Apakah Allah Mahahadir?

Artikel berikut merupakan "Ajaran Menara Pengawal" tentang "Kemahahadiran Allah" yang saya ambil dari majalah Sedarlah! terbitan Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal, April 2011, halaman 28-29. 



-- Awal Artikel -- 

Pandangan Alkitab: Apakah Allah Mahahadir?

Banyak orang percaya bahwa Allah mahahadir, artinya Ia secara harfiah ada di mana-mana dan dalam segala sesuatu. Raja Salomo yang bijaksana membuat permohonan ini kepada Yehuwa dalam doa, "Kiranya engkau mendengar dari surga, tempat tinggalmu yang tetap." (1 Raja 8:30,39) Jadi, menurut Alkitab, Allah Yehuwa memiliki tempat tinggal. Salomo menyebut tempat itu "surga". Namun, apa artinya itu?



Dalam bahasa aslinya, Alkitab menggunakan kata yang sama untuk "surga' dan "langit", tetapi surga tempat tinggal Allah tidak sama dengan "langit" atau alam fisik yang ada di sekitar bumi. (Kejadian 2:1,4) Hal ini masuk akal karena tempat tinggal Allah tentu sudah ada sebelum Ia membentuk alam semesta. Jadi, Allah pasti ada di alam yang tidak dibatasi oleh hal-hal materi. Maka, sewaktu Alkitab menyebut surga sebagai tempat tinggal Allah Yehuwa, yang dimaksud bukanlah suatu lokasi di langit atau di luar angkasa, melainkan suatu alam roh.


Penglihatan yang Memukau


Alkitab memberi kita gambaran sekilas yang memukau tentang tempat tinggal Yehuwa melalui sebuah penglihatan kepada rasul Yohanes. Di dalamnya, Yohaanes melihat sebuah pintu terbuka di surga lalu ia mendengar suatu suara yang mengundangnya, "Naiklah kemari."--Penyingkapan (Wahyu) 4:1.


Lantas, Yohanes diberi penglihatan yang memukau tentang Allah Yehuwa. Inilah sebagian yang ia lihat: "Sebuah takhta berada di tempatnya di surga...Rupa pribadi yang duduk itu seperti batu yaspis dan batu berharga berwarna merah, dan di sekeliling takhta itu ada pelangi yang tampaknya seperti zamrud....Dari takhta itu keluarlah kilat, suara, dan guntur...Di hadapan takhta itu ada sesuatu yang seperti sebuah laut yang seperti kaca dan bagaikan kristal." Penyingkapan 4:2-6.


Itulah gambaran yang hidup tentang keindahan yang cemerlang dan keagungan yang tak tertandingi dari Yehuwa.  Pelangi menyiratkan suasana teduh dan damai. Kilat, suara, dan guntur menandaskan kuasa Allah. Laut yang seperti kaca menonjolkan kedudukan yang bersih dari semua yang ada di hadapan Allah.


Meskipun gambaran ini bersifat simbolis, kita mendapat banyak keterangan tentang tempat tinggal Allah. Yehuwa memastikan agar segala sesuatu di surga berlangsung dengan sangat tertib. Tempat tinggalnya tidak kacau balau.


Ada di Segala Tempat Setiap Saat?


Fakta bahwa Yehuwa memiliki tempat tinggal menunjukkan bahwa ia tidak berada di segala tempat setiap saat. Kalau begitu, bagaimana Ia bisa tahu apa yang sedang terjadi? (2 Tawarikh 6:39) Salah satunya melalui roh kudus, atau tenaga aktif-Nya. Sang pemazmur menulis, "Ke mana aku dapat menghindar dari roh-mu, dan ke mana aku dapat lari dari hadapanmu? Jika aku naik ke langit, engkau ada di sana; dan jika aku menghamparkan pembaringanku di Syeol, lihat! di sana pun engkau ada." --Mazmur 139:7-10.

Untuk memahami luasnya pengaruh roh  kudus Allah, bayangkanlah matahari. Matahari berada di satu lokasi tertentu tetapi energinya menjangkau daerah yang luas di bumi. Begitu pula, Allah Yehuwa memiliki sebuah tempat tinggal. Tetapi, Ia dapat melaksanakan apa pun yang Ia kehendaki di mana pun di alam semesta. Bukan hanya itu, Yehuwa dapat menggunakan roh kudus-Nya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di mana pun dan kapan pun. Maka, 2 Tawarikh 16:9 menyatakan, "Mengenai Yehuwa, matanya menjelajahi seluruh bumi untuk memperlihatkan kekuatannya demi kepentingan orang-orang yang sepenuh hati terhadapnya."

Allah juga memiliki wewenang atas suatu organisasi makhluk-makhluk roh yang disebut malaikat. Alkitab menunjukkan bahwa mereka ini jumlahnya bisa mencapai ratusan juta - barangkali miliaran atau lebih.* (Daniel 7:10) Alkitab mencatat beberapa peristiwa manakala malaikat bertindak sebagai wakil Allah dan datang ke bumi, berbicara dengan manusia, dan melapor kembali ke Allah. Misalnya, pada zaman Abraham, malaikat-malaikat menyelidiki keluhan tentang Sodom dan Gomora. Allah memutuskan untuk membinasakan kota-kota itu, pastilah setelah menerima laporan dari para malaikat. --Kejadian 18:20,21, 33; 19:1, 13.

