, imam di bawahnya. [Arius berpendapat sama dengan JW, yaitu tidak ada Tritunggal]. Konstantin menyuruh Ossius, uskup dari Cordoba membawa surat untuk menyelesaikan perselisihan tsb. Setelah Ossius mempelajari masalah, ia membentuk sidang para uskup Syria di Antioch (325), yang menyalahkan Arius. Tetapi sebelum mereka membuat keputusan, Konstantin memutuskan utuk membentuk sidang yang lebih besar di Ancyra (Ankara) di Galatia, kemudian sidang keseluruhan semua keuskupan di Nicaea di mana ia sendiri ikut hadir. Konstantin sendiri menjadi ketua, dengan aktif memimpin pertemuan dan secara pribadi mengusulkan (tidak diragukan lagi atas usul Ossius) rumusan penting yang menyatakan hubungan Kristus dengan Allah dalam kredo yang dikeluarkan oleh konsili tersebut, ‘dari satu zat dengan Bapa’. Arius akhirnya dibuang ke Gaul.

Menara Pengawal membuang beberapa kata yang jika dimasukkan akan memutarbalikkan pengertian yang diberikan Menara Pengawal. Konstantin mengusulkan rumusan tersebut atas usul atau nasihat Ossius, uskup dari Cordoba. Ossius dengan sendirinya sangat mengerti agama Kristen dan bukan orang kafir. Apa yang sebenarnya dikatakan Encyclopædia Britannica ini berlawanan dengan apa yang Menara Pengawal katakan tentang pendapat Encyclopædia Britannica.


Terlebih lagi, dari latar belakang dibentuknya Kredo Nicaea tersebut memperlihatkan bahwa doktrin Tritunggal sudah diterima oleh sebagian besar gereja pada waktu itu, hanya sebagian kecil dari petugas gereja yang tidak sependapat. Catholic Encyclopedia, walau pun tidak dapat menyatakan secara pasti berapa jumlah uskup/imam gereja yang hadir, menyebutkan jumlah uskup yang hadir sebanyak sekitar 300 sebagai jumlah yang diterima secara universal dan tidak ada alasan yang cukup untuk menolak angka tsb. Jadi hanya kurang dari 1% yang menolak menandatangani kredo tersebut.


Alinea berikutnya:



Karena itu, peran Konstantin penting sekali. Setelah dua bulan debat agama yang sengit, politikus kafir ini campur tangan dan mengambil keputusan demi keuntungan mereka yang mengatakan Yesus adalah Allah. Tetapi mengapa? "Konstantin pada dasarnya tidak mengerti apa-apa tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam bahasa Yunani," kata A Short History of Christian Doctrine. Yang ia ketahui adalah bahwa perpecahan agama merupakan ancaman bagi kekaisarannya, dan ia ingin memperkuat wilayah kekuasaannya.

Perhatikan, sekali lagi ditekankan bahwa Konstantin adalah politikus kafir. Kutipan asli dari A Short History of Christian Doctrine adalah sbb:



The first emperor to become a Christian, Constantine had basically no understanding whatsoever of the questions that were being asked in Greek theology. ... Even though he had a general antipathy to the controversies, and even though he himself had only a rudimentary "theology," he was still not entirely without sympathy for the problems which arose. In any case, he permitted himself to be more fully instructed about many things by his episcopal counselors. The decisive catchword of the Nicene confession, namely, hoinoousios ("of one substance"), comes from no less a person than the emperor himself. To the present day no one has cleared up the problem of where the emperor got the term. It seems likely that it was suggested to him by his episcopal counselor, Bishop Hosius (Ossius) of Cordova, and it was probably nothing more than a Greek translation of a term already found in Tertullian (A Short History of Christian Doctrine, Bernard Lohse, 1966, p51-53)

Terjemahan:



Kaisar pertama yang menjadi seorang Kristen, Konstantin pada dasarnya tidak mengerti apa-apa tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam bahasa Yunani,Walau pun ia tidak suka terhadap kontroversi, dan walau pun ia hanya mempunyai "teologi" secara kasar, ia tidak sepenuhnya acuh terhadap masalah-masalah yang muncul. Ia, dalam kasus apa pun, membiarkan dirinya untuk lebih menurut instruksi dalam banyak hal kepada penasihat keuskupannya. Kata utama dalam pengakuan Nicene, yaitu hoinoousios ("berasal dari satu substansi") [Catholic Encyclopedia: homoousion to patri (berasal dari satu substansi yang sama dengan Bapa, mungkin salah eja] datang dari sang kaisar sendiri. Sampai sekarang, tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan dari mana kaisar itu mendapatkan istilah tsb. Sangat mungkin kata itu diusulkan oleh penasihat keuskupannya, Uskup Hosius (Ossius) dari Cordova, dan mungkin kata itu tidak lebih dari terjemahan Yunani dari istilah yang sudah ada digunakan Tertullian.
Dari kutipan selengkapnya, kita tahu bahwa Konstantin adalah politikus Kristen, bukan politikus kafir. Walau pun ia hanya mengetahui tentang teologi secara garis besar saja [seperti umumnya kebanyakan orang], ia memegang peranan aktif dalam permasalahan yang muncul dalam gereja. Dalam pengakuan Nicene (Nicaea) ini, keputusan yang dibuat Konstantin kemungkinan besar merupakan usulan dari Ossius, jadi sesuai dengan apa yang dikatakan Encyclopædia Britannica, dan berlawanan dengan apa yang dikatakan Menara Pengawal.

Bagaimana Dengan "Ayat-Ayat Bukti" Untuk Tritunggal?

Walau pun tidak ada kata Tritunggal dalam Alkitab dan tidak ada penjelasan secara terperinci mengenai Allah Tritunggal, Alkitab memberikan petunjuk-petunjuk tentang konsep Tritunggal tersebut, antara lain keilahian Yesus Kristus yang setara dengan Allah.


Menara Pengawal menyadari akan hal tersebut, maka Menara Pengawal mencoba memberikan penjelasan-penjelasan. Kita ambil sebuah contoh di halaman 29 sebagai berikut:
Tetapi, bagaimana dengan kata-kata rasul Tomas, "Ya Tuhanku dan Allahku!" kepada Yesus dalam Yohanes 20:28? Bagi Tomas, Yesus adalah seperti "allah", terutama dalam mukjizat yang ia lihat yang mendorongnya untuk mengeluarkan seruan itu. Beberapa sarjana mengatakan bahwa Tomas mungkin hanya mengucapkan seruan keheranan yang emosional, yang diucapkan kepada Yesus namun ditujukan kepada Allah. Dalam hal apapun, Tomas tidak berpikir bahwa Yesus adalah Allah Yang Maha Kuasa, karena ia dan semua rasul lain tahu bahwa Yesus tidak pernah mengaku dirinya sebagai Allah melainkan mengajar bahwa Yehuwa saja "satu-satunya Allah yang benar."Yohanes 17:3.
Apa yang dikatakan Menara Pengawal di sini sebenarnya hanyalah spekulasi saja, tanpa didasarkan atas bukti-bukti tertentu. Perhatikan perkataan "beberapa sarjana", kita tidak diberitahu siapa mereka dan berapa persen sarjana yang berpendapat demikian. Tetapi, mari kita bahas sesuatu yang lebih pokok.


Menara Pengawal tidak memberitahu pembaca bahwa Alkitab versinya sendiri, New World Translation berbunyi: "Ya Tuanku dan Allahku". Tuanku dan Allahku (atau Tuhanku dan Allahku) menunjuk ke satu pribadi saja, di mana menurut Menara Pengawal adalah ke Allah Yang Maha Kuasa. Jadi, dengan menggunakan penjelasan Menara Pengawal di atas ke Alkitab versi New World Translation, Menara Pengawal sendiri sudah menurunkan derajat Allah Yehuwa menjadi sama dengan derajat Yesus, karena Yesus disebut sebagai Tuan dalam ayat-ayat lainnya, sedangkan menurut Menara Pengawal, derajat Yesus adalah lebih rendah dari Allah. Apakah Menara Pengawal sebenarnya mengakui Tritunggal?