Oleh karena itu, Alkitab menunjukkan bahwa Allah Yehuwa tidak mesti secara harfiah ada di mana-mana. Melalui roh kudus dan pasukan malaikat-Nya, Ia bisa tahu sepenuhnya apa yang sedang terjadi dengan ciptaan-Nya.

Jelaslah, Alkitab dapat membantu kita untuk lebih mengenal Pencipta kita. Dari Alkitab, kita belajar bahwa Allah tinggal di suatu tempat yang tetap yang disebut surga, suatu alam roh di luar langit. Bersama Dia, ada berlaksa-laksa makhluk roh yang perkasa yang juga tinggal di alam roh. Dan, tempat kediaman-Nya bercirikan ketenteraman, kuasa dan kemurnian. Alkitab meyakinkan kita bahwa pada waktunya, umat manusia akan menikmati keadaan yang penuh damai di bumi, seperti halnya di surga, - Matius 6:10.

Note: * Penyingkapan 5:11 menggambarkan ada "berlaksa-laksa" malaikat di sekeliling takhta Allah. Satu laksa sama dengan 10.000. Selaksa kali selaksa (10.000 x 10.000) sama dengan 100 juta. Namun, ayat ini menyebut "berlaksa-laksa", jadi ada kemungkinan makhluk roh ini jumlahnya bermiliar-miliar.



-- Akhir Artikel --

Demikian doktrin atau ajaran Lembaga Menara Pengawal tentang kemahahadiran Allah. Bagaimana pandangan Alkitab yang sesungguhnya mengenai kemahahadiran Allah? Sesuaikan dengan pemahaman Menara Pengawal? Silahkan pembaca klik Ajaran Alkitab: Allah Mahahadir untuk mendapatkan jawabannya.


4 comments :

  1. "Bukan hanya itu, Yehuwa dapat menggunakan roh kudus-Nya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di mana pun dan kapan pun...."
    "Allah memutuskan untuk membinasakan kota-kota itu, pastilah setelah menerima laporan dari para malaikat...."

    Dari kutipan yang saya baca diatas, saya kok jadi punya pikiran bahwa dengan demikian, Allah tidak Maha Tahu?? Allah tidak Maha Kuasa?? Karena, hanya untuk mengetahui dan melaksanakan "keinginanNya" Ia harus memerintah makhluk lain??

    ReplyDelete
  2. Trims atas komentarnya ya, bro
    Memang sesungguhnya Menara Pengawal mengajarkan bahwa Allah tidak maha hadir. Hal ini dapat kita lihat dari definisi 'mahahadir' LMP yaitu 'Ia secara harfiah ada di mana-mana dan dalam segala sesuatu'. Definisi ini ajaran pantheisme. Tapi ketika kita pertanyakan kepada SSY, mereka tidak mengakuinya, melainkan berargumentasi bahwa Allah mahahadir, hanya ia tidak menggunakan kuasanya untuk hadir di segala tempat pada waktu yang sama. Argumentasi ini emang nonsense bagi orang yang normal. Tp itu lah pola pikir SSY. Begitu juga 'mahakuasa', mereka percaya, tp dengan cara yang aneh yaitu tidak mahahadir ataupun mahatahu.

    ReplyDelete
  3. Bro Awi, bisa membahas mengenai doktrin JW mengenai tidak adanya Neraka?? Saya dari dulu penasaran, bagaimana mereka membenarkan hal ini...

    Kind regards,
    Silver_surfer

    ReplyDelete
  4. Banyak orang mengatakan bahwa Saksi Yehuwa tidak mengajarkan atau percaya adanya 'neraka'. Pemikiran ini keliru karena memang banyak orang - sekalipun pendeta - kurang memahami doktrin Menara Pengawal dengan baik sehingga mengatakan hal-hal yang keliru. Saksi Yehuwa percaya ada Alkitab yang menerjemahkan istilah 'neraka'. Yang tidak Saksi Yehuwa yakini adalah 'neraka' sebagai suatu tempat penyiksaan. Mengapa? Karena istilah 'neraka' yang diyakini umat Kristen dengan ajaran Menara Pengawal memang berbeda. Seperti juga istilah 'mahahadir' yang menjadi bahan diskusikan di halaman ini.

    Ya, jika bro silver_surfer tertarik, akan saya posting artikel doktrin Menara Pengawal yang mengajarkan tidak ada 'neraka tempat penyiksaan' dengan tuntas sehingga umat Kristen memahaminya.

    Harap bersabar ya.

    Salam,

    ReplyDelete

Tolong SEBUTKAN Nama Atau Initial Anda saat memberi komentar agar memudahkan Mitra diskusi Anda mengidentifikasikan Anda.

Non Kristiani, mohon tidak memberi komentar.

Jika Anda ingin komentar, silahkan klik DI SINI DULU

.