Pertanyaan saya sederhana. Jika Menara Pengawal telah berdusta kepada pembacanya, apakah Anda masih yakin Allah Yehuwa yang tidak dapat berdusta (Titus 1:2) menggunakan Menara Pengawal sebagai juru bicara-Nya yang banyak mengumbar dusta dalam publikasinya?


Seluruh sumber tulisan ini diperoleh dari Haruskah Anda Percaya Kepada Watchtower???


"Berdusta menjijikan bagi Yehuwa. Diantara tujuh perkara yang Ia benci termasuk juga "lidah dusta" dan seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan...."Semua pendusta".. .. ..,tidak akan mempunyai tempat di dalam dunia baru Allah" (Menara Pengawal, 15/8/1991)

2 comments :

  1. Halo selamat siang Bpk Awi. Senang kita bisa ketemu lagi siang ini. Terus terang sbgmn yg sdh saya jelaskan di bagian2 lain dr komentar saya, bahwa saya akan membuktikan kpd Bpk Awi pernyataan2 saya, baik soal "banyak mengutip diluar konteks" maupun tanggapan saya soal AJARAN (apakah apa yg saya percayai sbg seorang SY berdasarkan Alkitab adalah sesat menurut Bpk Awi atau sebaliknya apa yg Bpk Awi percayai adalah SALAH), termasuk soal artikel ini. Tapi terus terang itu akan memakan cukup banyak halaman krn akn cukup panjang, padahal kalau sy melakukannya di kotak ini ("Poskan Komentar") berarti akn terpoton-potong krn hanya bisa memuat sekitar 4.000-an karakter sekali kirim. Buat saya pribadi, hal itu sangat tidak nyaman. Apkh Bpk bisa TOLONG bantu saya, kira2 bgm cara yg paling bagus spy tdk terpotong-potong? Semoga ada jalan keluar yg bagus. Terima kasih sebelumnya. Sampai ketemu lagi.

    ReplyDelete
  2. Dear Bp Maxi,

    Senang sy membaca respons dr Bp di atas. Tentunya pembaca kristiani blog ingin skali melihat pembuktian yg Bpk janjikan itu.

    Sy sngat bersyukur krn dr nada bicara Bpk, ternyata sudah cooling down.

    Sy rasa, sebagai orang-orang yg mengklaim Kristen, seharusnya mengedepankan akal sehat dr pd emosi apalagi otot, bukan? Jk apa yg sy tulis memang diluar konteks dan tidak benar. Ya tolong buktikan, tidak perlu mengancam apalagi menanyakan alamat kantor atau rumah seperti yg ditanyakan oleh Bp Suria (seorang pembaca blog ini) via email. Ini aneh, mau apa, ya?

    Sy saja membaca brosur "Haruskah Anda Percaya Tritunggal?" tidak protes, melainkan membuat blog ini untuk menjelaskan perihal yg sebenarnya.

    Sy mengerti kendala Bp dalam usaha membuktikan kebenaran yg Bpk yakini benar. Bagaimana jk Bpk membuat blog sendiri? Dr sana Bpk bisa membuktikan bahwa sy keliru. Dan sy akan buat link di artikel sy akan tanggapan Bpk itu shg pembaca mendapatkan keterangan yg berimbang & obyektif.

    Manfaat membuat blog banyak loh. Banyak SSY membuat blog. Hitung-hitung Bpk melakukan dinas; melalui dunia maya.

    Membuat blog tidak sulit dan gratis pula. Sy banyak dituntun di http://artikelkomputerku.blogspot.com/. 2-3 hari Bpk pelajari, dijamin bisa buat hal2 yg sederhana untuk mengekspresikan buah pikiran Bpk.

    Ingat Pa, pd akhirnya, pembaca blog ini (atau pun blog yg akan Bp buat) yg menilai siapa yg obyektif dan berimbang. Bukan sy ataupun Bpk yg sedang berpolemik dgn saya. Jangan emosian, santai saja. Lakukan yg terbaik, siapa tahu sy bertobat pa, betul gak?

    Salam kasih Kristus Yesus

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.